Anda di halaman 1dari 3

Rangkuman Kerajaan Islam Cirebon

Kerajaan Cirebon adalah sebuah kerajaan Islam ternama di Jawa Barat dan merupakan
pangkalan penting dalam jalur perdagangan dan pelayaran antar pulau. Kerajaan ini berdiri
pada abad ke-15 dan 16 Masehi Saat pemerintahan Pakungwati diserahkan kepada Syarif
Hidayatullah, beliau memerintah Pakungwati dan mengembangkan daerah Cirebon menjadi
kerajaan dan melepaskan diri dari Kerajaan Pajajaran.

Lokasi Kerajaan Cirebon berada di pantai utara Pulau Jawa, yang merupakan
perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa barat, membuatnya menjadi pelabuhan dan
"jembatan" antara kebudayaan Jawa dan Sunda sehingga tercipta suatu kebudayaan yang
khas, yaitu kebudayaan Cirebon yang tidak didominasi kebudayaan Jawa maupun
kebudayaan Sunda.

Raja Yang Memerintah


● Di tahun 1445-1479 Pangeran Cakrabuana (Sultan Cirebon I) mendirikan istana
Pakungwati & membentuk pemerintahan di Cirebon. Sehingga, dianggap sebagai
pendiri Kesultanan Cirebon.
● Tahun 1479-1568 Sunan Gunung Jati / Syarif Hidayatullah (Sultan Cirebon II)
menjadi penyebaragama Islam di Jawa Barat dan menjadi sultan Kesultanan Cirebon.
Setelah wafat, terjadilah kekosongan jabatan pimpinan tertinggi kerajaan Islam
Cirebon. Ia mendapat gelar Tumenggung Syarif Hidayatullah bin Maulana Sultan
Muhammad Syarif Abdullah.
● 1568-1570 Fatahillah (Sultan Cirebon III) mengisi kekosongan pemegang kekuasaan
dari Sunan Gunung Jati.
● 1570-1649 Panembahan Ratu I (Sultan Cirebon IV) nama asli Pangeran Emas putra.
● 1649-1677 Panembahan Ratu II (Sultan Cirebon V) nama asli Pangeran Rasmi atau
Pangeran Karim.

Kehidupan Masyarakat Kerajaan Cirebon


Politik yang terjadi pada Cirebon berawal dari hubungan politiknya dengan Demak.
kehidupan politik pada masa itu juga dipengaruhi oleh beberapa konflik. Konflik yang terjadi
ada konflik internal dan menjadi vassal VOC.
Kesultanan Cirebon mengandalkan perekonomiannya pada perdagangan jalur laut.
Dimana terletak Bandar-bandar dagang yang berfungsi sebagai tempat singgah para pedagang
dari luar Cirebon. Kehidupan Sosial Kerajaan Cirebon Perkembangan Cirebon tidak lepas
dari pelabuhan, karsna pada mulanya Cirebon merupakan sebuah bandar pelabuhan. Maka
dari sini tidak mengherankan juga kondisi sosial di Kerajaan Cirebon juga terdiri dari
beberapa golongan. Diantara golongan yang ada antara lain, golongan raja beserta
keluarganya, golongan elite, golongan non elite, dan golongan budak.
Secara menyeluruh, Islam memberikan warna baru dalam masyarakat Kesultanan
Cirebon. Khususnya dalam upacara yang biasanya disebut kenduren atau selamatan. Cirebon
memiliki beberapa tradisi ataupun budaya dan kesenian yang hingga sampai saat ini masih
terus berjalan dan masih terus dilakukan oleh masyarakatnya.

Masa Kejayaan
Kerajaan atau Kesultanan Cirebon menjadi salah satu kota dagang dan pelabuhan ekspor
impor di pesisir utara Jawa baik dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan di kepulauan
Nusantara maupun dengan bagian dunia lainnya ·Faktor kemajuan pada masa Kesultanan
atau Kerajaan Cirebon adalah:
● Dipimpin oleh Syarif Hidayatullah
● Letak yang strategis
● pelabuhan yang ramai
● Adanya sumber daya alam melimpah dari daerah pedalaman

Masa Keruntuhan
● Kesultanan dibagi menjadi dua kekuasaan, yakni kesultanan Kasepuhan dan
kesultanan Kanoman.
● Perselisihan antara kedua kesultanan dan adanya campur tangan politik VOC Belanda

Bukti-Bukti Sumber Sejarah Kesultanan Cirebon


● Babad Cirebon, yaitu Karya sastra sejarah yang ditulis pada abad ke-19 di Cirebon.
Menceritakan tentang perkembangan Kesultanan Cirebon pada awal waktu penjajahan
Belanda di Pulau Jawa. Sebagian besar isi dari babad ini menceritakan tentang Sunan
Gunung Jati selaku penyebar agama Islam di Jawa Barat yang juga memberikan
kejayaan di Kesultanan Cirebon. Babad Cirebon ditulis menggunakan huruf Arab dan
bahasa Jawa Cirebon.
● Carita Caruban Purwaka Nagari karya Pangeran Dipati Carbon ditulis pada tahun
1702 masehi. Naskah ini terdiri dari 39 bagian yang menceritakan perkembangan
Cirebon, perjalanan hidup para petinggi kerajaan beserta keluarganya, dan juga
menceritakan silsilah keluarga kerajaan.
● Catatan Tom Pires yang mengujungi Cirebon pada tahun 1513 yang berjudul Suma
Oriental. Pires memberikan informasi mengenai keadaan ekonomi dan politik di Jawa
pada masa paruh pertama abad ke-16. Ia menyebut lima pelabuhan utama Kerajaan
Sunda, adanya pelabuhan di Cirebon, dan pengaruh Demak terhadap wilayah barat
Pulau Jawa.

Peninggalan – Peninggalan Kesultanan Cirebon


● Keraton Kasepuhan Cirebon à pusat pemerintahan dari kesultanan cirebon pada masa
silam
● Keraton Kanoman à didirikan oleh Sultan Anom I pada tahun 1678
● Keraton Kacirebonanà keraton terkecil
● Masjid agung Sang Cipta Rasa
● Makam Sunan Gunung Jati minimalis

Anda mungkin juga menyukai