Anda di halaman 1dari 17

Kerajaan Cirebon

( 1430-1666)
01 02
ANGGOTA KELOMPOK 5W + 1H

03 04
CARA DAKWAH TANTANGAN YANG
DIHADAPI
1. Amanda Putri R (02)
2. Dyza Fathmasari D (13)
3. Hafiz Alfarizi (16)
4. Nathanael Bona B (23)
5. Regina Nasta D.W (26)
6. Zharfa Kusuma E (35)
01 5W+1H
apa?, kapan?, dimana?,
mengapa?, bagaimana?,
siapa?
apa ?
Kerajaan Cirebon merupakan kerajaan bercorak Islam yang
berasal dari Jawa Barat. Kesultanan Cirebon menjadi
Pelabuhan sekaligus “jembatan” antara 2 kebudayaan, yaitu
budaya Jawa dan budaya Sunda. Kerajaan Cirebon pada
awalnya merupakan bagian dari Kerajaan Padjajaran, namun
setelah Sunan Gunung Jati mendapat kekuasaan, Kesultanan
Cirebon akhirnya melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan
Padjajaran
dimana ?
Kesultanan Cirebon memiliki suatu kebudayaan yang khas tersendiri, yaitu kebudayaan Cirebon yang tidak didominasi
oleh kebudayaan Jawa maupun kebudayaan Sunda.

Contoh kebudayaan Cirebon yang tidak terdominasi dari kebudayaan Jawa, maupun Sunda antara lain:.

• Tari topeng: Tarian ini pernah digunakan sebagai sarana diplomasi ketika kerajaan Cirebon masih berpegang dengan
kerajaan Karawang
• Genjring Rudat: kesenian ini menjadi salah satu awal dari tumbuhnya semangat perjuangan untuk melawan
penjajah belanda
• Kesenian gembyung: Kesenian yang kerap digunakan pada saat upacara – upacara adat dan juga acara keagamaan
seperti maulid, Rajaban, ataupun Syuro.

Letak Kerajaan Cirebon secara geografis di pesisir pantai pulau Jawa, merupakan mata rantai dalam jalan perdagangan
internasional pada zamannya yang antara lain membentang dari kepulauan Maluku hingga teluk Parsi, Pedagang yang
datang dari berbagai pulau bahkan berbagai Negara. Sehingga jalur di kerajaan Cirebon menjadi jalur perdagangan yang
cukup ramai
Siapa ?

Syarif Hidayatullah

Pangeran Cakrabuana Pangeran Pasarean


Siapa ?

Silsilah Kerajaan Cirebon yang pertama adalah Pangeran cakrabuana atau Raden Walangsungsang merupakan keturunan
dari kerjaaan padjajaran. Ia putera pertama dari Subanglarang (puteri Ki Gedeng Tapa) yang merupakan istri pertama Sri
Baduga Maharaja Prabu Siliwangi. Pangeran Cakrabuana memiliki 2 saudara yang bernama Raden Kian Santang dan Nyai
Rara santang, meskipun sebagai anak laki- laki pertama Pangeran cakrabuana tidak mendapatkan hak menjadi putera
mahkota Pakuan Pajajaran dikarenakan Ia memeluk Agama islam yang diturunkan oleh ibunya.
Sedangkan pada abad ke 15 mayoritas masyarakat memeluk agama leluhur orang sunda yang disebut Sunda Wiwitan.
Selanjutnya posisi putera mahkota digantikan oleh Prabu Surawisesa, anak laki-laki dari Nyai Cantring Manikmayan yang
merupakan istri kedua Prabu Siliwangi. pada tahun 1430 M Pangeran Cakrabuana kemudian membuat pedukuhan di
kawasan kebon pesisir kemudian membantu pemerintahan di Cirebon, sehingga Pangeran Cakrabuana dianggap sebagai
pendiri kesultanan cirebon.
Siapa ?

Pada tahun 1479 -1495 merupakan masa kepemimpinan Syarif Hidayatullah sebagai Sultan Pertama di cirebon. Syarif
hidayatullah termasuk dalam salah satu anggota Wali songo yang menyebarkan agama islam. Pada masa kepemimpinannya,
kerajaan padjajaran telah ditaklukkan dan wilayahnya dibagi 4 yaitu padjajaran timur, padjajaran barat, padjajaran tengah
dan jayakarta sehingga menjadikan cirebon sebagai kerajaan islam yang bebas. Selain menjadi pemimpin di kerajaan
cirebon Syarif hidayatullah juga menyebar ajaran agama islam ke beberapa wilayah di Jawa Barat seperti Majalengka,
Kuningan, Sunda Kelapa, Kawali (Galuh), dan Banten. Kemajuan yang diperoleh kerjaan Cirebon saat masa kepemimpinan
Syarif Hidayatullah yaitu Majunya kawasan pelabuhan yang saat itu menjadi jalur sutra perdagangan, pengembangan sistem
pemerintahan yang bersifat desentralisasi.
Siapa ?

Masa pemerintahan Pangeran Pasarean mulai pada tahun 1495 hingga 1555 akan tetapi Pangeran pasarean wafat sebelum
penobatan sebagai pemimpin sehingga posisinya digantikan oleh pangeran Dipati Anom Carbon 1 (Pangeran Sedang Kemuning),
akan tetapi beliau wafat sebelum penobatan sehingga pemerintahan digantikan oleh Fatahillah sebagai pejabat pengganti sultan
diakibatkan adanya kekosongan jabatan dalam pemerintahan
Kapan ?

Kerajaan Cirebon didirikan sekitar abad ke-15 dan ke-16


Masehi. Kerajaan Cirebon ini dikenal juga dengan nama
Kesultanan Cirebon. Nama Cirebon berasal dari kata Caruban
yang berarti Campuran. Ini dikarenakan masyarakat Cirebon
tidak hanya berasal dari kalangan pribumi tetapi juga orang
Cina yang telah memeluk agama Islam.
Mengapa terbelah menjadi tiga keraton ?
Perkampungan itu mengalami perkembangan, selanjutnya muncul perkampungan baru yaitu
Caruban Larang dengan pemimpin bernama H. Abdullah Iman atau Pangeran Cakrabuwana.
Caruban Larang terus berkembang sehingga pada tahun 1479 sudah disebut sebagai Nagari Cerbon
yang dipimpin oleh Tumenggung Syarif Hidayatullah bergelar Susuhunan Jati. Susuhunan Jati
meninggal pada tahun 1568 dan digantikan oleh Pangeran Emas yang bergelar Panembahan Ratu.
Pada tahun 1649 Pangeran Karim yang bergelar Panembahan Girilaya, menggantikan Panembahan
Ratu. Panembahan Girilaya wafat pada tahun 1666, untuk sementara Pangeran Wangsakerta
diangkat sebagai Susuhunan Cirebon dengan gelar Panembahan Toh Pati.Tahun 1677 Cirebon
terbagi, Pangeran Martawijaya dinobatkan sebagai Sultan Sepuh bergelar Sultan Raja Syamsuddin,
Pangeran Kertawijaya sebagai Sultan Anom bergelar Sultan Muhammad Badriddin. Sultan Sepuh
menempati Kraton Pakungwati dan Sultan Anom membangun kraton di bekas rumah Pangeran
Cakrabuwana. Sedangkan Sultan Cerbon berkedudukan sebagai wakil Sultan Sepuh. Hingga
sekarang ini di Cirebon dikenal terdapat tiga sultan yaitu Sultan Sepuh, Sultan Anom, dan Sultan
Cirebon.Keberadaan ketiga sultan juga ditandai dengan adanya keraton yaitu Keraton Kasepuhan,
Keraton Kanoman, dan Keraton Kacirebonan. Di luar ketiga kesultanan tersebut terdapat satu
keraton yang terlepas dari perhatian. Keraton tersebut adalah Keraton Gebang.
o Masa Kejayaan Cirebon dipegang oleh Syarif Hidayatullah sebagai Sultan Cirebon I sampai berakhirnya Sultan
Cirebon II ( PangeranAgung atau Panembahan Ratu ) ( 1479-1649 M )

o Cirebon banyak melakukan gerbrakan politik dengan menjalin persahabatan dengan kesultanan lain di
Nusantara
o Cirebon melakukan pembangunan besar besaran, seperti Masjid Agung,dll
o Cirebon juga menaklukan Padjajaran Barat ( Pakwan ) melalui Kesultanan Banten
o Cirebon berhasil mengislamkan negeri bawahan Padjajaran, SindangKasih, Singaphura, Surantaka, Indramayu,
Talaga, dll
● Kemunduran Kerajaan Cirebon dimulai tahun 1649-1662 M Ketika pemerintahan Panembahan Girilaya, karena 3
kekuatan politik besar di Pulau Jawa
● 1649-1662 terjadi gesekan di Cirebon, karena Mataram yg ingin Cirebon tetap dibawah kendalinya, dan juga
Banten yang menarik Cirebon agar bersekutu.
● Istana Cirebon terpecah menjadi dua kubu, yaitu condong Mataram dan Condong Banten
● 1660-1661 penolakan Panembahan Girilaya menyebabkan dirinya menjadi tawanan beserta dua putra mahkota
● Setelah wafatnya Panembahan Girilaya 16 tahun Cirebon mengalami kekosongan kekuasaan, dan akhirnya paa
pemberontakan Trunojoyo, Pangeran Cirebon dapat diselamatkan dan dilarikan ke Kediri.
● Setelah itu, Pangeran Kertawijaya dan Mertawijaya di lantik menjadi sultan untuk mencegah hal yang tak
diinginkan
● Karena memiliki dua sultan, Cirebon dibelah menjadi Kesultanan Kasepuhan oleh Pangeran Mertawijaya dan
Kesultanan Kanoman oleh Kertawijaya
● 1807-1810, kebijakan kasultanan sudah cenderung disetiri Belanda, lalu terjadi pemberontakan dari ulama dan
para santri
● Setelah pemberontakan tersebit, pada 1807 Cirebon akhirnya terbelah menjadi 3 kerajaan yang berimbas
terhadap kehancuran Cirebon secara perlahan.
Cara
Dakwah
Cara dakwah
Cucu Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran itu mengembangkan dakwah Islam dengan
metode akulturasi budaya. Metode itu terbukti efektif membuka hi dayah umat menuju keimanan dan
memeluk Islam secara sukarela dan damai.

Penyebarkan Islam tidak menggunakan budaya Arab, tapi menggunakan adat dan budaya lokal
melalui kesenian daerah. Sehingga mampu meng- Islamkan Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta
secara damai, tanpa ada pe perangan. Salah satu contohnya adalah di guna kannya gamelan sekaten
sebagai media penyebaran Islam kepada masya rakat. Sunan Gunung Jati biasa menabuh gamelan
sekaten itu pada waktu ada ke ramaian, yakni Idul Fitri dan Idul Adha.

Masyarakat yang menyaksikan pena buhan gamelan tersebut diharus kan membayarnya.
Namun, pembayar an tersebut tidak dengan uang, melain kan dengan mengucapkan dua kalimat
syahadat.''Karena itulah, gamelan itu disebut gamelan sekaten, yang berasal dari kata syahadatain
(dua kalimat syahadat),'' ungkap Sultan.

Untuk menyokong syiar Islam, pada sekitar 1480 M, atas prakarsa Nyi Ratu Pa kungwati,
Sunan Gunung Jati dan Wali Sanga lainnya juga membangun Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Hingga
saat ini, bangunan tersebut masih ber diri sesuai dengan aslinya. Tak hanya sebagai seorang ulama,
Sunan Gunung Jati yang lahir sekitar 1448 M itu juga menjadi seorang raja, pemimpin negara hingga
mendapat gelar "Ingkang Sinuhun Kanjeng Susun an Jati Purba Wisesa, Panetep Panata Gama Aulia
Allahu Khalifatur Rosu lillahi Salallahualaihiwasalam".
ALTERNATIVE ICONS

Anda mungkin juga menyukai