Anda di halaman 1dari 13

KERAJAAN TULANG BAWANG

SEJARAH KERAJAAN TULANG


BAWANG
 Menurut tuturan rakyat, Kerajaan Tulang
Bawang berdiri sekitar abad ke 4 masehi
atau tahun 623 masehi, dengan rajanya
yang pertama bernama Mulonou Jadi.
Diperkirakan, raja ini asal-usulnya berasal
dari daratan Cina. Dari namanya, Mulonou
Jadi berarti Asal Jadi. Mulonou=
Asal/Mulanya dan Jadi= Jadi. Raja
Mulonou Jadi pada masa kemudiannya
oleh masyarakat juga di kenal dengan
nama Mulonou Aji dan Mulonou Haji.
 Perkembangan kepemimpinan kerajaan Tulang
Bawang sesudah raja Mulonou yaitu Rakehan
Sakti, Ratu Pesagi, Poyang Naga Berisang, Cacat
guci, Cacat Bucit dan Minak Sebala Kuwang.
Mereka adalah putra mahkota kerajaan Tulang
Bawang. Pemimpin yang lain setelah itu adalah
Runjung yang dikenal dengan nama Minak Tabu
Gayaw.
 Tahun 683 Kerajaan Sriwijaya telah berkuasa,
baik di laut maupun darat. Dalam tahun
tersebut, berarti kerajaan ini sudah mulai
meningkatkan kekuasaannya. Sejak saat itu,
nama dan kebesaran Kerajaan Tulang Bawang
yang sempat berjaya akhirnya lambat laun
meredup seiring berkembangnya kerajaan
maritim tersebut.
 Ada beberapa sumber berbeda mengenai
sejarah kerajaan tulang bawang, yaitu:
 Menurut riwayat turun temurun, mengenai
penamaan Tulang bawang salah satu sumber
menyebutkan bahwa sesuai dengan kerajaan
tulang bawang yang hingga kini belum
didapat secara mutlak keraton maupun
rajanya, demikian juga peninggalannya,
bahkan abad berdirinya pun tidak dapat
dipastikan , sifat-sifat ini sama seperti sifat
bawang, bentuk bawang ,dikatakan
bertulang dimana tulangnya semakin dicari
semakin hilang ( kecil ) , sampai habis tak
bertemu dengan tulangnya.
 Riwayat kedua , Menurut cerita Raja, Tulang
bawang ini memiliki banyak musuh, semua
musuhnya itu harus dibunuh , karena tempat
pembuangan mayat ini di bawang atau lebak-lebak
yang akhirnya tertimbunlah mayat-mayat tersebut
didalamnya sampai tinggal tumpukan tulang
manusia memenuhi bawang atau lebak di sungai.
 Riwayat ketiga , pada zaman raja tulang bawang
yang pertama sekitar abaad ke IV masehi,
dikisahkan permaisuri raja menghanyutkan
bawang di sungai , yang sekarang dikenal dengan
sungai tulang bawang , kemudian permaisuri itu
menyumpah- nyumpah “ sungai bawang “ .
Semenjak itu sungai tersebut dinamakan tulang
bawang atau Kerajaan Tulang bawang.
Kehidupan Politik
 Semasanya, daerah ini telah terbentuk suatu
pemerintahan demokratis yang di kenal dengan
sebutan marga. Marga dalam bahasa Lampung di
sebut mego/megou dan mego-lo bermakna marga
yang utama. Di mana pada waktu masuknya
pengaruh Devide Et Impera, penyimbang marga
yang harus ditaati pertama kalinya di sebut dengan
Selapon. Sela berarti duduk bersila atau bertahta.
Sedangkan pon/pun adalah orang yang
dimulyakan.
Kehidupan Sosial budaya
 Kebudayaan Tulang Bawang adalah tradisi dan
kebudayaan lanjutan dari peradaban Skala Brak.
Karena dari empat marganya, yaitu Buai Bulan, Buai
Tegamoan, Buai Umpu dan Buai Aji, di mana salah satu
buai tertuanya adalah Buai Bulan, yang jlas bagian dari
Kepaksian Skala Brak Cenggiring dan merupakan
keturunan dari Putri Si Buai Bulan yang melakukan
migrasi ke daerah Tulang Bawang bersama dua marga
lainnya, yakni Buai Umpu dan Buai Aji. Dengan
demikian, adat budaya suku Lampung Tulang Bawang
dapat dikatakan lanjutan dari tradisi peradaban Skala
Brak yang berasimilasi dengan tradisi dan kebudayaan
lokal, yang dimungkinkan sekali telah ada di masa
sebelumnya atau sebelum mendapatkan pengaruh dari
Kepaksian Skala Brak.
Kehidupan Ekonomi
Abad ke-4
Bukti peninggalan/prasasti
 Peninggalan peninggalan yang ditinggalkan
kerajaan tulang bawang, tidak seperti
peninggalan kerajaan lain, seperti batu batu
bertulis, keris, babat lama, dan benda benda
purba lainnya. Melainkan seperti ditemukannya
surat lampung, tanah atau daerah peninggalan,
dan kepercayaan. Hal ini di karenakan kerajaan
tulang bawang tidak banyak meninggalkan
catatan sejarah.
 1.TANAH/DAERAH:

Segala tanah yang didiami oleh marga di


daerah Tulang Bawang itu adalah tanah
bekas Kerajaan Tulang Bawang, oleh
karena itu kerajaan ini mempunyai batas-
batas tertentu, Lebih jelas lagi batas-
batas itu digariskan oleh apa yang
dinamakan PAKSI EMPAT ( 4 Paksi ) oleh
Pemuka-pemuka Adat Pepadun yang ada
di LampungUtara.
 2. TULISAN / SURAT LAMPUNG :

Surat Lampung ini berisi tulisan yang berasal


dari tulisan huruf Pallawa Hindu.
Tulisan ini kebanyakan ditulis oleh Nenek
Moyang kita diatas kulit kayu Jeluang, dan di
Pagar Dewa di atas kulit kayu Alim yang
kayu ini tumbuhnya disekitar Danau Lambo
sebelah ujung Kampung Pagar Dewa.
 ANIMISME :

Pengaruh penganimisme Hindu nampaknya


sampai pada dewasa ini masih belum juga
dapat dikuras habis.
Dimana-mana, lebih-lebih di Kampung-
kampung dan dipedalaman hal ini masih
dipraktekkan oleh Rakyat disana. Mereka
masih meyakinkan bahwa Roh-roh itu masih
aktif, masih bekerja masih tetap mengawasi
anak-cucunya dimana saja berada. Mereka
masih meyakinkan bahwa kayu-kayu besar,
gunung-gunung besar mempunyai penunggu
dan penjaganya, inilah yang dinamakan
Animisme.
THANK YOU..

Anda mungkin juga menyukai