Anda di halaman 1dari 11

Kerajaan Tulang Bawang

Nama : Stevie Nanda P. Maury


Kelas : X Mia 5

Sejarah Kerajaan Tulang Bawang


Kerajaan TulangbawangadalahsalahsuatukerajaanyangpernahberdiridiLampung.
KerajaaniniberlokasidisekitarKabupatenTulangBawang,Lampung

Dari sumber-sumber sejarah Cina, kerajaan awal yang terletak


di daerah Lampung adalah kerajaan yang disebut Bawang atau
Tulang Bawang. Berita Cina tertua yang berkenaan dengan daerah
Lampung berasal dari abad ke-5, yaitu dari kitab Liu-sung-Shu,
sebuah kitab sejarah dari masa pemerintahan Kaisar Liu Sung
Dalam perjalanan dan perkembangan sejarah kebudayaan dan perdagangan di Nusantara
digambarkan, Kerajaan Tulang Bawang merupakan salah satu kerajaan tertua di Indonesia
di samping Kerajaan Melayu, Sriwijaya, Kutai dan Tarumanegara. Bahkan, Kerajaan Tulang
Bawang yang pernah ada di Pulau Sumatera (Swarna Dwipa) ini tercatat sebagai kerajaan
tertua di Tanah Andalas

Letak Geografis
Menurut keterangan diperkirakan
Kerajaan ini terletak dihulu kota
Menggala di Pedukuhan yaitu
dihadapan Kampung Pagar Dewa
yang sekarang.
Jika ditilik secara
geografis masa kini, kerajaan ini terletak di
Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi
Lampung, Indonesia.

di daerah pantai tenggara Pulau


Sumatera, di selatan sungai Palembang
(Sungai Musi)

Pendiri pendiri kerajaan tulang bawang


Raja Tulang Bawang yang pertama diperkirakan MAULANO AJI/ MAULANA HAJI Tahun 623 M.
Kerajaan Tulang Bawang berdiri sekitar abad ke 4 masehi atau tahun 623 masehi, dengan rajanya yang
pertama bernama Mulonou Jadi. Diperkirakan, raja ini asal-usulnya berasal dari daratan Cina. Dari namanya,
Mulonou Jadi berarti Asal Jadi.
Setelah memerintah kerajaan, berturut-turut Raja Mulonou Jadi digantikan oleh putra mahkota bernama
Rakehan Sakti, Ratu Pesagi, Poyang Naga Berisang, Cacat Guci, Cacat Bucit, Minak Sebala Kuwang dan
pada abad ke 9 masehi kerajaan ini di pimpin Runjung atau yang lebih di kenal dengan Minak Tabu Gayaw.
Runjung (Minak Tabu Gayaw) memiliki 3 putra mahkota, masing-masing bernama Tuan Rio Mangku Bumi,
Tuan Rio Tengah dan Tuan Rio Sanak. Tuan Rio Mangku Bumi pewaris tahta kerajaan di Pedukuhan
Pagardewa, dengan hulubalang Cekay di Langek dan Tebesu Rawang. Sedangkan Tuan Rio Tengah
mempertahankan wilayah Rantaou Tijang (Menggala) dan Tuan Rio Sanak mempertahankan wilayah daerah
Panaragan dengan panglimanya Gemol (Minak Indah).
Minak Kemala Bumi adalah raja terakhir hidup antara dua zaman,
zaman berakhirnya Agama Hindu di Lampung dan zaman permulaan
Islam di Lampung, jelas disini bahwa beliau hidup dalam zaman transasi,
zaman peralihan dari Hindu ke Islam.

Sumber Sejarah Yang Membuktikan Kerajaanya


Terdapat Kampung yang tertua di daerah Tulang Bawang, kampung yang
sering didatangi dan dikunjungi oleh orang-orang dari luar tempat
mereka menyampaikan nazar dan niat, kampung yang pada zamanzaman itu merupakan kampung penziarahan, dikampung inilah MINAK
KEMALA BUMI tidur selamanya, PAGAR DEWA inilah Nama kampungnya.
Di kampung ini pula tempatnya Tuan Rio Mangku Bumi beristirahat
menenangkan diri bersama-sama hamba-hambanya .Demikian pula
Tuan PUTERI BALAU permaisuriMINAK KEMALA BUMIjuga berada di
desa ini, terpisah dan terpencil dari kerajaan ayahanda Ratu Balau,
bersemayam dan bersemadi menanti hari akhir menunggu penentuan
Allah.

Kehidupan Sosial Budaya


Ketika ditemukan oleh I-Tsing pada abad ke-4, kehidupan
masyarakat Tulang Bawang masih tradisional. meski demikian,
mereka sudah pandai membuat kerajinan tangan dari logam besi
dan membuat gula aren. Dalam perkembangan selanjutnya,
kehidupan masyarakat Tulang Bawang juga masih ditandai
dengan kegiatan ekonomi yang terus bergeliat. Pada abad ke-15,
daerah Tulang Bawang dikenal sebagai salah satu pusat
perdagangan di Nusantara. Pada saat itu, komoditi lada hitam
merupakan produk pertanian yang sangat diunggulkan
tahun 1682 untuk pertama kalinya Belanda mengarungi sungai Tulang
Bawang dan disini mendirikan Loji (gudang) tempat penimbunan hasilhasil bumi daerah ini.

Sistem Pemerintahan
Pada masa pra-kemerdekaan, yaitu ketika daerah ini menjadi bagian dari pemerintahan
Hindia Belanda. pemerintahan Kesiden Lampung ditetapkan oleh Pemerintah Hindia
Belanda berada di bawah pengawasan langsung Gubernur Jenderal Herman Wiliam. Hal ini
berakibat pada penataan ulang pemerintahan adat yang kemudian dijadikan alat untuk
menarik simpati masyarakat. Pemerintah Hindia Belanda di bawah kekuasaan Gubernur
Jenderal Herman Wiliam kemudian membentuk Pemerintahan Marga yang dipimpin oleh
Kepala Marga (Kebuayan). Wilayah Tulang Bawang dibagi ke dalam tiga kebuayan, yaitu
Buay Bulan, Buay Tegamoan, dan Buay Umpu.

Pada tahun 1914, dibentuk kebuayan baru, yaitu Buay Aji.


Namun, sistem ini tidak berjalan lama karena pada tahun 1864 mulai dibentuk sistem
Pemerintahan Pesirah
Sejak saat itu, pembangunan berbagai fasilitas yang menguntungkan kepentingan Hindia
Belanda mulai dibangun, termasuk di Tulang Bawang.

Kehidupan Kebudayaan dan Agama


Pada masa kekuasaan Sriwijaya, pengaruh ajaran Agama
Hindu sangat kuat. Orang Melayu yang tidak dapat menerima
ajaran tersebut menyingkir ke Skala Brak. Namun, ada
sebagian orang Melayu yang menetap di Megalo dengan
menjaga dan mempraktekkan budayanya sendiri yang masih
eksis
Kebudayaan Tulang Bawang adalah tradisi dan
kebudayaan lanjutan dari peradaban Skala Brak.
Karena dari empat marganya, yaitu Buai Bulan,
Buai Tegamoan, Buai Umpu dan Buai Aji, di mana
salah satu buai tertuanya adalah Buai Bulan

Penemuan peninggalan Sejarah


1. TANAH / DAERAH :
Segala tanah yang didiami oleh keempat marga di
daerah Tulang Bawang itu adalah tanah bekas
Kerajaan Tulang Bawang, oleh karena itu keluar ia
mempunyai batas-batas tertentu,
2. TULISAN / SURAT LAMPUNG :
Surat Lampung ini kalau kita teliti dan selidiki dari
bentuk gambar hurufnya, maka tulisan ini berasal
dari tulisan huruf Pallawa Hindu (Lebih jelas
tanyakan pada para sarjana-sarjana Tulisan Purba).
Tulisan ini kebanyakan ditulis oleh Nenek Moyang
kita diatas kulit kayu Jeluang, dan di Pagar Dewa di
atas kulit kayu Alim

3. ALAT PERTANIAN / ALAT SENJATA DARI BESI :


Semua alat-alat pertanian seperti : pacul, gobek, kapak,
dibuat dari besi, demikian juga alat senjata : tombak, badik,
keris dan sebagainya bukankah ini dari besi
pada tahun 671 Pendeta Tiongkok I TSING pernah
mengadakan pencatatan-pencatatan tentang Kerajaan
Tulang Bawang, bahwa didapatinya Rakyat disana sudah
maju, pandai membuat gula dan membuat besi.
Jelas disini gula aren yang kita minum sekarang, demikian
juga senjata-senjata dari besi adalah dari Zaman Hindu dari
Kerajaan Tulang Bawang asalnya,

Anda mungkin juga menyukai