Anda di halaman 1dari 12

1.

Sejarah
Kerajaan
Tulang Bawang
Kerajaan Tulang Bawang adalah salah
suatu kerajaan yang pernah berdiri di
Lampung. Kerajaan ini berlokasi di
sekitar Kabupaten Tulang Bawang,
Lampung sekarang
Musafir Tiongkok yang pernah
mengunjungi Nusantara pada abad
VII, yaitu I Tsing yang merupakan
seorang peziarah Buddha, dalam
catatannya menyatakan pernah
singgah di To-Lang P'o-Hwang
("Tulangbawang"), suatu kerajaan di
pedalaman Chrqse (Pulau Sumatera).
Namun Tulangbawang lebih
merupakan satu Kesatuan Adat.
Tulang Bawang yang pernah
mengalami kejayaan pada Abad ke
VII M
2. Wilayah Kekuasaan
Kekuasaan Kerajaan Tulang Bawang mencakup wilayah
yang kini lebih dikenal dengan Provinsi Lampung. 
3. Kehidupan Sosial-Budaya
Ketika ditemukan oleh I-Tsing pada abad ke-4,
kehidupan masyarakat Tulang Bawang masih
tradisional. Meski demikian, mereka sudah pandai
membuat kerajinan tangan dari logam besi dan
membuat gula aren. Dalam perkembangan selanjutnya,
kehidupan masyarakat Tulang Bawang juga masih
ditandai dengan kegiatan ekonomi yang terus bergeliat.
Pada abad ke-15, daerah Tulang Bawang dikenal
sebagai salah satu pusat perdagangan di Nusantara.
4. Struktur Pemerintahan
Struktur pemerintahan Kerajaan Tulang Bawang belum didapat
datanya.
Bagaimana sistem pemerintahan daerah Tulang Bawang pada masa
pra-kemerdekaan? Ketika daerah ini menjadi bagian dari
pemerintahan Hindia Belanda.
Pada tanggal 22 November 1808, pemerintahan Kesiden Lampung
ditetapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda berada di bawah
pengawasan langsung Gubernur Jenderal Herman Wiliam.
Hal ini berakibat pada penataan ulang pemerintahan adat yang
kemudian dijadikan alat untuk menarik simpati masyarakat.
Pemerintah Hindia Belanda di bawah kekuasaan Gubernur Jenderal
Herman Wiliam kemudian membentuk Pemerintahan Marga yang
dipimpin oleh Kepala Marga (Kebuayan). Wilayah Tulang Bawang
dibagi ke dalam tiga kebuayan, yaitu Buay Bulan, Buay Tegamoan,
dan Buay Umpu. Pada tahun 1914, dibentuk kebuayan baru, yaitu
Buay Aji.
Namun, sistem ini tidak berjalan lama karena pada tahun
1864 mulai dibentuk sistem Pemerintahan Pesirah(marga)
berdasarkan Keputusan Kesiden Lampung No. 362/12
tanggal 31 Mei 1864.
Sejak saat itu, pembangunan berbagai fasilitas yang
menguntungkan kepentingan Hindia Belanda mulai
dibangun, termasuk di Tulang Bawang.
Ketika Kesiden Lampung dijajah oleh Jepang, tidak banyak
hal yang berubah. Setelah Indonesia merdeka, Lampung
ditetapkan sebagai keresidenan dalam wilayah Provinsi
Sumatera Selatan.
Setelah Indonesia merdeka, banyak terjadi perubahan
sistem pemerintahan Lampung. Bahkan, sejak pemekaran
wilayah provinsi marak terjadi di era otonomi daerah,
Lampung ditetapkan sebagai wilayah provinsi yang terpisah
dari Provinsi Sumatera Selatan.
Senjata Tradisional Dapur Tradisi Lampung

Makam Raja Pepadun


Miniatur Candi Tulang Bawang Tiyuh Pagar Dewa
1. Sejarah
Kerajaan Kota
Kapur
Jika dilihat dai hasil temuan dan
penelitian tim arkeologi yang
dilakukan di Kota Kapur, Pulau
Bangka, yaitu pada tahun 1994,
dapat diperoleh suatu petunjuk
mengenai kemungkinan adanya
sebuah pusat kekuasaan di daerah
tersebut bahkan sejak masa
sebelum kemunculan Kerajaan
Sriwijaya.
Dinamakan Kota Kapur, karna
daerah ini dulunya kaya akan
pohon Kapur.
Kayu kapur diyakini sangat kuat
namun ringan. Sifatnya yang
mudah dibentuk dan liat
menjadikannya pilihan terbaik
untuk dibuat perahu, satu alat
transportasi penting dimasa itu
Prasasti Kota Kapur
Prasasti Kota Kapur adalah prasasti berupa tiang batu
bersurat yang ditemukan di pesisir barat Pulau
Bangka, di sebuah dusun kecil yang bernama
"Kotakapur". Tulisan pada prasasti ini ditulis dalam
aksara Pallawa dan menggunakan bahasa Melayu
Kuna, serta merupakan salah satu dokumen tertulis
tertua berbahasa Melayu. Prasasti ini dilaporkan
penemuannya oleh J.K. van der Meulen pada bulan
Desember 1892, dan merupakan prasasti pertama
yang ditemukan mengenai Sriwijaya.
Tradisi Asia Tenggara di Kota Kapur
Temuan papan perahu kuno di situs Kota Kapur
segera dapat diidentifikasi lewat teknik
pembuatannya. Lubang-lubang yang terdapat di
bagian permukaan dan sisi papan serta lubang-
lubang pada tonjolan segi empat yang menembus
lubang di sisi papan merupakan teknik rancang
bangun perahu dengan teknik papan ikat dan
kupingan pengikat (sewn plank and lushed plug
technique).

Anda mungkin juga menyukai