Raja Aswawarman
Anak dari kudungga ( Wangsakerta ) . Pada masa pemerintahannya
beliau mengadakan upacara Aswamedha yaitu upacara pelepasan
kuda dengan tujuan memperluas wilayah kekuasaan.
Raja Mulawarman
Raja terbesar kerajaan Kutai, mencapai masa keemasan dan wilayah
kekuasaan hampir seluruh Kalimantan Timur.
Kehidupan Sosial Kerajaan Kutai
1. Masyarakat kerajaan Kutai tertata tertib serta
teratur
2. Masyarakat kerajaan Kutai mempunyai
kemampuan beradaptasi dengan budaya luar dan
tetap memelihara serta melestarikan budayanya
sendiri
Kehidupan Ekonomi
Keadaan Ekonomi kerajaan Kutai belum banyak
diketahui karena prasasti yang ada tidak
menjelaskan hal tersebut.Kerajaan Kutai menjadi
tempat yg menarik untuk disinggahi para pedagang.
Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan perdagangan
sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat
Kutai selain pertanian
Keadaan Sosial
Kebudayaan sudah maju dibuktikan dengan adanya
peninggalan “YUPA”
Kerajaan Kutai sudah terdapat upacara penyucian
diri yaitu “ Vratyastoma “.
Vratyastoma : seseorang yg telah tercemar dan
karena dikeluarkan dari kasta dapat diterima
kembali masuk kastanya setelah melakukan
upacara ini.
Mengangkat orang indonesia yg telah terpengaruh
budaya India masuk pada suatu kasta dalam agama
Hindu
Kerajaan Tarumanegara
Lokasi
Di daerah Bogor jawa barat
Kerajaan berkuasa abad 4 – 7 masehi
Sumber Sejarah
Prasasti Ciaruteun
Ditemukan di Ciampea, Bogor, tepi
Sungai Ciaruteun.
Ditemukan sepasang telapak kaki
sang raja yang menunjukkan
bahwa raja menguasai daerah
disekitarnya serta terukir empat
baris kalimat dengan huruf Pallawa
dan bahasa Sansekerta
Prasasti Tugu
Di Desa Tugu, Cilincing,
Jakarta
1. Penggalian sebuah
saluran air Gomati
sepanjang 6.112 tumbak
atau ± 11 km.
penggalian dilakukan
pada masa pemerintahan
Purnawarman selama 21
hari dan setelah selesai
diadakan selamatan
dengan memberikan
1.000 ekor sapi kepada
para brahmana.
2. Penggalian sungai
Candrabhaga oleh
Punawarman yang
dialirkan dari istana
menuju laut yang
diperkirakan digunakan
untuk mengatasi banjir.
Prasasti Kebon Kopi
prasasti Kebon Kopi
Ditemukan di Kampung
Muara Hilir, Kecamatan
Cibungbulan, Bogor.
Ditemukan tapak kaki
gajah kerajaan yang
disamakan dengan
telapak kaki gajah
Airawata yaitu gajah
tunggangan dewa Wisnu
Prasasti Jambu
Ditemukan di bukit Koleongkak di
perkebunan jambu sekitar 30 km
sebelah barat Bogor, yang
menggunakan bahasa Sansekerta
dan Huruf Pallawa serta terdapat
telapak kaki yang isinya memuji
pemerintahan raja Punawarman
Prasasti Muara Cianten
Prasasti Muara
Cianten dan Pasir Awi
Ditemukan di Bogor,
menggunakan aksara
ikal yang belum
dapat dibaca
Prasasti Lebak
Prasasti Lebak ( Cidanghia )
Ditemukan di kampung Lebak
di tepi sungai Cidanghia .
Prasasti ini baru ditemukan dan
berisi 2 baris kalimat
berbentuk puisi dengan huruf
Pallawa dan bahasa Sansekerta.
Isi prasasti tersebut
mengungkapkan keberanian
raja Purnawarman
Keadaan Politik Kerajaan Tarumanegara
Tarumanegara sendiri hanya mengalami masa
pemerintahan 12 orang Raja
1. Jayasingawarman
2. Dharmayawarman
3. Purnawarman
4. Wisnuwarman
5. Indrawarman
6. Candrawarman
7. Suryawarman
8. Kertawarman
9. Sudhawarman
10. Hariwangsawarman
11. Nagajayawarman
12. Linggawarman
Purnawarman
Keadaan Sosial
Kehidupan social kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi hal ini
terlihat dari upaya raja Purnawarman yang terus berusaha untuk
meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat . Raja Purnawarman
juga sangat memperhatikan kedudukan kaum brahmana yang
dianggap penting dalam melaksanakan upacara korban yang
dilakukan di kerajaan sebagai tanda penghormatan kepada para
Dewa
Keadaan Ekonomi
Prasasti
Candi
Catatan Dari Zaman Dinasti Tang
Catatan I-Tsing
Catatan I-Tsing (tahun 664/665 M) menyebutkan bahwa pada abad
ke – 7 tanah Jawa telah menjadi salah satu pusat pengetahuan
agama Budha Hinayana
Prasasti Tukmas
Prasasti Ligor
Prasasti Ligor menyebutkan tentang Ibu
kota Ligor yang berfungsi mengawasi
pelayaran dan perdagangan di Selat
Malaka. Selain itu berisi tentang pujian
bagi raja yang berhasil menaklukkan
musuh” dan merupakan wujud kembar
dewa kasta yg dengan kekuatannya di
sebut dewa Wisnu.
Prasasti Kota Kapur
Prasasti Kota Kapur
merupakan prasasti
peninggalan kerajaan
Sriwijaya yang ditemukan di
Pulau Bangka, isinya berupa
doa kepada para dewa untuk
menjaga kesatuan Sriwijaya
dan menghukum setiap orang
yang bermaksud jahat.
Prasasti Nalanda
Isinya tentang perintah
pembangunan sebuah biara di
Nalanda atas perinta Raja Balaputra
Dewa. Dalam prasasti ini dituliskan
pula bahwa kerajaan Sriwijaya telah
mengadakan hubungan dengan
kerajaan Pala di Benggala ( India
Timur)
Peninggalan Candi
Candi Muara Takus Candi Muaro Jambi
Keadaan Politik
Raja Dapunta Hyang Srijayanaga
Raja BalaPutradewa
Sanggrama Wijayattunggawarman
Prasasti Kedu
Prasasti Mantyasih yang menggunakan
bahasa Jawa Kuno ditemukan di
Mantyasih Kedu, Jateng dengan angka
tahun 907 M. Menyebutkan tentang
Sanjaya adalah raja pertama Mataram,
selain itu prasasti ini memuat nama raja”
Mataram dari Dinasti Sanjaya.
Prasasti Kelurak
Prasasti Klurak ditemukan di
kawasan desa Prambanan dengan
angka tahun 782 M tertulis dalam
huruf Pranagari dan bahasa
Sansekerta dalam isinya
menceritakan pembangunan arca
Manjusri oleh Raja Indra yang
memiliki gelar Sri
Sanggramadananjaya
Cerita Parahyangan
Candi Bima
Candi Dwarawati
Candi Arjuna
Candi Semar
Candi Srikandi
Candi Gedong Songo
Candi Sari
Candi Mendut
Candi Pawon
Candi Borobudur
Candi Prambanan
Keadaan Politik Kerajaan Mataram Kuno
Mataram Kuno atau Mataram (Hindu) merupakan
sebutan untuk dua dinasti :
Kehidupan Ekonomi
Perekonomian kerajaan Mataram Kuno saat ini
bertumpu pada sector Pertanian karena letak yang
cukup disebut sebagai pedalaman dan memiliki
tanah yang subur. Selai itu mata pencaharian pokok
adalah perdagangan dan pengrajin.
kehidupan Agama
Sebagian besar raja – raja Dinasti Syailendra
beragama Budha Mahayana. Hal ini menunjukkan
bahwa agama Budha telah masuk di Mataram.
Dengan dibangunnya candi – candi Budha
Berdasarkan Prasasti Canggal yang menveritakan
tentang pendirian lingga ( lambing Siwa ) dapat
ditarik kesimpulan bahwa masyarakat Mataram
Kuno Wangsa Sanjaya memiliki kepercayaan agama
Hindu beraliran Siwa.
KERAJAAN MEDANG KAMULAN
Sri Aryyeswara
Sri Aryeswara adalah raja Kediri yang mempinpin
pemerintahan sekitar tahun 1171. Namun, tidak
diketahui dengan pasti waktu Sri Aryeswara naik
tahta dan peninggalan sejarahnya yakni prasasti
Angin tanggal 23 Maret 1171. Lambang Kerajaan
Kediri pada masa tersebut adalah Ganesha dan Sri
Aryeswara juga tidak diketahui kapan masa
pemerintahannya berakhir. (
Sri Ganda
Berdasarjan Prasasti Jaring tahun 1181 M
disebutkan bahwa Sri Ganda memiliki armada laut
yang dipimpin oleh seorang panglima
Sri Kameswara
Pada masa pemerintahannya ia telah
menganugrahkan penghargaan terhadap masyarakat
Desa Ceker yang telah berjasa terhadap kerajaannya.
Sri Kertajaya
Kerajaan mulai mengalami penurunan yang disebabkan
karena Kertajaya mengurangi hak dari kaum Brahmana.
Keadaan tersebut lalu ditentang kaum Brahmana dan
kedudukan mereka semakin tidak aman lalu banyak dari
mereka yang lari dan minta pertolongan pada Tumapel
yang pada saat itu diperintah Ken Arok. Raja Kertajaya lalu
menyiapkan pasukan untuk menyerang Tumapel,
sedangkan Ken Arok memberikan dukungan untuk kaum
Brahmana dalam melakukan serangan ke Kerajaan kediri
dan kedua pasukan tersebut bertemu di dekat Ganter tahun
1222 Masehi.
KEADAAN EKONOMI
Kediri adalah kerajaan agraris serta maritim.
Masyarakat yang hidup di daerah pedalaman bermata
pencaharian sebagai petani. Hasil pertanian di daerah
pedalaman Kerajaan Kediri sangat melimpah karena
didukung oleh keadaan tanah yang subur. Hasil
pertanian serta peternakan dan dikenal sebagai
penghasil kapas, beras serta ulat sutra. Masyarakat
yang ada di daerah pesisir, hidup dari perdagangan
serta pelayaran. Pada saat itu perdagangan serta
pelayaran berkembang cepat. Beberapa pedagang
Kediri telah melakukan hubungan dagang dengan
Maluku serta Sriwijaya.
KEADAAN SOSIAL BUDAYA
Keadaan masyarakat Kediri telah teratur.
Penduduknya telah menggunakan kain hingga di
bawah lutut, rambut diurai, dan tempat tinggalnya
rapi dan bersih. Dalam perkawinan, keluarga
pengantin wanita menerima maskawin berbentuk
emas. Orang-orang yang sakit memohon
kesembuhan pada dewa serta Buddha. Perhatian
raja pada rakyatnya sangat tinggi. Hal semacam itu
dibuktikan pada kitab Lubdaka yang berisi
mengenai kehidupan sosial masyarakat ketika itu.
Tinggi rendahnya martabat seseorang bukanlah
berdasar pada pangkat serta harta bendanya,
namun berdasar pada moral serta tingkah lakunya.
RUNTUHNYA KERAJAAN KEDIRI
Kerajaan Kediri runtuh pada saat pemerintahan Raja Kertajaya,
dimana terjadi pertentangan antara raja dengan Kaum Brahmana. Raja
Kertajaya dianggap tidak mematuhi agama dengan memaksakan
mereka menyembah padanya sebagai dewa. Kaum Brahmana
memohon pertolongan pada Ken Arok, pemimpin daerah Tumapel
yang ingin memisahkan diri dari Kediri. Lalu terjadi perang antara
rakyat Tumapel yang dipimpin Ken Arok dengan Kerajaan Kediri. Pada
akhirnya pada tahun 1222 Masehi, Ken Arok berhasil menaklukkan
Kertajaya serta Kerajaan Kediri menjadi wilayah bawahan Tumapel
atau Singhasari.
Sebagai pemimpin di Kerajaan Singhasari, Ken Arok mengangkat
Jayasabha (putra Kertajaya) sebagai bupati Kediri. Jayasabha
digantikan oleh putranya Sastrajaya pada tahun 1258. Lalu Sastrajaya
digantikan putranya Jayakatwang (1271). Jayakatwang berupaya ingin
membangun kembali Kerajaan Kediri dengan memberontak Kerajaan
Singhasari yang dipimpin Kertanegara. Terbunuhlah Raja Kertanegara
serta Kediri berhasil dibangun oleh Jayakatwang.
Tetapi, kerajaan Kediri tak berdiri lama, Raden Wijaya (menantu Raja
Kertanegara) berhasil meruntuhkan kembali Kerajaan Kediri yang
dipimpin oleh Jayakatwang. Kemudian, tak ada lagi Kerajaan Kediri.
KERAJAAN SINGASARI
Lokasi
Ranggawuni (1248–1268 M)
Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 M
dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak
dari Mahesa Wongateleng) yang diberi kedudukan sebagai ratu
angabhaya dengan gelar Narasinghamurti. Ppemerintahan
Ranggawuni membawa ketenteraman dan kesejahteran rakyat
Singasari. Pada tahun 1254 M Wisnuwardana mengangkat
putranya yang bernama Kertanegara sebagai yuwaraja (raja muda)
dengan maksud mempersiapkannya menjadi raja besar di
Kerajaan Singasari. Pada tahun 1268 Wisnuwardana meninggal
dunia dan didharmakan di Jajaghu atau Candi Jago sebagai
Buddha Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa.
Kertanegara (1268-1292 M)
Kertanegara adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar
karena mempunyai cita-cita untuk menyatukan seluruh
Nusantara. Ia naik takhta pada tahun 1268 dengan gelar Sri
Maharajadiraja Sri Kertanegara. Kerajaan Singasari
mencapai masa keemasan pada masa pemerintahan
Kertanegara. Dalam pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga
orang mahamentri. Setelah Jawa dapat diselesaikan,
kemudian perhatian ditujukan ke daerah lain. Kertanegara
mengirimkan utusan ke Melayu yang dikenal dengan nama
Ekspedisi Pamalayu 1275 yang berhasil menguasai Kerajaan
Melayu. Hal ini ditandai dengan pengirimkan Arca
Amoghapasa ke Dharmasraya atas perintah Raja
Kertanegara. Ekspedisi Pamalayu dengan dikirimnya 14.000
pasukan yang dikirim ke Dharmasraya, Sumatera.
Ekspedisi Pamalayu dimulai pada tahun 1275
dengan dikirimnya 14.000 pasukan yang dikirim ke
Dharmasraya, Sumatera. Latar belakang Ekspedisi
Pamalayu adalah mengantisipasi serangan bangsa
Mogul yang dipimpin Kubilai Khan.
KEHIDUPAN EKONOMI
letak Singasari yang berada pada sekitar Lembah
Sungai Brantas dan diperkirakan rakyat Singasari
bekerja pada sektor pertanian. Keberadaan sungai
Brantas juga diduga dimanfaatkan sebagai wilayah
lalu lintas perdagangan dari wilayah dalam dengan
wilayah luar. Dengan demikian dapat disimpulkan
Kerajaan Singasari juga mengandalkan
perdagangan dalam sektor Ekonomi.
KEADAAN SOSIAL BUDAYA
Singasari sebagai kerajaan yang besar memiliki
peninggalan berupa prasasti, candi serta patung.
Adapun candi peninggalan diantaranya Candi Jago,
Candi Kidal dan Candi Singasari. Peninggalan
berupa patung diantaranya patung Ken Dedes
sebagai Prajnaparamita lambang dari dewi
kesuburan serta patung Kertanegara sebagai
Amoghapasa
KERAJAAN MAJAPAHIT