Anda di halaman 1dari 107

Kerajaan Kutai

Muara Kamar, Kalimantan Timur , dekat


Lokasi Sungai Mahakam. Abad ke 4

Sumber Sejarah Yupa.


Yupa adalah tugu batu yang
berfungsi sebagai tugu peringatan
yang dibuat oleh para brahmana
atas kedermawaan raja mulawarman
Keadaan Politik
Raja Kudungga
Raja pertama kerajaan Kutai

Raja Aswawarman
Anak dari kudungga ( Wangsakerta ) . Pada masa pemerintahannya
beliau mengadakan upacara Aswamedha yaitu upacara pelepasan
kuda dengan tujuan memperluas wilayah kekuasaan.

Raja Mulawarman
Raja terbesar kerajaan Kutai, mencapai masa keemasan dan wilayah
kekuasaan hampir seluruh Kalimantan Timur.
Kehidupan Sosial Kerajaan Kutai
1. Masyarakat kerajaan Kutai tertata tertib serta
teratur
2. Masyarakat kerajaan Kutai mempunyai
kemampuan beradaptasi dengan budaya luar dan
tetap memelihara serta melestarikan budayanya
sendiri

Kehidupan Ekonomi
Keadaan Ekonomi kerajaan Kutai belum banyak
diketahui karena prasasti yang ada tidak
menjelaskan hal tersebut.Kerajaan Kutai menjadi
tempat yg menarik untuk disinggahi para pedagang.
Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan perdagangan
sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat
Kutai selain pertanian
Keadaan Sosial
Kebudayaan sudah maju dibuktikan dengan adanya
peninggalan “YUPA”
Kerajaan Kutai sudah terdapat upacara penyucian
diri yaitu “ Vratyastoma “.
Vratyastoma : seseorang yg telah tercemar dan
karena dikeluarkan dari kasta dapat diterima
kembali masuk kastanya setelah melakukan
upacara ini.
Mengangkat orang indonesia yg telah terpengaruh
budaya India masuk pada suatu kasta dalam agama
Hindu
Kerajaan Tarumanegara

Lokasi
Di daerah Bogor jawa barat
Kerajaan berkuasa abad 4 – 7 masehi

Sumber Sejarah
Prasasti Ciaruteun
Ditemukan di Ciampea, Bogor, tepi
Sungai Ciaruteun.
Ditemukan sepasang telapak kaki
sang raja yang menunjukkan
bahwa raja menguasai daerah
disekitarnya serta terukir empat
baris kalimat dengan huruf Pallawa
dan bahasa Sansekerta
Prasasti Tugu
Di Desa Tugu, Cilincing,
Jakarta
1. Penggalian sebuah
saluran air Gomati
sepanjang 6.112 tumbak
atau ± 11 km.
penggalian dilakukan
pada masa pemerintahan
Purnawarman selama 21
hari dan setelah selesai
diadakan selamatan
dengan memberikan
1.000 ekor sapi kepada
para brahmana.
2. Penggalian sungai
Candrabhaga oleh
Punawarman yang
dialirkan dari istana
menuju laut yang
diperkirakan digunakan
untuk mengatasi banjir.
Prasasti Kebon Kopi
prasasti Kebon Kopi
Ditemukan di Kampung
Muara Hilir, Kecamatan
Cibungbulan, Bogor.
Ditemukan tapak kaki
gajah kerajaan yang
disamakan dengan
telapak kaki gajah
Airawata yaitu gajah
tunggangan dewa Wisnu

Prasasti Jambu
Ditemukan di bukit Koleongkak di
perkebunan jambu sekitar 30 km
sebelah barat Bogor, yang
menggunakan bahasa Sansekerta
dan Huruf Pallawa serta terdapat
telapak kaki yang isinya memuji
pemerintahan raja Punawarman
Prasasti Muara Cianten
Prasasti Muara
Cianten dan Pasir Awi
Ditemukan di Bogor,
menggunakan aksara
ikal yang belum
dapat dibaca

Prasasti Lebak
Prasasti Lebak ( Cidanghia )
Ditemukan di kampung Lebak
di tepi sungai Cidanghia .
Prasasti ini baru ditemukan dan
berisi 2 baris kalimat
berbentuk puisi dengan huruf
Pallawa dan bahasa Sansekerta.
Isi prasasti tersebut
mengungkapkan keberanian
raja Purnawarman
Keadaan Politik Kerajaan Tarumanegara
Tarumanegara sendiri hanya mengalami masa
pemerintahan 12 orang Raja
1. Jayasingawarman
2. Dharmayawarman
3. Purnawarman
4. Wisnuwarman
5. Indrawarman
6. Candrawarman
7. Suryawarman
8. Kertawarman
9. Sudhawarman
10. Hariwangsawarman
11. Nagajayawarman
12. Linggawarman
Purnawarman

Merupakan raja yang paling terkenal. Pada masa pemerintahannya


rakyat dapat hidup makmur. Raja dikenl bijaksana dan murah hati.
Hal ini terbukti dengn penggalian Sungai Gomati untuk
meningkatkan hasil pertanian dan menghindari wilayah dari banjir.
Selain itu raja memberikan 1.000 ekor sapi kepada para brahmana

Keadaan Sosial
Kehidupan social kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi hal ini
terlihat dari upaya raja Purnawarman yang terus berusaha untuk
meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat . Raja Purnawarman
juga sangat memperhatikan kedudukan kaum brahmana yang
dianggap penting dalam melaksanakan upacara korban yang
dilakukan di kerajaan sebagai tanda penghormatan kepada para
Dewa
Keadaan Ekonomi

Prasasti Tugu menyatakan bahwa raja Purnawarman memerintahkan


rakyat untuk membuat sebuah saluran air sepanjang 6.112 tombak.
pembangunan sungai ini mempunyai arti yang sangat besar bagi
masyarakat karena dapat dipergunkan sebagai sarana untuk
mencegah banjir serta sarana lalu lintas untuk pelayaran
perdagangan antar daerah di kerajaan dengan dunia luar.
Kerajaan Kalingga / Holing

Lokasi sebuah kerajaan bercorak Budha yang muncul di Jawa


Tengah bagian Utara sekitar abad ke-6 masehi.

Catatan dari zaman


Dinasti Tang

Sumber Sejarah Catatan I-Tsing

Prasasti

Candi
Catatan Dari Zaman Dinasti Tang

Cerita Cina pada zaman Dinasti Tang (618 M - 906 M)


memberikan tentang keterangan Ho-ling sebagai berikut.
1. Ho-ling atau disebut Jawa terletak di Lautan Selatan. Di
sebelah utaranya terletak Ta Hen La (Kamboja), di sebelah
timurnya terletak Po-Li (Pulau Bali) dan di sebelah barat
terletak Pulau Sumatera.
2. Ibukota Ho-ling dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari
tonggak Kayu.
3. Raja tinggal di suatu Bangunan besar bertingkat, beratap daun
palem, dan singgasananya terbuat dari gading.
4. Penduduk Kerajaan Ho-ling sudah pandai membuat minuman
keras dan bunga kelap.
5. Daerah Ho-ling menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula
badak dan gading gajah.

Catatan I-Tsing
Catatan I-Tsing (tahun 664/665 M) menyebutkan bahwa pada abad
ke – 7 tanah Jawa telah menjadi salah satu pusat pengetahuan
agama Budha Hinayana
Prasasti Tukmas

Ditemukan di lereng barat Gunung


Merapi, tepatnya di Dusun
Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan
Grabag, Magelang di Jawa Tengah.
1. Bertuliskan huruf Pallawa yang
berbahasa Sanskerta.
2. Isi prasasti menceritakan
tentang mata air yang bersih
dan jernih. Sungai yang
mengalir dari sumber air
tersebut disamakan dengan
Sungai Gangga di India.
3. Pada prasasti itu ada gambar-
gambar seperti trisula, kendi,
kapak, kelasangka, cakra dan
bunga teratai yang merupakan
lambang keeratan hubungan
manusia dengan dewa-dewa
Hindu.
Prasasti Sojomerto

1. Ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan


Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
2. Prasasti ini beraksara Kawi dan berbahasa
Melayu Kuno.
3. Berasal dari sekitar abad ke-7 masehi.
Candi Angin
1. Candi Angin terdapat di desa
Tempur, Kecamatan Keling,
Kabupaten Jepara. Karena letaknya
yang tinggi tapi tidak roboh
terkena angin, maka dinamakan
“Candi Angin”.
2. Menurut para penelitian Candi
Angin lebih tua dari pada Candi
Borobudur. Bahkan ada yang
beranggapan kalau candi ini
buatan manusia purba di
karenakan tidak terdapat
ornamen-ornamen Hindu-Budha.
Candi Bubrah Jepara

Candi Bubrah terdapat di desa


Tempur, Kecamatan Tempur,
Kabupaten Jepara. Candi
Bubrah adalah candi yang
terdapat di Desa Tempur.
Candi Bubrah bisa juga
dikatakan gapura menuju
Candi Angin, Candi Bubrah
berjarak kurang lebih 500
meter dari Candi Angin.
Keadaan Politik
Berdasarkan berita cina di sebutkan bahwa kerajaan
kalingga / holing di perintah oleh seorang raja putri
yang bernama Ratu Sima. Pemerintahan Ratu Sima
sangat keras namun adil dan bijaksana. Kepada
setiap pelanggar, Ratu Sima selalu memberikan
sanksi yang tegas. Rakyat tunduk dan patuh
terhadap segala perintah Ratu Sima bahkan tidak
seorang pun rakyat maupun pejabat kerajaan yang
melanggar segala perintahnya.
Keadaan Ekonomi
Kehidupan perekonomian masyarakat kerajaan kalingga /
holing berkembang pesat. Masyarakat kerajaan kalingga
telah mengenal hubungan perdagangan. Mereka menjalin
hubungan perdagangan pada suatu tempat yang di sebut
dengan pasar. Pada pasar itu, mereka mengadakan
hubungan dengan teratur. Selain itu, kegiatan ekonomi
masyarakat lainnya, di antaranya bercocok tanam,
menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula badak, dan
gading serta membuat garam. Kehidupan masyarakat
holing tentram. Hal itu di sebabkan karena di Holing tidak
ada kejahatan dan kebohongan. Berkat kondisi itu, rakyat
Holing memperhatikan pendidikan. Hal itu terbukti
dengan adanya rakyat Holing telah mengenal tulisan
dan ilmu perbintangan.
Kehidupan Budaya
Kerajaan kalingga merupakan kerajaan yang sangat
terpengaruh oleh ajaran Budha. Oleh karena itu,
Holing menjadi pusat pendidikan agama Budha.
Holing memiliki seorang pendeta yang bernama
Jnanabhadra. Hal itu menyebabkan masyarakat
Holing mayoritas beragama Budha.
Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Budha terbesar di Indonesia.


Pada awalnya terletak di Muara Takus, Riau
namun setelah berhasil menguasai
Lokasi Palembang pusat kerajaan di pindahkan ke
muara Sungai Musi, Palembang.
Kerajaan Sriwijaya diperkirakan berdiri pada
abad ke 7 M

Nama sriwijaya dalam bahasa sansekerta


berarti “ Cahaya Kemenangan “.
Diambil dari kata “ Sri” yang berarti “ Cahaya “
“ Wijaya “ yang berarti “ kemenangan “
Sumber Sejarah
Sumber Dalam Negeri

Prasasti kedukan Bukit Prasasti karang Berahi Prasasti nalanda

Prasasti Telaga batu Prasasti Ligor

Prasasti Talang Tuo Prasasti Kota Kapur

Sumber Luar Negeri

Berita Cina Berita India Berita Arab


Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti Kedukan bukit ditemukan di
kampung Kedukan Bukit, Sumatra
Selatan. Berbentuk batu berukuran
45 x 80 Cm ditulis dengan
menggunakan aksara Pallawa.
Berisi keterangan bahwa Raja
Dapunta hyang Sri Jayanasa berhasil
menaklukkan Kerajaan Melayu dan
berhasil memperluas kekuasaan
hingga ke Jambi

Prasasti Karang Berahi


Prasasati Karang Berahi
Ditemukan pada tahun 1904 di
daerah Batang Merangin Dusun
Batu Besurut, Desa Karang
Berangin – Jambi.
Berisi tentang penguasaan
Sriwijaya atas daerah Jambi
Prasasti Talang Tuo

Prasasti Talang Tuo adalah


salah satu peninggalan
kerajaan Sriwijaya yang
ditemukan di bagian sebelah
barat kota Palembang,
daerah Talang Tuo. Prasasti
ini berisi 14 baris tulisan
dalam bahasa Melayu kuno
dan ditulis dengan huruf
Pallawa. Isinya tentang
pembuatan taman (kebun)
Srisetra atas perintah
DaPunta Hyang dengan
tujuan untuk kemakmuran
semua makhluk. Di Samping
itu, ada juga doa dan
harapan yang jelas yang
menunjukkan sifat agama
Hindu.
Prasasti Telaga Batu
Di Telaga Batu, dekat Palembang
ditemukan sebuah prasasti
berbahasa Melayu kuno dan huruf
Pallawa. Prasasti ini tidak ada
angka tahunnya dan isinya tentang
kutukan-kutukan yang sangat
seram kepada siapa saja yang
melakukan kejahatan dan tidak
taat kepada perintah-perintah raja

Prasasti Ligor
Prasasti Ligor menyebutkan tentang Ibu
kota Ligor yang berfungsi mengawasi
pelayaran dan perdagangan di Selat
Malaka. Selain itu berisi tentang pujian
bagi raja yang berhasil menaklukkan
musuh” dan merupakan wujud kembar
dewa kasta yg dengan kekuatannya di
sebut dewa Wisnu.
Prasasti Kota Kapur
Prasasti Kota Kapur
merupakan prasasti
peninggalan kerajaan
Sriwijaya yang ditemukan di
Pulau Bangka, isinya berupa
doa kepada para dewa untuk
menjaga kesatuan Sriwijaya
dan menghukum setiap orang
yang bermaksud jahat.

Prasasti Nalanda
Isinya tentang perintah
pembangunan sebuah biara di
Nalanda atas perinta Raja Balaputra
Dewa. Dalam prasasti ini dituliskan
pula bahwa kerajaan Sriwijaya telah
mengadakan hubungan dengan
kerajaan Pala di Benggala ( India
Timur)
Peninggalan Candi
Candi Muara Takus Candi Muaro Jambi
Keadaan Politik
Raja Dapunta Hyang Srijayanaga

Pada masa pemerintahan raja Dapunta Hyang, kerajan Sriwijaya telah


berhasil melakukan perluasan wilayah sampai ke daerah Jambi. Raja
Dapunta Hyang juga lah yang menjadikan Sriwijaya menjadi kerajaan
maritim

Raja BalaPutradewa

Raja Balaputradewa memegang kendali kerajaan sekitar abad ke-9.


Pada masa pemerintahannya lah kerajaan Sriwijaya mencapai puncak
keemasannya yaitu menjadi sebuah kerajaan yang besar termasuk
menjadi pusat agama Buddha di Asia Tenggara.
Sri Sudamaniwarmadewa

Pada masa pemerintahannya, kerajaan Sriwijaya mendapat serangan


dari raja Darmawangsa dari Jawa Timur. Namun, serangan tersebut
berhasil dipatahkan.

Sanggrama Wijayattunggawarman

Pada masa pemerintahannya, kerajaan Sriwijaya berhasil ditaklukkan


oleh raja Rajendra Chola dari kerajaan Chola. Sanggrama
Wijayattunggawarman pun ditawan, dan dibebaskan kembali pada
masa raja Kuluttungga I dari kerajaan Chola.
Keadaan Ekonomi
Pada awalnya kehidupan ekonomi masyarakat
Sriwijaya bertumpu pada bidang pertanian. Namun
dikarenakan letaknya yang stategis yaitu
dipersimpangan jalur perdagangan internasional
membuat hasil bumi menjadi modal utama untuk
memulai kegiatan perdagangan dan pelayaran.
Karena letak yang strategis para pedagang Cina
yang akan ke India bongkar muat di sriwijaya dan
begitu juga dengan pedagang india yang ke Cina.
Dengan demikian pelabuhan sriwijaya semakin
ramai hingga sriwijaya menjadi pusat perdagangan
se Asia Tenggara
Keadaan Sosial Budaya
Sriwijaya pernah menjadi pusat pendidikan dan
pengembangan Agama Budha. Seorang Bikhu
Budha dari cina pada tahun 671 berangkat ke India
untuk belajar agama Budha. Ia singgah di Sriwijaya
selama 6 bulan untuk belajar bahasa Sansekerta.
Pada saat itu di Sriwijaya juga ada guru yang
beragama Budha yg bernama “ Sakyakirti”.
Kemajuan kerajaan
1.Masa kejayaan kerajaan Sriwijaya mencapai puncaknya
ketika berada dibawah kepemimpinan raja Balaputradewa.
2.Dibawah kekuasaannya kerajaan ini mampu memperluas
wilayahnya hingga mencakup hampir seluruh pulau
sumatra, daerah kalimantan barat, bagian jawa barat dan
semenanjung melayu.
3.Kerajaan Sriwijaya juga semakin mengokohkan dirinya
sebagai kerajaan dengan kekuatan maritim yang sangat
tangguh, menjadi pusat perkembangan agama Buddha,
serta menjadikan Sriwijaya sebagai pusat perdagangan di
Asia Tenggara.
Kemunduran kerajaan
1. Dilakukannya ekspedisi Pamalayu oleh kerajaan Singasari yang
menyebabkan wilayah melayu lepas dari kekuasaan kerajaan
Sriwijaya
2. Lemahnya kontrol pusat pemerintahan Sriwijaya terhadap daerah
kekuasaannya, sehingga memudahkan daerah-daerah tersebut
memisahkan diri
3. Perubahan letak pusat pemerintahan Sriwijaya akibat pengendapan
lumpur sungai Musi, yang mengakibatkan pusat pemerintahannya
jauh dari pantai. Sehingga ibukota Sriwijaya kurang diminati lagi
4. Terjadinya penyerangan yang dilakukan oleh kerajaan Majapahit,
yang mengakibatkan jatuhnya kerajaan Sriwijaya
5. Kedudukan Kerajaan Sriwijaya makin terdesak, karena munculnya
kerajaan-kerajaan besar yang juga memiliki kepentingan dalam
dunia perdagangan, seperti Kerajaan Siam di sebelah utara. Kerajaan
Siam memperluas kekuasaannya ke arah selatan dengan menguasai
daerah-daerah di Semenanjung Malaka termasuk Tanah Genting Kra.
Jatuhnya Tanah Genting Kra ke dalam kekuasaan Kerajaan Siam
mengakibatkan kegiatan pelayaran perdagangan di Kerajaan
Sriwijaya semakin berkurang.
6. Para pedagang yang melakukan aktivitas
perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin
berkurang, karena daerah-daerah strategis yang
pernah dikuasai oleh Kerajaan Sriwijaya telah jatuh
ke kekuasaan raja-raja sekitarnya. Akibatnya, para
pedagang yang melakukan penyeberangan ke
Tanah Genting Kra atau yang melakukan kegiatan
ke daerah Melayu (sudah dikuasai Kerajaan
Singosari) tidak lagi melewati wilayah kekuasaan
Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram berkuasa di Jawa Tengah bagian selatan


antara abad ke-8. Daerah Mataram dikelilingi oleh banyak
pegunungan dan juga dialir banyak sungai besar diantaranya
sungai Progo, Bogowonto, Elo, dan Bengawan Solo. kerajaan
maratam kuno memiliki banyak peninggalan candi. Kerajaan
Mataram merupakan daerah yang subur yang memudahkan
terjadinya pertumbuhan penduduk yang cukup pesat dan
merupakan kekuatan utama bagi Negara darat
Sumber sejarah
Prasasti Canggal

Prasasti Canggal dalam


bentuk Candrasangkala,
ditemukan di halaman Candi
Gunung Wukir yang berada di
desa Canggal berangka tahun
732 M.
Prasasti Kalasan

Prasasti Kalasan ditulis dalam bahasa


Sansekerta dan huruf Pranagari (India
Utara), yang ditemukan di kawasan
desa Kalasan Yogyakarta tahun 778
M.

Prasasti Kedu
Prasasti Mantyasih yang menggunakan
bahasa Jawa Kuno ditemukan di
Mantyasih Kedu, Jateng dengan angka
tahun 907 M. Menyebutkan tentang
Sanjaya adalah raja pertama Mataram,
selain itu prasasti ini memuat nama raja”
Mataram dari Dinasti Sanjaya.
Prasasti Kelurak
Prasasti Klurak ditemukan di
kawasan desa Prambanan dengan
angka tahun 782 M tertulis dalam
huruf Pranagari dan bahasa
Sansekerta dalam isinya
menceritakan pembangunan arca
Manjusri oleh Raja Indra yang
memiliki gelar Sri
Sanggramadananjaya

Prasasti Ratu Boko

Berasal dari th 856 M. prasasti ini


berisi tentang kekalahan raja
Balaputradewa dalam perang
saudara melawan kakaknya
Pramodawardani sehingga ia
menyingkir ke Sriwijaya
Pasasti Nalanda

Berasal dari th 860M. Prasasti ini berisi


tentang asal usul Raja Balaputradewa.
Dalam prasasti ini disebutkan bahwa ia
adalah putra Samaratungga

Cerita Parahyangan

Kitab ini menceritakan tentang asal usul


raja Sanjaya
Candi Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno
candi Gatot Kaca

Candi Bima
Candi Dwarawati

Candi Arjuna
Candi Semar

Candi Srikandi
Candi Gedong Songo

Candi Sari
Candi Mendut

Candi Pawon
Candi Borobudur

Candi Prambanan
Keadaan Politik Kerajaan Mataram Kuno
Mataram Kuno atau Mataram (Hindu) merupakan
sebutan untuk dua dinasti :

Dinasti Sanjaya yang berkuasa di Jawa Tengah


bagian Utara
Dinasti Sanjaya bercorak Hindu yang didirikan pada
tahun 732

Dinasti Saylendra yang berkuasa di Jawa Tengah


Bagian Selatan. Dinasti Syailendra bercorak Buddha
Mahayana yang didirikan pada tahun 752
Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya (732-760 M)
Disebut raja pertama Mataram Kuno. Pada prasasti
Canggal disebutkan bahwa pada masa sebelumnya
mataram Kunu dipimpin oleh Raja Sanna, namun ia
gugur oleh serangan musuh. Raja sanna tidak
memiliki keturunan sehingga dipilih Sanjaya
menjadi seorang raja.pada masa pemerintahannya
keadaan kerajaan aman dan tenteram karena
Sanjaya memerintah dengan sangat adil serta
bijaksana. Sanjaya meninggal sekitar abad ke 8
karena sakit
Sri Maharaja Rakai Panangkaran (760-780 M)
Rakai Panangkaran yang berarti raja mulia yang
berhasil mengembangkan potensi wilayahnya.
Rakai Pangkaran berhasil mewujudkan cita-cita
ayahandanya, Sri Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya
dengan mengambangkan potensi wilayahnya.
Menurut Prasati Kalasan, pada masa pemerintahan
Rakai Panangkaran dibangun sebuah candi yang
bernama Candi Tara, yang didalamnya tersimpang
patung Dewi Tara. Terletak di Desa Kalasan, dan
sekarang dikenal dengan nama Candi Kalasan.
Sri Maharaja Rakai Panunggalan (780-800 M )

Sri Maharaja Rakai Warak (800-820 M)


Pada masa pemerintahannya, kehidupan dalam
dunia militer berkembang dengan pesat. Berbagai
macam senjata diciptakan. Rakai Warak sangat
mengutamakan ketertiban yang berlandaskan pada
etika dan moral
Sri Maharaja Rakai Pikatan (840 – 856 M)
Dinasti Sanjaya mengalami masa gemilang pada
masa pemerintahan Rakai Pikatan. Pada masa
pemerintahannya, pasukan Balaputera Dewa
menyerang wilayah kekuasaannya. Namun Rakai
Pikatan tetap mempertahankan kedaulatan
negerinya dan bahkan pasukan Balaputera Dewa
dapat dipukul mundur dan melarikan diri ke
Palembang.
Pada zaman Rakai Pikatan inilah dibangunnya Candi
Prambanan dan Candi Roro Jonggrang.
Sri Maharaja Rakai Kayuwangi (856 – 882 M)
Prasasti Siwagraha menyebutkan bahwa Sri
Maharaja Rakai Kayuwangi memiliki gelar Sang
Prabu Dyah Lokapala. Tugas utamanya yaitu
memakmurkan, mencerdaskan, dan melindungi
keselamatan warga negaranya.
Rakai Kayuwangi merupakan anak dari Rakai
Pikatan
Sri Maharaja Rakai Watuhumalang (882 – 899 M)
Sri Maharaja Watukumara Dyah Balitung (898 – 915
M)
Sri Maharaja Rakai Daksottama (915 – 919 M)
Sri Maharaja Dyah Tulodhong (919 – 921 M)
Sri Maharaja Dyah Wawa ( 921 – 928 M)
Sri Maharaja Rakai Empu Sendok (929 – 930 M)
Kehidupan Sosial
Kehidupan social masyarakat di kerajaan Mataram
Kuno sudah teratur. Terlihat dari sikap gotong
royong masyarakat saat membuat candi bersama.
Sikap toleransi diantara masyarakat sangat baik.
Hal ini terbukti dengan adanya dua aliran
kepercayaan yang berbeda tetapi mereka tetap bias
bersosialisasi

Kehidupan Ekonomi
Perekonomian kerajaan Mataram Kuno saat ini
bertumpu pada sector Pertanian karena letak yang
cukup disebut sebagai pedalaman dan memiliki
tanah yang subur. Selai itu mata pencaharian pokok
adalah perdagangan dan pengrajin.
kehidupan Agama
Sebagian besar raja – raja Dinasti Syailendra
beragama Budha Mahayana. Hal ini menunjukkan
bahwa agama Budha telah masuk di Mataram.
Dengan dibangunnya candi – candi Budha
Berdasarkan Prasasti Canggal yang menveritakan
tentang pendirian lingga ( lambing Siwa ) dapat
ditarik kesimpulan bahwa masyarakat Mataram
Kuno Wangsa Sanjaya memiliki kepercayaan agama
Hindu beraliran Siwa.
KERAJAAN MEDANG KAMULAN

Melalui penemuan beberapa prasasti, dapat


diketahui bahwa Medang Kamulan berada
di daerah Jawa Timur (muara sungai
brantas). Ibukota kerajaan bernama Watan
Mas. Kerajaan Medang Kamulan didirikan
oleh Mpu Sendok. Wilayah kekuasaan
Lokasi Medang Kamulan pada masa pemerintahan
Mpu Sindok meliputi wilayah Pasuruan
sebelah timur, Surabaya sebelah utara, dan
Malang sebelah selatan. Medang Kamulan
berhasil menguasai hampir seluruh wilayah
Jawa Timur dengan daerah pengaruhnya
mencakup daerah Indonesia Timur.
Pada masa pemerintahan Raja Wawa, diperkirakan ibu kota
Mataram sempat dipindahkan ke Medang (925 M), tepatnya
di sekitar daerah Purwodadi, Semarang.
Raja Wawa kemudian digantikan oleh menantunya, Mpu
Sindok, yang memindahkan seluruh Kerajaan Medang ke
Jawa Timur dan menyebut kerajaannya dengan nama
Medang Mataram. Ibu kota kerajaan ini terletak di Watan
Mas, sekitar muara Sungai Brantas.
Alasan Mpu Sindok memindahkan Medang Mataram ke Jawa
Timur adalah;
1) untuk menghindari bahaya gunung berapi,
2) menjauhkan diri dari ancaman Sriwijaya, serta
3) tanah di Jawa Timur lebih subur untuk pertanian dan baik
pula untuk perdagangan.
Raja-Raja yang pernah Memerintah Kerajaan
Medang kamulan
Mpu Sindok

Karena Mataram tidak memungkinkan untuk mempertahankan dinasti


Sanjaya akibat desakan Sriwijaya dari arah barat, Mpu Sindok
memindahkan pusat pemerintahannya ke Jawa Timur. Bahkan dalam
prasasti terakhir Mpu Sindok (tahun 947) menyatakan, Raja Mpu
Sindok adalah peletak dasar berdirinya kerajaan Medang Kamulan di
Jawa Timur. Mpu Sindok juga mendirikan dinasti yang diberi nama
dinasti Isyana. Nama Dinasti itu diambil dari gelar Mpu Sindok, yaitu
Mpu Sindok Sriisyanatungga Dewa. Namun, setelah Mpu Sindok turun
tahta, keadaan di Jawa Timur dapat dikatakan suram dan gelap. Hal
ini terjadi karena tidak ditemukan prasasti yang menceritakan kondisi
Jawa Timur. Baru setelah raja Airlangga naik tahta muncul Prasasti-
prasasti yang dapat dijadikan sebagai sumber untuk mengetahui
keberadaan Medang Kamulan di Jawa Timur.
Dharmawangsa Teguh
Dharmawangsa Teguh adalah cucu Mpu Sindok, yang
terkenal sebagai seorang raja yang memiliki pandangan
politik yang tajam. Pada tahun 1003, Dharmawangsa
Teguh mengirimkan tentaranya untuk merebut pusat
perdagangan di Selat Malaka dari tangan Sriwijaya.
Serangan tersebut mengalami kegagalan, bahkan
Kerajaan Sriwijaya melalui Kerajaan Wurawari berhasil
melakukan serangan dengan baik.

Serangan dari Kerajaan Wurawari itu mengakibatkan


hancurnya Kerajaan Medang Kamulan (tahun 1016).
Peristiwa tersebut disebut Pralaya Medang dan
Dharmawangsa Teguh gugur.
Airlangga
Airlangga adalah putra dari Raja Udayana dan Mahendradatta
(saudara perempuan Dharmawangsa Teguh). Airlangga menikah
dengan putri Dharmawangsa Teguh. Pada saat upacara pernikahan
tersebut Kerajaan Medang Kamulan diserbu Kerajaan Wurawari, yang
mengakibatkan hancurnya Kerajaan Medang Kamulan.

Airlangga berusaha memulihkan kewibawaan Kerajaan Medang


Kamulan dan berhasil menaklukkan raja-raja yang sebelumnya
taklukan pada masa pemerintahan Dharmawangsa Teguh. Airlangga
berhasil memindahkan pusat pemerintahan dari Medang Kamulan ke
Kahuripan. Untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat, Airlangga
melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:
1.Menaklukkan raja-raja yang dulu merupakan bawahan Medang. Raja
Bisaprabhawa ditaklukkan tahun 1029, Raja Wijayawarman dari
Wengker ditundukkan tahun 1030, Raja Adhamapanuda ditaklukkan
tahun 1031. Raja Wurawari, musuh bebuyutannya, ditaklukkan tahun
1035.
2.Memindahkan ibukota ke wilayah Kahuripan di Jawa Timur.

3.Memperbaiki Pelabuhan Hujung Galuh di muara Sungai Brantas.


4. Membangun candi dan asrama sebagai tempat
beribadah para brahmana di daerah Pucangan.
5. Membangun Waduk Waringin Sapta sebagai
pencegah banjir dan mengairi lahan pertanian.
6. Membangun jalan-jalan yang menghubungkan
daerah pesisir pantai ke pusat Kerajaan.
7. Menguasai Sriwijaya dengan mengawini putri
dari Sriwijaya yang melahirkan Samarawijaya dan
Panji Garasakan
Kerajaan Medang Kamulan mencapai kejayaan dan
kemakmuran pada masa pemerintahan Airlangga. Setelah
kerajaan mencapai kesejahteraan, Airlangga memasuki
masa kependetaan. Kemudian takhta diserahkan kepada
putri yang lahir dari permaisuri namun putri Airlangga
tersebut memilih menjadi seorang pertapa dengan gelar
terlahir dari selir Airlangga.

Selanjutnya Kerajaan Medang Kamulan terbagi dua yaitu


Kerajaan Jenggala dan kerajaan Kediri (Panjalu). Maksud
Airlangga membagi kerajaan menjadi dua adalah untuk
mencegah terjadinya perang saudara, ahirnya kerajaan ini
dibagi menjadi dua dengan batas Gunung Kawi atas
bantuan Mpu Barada, Jenggala dengan ibu kotanya
Kahuripan dan Panjalu dengan ibu kotanya Daha (kediri).
Kehidupan Ekonomi
1.Mpu Sindok memerintah dengan bijaksana dilihat
dari usaha yang ia lakukan, seperti banyak
membangun bendungan dan kebijaka yang lainnya.
2.Dharmawangsa yakni dengan meningkatkan
perdagangan dan pertanian rakyat.
3.Begitu pula pada masa pemerintahan Airlangga, ia
berusaha memperbaiki Pelabuhan Hujung Galuh di
muara Sungai Berantas dengan memberi tanggul-
tanggul untuk mencegah banjir dan kebijakan
lainnya
Perkembangan Sosial Kerajaan Medang Kamulan
Kehidupan sosial kerajaan Medang Kamulan sudah
teratur. Dalam kehidupan Sosial, masyarakatnya
dibedakan dalam pembagian kasta (dalam
masyarakat Hindu). Disamping itu juga berdasarkan
kedudukan seseorang di dalam masyarakat, baik
kedudukan didalam struktur birokrasi maupun
kekayaan material.
Runtuhnya Medang Kamulan
1.Pada tahun 1042, Airlangga mengundurkan diri dari takhta kerajaan,
lalu hidup sebagai petapa dengan nama Resi Gentayu (Djatinindra).
Menjelang akhir pemerintahannya Airlangga menyerahkan
kekuasaannya kepada putrinya Sangrama Wijaya Tunggadewi. Namun,
putrinya lebih memilih untuk menjadi seorang petapa dengan nama
Ratu Giriputri Dan tahta beralih kepada kedua putra Airlangga yang
lahir dari seorang selir
2.Untuk menghindari perang saudara maka Kerajaan Medang Kamulan
dibagi menjadi dua oleh Mpu Bharada yakni: Kerajaan Janggala di
sebelah timur diberikan kepada putra sulungnya yang bernama
Garasakan (Jayengrana), dengan ibu kota di Kahuripan (Jiwana)
meliputi daerah sekitar Surabaya sampai Pasuruan, Kerjaan Kediri (
Panjalu ) di sebelah barat diberikan kepada putra bungsunya yang
bernama Samarawijaya (Jayawarsa), dengan ibu kota di Kediri (Daha),
meliputi daerah sekitar Kediri dan Madiun.
KERAJAAN KEDIRI
Kerajaan Kediri adalah sebuah kerajaan
besar di Jawa Timur yang berdiri pada
abad ke-12. Kerajaan ini merupakan
bagian dari Kerajaan Mataram Kuno.
Kerajaan ini terletak di jawa Timur dan
Lokasi Pusat kerajaanya terletak di tepi S.
Brantas yang pada masa itu telah
menjadi jalur pelayaran yang ramai

Sejarah berdirinya Kerajaan Kediri diawali dengan perintah


Raja Airlangga yang membagi kerajaan menjadi dua bagian,
yaitu Jenggala (Kahuripan) serta Panjalu (Kediri) yang
dibatasi dengan Gunung Kawi serta Sungai Brantas.
Tujuannya agar tak ada pertikaian.
1. Kerajaan Janggala atau Kahuripan terdiri atas Malang
serta Delta Sungai Brantas dengan pelabuhan Surabaya,
Rembang, serta Pasuruhan, Ibu Kotanya Kahuripan.
2. Sedangkan Kerajaan Panjalu (Kediri) meliputi Kediri,
Madiun, serta Ibu Kotanya Daha.
Kemudian pada 1042, kedua putra Raja
Airlangga memperebutkan tahta kerajaan
hingga dengan terpaksa Airlangga membelah
kerajaan jadi dua. Hasil dari perang saudara
itu, Kerajaan Panjalu diberikan pada Sri
Samarawijaya yang pusatnya di Kota Daha.
Sedangkan Kerajaan Jenggala diberikan pada
Mapanji Garasakan yang berpusat di Kahuripan.
Dalam Prasasti Melenga dijelaskan kalau
Panjalu bisa dikuasai Jenggala serta nama Raja
Mapanji Garasakan (1042-1052 M) diabadikan.
Tetapi, pada peperangan setelah itu, Kerajaan
Panjalu (Kediri) berhasil menguasai semua
tahta Airlangga.
SUMBER SEJARAH
Prasasti Hantang

Prasasti Hantang tahun 1135 atau


1052 M menjelaskan Panjalu atau
Kadiri pada masa Raja
Jayabaya.Pada prasasti ini terdapat
semboyan Panjalu Jayati yang
artinya Panjalu Menang. Prasasti
ini dikeluarkan sebagai piagam
pengesahan anugerah untuk
penduduk Desa Ngantang yang
setia pada Kadiri selama perang
dengan Jenggala.Dan dari Prasasti
tersebut dapat di ketahui kalau
Raja Jayabhaya adalah raja yang
berhasil mengalahkan Janggala
dan mempersatukannya kembali
dengan Kediri.
Prasasti Malenga
Raja Haji Garasaka yang menganugrahi masyarakat
Desa Malenga karena telah membantu raja dalam
peperangan melawan Haji Linggajaya. Prasasti ini
dibubuhi cap Garudamukha ( cap kerajaan Airlangga )

Prasasti Sirah Keting


Prasasti ini berisi tentang pemberian penghargaan
yang berupa tanah dari Jayawarsa kepada rakyat Desa
sebab rakyat desa telah dianggap memiliki Jasa

Prasasti Tulungagung dan Kertasoma


Kedua prasasti ini berisi tentang masalah keagamaan.
Kedua prasasti ini berasal dari Raja Kameshwara
KEADAAN POLITIK
Airlangga
Saat turun tahta tahun 1042,(Medang Kamula)
kerajaan dibagi menjadi 2 yaitu kerajaan Panjalu (
Kediri ) di sebelah timur dan Kerajaan Jenggala di
sebelah barat
Rakai Sirikan Sri Bameswara
Raja Jayabaya
Merupakan raja terbesar Kerajaan Kediri. Dibawah
pemerintahannya Kediri berhasil memperluas wilayah
kekuasaanya. Peristiwa ini diabadikan dalam sebuah
prasasti Ngantang. Hasil pertanian serta perkebunan sangat
berlimpah dan dibagian tengah kota membelah aliran
Sungai Brantas yang sangat jernih dan menjadi tempat
hidup banyak jenis ikan, sehingga makanan sumber protein
bisa tercukupi
Raja Sarweswara
Sarweswara memerintah tahun 1159 sampai 1169.

Sri Aryyeswara
Sri Aryeswara adalah raja Kediri yang mempinpin
pemerintahan sekitar tahun 1171. Namun, tidak
diketahui dengan pasti waktu Sri Aryeswara naik
tahta dan peninggalan sejarahnya yakni prasasti
Angin tanggal 23 Maret 1171. Lambang Kerajaan
Kediri pada masa tersebut adalah Ganesha dan Sri
Aryeswara juga tidak diketahui kapan masa
pemerintahannya berakhir. (
Sri Ganda
Berdasarjan Prasasti Jaring tahun 1181 M
disebutkan bahwa Sri Ganda memiliki armada laut
yang dipimpin oleh seorang panglima
Sri Kameswara
Pada masa pemerintahannya ia telah
menganugrahkan penghargaan terhadap masyarakat
Desa Ceker yang telah berjasa terhadap kerajaannya.

Sri Kertajaya
Kerajaan mulai mengalami penurunan yang disebabkan
karena Kertajaya mengurangi hak dari kaum Brahmana.
Keadaan tersebut lalu ditentang kaum Brahmana dan
kedudukan mereka semakin tidak aman lalu banyak dari
mereka yang lari dan minta pertolongan pada Tumapel
yang pada saat itu diperintah Ken Arok. Raja Kertajaya lalu
menyiapkan pasukan untuk menyerang Tumapel,
sedangkan Ken Arok memberikan dukungan untuk kaum
Brahmana dalam melakukan serangan ke Kerajaan kediri
dan kedua pasukan tersebut bertemu di dekat Ganter tahun
1222 Masehi.
KEADAAN EKONOMI
Kediri adalah kerajaan agraris serta maritim.
Masyarakat yang hidup di daerah pedalaman bermata
pencaharian sebagai petani. Hasil pertanian di daerah
pedalaman Kerajaan Kediri sangat melimpah karena
didukung oleh keadaan tanah yang subur. Hasil
pertanian serta peternakan dan dikenal sebagai
penghasil kapas, beras serta ulat sutra. Masyarakat
yang ada di daerah pesisir, hidup dari perdagangan
serta pelayaran. Pada saat itu perdagangan serta
pelayaran berkembang cepat. Beberapa pedagang
Kediri telah melakukan hubungan dagang dengan
Maluku serta Sriwijaya.
KEADAAN SOSIAL BUDAYA
Keadaan masyarakat Kediri telah teratur.
Penduduknya telah menggunakan kain hingga di
bawah lutut, rambut diurai, dan tempat tinggalnya
rapi dan bersih. Dalam perkawinan, keluarga
pengantin wanita menerima maskawin berbentuk
emas. Orang-orang yang sakit memohon
kesembuhan pada dewa serta Buddha. Perhatian
raja pada rakyatnya sangat tinggi. Hal semacam itu
dibuktikan pada kitab Lubdaka yang berisi
mengenai kehidupan sosial masyarakat ketika itu.
Tinggi rendahnya martabat seseorang bukanlah
berdasar pada pangkat serta harta bendanya,
namun berdasar pada moral serta tingkah lakunya.
RUNTUHNYA KERAJAAN KEDIRI
Kerajaan Kediri runtuh pada saat pemerintahan Raja Kertajaya,
dimana terjadi pertentangan antara raja dengan Kaum Brahmana. Raja
Kertajaya dianggap tidak mematuhi agama dengan memaksakan
mereka menyembah padanya sebagai dewa. Kaum Brahmana
memohon pertolongan pada Ken Arok, pemimpin daerah Tumapel
yang ingin memisahkan diri dari Kediri. Lalu terjadi perang antara
rakyat Tumapel yang dipimpin Ken Arok dengan Kerajaan Kediri. Pada
akhirnya pada tahun 1222 Masehi, Ken Arok berhasil menaklukkan
Kertajaya serta Kerajaan Kediri menjadi wilayah bawahan Tumapel
atau Singhasari.
Sebagai pemimpin di Kerajaan Singhasari, Ken Arok mengangkat
Jayasabha (putra Kertajaya) sebagai bupati Kediri. Jayasabha
digantikan oleh putranya Sastrajaya pada tahun 1258. Lalu Sastrajaya
digantikan putranya Jayakatwang (1271). Jayakatwang berupaya ingin
membangun kembali Kerajaan Kediri dengan memberontak Kerajaan
Singhasari yang dipimpin Kertanegara. Terbunuhlah Raja Kertanegara
serta Kediri berhasil dibangun oleh Jayakatwang.
Tetapi, kerajaan Kediri tak berdiri lama, Raden Wijaya (menantu Raja
Kertanegara) berhasil meruntuhkan kembali Kerajaan Kediri yang
dipimpin oleh Jayakatwang. Kemudian, tak ada lagi Kerajaan Kediri.
KERAJAAN SINGASARI

Lokasi

Daerah pegunungan di wilayah sekitar Malang,


Jawa Timr. Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken
Arok pada tahun 1222 M. Kerajaan ini beribu
kota di Tumapel yang terletak di kawasan
bernama Kutaraja
SUMBER - SUMBER KERAJAAN SINGASARI
sumber keberadaan kerajan Singasari, diantaranya :
1.Kitab Pararaton, menceritakan tentang raja - raja
Singasari
2.Negarakertagama, menceritakan tentang silsilah
kerajaan Majapahit yang memiliki hubungan erat
dengan kerajaan Singasari
3.Prasasti - prasasti dengan angka tahun sesudah
1248 M, diantaranya prasasti Mulamalurung yang
menceritakan tentang struktur politik Singasari
pada 1255
4.Berita asing dari Cina
Prasasti Mula
Malurung Candi Kidal
Candi Jago Arca Amoghapasa
Candi Singosari Candi Sumberawan
Arca Dwarapala Candi Jawi
Candi Kidal Prasasti Singosari
KEADAAN POLITIK
Ken Arok (1222–1227 M)
Pendiri Kerajaan Singasari adalah Ken Arok yang
sekaligus juga menjadi Raja Singasari yang pertama
dengan gelar Sri Rangga Rajasa Sang Amurwabumi.
Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama Singasari
menandai munculnya suatu dinasti baru, yakni
Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra
(Girindrawangsa). Ken Arok hanya memerintah
selama lima tahun (1222–1227 M). Pada tahun
1227 M, Ken Arok dibunuh oleh seorang suruhan
Anusapati (anak tiri Ken Arok), sebagai terusan
kutukan dari Mpu Gandring. Ken Arok dimakamkan
di Kegenengan dalam bangunan Siwa–Buddha
Anusapati (1227–1248 M)
Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan
Singasari jatuh ke tangan Anusapati. Dalam jangka waktu
pemerintahaannya yang lama, Anusapati tidak banyak
melakukan pembaharuan-pembaharuan karena larut
dengan kesenangannya menyabung ayam. Peristiwa
kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga
ke Tohjoyo (putra Ken Arok dengan Ken Umang). Tohjoyo
mengetahui bahwa Anusapati gemar menyabung ayam
sehingga diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa.
Anusapati kemudian didharmakan di Kidal
Tohjoyo (1248 M)
Dengan meninggalnya Anusapati maka tahta Kerajaan Singasari
dipegang oleh Tohjoyo. Namun, Tohjoyo memerintah Kerajaan Singasari
tidak lama sebab anak Anusapati yang bernama Ranggawuni berusaha
membalas kematian ayahnya. Dengan bantuan Mahesa Cempaka dan
para pengikutnya, Ranggawuni berhasil menggulingkan Tohjoyo dan
kemudian menduduki singgasana.

Ranggawuni (1248–1268 M)
Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 M
dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak
dari Mahesa Wongateleng) yang diberi kedudukan sebagai ratu
angabhaya dengan gelar Narasinghamurti. Ppemerintahan
Ranggawuni membawa ketenteraman dan kesejahteran rakyat
Singasari. Pada tahun 1254 M Wisnuwardana mengangkat
putranya yang bernama Kertanegara sebagai yuwaraja (raja muda)
dengan maksud mempersiapkannya menjadi raja besar di
Kerajaan Singasari. Pada tahun 1268 Wisnuwardana meninggal
dunia dan didharmakan di Jajaghu atau Candi Jago sebagai
Buddha Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa.
Kertanegara (1268-1292 M)
Kertanegara adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar
karena mempunyai cita-cita untuk menyatukan seluruh
Nusantara. Ia naik takhta pada tahun 1268 dengan gelar Sri
Maharajadiraja Sri Kertanegara. Kerajaan Singasari
mencapai masa keemasan pada masa pemerintahan
Kertanegara. Dalam pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga
orang mahamentri. Setelah Jawa dapat diselesaikan,
kemudian perhatian ditujukan ke daerah lain. Kertanegara
mengirimkan utusan ke Melayu yang dikenal dengan nama
Ekspedisi Pamalayu 1275 yang berhasil menguasai Kerajaan
Melayu. Hal ini ditandai dengan pengirimkan Arca
Amoghapasa ke Dharmasraya atas perintah Raja
Kertanegara. Ekspedisi Pamalayu dengan dikirimnya 14.000
pasukan yang dikirim ke Dharmasraya, Sumatera.
Ekspedisi Pamalayu dimulai pada tahun 1275
dengan dikirimnya 14.000 pasukan yang dikirim ke
Dharmasraya, Sumatera. Latar belakang Ekspedisi
Pamalayu adalah mengantisipasi serangan bangsa
Mogul yang dipimpin Kubilai Khan.
KEHIDUPAN EKONOMI
letak Singasari yang berada pada sekitar Lembah
Sungai Brantas dan diperkirakan rakyat Singasari
bekerja pada sektor pertanian. Keberadaan sungai
Brantas juga diduga dimanfaatkan sebagai wilayah
lalu lintas perdagangan dari wilayah dalam dengan
wilayah luar. Dengan demikian dapat disimpulkan
Kerajaan Singasari juga mengandalkan
perdagangan dalam sektor Ekonomi.
KEADAAN SOSIAL BUDAYA
Singasari sebagai kerajaan yang besar memiliki
peninggalan berupa prasasti, candi serta patung.
Adapun candi peninggalan diantaranya Candi Jago,
Candi Kidal dan Candi Singasari. Peninggalan
berupa patung diantaranya patung Ken Dedes
sebagai Prajnaparamita lambang dari dewi
kesuburan serta patung Kertanegara sebagai
Amoghapasa
KERAJAAN MAJAPAHIT

Kerajaan yang berpusat di Jawa Timur,


LOKASI Indonesia, yang pernah berdiri dari sekitar
tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini
mencapai puncak kejayaannya pada masa
kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari
tahun 1350 hingga 1389.
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-
Buddha terakhir yang menguasai Nusantara
Menurut Negarakertagama, kekuasaannya
terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung
Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur,
meskipun wilayah kekuasaannya masih
diperdebatkan.
Faktor-faktor yang mendorong lahirnya
Kerajaan Majapahit sebagai berikut :
1. Letak Majapahit secara geografis sangat
baik, yaitu di tengah-tengah wilayah
Indonesia, sehingga mudah memainkan
peran dalam menyatukan Indonesia baik
secara politik maupun ekonomi.
2. Pusat kerajaan di tepi sungai besar yang
mudah dilayari, sehingga hubungan dengan
dunia luar sangat mudah.
3. Tanahnya subur dan banyak
menghasilkan bahan-bahan ekspor,
khususnya hasil pertanian utamanya beras
dan kacang-kacangan.
4. Timbulnya tokoh-tokoh negarawan
seperti R. Wijaya, Hayam Wuruk, dan Patih
Gajah Mada yang melaksanakan gagasan
Nusantara dengan "Sumpah Palapa"nya.
KEADAAN POLITIK
Raden Wijaya (1293-1309)
Masa pemerintahan tahun 1293-1309 M, sebagai pendiri kerajaan
Majapahit . Berdirinya kerajaan Majapahit adalah usaha dan
perjuangan Raden Wijaya dibantu oleh pengikutnya.
Setelah berhasil mengalahkan pasukan Kubilai Khan, maka pada
tahun 1293 Raden Wijaya dinobatkan menjadi raja pertama Majapahit
dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Dalam rangka mewujudkan
pemerintahan yang kuat, maka Raden Wijaya melakukan berbagai
tindakan yaitu seperti membangun Majapahit sebagai pusat
pemerintahan. Raden Wijaya wafat pada tahun 1309, dan di
makamkan di candi Sumberjati (Candi Simping). Dan digantikan oleh
putranya yang bernama Kalagemet, dan setelah menjadi raja bergelar
Jayanegara yang memerintah pada thaun 1309-1328.
Jayanegara (1309-1328)
pada masa pemerintahan Jayanegara (Kala Gemet), banyak terjadi
pemberontakan karena beliau sewaktu menjadi raja ia masih sangat
muda dan lemah sehingga dimanfaatkan orang-orang yang merasa
tidak puas untuk memberontak.
Diantaranya pemberontakan tersebut:
a.Pemberontakan Ranggalawe tahun 1309
b.Pemberontakn Lembu Sora Tahun 1311
c.Pemberontakan Juru Demung tahun 1313.
d.Pemberontakan Gajah Biru tahun 1314.
e.Pemberontakan Nambi tahun 1316.
f.Pemberontakan Kuti tahun 1319.
Tribuana Tungga Dewi (1328-1350)
Raja Jayanegara meninggal tanpa meninggalkan seorang
putra, oleh karena itu yang seharusnya menjadi raja
adalah Gayatri, tetapi karena ia telah menjadi seorang
Bhiksu maka digantikan oleh putrinya Bhre Kahuripan
dengan gelar Tribuwana Tunggadewi, yang dibantu oleh
suaminya yang bernama Kartawardhana. Pada tahun 1331
timbul pemberontakan yang dilakukan oleh daerah
Sadeng dan Keta (Besuki). Pemberontakan ini berhasil
ditumpas oleh Gajah Mada yang pada saat itu menjabat
Patih Daha. Atas jasanya ini Gajah Mada diangkat sebagai
Mahapatih Kerajaan Majapahit. Gajah Mada kemudian
berusaha menunjukkan kesetiaannya, ia bercita-cita
menyatukan wilayah Nusantara. Pada tahun 1339, Gajah
Mada bersumpah tidak makan Palapa sebelum wilayah
Nusantara bersatu. Sumpahnya itu dikenal dengan
Sumpah Palapa,
Hayam Wuruk
Hayam Wuruk naik tahta pada usia yang sangat muda yaitu 16 tahun
dan bergelar Rajasanegara. Di masa pemerintahan Hayam Wuruk yang
didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada, Majapahit mencapai
keemasannya. Tahun 1364 Gajah Mada meninggal, Kerajaan
Majapahit kehilangan seorang mahapatih yang tak ada duanya.
“untuk mengisi kekosongan dalam pelaksanaan pemerintahan
diangkat Mpu Tandi sebagais Wridhamantri, Mpu Nala sebagai
menteri Amancanegara dan patih dami sebagai Yuamentri. Raja
Hayam Wuruk meninggal pada tahun 1389.
Wikramawardhana
Setelah Raja Hayam Wuruk meninggal digantikan
oleh putrinya yang bernama Kusuma Wardhani yang
menikah dengah Wikramawardhana.
KEMAJUAN KERAJAAN MAJAPAHIT
1. Kecakapan dari Majapatih Gajah Mada dalam menepati
sumpahnya yaitu sumpah Palapa.
2. Kemajuan dalam bidang perdagangan Dan
kebudayaan yang sudah tergolong maju pada masa
3. Sudah memiliki angkatan perang yang telah terlatih
dan sangat kuat pada waktu itu.
4. Susunan/sistem pemerintahan yang sudah
teratur,Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan
susunan birokrasi yang teratur pada masa
pemerintahan Hayam Wuruk.
Penyebab runtuhnya Kerajaan Majapahit
1. Tidak ada tokoh seperti Hayam Wuruk dan Gajah
Mada
2. Terjadinya Perang Paregreg
3. Daerah bawahan Majapahit melepaskan diri
4. Datangnya armada Laksamana Cheng Ho
5. Berkembangnya agama Islam di Pulau Jawa
6. Dibaginya kekuasaan didalam sistem
pemerintahan yang didasarkan pada
kekeluargaan atau lebih dikenal dengan
nepotisme.
7. Kemunduran bidang perdagangan disebabkan
karena Majapahit tidak mampu lagi melindungi
pusat-pusat perdagangan yang sangat luas itu.
Raja-raja Majapahit:

Anda mungkin juga menyukai