Anda di halaman 1dari 4

Zaman Kerajaan yang ada di Indonesia

1. Kerajaan Kutai
Salah satu kerajaan Hindu Budha di Indonesia yang pertama kali berdiri adalah kerajaan Kutai.
Kerajaan ini menjadi salah satu pelopor atau cikal bakal perkembangan sejarah kerajaan Hindu
Budha di Indonesia.
Kerajaan Kutai berlokasi di Kalimantan Timur sekitar aliran Sungai Mahakam. Kerajaan ini
menjadi kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang berdiri pada abad ke 4. Kerajaan Kutai sempat
dipimpin oleh 5 raja. Hingga saat ini tidak diketahui pasti siapa pendiri dari Kerajaan Kutai
namun satu nama yang diyakini adalah Kudungga. 
Raja pertama yaitu Maharaja Kudungga diyakini sebagai pendiri kerajaan Kutai. Setelah
pemerintahannya, takhta pemimpin Kerajaan Kutai jatuh kepada Maharaja Asmawarman. 
Nama Asmawarman sangat kental dengan unsur agama Hindu yang berasal dari wilayah India
Selatan. Setelah dipimpin oleh Asmawarman, pemerintahan Kerajaan Kutai jatuh pada
Mulawarman. 
Ada juga peninggalan dari Kerajaan Kutai, yaitu:
 Ketopong Sultan Kutai
Ketopong Sultan yaitu mahkota raja dari Kerajaan Kutai yang terbuat dari bahan-
bahan emas dengan berat 1,98 kg. Hingga sekarang mahkota tersebut masih
tersimpan rapi di Musem Nasional Jakarta.\
 Kalung Uncal
Kalung Uncal berbahan emas ini memiliki bobot 170 gram dengan hiasan liontin
berelief Kisah Ramayana.
 Kalung Ciwa
 Peninggalan Kerajaan Kutai selanjutnya yaitu Kalung Ciwa yang ada sejak zaman
kepemimpinan Sultan Aji Muhammad Sulaiman. Kalung ini ditemukan oleh warga di
sekitar Danau Lipan, Muara Kaman pada 1890.
 Pedang Sultan Kutai
Pedang ini terbuat dari bahan emas yang padat. Di bagian gagang pedang terdapat
ukiran seekor harimau yang sedang bersiap menerkam musuh. Sedangkan ujung
sarung pedang dihiasi ukiran seekor buaya.
 Kura-kura Emas
Kura-kura emas merupakan salah satu peninggalan sejarah dari Kerajaan Kutai
yang sekarang berada di Museum Mulawarman.
 Prasasti Kerajaan Kutai
Prasasti ini merupakan salah satu peninggalan dari Kerajaan Kutai yang paling tua
usianya. Benda ini juga merupakan salah satu bukti kuat eksistensi kerajaan Hindu
yang hidup di Pulau Kalimantan.
 Prasasti Yupa
Prasasti Yupa merupakan salah satu dari peninggalan Kerajaan Kutai tertua dan benda
ini menjadi bukti sejarah dari Kerajaan Hindu di Kalimantan tersebut. Yupa merupakan
tiang batu yang dipakai untuk mengikat kurban hewan ataupun manusia yang
dipersembahkan pada para Dewa dan pada tiang batu tersebut terdapat tulisan yang
dipahat. Tulisan-tulisan tersebut ditulis memakai bahasa sansekerta atau huruf Pallawa. 
2. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan Budha terbesar yang berada di wilayah Sumatera.
Menurut para ahli, letak ibu kota Kerajaan Sriwijaya berada di Palembang. Kerajaan ini
diperkirakan berdiri pada abad ke 7. 
Kerajaan ini menjadi pusat perdagangan dan memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas serta
didukung dengan kekuatan maritimnya yang handal. Beberapa raja yang sempat berkuasa
diantaranya adalah Dapunta Hyang (683 M) dan Indrawarman (702 M). Puncak kejayaannya
terjadi saat Balaputradewa dari dinasti Syailendra naik tahta pada tahun 860 M. Saat
pemerintahan Balaputradewa, Kerajaan Sriwijaya banyak dikunjungi oleh para pendatang yang
hendak belajar agama Budha.
Peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya yaitu:
 Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti ini ditemukan di tepi Sungai Batang, Kedukan Bukit, Palembang, Sumatera
Selatan pada 29 November 1920. Prasasti Kedukan Bukit bertuliskan hari ke-11 tahun
605 Saka atau 683 Masehi. Huruf yang digunakan yakni Pallawa dan Bahasa yang
digunakan adalah Sanskerta.
 Prasasti Telaga Batu
Prasasti Telaga Batu ditemukan di sekitar kolam Telaga Biru, Kota Palembang, Sumatra
Selatan, pada tahun 1935. Prasasti ini berisi imbauan dan kutukan kepada siapa saja yang
tidak patuh pada raja.
 Prasasti Talang Tuo
Prasasti ini ditemukan di Talang Tuo, sebelah barat Kota Palembang. Prasasti ini bisa
bertuliskan angka 606 Saka atau 684 Masehi.
Prasasti Talang Tuo berisikan syair tentang pembuatan taman Srikseta. Taman itu
dibangun atas perintah Dapunta Hyang Sri Jayanaga. Selain itu, prasasti juga berisi doa-
doa dalam agama Buddha.
 Prasasti Kota Kapur
Prasasti ini ditemukan di Kota Kapur, Pulau Bangka. Prasasti ini berngka tahun 686 M
dan berisikan pesan ekspidisi Sriwijaya ke daerah seberang lautan, yaitu Pulau Jawa.
 Candi Muara Takus
Kompleks Candi Muara Takus terdiri dari bangunan utama berupa stupa besar dan tinggi
seperti menara, Candi Bungsu, Stupa Mahligai, Candi Tua, dan Palangka.
Candi Muara Takus memiliki arsitektur yang sangat unik karena berbeda dari candi-candi
lain yang ada di Indonesia. Sebaliknya, stupa pada candi ini menyerupai candi yang ada
di Myanmar, Vietnam, Sri Lanka, atau India.
 Candi Muaro Jambi
Candi Muaro Jambi terletak di kabupaten Muaro Jambi, provinsi Jambi. Kompleks candi
Muaro Jambi pertama kali ditemukan oleh S.C. Crooke pada 1824 saat melakukan
pemetaan di wilayah tersebut. Para sejarawan memperkirakan bahwa candi ini adalah
peninggalan dari abad 9-12 Masehi dan merupakan bukti kejayaan Sriwijaya.
3. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan yang menjadi bagian sejarah kerajaan hindu budha di Indonesia selanjutnya adalah
Kerajaan Tarumanegara. Kerajaan ini didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman (358-382
M). Kerajaan ini belokasi di tepi Sungai Citarum yang saat ini telah masuk dalam wilayah
Kabupaten Lebak Banten. 
Berikut prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara dan sejarah singkatnya:\
 Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan di tepi sungai Ciarunteun,
dekat muara sungai Cisadane Bogor.
Prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang
terdiri atas 4 baris disusun ke dalam bentuk Sloka dengan metrum Anustubh.
Di samping itu terdapat lukisan semacam laba-laba serta sepasang telapak kaki Raja
Purnawarman. Gambar telapak kaki pada prasasti Ciarunteun mempunyai 2 arti
yaitu:
a. Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut (tempat
ditemukannya prasasti tersebut).
b. Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan dan eksistensi penguasa sekaligus
penghormatan sebagai dewa.
Hal ini berarti menegaskan kedudukan Purnawarman yang diibaratkan dewa
Wisnu maka dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat.

Hal ini berarti menegaskan kedudukan Purnawarman yang diibaratkan dewa Wisnu
maka dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat.

 Prasasti Jambu
Prasasti Jambu atau prasasti Pasir Koleangkak ditemukan di bukit Koleangkak di
perkebunan jambu, sekitar 30 km sebelah barat Bogor.
Prasasti ini juga menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa, serta terdapat
gambar telapak kaki yang berisikan pujian terhadap pemerintahan Raja
Mulawarman.

 Prasasti Kebon Kopi


Prasasti Kebon Kopi ditemukan di kampung Muara Hilir kecamatan Cibungbulang
Bogor.
Yang menarik dari prasasti ini adalah adanya lukisan tapak kaki gajah, yang
disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata, yaitu gajah tunggangan Dewa Wisnu.

 Prasasti Muara Cianten


Peninggalan prasasti Kerajaan Tarumanegara selanjutnya ialah prasasti Muara
Cianten, ditemukan di Bogor, tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca. Di
samping tulisan terdapat lukisan telapak kaki.
 Prasasti Pasir Awi
 Prasasti Cidanghiyang
Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, ditemukan di kampung lebak di tepi
sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang Banten.
Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi
dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan
keberanian raja Purnawarman.

 Prasasti Tugu
Prasasti Tugu di temukan di daerah Tugu, kecamatan Cilincing Jakarta Utara.
Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang melingkar dan isinya paling
panjang dibanding dengan prasasti Tarumanegara yang lain, sehingga ada
beberapa hal yang dapat diketahui dari prasasti tersebut.

4. Kerajaan Mataram Kuno


Kerajaan ini merupakan kerajaan yang berdiri sebagai penerus Kerajaan Kalingga. Pusat
pemerintahannya sempat terbagi menjadi dua yaitu saat periode Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Saat berada di Jawa Tengah tepatnya di Bhumi Mataram, kerajaan ini dipimpin oleh Wangsa
Sanjaya dan Wangsa Sailendra pada tahun 732 hingga 929 Masehi. Setelah itu pada pemerintahan
Wangsa Istana, pemerintahannya berpindah ke Jawa Timur yaitu pada tahun 929 hingga 1016
Masehi.  Pepindahan ini dipengaruhi faktor politik dan juga bencana alam.
Bukti peninggalan kerajaan ini diantaranya adalah:
 Candi Borobudur
Candi yang paling terkenal di kalangan turis ini terletak di Borobudur, Magelang, Jawa
Tengah. Candi Borobudur didirikan pada masa wangsa Syailendra sekiar pada masa 800-
an masehi. Monumen ini dibangun untuk memuliakan Buddha dan menjadi tempat
ziarah.
 Prasasti Ratu Boko
Prasasti berusia 792 masehi ini dinamakan sebagai Prasasti Abhayagiriwihara, yang
artinya biara yang dibangun di bukit kedamaian. Prasasti ini menceritakan sejarah
kekalahan Balaputradewa dalam peperangan dengan Pramordawardhani. Prasasti Ratu
Boko ditemukan di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai