Anda di halaman 1dari 22

KERAJAAN KUTAI

1. KERAJAAN KUTAI
Kerajaan Kutai terletak di Sungai Muara Kaman, Kalimantan Timur yang
berdiri pada tahun 400 Masehi. Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua
yang menjadi cikal bakal kerajaan – kerajaan Hindu Buddha di Indonesia. Sumber
sejarah Kerajaan Kutai adalah prasasti Yupa yang berbahasa sansekerta dan
berhuruf pallawa.

SILSILAH KERAJAAN KUTAI

Kerajaan Kutai didirikan pada abad ke-4 oleh seorang raja bernama
Kudungga. Pada masa itu, Kutai dikenal sebagai pusat perdagangan emas dan
berbagai jenis barang dagangan lainnya. Pada abad ke-5, Kerajaan Kutai
mengalami masa kejayaan di bawah pemerintahan raja Mahakam I. Raja ini
berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga mencakup daerah-daerah di
sekitarnya. Selama masa pemerintahan raja Mulawarman, Kerajaan Kutai
mengalami masa keemasan. Raja Mulawarman juga dikenal sebagai raja yang
sangat pandai dalam membangun infrastruktur di Kerajaan Kutai.

Pada abad ke-7, Kerajaan Kutai mengalami kemunduran setelah kerajaan


ini terpecah menjadi beberapa wilayah kekuasaan yang lebih kecil. Meskipun
demikian, Kerajaan Kutai tetap menjadi salah satu kerajaan tertua di Indonesia
yang memiliki sejarah yang sangat penting.

SISTEM PEMERINTAHAN.
Kerajaan Kutai didirikan oleh Kudungga yang sekaligus menjadi raja
pertama Kerajaan Kutai. Dan kemudian digantikan oleh putranya yang bernama
Aswawarman. Aswawarman dianggap sebagai pendiri dari keluarga raja atau
Vansakarta. Namun raja terbesar yang terkenal di kerajaan adalah Mulawarman.

PENINGGALAN KERAJAAN KUTAI

1. Prasasti Yupa
Peninggalan pertama yang memberikan banyak informasi adalah Prasasti
Yupa. Yupa merupakan tiang batu yang bertuliskan berita tentang Kerajaan Kutai.

Prasasti ini dibuat dengan tulisan huruf Pallawa dengan bahasa Sansekerta
yang banyak digunakan di India Selatan.
Dari prasasti itu ditemukan banyak informasi penting dari silsilah anggota
kerajaan, tempat sedekah, dan lain sebagainya.

2. Kura-Kura Emas
Ada juga peninggalan kura-kura emas yang kini disimpan di Museum
Mulawarman. Patung kura-kura ini berukuran setengah kepalan tangan dan
merupakan persembahan pangeran dari Kerajaan China pada Putri Sultan Kutai
yang bernama Aji Bidara Putih.
3. Kering Bukit Kang
Kering Bukit Kang merupakan sebuah keris yang digunakan oleh
Permaisuri Aji Putri Karang Melenu yang merupakan permaisuri Raja Kutai yang
pertama. Menurut cerita yang tersebar, dulunya putri pernah ditemukan dalam
sebuah gong yang hanyut di atas bambu. Di dalam gong itu bukan hanya ada
putri tapi juga telur ayam da sebuah kering.

4. Singgasana
Ada juga peninggalan dua buah singgasana yang digunakan setelah
Kerajaan Kutai jatuh ke Kesultanan Kutai.
Dua buah kursi itu berwarna kuning dan di sekitarnya dilengkapi dengan payung
dan umbul-umbul.

5. Kalung Ciwa
Kerajaan Kutai juga memiliki peninggalan berupa kalung ciwa yang
ditemukan di sekitar Danau Lipan, Muara Kaman pada tahun 1890. Kalung
tersebut pun masih digunakan hingga saat ini sebagai perhiasan kerajaan yang
dipakai raja.

6. Kalung Uncal
Ada juga kalung uncal yang berbahan emas dengan berat 179 gram serta
memiliki liontin berelief Kisah Ramayana.Kalung ini merupakan salah satu atribut
dari Keajaan Kutai yang tetap digunakan setelah kerajaan diambil alih kesultanan
Kutai.

7. Ketopong Sultan
Peninggalan lainnya adalah sebuah ketopong yang digunakan oleh Sultan Kutai.
Ketopong ini berbahan emas dengan berat mencapai 1,98 kilogram. Ketopong ini
ditemukan pada tahun 1890 di daerah Muara Kaman, Kutai Kartanegara.
KERAJAAN TARUMA NEGARA

2. KERAJAAN TARUMA NEGARA


Kerajaan Taruma negara adalah kerajaan tertua kedua di Nusantara setelah
Kerajaan Kutai, yang meninggalkan bukti arkeologi. Kerajaan ini pernah berkuasa
di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-5 sampai abad ke-7 Masehi. Bukti
tertua peninggalan arkeologi dari kerajaan ini adalah prasasti Ciaruteun, berupa
batu peringatan dari abad ke-5 Masehi yang ditandai dengan bentuk tapak kaki
raja.
Terdapat tujuh bukti prasasti yang berhubungan dengan kerajaan
Tarumanagara ditemukan di daerah Jawa Barat, Jakarta dan Banten. Prasasti
tersebut di antaranya adalah prasasti Ciaruteun, Kebon Kopi I, Jambu, Pasir Awi,
dan Muara Cianten di dekat Bogor; prasasti Tugu di Jakarta Utara; dan prasasti
Cidanghiang di Pandeglang

SILSILAH KERAJAAN TARUMA NEGARA


1. Selama masa berdiri, kerajaan ini dipimpin oleh 12 Raja, di antara lain:
2. Jayasingawarman (358-382 Masehi)
3. Dharmayawarman (382-395 Masehi)
4. Purnawarman (395-434 Masehi)
5. Wisnuwarman (434-455 Masehi)
6. Indrawarman (455-515 Masehi)
7. Candrawarman (515-535 Masehi)
8. Suryawarman (535-561 Masehi)
9. Kertawarman (561-628 Masehi)
10.Sudhawarman (628-639 Masehi)
11.Hariwangsawarman (639-640 Masehi)
12.Nagajayawarman (640-666 Masehi)
13.Linggawarman (666-669 Masehi)

SISTEM PEMERINTAHAN KERAJAAN TARUMA NEGARA.

Tarumanegara adalah Monarki Absolute atau kekuasaan tertinggi terdapat


pada pemimpin kerajaan. Secara etimologi Monarki berasal dari bahasa yunani
yakni monos yang artinya satu, dan archein yang artinya pemerintah. Jadi
Monarki adalah sistem pemerintahan yang dipimpin oleh satu penguasa yang
dalam sistem kekuasaan Tarumanegara disebut dengan Raja. Monarki adalah
sistem pemerintahan kerajaan. Menurut sejarahnya sistem ini sudah ada sejak
abad ke 19 dan merupakan sistem pemerintahan tertua di dunia.
Pemerintahan dengan system Monarki Absolute pada kerajaan
Tarumanegara yakni ketika raja yang berkuasa mengundurkan diri atau
meninggal, maka yang menjadi pewaris tahta adalah putra makhota yang telah
diberikan kewenagan. Tidak boleh memilih orang yang berbeda darah.
BUKTI PENINGGALAN KERAJAAN TARUMA NEGARA.

Berikut prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara.

1. Prasasti Ciaruteun
Prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara pertama adalah Prasasti
Ciaruteun. Prasasti yang ditemukan sekitar tahun 1863 silam ini ditemukan di
Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Pada prasasti ini
ditemukan pahatan laba-laba, cap telapak kaki Raja Purnawarman, serta sajak
beraksara Pallawa yang berbunyi:

"Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki Dewa Wisnu, ialah kaki Yang Mulia Sang
Purnavarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia".

2. Prasasti Kebon Kopi


Prasasti Kebon Kopi ditemukan di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan
Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Prasasti ini ditemukan pada awal abad 19 oleh
Belanda.
Prasasti Kebon Kopi juga dituliskan dalam bahasa Sansekerta dengan gambar
telapak kaki gajah, yang diperkirakan sebagai tunggangan Raja Purnawarman.
Penemuan telapak kaki gajah inilah yang membuat prasasti Kebun Kopi juga
disebut sebagai Prasasti Tapak Gajah.

3. Prasasti Tugu
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara berikutnya adalah Prasasti Tugu.
Prasasti ini diberi nama sesuai dengan tempat penemuannya, yakni berada di
Kampung Batutumbuh, Desa Tugu, Koja, Jakarta Utara.
Isi dari prasasti Tugu adalah penggalian yang dilakukan di Sungai Candrabaga
dan Sungai Gomati (Bekasi) yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa
Sansekerta. Penggalian diduga untuk mengendalikan banjir serta membantu
usaha pertanian di wilayah tersebut kala itu.

4. Prasasti Pasir Awi


Prasasti Awi ditemukan oleh seorang arkeolog berkebangsaan Belanda
bernama N.W. Hoepermans pada tahun 1864 silam di kawasan hutan
Cipamingkis, Bogor, tepatnya di Bukit Pasir Awi bagian selatan.
Dalam prasasti ini juga terdapat telapak kaki dan tulisan Pallawa. Namun,
sayangnya isi dari prasasti ini belum dapat disimpulkan.

5. Prasasti Cidanghiang
Prasasti Cidanghiang atau yang juga dikenal dengan nama Prasasti Munjul
ditemukan pada 1947 di Kampung Lebak, tepi Sungai Cidanghiang, Kecamatan
Muncul, Kabupaten.
KERAJAAN SINGASARI

3. KERAJAAN SINGASARI
Merupakan sebuah kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang didirikan oleh
Ken Arok atau disebut juga sebagai Ken Angrok pada tahun 1222. Sejarah
kerajaan ini terkait erat dengan sosok Ken Angrok (1222–1247) yang adalah
pendiri Wangsa Rajasa sekaligus kerajaan Tumapel. Lokasi dari kerajaan ini
sekarang diperkirakan berada di daerah Kecamatan Singasari, Kabupaten Malang,
Provinsi Jawa Timur. Kerajaan Singasari didirikan oleh rakyat biasa bernama Ken
Arok. Pada saat itu, Ken Arok hanyalah pengawal Tunggul Ametung, seorang
Bupati di wilayah Kerajaan Kediri. Menurut Kitab Pararaton, Ken Arok membunuh
Tunggul Ametung lantaran terpikat dengan kecantikan istri sang Bupati. Setelah
kematian Tunggul Ametung, Ken Arok mendeklarasikan dirinya sebagai penguasa
Tumapel.

SILSILAH RAJA KERAJAAN SINGASARI


1. Ken Arok (1222 – 1227 M)
Ken Arok adalah pendiri Kerajaan Singasari yang diberi gelar Sri Ranggah
Rajasa Sang Amurwabhumi. Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama Singasari
menandai awal berdirinya dinasti baru, yakni Dinasti Rajasa (Rajasawangsa). Ken
Arok memerintah Kerajaan Singasari selama lima tahun, mulai dari 1222 hingga
1227 M. Pada tahun 1227 M, Ken Arok dibunuh oleh seorang suruhan Anusapati
yang merupakan anak tiri Ken Arok.2. Anusapati (1227 – 1248) Dengan
meninggalnya Ken Arok, tahta Kerajaan Singasari jatuh ke tangan Anusapati.
Selama masa pemerintahannya, Anusapati tidak banyak melakukan pembaharuan
karena terlalu sibuk menyabung ayam. Peristiwa kematian Ken Arok yang
melibatkan Anusapati ternyata diketahui oleh Tohjaya (putra kandung Ken Arok).
Tohjaya kemudian menjebak Anusapati dengan mengadakan pesta sabung ayam.
Saat tengah asyik mengadu ayam, Tohjaya menyabut Keris Empu Gandring dan
menusuk Anusapati untuk membalaskan dendamnya. Anusapati langsung
meninggal di tempat dan didharmakan di Candi Kidal.

3. Tohjaya (1248 M)
Sepeninggal Anusapati, Tohjaya memimpin Kerajaan Singasari. Namun,
masa pemerintahan Tohjaya tidak berlangsung lama sebab anak Anusapati yang
bernama Ranggawuni berusaha membalas kematian ayahnya.
Dengan bantuan Mahesa Cempaka dan para pengikutnya, Ranggawuni berhasil
menggulingkan Tohjaya dari tahta dan menduduki singgasana sebagai Raja
Singasari ketiga.

4. Ranggawuni/Wisnuwardhana (1248 – 1268 M)


Ranggawuni naik tahta pada 1248 dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardhana.
Pemerintahan Ranggawuni membawa ketenteraman dan kesejahteraan bagi rakyat
Singasari. Pada 1254 M, Ranggawuni mengangkat putranya yang bernama
Kertanegara sebagai yuwaraja (raja muda) di Kadiri.
Hal tersebut dilakukan sebagai persiapan untuk menaikkan Kertanegara sebagai
raja besar Singasari setelah kematian Ranggawuni. Pada 1268 M, Ranggawuni
meninggal dunia dan didharmakan di Candi Jago sebagai Buddha Amoghapasa
dan di Candi Waleri sebagai Siwa.

5. Kertanegara (1269 – 1292 M)


Kertanegara adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar selama
pemerintahan Dinasti Rajasa. Kertanegara naik tahta pada 1268 M dengan gelar
Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Sebagai raja dengan ambisi yang besar,
Kertanegara mempunyai cita-cita untuk menyatukan seluruh Nusantara di bawah
pimpinannya. Setelah berhasil menguasai Jawa, Kertanegara memusatkan
perhatiannya ke daerah Melayu hingga Mongolia.Saat tengah sibuk menghadapi
serangan dari Mongolia, Jayakatwang yang merupakan raja terakhir Kediri
menggunakan kesempatan tersebut untuk meruntuhkan Kerajaan Singasari.
Kertanegara beserta pasukannya tewas di tangan Jayakatwang pada 1292 M.
Kertanegara kemudian didharmakan sebagai Siwa-Buddha (Bairawa) di Candi
Singasari. Dengan gugurnya Kertanegara, wilayah Kerajaan Singasari dikuasai
oleh Jayakatwang dan masuk kembali menjadi bagian dari Kerajaan Kediri.

SISTEM PEMERINTAHAN KERAJAAN SINGASARI


Dalam sistem pemerintahan kerajaan Singasari untuk mewujudkan
pemerintahan yang kuat dan tertib, Kertanegara telah membentuk badan
pelaksana. Raja sebagai penguasa tertinggi. Dan menunjuk penasehat yang terdiri
dari Rakryan i Hino, Rakryan i Sirikan, dan Rakryan i Halu.

BUKTI PENINGGALAN KERAJAAN SINGASARI


1. Prasasti Singasari
Prasasti yang dibuat pada 1352 Masehi ini ditemukan di Singasari,
Malang.Prasasti Singasari sengaja ditulis untuk mengenang pembangunan candi
pemakaman di bawah pimpinan Gajah Mada

2. Prasasti Wurare
Prasasti Wurare ditulis dengan Bahasa Sanskerta, di mana isinya berupa
penghormatan untuk Raja Kertanegara yang oleh keturunannya dianggap telah
mencapai derajat Jina atau Buddha Agung. Prasasti ini juga mengisahkan tentang
Arya Bharad yang membelah tanah Jawa menjadi dua kerajaan, yaitu Jenggala
dan Panjalu, untuk menghindari terjadinya perang antara dua pangeran yang
memperebutkan kekuasaan.

3. Candi Kidal
Candi Kidal adalah salah satu peninggalan Kerajaan Singasari yang
dibangun sebagai bentuk penghormatan atas jasa Anusapati, rajanya yang kedua.

4.candi Singasari
Candi berbentuk bujur sangkar ini terletak di Desa Candirenggo,
Kecamatan Singasari, Malang. Seluruh candi terdiri dari tingkat bawah setinggi
dua meter, kaki yang tinggi, tubuh yang ramping, dan atap berbentuk limas.Candi
Singasari adalah tempat peristirahatan Raja Kertanegara.

5.candi jago.
Candi Jago Dari Kitab Negarakertagama dan Kitab Pararaton, diketahui
bahwa Candi Jago dibangun atas perintah Raja Kertanegara.Kertanegara
membangun candi ini sebagai penghormatan terhadap ayahnya, Sri Jaya
Wisnuwardhana alias Ranggawuni.

6.candi katang lumbang


Candi Katang Lumbang dibangun untuk peristirahatan terakhir Raja
Tohjaya, yang berkuasa pada 1248 M.

7. Candi Kangenan
Candi Kangenan adalah peristirahatan terakhir untuk Ken Arok, pendiri
Kerajaan Singasari. Baca Berikutnya Bos yang Ajak Karyawati Staycation Demi
Perpanjang Kontrak Kerja Juga Berprofesi sebagai Dosen.
8.Candi Sumberawan
Candi Sumberawan terletak di Desa Toyomarto, Kecamatan Singasari,Candi
ini memiliki kaki juga badan berbentuk stupa, dan tidak dilengkapi dengan tangga
seperti pada candi pada umumnya.

9. Candi Jawi
Candi Jawi yang diperkirakan dibangun pada abad ke-13 ini terletak di
Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Pasuruan.
KERAJAAN SRIWIJAYA

4. KERAJAAN SRIWIJAYA
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan Buddha yang terkenal dengan
wilayah kekuasaan yang luas.
Bahkan kerajaan ini memberikan dampak yang besar pada Nusantara dan
mendapat julukan kerajaan maritim.

SILSILAH RAJA KERAJAAN SRIWIJAYA


1. Dapunta Hyang Srijaya Nasa
Dapunta Hyang Srijaya Nasa merupakan raja pertama yang dipercaya
mendirikan Kerajaan Sriwijaya. Namanya disebut dalam beberapa prasasti awal
yang disebut sebagai "prasasti-prasasti Siddhayatra", karena menceritakan
perjalanan sucinya dalam menaklukkan wilayah-wilayah di sekitarnya.

2.sri Indrawarman.
Sri Indrawarman merupakan seorang raja yang diyakini menggantikan
Dapunta Hyang dalam memimpin Kerajaan Sriwijaya. Dikutip dari Islam in the
Indonesian World: An Account of Institutional Formation oleh Azyumardi Azra
(2006: 155-158), namanya dikenal berdasarkan surat yang dikirim kepada
Khalifah Umar bin Abdul-Aziz dari Bani Umayyah pada tahun 718.

3. Raja Dharanindra
Dharanindra merupakan seorang raja dari Wangsa Sailendra yang
memerintah sekitar tahun 782. Namanya ditemukan dalam prasasti Kelurak
dengan disertai gelar Sri Sanggrama Dhananjaya. Sekitar tahun 787, Dharanindra
diyakini berhasil menaklukkan Kerajaan Sriwijaya, termasuk daerah bawahannya
di Semenanjung Malaya, yaitu Ligor. Prasasti Ligor ditulis oleh Dharanindra
sebagai pertanda bahwa Wangsa Sailendra telah berkuasa atas Sriwijaya.

4. Raja Samaratungga
Sri Maharaja Samaratungga atau lebih dikenal sebagai Samaratungga
merupakan raja Kerajaan Medang dari Wangsa Syailendra yang memerintah pada
tahun 792-835. Pada masa pemerintahannya, Samaratungga lebih
mengedepankan pengembangan agama dan budaya. Candi Borobudur menjadi
salah satu peninggalan pada masa pemerintahannya.

5. Balaputradewa
Sri Maharaja Balaputradewa merupakan keturunan dari Wangsa
Syailendra, yakni putra dari Raja Samaratungga dengan Dewi Tara dari Sriwijaya.
Ia menjadi raja yang paling terkenal dari Kerajaan Sriwijaya.

6.sri sudamaniwarmadewa.
Sri Sudamaniwarmadewa merupakan seorang raja Sriwijaya yang namanya
tertulis dalam catatan sejarah Tiongkok. Pada tahun 1003, ia mendedikasikan
sebuah candi untuk dipersembahkan kepada kaisar Tiongkok yang dinamakan
Candien Bunsu.
7. Sri Marawijayatunggawarman
Sri Marawijayatunggawarman merupakan pewaris tahta dari Sri
Sudamaniwarmadewa yang berhasil memimpin perang dan menaklukkan
Kerajaan Medang di Jawa Timur

SISTEM PEMERINTAHAN KERAJAAN SRIWIJAYA.


Dari berbagai prasasti Sriwijaya dapat diduga bahwa bentuk pemerintahan
Sriwijaya adalah “Kadatuan” yang artinya “kumpulan para datu”. Ini berarti
Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan yang terdiri dari mandala-mandala
(provinsi-provinsi) dimana setiap mandala dikepalai oleh seorang Datu

BUKTI PENINGGALAN KERAJAAN SRIWIJAYA


1. Prasasti Kota Kapur
Salah satu peninggalan ini merupakan salah satu prasasti yang ditemukan
di Pulau Bangka bagian Barat. Isi dari prasasti ini dipercaya merupakan bentuk
kutukan bagi orang yang melanggar kutukan perintah dari Raja Sriwijaya.

2. Prasasti Kedukan Bukit


Selanjutnya ialah prasasti kedukan bukit yang ditemukan di tepi sungai
Batang, Kedukan Bukit, Kota Palembang Sumatera Selatan. Pada prasasti ini,
terdapat angka 686 yang diketahui sebagai tahun ditulisnya huruf Pallawa dan
Bahasa Sansekerta.

3. Prasasti Palas Pasemah


Berikutnya ialah Palas pasemah yang ditemukan di pinggir rawa Desa Palas
Pasemah, Lampung Selatan. Yang mana di prasasti tersebut, memiliki huruf
Pallawa dan Bahasa Melayu Kuno yang berarti sebuah kutukan bagi orang-orang
jahat yang menghianati Raja Sriwijaya

4. Prasasti Telaga Batu


Peninggalan lain dari Kerajaan Sriwijaya ialah prasasti telaga batu. Prasasti
ini ditemukan di sekitar Kolam Telaga Biru, Kecamatan Ilir Timur, Kota Palembang

5. Prasasti Karang Berahi


Salah satu peninggalan kerajaan sriwijaya lainnya ini ditemukan di Desa
Karang Berahi, Merangin, Jambi. Dalam prasasti ini terdapat kutukan bagi orang-
orang yang tidak setia dengan Raja Sriwijaya.

6. Prasasti Talang Tuo


Prasasti Talang Tuo merupakan prasasti yang berisi doa Buddha Mahayana
dan kisahnya tentang pembangunan sebuah taman dari Sri Jayanasa, salah satu
Raja yang pernah bertahta di Kerajaan Sriwijaya.

7. Prasasti Hujung Langit


Peninggalan yang ditemukan di Desa Haur Kuning, Lampung dan memiliki
angka 997 masehi di prasastinya.

8. Prasasti Leiden
Selain yang sudah disebutkan tadi. Masih ada prasasti leiden, yang mana
dalam prasasti ini tertulis jelas Bahasa Sanskerta pada bagian lempeng
tembaganya.

9. Prasasti Ligor
Prasasti ligor berisi kisah tentang seorang Raja dari Sriwijaya yang
membangun Tisamaya Caitya untk Karaja di masa kejayaannya.

10. Candi Muara Takus


Selain prasasti, terdapat juga peninggalan dalam bentuk candi, yaitu candi
muara takus. Candi ini terletak di Desa Muara Takus, Kabupaten Kampar,
Provinsi Riau, yang bercorak Buddha dengan susunan stupa di sekitarnya.
KERAJAAN MAJA PAHIT

5. KERAJAAN MAJA PAHIT


adalah sebuah kemaharajaan yang berpusat di Provinsi Jawa Timur,
Indonesia, yang pernah berdiri sekitar tahun 1293–1527 M. Kemaharajaan ini
didirikan oleh Raden Wijaya menantu Kertanagara, maharaja Singhasari terakhir,
dan mencapai puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai
wilayah yang luas di Nusantara pada masa kekuasaan raja Hayam Wuruk, yang
berkuasa dari tahun 1350–1389.

SILSILAH RAJA KERAJAAN MAJA PAHIT


Daftar Silsilah Raja Majapahit.

1. Raden Wijaya/Kertarajasa Jayawardhana (1293-1309)


2. Kalagamet/Sri Jayanagara (1309-1328)
3. Sri Gitarja/Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328-1350)
4. Hayam Wuruk/Sri Rajasanagara (1350-1389) Wikramawardhana (1389-1429)
5. Ratu Suhita /Dyah Ayu Kencana Wungu (1429-1447)
6. Kertawijaya/Brawijaya I (1447-1451)
7. Rajasawardhana/Brawijaya II (1451-1453)
8. Purwawisesa /Girishawardhana/Brawijaya III (1456-1466)
9. Bhre Pandansalas/Suraprabhawa/Brawijaya IV (1466-1468)
10. Bhre Kertabumi/Brawijaya V (1468 -1478) 11. Girindrawardhana/Brawijaya VI
(1478-1489) Patih Udara (1489-1527).

SISTEM PEMERINTAHAN KERAJAAN MAJA PAHIT


sistem pemerintahan yang teratur dalam hal politik dan pemerintahan.
Pada umumnya raja memegang kekuasaan tertinggi, sehingga dalam
melaksanakan pemerintahan, raja dibantu oleh berbagai badan atau pejabat.
Mengutip dari buku yang ditulis Amurwani Dwi L. dkk., berikut adalah rinciannya.

1. Rakryan Mahamantri Katrini, dijabat oleh para putra raja, terdiri atas
Rakryan i Hino, Rakryan i Sirikan, dan Rakryan i Halu.

2. Dewan Pelaksana terdiri atas Rakryan Mapatih atau Patih Mangkabumi,


Rakryan Tumenggung, Rakryan Demung, Rakryan Rangga dan Rakryan
Kanuruhan. Kelima pejabat ini dikenal sebagai Sang Panca ring Wilwatika.
Rakryan Mapatih atau Patih Mangkubumi merupakan pejabat yang paling penting
di antara kelima pejabat tersebut. Ia menduduki tempat sebagai perdana menteri.
Bersama raja, Patih Mangkubumi menjalankan kebijaksanaan pemerintahan.

Selain itu, terdapat juga dewan pertimbangan yang disebut dengan Batara
Sapta Prabu. Struktur kekuasaan tersebut ada di pemerintah pusat. Di setiap
daerah yang berada di bawah raja-raja, dibuatkan pula struktur yang mirip.
BUKTI PENINGGALAN KERAJAAN MAJA PAHIT

1.candi tikus.
Candi Tikus, yang terletak di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten
Mojokerto, memiliki bangunan berbentuk petirtaan yang dulunya digunakan
sebagai tempat pemandian para keluarga kerajaan.

2.candi Cetho.
Candi Cetho, yang dibangun pada periode antara 1451 dan 1470 ketika Majapahit
masih berpengaruh di wilayah Jawa, terletak di Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi,
Kabupaten Karanganyar.

3. Candi Sukuh
Candi Sukuh, yang diperkirakan dibangun pada akhir masa pemerintahan Ratu
Suhita sebelum mengalami keruntuhan, terletak di Desa Berjo, Kecamatan
Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar.

4. Situs Trowulan
Situs Trowulan terletak di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, dan
menjadi bagian dari peninggalan Majapahit yang digunakan sebagai tempat tinggal
karena terdapat banyak temuan pasar, sawah, dan lain sebagainya.

5.Candi Penataran
Candi Penataran, yang berdiri pada abad ke-12, terletak di Kecamatan Nglegok,
Kabupaten Blitar, dan sering dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk.

6. Candi Jabung
Candi Jabung, yang dibangun pada tahun 1354 M, terletak di Dusun Jabung,
Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, dan saat ini menjadi objek pariwisata
yang ramai dikunjungi.

8. Candi Wringin Lawang


Candi Wringin Lawang, yang berbentuk seperti gapura dan menjadi pintu masuk
para bangsawan kerajaan, terletak di Desa Jati Pasar, Kecamatan Trowulan,
Kabupaten Mojokerto.

8. Candi Brahu
Candi Brahu, yang dibangun pada abad ke-15, terletak di wilayah dukuh Jambu
Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, dan dijadikan
sebagai tempat pembakaran jasad para Raja Brawijaya.

9. Candi Bajang Ratu


Terletak di wilayah Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Candi Bajang Ratu dibangun
pada abad ke-14 Masehi. Candi ini memiliki bentuk seperti gapura dan digunakan
sebagai pintu masuk ke sebuah bangunan suci.

10. Candi Pari


Candi Pari, yang terletak di Wilayah Porong Sidoarjo, memiliki bentuk seperti pura
yang ada di wilayah Bali dan digunakan sebagai tempat pemujaan.
KERAJAAN MATARAM KUNO

6.Kerajaan Mataram Kuno


Kerajaan Mataram Kuno Juga Disebut Dengan Nama Kerajaan Mataram
Hindu Atau Kerajaan Medang.Kerajaan Ini Didirikan Wangsa Sanjaya Dibawah
Kepemimpinan Rakai Mataram Pada Tahun 732 M.

SILSILAH RAJA KERAJAAN MATARAM KUNO


1.Sanjaya (Memerintah 732-746)
Sanjaya Adalah Raja Medang Pertama Yang Memerintah Sekitar Tahun 732-746
Dengan Gelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.Namanya Dikenal Melalui
Prasasti Canggal Dan Prasasti Mantyasih,Serta Naskah Carita Parahyangan.

2.Mpu Sindok (Memerintah 928-947)


Mpu Sindok Merupakan Pendiri Dinasti Baru (Dinasti Isyana) Dengan Bergelar
Mpu SindokSri Isyana-tunggadewa Wijaya.Berita-berita Pemerintah Mpu Sindok
Tampak nya Kurang Berkembang Melalui Prasasti Kalkuta Sampai Kemudian
Muncul Nama Dharmawangsa.

3.Dharmawangsa (Memerintah 991-1016)


Dharmawangsa Melakukan Penyerangan Ke Sriwijaya Untuk Merebut Jalur
Perdagangan Laut Jawa Dan Berhasil Menguasai Sriwijaya Pada Tahun 992.
Tidak Lama Kemudian,Sriwijaya Mengirimkan Serangan Balasan Yang
Mengakibatkan Kerajaan Medang Hancur Dan Para Pembesar Istana Termasuk
Dharmawangsa Ikut Tewas.
Tetapi,Menantu Dharmawangsa Berhasil Menyelamatkan Diri Dan Kerjaan
Hancur Terpecah Menjadi Beberapa Wilayah Yang Berdiri Sendiri,Peristiwa Itu
Terjadi Pada Tahun 1016.

4.Airlangga (Memerintah 1019-1042)


Airlangga Dinobatkan Sebagai Raja Setelah Pergi Bertapa Dihutan Selama 3
Tahun,Namun Raja-raja Dari Kerajaan Kecil Di Sekitarnya Tidak Mau
Mengakuinya Sebagai Raja.
Airlangga Melakukan Penaklukan Kerajaan Tersebut Dan Berhasil Menyatukan
Kembali Kerajaan Terpecah Pada Tahun 1073.
Kemudian,Ibu Kota Kerajaan Dipindahkan Ke Kahuripan.Setelah Kerajaan
Kembali Utuh,Kebijakan Diarahkan Pada Peningkatan perekonomian.
Sebagai Kerajaan Agraris,Irigasi (Sistem Pengairan Sawah) Diperbaiki Dan
Dibangun Bendungan Waringin Sapata Di Sungai Brantas.Pengembangan
Perdagangan Dimajukan Melalui Perbaikan Pelabuhan Hujung Galuh.

Dapat Disimpulkan Bahwa Struktur Pemerintahan Di Kerajaan Mataram Kuno


Dipegang Oleh Dua Dinasti Yang Berbeda Yaitu Dinasti Sanjaya Yang Bercorak
Hindu Dan Dinasti Syailendra Yang Bercorak Buddha Serta Terdiri Dari Tiga
Menteri,Yaitu Rakryan I Hino,Rakryan I Halu,Dan Rakryan I sirikan.
BUKTI PENINGGALAN KERAJAAN KUNO
1.Prasasti Canggal Menggunakan Huruf Pallawa Dan Bahasa Sanskerta Berangka
Tahun 723 M,Menceritakan Tentang Pendirian Lingga (Lambang Syiwa) Didesa
Kunjaeakunja.

2.Prasasti Kalasan,Ditemukan Didesa Kalasan Yogyakarta Berangka 778


M,Ditulis Dalam Huruf Pranagari (India Utara) Dan Bahasa Sanskerta.

3.Prasasti Mantyasih Ditemukan Di Mantyasih,Kedu,jawa Tengah Berangka


Tahun 907 M Menggunakan Bahasa Jawa Kuno.

4.Prasasti Klurak,Ditemukan Di Desa Prambanan Berangka Tahun 782 M Ditulis


Huruf Pranagari Dan Bahasa Sanskerta.
Candi-candi Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno Antara Lain,Candi
Kalasan,Candi Plaosan,Candi Prambanan,Candi Sambisari,Candi Sari,Candi
Kedulan,Candi Soiiwan,Candi Barong,Dan Candi Borobudur.
KESULTANAN SAMUDRA PASAI

7.Kesultanan Samudra Pasai


Kerajaan samudra pasai merupakan gabungan dari kerajaan Pase dan
peurlak,dengan raja pertma Malik al-saleh.mengutip buku tinggalan sejarah
samudera pasai oleh CISAH (2014),dikatakan bahwa kerajaan samudera pasai
pertama kali ditemukan lewat adanya tiga batu nisan bersurat yang ditemukan
dua dileubok tuwe,meurah mulia,dan satu di matang Ulim,daerah kabupaten Aceh
Utara.

SILSILAH RAJA KESULTANAN SAMUDRA PASAI


1.Sultan Malik Al-Saleh (1267-1297)
2.Sultan Muhammad Malik Az-zahir (1297-1326)
3.Sultan Mahmud Malik Az-zahir (1326-1345)
4.Sultan Mansur Malik Az-zahir (1345-1349)
5.Sultan Zainal Abidin I (1349-1406)
6.Sultanah malikah nahrasyiyah (1406-1428)
7.Sultan Zainal Abidin II (1428-1438)
8.Sultan Shalahuddin (1438-1462)
9.Sultan Ahmad II (1462-1464)
10.Sultan Abu Zaid Ahmad III (1464-1466)
11.Sultan Ahmad IV (1466-1466)
12.Sultan Mahmud (1466-1468)
13.Sultan Zainal Abidin III (1468-1474)
14.Sultan Muhammad Syah II (1474-1495)
15.Sultan Al-Kamil (1495-1495)
16.Sultan Adlullah (1495-1506)
17.Sultan Muhammad Syah III (1506-1507)
18.Sultan Abdullah (1507-1509)
19.Sultan Ahmad V (1509-1514)
20.Sultan Zainal Abidin IV (1514-1517)

Sistem pemerintahan yang digunakan oleh samudera pasai adalah sistem


pemerintahan dipimpin oleh seorang sultan yang memerintah secara turun
menurun.Dalam perkembangan nya samudera pasai juga memiliki kerajaan
bawahan atau Basal yang tunduk dibawah sultan samudera pasai.

BUKTI PENINGGALAN KESULTANAN SAMUDERA PASAI


1.Makam Sultanah nahrasiyah
Makam sutanah nahrasiyah terletak didesa meunasah Kuta Krueng,kecamatan
samudera.
Sultanah nahrasiyah adalah ratu pertama kerajaan samudera pasai dan
merupakan keturunan Sultan malik as saleh

2.Makam Sultan Malik al-saleh


Sultan Malik Al saleh atau marah silu adalah pendiri sekaligus raja pertama
kerajaan samudera pasai
Batu nisan pada makam Sultan Malik Al saleh menjadi bukti adanya pengaruh
Islam dari Gujarat disamudera pasai.

3.lonceng Cakra Donya


Lonceng Cakra Donya adalah peninggalan kerajaan samudera pasai yang
diperkirakan dibuat pada 1409 M.lonceng dengan tinggi125cm dan lebar 75cm ini
berupa mahkota besi berbentuk stupa.

4.Dirham peninggalan kerajaan samudera pasai


Dirham kerajaan samudera pasai pertama kali dikeluarkan pada masa
pemerintahan raja kedua,yakni sultan Muhammad Malik al Zahir

5.Hikayat raja-raja pasai


Hikayat Raja-raja pasai merupakan karya dalam bahasa Melayu yang
diperkirakan ditulis pada abad ke-14.
Isi karya sastra tersebut menceritakan mengenai kerajaan samudera pasai
termasuk mimpi marah silu saat bertemu dengan nabi Muhammad dan kemudian
mengislamkannya.
KESULTANAN ACEH DARRUSALAM

8.Kesultanan Aceh Darussalam


Awal mula. Kesultanan Aceh didirikan oleh Sultan Ali mughayat Syah pada
tahun 1496. Pada awalnya kerajaan ini berdiri atas wilayah Kerajaan Lamuri,
kemudian menundukan dan menyatukan beberapa wilayah kerajaan sekitarnya
mencakup Daya, Pedir, Lidie, Nakur.

SILSILAH RAJA KESULTANAN ACEH DARUSALAM


Sultan Ali Mughayat Syah (1496-1528 M)
Sultan Salahudin (1528-1537 M)
Sultan Alaudin Riayat Syah al-Kahar (1537-1568 M)
Sultan Husein Ali Riayat Syah (1568-1575 M)
Sultan Muda (1575 M)
Sultan Sri Alam (1575 - 1576 M)
Sultan Zain al-Abidin (1576-1577 M)
Sultan Ala‘ al-Din Mansur Syah (1577-1589 M)
Sultan Buyong (1589-1596 M)
Sultan Ala‘ al-Din Riayat Syah Sayyid al-Mukammil (1596-1604 M)
Sultan Ali Riayat Syah (1604-1607 M)
Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam (1607-1636 M)
Sultan Iskandar Thani (1636-1641 M)
Sri Ratu Safi al-Din Taj al-Alam (1641-1675 M)
Sri Ratu Naqi al-Din Nur al-Alam (1675-1678 M)
Sri Ratu Zaqi al-Din Inayat Syah (1678-1688 M)
Sri Ratu Kamalat Syah Zinat al-Din (1688-1699 M)
Sultan Badr al-Alam Syarif Hashim Jamal al-Din (1699-1702 M)
Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui (1702-1703 M)
Sultan Jamal al-Alam Badr al-Munir (1703-1726 M)
Sultan Jauhar al-Alam Amin al-Din (1726 M)
Sultan Syams al-Alam (1726-1727 M)
Sultan Ala‘ al-Din Ahmad Syah (1727-1735 M)
Sultan Ala‘ al-Din Johan Syah (1735-1760 M)
Sultan Mahmud Syah (1760-1781 M)
Sultan Badr al-Din (1781-1785 M)
Sultan Sulaiman Syah (1785-…)
Alauddin Muhammad Daud Syah
Sultan Ala‘ al-Din Jauhar al-Alam (1795-1815 M) dan (1818-1824 M)
Sultan Syarif Saif al-Alam (1815-1818 M)
Sultan Muhammad Syah (1824-1838 M)
Sultan Sulaiman Syah (1838-1857 M)
Sultan Mansur Syah (1857-1870 M)
Sultan Mahmud Syah (1870-1874 M)
Sultan Muhammad Daud Syah (1874-1903 M)
Sistem pemerintahan dilingkungan kesultanan aceh Darussalam
menerapkan sistem desentralisasi berupa adanya pembagian wilayah administrasi
menjadi tiga Sagi dan dikepalai oleh panglima Sagi.

BUKTI PENINGGALAN KESULTANAN ACEH DARUSSALAM


1.Masjid Baitturrahman di Banda Aceh
Masjid ini dibangun pada masa jabatan Sultan Iskandar Muda, yakni pada 1607-
1636 M. Masjid Baitturrahman Aceh dijadikan sebagai tempat beribadah dan juga
menjadi pusat pendidikan ilmu agama Islam

2.Taman sari gunongan


Taman Sari Gunongan menjadi bukti cinta Sultan kepada istrinya yang dulunya
merindukan kampung halamannya. Tempat ini menjadi tempat bersenang-
senangnya permaisuri.

3.Banteng Indra Patra


Kata "benteng' sudah tidak asing lagi dengan yang namanya pertahanan dalam
perang. Ya, tepat sekali. Benteng ini dibangun menjadi tempat pertahanan dari
penyerangan musuh.

4.Meriam Kesultanan aceh


Dulunya meriam ini menjadi senjata pertahanan Kesultanan Aceh Darussalam
untuk bertahan dari penjajah.

5.Makam Sultan Iskandar muda


Salah satu peninggalan sejarah dari Kesultanan Aceh adalah Makam Sultan
Iskandar Muda. Orang yang sangat berpengaruh di Kesultanan Aceh Darussalam

6.Uang emas kerajaan aceh


Bentuk dari uang emas ini masih bisa detikers lihat di museum sejarah di Aceh.
Uang emas dulunya bernama Deureuham.

7. Hikayat Aceh berupa Karya Sastra


Hikayat Aceh masih sering digunakan masyarakat setempat untuk melestarikan
peninggalan sejarah satu ini.
KESULTANAN DEMAK

9.Kesultanan Demak
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden patah salah satu putra dari raja
Majapahit dari istri raja yang berasal dari Cina yang telah masuk Islam.Raden
Patah memimpin sejak 1500 M. Dibawah kepemimpinan Raden patah, Demak
mampu berkembang menjadi pusat agama Islam uyang dikembangkan melalui
peran Wali songo.

SILSILAH RAJA KESULTANAN DEMAK


1.Raden Patah (1500-1518 M)
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah, salah satu putra dari raja Majapahit
dari istri raja yang berasal dari Cina yang telah masuk Islam. Raden Patah
memimpin sejak 1500 M. Dibawah kepemimpinan Raden patah, Demak mampu
berkembang menjadi pusat agama Islam uyang dikembangkan melalui peran
Wali songo.

2.Adipati Unus (1518-1521 M)


Pasca meninggalnya Raden Patah pada tahun 1518 M, Kesultanan Demak diambil
alih oleh putranya Adipati Unus (1488-1521 M). Keberaniannya dalam perang
membuat Adipati Unus mendapatkan gelar Pangeran Sabrang Lor. Pada tahun
1521, Adipati Unus memimpin penyerbuan ke Malaka yang dikuasai Portugis.
Dalam pertempuran tersebut, Adipati Unus gugur dan digantikan oleh Sultan
Trenggana

3.Sultan Trenggana (1521-1546)


Kesultanan Demak mencapai masa kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan
Trenggana. Wilayah Demak meluas hingga ke Jawa Timur dan Jawa Barat. Pada
tahun 1527, dibawah pimpinan Fatahillah, Demak bersama Cirebon mampu
mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Nama Sunda Kelapa diganti menjadi
“Jayakarta” yang berarti kemenangan yang sempurna. Pada tahun 1546 Demak
melakukan penyerangan ke Penarukan Situbondo, yangdikuasai Kerajaan
Blambangan, Sultan Trenggana tewas terbunuh dalam pertempuran ini.

4 Sunan Prawata (1546-1549 M)


Sunan Prawata merupakan putra dari Sultan Trenggana. Pasca terbunuhnya
Sultan Trenggana, perpindahan kekuasaan ke anaknya tidak berjalan mulus.
Pangeran Surowiyoto atau Pangeran Sekar berusaha untuk menduduki kekuasan
Kesultanan Demak dengan mengalahkan Sunan Prawata, putra Sultan Trenggana.
Sunan Prawata membunuh Pangeran Surowiyoto yang menyebabkan surutnya
dukungan kepada Sunan Prawata. Akibatnya, Sunan Prawata
memilihmemindahkan pusat kerajaan ke Pati. Masa kekuasaan Sunan Prawata
tidak berlangsung lama setelah Arya Penangsang, putra dari Surowiyoto
melakukan pembunuhan terhadap Sunan Prawata pada tahun 1549 M.
5.Arya Penangsang (1549-1554 M)
Arya Penangsang menduduki tahta Kerajaan Demak setelah melakukan
pembunuhan terhadap Sunan Prawata. Selain itu, ia juga menyingkirkan
Pangeran Hadiri / Kalinyamat sebagai penguasa Jepara yang dianggapnya
berbahaya bagi kekuasaannya. Hal ini membuat para adipati Demak tidak senang,
salah satu diantaranya adalah Hadiwijaya dari Pajang. Kekusaan Demakpun
dipindah dari Demak ke Jipang, wilayah kekuasaan Arya Penangsang. Masa
pemerintahan Arya Penangsang berakhir pada tahun 1554 setelah Hadiwijaya
yang dibantu Ki Ageng Pemanahan, Ki Penjawi dan anaknya Sutawijaya
melakukan pemberontakan. Arya Penangsang tewas dan kedudukan Sultan
Demak diduduki oleh Hadiwijaya yang memindahkan kekuasannya ke Pajang,
menandai berakhirnya Kerajaan Demak.

Kerajaan Demak menjalankan sistem pemerintahan teokrasi, yaitu pemerintahan


yang berdasarkan pada agama Islam.Teokrasi adalah sistem pemerintahan yang
menjujung dan berpedoman pada prinsip ilahi. Teokrasi merupakan bentuk
identitas yang lebih absolut dalam sistem agama negara. Di mana pemimpin
negara juga sekaligus pemimpin agama spiritual

BUKTI PENINGGALAN KESULTANAN DEMAK


1.Makam Sunan Kalijaga
Perlu diingat, Wali Songo termasuk Sunan Kalijaga menjadi tokoh yang berperan
penting dalam penyebaran agama Islam di Kerajaan Demak. Sunan Kalijaga telah
wafat pada 1520 silam dan dikebumikan di Desa Kadilangu.Makam sunan
Kalijaga menjadi salah satu peninggalan kerajaan Demak yang masih
lestari.wisatawan kota Demak tak pernah lupa menyambangi situs ini untuk
berziarah dan melantunkan.

2.Masjid Agung Demak


Peninggalan Kerajaan Demak yang sangat populer di kalangan wisatawan adalah
Masjid Agung Demak. Rumah ibadah satu ini sudah berdiri sejak tahun 1479
Masehi di Desa Kauman.

3.Lawang Bledeg
Lawang Bledeg atau Pintu Peti
KESULTANAN MAKASAR ( GOWA TALLO )

10.Kesultanan Makassar (Gowa-Tallo)


Kerajaan Gowa-Tallo atau Kerajaan Makassar adalah salah satu kerajaan
Islam terbesar yang ada di Sulawesi Selatan.
Kerajaan ini merupakan gabungan dari dua kerajaan yang berasal dari keturunan
sama, yaitu Kerajaan Gowa.

SILSILAH RAJA KESULTANAN MAKASSAR (GOWA-TALLO)


1.Daeng Matanre Karaeng Tumapa’risi Kallonna (...-1546 M)
2.I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tunipallangga (1546 -1565 M)
3.I Tajibarani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatte
4.Sultan Alauddin I (1593-1639 M)
5.Sultan Malikussaid (1639-1653 M)
6.Sultan Hasanuddin (1653-1669 M)
7.Sultan Amir Hamzah (1669-1674 M)
8.Sultan Mohammad Ali (1674-1677 M)
9.Sultan Abdul Jalil (1677-1709 M)
10.Sultan Ismail (1709-1711 M)

Adapun sistem pemerintahan pada masa Kerajaan Gowa dan Tallo


adalah berbentuk kesultanan yang dikepalai oleh seorang Sultan. Dengan
demikian, jawaban yang benar adalah berbentuk kesultanan.

BUKTI PENINGGALAN KESULTANAN MAKASSAR (GOWA-TALLO)


1.Masjid Katangka
Peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo lainnya adalah Masjid Katangka atau Masjid Al-
Hilal.
Mesjid ini merupakan masjid tertua di Sulawesi Selatan yang berlokasi di
Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.Masjid Katangka
dibangun pada 1603.

2.Istana Tamalate
Istana Tamalate merupakan istana pertama dari Kerajaan Gowa-Tallo, sebelum
dipindahkan ke dalam Benteng Somba Opu.
Istana ini dibangun oleh Nimfa Surgawi Tumanurunga pada awal abad ke-14.

3.Istana Balla Lompoa


Istana Balla Lompoa merupakan rumah Sultan Gowa yang juga menjadi pusat
pemerintahan kerajaan.Bangunan Istana Balla Lompoa dibangun oleh Raja I
Mengimingi Daeng Matutu pada 1936.
Saat ini, Istana Balla Lompoa berada di Jalan Sultan Hasanuddin No 48, Kota
Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
4.Benteng fort Rotterdam
Salah satu bukti peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo adalah bangunan berupa
Benteng Fort Rotterdam.Benteng Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang
dibangun pada masa pemerintahan I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung
(1546-1565).
Benteng yang berada di pesisir pantai sebelah barat Kota Makassar ini dulunya
juga disebut Benteng Panyyua oleh masyarakat setempat, karena berbentuk
seperti penyu.Adapun fungsinya adalah sebagai maskas pasukan katak
Kerajaan Gowa-Tallo.

Anda mungkin juga menyukai