Anda di halaman 1dari 8

Kholilur Rahman Yaqin/18 dan Muhammad Habib Robbani/19

kerajaan kutai
Kutai Martadipura adalah kerajaan bercorak Hindu di Nusantara yang berdiri sekitar
abad ke-4. Pusat kerajaan ini terletak di Muara Kaman di tepi sungai Mahakam, yang saat ini
adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.
Bukti-bukti yang menguatkan adanya kerajaan Kutai diantaranya yang populer yakni
prasasti Yupa yang berisi silsilah kerajaan Kutai. Serta peninggalan- peninggalan lain seperti
Ketopong Sultan Kutai, Kalung Uncal, Kalung Ciwa, Pedang Sultan Kutai, Kura-kura Emas
dan lain sebagainya.
Kehidupan sosial masyarakat kerajaan Kutai dapat diketahui dari isi prasasti Yupa.
dimana informasi yang didapat dari prasasti tersebut menjelaskan bahwa masyarakat di Kutai
telah terpengaruh oleh peradaban India dengan kepercayaan Hindu yang telah masuk dan
berkembang pesat. Sebagian besar masyarakat mengikut rajanya yang telah menerima unsur
budaya yang datang dari India. Namun masih banyak juga masyarakat yang masih menganut
kepercayaan dari para leluhurnya. Unsur budaya yang masih disesuaikan dengan tradisi yang
ada, maka terjadilah akulturasi.
Kehidupan ekonomi kerajaan Kutai di dukung oleh letak kerajaan tersebut, dimana
letak kerajaan Kutai yang berada di pinggir aliran sungai Mahakam membuat kehidupan
ekonomi tertumpu pada perdagangan dan pelayaran di Sepanjang sungai tersebut. Selain itu
ekonomi di kerajaan Kutai juga berasal dari pertanian dan peternakan, Dimana sektor
pertanian tersebut menjadi penunjang sektor perdagangan, sedangkan sektor peternakan di
kerajaan Kutai benar-benar telah maju, hal ini dibuktikan oleh isi dari Prasasti yupa yang
mengatakan bahwa raja memberikan sedekah kepada para brahmana Sebanyak 20 ribu ekor
sapi.
Prasasti yang ditulis dalam tiang batu merupakan ciri khas kebudayaan kerajaan
Kutai. Yupa ditulis menggunakan huruf Pallawa, hal ini kemudian memunculkan fakta
bahwa adanya pengaruh dari India Selatan melalui prasasti ini. Yupa ini merupakan
kelanjutan budaya nenek moyang bangsa Indonesia pada zaman Megalitikum (zaman batu
besar). Jika dianalisis, bentuk Yupa mirip dengan Menhir yang dulunya digunakan sebagai
tempat untuk memuja para roh nenek moyang. Pada zaman kerajaan Kutai, yupa digunakan
sebagai tempat korban (sapi) yang dipersembahkan kepada dewa.

politik: dari 7 buah Yupa yang dikeluarkan pada masa raja Mulawarman,
menyebutkan silsilah Mulawarman yang merupakan raja terbesar di Kerajaan Kutai. pada isi
yupa dielaskan bahwa  Mulawarman merupakan cucu dari Kudungga.Dalam Yupa ini juga
dijelaskan Kudungga memiliki putra yang mashur, bernama Sang Aswawarmman. Putranya
ini di ibaratkan sebagai Ansuman (Dewa Matahari). Aswawarmman mempunyai 3 orang
putra. Putra yang paling terkemuka bernama Sang Mulawarmman, ia merupakan raja yang
berpendidikan baik, kuat dan kuasa. Dalam isi Yupa ini juga menyebutkan bahwa
Aswawarmman lah pendiri keluarga kerajaan dan bukan Kudungga yang dianggap sebagai
pendiri kerajaan.

Berikut ini silsilah raja Kerajaan Kutai Martadipura, meliputi :

1. Maharaja Kudungga (Pendiri)


2. Maharaja Asmawarmman (Pendiri Keluarga Raja)
3. Maharaja Mulawarman (Raja Terkenal)

Marawijaya, Jayanaga, Gajayana, Nalasinga, Gadingga, Nala Parana, Sangga


Warman, Indra Warman, Sri Langka Dewa, Candrawarman, Wijaya Warman, Guna Prana
Dewa, Sri Aji Dewa, Indra Paruta Dewa, Mulia Putera,  dan Raja Dharma Setia.
kemunduran atau keruntuhan: Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan pada
masa Raja Mulawarman, namun setelah sepeninggalan Raja Mulawarman Kerajaan Kutai
perlahan mengalami kemunduran, selain itu ketika masuk dan berkembangnya pengaruh
kebudayaan Islam, berkembangnya Kerajaan Kutai Kertanegara yaitu kerajaan yang bercorak
islam, di Kalimantan Timur menjadi salah satu sebab kemunduran kerajaan kutai . Saat itu
terjadi peperangan dengan Kutai Kertanegara dibawah pimpinan Raja Aji Pangeran Sinum
yang saat itu melakukan perlawanan terhadap Kerajaan Kutai. Kutai Kertanegara dan
Kerajaan Kutai merupakan dua kerajaan yang ada di kalimantan, kedua kerajaan dengan
nama yang sedikit mirip ini ternyata berbeda dan saling bermusuhan. Pertempuran antara
kedua kerajaan berlangsung pada abad ke 16, mengakibatkan Kerajaan Kutai Runtuh.
Kerajaan Tarumanegara
Tarumanagara atau Kerajaan Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa
di wilayah barat pulau Jawa, tepatnya di dekat Sungai Citarum. pada abad ke-5 hingga abad
ke-7.
bukti berdirinya Kerajaan Tarumanegara bersumber dari Tujuh prasasti. Prasasti
Kerajaan Tarumanegara Prasasti-prasasti tersebut, tersebar di Jakarta, Bogor, dan Banten.
Berikut tujuh prasasti yang ditemukan:
1. Prasasti Ciaruten
2. prasasti telapak gajah
3. prasasti cidanghiyang
4. prasasti tugu
5. prasasti jambu
6. prasasti pasir awi.
7. prasasti pasir muara

Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu beraliran Wisnu. Masuknya pengaruh India


di dalam kehidupan masyarakat kerajaan Tarumanegara tentu merubah kehidupan sosial yang
kemudian mengenal kebudayaan Hindu. Beberapa contoh pengaruhnya seperti mengenal
bahasa, sastra, sistem dewa dewi, upacara keagamaan dan mitologi. Bukti kehidupan sosial
kerajaan Tarumanegara telah terpengaruh oleh kebudayaan India yaitu dapat dilihat
pada Prasasti Kebon Kopi yang memuat dua kaki Gajah Airwata (dalam mitologi Hindu,
gajah ini merupakan tunggangan Batara Indra).

Kehidupan ekonomi masyarakat kerajaan Tarumanegara mengandalkan pertanian.


Hal ini dibuktikan dari isi Prasasti Tugu mengenai penggalian sungai Candrabaga dan
Gomati. Penggalian kedua sungai ini merupakan bukti bahwasanya selain untuk menghindari
banjir, tujuannya juga digunakan untuk kegiatan irigasi-irigasi pertanian. Maka dapat
dianalisis bahwa kehidupan ekonomi kerajaan Tarumanegara mengandalkan pertanian. selain
itu masyarakat di kerajaan Tarumanegara juga memiliki mata pencaharian sebagai peternak,
pemburu binatang dan pedagang. Beberapa komoditas perdagangan di kerajaan ini seperti
perak, kulit penyu, dan cula badak.

pengaruh dari India tersebut kemudian menyebabkan perkembangan kebudayaan


masyarakat Tarumanegara. seperti pada bidang sastra, masyarakat mulai mengenal syair.
Hal ini dibuktikan dari beberapa prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara berbentuk
syair, dengan menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Selain dibidang sastra,
kebudayaan pahat juga berkembang, dibuktikan dengan kesamaan penemuan arca di Cibuaya
dan di Semenanjung Melayu dan Siam. Arca yang ditemukan di Cibuaya yaitu sebuah arca
Wisnu.

POLITIK: Menurut naskah Wangsakerta, kerajaan Tarumanegara didirikan pada


tahun 258 masehi oleh Jayasingawarman. Raja pertama ini kemudian digantikan oleh
puteranya bernama Dharmayawarman. Ia memerintah dari tahun 382 hingga 395 masehi.
Makam Jayasingawarman dipusarkan di tepi kali Gomati, sementara Dharmayawarman di
tepi kali Candrabaga. Raja ke 3 sekaligus raja terkenal kerajaan Tarumanegara bernama
Purnawarman. Berdasarkan isi prasasti Tugu, pada masa pemerintahan raja Purnawarman
sering terjadi bencana alam berupa banjir. Maka dari itu belau memerintahkan untuk
menggali Sungai Candrabaga dan Gomati sepanjang 12 km (6112 tombak). Penggalian kedua
sungai ini dilakukan setelah 22 tahun masa pemerintahan Purnawarman. Selain menghindari
banjir, tujuan penggalian 2 sungai yaitu untuk mengatasi kekeringan saat musim kemarau.

berikut nama-nama raja kerajaan tarumanegara:

1. Jayasingawarman : tahun 358 hingga 382 masehi.


2. Dharmayawarman : tahun 382 hingga 395 masehi.
3. Purnawarman : tahun 395 hingga 434 masehi.
4. Wisnuwardana : tahun 434 hingga 455 masehi.
5. Indrawarman : tahun 455 hingga 515 masehi.
6. Candrawarman : tahun 515 hingga 535 masehi.
7. Suryawarman : tahun 535 hingga 561 masehi.
8. Kertawarman : tahun 561 hingga 628 masehi.
9. Sudhawarman : tahun 628 hingga 635 masehi.
10. Hariwangsawarman : tahun 639 hingga 640 masehi.
11. Nagajayawarman : tahun 640 hingga 666 masehi.
12. Linggawarman : tahun 666 hingga 669 masehi.

Kemunduran kerajaan ini nampak terjadi ketika berkuasanya Raja Linggawarman. Ia


kemudian wafat pada tahun 669 Masehi.Tampuk kekuasaan Kerajaan Tarumanegara
kemudian diwariskan pada sang menantu, Tarusbawa. Namun malang, Tarusbawa
justru lebih ingin mengembangkan kerajaannya sendiri, yakni Kerajaan Sunda.
Setahun setelah naik takhta, Tarusbawa justru memindahkan pusat pemerintahan dan
mengubah nama Tarumanegara menjadi Kerajaan Sunda pada 670 M.Situasi ini
dimanfaatkan oleh Wretikandayun untuk melepaskan wilayahnya dari cengkeraman
Tarumanegara. Wretikandayun adalah pemimpin Kerajaan Kendan sejak 612 M.
Kerajaan Kendan saat itu merupakan salah satu wilayah taklukan Tarumanegara.Tahun
670 M, atau bertepatan dengan didirikannya Kerajaan Sunda oleh Tarusbawa,
Wretikandayun juga mendeklarasikan terbentuknya Kerajaan Galuh di tanah
Pasundan.

Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno adalah kerajaan yang didirikan Rakai Mataram Sang
Ratu Sanjaya pada tahun 732. Awalnya, Kerajaan Hindu-Budha ini berlokasi di
Bhumi Mataram (Yogyakarta) dan Jawa Tengah, namun kemudian bergeser ke Jawa
Timur.

Bukti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno diantaranya Candi Borobudur,


Candi Prambanan, Candi Kalasan, Candi Plaosan, Candi Arjuna, Candi Bima, Candi
Sewu, Candi Mendut, Cando Semar, hingga Candi Srikandi

kehidupan sosial masyarakat di kerajaan Mataram Kuno sudah teratur. Terlihat


dari sikap gotong oyong mereka saat membuat candi bersama. Sikap toleran diantara
masyarakat sangat baik. Terbukti dengan adanya dua aliran kepercayaan yang berbeda
tetapi mereka tetap bisa bersosialisasi.

Perekonomian kerajaan Mataram Kuno saat itu bertumpu pada sektor


pertanian karena letaknya yang cukup disebut sebagai pedalaman dan memiliki tanah
yang subur. Berikutnya, Mataram mulai mengembangkan kehidupan pelayaran, hal ini
terjadi pada masa pemerintahan Balitung yang memanfaatkan sungai Bengawan Solo
sebagai lalu lintas perdagangan menuju pantai utara Jawa Timur.

kehidupan budaya masyarakat kerajaan mataram kuno terbilang maju, terbukti


dengan banyaknya menghasilkan karya yang berupa candi. Candi-candi yang terkenal
seperti Candi Mendut, Pawon, Borobudur, Kalasan, Sari, dan Sewu. Nama Borobudur
diperkirakan berasal dari nama Bhumi Sambharabudhara. Bhumi Sambhara berarti
bukit atau gunung dan Budhara berarti raja. Jadi arti dari nama tersebut adalah Raja
Gunung, yang sama artinya dengan Syailendra. Candi Borobudur memiliki suatu
sistem yang terbagi dalam tiga bagian yaitu Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu.

politik: Berdasarkan prasasti Canggal diketahui, Mataram kuno mula-mula diperintah


oleh Raja Sanna. Sanna kemudian digantikan oleh keponakannya, Sanjaya. Sanjaya adalah
anak Sanaha, saudara perempuan Raja Sanna (Sanna tidak memiliki keturunan). Sanjaya
memerintah dengan bijaksana sehingga rakyat hidup makmur, aman dan tenteram. Hal ini
terlihat dari prasasti Canggal yang menyebutkan bahwa tanah Jawa kaya akan padi dan emas.
Selain Prasasti Canggal, nama Sanjaya juga tercantum pada prasasti Balitung. Setelah
Sanjaya, Mataram diperintah oleh Panangkaran. Dari prasasti Balitung diketahui bahwa
Panangkaran bergelar Syailendra Sri Maharaja Dyah Pancapana Raka i Panangkaran.
sepeninggalnya panangkaran terjadi perpecahan di kerajaan mataram kuno, dimana kerjaan
tersebut terpecah menjadi dua, namun perpecahan tidak bertahan lama, Pada tahun 850, Raka
i Pikatan dari Wangsa Sanjaya mengadakan perkawinan politik dengan Pramodhawardhani
dari keluarga Syailendra. Melalui perkawinan ini, Mataram dapat dipersatukan kembali.
berikut nama-nama raja matarm kuno:
1. Raka i Mataram Sang Ratu Sanjaya (717 – 746 M)
2. Sri Maharaja Raka i Panangkaran (746 – 784 M)
3. Sri Maharaja Raka i Panunggalan (784 – 803 M)
4. Sri Maharaja Raka i Warak (803 – 827 M)
5. Sri Maharaja Raka i Garung (828 – 847 M)
6. Sri Maharaja Raka i Pikatan (847 – 855 M)
7. Sri Maharaja Kayuwangi (855 – 885 M)
8. Sri Maharaja Watuhumalang (894 – 898 M)
9. Sri Maharatu Watukura Dyah Balitung (898 – 913 M)

Runtuhnya kerajaan Mataram disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, disebabkan


oleh letusan gunung Merapi yang mengeluarkan lahar. Kemudian lahar tersebut menimbun
candi-candi yang didirikan oleh kerajaan, sehingga candi-candi tersebut menjadi rusak.
Kedua, runtuhnya kerajaan Mataram disebabkan oleh krisis politik yang terjadi tahun 927-
929 M. Ketiga, runtuhnya kerajaan dan perpindahan letak kerajaan dikarenakan
pertimbangan ekonomi. Di Jawa Tengah daerahnya kurang subur, jarang terdapat sungai
besar dan tidak terdapatnya pelabuhan strategis. Sementara di Jawa Timur, apalagi di pantai
selatan Bali merupakan jalur yang strategis untuk perdagangan, dan dekat dengan daerah
sumber penghasil komoditi perdagangan.Mpu Sindok mempunyai jabatan sebagai Rake I
Hino ketika Wawa menjadi raja di Mataram, lalu pindah ke Jawa timur dan mendirikan
dinasti Isyana di sana dan menjadikan Walunggaluh sebagai pusat kerajaan . Mpu Sindok
yang membentuk dinasti baru, yaitu Isanawangsa berhasil membentuk Kerajaan Mataram
sebagai kelanjutan dari kerajaan sebelumnya yang berpusat di Jawa Tengah. Mpu Sindok
memerintah sejak tahun 929 M sampai dengan 948 M.

Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan bercorak Buddha yang didirikan oleh Dapunta
Hyang Sri Jayanasa pada abad ke-7.Kerajaan Sriwijaya terletak di tepian Sungai Musi, di
daerah Palembang, Sumatera Selatan.Pada masanya, kerajaan maritim ini banyak memberi
pengaruh di nusantara. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan ketika diperintah oleh
Raja Balaputradewa, yang berkuasa pada abad ke-9.

banyak sekali bukti peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang tersisa yang menjadi saksi
bisu, sejarah panjang Indonesia. Salah satunya adalah candi peninggalan Kerajaan Sriwijaya
seperti, Candi Muara Takus dan Candi Buaro Bahal III. Ada juga prasasti peninggalan
Kerajaan Sriwijaya yang beberapa di antaranya, disebut memiliki kutukan. beberapa prasasti
peninggalan kerajaan sriwijaya diantaranya:
1.Prasasti Talang Tuo
2.Prasasti Kedukan Bukit
3. Prasasti Telaga Batu
4. Prasasti Karang Berahi
5. Prasasti Kota Kapur
6. Prasasti Ligor
7. Prasasti Leiden
8. Prasasti Palas Pasemah.

Kehidupan sosial masyarakat di Kerajaan Sriwijaya berbaur dengan para pedagang


dari luar, karena saat itu wilayah tersebut merupakan pelabuhan bagi kapal-kapal asing yang
singgah. Kemungkinan bahasa yang berkembang adalah bahasa melayu kuno, mereka
menggunakan bahasa tersebut untuk berkomunikasi dengan para pedagang. Budaya asing,
khususnya dari India berkembang di wilayah Sriwijaya. Contohnya penggunaan nama-nama
khas India dan pengaruh agama Hindu-Budha semakin menyebar menyeluruh, baik
masyarakat maupun di dalam kerajaan.

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Sriwijaya meliputi kegiatan pertanian, hasilnya


kemudian diperjual belikan kepada para pedagang asing yang singgah. Hal ini didukung
dengan letak yang sangat strategis sebagai jalur perdagangan Internasional. Hasil bumi dari
pertanian tersebut mendongkrak kegiatan perdagangan, akibatnya banyak pedagang dari
China dan India ramai-ramai berdatangan. Faktor lain pendukung kegiatan ekonomi adalah
berhasilnya Sriwijaya menguasai wilayah-wilayah strategis di sekitarnya seperti Selat Sunda,
Selat Malaka, Laut Natuna dan Laut Jawa

Budaya:kebudayaan pada masyarakat sriwijaya terdapat pengaruh kuat agama


Buddha. Sriwijaya memiliki kebudayaan yang tinggi. Bukti bahwa Kerajaan Sriwijaya
memiliki kebudayaan yang tinggi adalah dari prasasti-prasasti yang ditemukan. Prasasti
tersebut tidak lagi menggunakan bahasa Sanskerta, tetapi sudah menggunakan bahasa Melayu
Kuno. Hal tersbeut menunjukkan bahwa masyarakat Kerajaan Sriwijaya tidak menerima
budaya asing begitu saja, tetapi disesuaikan dengan budaya setempat. Hasil budaya
peninggalan Kerajaan Sriwijaya adalah berupa prasasti, arca Buddha di Bukit Siguntang,
bangunan suci di Jambi, kompleks Candi Muara Takus, beberapa bangunan suci di Gunung
Tua (padang lawas), dan Arca Awalokiteswara yang ditemukan di Tapanuli Selatan.

Politik: Kerajaan Sriwijaya telah melakukan kerjasama dengan kerajaan Chola di


India. Hubungan baik dengan kerajaan tersebut ditandai dengan pengiriman pendeta dari
Sriwijaya ke India dan pembuatan Biara untuk pendeta tersebut. Selanjutnya, berikut ini raja-
raja yang perah berkuasa di Kerajaan Sriwijaya, meliputi :
1. Dapunta Hyang Srijayanasa : Ia adalah raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan
Sriwijaya.
2. Balaputeradewa : Balaputeradewa merupakan raja yang berhasil membawa
kerajaan Sriwijaya berkembang pesat. Masa pemerintahannya diperkirakan
berlangsung pada tahun 850 masehi.
selain 2 nama tersebut terdapat juga Nama raja-raja lainya seperti Sri Indra Waraman
724 M (berasal dari berita China), Rudrawikrama 727 (berita China), Wishnu 775 M (Prasasti
Ligor), Maharaja 851 M (Berita Arab), Sriudayadityawarman 960 (Berita Chiana),
Marawijayatunggawarman 1044 M (Prasasti Leiden), dan Sri Sanggarama
Wijayatunggawarman 1044 (dalam prasasti Chola).

Wilayah kekuasaan kerajaan Sriwijaya membentang luas di Indonesia bagian barat


(Nusantara saat itu) dan sebagian wilayah di Asia Tenggara. Namun pusat pemerintahannya
di daerah yang sekarang menjadi kota Palembang. Sriwijaya juga berhasil menaklukkan
daerah di luar nusantara seperti Kedah di Semenanjung Malaya.

kemunduran/runtuhnya kerajaan sriwijaya : disebabkan oleh 6 faktor diantaranya


1. peperangan dengan jawa pada tahun 922 M dan 1016M
2. Serangan kerajaan cholamandala
Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran ketika diserang Raja Rajendra Chola,
penguasa Kerajaan Cholamandala, India. Penyerangan Cholamandala ke
Sriwijaya terjadi dua kali pada tahun 1007 dan 1023 M, disusul penawanan raja
Sri Sanggramawijaya. penyerangan Cholamandala terhadap armada Kerajaan
Sriwijaya disebabkan persaingan bidang perdagangan dan perlayaran.
3. lepasnya wilayah kekuasaan
Penyerangan oleh Kerajaan Cholamandala tersebut membuat Kerajaan Sriwijaya
lemah dan banyak daerahnya melepaskan diri dari kekuasaan kerajaan. Sejumlah
kekuatan di wilayah Kerajaan Sriwijaya pun mulai berani berekspansi ke luar
nusantara, seperti Jambi yang mengirim utusan sendiri ke China pada 1082.
4. ekspedisi singasari
Ekspedisi Pamalayu dari Singasari, Jawa Timur terjadi pada 1275 M. Ekspedisi
ini merupakan siasat untuk melemahkan kekuasaan politik dan ekonomi Kerajaan
Sriwijaya atas Selat Malaka dan daerah jajahannya.
5. ekspedisi china ke asia tenggara pada masa kubilai khan dari mongol diteruskan
oleh dinasti Ming
6. masuknya pengaruh islam
salah satu daerah yang terpengaruh kuat oleh kedatangan islam yakni aceh timur
yang menyebabkan pengaruh budaya dan perdagangan menurun.

Anda mungkin juga menyukai