Anda di halaman 1dari 5

Makalah Sejarah Indonesia

Kerajaan bercorak hindu budha

Nama: Hani herawati


Kelas: X-MIPA 2
Kerajaan Kutai

Sejarah Kerajaan Kutai


Kerajaan Kutai adalah kerajaan tertua dan merupakan kerajaan Hindu pertama di Indonesia
yang diperkirakan berdiri sekitar tahun 400-500 Masehi. Kerajaan ini memiliki hubungan
perdagangan dengan India, meskipun letak Kerajaan Kutai sendiri tidak terletak di jalur
perdagangan nusantara.
Dari hubungan perdagangan dengan India inilah diketahui awal penyebaran pengaruh
Hindu. Salah satu bukti bahwa Kerajaan Kutai memiliki hubungan perdagangan dengan India
adalah ditemukannya Prasasti Yupa. Prasasti Yupa adalah monumen batu yang memuat
tulisan dengan bahasa Sansekerta.
Bahasa Sansekerta sendiri diketahui sebagai bahasa klasik India yang merupakan sebuah
bahasa liturgis dalam kepercayaan kepada tuhan Hindu, Buddha, dan Jainisme.Melalui
penemuan prasasti tersebut, sejarawan menyimpulkan bahwa Kerajaan Kutai merupakan
kerajaan Hindu tertua yang ada di Indonesia.

Masa kejayaan kerajaan kutai


Dari Prasasti Yupa, dapat diketahui bahwa masa kejayaan Kerajaan Kutai berlangsung ketika
diperintah oleh Raja Mulawarman. Mulawarman disebut sebut sebagai raja yang memiliki
budi pekerti baik, kuat dan pernah mengadakan upacara persembahan 20.000 ekor lembu
untuk kaum brahmana yang bertempat di waprakecvara.
Waprakecvara adalah tempat suci (keramat) yang merupakan sinkretisme antara
kebudayaan hindu dengan kebudayaan indonesia. Sebagai keturunan Aswawarman,
Mulawarman juga melakukan upacara Vratyastoma, yaitu upacara penyucian diri untuk
masuk pada kasta ksatria.
Pada masa pemerintahan Mulawarman, upacra penghinduan ini dipimpin oleh pendeta atau
kaum Brahmana dari orang indonesia asli. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan
intelektualnya tinggi, karana Bahasa Sanskerta bukanlah bahasa rakyat sehari hari. Selain
itu, di bawah kekuasaan Raja Mulawarman kehidupan ekomoni kerajaan mengalami
perkembangan pesat dari sektor pertanian dan perdagangan karna letaknya sangat
strategis.
Runtuhnya kerajaan kutai
Kondisi Kerajaan Kutai setelah masa pemerintahan Mulawarman tidak menunjukkan tanda-
tanda yang jelas. Kerajaan Kutai Martadipura kemudian runtuh setelah berhasil ditaklukkan
oleh Kesultanan Kutai yang memeluk agama Islam.
Pada tahun 1635, Maharaja Dharma Setia yang merupakan pemimpin terakhir Kerajaan
Kutai tewas di tangan Pangeran Sinum Panji Mendapa dari Kesultanan Kutai. Setelah
penaklukkan tersebut, wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai berada di bawah kendala
Kesultanan Kutai.

Peninggalan kerajaan kutai


Peningggalan kerajaan kutai yang paling penting adalah 7 buah prasasti Yupa yang dibuat
sekitar 350-400 masehi. Semua prasastinya ditulis menggunakan huruf pallawa dengan
bahasa sanskerta. Adapun isi ketujuh prasasti kerajaan Kutai antara lain:
1. Berisi silsilah
Kudungga berputra Aswawarman yang seperti dewa matahari (ancuman) menumbuhkan
keluarga. Aswawarman berputra tiga, salah satunya Mulawarman, raja yan baik, kuat dan
kuasa. Sang Mulawarman telah mengadakan selamatan, mengadakan korban, maka
didirikanlah tugu oleh para Brahmana

2. Tempat sedekah
Sang Mulawarman, raja yang mulia dan terkemuka telah memberi sedekah 20.000 ekor sapi
kepada Brahmana di tempat tanah yang sangat suci ( Waprakecvara)

3. Macam macam aspej kebudayaan


Dari prasasti Yupa dapat diketahui tentang keberadaan kerajaan Kutai dalam berbagai aspek
kebudayaan, antara lain politik, sosial, ekonomi, dan budaya.
Kerajaan Tarumanegara

Sejarah kerajaan tarumanegara


Sejarah berdirinya kerajaan Tarumanegara bermula ketika Maharesi jayasingawarman dari
Salankayana, india, datang ke indonesia. Ia dinikahkan dengan salah seorang putrinya.
Jayasingawarman kemudian membuka wilayah (sekarang diperkirakan di sekitar bekasi) dan
mendirikan kerajaan Taruma pada 358 masehi.
Raja Jayasingawarman berkuasa selama 24 tahun, dari 358-382 masehi. Setelah wafat,
pemerintahan kemudian diteruskan oleh Dharmayawarman.

Puncak kejayaan kerajaan Tarumanegara


Kerajaan Tarumanegara mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan
purnawarman, yang merupakan raja ketiga. Purnawarman adalah penganut agama hindu,
aliran Vaisnawa. Pada 397 masehi, Purnawarman membangun ibu kota kerajaan yang
letaknya lebih dekat ke pantai.
kota itu nama Sundapura, cikal bakal kata “sunda” sekarang. Maharaja Purnawarman adalah
raja yang gagah berani, bijaksana, dan sangat memerhatikan kehidupan rakyatnya. Pada
masa pemerintahannya, dilakukan penggalian sungai Gomati sepanjang 12km, untuk
menghindari bencana alam seperti banjir ataupun kekeringan yang pada musim kemarau.
Perekonomian di kerajaan ini juga maju, dibuktikan dengan raja yang memberikan sedekah
1.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
Penduduknya pun sudah teratur. Di bawah kekuasaannya pula, ada 48 kerajaan daerah yang
dikuasai Tarumanegara. Wilayahnya meliputi hampir seluruh jawa barat, mulai dari banten,
jakarta, bogor, dan cirebon. Selain itu, kerajaan Tarumanegara telah menjalin hubungan
diplomatik dengan china. Dengan adanya hubungan diplomatik tersebut berarti juga terjalin
hubungan perdagangan dan pelayaran antara Tarumanegara dan china.

Runtuhnya kerajaan Tarumanegara


Pada 669 masehi, raja Linggawarman yang baru berkuasa selama tiga tahun wafat. Takhta
kerajaan secara otomatis jatuh ke tangan menantunya, Tarusbawa. Pergantian kekuasaan
ini menandai berakhirnya kerajaan Tarumanegara karna Tarusbawa lebih menginginkan
untuk kembali ke kerajaannya sendiri, yaitu sunda, yang sebelumnya berada di bawah
kekuasaan Tarumanegara
Atas pengalihan kekuasaan ke kerajaan sunda ini, kerajaan Galuh tidak sepakat dan
memutuskan untuk memisahkan diri. Dengan begitu, wilayah bekas kerajaan Tarumanegara
kemudian dibagi menjadi 2, yaitu kerajaan Sunda dan kerajaan Galuh dengan sungai citarum
sebagai pembatasnya.

Peninggalan kerajaan Tarumanegara


Berikut ini peninggalan kerajaan Tarumanegara yang berupa prasasti, arca, dan naskah yang
ditemukan di beberapa lokasi berbeda.
1. Prasasti
Terdapat 7 buah prasasti yang menjadi bukti keberadaan kerajaan Tarumanegara. Prasasti
prasasti tersebut ditemukan di daerah bogor (lima buah), jakarta (satu buah), dan lebak
banten (satu buah).
7 prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara
- Prasasti Ciaruteun atau Ciampea
- Prasasti Jambu atau Koleangkak
- Prasasti Kebon Kopi
- Prasasti Tugu
- Prasasti Cidanghiang atau Lebak
- Prasasti Muara Cianten
- Prasasti Pasir Awi

2. Arca
- Arca Rajarsi
- Arca Wisnu Cibuaya I
- Arca Wisnu Cibuaya II

3. Naskah Wangsekerta

Anda mungkin juga menyukai