Anda di halaman 1dari 3

Asal Usul Suku Melayu

Melayu secara etimologi pada awalnya nama


tempat (toponim) yang menyebutkan suatu lokasi
di Sumatra. Hingga abad ke-15, istilah Melayu
mulai digunakan untuk merujuk pada nama suku.
Nama Melayu kemungkinan juga berasal dari
penyebutan salah satu sungai di Pulau Sumatera,
yaitu Sungai Melayu.
Berbagai pendapat menyebutkan jika istilah itu
berasal dari kata "melaju" yang awalannya 'me'
dan akar kata 'laju' yang menunjukan kuatnya arus pada sungai itu.
Pada abad ke-12, agama Islam masuk ke dan diserap baik oleh masyarakat Melayu. Bahkan,
Islam telah menjadi corak pemerintahan kerajaan-kerajaan Melayu.
Seperti Kesultanan Johor, Kesultanan Perak, Kesultanan Pahang, Kesultanan Brunei,
Kesultanan Langkat, Kesultanan Deli, dan Kesultanan Siak, bahkan kerajaan Karo Aru pun
memiliki raja dengan gelar Melayu.
Kedatangan bangsa Eropa menyebabkan orang Melayu tersebar ke seluruh Nusantara, Sri
Lanka dan Afrika Selatan. Di perantauan, suku Melayu banyak memiliki kedudukan dalam
suatu kerajaan, seperti syahbandar, ulama, dan hakim.
Zaman kejayaan Sriwijaya pada abad ke-14 menjadi era keemasan bagi peradaban Melayu
dan terus berkembang pada masa Kesultanan Malaka.

Tradisi Suku Melayu


1. Berpantun

Dalam adat dan budaya melayu, pantun sangat melekat. Pantun sebagai salah satu cara
berkomunikasi menyampaikan maksud dan tujuan dengan lebih sopan dan halus.
Masyarakat melayu akan sangat mudah merangkai kata untuk disusun menjadi sebuah
tantun yang indah dan sangat berkesan. Namun kini berpantun sudah sangat jarang bisa
dilakukan oleh masyarakat melayukhususnya kaum muda.
2. Tradisi Berkapur Sirih
Tradisi berkapur sirih adalah sebuah tradisi yang sudah
cukup lama hidup dikalangan masyarakat melayu. Berkapur
sirih merupakan tradisi mengunyah sirih lengkap dengan
kapur dan pinangnya. Tradisi ini biasa dilakukan dalam
upacara pernikahan ataupun upacara pengobatan.
Sirih Junjung dihias cantik sebagai sebahagian barang
hantaran pengantin dan juga sirih penyeri kepada
pengantin perempuan. Selain itu di dalam upacara resmi kebesaran istana dan kerajaan
juga, sirih junjung memainkan peranan penting, sirih menjadi penyeri majelis dan
mengepalai sesuatu perarakan yang diadakan.
3. Tradisi Perkawinan
Tradisi pernikahan pada adat melayu memang terkesan
sangat rumit dan terlalu sakral. Sebab dalam pandangan
masyarakat melayu ketika sesorang akan menikah maka
dia harus mendapat restu dari kedua orang tua dari dua
belah pihak. Selain itu ada juga aturan – aturan adat yang
harus dijalani sebelum akad nikah berlangsung
diantaranya pengantin perempuan dilarang bepergian
dan keluar dari rumah satu minggu sebelum akad nikah dilakukan.
Masyarakat melayu meyakini jika seorang calon pengantin keluar rumah ataupun bepergian
ketika mendekati hari pelaksanaan akad nikah berlangsung maka akan terjadi hal yang tidak
diharapkan yang akan membuat acara akad nikah terganggu bahkan bisa batal.
4. Memiliki Nama Panggilan Khusus
Pada masyarakat suku melayu setiap anak memiliki panggilan
khusus yang panggilannya bersifat umum. Misalnya anak
paling besar akan dipanggil dengan sebutan ulong yang dalam
bahasa indonesia berarti sulung. Panggilan ini juga merupakan
pembiasaan kepada semua anak dalam keluarga agar bersikap
menghormati pada yang lebih tua dan menyayangi pada yang
lebih muda.

Ciri Khas Melayu


Ciri khas suku melayu gampang dikenali, seperti logat bicara yang sangat kental. Contohnya
kata apa menjadi ape, berapa menjadi berape. Selain itu, suku Melayu saat berbicara juga
mempunyai tata bahasa yang baik, dengan gestur sopan santun dan menghormati orang
atau kelompok lain. Secara fisik, suku Melayu memiliki kulit yang berwarna sawo matang
dan tinggi tubuh sedang, dan rambut hitam lurus.
5. Tradisi Pakaian Melayu

Menurut adat Suku Melayu, di dalam hal berpakaian hendaknya mengacu kepada asas
“sesuai” yakni sesuai pakaiannya, sesuai yang memakainya, sesuai cara memakainya, sesuai
tempat memakainya, sesuai pula menurut ketentuan adat yang diberlakukan dalam hal ini
ihwal berpakaian. Karna pada masyarakat melayu dikenal sebuah ungkapan mengatakan:
“adat memakai pada yang sesuai, adat duduk pada yang elok, adat berdiri tahukan diri”.
6. Tradisi Kematian

Seperti suku yang lain, pada adat istiadat suku Melayu juga ada tradisi terkait duka cita atau
kematian. Proses yang dilakukan oleh pihak keluarga akan menyampaikan peristiwa
kematian ini kepada tokoh masyarakat dan aparatur pemerintah, serta tetangga sekitar
secara beranting. Selain itu, alat komunikasi tradisional yang bernama Bedug di langgar dan
di masjid juga dibunyikan dengan nada yang khas di telinga.

Anda mungkin juga menyukai