Dalam adat dan budaya melayu, pantun sangat melekat. Pantun sebagai salah satu cara
berkomunikasi menyampaikan maksud dan tujuan dengan lebih sopan dan halus.
Masyarakat melayu akan sangat mudah merangkai kata untuk disusun menjadi sebuah
tantun yang indah dan sangat berkesan. Namun kini berpantun sudah sangat jarang bisa
dilakukan oleh masyarakat melayukhususnya kaum muda.
2. Tradisi Berkapur Sirih
Tradisi berkapur sirih adalah sebuah tradisi yang sudah
cukup lama hidup dikalangan masyarakat melayu. Berkapur
sirih merupakan tradisi mengunyah sirih lengkap dengan
kapur dan pinangnya. Tradisi ini biasa dilakukan dalam
upacara pernikahan ataupun upacara pengobatan.
Sirih Junjung dihias cantik sebagai sebahagian barang
hantaran pengantin dan juga sirih penyeri kepada
pengantin perempuan. Selain itu di dalam upacara resmi kebesaran istana dan kerajaan
juga, sirih junjung memainkan peranan penting, sirih menjadi penyeri majelis dan
mengepalai sesuatu perarakan yang diadakan.
3. Tradisi Perkawinan
Tradisi pernikahan pada adat melayu memang terkesan
sangat rumit dan terlalu sakral. Sebab dalam pandangan
masyarakat melayu ketika sesorang akan menikah maka
dia harus mendapat restu dari kedua orang tua dari dua
belah pihak. Selain itu ada juga aturan – aturan adat yang
harus dijalani sebelum akad nikah berlangsung
diantaranya pengantin perempuan dilarang bepergian
dan keluar dari rumah satu minggu sebelum akad nikah dilakukan.
Masyarakat melayu meyakini jika seorang calon pengantin keluar rumah ataupun bepergian
ketika mendekati hari pelaksanaan akad nikah berlangsung maka akan terjadi hal yang tidak
diharapkan yang akan membuat acara akad nikah terganggu bahkan bisa batal.
4. Memiliki Nama Panggilan Khusus
Pada masyarakat suku melayu setiap anak memiliki panggilan
khusus yang panggilannya bersifat umum. Misalnya anak
paling besar akan dipanggil dengan sebutan ulong yang dalam
bahasa indonesia berarti sulung. Panggilan ini juga merupakan
pembiasaan kepada semua anak dalam keluarga agar bersikap
menghormati pada yang lebih tua dan menyayangi pada yang
lebih muda.
Menurut adat Suku Melayu, di dalam hal berpakaian hendaknya mengacu kepada asas
“sesuai” yakni sesuai pakaiannya, sesuai yang memakainya, sesuai cara memakainya, sesuai
tempat memakainya, sesuai pula menurut ketentuan adat yang diberlakukan dalam hal ini
ihwal berpakaian. Karna pada masyarakat melayu dikenal sebuah ungkapan mengatakan:
“adat memakai pada yang sesuai, adat duduk pada yang elok, adat berdiri tahukan diri”.
6. Tradisi Kematian
Seperti suku yang lain, pada adat istiadat suku Melayu juga ada tradisi terkait duka cita atau
kematian. Proses yang dilakukan oleh pihak keluarga akan menyampaikan peristiwa
kematian ini kepada tokoh masyarakat dan aparatur pemerintah, serta tetangga sekitar
secara beranting. Selain itu, alat komunikasi tradisional yang bernama Bedug di langgar dan
di masjid juga dibunyikan dengan nada yang khas di telinga.