Anda di halaman 1dari 10

SEJARAH

KERAJAAN
KALINGGA
Alfito Rayzha Dinoval
M.Alvin Khair
Ferdy Azwa Fadillah
Tujuan Pembelajaran
• Latar belakang kerajaan Kalingga
• Mengetahui peninggalan Sejarah kerajaan Kalingga
• Menganalisis kehidupan politik, ekonomi, dan sosial budaya Kerajaan
Kalingga
Latar Belakang Kerajaan Kalingga
Awal Berdirinya Kerajaan Kalingga diperkirakan dimulai pada abad ke-6 hingga abad ke-7. Nama Kalingga
sendiri berasal dari kerajaan India kuno yang bernama Kaling, mengidekan bahwa ada tautan antara India dan
Indonesia. Bukan hanya lokasi pasti ibu kota dari daerah ini saja yang tidak diketahui, tapi juga catatan sejarah
dari periode ini amatlah langka. Salah satu tempat yang dicurigai menjadi lokasi ibu kota dari kerajaan ini ialah
Pekalongan dan Jepara. Jepara dicurigai karena adanya kabupaten Keling di pantai utara Jepara, sementara
Pekalongan dicurigai karena masa lalunya pada saat awal dibangunnya kerajaan ini ialah sebuah pelabuhan
kuno. Beberapa orang juga mempunyai ide bahwa Pekalongan merupakan nama yang telah berubah dari Pe-
Kaling-an.
KERAJAAN KALINGGA
TERLETAK

Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari sumber


Tiongkok) yaitu sebuah kerajaan bercorak
Hindu yang muncul di Jawa Tengah sekitar
seratus tahun ke-6
masehi. Letak pusat kerajaan ini belumlah
jelas, probabilitas mempunyai di suatu tempat
selang Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten
Jepara sekarang.
Peniggalan Sejarah Kerajaan Kalingga
1. Prasasti Tuk Mas
2. Prasasti Sojomerto
3. Candi Angin
4. Candi Bubrah
5. Situs Puncak
Songolikur, Gunung Muria
Raja Kerajaan Kalingga
1. Prabhu Wasumurti (594-605 M)
2. Prabhu Wasugeni (605-632 M)
3. Prabhu Wasudewa (632-652 M)
4. Prabhu Wasukawi (652 M)
5. Prabhu Kirathasingha (632-648 M)
6. Prabhu Kartikeyasingha (648-674 M)
7. Ratu Shima (674-695 M)
KEHIUDPAN POLITIK
KERAJAAN KALINGGA
Kehidupan Politik Pada abad VII Masehi Kerajaan Kalingga pernah dipimpin seorang
ratu bernama Sima. Ratu Sima menjalankan pemerintahan dengan tegas, keras, adil,
dan bijaksana. Dia melarang rakyatnya untuk menyentuh dan mengambil barang bukan
milik mereka yang tercecer di jalan. Bagi siapa pun yang melanggar akan memperoleh
hukuman berat. Hukum di Kalingga dapat ditegakkan dengan baik. Rakyat taat pada
peraturan yang dibuat ratu mereka. Oleh sebab itu, ketertiban dan ketentraman di
Kalingga berjalan baik. Menurut naskah Carita Parahyangan, Ratu Sima mempunyai
cucu bernama Sahana yang menikah dengan Raja Brantasenawa dari Kerajaan Galuh.
Sahana mempunyai anak bernama Sanjaya yang kelak menjadi Dinasti Sanjaya.
Sepeninggalan Ratu Sima, Kerajaan Kalingga ditaklukan oleh Kerajaan Sriwijaya.
KERAJAAN SOSIAL BUDAYA
KERAJAAN KALINGGA
Penduduk Kalingga hidup dengan teratur. Ketertiban dan ketentraman sosial di Kalingga
dapat berjalan dengan baik berkat kepemimpinan Ratu Sima yang tegas dan bijaksana
dalam menjalankan hukum dan pemerintahan. Dalam menegakkan hukum Ratu Sima
tidak membedakan antara rakyat dengan anggota kerabatnya sendiri. Berita mengenai
ketegasan hukum Ratu Sima pernah didengar oleh Raja Ta-Shih. Ta-Shih adalah sebutan
Cina untuk kaum muslim Arab dan Persia. Raja Ta-Shih lalu menguji kebenaran khabar
tersebut. Dia memerintahkan anak buahnya untuk meletakkan satu kantong emas di jalan
wilayah Kerajaan Ratu Sima. Selama tiga tahun kantong itu dibiarkan tergeletak di jalan
dan tidak seorang pun berani menyentuh. Setiap orang melewati kantong emas itu
berusaha menyingkir. Pada suatu hari putra mahkota tidak sengaja menginjak kantong itu
sehingga isinya berhamburan. Kejadiaan ini membuat Ratu Sima marah dan
memerintahkan hukuman mati untuk putra mahkota. Akan tetapi, para menteri berusaha
memohon pengampunan untuk putra mahkota. Ratu Sima menanggapi permohonan itu
dengan memerintahkan agar jari kaki putra mahkota yang menyentuh kantong emas
dipotong. Peristiwa ini adalah bukti ketegasan Ratu Sima dalam menegakkan hukum .
KEHIDUPAN EKONOMI KERJAAN
KALINGGA
Kerajaan Kalingga mengembangkan perekonomian perdagangan dan pertanian.
Letaknya yang dekat dengan pesisir utara Jawa Tengah menyebabkan Kalingga
gampang diakses oleh para pedagang dari luar negeri.
Kalingga adalah daerah penghasil kulit penyu, emas, perak, cula badak, dan gading
sebagai barang dagangan. Sementara wilayah pedalaman yang subur,
dimanfaatkan penduduk untuk mengembangkan pertanian.
Minuman tesebut mempunyai rasa manis dan bisa memabukkan. Dari hasil
perdagangan dan pertanian itu, penduduk Kalingga hidup makmur.
KEHIDUPAN AGAMA KERAJAAN
KALINGGA
Kerajaan Kalingga adalah pusat agama Buddha di Jawa. Agama
Buddha yang berkembang di Kalingga adalah ajaran Buddha
Hinayana. Pada tahun 664M seseorang pendeta Buddha dari
Cina bernama Hwi-ning berkunjung ke Kalingga.

Dia datang untuk menerjemahkan sebuah naskah terkenal agama


Buddha Hinayana dari bahasa Sanskerta dalam bahasa Cina.
Usaha Hwing-ning ditolong oleh seorang pendeta Buddha dari
Jawa bernama Jnanabadra.

Anda mungkin juga menyukai