Anda di halaman 1dari 4

KERAJAAN KALINGGA

A. Latar belakang
Sumber sejarah kerajaan ini masih belum jelas dan kabur, kebanyakan diperoleh dari sumber
catatan China, tradisi kisah setempat, dan naskah Carita Parahyangan yang disusun berabad-abad
kemudian pada abad ke-16 menyinggung secara singkat mengenai Ratu Shima dan kaitannya
dengan Kerajaan Galuh.

a. Kisah local
Terdapat kisah yang berkembang di Jawa Tengah utara mengenai seorang Maharani legendaris
yang menjunjung tinggi prinsip keadilan dan kebenaran dengan keras tanpa pandang bulu. Kisah
legenda ini bercerita mengenai Ratu Shima yang mendidik rakyatnya agar selalu berlaku jujur
dan menindak keras kejahatan pencurian. Ia menerapkan hukuman yang keras yaitu pemotongan
tangan bagi siapa saja yang mencuri.

b. Carita Parahyangan
Berdasarkan naskah Carita Parahyangan yang berasal dari abad ke-16, putri
Maharani Shima, Parwati, menikah dengan putera mahkota Kerajaan Galuh yang
bernama Mandiminyak, yang kemudian menjadi raja kedua dari Kerajaan Galuh. Maharani
Shima memiliki cucu yang bernama Sanaha yang menikah dengan raja ketiga dari Kerajaan
Galuh, yaitu Brantasenawa. Sanaha dan Bratasenawa memiliki anak yang bernama Sanjaya yang
kelak menjadi raja Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh (723-732 M).
Setelah Maharani Shima meninggal di tahun 732 M, Sanjaya menggantikan buyutnya dan
menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebut Bumi Mataram, dan kemudian
mendirikan Dinasti/Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno. Kekuasaan di Jawa
Barat diserahkannya kepada putranya dari Tejakencana, yaitu Tamperan Barmawijaya alias
Rakeyan Panaraban. Kemudian Raja Sanjaya menikahi Sudiwara puteri Dewasinga, Raja
Kalingga Selatan atau Bumi Sambara, dan memiliki putra yaitu Rakai Panangkaran.

c. Berita Cina
Berita keberadaan Ho-ling juga dapat diperoleh dari berita yang berasal dari zaman Dinasti
Tang dan catatan I-Tsing.

Catatan dari zaman Dinasti Tang


Cerita Cina pada zaman Dinasti Tang (618 M – 906 M) memberikan tentang keterangan Ho-ling
sebagai berikut:
a) Ho-ling atau disebut Jawa terletak di Lautan Selatan. Di sebelah timurnya terletak Pulau Bali
dan di sebelah barat terletak Pulau Sumatera.
b) Ibukota Ho-ling dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari tonggak kayu.
c) Raja tinggal di suatu bangunan besar bertingkat, beratap daun palem, dan singgasananya
terbuat dari gading.
d) Penduduk Kerajaan Ho-ling sudah pandai membuat minuman keras dari bunga kelapa
e) Catatan dari berita Cina ini juga menyebutkan bahwa sejak tahun 674, rakyat Ho-ling
diperintah oleh Ratu Sima (Simo). Ia adalah seorang ratuyang sangat adil dan bijaksana. Pada
masa pemerintahannya Kerajaan Ho-ling sangat aman dan tentram.

B. Perkembangan Kerajaan Kalingga

a. Kondisi Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Holing sudah teratur rapi. Hal ini disebabkan
karena sistem pemerintahan yang keras dari Ratu Sima. Di samping sangat adil dan bijaksana
dalam memutuskan suatu masalah. Rakyat sangat menghormati dan mentaati segala keputusan
Ratu Sima. Ratu sima tidak pernah memihak dalam sosialnya ia hanya membina dan sebagai
penguasa kerajaan. Karena sifat Ratu Sima yang sangat keras ia langsung membanggun lembaga
masyarakat yang sudah jelas fungsi dan tugasnya. Ratu Sima mendirikan lembaga masyarakat
untuk membantu dirinnya dalam mengatasi rakyatnya. Lembaga yang sudah terbentuk sudah
memberlakukan sistem perundang-undangan. Beliau telah membuat dan menyusun perundang-
undang yang sempurna dengan dibantu lembaga masyarakat. Hadirnya sistem perundang-
undangan tersebut berjalan dengan baik .

b. Bidang Ekonomi
Kehidupan perekonomian masyarakat Kerajaan Holing berkembang pesat. Masyarakat
Kerajaan Holing telah mengenal hubungan perdagangan. Mereka menjalin hubungan
perdagangan pada suatu tempat yang disebut dengan pasar. Pada pasar itu, mereka mengadakan
hubungan perdagangan dengan teratur. Kegiatan ekonomi masyarakat lainnya diantaranya
bercocok tanam, menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula badak dan gading. Di Holing ada
sumber air asin yang dimanfaatkan untuk membuat garam. Hidup rakyat Holing tenteram, karena
tidak ada kejahatan dan kebohongan. Berkat kondisi itu rakyat Ho-ling sangat memperhatikan
pendidikan. Buktinya rakyat Ho-ling sudah mengenal tulisan, selain tulisan masyarakat Ho-ling
juga telah mengenal Ilmu perbintangan dan dimanfaatkan dalam bercocok tanam. Rakyat dari
kerajaan tersebut hidupnya makmur dari hasil bercocok tanam serta mempunyai sumber air asin.
Hidup mereka tenteram, karena tidak ada kejahatan dan kebohongan. Ilmu perbintangan sudah
dikenal dan dimanfaat dalam bercocok tanam.
Kegiatan ekonomi Kalingga adalah perdagangan dan pelayaran karena letak kerajaan di
semenanjung melayu. Jadi perdagangan sangat lah lancar dan terkendali, perdagangannya amat
maju dan pelayaran disana sebagai alat transportasi yang mudah juga cepat. Hal ini yang
mendukung perkembangan ekonomi di kerjaan Holing. Transportasi dan pemerintahan yang
bagus itu menggaibatkan terjadinya hubungan perdagangan antar negara lain. Hal ini
membuktikan bahwa perkembangan kerajaan holing sangat amat berkembang dengan pesat.

c. Budaya
Mayoritas masyarakatnya memeluk agama budha begitu juga dengan kebudayaanya banyak
di pengaruhi oleh budaya india. Selain agamanya yang lekat dan kental banyak tercampur dan
terpengaruh dengan adat istiadat kebudayaan orang india hal ini juga berpengaruh pada Ratu
Sima karena menerima dengan baik kebudayaan india masuk di kerajaan Holing
.
d. Politik
Berdasarkan berita Cina disebutkan bahwa Kerajaan Holing diperintah oleh seorang raja
putri yang bernama Ratu Sima. Pemerintahannya berlangsung dari sekitar tahun 674 masehi.
Pemerintahan Ratu Sima sangat keras, namun adil dan bijaksana. Kepada setiap pelanggar, selalu
diberikan sangsi tegas. Rakyat tunduk dan taat terhadap segala perintah Ratu Sima. Bahkan tidak
seorang pun rakyat atau pejabat kerajaan yang berani melanggar segala perintahnya. Diceritakan,
mengenai Ratu Shima yang mendidik rakyatnya agar selalu berlaku jujur dan menindak keras
kejahatan pencurian. Ia menerapkan hukuman yang keras yaitu pemotongan tangan bagi siapa
saja yang mencuri.

e. Peninggalan Sejarah

1. Candi Angin
Candi Angin ditemukan di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
2. Candi Bubrah
Candi Bubrah ditemukan di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa
Tengah.
3. Prasasti Tukmas
Prasasti Tukmas ditemukan di ditemukan di lereng barat Gunung Merapi. Prasasti bertuliskan
huruf Pallawa yang berbahasa Sansekerta.. Prasasti menyebutkan tentang mata air yang bersih
dan jernih. Sungai yang mengalir dari sumber air tersebut disamakan dengan Sungai
Gangga di India.
4. Prasasti Sojomerto
Prasasti Sojomerto ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Raban, Kabupaten Batang, Jawa
Tengah. Prasasti ini beraksara Kawi dan berbahasa Melayu dan berasal dari sekitar abad ke-7M.
Prasasti ini bersifat keagamaan Siwais. Isi prasasti memuat keluarga dari tokoh utamanya.
Prasasti Upit

f. Penyebab runtuhnya kerajaan Kalingga

Ratu Shima meninggal sekitar tahun 732 (abad ke-7) dan digantikan oleh keturunannya.
Mulai dari sini, telah nampak runtuhnya Kerajaan Kalingga secara perlahan.
Di sisi lain, Kerajaan Sriwijaya mulai muncul dan kuat baik dalam hubungannya dengan
kerajaan luar maupun militer. Kerajaan Sriwijaya menghendaki untuk melakukan penyerangan
terhadap bumi Jawa. Dari serangan tersebut, Kerajaan Kalingga dapat dikalahkan dan di
taklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya.

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

1. Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak Hindu terbesar di Indonesia, bahkan


dijuluki sebagai pusat agama Hindu di luar India.
2. Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan yang sangat kuat dan kaya raya. Terbukti dari
sebutan negara maritimnya.
3. Sejarah Kerajaan Sriwijaya dapat diakses dari prasasti-prasasti peninggalan kerajaan baik
di dalam maupun di lur negeri serta dari berita-berita asing.
Dalam berita Cina kerajaan ini disebiut Holing. Dijelaskan bahwa pada abad ke 7 di Jawa
Tengah bagian utara sudah berdiri satu kerajaan. Rakyat dari kerajaan tersebut hidupnya makmur
dari hasil bercocok tanam serta mempunyai sumber air asin. Hidup mereka tenteram, karena
tidak ada kejahatan dan kebohongan. Ilmu perbintangan sudah dikenal dan dimanfaat dalam
bercocok tanam.
Kronik Dinasti Tang memberitakan bahwa daerah yang disebut Ho-ling menghasilkan kulit
penyu, emas, perak, cula badak, dan gading gajah. Penduduk membuat benteng-benteng dari
kayu dan rumah mereka beratap daun kelapa. Mereka sudah pandai membuat minuman dari air
bunga kelapa (mungkin tuak). Bila makan mereka tidak menggunakan sendok atau sumpit,
melainkan menggunakan tangan. Ada sebuah gua yang selalu mengeluarkan air garam yang
disebut sebagai bledug. Penduduk menghasilkan garam dengan memanfaatkan sumber air garam
yang disebut sebagai bledug tersebut.
Keberadaan kerajaan Kalingga tentunya tidak akan terlepas dari keberadaan Ratu Shima,
yang memerintah sekitar tahun 674 M. Dalam memerintah Ratu Sima digambarkan sebagai
pemimpin yang “keras” demi menjalankan hukum kerajaan. Kerajaannya dikelilingi oleh pagar
kayu. Tempat tinggal raja berupa rumah tingkat yang beratap, tempat duduk raja berupa paterana
gading. Dan salah satu hukum dalam pemerintahan Ratu Shima adalah apabila ada yang
mencuru, maka tangannya harus dipotong.

1. Saran
a. Sejarah harus selalu kita kaji agar menjadi sebuah pengetahuan dan motivasi dalm mengisi
kenerdekaan
b. Lestarikan terus nilai-nilai budaya sejarah bangsa.
c. Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa kesalahan baik dari isi maupun
cara penulisan. Untuk itu kami, mohon maaf apabila pembaca tidak merasa puas dengan hasil
yang kami sajikan. Kritik dan saran kami harapkan untuk memperbaiki makalah ini agar lebih
baik.

Anda mungkin juga menyukai