Anda di halaman 1dari 3

Nama : Penni

NIM : 048426654
Prodi : Ilmu Hukum
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Hukum/PTHI
Tugas 1 Pengantar Ilmu Hukum/PTHI
1. Jelaskan mengapa kita perlu mempelajari ilmu hukum! Dan apa saja metode
mempelajarinya?
Karena Ilmu Hukum memperkenalkan segala masalah yang berhubungan dengan
hukum. Selain berperan penting dalam proses pembelajaran dan pemahaman ilmu
hukum pada dasarnya, Pengantar Ilmu Hukum juga menjelaskan bagian-bagian dari
hukum seperti arti, tujuan, norma atau kaidah, sumber, penggolongan, penemuan,
sistem, dan politik hukum. Bukan hanya bagian dari hukum, melainkan jenis-jenis
hukum yang berlaku di Indonesia.

Metode yang dipelajari dalam ilmu hukum:


a. Metode idealis, yaitu perwujudan nilai-nilai tertentu demi tercapainya keadilan
b. Metode normatif, yaitu analisis hukum sebagai system abstrak otonom dan bebas
nilai
c. Metode sosiologis, yaitu hukum sebagai alat untuk mengatur masyarakat, factor
yang mempengaruhi pembentukan hukum
d. Metode historis, yaitu melihat sejarah hukum, yaitu masa lampau dan sekarang
e. Metode sistematis, yaitu hukum sebagai system
f. Metode komparatif, yaitu membandingkan antara tata hukum yang berlaku disuatu
negara

2. Joko seorang petualang yang tersesat di suatu daerah terpencil, tidak ada satu
orang pun yang tinggal dan hidup disana. Joko memutuskan untuk tinggal disana.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya Joko memanfaatkan hasil dari bumi.
Joko juga membangun tempat tinggal sendiri dari bahan-bahan yang tersedia di
alam. Joko bebas melakukan apapun disana. Suatu hari daerah yang ditinggali
Joko kedatangan serombongan petualang yang tersesat dan tidak bisa kembali ke
tempat asalnya. Rombongan petualang tersebut memutuskan untuk menetap
hidup disana berdampingan bersama Joko. Dalam jangka waktu yang lama
akhirnya Joko dan para petualangan yang tersesat lainnya membuat sebuah
perkampungan kemudian membuat aturan yang mereka sepakati.
Pertanyaan
a. Seorang Filsuf Yunani, Aristoteles menyatakan bahwa manusia itu merupakan
zoon politicon jelaskan dan kaitkan dengan kisah di atas!
b. Berikan pendapat saudara mengenai hubungan antara manusia, masyarakat
dan hukum.

a. Aristoteles (384-322 SM) seorang ahli filsafat Yunani kuno menyatakan dalam
ajarannya, bahwa manusia adalah zoon politicon artinya bahwa manusia itu sebagai
makhluk, pada dasarnya selalu ingin bergaul dalam masyarakat. Karena sifatnya
ingin bergaul satu sama lain, maka manusia disebut sebagai makhluk sosial.
Manusia sebagai makhluk sosial yaitu manusia tidak dapat dipisahkan dari
masyarkat. Terjadinya hubungan satu sama lain yang terjadi karena adanya
kepentingan, diamana kepentingan tersebut satu sama lain saling berhadapan atau
berlawanan dan ini tidak menutup kemungkinan timbul kericuhan.
Kaitan kisah diatas dengan pendapat Aristoteles yaitu sebelum adanya rombongan
datang joko adalah manusia sebagai makhluk individu (perorangan) dan tidak
berkumunikasi dengan manusia lainnya, setelah rombongan itu dating joko harus
menyesuaikan dirinya untuk menjadi makhluk sosial yang saling berkomunikasi
satu sama lain.

b. Manusia selain sebagai makhluk individu (perseorangan) mempunyai kehidupan


jiwa yang menyendiri namun manusia juga sebagai makhluk sosial tidak dapat
dipisahkan dari masyarakat. Terjadilah hubungan satu sama lain yang
menghubungkan adanya kepentingan, dimana kepentingan tersebut satu sama lain
saling berhadapan atau berlawanan dan ini tidak menutup kemungkinan terjadinya
kericuhan. Kepentingan adalah suatu tuntutan perseorangan atau kelompok yang
diharapkan untuk dipenuhi. Disinilah peran hukum mengatur kepentingan-
kepentingan tersebut agar kepentingan masing-masing terlindungi, sehingga
masing-masing mengetahui hak dan kewajiban. Pada akhirnya dengan adanya
hukum masyarakat akan hidup aman, tenteram, damai, adil dan Makmur.
Masyarakat dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan
dalam ilmu hukum, terdapat adagium yang terkenal, yaitu Ubi societas ibi ius (di
mana ada masyarakat di situ ada hukumnya). Hukum tidak dibuat melainkan
tumbuh dan berkembang bersama sama dengan masyarakat. Pandangannya bertitik
tolak bahwa di dunia ini terdapat banyak bangsa dan tiap-tiap bangsa memiliki
"Volgeist" jiwa rakyat.

3. Dalam hidup bermasyarakat tentu dibutuhkan suatu tatanan atau kaidah atau
norma yang bertugas mengatur setiap sendi kehidupan. Norma atau kaidah itu
tidak akan timbul dengan sendirinya namun terbentuk dari interaksi-interaksi
sosial antar individu dalam masyarakat. Ada norma yang sifatnya tidak mengikat
dan hanya memiliki sanksi sosial seperti norma agama, norma kesusilaan dan
norma kesopanan dan ada pula norma yang sifatnya mengikat dan memiliki
sanksi tegas seperti norma hukum.
Pertanyaan:
a. Analisis oleh saudara teori piramida hukum (stufentheorie) dari Hans Kelsen
dan berikan contoh konkretnya dalam norma hukum di Indonesia.
b.Mengapa dalam sistem hukum di Indonesia berkaitan dengan perundang-
undangan memakai teori piramida hukum (stufentheorie) atau norma berjenjang
dari hans Kelsen? Jelaskan pendapat saudara.

a. Teori Stufenbau adalah teori mengenai sistem hukum oleh Hans Kelsen yang
menyatakan bahwa sistem hukum merupakan sistem anak tangga dengan kaidah
berjenjang, di mana norma hukum yang paling rendah harus berpegangan pada
norma hukum yang lebih tinggi, dan kaidah hukum yang tertinggi (seperti
Konstitusi) harus berpegangan pada norma hukum yang paling mendasar
(grundnorm). Menurut Kelsen norma hukum yang paling dasar (grundnorm)
bentuknya tidak kongkrit (abstrak).
Contoh norma hukum paling dasar abstrak adalah Pancasila.

b. Dalam pendapat saya mengenai sistem hukum di Indonesia yang berkaitan dengan
perundang-undangan memakai teori piramida hukum (stufentheorie) atau norma
berjenjang dari Hans Kelsen sangat relevan karena kita dapat memastikan bahwa
hukum di Indonesia itu berdasarkan pada aturan yang jelas dan adil, dan mampu
menjamin keamanan, perlindungan hak asasi manusia, serta kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan.

Sumber : ISIP41330 (Modul Pengantar Ilmu Hukum/PTHI)


http://lib.lemhannas.go.id/public/media/catalog

Anda mungkin juga menyukai