Anda di halaman 1dari 1

TUGAS 1

1. Bagaimana hubungan hukum obyektif dengan tujuan hukum keadilan, ketertiban atau
kepastian, dan kemanfaatan. Berikan contoh-contohnya?.

2. Bagaimana penerapan hukum subyektif berkaitan dengan pengenaan sanksi berikan


contohnya?.

Jawaban

1. Hukum objektif ialah hubungan-hubungan hukum yang bersifat umum dan tidak
mengatakan suatu subjek tertentu. Hukum objektif ini biasa juga disebut orang
dengan hukum saja.1 Yaitu berlaku untuk seluruh masyarakat dalam suatu negara,
tidak hanya mengatur hubungan orang tertentu saja. Dengan tujuan hokum,
keadilan, ketertiban atau kepastian dan kemanfaatan. Agar tujuan hokum bisa
tercapai maka diperlujkan pelaksanaan hokum objektif.
Contoh :KUHP
2. Hukum subjektif ialah hubungan-hubungan hukum yang diatur oleh hukum objektif
dan mengatakan subjek -subjek tertentu yang memberikan hak kepada yang satu
dan membebankan kewajiban kepada pihak lain. Hukum objektif ini biasa disebut
dengan hak atau right saja.2
Penerapan hokum subjektif dihubungkan dengan seseorang tertentu dan berlaku
bagi orang tertentu sehingga menimbulkan hak dan kewajiban antara keduanya,
hokum subjektif timbul apabila hokum objektif bereaksi yang memberikan suatu hak
dan kewajiban.
Contoh: Jual beli ialah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengikatkan
dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar
harga yang telah dijanjikan. Hukum jual beli diatur menurut Pasal 1457 KUH Perdata.
Kewajiban si penjual adalah untuk menyerahkan barang dan hak pembeli untuk
menerima barang, sedangkan hak penjual untuk menerima uang dan kewajiban
pembeli untuk membayar.

1
Harsanto Nursadi, Sistem Hukum Indonesia, Modul Universitas terbuka, hlm. 1.19
2
Ibid, 1.19 – 1.20

Anda mungkin juga menyukai