TUGAS
2018
1
KATA PENGANTAR
Kami berterimah kasih kepada Ibu Desi Hellen Last Fitriani, SH, MA
Selaku dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum dan teman-teman sekalian yang
telah ikut membantu selesainya makalah ini.
Karena makalah ini jauh dari kata sempurna, kami mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca untuk memperbaiki penyusunan makalah yang
berikutnya. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
A. KESIMPULAN ...............................................................................................................
B. KRITIK DAN SARAN ...................................................................................................
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap individu di dunia ini membutuhkan subjek hukum lain untuk
kelangsungan hidupnya. Didalam bermasyarakat, pada saat melakukan suatu
aktifitas, selalu menjalin hubungan dengan subjek hukum yang lain(orang atau
badan hukum).
Dari setiap hubungan hukum yang dilakukan tersebut diatur oleh hukum
yang berlaku dan sifat mengikat dan memaksa, sehingga apabila terjadi
pertentangan didalam hukum terdapat akibat hukum dan produser penyelesaian
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Selain itu, hubungan hukum juga
menimbulkan peristiwa hukum. Sehinga hubungan hukum yang dilakukan oleh
subjek hukum menimbulkan akibat hukum berupa hak dan kewajiban kepada
masing-masing pelaku hubungan hukum.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Hubungan Hukum?
2. Apa saja Macam-macam Hubungan Hukum?
3. Apa Pengertian Peristiwa Hukum?
4. Apa saja Macam-macam peristiwa Hukum
C. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui pengertian hukum
2. Untuk mengetahui macam-macam hukum
3. Untuk mengetahui peristiwa hukum
4. Untuk mengetahui macam-macam peristiwa hukum
4
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan kata lain hubungan hukum adalah hubungan yang diatur oleh
hukum. Adapun hubungan yang tidak diatur oleh hukum bukan merupakan
hubungan hukum. Pertunangan dan lamaran misalnya bukan merupakan
hubungan hukum karena tidak diatur oleh hukum.
Misal : Hubungan hukum Yang diatur oleh hukum ialah pasal 1457 KUH Perdata
tentang perikatan (Verbintenis), yang timbul karna adanya suatu perjanjian
(Overeenkomst).
1
R. Soeroso, Pengantar Ilmu hukum, ( Jakarta :Sinar Grafika, 2017), hlm 269.
5
Hubungan hukum dapat terjadi diantara sesama subyek hukum dan antara
subyek hukum dengan barang. Hubungan antara sesama subyek hukum dapat
terjadi antara seseorang dengan seorang lainnya, antara seseorang dengan suatu
badan hukum, dan antara suatu badan hukum dengan badan hukum lainnya.
Sedangkan hubungan antara subyek hukum dengan barang berupa hak apa yang
dikuasai oleh subyek hukum itu atas barang tersebut baik barang berwujud dan
barang bergerak atau tidak bergerak2.
Dari uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hubungan hukum itu baru
dapat dipenuhinya sebagai syarat :
2
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, ( Jakarta : Kencana Prenada Media, 2008), 254
6
B. Macam-macam Hubungan Hukum
Hubungan hukum ada tiga macam3 :
1. Hubungan Hukum yang bersegi satu (Eenzijdige Rechtsbetrekkingen).
Dalam hal hubungan hukum yang berrsegi satu hanya satu pihak yang
berwenang. Pihak lain hanya berkewajiban. Jadi dalam hubungan hukum yang
bersegi satu ini hanya ada satu pihak saja berupa memberikan sesuatu, berbuat
sesuatu atau tidak berbuat sesuatu (pasal 1234 KUH Perdata).
3
R. Soeroso, Pengantar Ilmu hukum, ( Jakarta :Sinar Grafika, 2017), hlm 271.
7
C. Pengertian Peristiwa Hukum
Peristiwa hukum adalah semua kejadian atau fakta yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat yang mempunyai akibat hukum. Peristiwa hukum adalah
peristiwa-peristiwa kemsyarakatan yang oleh hukum diberikan akibat-akibat.
Apabila akibat sesuatu perbuatan tidak dikehendaki oleh orang yang
melakukannya, maka perbuatannya terseebut bukan merupakan peristiwa hukum.
Suatu peristiwa dapat menimbulkan hukum apabila peristiwa itu oleh peraturan
hukum dijadikan peristiwa hukum.4
Misalnya:
4
Drs. C.S.T. Kansil, S.H., Pengan tar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka, 1989), hlm 121-123.
8
kejadian atau fakta,tetapi bukan “perirtiwa hukum” karena motor itu milik Si A
sendiri. Berbeda jika motor yang di ambil itu milik Si B tanpa izin, maka kejadian
pengambilan itu adalah “peristiwa hukum” karena mempunyai “akibat hukum”
dan dirumuskan sebagai pencurian dalam Pasal 362 KUHPidana.
a. Peristiwa hukum karena perbuatan subyek hukum, yaitu suatu peristiwa hukum
yang terjadi karena akibat perbuatan hukum. Misalnya, peristiwa pembuatan
surat wasiat, atau peristiwa menghibahkan barang.
b. Peristiwa hukum yang bukan perbuatan subjek hukum atau peristiwa hukum
lainnya, yaitu peristiwa hukum yang terjadi dalam masyarakat yang bukan
merupakan akibat dari perbuatan subjek hukum. Misalnya, kelahiran seorang
bayi, kematian seseorang dan daluarsa yang terdiri atas dua jenis, yaitu:
1) Daluarsa aquisitief, yaitu daluarsa atau lewat waktu yang menimbulkan
hak. Misalnya, sewa-menyewa “berhak” untuk menguasai kembali objek
yang disewakan.
2) Daluarsa extinctief, yaitu daluarsa atau lewat waktu yang melenyapkan
kewajiban. Misalnnya, Si A seorang satuan pengamanan (satpam) yang
menjaga gudang, tetapi tugasnya selama jangka waktu tertentu telah
digantikan oleh Si B anggota satpam lainnya,maka “selesailah
kewajiban” Si A menjaga keamanan gudang.
9
- Lingkungan hidup, jual-beli, sewa-menyewa, pemberian kredit, pembukaan
rekening pada bank, perjajnjian Negara, pembunuhan dan lain-lain.
10
- Peristiwa hukum terus-menerus, seperti perjajian sewa-menyewa. Uang sewa-
menyewa berjalan bertahun-tahun.
5
R. Soeroso, Pengantar Ilmu hukum, ( Jakarta :Sinar Grafika, 2017), hlm 252
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hubungan hukum (Rechtsbetrekkingen) adalah hubungan antara dua
subyek hukum atau lebih mengenai hak dan kewajiban di satu pihak berhadapan
dengan hak dan kewajiban dipihak yang lain.
Hubungan hukum ada tiga macam : Hubungan Hukum yang bersegi satu
(Eenzijdige Rechtsbetrekkingen), Hubungan hukum bersegi dua (Tweezijdige
Rechtsbetrekkingen), Hubungan antara “satu” subyek hukum dengan “semua”
subyek hukum lainnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Kansil c.s.t. Drs, SH, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia,
Penerbit Balai Pustaka jakarta 1989.
Soeroso, R, SH, Pengantar Ilmu Hukum, Penerbit Sinar Grafika Jakarta 2017.
Marzuki Mahmud, Peter, Pengantar Ilmu Hukum, Penerbit Kencana Prenada Media
Jakarta 2008.
13