Anda di halaman 1dari 2

1.

Hubungan hukum subyektif dan subyek hukum


Hukum subyektif yaitu, hukum yang timbul dari hukum objektif dan berlaku terhadap
orang tertentu atau lebih. Hukum subjektif ada juga yang menyebut sebagai hak,
dan ada juga yang mengartikan sebagai hak dan kewajiban. Hukum subjektif
merupakan konkretisasi dari hukum objektif, yang tertuju kepada subjek hukum atau
orang yang melaksanakan hukum tersebut. Seseorang yang mengadakan hubungan
hukum dengan orang lain akan memperoleh hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban
seseorang yang diperoleh karena saling mengadakan hubungan hukum dinamakan
hukum subjektif.
Subjek hukum atau persoon adalah suatu pendukung hak, yaitu manusia dan badan
hukum yang menurut hukum berkuasa atau berwenang menjadi pendukung hak.
Subjek hukum mempunyai kekuasaan untuk mendukung hak rechtsvoegd-heid.
Subjek hukum adalah sesuatu yang menurut hukum dapat memiliki hak dan
kewajiban atau sebagai pendukung hak dan kewajiban. Subjek hukum terdiri atas
manusia ( natuurlijke persoon ) dan badan hukum ( rechts persoon ). Pada
dasarnya, seseorang dinyatakan sebagai subjek hukum ketika dilahirkan dan
berakhir ketika meninggal dunia.
Dalam bukunya, Soerjono Dirdjosisworo mengemukakan bahwa subjek hukum yaitu
" orang " yang mempunyai hak, manusia pribadi atau badan hukum, yang berhak,
berkehendak atau melakukan perbuatan hukum. Badan hukum adalah perkumpulan
atau organisasi yang didirikan dan dapat bertindak sebagai subjek hukum.
Selain itu, I Wayan parthiana subjek hukum pada umumnya diartikan sebagai
pemegang hak dan kewajiban menurut hukum. Dengan kemampuan sebagai
pemegang hak dan kewajiban tersebut, berarti adanya kemampuan untuk
mengadakan hubungan hukum yang melahirkan hak hak dan kewajiban secara
umum yang dipandang sebagai subjek hukum antara lain :

 Individu atau orang perorangan atau disebut pribadi alam


 Badan atau lembaga yang sengaja didirikan untuk suatu maksud dan tujuan
tertentu karena sifat,ciri dan coraknya yang sedemikian rupa dipandang
mampu berkedudukan sebagai subjek hukum.

2. Kaitan antara hubungan hukum dan hak kewajiban dan akibat hukum.
Hubungan hukum atau rechtsbetrekking adalah suatu hubungan antara para subjek
hukum yang diatur oleh hukum. Dalam setiap hubungan hukum selalu terdapat hak
dan kewajiban.
Hubungan hukum menurut logemann ada dua, yaitu :

1. Kekuasaan ( wewenang, bevoegheid )


2. Kewajiban ( plicht )
3. Hubungan hukum ada pihak yang berhak meminta prestasi dan ada pihak
yang wajib melakukan prestasi.

Macam-macam hubungan hukum antara lain :

 Hubungan hukum bersegi satu Dalam hubungan ini hanya ada satu pihak
yang berkewajiban melakukan suatu jasa yang berupa berbuat sesuatu, tidak
berbuat sesuatu, atau memberi sesuatu.
 Hubungan hukum bersegi dua Hubungan hukum yang dapat menimbulkan
hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak. Kedua pihak mempunyai hak
untuk meminta sesuatu dari pihak lain begitu juga kedua pihak mempunyai
kewajiban kepada pihak lain.

Selain itu, hubungan hukum dapat digolongkan menjadi empat, yaitu :

1. Hubungan hukum yang sederajat ( neben ein ander ) Misalnya, hubungan


antara suami dan istri
2. Hubungan hukum yang tidak sederajat ( nach ein ander ) Misalnya, hubungan
antara penguasa dengan rakyat
3. Hubungan timbal balik. Misalnya, hubungan dalam jual beli
4. Hubungan yang timpang bukan sepihak. Misalnya, hubungan dalam pinjam-
meminjam

Sumber referensi : Nandang Alamsyah Delianoor / pengantar Ilmu Hukum/PTHI /


ISIP4130 / 4 SKS / MODUL 1-9

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai