PERTEMUAN 7
MAYARAKAT HUKUM, SUBYEK HUKUM DAN OBYEK HUKUM
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
1. Masyarakat Hukum
Bentuk dan susunan masyarakat hukum yang merupakan persekutuan hukum
itu, para anggotanya terikat oleh faktor yang bersifat territorial dan geneologis.
Menurut pengertian yang dikemukakan para ahli hukum di zaman Hindia Belanda,
yang dimagsud dengan masyarakat hukum atau persekutuan hukum yang territorial
adalah masyarakat yang tetap dan teratur, yang anggota-anggota masyarakatnya
terikat pada suatu daerah kediaman tertentu, baik dalam kaitan duniawi sebagai
tempat kehidupan maupun dalam kaitan rohani sebagai tempat pemujaan terhadap
roh-roh leluhur.
Sifat magis religius diartikan sebagai suatu pola pikir yang didasarkan pada
keyakinan masyarakat tentang adanya sesuatu yang bersiafat sakral. Sebelum
masyarakat bersentuhan dengan sistem hukum agama religiusitas ini diwujudkan
dalam cara berfikir yang frologka, animism, dan kepercayaan pada alam gahib.
Masyarakat harus menjaga kehamonisan antara alam nyata dan alam batin (dunia
gaib). Setelah masyarakat mengenal sistem hukum agama perasaan religius
diwujudkan dalam bentuk kepercayaan kepada Tuhan (Allah). Masyarakat percaya
bahwa setiap perbuatan apapun bentuknya akan selalu mendapat imbalan dan
hukuman tuhan sesuai dengan derajat perubahannya.
Sifat kongkrit diartikan sebagai corak yang seba jelas atau nyata menunjukkan
bahwa setiap hubungan hukum yang terjadi dalam masyarakat tidak dilakukan secara
diam-diam atau samar.
2. Subyek Hukum
Indonesia merupakan negara hukum yang mengakui setiap orang sebagai
manusia terhadap undang-undang yang artinya bahwa setiap orang diakui sebagai
subyek hukum. Pasal 27 UUD 1945 menetapkan segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
untuk bertindak di dalam hukum atau dengan kata lain siapa yang cakap menurut
hukum untuk mempunyai hak.
1. Badan hukum publik (Publiek Rechts Persoon) yang sifatnya terlihat unsur
kepentingan publik yang ditangani oleh negara.
2. Badan hukum prifat (privaat Rechts persoon) yang sifatnya unsur-unsur
kepentingan individu dalam badan hukum swasta.
3. Obyek Hukum
Sumber hukum adalah segala apa saja (sesuatu) yang menimbulkan aturan-
aturan yg mempunyai kekuatan mengikat dan bersifat memaksa, yakni aturan-aturan
yang kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata bagi pelanggarnya.
Yang dimaksud dengan segala apa saja (sesuatu) yakni faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap timbulnya hukum, faktor-faktor yang merupakan sumber
kekuatan berlakunya hukum secara formal, darimana hukum itu dapat ditemukan.
dsb.
Sumber dalam arti kata ini dinamakan sumber hukum dalam arti formal”.
Secara sederhana, sumbe rhukum adalah segala ssuatu yangd apat menimbulkan
aturan hukum serta tempat ditemukakannya aturan-aturan hukum.
Sebagaimana diuraikan diatas ada 2 sumber hukum yatu sumber hukum dalam
arti materil dan formil.
Sumber hukum materiil adalah faktor yg turut serta menentukan isi hukum.
Dapat ditinjau dari berbagai sudut misalnya sudut ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat,
agama, dll. Dalam kata lain sumber hukum materil adalah faktor-faktor masyarakat
yang mempengaruhi pembentukan hukum (pengaruh terhadap pembuat UU,
pengaruh terhadap keputusan hakim, dsb). Atau faktor yang ikut mempengaruhi
materi (isi) dari aturan-aturan hukum, atau tempat darimana materi hukum tiu
diambil. Sumber hukum materil ini merupakan faktor yang membantu pembentukan
hukum. Faktor tersebut adalah faktor idiil dan faktor kemasyarakatan. Faktor idiil
adalah patokan-patokan yang tetap mengenai keadilan yang harus ditaati oleh para
pembentuk UU ataupun para pembentuk hukum yang lain dalam melaksanakan
tugasnya. Faktor kemasyarakatan adalah hal-hal yang benar-benar hidup dalam
masyarakat dan tunduk pada aturan-aturan yang berlaku sebagai petunjuk hidup
masyarakat yang bersangkutan. Contohnya struktur ekonomi, kebiasaan, adat istiadat,
dll. Dalam berbagai kepustakan hukum ditemukan bahwa sumber hukum materil itu
terdiri dari tiga jenis yaitu (van Apeldoorn) :
Sumber hukum formal adalah sumber hukum dengan bentuk tertentu yang
merupakan dasar berlakunya hukum secara formal. Jadi sumber hukum formal
merupakan dasar kekuatan mengikatnya peraturan-peraturan agar ditaati oleh
masyarakat maupun oleh penegak hukum.
C. LATIHAN SOAL/TUGAS
D. DAFTAR PUSTAKA
C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan tata Hukum Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka,
2002
E. Utrecht/Moh.Saleh Djindang, Pengantar Ilmu Hukum,Jakarta: Sinar
harapan,1989 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti Bandung,
2000
R.Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, Bandung: RajaGrafindo Persada, 2003
Hans Kelsen, Pengantar Teori Hukum,Bandung: Nusamedia, 2010