Anda di halaman 1dari 11

Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

PERTEMUAN 7
MAYARAKAT HUKUM, SUBYEK HUKUM DAN OBYEK HUKUM

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelesaikan Pertemuan ke 7 Mahasiswa diharapkan mampu


menjelaskan tentang Mayarakat Hukum, Subyek Hukum Dan Obyek Hukum.

B. URAIAN MATERI

1. Masyarakat Hukum
Bentuk dan susunan masyarakat hukum yang merupakan persekutuan hukum
itu, para anggotanya terikat oleh faktor yang bersifat territorial dan geneologis.
Menurut pengertian yang dikemukakan para ahli hukum di zaman Hindia Belanda,
yang dimagsud dengan masyarakat hukum atau persekutuan hukum yang territorial
adalah masyarakat yang tetap dan teratur, yang anggota-anggota masyarakatnya
terikat pada suatu daerah kediaman tertentu, baik dalam kaitan duniawi sebagai
tempat kehidupan maupun dalam kaitan rohani sebagai tempat pemujaan terhadap
roh-roh leluhur.

Balam buku De Commune Trek in bet Indonesische, F.D. Hollenmann


mengkontruksikan 4 (empat) sifat umum dari masyarakat adat, yaitu magis religius,
komunal, konkrit dan kontan. Hal ini terungkap dalam uraian singkat sebagi berikut

Sifat magis religius diartikan sebagai suatu pola pikir yang didasarkan pada
keyakinan masyarakat tentang adanya sesuatu yang bersiafat sakral. Sebelum
masyarakat bersentuhan dengan sistem hukum agama religiusitas ini diwujudkan
dalam cara berfikir yang frologka, animism, dan kepercayaan pada alam gahib.
Masyarakat harus menjaga kehamonisan antara alam nyata dan alam batin (dunia
gaib). Setelah masyarakat mengenal sistem hukum agama perasaan religius
diwujudkan dalam bentuk kepercayaan kepada Tuhan (Allah). Masyarakat percaya
bahwa setiap perbuatan apapun bentuknya akan selalu mendapat imbalan dan
hukuman tuhan sesuai dengan derajat perubahannya.

Pengantar Ilmu Hukum


1
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

Sifat komunal (Commuun), masyarakat memiliki asumsi bahwa setiap setiap


individu, anggota masyarakat merupakan bagian integral dari masyarakat secara
keseluruhan. Diyakini bahwa kepentingan individu harus sewajarnya disesuaikan
dengan kepentingan-kepentingan masyarakat karena tidak ada individu yang terlepas
dari masyarakat.

Sifat kongkrit diartikan sebagai corak yang seba jelas atau nyata menunjukkan
bahwa setiap hubungan hukum yang terjadi dalam masyarakat tidak dilakukan secara
diam-diam atau samar.

Sifat kontan (kontane handeling) mengandung arti sebagai kesertamertaan


terutama dalam pemenuhan prestasi yang diberikan secara sertamerta/seketika.
Pengertian masyarakat hukum adat diatur dalam Pasal 1 ayat 15 Peraturan Menteri
Agraria dab Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 2015
tentang Tata Cara Penetapan Hak Komunal Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat dan
Masyarakat yang Berada dalam Kawasan Tertentu, menyebutkan bahwa pengakuan
hak masyarakat hukum adat adalah pengakuan pemerintah terhadap keberadaan hak-
hak masyarakat hukum adat sepanjang kenyataannya masih ada. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa masyarakat hukum adat adalah sekelompok orang yang
mempunyai ketentuan sendiri, batas wilayah sendiri, serta norma-norma yang
berlaku dimasyarakat itu dan dipatuhi oleh kelompok masyarakat yang ada di
kelompok tersebut.

2. Subyek Hukum
Indonesia merupakan negara hukum yang mengakui setiap orang sebagai
manusia terhadap undang-undang yang artinya bahwa setiap orang diakui sebagai
subyek hukum. Pasal 27 UUD 1945 menetapkan segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

Hukum mengatur hubungan antara anggota masyarakat dan antara subyek


hukum. Pengertian Subyek hukum ialah siapa yang dapat mempunyai hak dan cakap

Pengantar Ilmu Hukum


2
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

untuk bertindak di dalam hukum atau dengan kata lain siapa yang cakap menurut
hukum untuk mempunyai hak.

Ada beberapa pengertian tentang subyek hukum menurut para sarjana:

1. Subyek hukum menurut Subekti adalah pembawa hak atau subyek di


dalam hukum yaitu orang.
2. Subyek hukum menurut Mertokusumo adalah segala sesuatu yang dapat
memperoleh hak dan kewajiban dari hukum. Hanya manusia yang dapat
menjadi subyek hukum.
3. Subyek hukum menurut Syahran adalah pendukung hak dan kewajiban.
4. Subyek hukum menurut Chaidir Ali adalah manusia yang berkepribadian
hukum, dan segala sesuatu yang berdasarkan tuntutan kebutuhan
masyarakat demikian itu dan oleh hukum diakui sebagai pendukung hak
dan kewajiban.
5. Subyek hukum menurut Agra adalah setiap orang yang mempunyai hak
dan kewajiban sehingga mempunyai wewenang hukum atau disebut
dengan Rechtsbevoegdheid.

Berdasarkan pendapat para sarjana di atas dapat disimpulkan bahwasannya


subyek hukum adalah segala sesuatu yang dapat memperoleh hak dan kewajiban dari
hukum sehingga segala sesuatu yang dimaksud dalam pengertian tersebut adalah
manusia dan badan hukum. Jadi, manusia oleh hukum diakui sebagai penyandang hak
dan kewajiban sebagai subyek hukum atau sebagai orang.

Subyek hukum mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting


dalam hukum, khususnya hukum keperdataan karena subyek hukum tersebut yang
dapat mempunyai wewenang hukum. Dalam lapangan hukum perdata mengenal
subyek hukum sebagai salah satu bagian dari kategori hukum yang merupakan hal
yang tidak dapat diabaikan karena subyek hukum adalah konsep dan pengertian
(concept en begriff) yang mendasar.

Orang sebagai subyek hukum dibedakan dalam 2 (dua) pengertian, yaitu:

Pengantar Ilmu Hukum


3
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

1. Natuurlijke persoon atau menselijk persoon yang disebut orang dalam


bentuk manusia atau manusia pribadi.
2. Rechts persoon yang disebut orang dalam bentuk badan hukum atau orang
yang diciptakan hukum secara fiksi atau persona ficta.

Sedangkan badan hukum (Rechts persoon) dibedakan pula dalam 2 macam


yaitu:

1. Badan hukum publik (Publiek Rechts Persoon) yang sifatnya terlihat unsur
kepentingan publik yang ditangani oleh negara.
2. Badan hukum prifat (privaat Rechts persoon) yang sifatnya unsur-unsur
kepentingan individu dalam badan hukum swasta.

3. Obyek Hukum
Sumber hukum adalah segala apa saja (sesuatu) yang menimbulkan aturan-
aturan yg mempunyai kekuatan mengikat dan bersifat memaksa, yakni aturan-aturan
yang kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata bagi pelanggarnya.
Yang dimaksud dengan segala apa saja (sesuatu) yakni faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap timbulnya hukum, faktor-faktor yang merupakan sumber
kekuatan berlakunya hukum secara formal, darimana hukum itu dapat ditemukan.
dsb.

Meskipun pengertian sumber hukum dipahami secara beragam, sejalan dengan


pendekatan yang digunakan dan sesuai dengan latar belakang dan pendidikannya,
secara umum dapat disebutkan bahwa sumber hukum dipakai orang dalam dua arti.
Arti yang pertama untuk menjawab pertanyaan “mengapa hukum itu mengikat ?”
Pertanyaan ini bisa juga dirumuskan “apa sumber (kekuatan) hukum hingga mengikat
atau dipatuhi manusia”. Pengertian sumber dalam arti ini dinamakan sumber hukum
dalam arti materiil. Kata sumber juga dipakai dalam arti lain, yaitu menjawab
pertanyaan “dimanakah kita dapatkan atau temukakan aturan-aturan hukum yanmg
mengatur kehidupan kita itu ?”

Pengantar Ilmu Hukum


4
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

Sumber dalam arti kata ini dinamakan sumber hukum dalam arti formal”.
Secara sederhana, sumbe rhukum adalah segala ssuatu yangd apat menimbulkan
aturan hukum serta tempat ditemukakannya aturan-aturan hukum.

Sebagaimana diuraikan diatas ada 2 sumber hukum yatu sumber hukum dalam
arti materil dan formil.

Sumber hukum materiil adalah faktor yg turut serta menentukan isi hukum.
Dapat ditinjau dari berbagai sudut misalnya sudut ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat,
agama, dll. Dalam kata lain sumber hukum materil adalah faktor-faktor masyarakat
yang mempengaruhi pembentukan hukum (pengaruh terhadap pembuat UU,
pengaruh terhadap keputusan hakim, dsb). Atau faktor yang ikut mempengaruhi
materi (isi) dari aturan-aturan hukum, atau tempat darimana materi hukum tiu
diambil. Sumber hukum materil ini merupakan faktor yang membantu pembentukan
hukum. Faktor tersebut adalah faktor idiil dan faktor kemasyarakatan. Faktor idiil
adalah patokan-patokan yang tetap mengenai keadilan yang harus ditaati oleh para
pembentuk UU ataupun para pembentuk hukum yang lain dalam melaksanakan
tugasnya. Faktor kemasyarakatan adalah hal-hal yang benar-benar hidup dalam
masyarakat dan tunduk pada aturan-aturan yang berlaku sebagai petunjuk hidup
masyarakat yang bersangkutan. Contohnya struktur ekonomi, kebiasaan, adat istiadat,
dll. Dalam berbagai kepustakan hukum ditemukan bahwa sumber hukum materil itu
terdiri dari tiga jenis yaitu (van Apeldoorn) :

Sumber hukum historis (rechtsbron in historischezin) yaitu tempat kita


dapat menemukan hukumnya dalam sejarah atau dari segi historis. Sumber hukum ini
dibagi menjadi :a) Sumber hukum secara historis : dokumen-dokumen kuno, lontar,
dll. b) Sumber ber hukum yg merupakan tempat dapat ditemukan atau dikenal hukum
yg merupakan tempat pembentuk UU mengambil hukumnya.

Sumber hukum sosiologis (rechtsbron in sociologischezin) yaitu Sumber


hukum dalam arti sosiologis yaitu merupakan faktor-faktor yang menentukan isi
hukum positif, seperti misalnya keadaan agama, pandangan agama, kebudayaan dsb.

Pengantar Ilmu Hukum


5
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

sumber hukum filosofis (rechtsbron in filosofischezin) sumber hukum ini


dibagi lebih lanjut menjadi dua :

Sumber isi hukum; disini dinyatakan isi hukum asalnya darimana.

Ada tiga pandangan yang mencoba menjawab pertanyaan ini yaitu :

1. pandangan theocratis, menurut pandangan ini hukum berasal dari Tuhan


2. pandangan hukum kodrat; menurut pandangan ini isi hukum berasal dari
akal manusia
3. pandangan mazhab historis; menurut pandangan isi hukum berasal dari
kesadaran hukum.
4. Sumber kekuatan mengikat dari hukum yaitu mengapa hukum mempuyai
kekuatan mengikat, mengapa kita tunduk pada hokum

Sumber hukum formal adalah sumber hukum dengan bentuk tertentu yang
merupakan dasar berlakunya hukum secara formal. Jadi sumber hukum formal
merupakan dasar kekuatan mengikatnya peraturan-peraturan agar ditaati oleh
masyarakat maupun oleh penegak hukum.

Macam-macam sumber hukum formal :

1. Undang-undang, yaitu suatu peraturan negara yang mempunyai kekuatan


hukum yang mengikat diadakan dan dipelihara oleh penguasa negara
Menurut Buys, Undang-Undang itu mempunyai 2 arti :
a. Dalam arti formil, yaitu setiap keputusan pemerintah yang merupakan
UU karena cara pembuatannya (misalnya, dibuat oleh pemerintah
bersama-sama dengan parlemen)
b. Dalam arti material, yaitu setiap keputusan pemerintah yang menurut
isinya mengikat setiap penduduk.
Menurut UU No. 10 tahun 2004 yang dimaksud dengan UU adalah
peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPR dengan
persetujuan bersama Presiden (pasal 1 angka 3)

Pengantar Ilmu Hukum


6
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

Syarat berlakunya ialah diundangkannya dalam lembaran negara (LN =


staatsblad) dulu oleh Menteri/Sekretaris negara. Sekarang oleh
Menkuhham (UU No. 10 tahun 2004).
Tujuannya agar setiap orang dapat mengetahui UU tersebut (fictie=setiap
orang dianggap tahu akan UU = iedereen wordt geacht de wet te kennen,
nemo ius ignorare consetur= in dubio proreo, latin).
Konsekuensinya adalah ketika seseorang melanggar ketentuan hukum
tidak boleh beralasan bahwa ketentuan hukum itu tidak diketahuinya.
Artinya apabila suatu ketentuan perundang-undangan itu sudah
diberlakukan (diundangkan) maka dianggap (difiksikan) bahwa semua
orang telah mengetahuinya dan untuk itu harus ditaati.
Berakhirnya/tidak berlaku lagi jika :
a. Jangka waktu berlakunya telah ditentukan UU itu sudah lampau
b. Keadaan atau hal untuk mana UU itu diadakan sudah tidak ada lagi.
c. UU itu dengan tegas dicabut oleh instansi yang membuat atau instansi
yang lebih tinggi.
d. Telah ada UU yang baru yang isinya bertentangan atau berlainan dgn
UU yg dulu berlaku
Lembaran negara (LN) dan berita negara :
LN adalah suatu lembaran (kertas) tempat mengundangkan
(mengumumkan) semua peraturan negara dan pemerintah agar sah
berlaku. Penjelasan daripada suatu UU dimuat dlm tambahan LN, yg
mempunyai nomor urut. LN diterbitkan oleh Menteri sekretaris negara, yg
disebut dgn tahun penerbitannya dan nomor berurut, misalnya L.N tahun
1962 No. 1 (L.N.1962/1)
Berita negara adalah suatu penerbitan resmi sekretariat negara yg memuat
hal-hal yang berhubungan dengan peraturan-peraturan negara dan
pemerintah dan memuat surat-surat yang dianggap perlu seperti : Akta
pendirian PT, nama orang-orang yang dinaturalisasi menjadi WNI, dll,

Pengantar Ilmu Hukum


7
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

Catatan : Jika berkaitan dengan peraturan daerah diatur dalam lembaran


daerah
Kekuatan berlakunya undang-undang :
a. UU mengikat sejak diundangkan berarti sejak saat itu orang wajib
mengakui eksistensinya UU.
b. Sedangkan kekuatan berlakunya UU berarti sudah menyangkut
berlakunya UU secara operasional.
Agar UU mempunyai kekuatan berlaku harus memenuhi persyaratan yaitu
Kekuatan berlaku yuridis,
a. Kekuatan berlaku sosiologis dan,
b. kekuatan berlaku fiolosofis.
Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut
(Pasal 7 UU No. 10/2004) :
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
c. Peraturan Pemerintah;
d. Peraturan Presiden;
e. Peraturan Daerah (propinsi, kabupaten, desa)
2. Kebiasaan (custom)
Kebiasaan adalah perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang
dalam hal yang sama. Apabila suatu kebiasaan tertentu diterima oleh
masyarakat dan kebiasaan itu selalu berulang-ulang dilakukan sedemikan
rupa, sehingga tindakan yang berlawanan dengan kebiasaan itu dirasakan
sebagai pelanggaran perasaan hukum, maka dengan demikian timbullah
suatu kebiasaan hukum, yang oleh pergaulan hidup dipandang sebagai
hukum.
Untuk timbulnya hukum kebiasaan diperlukan beberapa syarat :
a. Adanya perbuatan tertentu yg dilakukan berulang di dalam
masyarakat tertentu (syarat materiil) .

Pengantar Ilmu Hukum


8
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

b. Adanya keyakinan hukum dari masyarakat yang bersangkutan (opinio


necessitatis = bahwa perbuatan tsb merupakan kewajiban hukum atau
demikianlah seharusnya) = syarat intelektual
c. Adanya akibat hukum apabila kebiasaan itu dilanggar.
Selanjutnya kebiasaan akan menjadi hukum kebiasaan karena
kebiasaan tersebut dirumuskan hakim dalam putusannya. Selanjutnya
berarti kebiasaan adalah sumber hukum.
Kebiasaan adalah bukan hukum apabila UU tidak menunjuknya (pasal 15
AB = (Algemene Bepalingen van Wetgeving voor Indonesia = ketentuan2
umum tentang peraturan per UU an untuk Indonesia. Disamping kebiasaan
ada juga peraturan yang mengatur tata pergaulan masyarakat yaitu adat
istiadat. Adat istiadat adalah himpunan kaidah sosial yang sudah sejak
lama ada dan merupakan tradisi serta lebih banyak berbau sakral,
mengatur tata kehidupan masyarakat tertentu. Adat istiadat hidup dan
berkembang di masyarakat tertentu dan dapat menjadi hukum adat jika
mendapat dukungan sanksi hukum. Contoh Perjanjian bagi hasil antara
pemilik sawah dengan penggarapnya. Kebiasaan untuk hal itu ditempat
atau wilayah hukum adat tertentu tidak sama dengan yang berlaku di
masyarakat hukum adat yang lain. Kebiasaan dan adat istiadat itu
kekuatan berlakunya terbatas pada masyarakat tertentu
3. Jurisprudensi (keputusan2 hakim)
Adalah keputusan hakim yang terdahulu yag dijadikan dasar pada
keputusan hakim lain sehingga kemudian keputusan ini menjelma menjadi
keputusan hakim yang tetap terhadap persoalan/peristiwa hukum
tertentu. Seorang hakim mengkuti keputusan hakim yang terdahulu itu
karena ia sependapat dgn isi keputusan tersebut dan lagi pula hanya
dipakai sebagai pedoman dalam mengambil sesuatu keputusan mengenai
suatu perkara yang sama. Ada 2 jenis yurisprudensi : (1) Yurisprudensi
tetap keputusan hakim yg terjadi karena rangkaian keputusan yang serupa

Pengantar Ilmu Hukum


9
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

dan dijadikan dasar atau patokanuntuk memutuskan suatu perkara


(standart arresten); (2) Yurisprudensi tidak tetap, ialah keputusan hakim
terdahulu yang bukan standart arresten.
4. Traktat (treaty)
Traktat adalah perjanjian yang diadakan oleh 2 negara atau lebih yang
mengikat tidak saja kepada masing-masing negara itu melainkan mengikat
pula warga negara-negara dari negara-negara yang berkepentingan.
Macam-macam Traktat:
a. Traktat bilateral, yaitu traktat yang diadakan hanya oleh 2 negara,
misalnya perjanjian internasional yang diadakan diadakan antara
pemerintah RI dengan pemerintah RRC tentang
“Dwikewarganegaraan”.
b. Traktat multilateral, yaitu perjanjian internaisonal yang diikuti oleh
beberapa negara, misalnya perjanjian tentang pertahanan negara
bersama negara-negara Eropa (NATO) yang diikuti oleh beberapa
negara Eropa.
c. Perjanjian (overeenkomst) adalah suatu peristiwa dimana dua orang
atau lebih saling berjanji untuk melakukan atau tidak melakukan
perbuatan tertentu. Para pihak yang telah saling sepakat mengenai
hal-hal yang diperjanjikan, berkewajiban untuk mentaati dan
melaksanakannya (asas (pact sunt servanda).
5. Pendapat sarjana hukum (doktrin)
Pendapat sarjanan hukum (doktrin) adalah pendapat seseorang atau
beberapa orang sarjana hukum yang terkenal dalam ilmu pengetahuan
hukum. Doktrin ini dapat menjadi dasar pertimbangan hakim dalam
menjatuhkan putusannya.

C. LATIHAN SOAL/TUGAS

1. Apa saja tujuan hukum menurut Teori Utilitas?


2. Apa yang dimaksud tujuan Hukum menurut para ahli!

Pengantar Ilmu Hukum


1
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

3. Apa saja Fungsi Hukum dan Sumber-sumber Hukum !

D. DAFTAR PUSTAKA

C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan tata Hukum Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka,
2002
E. Utrecht/Moh.Saleh Djindang, Pengantar Ilmu Hukum,Jakarta: Sinar
harapan,1989 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti Bandung,
2000
R.Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, Bandung: RajaGrafindo Persada, 2003
Hans Kelsen, Pengantar Teori Hukum,Bandung: Nusamedia, 2010

Pengantar Ilmu Hukum


1

Anda mungkin juga menyukai