Anda di halaman 1dari 14

Hukum Administrasi Publik

OLEH:

IDA AYU PUTRI L

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

KENDARI

2020

SOAL 1
1. Jelaskan pengertian: hukum, unsur-unsur hukum dan ciri-ciri hukum?
2. Jelaskan pengerian hukum administrasi negara?
3. Jelaskan ruang lingkup hukum administrasi negara?

Jawaban :

1.
 Hukum adalah suatu sistem peraturan yang di dalamnya terdapat
norma-norma dan sanksi-sanksi yang bertujuan untuk mengendalikan
perilaku manusia, menjaga ketertiban dan keadilan, serta mencegah
terjadinya kekacauan.
Menurut . E. Utrech: Hukum adalah himpunan peraturan (perintah-
perintah dan larangan-larangan) yang mengurus tata tertib suatu
masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu.

 Unsur- unsur hukum sebagai berikut:


1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan
masuarakat.
2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib.
3. Peraturan itu bersifat memaksa.
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas

 Berikut adalah ciri-ciri hukum :


1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat;
2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib;
3. Peraturan itu bersifat memaksa;
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut tegas;
5. Berisi perintah dan atau larangan; dan
6. Perintah dan atau larangan itu harus dipatuhi oleh setiap orang.

2. Hukum administrasi negara adalah bagian dari hukum publik dan


diturunkan dari hukum tata negara. Ia mengatur tindakan, kegiatan, dan
keputusan yang dilakukan dan diambil oleh lembaga-lembaga pemerintah
dalam menjalankan roda negara sehari-hari

3. Dalam membahas ruang lingkup, dapat dikatakan bahwa Hukum


Administrasi Negara mempelajari negara dalam keadaan bergerak, tentu memiliki
ruang lingkup yang luas tidak hanya terbatas pada apa yang telah di jelaskan
karena perkembangan kehidupan bernegara dengan berbagai kompleksitas
permasalahannya membuat tugas dan perannya juga menjadi luas

Ruang lingkup yang dipelajari dalam studi Hukum Administrasi Negara terdiri
dari enam hal, yaitu:

 Hukum tentang dasar-dasar dan prinsip-prinsip umum dari Administrasi


Negara
 Hukum tentang organisasi Negara
 Hukum tentang aktivitas-aktivitas dari Administrasi Negara, terutama
yang bersifat yuridis
 Hukum tentang sarana-sarana dari Administrasi Negara terutama
mengenai kepegawaian Negara dan keuangan Negara.
 Hukum Administrasi pemerintah daerah dan wilayah yang di bagi
menjadi:
a. Hukum Administrasi Kepegawaian
b. Hukum Administrasi Keuangan
c. Hukum Administrasi Materil
d. Hukum Administrasi Perusahaan Negara
e. Hukum tentang Peradilan Administrasi Negara

SOAL 2

1. Jelaskan pokok-pokok pikiran Plato dan Aristoteles mengenai negara


hukum?
2. Jelaskan pendapat Freidrich Julius Stahl tentang rechtsstaaat (negara
hukum) dan unsur-unsur rechtsstaaat tersebut?
3. Jelaskan bagaimana hubungan antara negara hukum yang berkonstitusi
dengan kedaulatan rakyat dalam sistem demokrasi?
4. Jelaskan mengapa Indonesia Indonesia dapat digolongkan sebagai negara
hukum demokratis?.

Jawaban.

1. Menurut Plato bahwa penyelenggaraan negara yang baik ialah yang didasarkan
pada pengaturan (hukum) yang baik. Gagasan Plato tentang negara hukum
tersebut kemudian dikembangkan oleh muridnya, Aristoteles yang menulis buku
Politica. Menurut Aristoteles, suatu negara yang baik ialah negara yang diperintah
dengan konstitusi dan berkedaulatan hukum. Lebih lanjut Aristoteles
menyebutkan bahwa ada tiga unsur pemerintahan yang konstitusional yaitu;
(1) pemerintahan dilaksanakan untuk kepentingan umum,
(2) pemerintahan dilaksanakan menurut hukum yang berdasarkan pada ketentuan-
ketentuan umum, bukan hukum yang dibuat secara sewenang-wenang yang
menyampingkan konvensi dan konstitusi,
(3) pemerintahan berkonstitusi berarti pemerintahan yang dilaksanakan atas
kehendak rakyat, bukan berupa paksaan tekanan yang dilaksanakan pemerintahan
despotik.

2. Konsep rechtsstaaat (negara hukum) dimunculkan pertama kali oleh Freidrich


Julius Stahl pada abad ke-19. Menurut Freidrich Julius Stahl unsur-unsur
rechtsstaaat adalah sebagai berikut:

a. Perlindungan hak-hak asasi manusia;


b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu;
c. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan;
d. Peradilan administrasi dalam perselisihan.
3. Berdasarkan prinsp-prinsip rechtsstaat (negara hukum) dan prinsip-prinsip
demokrasi tersebut, tampak bahwa ada hubungan yang erat antara negara hukum
yang berkonstitusi dengan kedaulatan rakyat dalam sistem demokrasi, hubungan
ini melahirkan konsep demokrasi konstitusional. Demokrasi memperjuangkan
kepentingan rakyat, tetapi demokrasi harus didasarkan pada pengaturan hukum
karena demokrasi tanpa pengaturan hukum akan kehilangan bentuk dan arah,
sebaliknya hukum tanpa demokrasi akan kehilangan makna. Negara hukum yang
didasarkan pada sistem demokrasi dapat disebut sebagai negara hukum
demokratis (democratische rechtsstaat).

4. Merujuk pada penjelasan konsep negara hukum yang diselenggarakan melalui


proses demokrasi, maka Indonesia dapat digolongkan sebagai negara hukum
demokratis.

a. Keputusan-keputusan penting, yaitu undang-undang diambil bersama-sama


dengan perwakilan rakyat yang dipilih berdasarkan pemilihan umum yang bebas
dan rahasia.

b. Hasil dari pemilihan umum diarahkan untuk mengisi dewan perwakilan rakyat
dan untuk pengisian pejabat-pejabat pemerintahan.

c. Keterbukaan pemerintahan.

d. Siapapun yang memiliki kepentingan yang dilanggar oleh tindakan penguasa,


harus diberi kesempatan untuk membela kepentingannya.

e. Setiap keputusan harus melindungi berbagai kepentingan minoritas, dan harus


seminimal mungkin menghindari ketidakbenaran dan kekeliruan.

SOAL 3
1. Jelaskan konsep sumber hukum?
2. Jelaskan pengertian dan jenis-jenis sumber hukum materiil?
3. Jelaskan pengertian dan jenis-jenis sumber hukum formil?

Jawaban.:

1. Sumber hukum adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan aturan


hukum serta tempat ditemukannya aturan hukum. Sumber hukum dapat
diketahui dalam dua arti yaitu sumber hukum materiil dan sumber hukum
formal.

2. Sumber hukum materiil adalah faktor-faktor masyarakat yang mempengaruhi


pembentukan hukum (pengaruh terhadap pembuat undang-undang, pengaruh
terhadap keputusan hakim dan sebagainya) atau faktor-faktor yang ikut
mempengaruhi materi (isi) dari aturan-aturan hukum atau tempat dari mana materi
hukum itu diambil. Ada tiga jenis sumber hukum materiil, yaitu:
 Sumber hukum historis; dapat diartikan sebagai sumber di mana
pembuat undang-undang mengambil bahan dalam membentuk peraturan
perundang-undangan meliputi undang-undang, putusan-putusan hakim,
tulisan ahli hukum. Sumber hukum historis juga berarti sistem hukum
yang pernah berlaku di masa lalu pada tempat tertentu seperti sistem
hukum Romawi, sistem hukum Prancis dan sebagainya.
 Sumber Hukum Sosiologis; meliputi faktor sosial yang mempengaruhi isi
hukum positif, artinya peraturan hukum mencerminkan kenyataan yang
hidup di masyarakat. Kenyataan itu dapat berupa kebutuhan atau tuntutan
atau masalah yang dihadapi, termasuk kecenderungan dan harapan-
harapan masyarakat. Pembuatan peraturan perundang-undangan harus
memperhatikan situasi sosial ekonomi, hubungan sosial, situasi politik dan
perkembangan internasional. Karena itulah diperlukan masukan dari
berbagai disiplin keilmuan di samping ahli hukum sehingga peraturan
hukum yang dihasilkan akan sesuai dengan realita kehidupan masyarakat.
Hukum dapat berubah seiring dengan perubahan masyarakat atau
tergantung pada perubahan sosial.
 Sumber Hukum Filosofis; mengandung makna agar hukum sebagai
kaidah prilaku memuat nilai-nilai positif tersebut memiliki dua arti, yaitu
sebagai sumber untuk isi hukum yang adil, dan sebagai sumber untuk
menaati kewajiban terhadap hukum.
Menurut Sudikno Mertokusumo, ada tiga pandangan mengenai sumber isi hukum
untuk menjawab pertanyaan isi hukum itu asalnya dari mana, yaitu:
A.Pandangan teokratis, berpandangan bahwa isi hukum berasal dari Tuhan,
B.Pandangan hukum kodrat, berpandangan bahwa isi hukum berasal dari
akal manusia,
C.Pandangan mazhab historis, berpandangan bahwa isi hukum berasal dari
kesadaran hukum.

3. Sumber hukum formal yaitu berbagai bentuk aturan hukum yang ada,
disebut sumber hukum formal karena hanya memandang cara dan bentuk
yang melahirkan hukum positif, tanpa mempersoalkan dari mana isi
peraturan hukum itu. Sumber hukum formal juga dapat diartikan sebagai
tempat atau sumber suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum. Sumber
hukum administrasi negara dalam arti formal mencakup peraturan
perundang-undangan, praktek administrasi negara atau hukum tidak
tertulis, yurisprudensi, dan doktrin. Penjelasan terhadap masing-masing
sumber hukum administrasi negara dalam arti formal tersebut adalah
sebagai berikut:

 Peraturan Perundang-undangan
Tidak semua peraturan dapat dikategorikan sebagai peraturan hukum.
Suatu peraturan disebut peraturan hukum bila mana peraturan itu mengikat setiap
orang dan karena itu ketaatannya dapat dipaksakan oleh hakim. Untuk mengetahui
peraturan itu sebagai hukum digunakan kriteria formal yaitu sumber dari
peraturan itu. Peraturan hukum dalam pengertian formal disebut peraturan
perundang-undangan. Peraturan perundang-undangan menurut Bagir Manan
adalah hukum positif tertulis yang dibuat, ditetapkan atau dibentuk oleh pejabat
atau lingkungan jabatan yang berwenang atau berdasarkan peraturan perundang-
undangan tertentu dalam bentuk tertulis yang berisi aturan tingkah laku yang
berlaku atau mengikat secara umum.
Berdasarkan penjelasan pasal 1 angka 2 UU No. 5 Tahun 1986 Tentang
Peradilan Tata Usaha Negara, peraturan perundang-undangan adalah semua
peraturan yang bersifat mengikat secara umum yang dikeluarkan oleh Badan
Perwakilan Rakyat bersama pemerintah baik di tingkat pusat maupun di tingkat
daerah, serta semua keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik di
tingkat pusat maupun di tingkat daerah yang juga mengikat umum. Hal tersebut
menunjukkan bahwa peraturan perundang-undangan terdiri atas dua macam yaitu
undang-undang/peraturan daerah dan keputusan pemerintah/pemerintah daerah.
Dalam negara demokrasi, undang-undang merupakan sumber hukum
paling penting dalam hukum administrasi negara, karena undang-undang
merupakan pengejawantahan aspirasi rakyat yang diformalkan, berdasarkan
undang-undang, pemerintah memperoleh wewenang untuk melakukan tindakan
hukum untuk membuat peraturan perundang-undangan tertentu.

 Praktik Administrasi Negara/Hukum Tidak Tertulis


Undang-undang sebagai hukum peraturan tertulis memiliki keterbatasan
terutama dalam mengikuti perubahan masyarakat yang sangat cepat, selain itu
undang-undang tidak mungkin mencakup semua persoalan yang dihadapi oleh
administrasi negara. Oleh karena itu, administrasi negara dapat mengambil
tindakan yang dianggap penting dalam upaya peningkatan pelayanan masyarakat,
meskipun belum ada aturannya dalam undang-undang. Tindakan yang dilakukan
oleh administrasi Negara tersebut akan melahirkan hukum tidak tertulis atau
konvensi, jika dilakukan secara teratur dan tanpa keberatan atau banding dari
warga masyarakat. Hukum tidak tertulis seperti ini dikenal dengan nama asas-asas
umum pemerintahan yang baik.
 Yurispudensi
Yurispudensi berasal dari bahasa Latin yurispudentia yang berarti
pengetahuan hukum. Yurispudensi dimaksudkan sebagai putusan badan peradilan
(hakim) yang diikuti secara berulang-ulang dalam kasus yang sama oleh para
hakim lainnya. Yurispudensi juga disebut sebagai hukum ciptaan
hakim/peradilan). Itulah sebabnya A.M. Donner menyatakan bahwa hukum
administrasi negara memuat peraturan-peratuan yang dibentuk oleh pembuat
undang-undang, juga dibentuk oleh hakim.

 Doktrin
Doktrin adalah ajaran hukum atau pendapat para pakar hukum yang
berpengaruh. Meskipun pendapat para ahli hukum tidak memiliki kekuatan
mengikat, namun pendapat mereka begitu penting bahkan dalam sejarah pernah
terdapat ungkapan bahwa orang tidak boleh menyimpang dari pendapat umum
para ahli hukum. Sudikno Mertokusumo menyatakan bahwa pendapat para sarjana
hukum yang merupakan doktrin adalah sumber hukum, tempat hakim menemukan
hukumnya.

SOAL 4

1. Jelaskan Prinsip legalitas atau prinsip keabsahan pemerintahan


sebagaimana disebutkan H.D. Stout?
2. Jelaskan maksud dari istilah “no Taxation without representation”
(tidak ada pajak tanpa persetujuan parlemen) atau di Amerika dengan
ungkapan “taxation without representation is robbery” (pajak tanpa
persetujuan parlemen adalah perampokan)?
3. Jelaskan sumber dan cara memperoleh wewenang pemerintahan?

Jawaban.

1. Prinsip legalitas atau prinsip keabsahan pemerintahan sebagaimana disebutkan


H.D. Stout bahwa het beginsel van wetmatigheid van bestuur mengandung tiga
aspek, yakni;
A. Aspek negatif, menentukan bahwa tindakan pemerintahan tidak boleh
bertentangan dengan undang-undang. Tindakan pemerintah adalah tidak
sah jika bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi.
B. . Aspek formal positif, menentukan bahwa pemerintah hanya memiliki
kewenangan tertentu sepanjang diberikan atau berdasarkan undang-
undang.
C. Aspek materil positif, menentukan bahwa undang-undang memuat aturan
umum yang mengikat tindakan pemerintahan.

2Karena hal ini menunjukkan bahwa penarikan pajak hanya boleh dilakukan
setelah ada undang-undang yang mengatur pemungutan pajak. Itulah sebabnya
asas legalitas ini juga dinamakan kekuasaan undang-undang. Dalam hukum
administrasi negara asas legalitas dijelaskan bahwa semua ketentuan yang
mengikat warga negara harus didasarkan pada undang-undang.

3. SUMBER KEWENANGAN : ATRIBUSI, DELEGASI, DAN MANDAT

 Menurut pendapatPhilipus M. Hadjon cara memperoleh kewenangan


yaitu:
, mengatakan bahwa setiap tindakan pemerintahan disyaratkan harus
bertumpu atas kewenangan yang sah. Kewenangan itu diperoleh melalui
tiga sumber, yaitu atribusi, delegasi, dan mandat. Kewenangan atribusi
lazimnya digariskan melalui pembagian kekuasaan negara oleh undang-
undang dasar, sedangkan kewenangan delegasi dan mandat adalah
kewenangan yang berasal dari pelimpahan. Kemudian Philipus M Hadjon
pada dasarnya membuat perbedaan antara delegasi dan mandat. Dalam hal
delegasi mengenai prosedur pelimpahannya berasal dari suatu organ
pemerintahan kepada organ pemerintahan yang lainnya dengan peraturan
perundang-undangan, dengan tanggung jawab dan tanggung gugat beralih
ke delegataris. Pemberi delegasi tidak dapat menggunakan wewenang itu
lagi, kecuali setelah ada pencabutan dengan berpegang dengan asas
”contrarius actus”. Artinya, setiap perobahan, pencabutan suatu peraturan
pelaksanaan perundang-undangan, dilakukan oleh pejabat yang
menetapkan peraturan dimaksud, dan dilakukan dengan peraturan yang
setaraf atau yang lebih tinggi. Dalam hal mandat, prosedur pelimpahan
dalam rangka hubungan atasan bawahan yang bersifat rutin. Adapun
tanggung jawab dan tanggung gugat tetap pada pemberi mandat. Setiap
saat pemberi mandat dapat menggunakan sendiri wewenang yang
dilimpahkan itu.

 Menurut Indroharto cara memperoleh kewenangan tersebut adalah melalui


tiga cara yaitu; atribusi, delegasi dan mandat.
1. Pada atribusi adalah pemberian wewenang pemerintahan yang baru oleh
suatu ketentuan dalam peraturan perundang-undangan (penyerahan suatu
wewenang baru). Legislator yang memberikan atribusi wewenang
pemerintahan adalah:
A. Yang berkedudukan sebagai original legislator di Indonesia adalah MPR di
tingkat pusat sebagai pembentuk konstitusi dan DPR bersama-sama
pemerintah sebagai yang membuat undang-undalang, di tingkat daerah ada
DPRD dan Pemerintah Daerah yang membuat Peraturan Daerah.
B. Yang bertindak sebagai delegated legislator, seperti Presiden yang berdasar
pada suatu ketentuan undang-undang mengeluarkan Peraturan Pemerintah
dimana diciptakan wewenang pemerintahan kepada Badan atau Jabatan Tata
Usaha Negara tertentu.
2. Pada delegasi terjadilah pelimpahan suatu wewenang yang telah ada oleh
Badan atau Jabatan Tata Usaha Negara yang telah memperoleh wewenang
pemerintahan secara atribusi kepada Badan atau Jabatan Tata Usaha
Negara lainnya. Jadi suatu delegasi selalu didahului oleh adanya suatu
atribusi wewenang.
3. Pada mandat tidak dibicarakan penyerahan wewenang, tidak pula
pelimpahan wewenang, yang ada hanyalah hubungan internal. Contoh;
Menteri mempunyai kewenangan dan melimpahkan kepada pegawai untuk
mengambil keputusan tertentu atas nama Menteri, sementara secara
yuridis wewenang dan tanggung jawab tetap berada pada organ
kementrian, pegawai memutuskan secara faktual, Menteri secara yuridis.

SOAL 5
1. Jelaskan dan berikan contoh perbuatan atau tindakan pemerintah baik yang
bersifat non yuridis maupun tindakan yang bersifat yuridis?
2. Jelaskan dan beri contoh tindakan hukum publik dan tindakan hukum privat
Jawaban.

1.
 Perbuatan non yuridis (feitelijkehandeling) yaitu perbuatan
pemerintah yang tidak berakibat hukum dan oleh karenanya tidak
menimbulkan akibat hukum, seperti perbuatan pemerintah untuk
meresmikan jembatan, sekolah dan sebagainya.
 . Perbuatan yuris (rechtshandeling), yaitu perbuatan pemerintah
yang berakibat hukum.Contohnya Perbuatan Tidak Sah Aparat
Pemerintah

2
 Tindakan hukum publik (publiekrechtshandeling) berarti bahwa
tindakan hukum yang dilakukan oleh pemerintah didasarkan pada hukum
publik dalam kedudukannya sebagai pemegang jabatan pemerintahan yang
dilakukan berdasarkan kewenangan pemerintah yang bersifat hukum
publik yang hanya dapat lahir dari kewenangan yang bersifat hukum
publik pula. Tindakan hukum publik dibagi menjadi dua bentuk, yakni
tindakan hukum publik bersifat sepihak (eenzijdig publiekrechttelijke
handeling) dan tindakan hukum publik yang bersifat berbagai pihak, yakni
dua atau lebih (meerzijdik publiekrechttelijke handeling) atau menurut E.
Utrecht disebut dengan tindakan hukum publik bersegi satu (eenzijdige
publiekrechttelijke handeling) dan tindakan hukum publik bersegi dua
(tweenzijdige publiekrechttelijke handeling) .

Dikatakan sebagai tindakan hukum publik bersegi satu (bersifat sepihak) karena
alat-alat perlengkapan pemerintah memiliki kekuasaan istimewa dalam melakukan
atau tidak melakukan tindakan tergantung kehendak sepihak dari badan atau
pejabat Tata Usaha Negara yang memiliki wewenang pemerintahan untuk berbuat
demikian. Olek karena merupakan suatu pernyataan kehendak secara sepihak dari
organ pemerintahan, maka tindakan hukum pemerintah yang bersegi satu ini tidak
boleh mengandung unsur kecacatan seperti kekhilafan (dwaling) , penipuan
(bedrog) , dan paksaan (dwang) serta hal-hal lain yang menimbulkan akibat
hukum tidak sah. Hukum publik yang bersifat sepihak (bersegi satu) ini disebut
dengan “beschikking” atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan istilah
“keputusan” atau “ketetapan”.

Contohnya bisa kita lihat dalam pemerintahan daerah, yang kita pahami daerah
sebagai badan hukum publik; satu sisi sebagai overheid dan di sisi lain sebagai
licham. Sebagai overheid, daerah melaksanakan kewenangan atau tugas-tugas
pemerintahan yang diberikan dan diatur oleh ketentuan hukum publik. Sebagai
licham, daerah adalah sebagai wakil dari badan hukum yang dapat bertindak
dalam lapangan keperdataan dan tunduk pada ketentuan hukum perdata.

 Tindakan hukum privat adalah tindakan hukum yang dilakukan oleh


pemerintah yang didasarkan pada hukum privat dalam kedudukannya
sebagai badan hukum dan bukan tugas untuk kepentingan umum sehingga
tindakannya didasarkan pada ketentuan hukum privat.
contoh Tindakan pemerintah dalam hukum privat misalnya jual beli tanah
dan jual beli barang yang dilakukan pemerintah dalam hubungan hukum
perfata.

Anda mungkin juga menyukai