Anda di halaman 1dari 7

Nama : Aurelia Fadhilah Rofi'i

Kelas : 22b
Nim : 2205113066
TUGAS RESUME IPS 10-11
Konsep Dasar Hukum dan Politik.
a. Pengertian hukum dan politik

Hukum adalah undang-undang yang dibuat dan ditegakkan melalui lembaga sosial atau pemerintah
untuk mengatur perilaku masyarakat. Hukum yang ditegakkan oleh negara dapat dibuat oleh legislatif
kelompok atau oleh seorang legislator tunggal, yang menghasilkan undang-undang; oleh eksekutif melalui
keputusan dan peraturan; atau ditetapkan oleh hakim melalui presiden. Seseorang juga bisa membuat
kontrak yang mengikat secara hukum, termasuk perjanjian arbitrase yang mengadopsi cara-cara alternatif
untuk menyelesaikan perselisihan dengan litigasi pengadilan standar. Penciptaan hukum itu sendiri dapat
dipengaruhi oleh konstitusi, tertulis atau diam-diam, dan hak-hak yang dikodekan di dalamnya. Hukum
membentuk politik, ekonomi, sejarah, dan masyarakat dalam berbagai cara dan berfungsi sebagai mediator
hubungan antar manusia.
Sistem hukum bervariasi di setiap negara. Dalam yurisdiksi hukum perdata, legislatif atau badan pusat
lainnya mengkodifikasi dan mengkonsolidasikan hukum. Secara historis, hukum agama mempengaruhi hal-
hal sekuler, dan masih digunakan di beberapa komunitas agama.

Berikut adalah pengertian hukum menurut beberapa ahli:

1. Aristoteles membagi hukum menjadi dua, hukum tertentu dan hukum universal. Hukum tertentu
adalah aturan-aturan yang menetapkan dan melarang beberapa tindakan. Hukum universal adalah
hukum alam, ia memiliki aturan dan pengarahannya tersendiri.

2. Immanuel Kant, manusia akan tergerak untuk bertindak di bawah hukum, dan hal itu merupakan
standar otoritatif yang mengikat secara perasaan.

3. Ernst Utrecht, definisi hukum adalah himpunan yang menjadi petunjuk hidup, berupa perintah atau
larangan yang bertujuan mengatur tata tertib di dalam masyarakat yang harus ditaati oleh
masyarakat.

Tujuan Hukum

1. Kaidah hukum memiliki tujuan untuk melindungi kepentingan manusia dari bahaya yang
mengancam.

2. Mengatur hubungan antara sesama manusia agar tercipta ketertiban dan diharapkan bisa mencegah
terjadinya konflik di antara manusia.

3. Hukum melindungi kepentingan manusia baik secara individu ataupun kelompok. Pada dasarnya
manusia adalah makhluk yang juga membutuhkan perlindungan kepentingan agar kepentingannya
bisa terlindungi dari ancaman sekelilingnya.

4. Hukum memiliki tujuan untuk mewujudkan kebahagiaan yang sebesar-besarnya untuk semua orang.
Tidak hanya memberi nafkah hidup, tapi juga memberi makan yang berlimpah, perlindungan dan
mencapai kebersamaan.

5. Hukum menjadi sarana untuk memelihara dan menjamin ketertiban.


Unsur Hukum

1. Hukum adalah peraturan yang mengatur tingkah laku manusia dalam suatu pergaulan di masyarakat.

2. Peraturan dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib

3. Peraturan bersifat memaksa

4. Sanksi terhadap pelanggaran yang dibuat adalah tegas.


Hukum dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Hukum berdasarkan Bentuknya: Hukum tertulis dan Hukum tidak tertulis.
b. Hukum berdasarkan Wilayah berlakunya: Hukum local, Hukum nasional dan Hukum Internasional.
c. Hukum berdasarkan Fungsinya: Hukum Materil dan Hukum Formal.
d. Hukum berdasarkan Waktunya: Hukum Alam.
e. Hukum Berdasarkan Isinya: Hukum Publik, Hukum Antar waktu dan Hukum Private. Hukum Publik
sendiri dibagi menjadi Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi Negara, Hukum Pidana dan
Hukum Acara. Sedangkan Hukum Privat dibagi menjadi Hukum Pribadi, Hukum Keluarga, Hukum
Kekayaan, dan Hukum Waris.
f. Hukum  Berdasarkan Pribadi: Hukum satu golongan, Hukum semua golongan dan Hukum Antar
golongan.
g. Hukum Berdasarkan Wujudnya: Hukum Obyektif dan Hukum Subyektif.
h. Hukum Berdasarkan Sifatnya: Hukum yang memaksa dan Hukum yang mengatur.
POLITIK
Secara etimologi istilah politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis. Kata polis sendiri adalah suatu
kota yang memiliki status negara kota atau city state. Seiring berkembangnya zaman, pengertian politik juga
turut berkembang di Yunani yang dapat ditafsirkan sebagai proses interaksi yang dilakukan oleh individu
dengan individu lain agar bisa mencapai kebaikan bersama. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia atau KBBI, politik adalah suatu pengetahuan tentang ketatanegaraan atau kenegaraan seperti
sistem pemerintahan dan juga dasar pemerintahan. Selain itu politik juga bisa diartikan sebagai segala
urusan dan tindakan seperti kebijakan, siasat dan lain sebagainya tentang pemerintahan negara atau suatu
negara lain.
Politik adalah suatu cara seseorang dalam membuat suatu keputusan pada kehidupan berkelompok.
Oleh karena itu politik juga mengacu pada suatu cara membuat kesepakatan antar manusia sehingga mereka
bisa hidup berdampingan atau berkelompok dalam suatu suku, kota bahkan hingga di negara. Lalu untuk
ilmu politik merupakan salah satu subjek yang bisa dimanfaatkan untuk membantu manusia lebih mudah
memahami apa itu politik. Bisa dibilang jika ilmu politik merupakan suatu ilmu yang membantu mengkaji
konsep penentuan tujuan politik dan bagaimana mencapai tujuan dari politik serta segala konsekuensi yang
ada di dalamnya. Selain itu ilmu politik juga mempelajari tentang pemerintahan dalam segala macam bentuk
serta aspek-aspek yang ada di dalamnya, baik itu secara teoritis maupun secara praktis. Dalam ruang lingkup
ilmu politik juga memiliki beberapa cabang. Beberapa diantaranya adalah seperti filsafat politik, ekonomi
politik atau sejarah pemerintahan.
Pengertian Politik Menurut Para Ahli
1. Andrew Heywood, politik adalah kegiatan suatu bangsa yang memiliki tujuan untuk bisa membuat,
mempertahankan serta mengamandemen peraturan umum yang bisa mengatur suatu kehidupan. Hal
ini juga berarti jika politik tidak bisa lepas dari gejala konflik dan kerja sama.
2. Teori klasik Aristoteles. Menurut Teori klasik Aristoteles, politik adalah suatu usaha yang dilakukan
oleh warga guna mewujudkan kebaikan bersama.
3. Max Weber, politik adalah suatu sarana perjuangan yang digunakan untuk melaksanakan politik.
Politik juga bisa diartikan sebagai perjuangan yang dilakukan untuk mempengaruhi pendistribusian
suatu kekuasaan, baik itu di antara negara maupun diantara hukum dalam suatu negara.

Ciri-ciri Sistem Politik


1. Sistem Politik Memiliki Unit dan Batasan. Contoh unit yang bisa menggerakkan suatu sistem politik
adalah seperti legislatif, eksekutif, yudikatif, partai politik, lembaga masyarakat sipil dan lain
sebagainya.
2. Memiliki Input dan Output di Dalamnya.
3. Memiliki Tingkat Diferensiasi
4. Adanya Integrasi

b. Karakteristik dan Ruang Lingkup Hukum dan Politik


Ruang lingkup atau wilayah kajian hukum dan politik sebagai berikut:
1) Proses penggalian nilai-nilai dan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat oleh penyelenggara negara
yang berwenang merumuskan politik hukum.
2) Proses perdebatan dan perumusan nilai – nilai dan aspirasi tersebut ke dalam bentuk sebuah rancangan
perundang-undangan oleh penyelenggara negara yang berwenang merumuskan politik hukum.
3) Penyelenggara negara yang berwenang merumuskan dan menetapkan politik hukum.
4) Peraturan perundang-undangan yang memuat politik hukum.
5) Faktor – faktor yang mempengaruhi dan menentukan suatu politik hukum, baik yang akan datang dan
telah ditetapkan.
6) Pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan yang merupakan implementasi dari politik hukum suatu
negara.
c. Tujuan dan Fungsi Politik
Tujuan Politik
Adanya politik tentunya juga memiliki tujuan-tujuan tertentu yang harus dicapai. Dilihat secara umum ada
beberapa tujuan politik seperti yang dijelaskan di bawah ini.
1. Politik bisa digunakan untuk mengupayakan suatu kekuasaan yang ada di masyarakat dan
pemerintah bisa diproses, dikelola dan diterapkan sesuai dengan norma maupun hukum yang ada.
2. Politik bisa digunakan untuk membuat suatu kekuasaan yang ada di masyarakat dan pemerintah
dapat memperoleh, mengenal dan menerapkan demokrasi secara menyeluruh.
3. Terakhir, politik bisa digunakan untuk menerapkan dan mengelola politik yang ada di masyarakat
dan pemerintah sesuai dengan kerangka guna mempertahankan prinsip negara.
Setelah mengetahui tujuan politik secara umum ada tujuan politik Indonesia seperti penjelasan yang ada di
bawah ini.
1. Politik bisa digunakan untuk melindungi hak semua warga negara Indonesia tanpa ada pengecualian
serta menjaga pelaksanaan kewajiban dengan melaksanakan pemerintahan untuk bisa mengatur
keamanan.
2. Politik Indonesia memiliki tujuan untuk bisa mensejahterakan kehidupan seluruh masyarakat yang
ada di negara Indonesia.
3. Politik bisa digunakan untuk memastikan terlaksanakannya sistem pendidikan dengan tujuan
memajukan bangsa dan negara.
4. Politik bisa menjaga keamanan dan perdamaian serta mewujudkan kehidupan sosial yang seimbang,
baik itu di dalam maupun di luar negeri.
Fugsi Politik
1) Fungsi Sosialisasi Politik
Sosialisasi Politik merupakan suatu cara untuk memperkenalkan nilai-nilai politik, sikap-sikap dan etika
politik yang berlaku atau yang dianut oleh suatu negara.
2) Fungsi Rekrutmen Politik
Rekrutmen Politik adalah suatu proses seleksi atau rekrutmen anggota-anggota kelompok untuk mewakili
kelompoknya dalam jabatan-jabatan administratif maupun politik.
3) Fungsi Komunikasi Politik
Komunikasi Politik adalah salah satu fungsi yang dijalankan oleh partai politik dengan segala struktur yang
tersedia, mengadakan komunikasi informasi, isu dan gagasan politik.
4) Fungsi Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial adalah demensi vertical dari struktur social masyarakat, dalam artian melihat perbedaan
masyarakat berdasarkan pelapisan yang ada, apakah berlapis-lapis secara vertical dan apakah pelapisan
tersebut terbuka atau tertutup.
c. Hubungan Hukum dan Politik dengan Ilmu-ilmu Sosial lainnya
Hubungan Hukum dan Politik dengan Ilmu Sosial lainnya karena Hukum adalah salah satu ilmu yang
penting dan erat hubungannya dengan berbagai ilmu yang ada. Dalam pembentukan hukum, diperlukan
berbagai pendekatan dengan ilmu lainnya khususnya ilmu sosial. Berikut hubungan antara ilmu hukum
dengan beberapa ilmu sosial lainnya. Dan Politik sendiri juga sangat berhubungan erat dengan ilmu-ilmu
sosial lainnya, karena ilmu hukum dan politik mempelajari gejala-gejala sosial lainnya yang selalu berubah.
Atau juga mempelajari manusia sebagai makhluk sosial yang bisa rasional tetapi juga irasional.
a. Ilmu hukum dengan Ilmu politik. Dalam hal pemerintahan pasti akan dijumpai adanya politik. Hukum
dibuat oleh pemerintah, dimana hukum dibuat untuk dilaksanakan dandi taati. Dalam hal ini akan tampak,
bahwa pemerintah adalah kekuasaan dan didalamnya terdapat politik yang bermain didalamnya. Dan dalam
perpolitikan, hukum hadir untuk mengatur jalannya perpolitikan yang ada.
b. Ilmu Hukum dengan Ilmu antropologi. Hubungan antara ilmu hukum dengan antropologi tidak dapat
dilepaskan karena antropologi membantu untuk menjelaskan tentang kerja dari kehidupan masyarakat
sebagai satu kesatuan budaya. Hukum memang tidak dapat dilepaskan, karena menurut ilmu antropologi
hukum, hukum berasal dari pemikiran manusia satu dan berkembang menjadi suatu kebudayaan atau adat
hingga menjadi hukum yang disahkan.
c. Ilmu hukum dengan ilmu psikologi. Ilmu hukum adalah ilmu yang mempelajari dan membahas
bagaimana mencapai kebenaran dan keadilan yang mana sangat terkait dengan psikologi karena keadilan
dan kebenaran adalah hal yang sangat subjektif dan bersifat psikologis. Dalam praktik hukum, akan
melibatkan unsur psikologi untuk mencapai suatu kebenaran dan keadilan yang sesungguhnya.
d. Ilmu Hukum dengan ilmu hukum tata negara Dalam pelaksanaan tata negara, selain belajar tentang sistem
pelaksanaan tata negara juga mempelajari hukum yang berlaku dalam pelaksanaan tersebut. Karena, untuk
mengatur jalannya tata negara, ada hukum yang berlaku. Sehingga pelaksanaan tete negara tidak terhambat
dan tertib dalam pelaksanaannya.
Politik sangat berhubungan erat dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, karena ilmu hukum dan politik
mempelajari gejala-gejala sosial lainnya yang selalu berubah. Atau juga mempelajari manusia sebagai
makhluk sosial yang bisa rasional tetapi juga irasional.
1) Hubungan ilmu politik dengan ilmu hukum. Sejak dulu ilmu hukum sangat erat kaitannya dengan ilmu
politik, karena mengatur dan melaksanakan undang-undang merupakan salah satu kewajiban negara
yang penting. Ahli hukum melihat negara semata-mata sebagai lembaga atau organisasi hukum, maka
ahli ilmu politik lebih selain cenderung menganggap negara sebagai system of controls, juga memandang
negara sebagai suatu asosiasi atau sekelompok manusia yang bertindak untuk mencapai beberapa tujuan
bersama.
2) Hubungan ilmu politik dengan ilmu antropologi. Antropologi mempelajari pengertian-pengertian dan
teori-teori tentang kedudukan serta peranan satuan-satuan sosial budaya yang lebih kecil dan sederhana
dalam masyarakat, Sedangkan ilmu politik lebih memusatkan pada kekuasaan dan kebijakan dengan
memahami struktur sosial pada masyarakat.
3) Hubungan ilmu politik dengan ilmu sejarah. Sejarah banyak menyumbangkan fakta-fakta masa lampau
untuk diolah dalam ilmu politik lebih lanjut. Perbedaan antara ahli sejarah dengan politik, sebenarnya
bahwa ahli sejarah selalu meneropong masa lampau yang menjadi sasarannya, sedangkan dalam ilmu
politik sasarannya lebih ditekankan pada masa sekarang dan ke depan atau future oriented (Meriam
Budiardjo, 2000: 17).
4) Hubungan ilmu politik dengan ilmu ekonomi. Politik juga berhubungan erat dengan ilmu ekonomi,
dimana prinsip yang tercakup dalam ilmu ekonomi akan diadopsi oleh ilmu politik yakni pengambilan
kebijakan dalam sistem politik yakni bertujuan untuk kemakmuran ekonomi dalam pembangunan suatu
masyarakat.
5) Hubungan ilmu politik dengan ilmu psikologi. Psikologi sosial adalah pengkhususan psikologi yang
mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dan masyarakat, khususnya faktor-faktor yang
mendorong manusia untuk berperan dalam ikatan kelompok atau golongan. Dengan demikian psikologi
sosial mempengaruhi suatu hasil keputusan dalam kebijaksanaan politik dan kenegaraan dengan
memperhatikan sikap dan tindakan-tindakan sosial masyarakat yang melahirkan tuntutan-tuntutan
terhadap kebijakan politik suatu pemerintahan.
e. Konsep-Konsep Hukum dan Politik
Politik Hukum di lihat dari pengertian berdasarkan istilah yang digunakan, adalah suatu kegiatan
berdasarkan kekuasaan dalam negara berupa pengambilan keputusan, membuat kebijaksanaan, dan
melakukan pembagian mengenai penentuan tujuan dan melaksanakan tujuan hukum tertulis dan hukum
tidak tertulis. Politik hukum adalah kebijaksanaan negara mengenai hukum ideal (yang dicita-citakan) pada
masa mendatang dan yang diwujudkan di dalam ketentuan hukum yang ada pada saat ini dan pada masa
yang akang datang.
Konsep Politik
1. Klasik. Politik memiliki konsep klasik, dimana politik tersebut akan digunakan oleh masyarakat untuk
bisa mencapai suatu kebaikan bersama yang didalamnya dianggap memiliki nilai moral yang lebih tinggi.
Selain itu kepentingan umum kerap diartikan sebagai bentuk tujuan moral atau nilai ideal yang memiliki
sifat abstrak seperti keadilan, kebenaran dan juga kebahagiaan. Konsep politik klasik dinilai kabur seiring
banyaknya penafsiran tentang kepentingan umum. Kepentingan umum juga bisa diartikan sebagai general
will, will of all dan juga kepentingan mayoritas.
2. Kelembagaan. Menurut Max Weber, politik merupakan segala sesuatu yang berkaitan langsung dengan
penyelenggara negara. Ia melihat negara dari sudut pandang yuridis formal yang juga status. Negara
dianggap memiliki suatu hak monopoli kekuasaan fisik yang paling utama. Akan tetapi konsep ini hanya
bisa diberlakukan bagi negara modern. Negara modern sendiri merupakan suatu negara yang sudah memiliki
diferensiasi serta spesialisasi peranan. Lalu negara modern juga sudah memiliki batas wilayah yang lebih
pasti serta penduduknya tidak nomaden atau berpindah-pindah tempat.
3. Kekuasaan. Yang mana menurut Robinson, politik merupakan suatu kegiatan untuk mencari dan
mempertahankan sebuah kekuasaan atau suatu kegiatan yang menentang pelaksanaan kekuasaan. Kekuasaan
di sini memiliki arti suatu kemampuan seseorang yang bisa memberikan pengaruh kepada orang lain. Baik
itu tentang pola pikir ataupun perbuatan yang bisa membuat orang lain berfikir dan bertindak sesuai dengan
orang yang memberikan pengaruh tersebut. Konsep politik kekuasaan memiliki kelemahan di dalamnya
yaitu tidak dapat membedakan konsep beraspek publik dan juga non politik. Selain itu konsep kekuasaan
juga merupakan salah satu konsep yang ada di dalam ilmu politik yang masih ada konsep ideologi,
legitimasi serta konflik.
4. Fungsionalisme. Menurut David Easton memiliki pendapat jika politik merupakan alokasi dari nilai-nilai
secara otoritatif. Nilai-nilai otoritatif tersebut memiliki dasar kewenangan serta mengikat masyarakat.
Sedangkan menurut Harold Lasswell, politik adalah who gets, what gets, when gets dan how gets nilai.
Selain itu politik juga digunakan sebagai perumusan serta pelaksanaan kebijakan umum. Konsep politik
fungsional juga memiliki kelemahan yaitu pemerintah hanya bisa ditempatkan sebagai sarana dan juga wasit
terhadap persaingan antara berbagai macam kekuatan politik. Hal ini dilakukan untuk bisa mendapatkan
nilai terbanyak dari kebijakan umum yang ada tanpa perlu memperhatikan kepentingan pemerintah itu
sendiri.
5. Konflik. Konsep ini bisa diartikan sebagai politik merupakan suatu kegiatan yang bisa memberikan
pengaruh terhadap perumusan sekaligus kebijakan umum dalam rangka usaha untuk mempengaruhi,
mendapatkan serta mempertahankan suatu nilai. Maka dari itu kerap terjadi suatu perdebatan dan juga
pertentangan dari berbagai macam pihak. Yang mana perdebatan dan pertengkaran tersebut semata-mata
untuk memperjuangkan serta mempertahankan suatu nilai. Kelemahan dari konsep konflik adalah tidak
semua konflik memiliki dimensi politik.
Lima poin di atas merupakan penjelasan terhadap beberapa konsep dalam politik. Seperti yang dijelaskan
jika ada beberapa konsep yang memiliki kelebihannya masing-masing.
2) Konsep Hukum
Radbruch (1950: 148) membedakan dua jenis konep hukum yakni konsep yuridis relevan (legally relevant
consept) dan konsep hukum asli (genuine legal concepts).[1] Konsep hukum asli selanjutnya disebut sebagai
konsep hukum. Konsep yuridis relevan merupakan konsep komponen aturan hukum khususnya konsep yang
digunakan untuk memaparkan situasi fakta dalam kaitannya dengan ketentuan undang-undang yang
dijelaskan dengan interpretasi, misalnya konsep fakta seperti benda membawa pergi atau mengambil, tujuan
atau maksud (intensi). Sementara konsep hukum (genuine legal concepts) adalah konsep konstruktif dan
sistematis yang digunakan untuk memahami sebuah aturan hukum (misalnya konsep hak, kewajiban,
hubungan hukum, lembaga hukum, perikatan, perkawinan, waris dan jual beli).

f. Teori-teori ilmu politik


Teori politik adalah bahasan dan generalisasi dari fenomena yang bersifat politik. Dengan kata lain teori
politik adalah bahasan atas, a) tujuan dari kegiatan politik, b) cara-cara mencapai itu, c) kemungkinan dan
kebutuhan yang ditimbulkan situasi politik yang tertentu dan d) kewajiban-kewajiban yang diakibatkan oleh
tujuan politik itu. Konsep-konsep yang dibahas dalam teori politik mencakup antara lain, masyarakat, kelas
sosial, negara, kekuasaan, kedaulatan, hak dan kewajiban, kemerdekaan, lembaga-lembaga negara,
perubahan sosial, pembangunan politik, modernisasi dan lain sebagainya. (Budiharjo, 1992:30)
A. Teori-teori yang mempunyai dasar moril dan menentukan norma-norma politik. Karena adanya unsur
norma-norma dan nilai, maka teori-teori ini boleh dinamakan valuitonal (mengandung nilai). Yang termasuk
golongan ini antara lain filsafat politik, teori politik sistematis, ideologi dan sebagainya.
B. Teori-teori yang menggambarkan dan membahas fenomena dan fakta-fakta politik dengan tidak
mempersoalkan norma-norma atau nilai. Teori-teori ini dapat dinamakan nonvalutional, biasnya bersifat
deskriptif dan komparatif dan berusaha untuk membahas fakta-fakta kehidupan politik sedemikian rupa
sehingga dapat disistematisir dan disimpulkan dalam generalisasi-generalisasi.
Teori-teori dari kelompok A diatas dapat dibagi lagi kedalam tiga golongan :
a. Filsafat Politik. Filafat politik mencari penjelasan yang berdasarkan ratio. Ia melihat jelas adanya
hubungan antara sifat dan hakikat dari alam semesta dengan sifat dan hakikat dalam kehidupan politik
didunia. Pokok fikiran dari filsafat politik ialah bahwa persoalan-persoalan yang menyangkut alam semesta
seperti metaphysika dan epistimologi harus dipisahkan dulu sebelum persoalan politik sehari-hari yang kita
alami ditanggulangi.
b. Teori Politik Sistematis. Teori-teori ini tidak memajukan pandangan-pandangan sendiri mengenai
metaphysika dan epistimologi, tetapi mendasarkan diri atas pandangan yang sudah lazim diterima pada masa
itu. jadi, Ia tidak menjelaskan asal-usul atau cara lahirnya norma-norma, tetapi hanya mencoba untuk
merealisasikan norma-norma itu dalam program politik. Teori politik semacam ini merupakan suatu langkah
lanjutan dari filsafat politik dalam arti bahwa ia langsung menerapkan norma- norma dalam kegiatan politik.
c. Ideologi Politik. Ideologi politik adalah himpunan nilai-nilai, ide, norma-norma, kepercayaan dan
keyakinan yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang, atas dasar mana ia menentukan sikapnya
terhadap kejadian dan problematika politik yang dihadapinya dan yang menentukan pola tingkah laku
politiknya.

Anda mungkin juga menyukai