Anda di halaman 1dari 23

HUKUM ADAT

HUKUM DAN HUKUM ADAT

PENGERTIAN HUKUM
ADAT
SUDUT BAHASA
ISTILAH TEKNIS YURIDIS
PANDANGAN PARA SARJANA

KAIDAH ?

INDIVIDU
POLA TINGKAH LAKU
KAIDAH
LEMBAGA SOSIAL

KETAATAN TERHADAP
KAIDAH
KESADARAN HUKUM
SANKSI

LEMBAGA SOSIAL

HUKUM

ISTILAH TEKNIS YURIDIS

PENEMUAN HUKUM ADAT


Kesadaran Barat
1.
2.
3.
4.

Tahun 1500 1800 Hukum Adat masih


dalam artian sempit.
Tahun 1783 1865 orientasi pertama di
lapangan Hukum Adat.
Tahun 1865 1900 Hukum Adat Masih
ditafsirkan keliru.
Sesudah tahun 1900 Hukum adat diselidiki
secara sistematis dan menjalankannya
dalam perundang-undangan,
pemerintahan dan peradilan. Hukum adat
dalam istilah ilmu pengetahuan hukum
sebagai diketemukan

Kesadaran Timur
1.

2.

3.

Dimulai tahun 1918 orang Indonesia


menyadari hukum adat sebagai hukum
sendiri yang paling baik untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Hukum adat diketemukan sebagai
hukum yang memang ada dan hidup
ditengah tengah rakyat, dihayati secara
langsung setiap hari dan dipergunakan
dalam menyelesaikan setiap persoalan
yang terjadi di masyarakat.
Hukum adat sebaiknya disampaikan
dengan alam pikiran timur (wawasan
Nusantara) dan menjadi dasar alam pkir
kesadaran Nasional mengenai hukum
adat, sehingga kita dapat membina
kebudayaan nasional yang senafas dan
seirama dengan kepribadian bangsa kita
sendiri.

BERBAGAI ISTILAH HUKUM ADAT


DALAM PERUNDANG-UNDANGAN
HINDIA BELANDA
Dalam A.B. (Algemene Bepalingen van

Wetgeving) pasal 11 dipakai istilah


Godsdientige Wetten, Volksinstellingen En
Gebruiken Peraturan-perturan keagamaan,
lembaga-lembaga Rakyat dan kebiasaankebiasaan).
Dalam R.R. 1854 pasal 75 ayat 3: Godsdientige
Wetten, Instellingen En Gebruiken
(Peraturan-perturan Keagamaan, Lembagalembaga dan kebiasaan).
Dalam I.S. (Indische Staatsregeling = Peraturan
Hukum Negara Belanda semacam UUD bagi
Hindia Belanda) pasal 128 ayat 4: Instellingen

Dalam I.S. pasal 131 ayat 2, sub b: Met Hunne

Godsdienten en Gewoonten Samenhangende


Rechts Regelen (Aturan-aturan hukum yang
berhubungan dengan agama-agama dan
kebiasan-kebiasaan mereka.
Dalam R.R. 1854 pasal 78 ayat 2: Godsdientige
Wetten en Oude Herkomsten (Peraturanperaturan keagamaan dan naluri-naluri).
S. 1929 No. 221 jo. 487: Adat-Recht (Hukum
Adat) Iman Sudiyat, 1981:1 2)

Ajaran Situation

Gebundenheid (Karl Manheim)


Ajaran Historische Bepalheid
(Hora Sicana)

Teori Receptio In Complexu (Salmon Keyser

dan Van Den Berg)


Teori Receptio sebagian (Van Vollenhoven)
Komentar atas teori Van Vollenhoven teori
iblis (Hazairin)

PANDANGAN PARA SARJANA

VAN VOLLENHOVEN
Adatrecht
Keseluruhan aturan tingkah laku positif, yang disatu pihak

mempunyai sanksi (hukum) dan dipihak lain dalam


keadaan tidak dikodifikaskan (adat)
Unsur-unsur:
Keseluruhan aturan tingkah laku (bagian asli, bagian

yang berasal dari agama, bagian tertulis dan bagian


asing).
Positif (formalisme prosedural).
Mempunyai sanksi (introduksi pengertian hukum barat
4 konsep norma dan membedakan mana hukum dan
yang bukan hukum.
Dalam keadaan tidak dikodifikasikan (pembukuan
hukum: sistematis, lengkap, bulat dan tuntas)

Ter Haar Bzn


Beslissingenleer (ajaran keputusan)
Introdusir pemikiran Common Law System

dengan penyesuaian dan indikator


pembeda hukum dan bukan hukum dengan
konsep yang didasarkan pada ajaran
keputusan. Perlu diingat perbedaan antara
sistim :Precedent di Inggris dengan Sistim
Yurisprudensi yang dianut di Indonesia

BINGKAI SISTIMATIKA HUKUM ADAT


(Pendapat Van Vollenhoven dan Ter Haar)
Kesadaran bahwa mereka adalah orang belanda (orang asing).
Tidak paham aspek substansial (falsafah) dari Hukum Adat.
Pemikirannya diformat dalam suatu bingkai (pigura) suatu

sistimatika hukum adat.


Aspek isinya (substansialnya) diserahkan pada orang (sarjana)
Indonesia sendiri.
Tiap-tiap hukum merupakan suatu sistem, yaitu peraturanperaturannya merupakan suatu kebulatan berdasar atas
kesatuan alam pikir;begitu pula Hukum Adat.
Untuk memahami Hukum Adat orang harus menyelami alam
pikiran yang hidup di dalam masyarakat Indonesia.
Masyarakat Adat bersifat Kolektivistis.
Masyarakat Barat bersifat rasionalistis dan individualistis.

SISTIMATIKA HUKUM ADAT


VAN VOLLENHOVEN

B. TER HAAR, Bzn.

Meneliti masyarakat Minangkabau

Meneliti masyarakat Jawa

Masyarakat Genealogis

Masyarakat Teritorial

(Ketunggalan Silsilah)

(Ketunggalan Wilayah)

1.

Bentuk susunan persekutuan hukum di


lapangan rakyat: desa, nagari, negara,
huta, kuria, marga.

1.

Lukisan dasar-dasar susunan rakyat


(Volks Ordering).

2.

Hukum Family

2.

Dasar-dasar sistim hukum tanah dan


perbuatan hukum yang berhubungan
dengan tanah.

3.

Hukum Perkawinan

3.

Dasar-dasar hukum utang piutang dan


dasar-dasar hubungan antara satu
dengan lainnya

4.

Hukum Waris

4.

Hukum Family

5.

Hukum Tanah dan Air

5.

Hukum Perkawinan

6.

Hukum Harta Benda lain daripada Tanah


dan Air (hukum utang piutang).

6.

Hukum Waris

7.

Hukum Pelanggaran

7.

Hukum Adat Pelanggaran (Delik Adat)

DJOJODIGOENO
Hukum adalah suatu karya masyarakat tertentu
yang bertujuan tata yang adil dalam tingkah
laku dan perbuatan orang, dalam perhubungan
pamrihnya, serta kesejahteraan masyarakat itu
sendiri yang menjadi substratumnya
(dasarnya/alasnya)

UNSUR-UNSUR:
Karya masyarakat tertentu
Hukum adalah budaya, ubi societas ibi ius,
Volkgeist/geestestruktuur.

Yang bertujuan tata yang adil


Nilai antinomi, orientasi tata, kepastian hukum, tetapi utamakan
adil.

Dalam tingkah laku dan perbuatan orang


Konsep tingkah laku dan konsep perbuatan, serta konsep orang.

Dalam perhubungan pamrihnya


Hukum tidak menyentuh aspek guyub (gemeinschaft dan
gesselschaft).

Serta kesejahteraan masyarakat itu sendiri yang

menjadi substratumnya.
Prinsip hukum adat adalah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakatnya.

CAKUPAN HUKUM
RANGKAIAN UGERAN

1. Perundang-undangan.
2. Yurisprudensi.
3. Keputusan pejabat kekuasaan
Lainnya, serta keputusan
Kekuasaan yang tertinggi dari
Negara perang, perjanjian,
Perdamaian.

BUKAN
RANGKAIAN UGERAN

1. Tingkah laku adat kebiasaan.


2. Keputusan rakyat melalui
lembaga-lembaga kemasyaraKatan, yaitu: rukun kampung,
Lembaga pelayatan yang menJadi adat kebiasaan.
3.
Pemberontakan.

HUKUM
Merupakan ugeran

Paradigma Hukum

IUS
CONSTITUENDUM

IUS
CONSTITUTUM

NILAI
ABSTRAK
ASAS-ASAS
NORMA
PERBUATAN

KONKRIT

IUS
CONSTITUENDUM

NILAI
ABSTRAK
ASAS-ASAS

IUS
CONSTITUTUM

KONKRIT
PERBUATAN

Hukum bukan dilafalkan oleh peraturan


Hukum positif, dalam arti hukum yang berlaku

pada waktu tertentu dalam suatu masyarakat


tertentu
Hukum yang berlaku kini dan disini, hic et nunc
adalah : ius constituendum, dan bukan ius
constitutum
Ius constitutum hanya merupakan berkas saja
(mayat, layon teori), merupakan pernyataan
waktu yang lampau
Hukum sebagai gejala masyarakat, yang
bergerak dinamis (social change)
Konsep living law (hukum yang hidup) dan
implisit law.

Anda mungkin juga menyukai