Ondoafi
Khoselo/ Khoselo/
Clan Clan
Tanah Tanah
Ulayat Suku Ulayat Suku
Tanah
Tanah Uayat Tanah Ulayat
Ulayat
Rajo Rajo
Rajo
Struktur Kepemimpinan Masyarakat
Hukum Adat
Ondoafi juga dibantu oleh empat kepala Klan
kecil (Iymea) yang disebut sebagai Khoselo, dan
berfungsi dalam 4 fungsi, yaitu bidang
Religi/Spiritual (Wakuyaw), Keamanan dan
Perang (Flaime), Kesejahteraan (Endafu), Duta
Besar Kampung (Kandai Makolone).
fungsi pendamping tersebut terdiri dari Penasehat
(Abu Afaa – Alafo Nolofa), Urusan
Kerumahtanggaan (Abu Afaa – Meakhban
Nolofa), Juru Bicara (Abu Akho), Pembantu
Umum (Waijowa).
Wewenang Ondoafi: (Mansoben : 1995)
(a) memberikan izin bagi rakyatnya yang ingin
mencari nafkah di hutan, dusun sagu, atau
danau;
(b) menggunakan dan memanfaatkan
sumberdaya alam milik kampung;
(c) mengadakan pengawasan terhadap eksploitasi
suberdaya alam agar tidak berlebihan;
(d) mengawasai setiap warga masyarakat agar
tidak melanggar batas-batas hak Iymea-nya dan
kampung lain. (Mansoben : 1995)
Tugas dan kewajiban Khoselo
Pertama: Sebagai pemimpin yang mempunyai
wewenang penuh untuk mengatur perkawinan
setiap anak laki-laki dan perempuan yang
menjadi warganya, seorang Khoselo harus
membayar dan mengatur proses pemberian
maskawin setiap anak laki-laki dari Iymea-nya
yang melakukan perkawinan. Selain itu, dia
berkewajiban untuk mengatur penggunaan
maskawin yang diterima dari perkawinan anak-
anak gadis dari Iymea-nya.
Tugas dan kewajiban Khoselo
Kedua: Dalam hal pengaturan
pemanfaatan sumberdaya alam, Khoselo
berhak memberi izin atau melarang setiap
upaya untuk memanfaatkan atau
mengeksploitasi tanah dan hutan,
termasuk juga dusun-sagu sagu yang
menjadi milik dari Iymea-nya demi
kesejahteraan bersama seluruh warganya.
Tugas dan kewajiban Khoselo
Ketiga: Khoselo juga bertugas untuk memimpin
upacara-upacara adat, seperti upacara kematian,
perkawinan dan inisiasi, yaitu upacara yang
dimaksudkan untuk mempersiapkan generasi penerus
dalam melakukan peperangan. Akan tetapi untuk saat
ini upacara tersebut sudah tidak dilakukan lagi, karena
dianggap sudah tidak diperlukan lagi. Di beberapa
kampung di Sentani, upacara inisiasi ini sudah tidak
dilakukan sejak terjadinya pembakaran terhadap
rumah-rumah tempat upacara inisiasi (Kombo) tersebut,
karena sudah diterimanya agama Nasrani pada akhir
1928 sebagai pegangan spiritual masyarakat.
Tugas dan Kewajiban Khoselo
Keempat: Sebagai seorang hakim dalam
peradilan yang terjadi di dalam Iymea-
nya, seorang Khoselo bertugas untuk
mengadili dan memberi putusan atas
perkara yang terjadi diantara warganya.
Kelima: Untuk menjaga kesuburan tanah
dan kekayaan alam di wilayah
kekuasaannya, seorang Khoselo biasa
menggunakan kekuatan magic (Pulo).
Konsep Keluarga
Pertama: Adalah rumah tempat tinggal satu
keluarga.
Kedua: Konsep tersebut adalah sinonim dari
keluarga inti, yaitu satu kesatuak kecil yang
berbentuk keluarga dan terdiri dari suami istri
serta anak-anak yang belum berkeluarga.
Ketiga: Konsep tersebut mengandung pengertian
klan kecil, yaitu gabungan dari keluarga inti yang
dapat secara jelas menunjukkan asal keturunannya
secara partilineal darai nenek moyang yang sama.
Ondhoafi dalam Penguasaan tanah
Ondoafi bertanggungjawab atas segala perilaku terkait
dengan hak atas tanah bagi setiap jalinan kekerabatan
yang bersatu di bawah naungannya. Setiap satuan
kekerabatan mempunyai hak untuk memanfaatkan
tanah adat sebagai sumber penghidupan dan tempat
untuk membangun rumah.
Seluruh luas tanah yang menjadi tanggungjawab
seorang Ondoafi dibagi peruntukannya berdasarkan
tipologi dan bentuk pemanfaatan yang sesuai atas
tanah tersebut yang terdiri dari areal pemukiman
penduduk, areal perburuan, dusun sagu dan
pemanfaatan umum lainnya
Khoselo terkait dgn Tanah
Ondoafi membagi tanah-tanah yang ia
kuasai kepada setiap Kepala Klan
(Khoselo) sesuai dengan fungsi dan
kedudukannya dalam struktur
pemerintahan adat. Dengan dimikian
Khoselo lah yang berhak untuk membagi-
bagikan tanah tersebut kepada warga di
tingkat Klan kecil yang kemudian
dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup
bersama.
Bentuk-bentuk Penguasaan Tanah
Tanah Kampung (Yo Khani) dimiliki
seluruhnya oleh Ondoafi, sedangkan
masyarakat hanya berhak untuk memakai
dan memanfaatkan tanah tersebut.
Tanah-tanah yang secara langsung dikuasai
oleh Ondoafi itu biasa disebut sebagai Yo
Kla, yaitu tanah-tanah yang dimanfaatkan
secara komunal yang terdiri dari gunung,
sungai, hutan perburuan, dusun sagu dan
areal untuk berkebun masyarakat.
Penguasaan tanah Oleh Ondoafi.
hak kepemilikan Ondoafi bukan berarti secara mutlak
dan sepenuhnya, karena hak tersebut bukanlah hak
pribadi, tapi hak yang menempel pada jabatan sebagai
Ondoafi yang diwariskan secara turun-temurun di
dalam tradisi kepemimpinannya yang patrilineal.
Oleh karena itu hak kepemilikan seorang Ondoafi atas
Yo Khani sangat terkait erat dengan tugas-tugas dan
kewajibannya sebagai pemimpin yang harus
melindungi, mengayomi, menjaga kedamaian hidup
bersama, dan memberi nafkah kepada janda-janda dan
anak-anak yatim, serta menjamin kesejahteraan seluruh
warga masyarakatnya.
Tanah Ulayat untuk Kepentingan Umum
Anggota Warga MHA
• Clan • Cla
Kebun/
n
Dusun Sagu Ladang
Bersama
Upara
Tempat
Adat/Para-
Berburu
para, dll
• Clan • Cla
n
Pasal 2 ayat (4) UUPA
Hak menguasai dari Negara tersebut di
atas pelaksanaannya dapat dikuasakan
kepada daerah-daerah Swatantra dan
masyarakat-masyarakat hukum adat,
sekedar diperlukan dan tidak
bertentangan dengan kepentingan
nasional, menurut ketentuan-ketentuan
Peraturan Pemerintah.
Pasal 5 tentang Hukum Adat
• Pemilikan: penemuan,
pembagian
• Pewarisan: Kolektif, Mayorat
Hak-Hak
dan Individual; Harus
Terjadinya dipehatikan pula Macam harta,
tempat dimana harta berada,
Hak
Kebendaan bentuk perkawinan pewaris,
Agama yg dianutnya
• Transaksi: bersifat sementara
dan Tetap/selamanya dan/atau
bagi hasil
• Hak Ulayat;
Macam • Hak Milik
Hak • Hak Pakai
Azas Universal Hukum Adat: D. D.
Sudradjat, Asas dan penggolongan Hukum Benda, 2019, hlm 294.