Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5. No.

2 Maret 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

Studi Rekognisi Masyarakat Adat Di Amerika Dan Indonesia

Jasardi Gunawan
Prodi Ilmu Pemerintahan, Institut Ilmu Sosial Budaya Samawa Rea
Email Korespondensi: jasardiprbadiku467@gmail.com

Abstrak. Dalam Undang-undang nasional, eksistensi masyarakat adat telah mendapatkan


pengaturan tersendiri sebagai refleksi pemberlakukan pluralisme hukum di Indonesia. Dalam
Undang-Undang Dasar 1945, pengakuan dan penghormatan terhadap masyarakat adat tercantum
dalam pasal 18B ayat (2), pasal 28 I ayat (3). Dalam tingkatan undang-undang, eksistensi
masyarakat hukum adat diatur dalamUndang-undang No.5 Tahun 1960, Pasal 6 Undang-undang
No. 39 tahun 1999, Undang-Undang No. 41 tahun 1999, Undang-undang otonomi daerah No. 32
Tahun 2004, Undang-undang No.7 Tahun 2004, Undang-undang No. 4 Tahun 2009 dan Undang-
undang No. 6 Tahun 2014. Melihat pengaturan rekognisi masyarakat adat mengharuskan adanya
peraturan daerah atau Surat Keputusan Kepala Daerah sebagai syarat rekognisi masyarakat adat
menunjukan sistem hukum yang berlaku adalah civil law syistem. Sementara itu di Amerika
Serikat, masyarakat adat Navajo telah memiliki kewenangan untuk mengatur urusannya sendiri
di dalam wilayahnya, khususnya terkait dengan hak atas sumberdaya alam. Terdapat dua
kewenangan yang mereka miliki; Pertama, bagaimana mereka berwenang dalam mengeluarkan
peraturan dalam mengontrol sumber daya alam mereka; dan kedua, bagaimana mereka memiliki
hak untuk mendapatkan pembagian keuntungan yang adil atas sumber daya alam dan
akuntabilitas untuk setiap pelanggaran yang terjadi di wilayah mereka. Melihat pengaturan
rekognisi masyarakat adat di amerika yang menempatkan masyarakat adat pada ekstra konstitusi
sehingga masyarakat adat mandiri dalam mengatur dirinya sendiri menunjukan sistem sistem
hukum yang berlaku adalah ccommon law syistem

Kata Kunci : Rekognisi, Masyarakat Adat

PENDAHULUAN memenuhi hak-hak konstitusional warga


Negaraterbentuk dan dibentuk negaranya termasuk masyarakat adat.
berdasarkan sejarah tersendiri baik karena Perwujudan pengaturan hak
penyatuan diri beberapa daerah, pemisahan konstitusional masyarakat adat di Indonesia
diri, atau karena bentukan negara jajahan. telah dimuat dalam Undang-Undang Dasar
Indonesia terbentuk atas menyatunya Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun
daerah-daerah yang berbeda di seluruh 1945 (UUD NKRI 1945) dalam pasal 18B
Nusantara menjadi satu bangsa, satu bahasa ayat (2) yang berbunyi “ Negara mengakuai
dan satu tanah air. Daerah-daerah tersebut masyarakat hukum adat beserta hak-hak
termasuk kesatuan masyarakat adat yang tradisionalnya sepanjang masih hidup dan
menjadi syarat mutlak berdirinya Negara sesuai dengan perkembangan masyarakat
Indonesia. Indonesia sebagai akumulasi dari dan prinsip Negara Kesatuan Republik
kesatuan masyarakat adat dan daerah-daerah Indonesia, yang diatur dalam undang-
lain membentuk konstitusi sebagai hukum undang. Selain diatur dalam pasal 18B ayat
guna menjadi pijakan bernegara untuk (2) UUD NKRI 1945 juga diatur dalam,
menjaga, melindungi seluruh tumpah darah, Pasal 28I ayat (3), Pasal 32 ayat (1) dan (2)
UUD 1945.

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 220


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5. No. 2 Maret 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

Sementara itu di Amerika Serikat, 1999 tentang Kehutanan bertentangan


Dalam skema konstitusi di Amerika Serikat, dengan UUD NRI 1945. Para hakim
masyarakat adat memiliki kedaulatan yang Mahkamah Konstitusi mengakui bahwa
mandiri selain kedaulatan yang dimiliki untuk menentukan status hukum, MHA
pemerintah negara bagian dan federal. Saat sebagai subyek hukum tidak mudah.
ini, setidaknya terdapat 500 masyarakat adat Mengingat keanekaragaman hukum adat di
yang secara bertahap melaksanakan Indonesia begitu kompleks. Menentukan
kekuasaan mereka di bidang eksekutif, parameter masyarakat hukum adat bagi
legislatif, dan yudikatif. Lebih penting lagi, suatu tempat belum tentu cocok bagi
masyarakat adat tidak diwajibkan untuk kesatuan masyarakat hukum adat lainnya.
mematuhi Konstitusi Amerika Serikat dalam Karena itu, tidak mengherankan jika
membangun model pemerintahan dan penentuan syarat-syarat formal masyarakat
menentukan hukum yang berlaku bagi hukum adat perlu hati-hati.
mereka karena mereka merupakan pihak Lebih dari empat belas (14) UU
extraconstitutional. Nasional bersifat sektoral telah
memberikanjaminan yang sama akan
METODE PENELITIAN pengakuan terhadap hak-hak tradisional
Metode penelitian yang digunakan MHA, termasukdi dalamnya hak ulayat
dalam penelitian ini adalah penelitian tanah, hak ulayat air, hak ulayat hutan, hak
normative dengan menkaji teks peraturan ulayat atastempat mengembala, dan hak-hak
perundang-undangan terkait dengan objek tradisional lainnya. Misalnya, hak keturunan
yang diteliti dengan menggunakan dangelar adat, hak milik benda-benda
pendekatan statute approach, Conseptual keramat atau regalia, hak cipta dan Hak
appraoch dan comparative approach. AtasKekayaan Intelektual (HAKI) atas
karya dan hak cipta adat. Adapun UU
HASIL DAN PEMBAHASAN tersebutadalah UU No. 5 Tahun 1960
1. Sistem hukum Indonesia dalam tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok
Rekognisi Masyarakat Adat Agraria, UUNo. 4 Tahun 2009 tentang
Posisining rekognisi hak masyarakat Pertambangan Mineral dan Batubara, UU
hukum adat dalam Sistem hukum Indonesia No. 5 Tahun1990 tentang Konservasi
yang diatur dalam Konstitusi yang saat ini Sumber Daya Alam Hayati dan
masih berlaku sebagai amandemen terakhir Ekosistemnya, UU No. 7Tahun 2004
tahun 1999-2002 yaitu UUD NRI 1945. tentang Sumber Daya Air, UU No. 41 Tahun
Pasal 18B ayat (2) memuat pengaturan 1999 tentang Kehutanan,UU No 22 tahun
rekognisi hak masyarakat adat namun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, dan
Konstitusi ini belum menjadikan UU No 24 Tahun 2003tentang MK, UU No.
Masyarakat adat sebagai subjek hukum 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan
yang berdaulat atas ruang hidup, sumber Kehakiman, UU No. 14 Tahun1985 tentang
daya, dan identitasnya. MA RI, dan UU No. 32 Tahun 2004 tentang
Upaya rekognisi hak masyarakat adat Pemerintahan Daerah.Adapun hak-hak
dalam dinamikanya terlihat putusan tradisional masyarakat adat adalah hak
Mahkamah Konstitusi (MK) No 35/PUUX/ untuk menempati tanahulayat,
2012 yang menyatakan teritorialisasi menggembala, hak memiliki hutan adat, hak
wilayah hutan adat sebagai hutan negara mengambil ikan di sungai ataudanau, hak
yang diatur dalam UU Nomor 41 Tahun mengambil kayu bakar, hak berburu. Selain

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 221


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5. No. 2 Maret 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

itu, ada hak-hak yang terkaitdengan hak diatur dalam UU sektoral. Dalam kasus
kesenian, melukis, memahat, dan hak atas konflikpertanahan, terdapat 1400 kasus
keyakinan dan kepercayaan. sengketa agraria di Pengadilan Sumatera
Meskipun perubahan kebijakan politik Barat taksatu pun pihak masyarakat adat
dan hukum terhadap dimenangkan. Sama halnya dengan tanah
pengembanganmasyarakat hukum adat telah Hak UlayatNagari sekitar 100ha telah
terjadi, nasib masyarakat hukum adat sampai berpindah menjadi tanah Departemen
saat inibelum mengalami perubahan Kehutanan.
signifikan. Pertama, Pengakuan dan DasSeinterlihat bahwa ketidakadilan
penghormatanterhadap masyarakat hukum dan marginalisasi terhadap MHA selama
adat sebagaimana diatur dalam Pasal 18B periode kekuasaan Presiden Soeharto.
ayat (2) dan28I ayat (3) UUD 1945 belum Berbagai isu seputar agraria yang
dapat diimplementasikan, dan karena itu diperbincangkaan: konflik perebutan sumber
MHA belummemperoleh manfaat nyata. daya, privatisasi lahan, pengambilalihan
Kedudukan MHA yang bukan subyek tanah (land-grabbing), klaim-reclaiming dan
hukum (legalstanding) bukan saja tidak sebagainya, dalam perkembangannya telah
memiliki kewenangan untuk menguasai menyita perhatian gerakan sosial, intelektual
sesuatu hak milik,tetapi juga mereka tidak organik dan pengamat baik dalam dan luar
dapat berperkara di pengadilan. Padahal, UU negeri. Dalam lima kasus gugatan MHA
No. 24 Tahun2003 memberikan peluang nyaris tidak satupun ada yang dikabulkan.
pada MHA untuk dapat berperkara di Terkecuali ada kasus di Papua yang
MahkamahKonstitusi RI. dikabulkan, tetapi hal itu lebih dikarenakan
Kedua, ketidakjelasan kedudukan adanya penggantian legal standing dari
hukum MHA tersebut berakibat MHA menjadi perseorangan. Situasi ini
ketidakpastian hukum dan keadilan hukum telah memperparah hubungan antara
tidak dapat diperoleh. Hak-hak pemerintah pusat dan masyarakat hukum
konstitusionalMHA yang seharusnya dapat adat jika tidak memiliki kepastian hukum.
dimanfaatkan oleh warga masyarakat. Konflik vertikal maupun horizontal
Kondisi merekadalam bidang pendidikan, terus terjadi karena rekognisi masyarakat
bidang kebudayaan, di bidang pelayanan adat tidak dilakukan secara penuh dan
kesehatan,dan bidang sosial ekonomi efektif sehingga tidak telihat moral etik
umumnya terbelakang. Ketika MHA dalam muatan rekognisi hak masyarakat
memperjuangkanhak-hak konstitusional adat dalam konstitusi. Menurut Muhammad
mereka akibat kebijakan ekonomi nasional dahlan bahwa rekognisi hak MHA yang
seperti tanah-tanah adat mereka dikuasai efektif mengandung lima klasifikasi:
oleh pemilik modal domestik dan asing tidak rekognisi konstitusional atas perbedaan
dapatdicegah. Kebijakan pembangunan kultural (constitutional recognition of
nasional yang diselenggarakan di berbagai cultural diversity), rekognisi konstitusional
daerah,apakah karena pertambangan mineral atas hak menentukan nasib sendiri secara
gas, minyak dan batu bara lainnya, budaya (constitutional recognitionof
ataukahakibat tumpang tindih pengaturan cultural self determination), rekognisi
antara tanah-tanah adat dengan pihak konstitusional atas hukum adat
kehutanan,maka MHA yang terkalahkan. (constitutional recognition of customary
Padahal pengakuan dan penghormatan law), rekognisi konstitusional atas hak
terhadapMHA, secara tekstual telah jelas berpolitik (constitutional recognition of

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 222


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5. No. 2 Maret 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

politicalrights), serta rekognisi adalah penindasan (misrecognition is an


konstitusional atas hak mengklaim dan oppression).
berjuang untuk hak komunal atas tanah, Teori hukum positif yang digunakan
teritori dan sumber daya alam dalam penelitian ini berdasarkan pada sistem
(constitutional recognition of right to claim hukum dan sistem peraturan perundang-
and fight for collective rights oflands, undangan di Indonesia. Menurut Natabaya
teritories, and natural resources). sistem hukum Indonesia adalah suatu
Menurut Aidul Fitriciada Azhari, rangkaian konsepsi atau pengertian hukum
Rekognisi atau pengakuan tidak mengubah yang saling terkait dan tergantung, saling
norma yang hidup di masyarakat, melainkan pengaruh-mempengaruhi, yang terdiri atas
hanya menghormati dan melindungi norma perangkat peraturan-peraturan perundang-
yang sudah ada pada komunitas dan wilayah undangan, aparatur penegak hukum, dan
asalnya sesuai dengan asal usulnya. kesadaran hukum atau budaya hukum
Penguatan atas sistem yang telah ada dalam masyarakat Indonesia yang salingterpadu
masyarakat yang lebih diutamakan daripada (totalitas) yang unsur-unsurnya tidak dapat
membentuk sistem yang baru, ini dipisahkan satu sama lainnya yang
menunjukan bahwa rekognisi lebih semuanya dilandasi oleh falsafah Pancasila
mengarah pada konservasi atau pelestarian dan UUD Negara Republik Indonesia
tradisi yang sudah ada di dalam sistem Tahun1945.
kehidupan masyarakat. Dengan sisi yang Berdasarkan teori Honneth, politik
lebih dalam Aidul Fitriciada Azhari, rekognisi memiliki tiga ranah yang berbeda
mengatakan bahwa: namun saling berkaitan: cinta, hukum/hak,
Rekognisi pada dasarnya juga dan solidaritas yang masing-masing
mengubah tradisi menjadi hukum memiliki konturnya sendiri beserta jenis
posistif dengan cara ancaman yang berbeda pula. Di samping itu
memberlakukannya melalui norma juga, dalam Perjanjian Westphalia 1648
hukum positif. Dalam kaitan dengan selain mengakhiri Perang 30 tahun di
UUD 1945, rekognisi dilakukan daratan Eropa yang dipicu oleh Reformasi
terhadap satuan-satuan pemerintah oleh Marthin Luther di Jerman, juga
yang bersifat khusus atau istimewa, mengakhiri hegemoni politik Gereja
seperti pengakuan terhadap Katholik Roma atas Negara-negara di Eropa
keistimewaan Pemerintah Yogyakarta dan berbagai belahan dunia lainnya.
dan Aceh, serta pengakuan terhadap Perjanjian Westphalia mengedepankan dua
kesatuan-kesatuan masyarakat adat hal penting yang berkembang di Eropa
seperti terhadap sistem pemerintah waktu itu: (i) pengakuan Negara bangsa
desa di Jawa, nagari di Minangkabau, sebagai entitas paling berdaulat di hadapan
atau banjar di Bali (Pasal 18B UUD warga negaranya; dan bahwa (ii) Negara lain
1945). tidak berhak mencederai kedaulatan tersebut
Kajian filsafat yang menonjol dalam sebuah sistem internasional.
mengenai rekognisi diajukan oleh Hegel. Dalam konstitusi mengatur rekognisi
Pentingnya penerapan politik pengakuan hak masyarakat adat dengan pendekatan :
(politics of recognition) yang dapat menjadi 1. Pendekatan tata pemerintahan (pasal 18B
landasan bagi terciptanya kebersamaan di ayat (2))
antara berbagai budaya, kelompok etnis, ras Secara Konstitusioal pengaturan
dan agama. Sebab tak adanya pengakuan masyarkat adat sebelum amandemen

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 223


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5. No. 2 Maret 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

sering berdasar pada Penjelasan UUD suatu komunitas dapat diakui keberadaan
1945 Pasal 18 angka II yang berbunyi: sebagai masyarakat adat. Ada empat
“Dalam territoir Negara Indonesia persyaratan keberadaan masyarakat adat
terdapat lebih kurang 250 menurut Pasal 18B ayat (2) UUD 1945
zelfbesturende landchappen dan antara lain:
volksgetneenschappen, seperti desa a. Sepanjang masih hidup
di Jawa dan Bali, negeri di b. Sesuai dengan perkembangan
Minangkabau, dusun dan marga di masyarakat
Palembang dan sebagainya. Daerah- c. Prinsip Negara Kesatuan Republik
daerah itu mempunyai susunan asli, Indonesia
dan oleh karenanya dapat dianggap d. Diatur dalam undang-undang
sebagai daerah yang bersifat 2. Pendekatan HAM (pasal 28i (1) dan (2))
istimewa. Negara Republik Pengaturan terkait hak-hak
Indonesia menghormati kedudukan masyarakat adat diatur dalam Pasal 28I
daerah-daerah istimewa tersebut ayat (3) berbunyi:
dan segala peraturan negara yang “Identitas budaya dan hak
mengenai daerah-daerah itu akan masyarakat tradisional dihormati
mengingati hak-hak asal-usul daerah selaras dengan perkembangan
tersebut.” zaman dan peradaban.”
Dalam UUD NRI 1945 Pasal 18B Secara substansial, pola materi
ayat (2) merujuk kepada kesatuan- muatan dari Pasal 28I ayat (3) ini hampir
kesatuan masyarakat adat yang secara sama dengan materi muatan Pasal 6 ayat
kelembagaan merujuk pada desa, nagari, (2) UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak
dusun, marga atau bentuk lainnya. Oleh Asasi Manusia (UU HAM) yang
karena itu, pembicaraan mengenai berbunyi: “Identitas budaya masyarakat
masyarakat adat dalam tulisan ini adalah hukum adat, termasuk hak atas tanah
membicarakan masyarakat adat yang ulayatdilindungi, selaras dengan
dimaksud dalam Pasal 18B ayat (2) UUD perkembangan zaman.” UU HAM lahir
1945 Pasal 18B ayat (2) UUD 1945 satu tahun sebelum dilakukannya
sebagai salah satu landasan konstitusional amandemen terhadap Pasal 28I ayat (3)
masyarakat adat menyatakan pengakuan UUD 1945. Kuat dugaan, Pasal 28I ayat
secara deklaratif bahwa negara mengakui (3) UUD 1945 dan juga beberapa
dan menghormati keberadaan dan hak- ketentuan terkait hak asasi manusia
hak masyarakat adat. Pasal 18B ayat (2) lainnya di dalam konstitusi mengadopsi
berbunyi : materi muatan yang ada di dalam UU
“Negara mengakui dan menghormati HAM.
kesatuan-kesatuan masyarakat hukum Namun ada sedikit perbedaan
adat beserta hak-hak tradisionalnya antara Pasal 28I ayat (3) UUD 1945
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan Pasal 6 ayat (2) UU HAM. Pasal
dengan perkembangan masyarakat 6 ayat (2) UU HAM mengatur lebih tegas
dan prinsip Negara Kesatuan dengan menunjuk subjek masyarakat
Republik Indonesia, yang diatur dalam hukum adat dan hak atas tanah ulayat.
undang-undang.” Sedangkan Pasal 28I ayat (3) membuat
Pengakuan tersebut memberikan rumusan yang lebih abstrak dengan
batasan-batasan atau persyaratan agar menyebut hak masyarakat tradisional.

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 224


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5. No. 2 Maret 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

Hak masyarakat tradisional itu daya alam inilah yang kemudian menjadi
sendiri merupakan istilah baru yang salah satu kearifan lokal atau kearifan
sampai saat ini belum memiliki definisi tradisional masyarakat dalam pengelolaan
dan batasan yang jelas. Pasal 28I ayat (3) sumber daya alam dan lingkungan hidup.
UUD 1945 juga mempersyaratkan Ketentuan ini menjadi landasan
keberadaan dan hak-hak masyarakat adat konstitusional dalam melihat masyarakat
sepanjang sesuai dengan perkembangan dari dimensi kebudayaan. Hak yang
zaman. Pendekatan konstitusional diatur dalam ketentuan ini yaitu hak
terhadap Pasal 28I ayat (3) UUD 1945 ini untuk mengembangkan nilai-nilai budaya
adalah pendekatan HAM. Hal ini nampak dan bahasa daerah. Tidak dapat
jelas dalam sistematika UUD 1945 yang dipungkiri bahwa pendekatan
meletakkan Pasal 28I ayat (3) UUD 1945 kebudayaan dalam melihat adat istiadat
di dalam Bab XA tentang Hak Asasi dari masyarakat adat menjadi pendekatan
Manusia bersamaan dengan hak-hak asasi yang paling aman bagi pemerintah karena
manusia lainnya. Oleh karena itu, instansi resiko pendekatan ini tidak lebih besar
pemerintah yang paling dibandingkan dengan pendekatan
bertanggungjawab dalam landasan lainnya.
konstitusional ini adalah Kementerian Rekognisi konstitusional atas
Hukum dan HAM serta Komisi Nasional perbedaan kultural (constitutional
Hak Asasi Manusia. recognitionof cultural diversity).
3. Pendekatan Kebudayaan (pasal 31 (2)) Klasifikasi ini menuntut adanya
Dalam konstitusi yang berkaitan pengakuan terhadap keragaman budaya
dengan keberadaan dan hak-hak oleh negara sebagai elemen struktural
masyarakat adat adalah Pasal 32 ayat (1) dari sistem sosial politik seperti Bolivia
dan ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi: yang mendefinisikan dirinya sebagai
Pasal 32 ayat (2) negara plurinasional. Tiap MHA
“Negara memajukan kebudayaan memiliki otonominya masing -masing
nasional Indonesia di tengah dan tidak ada satupun dalih yang
peradaban dunia dengan menjamin membenarkan tindakan hukum dari
kebebasan masyarakat dalam negara untuk mengenyampingkan
memelihara dan mengembangkan otonomi tersebut kecuali melalui proses
nilai-nilai budayanya.” yang demokratis dan terbuka.
Pasal 32 ayat (2) Dalam konstitusi tidak mengatur
“Negara menghormati dan rekognisi hak masyarakat adat dengan
memelihara bahasa daerah sebagai pendekatan :
kekayaan budaya nasional.” 1. Pendekatan Sumber daya Alam
Kedua ketentuan ini tidak terkait Rekognisi konstitusional atas
langsung dengan hak masyarakat adat hak mengklaim dan berjuang untuk
atas sumber daya alam. Namun dalam hak komunal atas tanah, teritori dan
kehidupan keseharian masyarakat adat, sumber daya alam (constitutional
pola-pola pengelolaan sumber daya alam recognitionof right to claim and fight
tradisional sudah menjadi budaya for collective rights of lands,
tersendiri yang berbeda dengan pola-pola teritories,and natural resources).25
yang dikembangkan oleh masyarakat Rekognisi ini dipandang empat sarjana
industri. Pola-pola pengelolaan sumber tersebut sebagai elemen paling penting

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 225


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5. No. 2 Maret 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

di era kontemporer karena segala adat. Pengaturan Rekognisi


macam bentuk pelanggaran hak asasi mayarakat adat dengan peraturan
manusia terhadap klasifikasi kelima daerah dikuatkan dengan putusan
akan meluas pada aspek rekognisi Mahkamah konstitusi Nomor 35/PUU-
lainnya. IX/2012 bahwa “pengaturan yang
2. Pendekatan Hukum adat ditetapkan dengan Peraturan
Rekognisi konstitusional atas Pemerintah dan Peraturan Daerah
hukum adat (constitutional recognition dapat dibenarkan sepanjang peraturan
of customary law). Klasifikasi ini tersebut menjamin kepastian hukum
pertama-tama menuntut adanya yang berkeadilan”.
pengakuan hukum adat sebagai hukum Mengkaji bentuk pengaturan
yang memiliki kekuatanotoritarif bagi rekognisi masyarakat adat diatas baik
masyarakat dalam sudut pandang yang diatur dalam konstitusi dan
negara dan keduarekognisi ini menurut aturan turunannya menunjukan bahwa
adanya perombakan hukum besar- sistem hukum Indonesia dalam
besaranke arah pluralisme hukum rekognisi masayrakat adat menganut
(dalam tradisi hukum Amerika Latin sistem hukum civil law syistem karena
disebut derechos consetudinarios). masyarakat adat baru diakui ketika
Rekognisi ini akan membebaskan diatur oleh undang-undang untuk
MHAterhadap pilihan hukum; menjamin kepatian hukum. Namun
membebaskan mereka untuk Pada prakteknya pengakuan
membangunsistem peradilan pra- masyarakat adat tidak selalu dengan
kolonial maupun sistem sanksi yang peraturan Daerah kabupaten atau
pernah ada(tetapi dengan syarat bahwa daerah provinsi seperti pengakuan
sanksi yang diberikan tidak masyarakat adat cek bocek, Talonang,
merengguthak hidup orang lain seperti dan Pekasa dalam Inkuiri Nasional
tradisi persembahan) dan Komnas Ham tahun 2014,
mekanismeresolusi konflik secara Pemerintahan Desa ongko kabupaten
adat. sumbawa “mengakui ketua adat
Dalam Undang-Undang sektoral ()masyarakat adat sebagai
yang salah satunya mengatur rekognisi penyelesaian sengketa atau hakim
masyarakat adat adalah Undang- perdamaian. “dikabulkannya edy
undang nomor 41 Tahun 1999 Tentang kuswanto sebagai anggota masyarakat
Kehutanan Pasal 67 ayat (2) yang adat pekasa, Sumbawa, NTB sebagai
berbunyi “Pengukuhan keberadaan pemohon dalam Uji materi UUP3H,
dan hapusnya masyarakat hukum adat diakuinya wilayah adat Talonang oleh
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) camat Sekongkang, KSPH, Kepala
ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Desa Talonang dan pada tahun 2019
dengan adanya ketentuan tersebut Diakuinya Rencana Tata Ruang
sudah banyak peraturan daerah yang wilayah adat Talonang oleh kepala
mengukuhkan dan mengatur Desa dan BPD Desa Talonang, diakui
masyarakat adat misalnya Peraturan keberadaan “tanah panising” (tanah
Daerah Kabupaten Paser Nomor 4 warisan turun temurun atau tanah adat
Tahun 2019 Tentang Pengakuan dan oleh nyaka (kepala suku)) di
Perlindungan Masyarakat Hukum bakalewang kanar, Sumbawa.

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 226


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5. No. 2 Maret 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

2. Sistem Hukum Amerika dalam merupakan masyarakat adat terbesar dari


Rekognisi Masyarakat adat semua suku asli di Amerika Serikat. Mereka
Dalam skema konstitusi di Amerika tersebar di 27.000 mil persegi, meliputi
Serikat, masyarakat adat memiliki wilayah tenggara Utah, wilayah timur laut
kedaulatan yang mandiri selain kedaulatan Arizona, dan wilayah barat laut New
yang dimiliki pemerintah negara bagian dan Mexico. Dalam sejarahnya, Navajo didirikan
federal. Saat ini, setidaknya terdapat 500 sebagai wilayah berdaulat melalui Perjanjian
masyarakat adat yang secara bertahap antara masyarakat Navajo dan Pemerintah
melaksanakan kekuasaan mereka di bidang Federal Amerika Serikat di tahun 1868.
eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Lebih Pada dasarnya, masyarakat Navajo telah
penting lagi, masyarakat adat tidak lama memiliki struktur pemerintahan
diwajibkan untuk mematuhi Konstitusi tersendiri, namun penemuan minyak dan
Amerika Serikat dalam membangun model sumber daya alam lainnya di wilayah
pemerintahan dan menentukan hukum yang Navajo di awal abad ke-20 mengharuskan
berlaku bagi mereka karena mereka mereka untuk membentuk pemerintahan
merupakan pihak extraconstitutional. Navajo yang lebih terstruktur dan
Sebagai contoh, sesuai dengan berkelanjutan. Pada tahun 1923, struktur
Perjanjian pada tahun 1866 antara pemerintahan formal masyarakat Navajo
Pemerintah Federal Amerika Serikat dan telah diakui oleh Amerika Serikat.
Cherokee Nation, Mahkamah Agung Pengakuan ini dilakukan untuk memberikan
Amerika Serikat dalam kasus Cherokee ha katas pengelolaan atas sumber daya alam
Nation v. Journeycake, menyatakan bahwa mengingat di wilayah Navajo terdapat
tanah dan wilayah yang tunduk pada perusahan-perusahaan minyak dan
perjanjian adalah milik bersama semua pertambangan. Selain itu, batu bara yang
masyarakat adat Cherokee dan mereka terdapat di wilayah Navajo telah
memegang hak penuh atas segala properti menghasilkan pendapatan yang besar bagi
yang berada di wilayah mereka. Dengan masyarakat Navajo.
demikian, kedudukan mereka terpisah dari 1. Pengaturan Rekognisi Hak atas
pemerintah federal dan pemerintah negara Sumber Daya Alam bagi Masyarakat
bagian. Skema ini menunjukkan bahwa Adat Navajo di Amerika Serikat
pemerintah adat merupakan pemerintahan Bagian ini akan menjelaskan
tersendiri dan menciptakan hubungan antara bagaimana masyarakat adat Navajo
pemerintahan adat dan pemerintah federal memiliki kewenangan untuk mengatur
sebagai hubungan government to urusannya sendiri di dalam wilayahnya,
government." khususnya terkait dengan hak atas
Dalam menjalankan kekuasaannya, sumberdaya alam. Terdapat dua parameter
sebagian besar masyarakat adat di Amerika bagaimana mereka dapat menggunakan hak
Serikat telah memiliki konstitusi formal dan sumber daya alamnya. Pertama, bagaimana
peraturan-peraturan lain yang memberikan kewenangan mereka dalam mengeluarkan
kewenangan untuk melaksanakan yurisdiksi peraturan dalam mengontrol sumber daya
atas berbagai kegiatan di dalam wilayah alam mereka; kedua, bagaimana mereka
mereka, termasuk tindak pidana, hubungan memiliki hak untuk mendapatkan
hukum privat, dan perpajakan. Salah satu pembagian keuntungan yang adil atas
masyarakat adat paling berpengaruh di sumber daya alam dan akuntabilitas untuk
Amerika Serikat adalah Navajo. Mereka

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 227


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5. No. 2 Maret 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

setiap pelanggaran yang terjadi di wilayah Nation("Direktur") menyimpulkan


mereka. bahwa NNAPPCA telah dilanggar,
a. Peraturan Masyarakat Adat Navajo Direktur dapat mengeluarkan beragam
Indian tindakan meliputi:
Dalam pengeluaran peraturan, a) Mengeluarkan perintah untuk
masyarakat adat Navajo telah mematuhi NN APPCA
mengeluarkan beberapa peraturan b) Mengeluarkan sanksi
diantaranya the Air Pollution Prevention administratif
and Control Act, the Clean Water Act, c) Mengajukan gugatan perdata
dan the Solid Waste Act. d) Pengajuan tindak pidana.
1) Navajo Nation Air Pollution 2) Navajo Nation Clean Water Act
Prevention and Control Act Mengingat hubungan yang erat antara
Mengingat potensi polusi udara yang pembangunan sumber daya alam,
ditimbulkan dalam kegiatan terutama untuk keperluan energi, dan
pemanfaatan sumber daya alam, penggunaan air, masyarakat Navajo
masyarakat adat Navajo telah telah mengeluarkanClean Water
mengeluarkanThe Navajo Nation’s Air Act("NN CWA").Peraturan ini
Pollution Prevention and Control menyatakan bahwa pelepasan bahan-
Act("NN APPCA"). Tujuan dari bahan polutan ke perairan Navajo oleh
tindakan ini adalah untuk mengontrol perusahaan industri, dan
tingkat polusi udara di wilayah adat ketidaktepatan manajemen
Navajo. Hal ini dilakukan untuk pengelolaan limbah, berpotensi
menjamin kesehatan, keselamatan dan membahayakan kesehatan,
kesejahteraan umum dari semua kesejahteraan, dan lingkungan
masyarakat Navajo, dan segala asset masyarakat Navajo.
yang menyertainya termasuk a) Hal yang menarik, di dalam Pasal
kehidupan tumbuhan dan hewan di 1311 disebutkan bahwa standar
wilayah Navajo. kualitas air harus dirancang untuk
Selain itu, NN APPCA mengharuskan melindungi "nilai budaya" yang
pemerintah Navajo untuk membuat dimiliki oleh masyarakat Navajo
laporan berkaladari kualitas udara dalam pengelolaan air.Hal ini
sehingga akan dapat mengetahui disebabkan karena air memiliki
wilayah yang memiliki tingkatpolusi nilai khsusu bagi masyarakat
udara tertinggi di wilayah Navajo. Navajo yang mencakup dimensi
Setiap proyek-proyek baik pemerintah budaya dan spiritual.
atau swasta yang dapat memiliki Sama dengan NN APPCA, NN CWA
dampak besar pada kualitas juga menyiapkan mekanisme
udaraharus melengkapi persyaratan penegakan hokum yang meliputi:
tingkat polusi udara yang a. perintah kepatuhan
diperkenankan oleh NN APPCA. b. sanksi administrasi
Mekanisme penegakan hokum juga c. gugatan perdata.
terdapat dalam NN APPCA. Hal ini d. tuntutan pidana.
terjadi ketika Direktur Eksekutif 3) Navajo Nation Tindakan Limba Padat
Navajo Nation of the Environmental Suku Navajo Indiantelah
Protection Agency Navajo memberlakukanNavajo Nation Solid

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 228


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5. No. 2 Maret 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

Waste Act(NN SWA) yang


mendefinisikan waste” as “any KESIMPULAN
garbage, refuse or sludge from a Dalam Undang-undang nasional,
wastewater treatment plant, water eksistensi masyarakat adat telah
supply treatment plant or air pollution mendapatkan pengaturan tersendiri sebagai
control facility and other discarded refleksi pemberlakukan pluralism hukum di
material, including solid, liquid, semi- Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar
solid, or contained gaseous material 1945, pengakuan dan penghormatan
resulting from residential, industrial, terhadap masyarakat adat tercantum dalam
commercial, mining, and agricultural pasal 18B ayat (2), pasal 28 I ayat (3).
operations and from community Dalam tingkatan undang-undang, eksistensi
activities. masyarakat hukum adat diatur
NNSWA menyatakan bahwa dalamUndang-undang No.5 Tahun 1960,
pembuangan sampah di atas dan di Pasal 6 Undang-undang No. 39 tahun 1999,
dalam tanah tanpa perencanaan dan Undang-Undang No. 41 tahun 1999,
pengelolaan yang cermat dapat Undang-undang otonomi daerah No. 32
menghadirkan bahaya bagi kesehatan Tahun 2004, Undang-undang No.7 Tahun
masyarakat dan lingkungan hidup.NN 2004, Undang-undang No. 4 Tahun 2009
SWA juga menyediakan berbagai dan Undang-undang No. 6 Tahun 2014.
metode penegakan hukum melalui Melihat pengaturan rekognisi masyarakat
perintah kepatuhan, sanksi adat mengharuskan adanya peraturan daerah
administrasi, gugatan perdata, dan atau Surat Keputusan Kepala Daerah
penegakan hukum pidana. sebagai syarat rekognisi masyarakat adat
2. Hakatas Pembagian Manfaat yang menunjukan sistem hukum yang berlaku
Setara dan Akuntabilitas atas adalah civil law syistem.
Pelanggaran Sementara itu di Amerika Serikat,
Masyarakat adat Navajo memiliki masyarakat adat Navajo telah memiliki
peran penting dalam perencanaan, kewenangan untuk mengatur urusannya
pengelolaan dan pengawasan sumber daya sendiri di dalam wilayahnya, khususnya
alam yang ditemukan di wilayah mereka, terkait dengan hak atas sumberdaya alam.
termasuk melaksanakan kekuasaan untuk Terdapat dua kewenangan yang mereka
mengeluarkan sewa atau izin, dan miliki; Pertama, bagaimana mereka
menetapkan tarif untuk sewa dan royalti, berwenang dalam mengeluarkan peraturan
serta berbagai manfaat lain yang diperoleh dalam mengontrol sumber daya alam
dari eksploitasi sumber daya alam. Selain mereka; dan kedua, bagaimana mereka
itu, mereka memiliki legal standinguntuk memiliki hak untuk mendapatkan
melakukan proses penuntutan ataupun pembagian keuntungan yang adil atas
gugatan terhadap pemerintah Amerika sumber daya alam dan akuntabilitas untuk
Serikat apabila terdapat pelanggaran setiap pelanggaran yang terjadi di wilayah
komitmen khususnya apabila mereka. Melihat pengaturan rekognisi
merekamenganggap pemerintah federal masyarakat adat di amerika yang
Amerika Serikat tidak memberikan porsi menempatkan masyarakat adat pada ekstra
keuntungan yang adil dan merata atas konstitusi sehingga masyarakat adat mandiri
pemanfaatan sumber daya alam di wilayah dalam mengatur dirinya sendiri menunjukan
masyarakat adat Navajo.

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 229


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5. No. 2 Maret 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

sistem sistem hukum yang berlaku adalah Fishman, Shammai, “Fiqh al-Aqalliyat: A
ccommon law syistem. Legal Theory for Muslim
Minorities”, (Hodson Institute:
SARAN Research Monograph on the
Dibutuhkan undang-undang khusus Muslim World, Series No. 1, Paper
yang mengatur tentang Pengakuan, No. 2, October 2006), dalam Dr.
Perlindungan masyarakat adat guna untuk Ahmad Imam Mawardi, Fiqh
bisa meminimalisir terjadinya ketidak adilan Minoritas,.
dan marjinalisasi terhadap harkat dan Hasanah , Siti, Potret Integritas moral wakil
martabat masyarakat adat. sehingga dengan rakyat indonesia: Studi Terhadap
adanya undang-undang khusus tentang Penegakkan Kode etik DPR RI,
pengakuan dan perlindungan, masyarakat Dalam Transendensi Hukum
adat bisa mencapai hak-haknya. prospek dan implementasi. Genta
Format Tabel publishing. Yogyakarta
Kuntowidjoyo, Islam sebagai ilmu.:
Efistimologi, metodelogi, dan
etika. Yogyakarta. Tiara wacana.
Table 1. kriteria validitas instrument 2006.
pengetahuan metakognisi berdasarkan Mahfud MD dkk, dalam suatu Seminar
rata-rata nilai validator Nasional, Hukum dan Hukum Adat
Interval Nilai kriteria di Dalam Sistem Ketatanegaraan
>3,6 Sangat Valid RI. Kencana Suluh. Senin 01 Maret
2,8-3,6 Valid 2010.
Mahmashani, Subhi, Falsafah al-Tasyri’ fi
DAFTAR PUSTAKA al-Islam, Dar al-‘Ilm li al-Malayiin,
Anaya, S,( 1996), Oxford University Press, Beirut, cet. V, hlm.220-223,
Indigenous Peoples in International (http://huseinmuhammad.net/huku
Law m-islam-yang-tetap-dan-yang-
An-Naim, (2007), Bandung: Mizan, berubah/#sth ash.p376gTz7.dpuf),
Abdullahi Ahmed, Islam dan akses 26 Novemver 2019
Negara Sekuler: Menegosiasikan Mawardi, Ahmad Imam, MA, Fiqh
Masa Depan, Syariah, Minoritas: Fiqh Al- Aqalliyyat dan
Arizona, Yance , Antara Teks dan konteks: Evolusi Maqasid al-Syari’ah dari
Dinamika pengakuan hukum Konsep ke Pendekatan,
terhadap hak masyarakat adat atas (Yogyakarta: LkiS Group, 2012),
sumber daya alam di Indonesia. Nasir, Gamal abdul, Mengawal Pengakuan
Dahlan, Muhammad, Undang : Jurnal dan eksistensi hak ulayat.taah
Hukum, Vol. 1 No. 2 (2018), ulayat masyarakat hukum adat,
Rekognisi Hak Masyarakat Hukum dalam Hukum Transedental
Adat dalam Konstitusi “Fakultas Pengembangan dan Penegakkan
Hukum Universitas Brawijaya. Hukum di Indonesia. Genta
Kleden ,Emil, hasil penelitian Asep Yunan Publishing., Yogyakarta.
Firdaus 2007 (Kompas, 10 Agustur Porta , Della dkk, Approaches and
2007) Methodologie in the Social

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 230


Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5. No. 2 Maret 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

Sciences, Cambridge University Edward Elgar Publishing Limited,


Press, 2008. hlm. 171. 2013)
Prabowo, Rian Adhivira, Politik Rekognisi Navajo Tourism Departement, The History
Axel Honneth: Relevansinya of Cowboys and Indians,
terhadap Jaminan Kesetaraan dalam DISCOVER NAVAJO,
Hukum di Indonesia. Jurnal Ilmu http://discovernavajo.com/Cowboy
Pemerintahan, Vol. 4, No. 2, s%20&%20Indians-1.pdf. diakses
2019. pada 30 Juli 2020
Simarmata dan Rikardo 2006 Pengakuan
hukum terhadap masyarakat adat
di Indonesia. Jakarta: UNDP. Hal.
209)
Thontowi, Jawahir dkk, Aktualisasi
Masyarakat Hukum Adat (MHA):
Perspektif Hukum dan Keadilan
Terkait Dengan Status MHA dan
Hak-hak Konstitusionalnya, Pusat
Penelitian dan Pengkajian Perkara,
Pengelolaan Teknologi
Informasidan Komunikasi
Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia, bekerjasama
denganCentre for Local Law
Devolepment Studies (CLDS)
Fakultas Hukum Universitas Islam
Indonesia,
Gloria Valencia Weber, Tribal Courts:
Custom and Innovative Law, The
New Mexico Law Review Vol. 24
(1994),
Yurisprudensi dalam Kasus di Mahkamah
Agung Amerika Serikat pada kasus
Santa Clara Pueblo v. Martinez,
(1978),
Yurisprudensi dalam Kasus di Mahkamah
Agung Amerika Serikat pada kasus
Cherokee Nation v. Journeycake,
(1894),
Royster V. Judith , Climate Change and
Tribal Water Rights: Removing
Barriers to Adaptation Strategies, in
Randall S. Abate & Elizabeth Ann
Kronk eds.,Climate Change and
Indigenous Peoples:The Search for
Legal Remedies(Cheltenham:

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 231

Anda mungkin juga menyukai