Anda di halaman 1dari 39

MASYARAKAT

HUKUM ADAT

Oleh: Siti Hapsah Isfardiyana,S.H., M.H


dianhapsah@gmail.com
Masyarakat berasal dari bahasa Arab musyarakah
yang berarti ikut serta berpartisipasi, saling
bergaul

sekumpulan manusia yang saling bergaul atau dengan


istilah saling berinteraksi

Masyarakat dalam bahasa Inggris disebut society


yang berasal dari kata Latin socius yang berarti kawan.

Jadi, definisi masyarakat adalah kesatuan hidup manusia


yang berinteraksi manurut suatu sistem adat istiadat
tertentu yang bersifat kontinu dan yang terikat oleh suatu
rasa identitas bersama
CIRI MASYARAKAT

Manusia yang hidup bersama yang berjumlah


minimal dua orang.
Manusia tersebut bergaul dan hidup bersama
dalam kurun waktu yang cukup lama.
Terdapat kesadaran bahwa mereka merupakan
suatu kesatuan.
Mereka merupakan suatu sistem kehidupan
bersama yang menghasilkan kebudayaan
ISTILAH MASYARAKAT HUKUM ADAT

sebagai padanan dari


rechtgemeenschapt (masyarakat
adat) atau adatrechtgemenschap
(masyarakat hukum adat)
MASYARAKAT HUKUM ADAT MENURUT PARA
AHLI

menurut Van Vollenhoven yang kemudian


dikembangkan oleh Soepomo, untuk
mengetahui hukum dari suatu masyarakat
terlebih dulu harus mengetahui tentang
persekutuan hukum sebagai tempat di mana
masyarakat yang dikuasai hukum tersebut hidup
sehari sehari-hari berdasarkan kehidupan yang
senyatanya dari masyarakat tersebut
MASYARAKAT HUKUM ADAT MENURUT PARA
AHLI

Menurut Ter Haar persekutuan hukum adalah pergaulan


hidup pada strata paling bawah (golongan rakyat jelata) yang
menunjukan keterikatan tali temali kelompok-kelompok
yang terhadap alam maya, dunia luar dan terhadap bagian-
bagian tertentu dunia materi, berperilaku (bereaksi)
sedemikian rupa untuk memanifestasikan dengan tegas dan
lugas oleh kelompok-kelompok. Semua anggota kelompok
merasa terikat dan terpanggil berperan serta sebagai satu
unit dan tidak ada yang berpikir untuk membubarkan
persekutuan ini yang terikat pada wilayah tertentu.
Kelompok-kelompok tersebut tersusun dengan tertib, kokoh
dan teratur, bersifat tetap, dengan pemerintahan sendiri
lengkap dengan harta kekayaan materiil maupun imateriil
MASYARAKAT HUKUM ADAT MENURUT PARA
AHLI

Van Dijk menyebutkan bahwa persekutuan hukum


perikatan manusia yang anggota-aggotanya merasa
dirinya terikat dalam satu kesatuan yang bersatupadu dan
penuh solidaritas (sam rat, sama rasa) di mana anggota-
amggota tertentu berkuasa untuk bertindak untuk satu
kesatuan itu seluruhnya dan dalam masa anggota-anggota
memunyai kepentingan bersama, jadi perikatan dalam
pergaulan hukum.
MASYARAKAT HUKUM ADAT MENURUT PARA
AHLI

Hazairin menguraikan masyarakat hukum adat sebagai berikut :


kesatuan-kesatuan masyarakat yang mempunyai kelengkapan-
kelengkapan untuk sanggup berdiri sendiri yang mempunyai
kesatuan hukum, kesatuan penguasa dan kesatuan lingkungan hidup
berdasarkan hak bersama atas tanah dan air bagi semua anggotanya

AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) merumuskan


masyarakat hukum adat sebagai sekelompok orang yang terikat oleh
tatanan hukum adatnya sebagai warga bersama suatu persekutuan
hukum karena kesamaan tempat tinggal ataupun atas dasar keturunan
MASYARAKAT HUKUM ADAT
Istilah lain masyarakat hukum adat:
Persekutuan hukum
Indegenous people
Rechtgemeenschapt
adatrechtgemenschap
Masyarakat adat
Masyarakat tradisional
Masyarakat terasing
Masyarakat lokal
MASYARAKAT HUKUM ADAT DALAM DUNIA
INTERNASIONAL
Convention of International Labor Organisation
ConcerningIndigeneous and Tribal People in Independent
Countries (1989)
Deklarasi Cari-Oca tentang Hak-Hak Masyarakat Adat (1992),
Deklarasi Bumi Rio de Janairo (1992)
Declaration on the Right of Asian Indigenous Tribal People
Chianmai (1993), De Vienna Declaration and Programme
Action yang dirumuskan oleh United Nations World Conference
on Human Rights (1993).
Sekarang istilah indigenous people semakin resmi
penggunaannya dengan telah lahirnya Deklarasi PBB tentang
Hak-Hak Masyarakat Adat (United Nation Declaration on the
Rights of Indegenous People) pada tahun 2007
MASYARAKAT HUKUM ADAT DALAM
PERTURAN PERUUAN
UUD 1945
UUPA.
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang
Kehutanan.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 Tentang
Perkebunan.
persekutuan /perkumpulan
masyarakat dapat dikatakan
Sebagai Persekutuan Hukum

Unsur-unsur persekutuan hukum


UNSUR-UNSUR PERSEKUTUAN HUKUM
(Ter Haar)
1. Kesatuan manusia yang teratur
2. Menetap di suatu daerah tertentu
3. Mempunyai penguasa-penguasan
4. Mempunyai kekayaan berwujud maupun tidak
berwujud, para anggotanya menjalani kehidupan
wajar menurut kodrat alam, tidak ada seorangpun dari
mereka yang mempunyai pikiran akan kemungkinan
pembubaran kelompok tersebut atau meninggalkan
(melepaskan diri) kelompok tersebut untuk selama-
lamanya.
MASYARKAT HUKUM ADAT
Terdapat masyarakat yang teratur
Menempati suatu wilayah tertentu
Terdapat kelembagaan
Memiliki kekayaan bersama
Susunan masyarakat berdasarkan pertalian
darah atau lingkungan daerah
Hidup secara komunal dan gotong-royong
CIRI MASYARAKAT HUKUM ADAT
kehidupan lahiriah mereka umumnya mempunyai
pertanda-pertanda :
Terikat pada alam menyelaraskan diri untuk hidup dengan
keadaan alam di mana mereka berada.
isolemen atau bersifat mengisolir/tertutup dari dunia luar,
membentuk masyarakat yang tertutup
Uniformatif, bersifat seragam dalam banyak hal atau faktor
dalam kehidupannya.
Indefernsiasi, hampir tidak mengenal perbedaan/pemisahan
yang tegas terhadap berbagai jenis kegiatan warga.
Konservatif, lebih cenderung mempertahankan keadaan yang
sudah ada dan hampir dapat dikatakan tidak mudah untuk
menerima berbagai macam pembaharuan
CIRI MASYARAKAT HUKUM ADAT
Kehidupan batiniah mereka umumnya mempunyai
pertanda-pertanda (Holleman):
Kosmis-religio magis/ sakral, percaya kekuatan gaib (magis) sebagai
suatu kekuatan yang menguasai alam semesta dan seisinya dalam
keadaan keseimbangan yang mantab
Seakan-akan adanya ikatan batin yang bersifat gaib atara para pemuka adat
dengan anggota masyarakat
Ada benda atau tempat tertentu yang dianggap mempunyai kekuatan gaib
Komunalistis, memiliki sifat kebersamaan yang amat besar dan tebal
antarwarga dalam masyarakat yang bersangkutan kepemilikan secara
bersama.
Kontan atau tunai.
Konkrit atau nyata.
Asosiatif, menghubungkan kejadian dengan peristiwa lain di luar logika
Simbolik, tindakan tertentu yang dilakukan mempunyai maksud/ simbol
tertentu
LINGKARAN HUKUM ADAT
1. Aceh (Aceh Besar, Pantai Barat Aceh, Singkel, Simeulue)
2. Tanah Gayo, Alas, dan Batak
Tanah Gayo (Gayo Lueus)
Tanah Als
Tanah Batak (Tapanuli)
Tapanuli Utara
a. Pakpak- Batak (Barus)
b. Karo-Batak
c. Simelungun-Batak
d. Toba-Batak (Samosir, Balige,Laguboti, Sumban Julu)
Tapanuli Selatan
a. Padanglawas (Tano Sapanjang)
b. Angkola
c. Mandaiiling (Sayurmatinggi)
Nias (Nias Saelatan)
LINGKARAN HUKUM ADAT
3. Daerah Minangkabau (Padang, Agam, Tanah Datar, Limapuluh Kota, Daerah
Kampar, Kerinci)
Mentawai (Orang Pagai)
4. Sumatera Selatan
Bengkulu (Rejang)
Lampung (Abung, Peminggir, Pubian, Rebang, Gedongtataan,
Tulangbawang)
Palembang (Anak-Lakitan, Jelma Daya, Kubu, Pasemah, Semendo)
Enggano
5. Daerah Melayu (Lingga Riau, Indariagiri, Pantai Timur Sumatera, orang-orang
Banjar)
6. Bangka dan Belitung
7. Kalimantan (Daya, Bagian Barat Kalimantan, Kapuas Hulu, Kalimantan
Tenggara, Mahakam Hulu, Pasir, Daya Kenya, Daya Klematan, Daya Landan dan
Tayan, Daya-Lawangan, Lepo-Alim, Lepo-Timei, Long glatt, Daya-maanyan-Patai,
Daya Maanyan- Siung, Daya-Ngaju, Daya-Ot0 Danum, Daya-Penyabung Punan).
LINGKARAN HUKUM ADAT
8. Minahasa (Menado)
9. Gorontalo (Bolaang Mongondow, Boalemo)
10. Daerah/Tanah Toraja (Sulawesi bagian tengah, Toraja, orang Toraja
berbahasa Baree, Toraja Barat, Sigi, Kaili, Tawaili, Toraja Sadan, To
Mori, To Lainang, Kepulauan Banggai).
11. Sulawesi Selatan (Orang Bugis, Bone, Goa, Laikang, Ponre, Mandar,
Makasar, Selayar,Muna).
12. Kepulauan Ternate (Ternate, Tidore, Halmahera, Tobelo, Pulau
Sula)
13. Maluku-ambon (Ambon, Banda, orang Uliaser,Saparua, Buru,
Seram, Kepulauan Kei, Kepulauan Aru, Kisar)
14. Irian
15. Kepulauan Timor (Kelompok Timor-Timur, bagian tengah Timor,
Mollo, Sumba, bagian tengah Sumba, Sumba Timur, Kodi Flores,
Ngada, Roti.Savu Bima)
LINGKARAN HUKUM ADAT

16 Bali dan Lombok (Bali, Tanganan Pagringsingan, Kastala,


Karangasem,Buleleng, Jembrana, Lombok, Sumbawa)

17. Bagian Tengah Jawa dan Jawa Timur termasuk Madura


( Jawa bagian tengah, Kedu, Purworejo, Tulungagung,
Jawa Timur, Surabaya, Madura)

18. Daerah Kerajaan (Solo, Yogyakarta)

19. Jawa Barat (Parahianagan, Tanah Sunda, Jakarta,


Banten.
DASAR SUSUNAN MASYARAKAT
HUKUM ADAT
Segala badan persekutuan hukum ini
dipimpin oleh kepala-kepala rakyat;
Sifat dan susunan pimpinan itu erat
hubungannya dengan sifat serta susunan
tiap-tiap jenis badan persekutuan yang
bersangkutan
DASAR SUSUNAN MASYARAKAT
HUKUM ADAT (ACEH)
Mukim Uleubalang

Mennasah Gampong
(lembaga adat) (kampung)

Teungku Eureung tuha Keuchiq kepala


Meunasah (majelis tua-tua kampung dan
kampung imeum
DASAR SUSUNAN MASYARAKAT
HUKUM ADAT (TAPANULI)
Raja Panusunan seorang dari marga
luhas asal, seorang keturunan pembuka huta
(Padanglawas) di dalam daerah yang bersangkutan.

Marga asal
Persekutuan Persekutuan
daerah negeri kampung huta

Marga rakyat

kuria (sebelah
Selatan)
Raja Imboru wakil dalam
Natoras (wakil rakyat pimpinan daerah (marga rakyat
selain Raja Imboru) tertua yang menjadi pembantu
kepala huta)
DASAR SUSUNAN MASYARAKAT HUKUM
ADAT (MINANGKABAU)
Famili
Jurai
penghulu
tungganai/
andiko,
mamak suku nagari
laki-laki
kepala waris
tertua
(orang tua)
dari jurai

Para famili bersatu dalam ikatan kampuang, Bodi Chaniago


seterusnya bersatu dalam ikatan suku yang pimpinan
dikepalai kepala suku (penghulu andiko nagarai terletak
yang terpenting yang terkemuka dari di tangan
kampung yang terkemuka. Dibantu oleh permufakatan
manti (pamong praja), dubalang (polisi), para penghulu
malim (ulama). andiko yang
Nagi terdiri dari 4suku yang dipimpin pucuk sederajat
nagari kedudukannya
DASAR SUSUNAN MASYARAKAT
HUKUM ADAT (JAWA)
dukuh
desa Lurah

Dukuh =
krajan

Kami
Carik Tuwo Bahu Bayan Modin Jogoboyo

Pribumi, baku, gogol, sikep pendiri


Kuli
desa,mempunyai rumah,pekarangan, sawah luas,
kenceng
sesepuh sebagai pemegang kendali desa

warga Kuli Lindung, indung mempunyai rumah,


desa gundul pekarangan, sawah dan ladang sedikit

numpang Nusup,nlosor mencari nafkah sendiri, buruh


DASAR SUSUNAN MASYARAKAT
HUKUM ADAT (BALI)
Perikatan
penghuni jalan
Desa = (banjar)
kanoman =
krama desa

subak

KLIAN
DASAR SUSUNAN MASYARAKAT HUKUM
ADAT (AMBON &ULIASSER)
Uli lima
terdiri dari
lima clan
Aman
Famili latu
clan
ruma / tau
Uli siwa
terdiri dari
sembilan clan

Kepala Kepala
famili clan
CORAK MASYARAKAT HUKUM ADAT
Paguyuban (gemeinschaft)
Patembayan (geshellschaft)
MACAM MASYARAKAT HUKUM
ADAT
Persekutuan
desa

teretorial
Persekutuan
daerah
Teretorial
genealogis
Perserikatan
Adat desa
MACAM keagamaan
MASYARAKAT
HUKUM ADAT
genealogis matrilinial

Adat
diperantauan patrileneal

Adat lainnya parental


BENTUK MASYARAKAT HUKUM ADAT
Masyarakat Hukum Adat dengan bentuk
tunggal
Masyarakat hukum adat dengan bentuk
bertingkat
Masyarakat hukum adat berangkai
MASYARAKAT HUKUM ADAT DI MASA
SEKARANG

?
HAK ULAYAT
MASYARAKAT
HUKUM ADAT
KEDUDUKAN TANAH DALAM HUKUM ADAT

Karena Sifatnya
Merupakan satu-satunya benda kekayaan yang meskipun
mengalami keadaan yang bagaimanapun juga, masih bersifat
tetap dalam keadaannya, bahkan kadang-kadang menjadi lebih
menguntungkan.

Karena Fakta
Suatu kenyataan bahwa tanah itu :
- merupakan tenpat tinggal persekutuan
- memberikan penghidupan kepada persekutuan
- merupakan tempat para warga persekutuan yang
meninggal dunia dikebumikan.
MAKNA TANAH DALAM HUKUM
ADAT

Dalam pandangan adat masyarakat kita, tanah


mempunyai makna yang sangat penting. Yakni
antara lain:
Sebagai tempat tinggal dan mempertahankan
kehidupan
Alat pengikat masyarakat dalam suatu
persekutuan
Sebagai modal (aset produksi) utama dalam suatu
persekutuan
PENGERTIAN HAK ULAYAT

Disebut sebagai: Hak purba


(Djojodigoeno), Hak pertuanan
(Soepomo)
Yaitu hak yang dimiliki oleh suatu persekutuan
hukum adat (sehingga sifatnya merupakan hak
bersama) untuk menguasai seluruh tanah beserta
segala isinya dalam lingkungan wilayah
persekutuan tersebut.
Merupakan hak atas tanah yang tertinggi dalam
hukum adat
CIRI DAN BERLAKUNYA HAK ULAYAT
Persekutuan dan anggotanya berhak untuk memanfaatkan tanah,
memungut hasil dari segala sesuatu yang ada dalam tanah dan yang
tumbuh serta hidup di atas tanah ulayat.
Hak individual diliputi hak persekutuan
Pimpiinan persekutuan dapat menentukan untuk menyatakan dan
menggunakan bidang-bidang tanah tertentu ditetapkan untuk
kepentingan umum
Orang asing yang ingin menarik hasil tanah dari tanah-tanah ulayat harus
terlebih dahulu meminta ijin dari kepala persekutuan dan harus
membayar uang pengakuan dan setelah panen harus membayar uang
sewa
Persekutuan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi
dilingkungan ulayat
Larangan mengasingkan tanah yang termasuk hak ulayat persekutuan
atau anggota tidak diperkenankan memutus secara mutlak sebidang tanah
sehingga persekutuan sama sekali hilang wewenang atas tanah tersebut.
HAK ULAYAT DALAM PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang


Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA)
Pada tahun 1999 Menteri Negara Agraria
mengeluarkan Peraturan Menteri Negara
Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nomor 5
Tahun 1999 Tentang Pedoman Penyelesaian
Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat.
PENGAKUAN HAK ULAYAT
(INTERNASIONAL)

The United Nations Charters (1945


The Universal Declaration Of Human Right (1948)
The United Nations Covention on The Prevention
and Panishment of The Crime Of Genosida..
Technical Review of The UN Draft Declaration on
The Rights Of Indigenous Peoples, as agreed upon
by members of the working Group at its Eleventh
Session, UN Doc. E/CN.4Sub.2/1994/Add.1 (20
April 1994)
OBJEK HAK ULAYAT
Tanah (daratan)
Air (perairan)
Tumbuh-tumbuhan yang hidup secara liar
Binatang-binatang yang hidup di lingkungan
ulayat

Anda mungkin juga menyukai