Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646, Volume II No.

2 Juli - Desember 2015

PERJANJIAN NOMINEE DALAM KEPEMILIKAN TANAH BAGI


WARGA NEGARA ASING YANG BERKEDUDUKAN DI INDONESIA
(Studi Putusan Pengadilan Tinggi Nomor: 12/PDT/2014/PT.DPS)
Andina Damayanti Saputri
(Mahasiswa Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret)
Email: Andina_damayanti20@yahoo.com

Abstract
The right belonging to the ground as one of the type of property rights , that is very important for the country ,
the nation , and the people of indonesia as the agrarian who are building toward the development of industry
and others . But in its implementations could not give clear legal for foreigners relating to investment property in
indonesia , in addition to smuggling also the emergence of land law by foreigners who have not insurmountable
due to the absence of supervision as well as the follow-up to the issuing of sanctions . This condition above
make foreigners being desirous besides only to have the ground or a dwelling house in over private land also
being desirous to invest its capital that deals with the use of land in indonesia. As for an attempt to have it is

agreement of nominee. This article aims to assess more in the deferent of smuggling law which was carried
out by foreigners through land ownership with the agreement of nominee. In the writing of article, the author
uses the case method approach.
Keyword: Nominee of agreement , domination over land, foreigners

Abstrak
Hak Milik atas tanah sebagai salah satu jenis hak milik, yang sangat penting bagi negara, bangsa, dan rakyat
Indonesia sebagai masyarakat agrarian yang sedang membangun ke arah perkembangan industri dan lain-lain.
Namun dalam implementasinya belum dapat memberikan hukum yang jelas bagi warga negara asing terkait
dengan investasi property di Indonesia, disamping juga munculnya penyelundupan hukum pertanahan oleh
orang asing yang belum dapat diatasi dikarenakan tidak adanya pengawasan serta tindak lanjut pemberian
sanksi. Kondisi tersebut di atas membuat Warga Negara Asing yang berkeinginan selain hanya untuk memiliki
tanah atau rumah tempat tinggal di atas tanah hak milik juga yang berkeinginan untuk menanamkan modalnya
yang berhubungan dengan penggunaan tanah di Indonesia. Adapun upaya untuk memilikinya adalah dengan
melakukan terobosan di bidang hukum dalam bentuk perjanjian yang lazimnya disebut dengan perjanjian
nominee. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam mengenai penyelundupan hukum yang dilakukan
oleh warga negara asing melalui kepemilikan tanah dengan perjanjian nominee. Dalam penulisan artikel ini,
penulis menggunakan metode pendekatan kasus.
Kata Kunci: Perjanjian nominee, penguasaan atas tanah, orang asing.

A. Pendahuluan hak milik atas tanah merupakan persoalan yang


perlu mendapatkan perlindungan yang sangat ketat.
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Perlindungan ketat dimaksudkan agar pemberian
berdasarkan UUD 1945 adalah Negara hukum yang status hak kepada perorangan harus dilakukan
memberikan jaminan dan perlindungan atas hak-hak dengan seleksi yang ketat, agar betul-betul terjadi
warga Negara, antara lain hak warga negara untuk pemerataan atas status hak tersebut (Supriadi,
mendapatkan, mempunyai, dan menikmati hak 2010:66-67). Menurut Undang-Undang Nomor 12
milik. Hak Milik atas tanah sebagai salah satu jenis Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
hak milik, yang sangat penting bagi negara, bangsa, Indonesia, hanya mengenal adanya perbedaan
dan rakyat Indonesia sebagai masyarakat agrarian penduduk atas Warga Negara Indonesia (WNI) dan
yang sedang membangun ke arah perkembangan Warga Negara Asing (WNA). Perbedaan penduduk
industri dan lain-lain. Memperhatikan mengenai tersebut berakibat pada kedudukan hukum terhadap
pemilikan hak atas tanah, terdapat gambaran bahwa setiap hubungan hukum yang timbul antara warga

96
Andina Damayanti Saputri. Perjanjian Nominee dalam Kepemilikan Tanah Bagi Warga Negara Asing ...

negara asing dengan tanah dan atau antara warga Choirul Anam (Tergugat I/Terbanding I) berdasarkan
negara asing dengan warga negara Indonesia terhadap Akta Jual beli No. 137/Dps.B/1997 tertanggal 12
tanah, seperti dalam bidang perkawinan, pertanahan September 1997 yang dibuat dihadapan notaris
dan perjanjian lainnya (Eka Octavianus, 2012:4). / PPAT Josef Sunar Wibisono, SH., selanjutnya
Oleh sebab itu, Pemerintah menaruh perhatian yang
sangat serius terhadap pemilikan atas tanah tersebut
sehingga pemerintah tidak memperkenankan hak Kelod, luas 180 M2, atas nama Choirul Anam
milik atas tanah itu beralih kepada orang asing. (Tergugat I/Terbanding I). Segala biaya pembelian
Tampaknya kondisi tersebut membuat WNA yang
berkeinginan selain hanya untuk memiliki tanah atau renovasi rumah serta pembelian rumah semua dari
rumah tempat tinggal di atas tanah hak milik juga uang Saito Hiromi (Pengugat/Pembanding). Choirul
yang berkeinginan untuk menanamkan modalnya Anam (Tergugat I/Terbanding I) sekitar bulan
yang berhubungan dengan penggunaan tanah di November 2010 tanpa sepengetahuan dan ijin dari
Indonesia. Adapun upaya untuk memilikinya adalah Saito Hiromi (Pengugat/Pembanding) selaku yang
dengan melakukan terobosan di bidang hukum dalam berhak atas tanah beserta bangunan rumah telah
bentuk perjanjian yang lazimnya disebut dengan menjual tanah beserta bangunan rumah tersebut
perjanjian nominee(Ni Putu Sanatha Sarathy Lodra, kepada Suwito Hartoyo (Tergugat II/Terbanding II)
2013: 6). Perwujudan Nominee ini ada pada surat sesuai Akta No. 648/2010, tertanggal 29 November
perjanjian yang dibuat oleh para pihak, yaitu antara 2010 yang dibuat di Kantor Notaris/PPAT I Made
Warga Negara Asing dan Warga Negara Indonesia Arnaja, SH. Suwito Hartoyo (Tergugat II/Terbanding
sebagai pemberi kuasa (Nominee) yang diciptakan II) tanpa hak dan tanpa ijin dari Saito Hiromi telah
melalui satu paket perjanjian itu pada hakikatnya pula mengajukan Permohonan Peralihan Hak atas
bermaksud untuk memberikan segala kewenangan Tanah Sengketa pada Kantor Pertanahan Kota
yang mungkin timbul dalam hubungan hukum Denpasar (Tergugat III/Terbanding III) dan pada
antara seseorang dengan tanahnya kepada Warga tahun 2010 sertifikat telah diterbitkan menjadi
Negara Asing selaku penerima kuasa untuk bertindak
layaknya seorang pemilik yang sebenarnya dari luas 180 M2, atas nama Suwito Hartoyo (Tergugat
sebidang tanah yang menurut hukum tidak dapat II/Terbanding II). Berdasarkan uraian tersebut di
dimilikinya (Hak Milik atau Hak Guna Bangunan). atas, artikel ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam
Perjanjian dengan menggunakan kuasa semacam itu, mengenai penyelundupan hukum yang dilakukan
dengan menggunakan pihak Warga Negara Indonesia oleh warga negara asing melalui kepemilikan tanah
sebagai Nominee merupakan penyelundupan hukum dengan perjanjian nominee.
karena substansinya bertentangan dengan Undang-
Undang Pokok Agraria (UUPA). B. Kepemilikan Tanah Bagi Warga Negara
Dalam kasus ini, Saito Hiromi (Pengugat/ Asing
Pembanding) pada tahun 1997 membeli Tanah Konsep penguasaan tanah pada hakikatnya
beserta bangunan Rumah, tanah hak milik No. bersifat faktual yang mementingkan kenyataan pada
2366 / Pemecutan Kelod, luas 180 M2, atas nama suatu saat. Secara normatif, konsep penguasaan
Anak Agung Made Mahardika terletak di Kompleks bersifat sementara dalam artian masih membutuhkan
Perumahan Lady Garden Kavling 9 Jalan Gunung kembali adanya kepastian hukum lebih lanjut
Soputan No. 99 Denpasar, dengan harga Rp. mengenai hubungan antara pihak yang menguasai
150.000.000,- (Seratus lima puluh ribu rupiah) dari dengan obyek yang dikuasai. Dengan demikian
Anak Agung Made Mahardika. Karena Saito Hiromi masalah penguasaan tanah tidak dapat diabaikan
(Penggugat/Pembanding) seorang Warga Negara sama sekali oleh hukum. Untuk sahnya tindakan
Asing yang sesuai ketentuan Hukum Pertanahan penguasaan tanah oleh orang asing maka dibutuhkan
di Indonesia tidak dimungkinkan memiliki dan peraturan perundang-undangan yang bersifat
membeli tanah beserta bangunan Rumah, maka melindungi tindakan penguasaan tanah bersangkutan.
Saito Hiromi (Penggugat/Pembanding) dan Choirul Peraturan perundang-undangan yang berkaitan
Anam (Tergugat I/Terbanding I) sepakat meminjam dengan penguasaan tanah oleh orang asing dan
nama Choirul Anam (Tergugat I/Terbanding I) Badan Hukum Asing yang mempunyai perwakilan di
untuk menjadi atas nama dalam Sertifikat dan Indonesia diatur dalam Pasal 41 dan Pasal 42 UUPA.
mempercayakan sertifikat untuk dipegang oleh

97
Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646, Volume II No. 2 Juli - Desember 2015

Pengaturan tentang hak atas tanah bagi Warga 3. Warga Negara Asing yang berkedudukan di
Negara Asing di Indonesia diatur dalam Peraturan Indonesia
Pemerintah RI No.41 tahun 1996 tentang Pemilikan 4. Badan Hukum Asing yang mempunyai
Rumah Tinggal Atau Hunian oleh Orang Asing yang perwakilan di Indonesia
berkedudukan di Indonesia. PP No 41 tahun 1996
Adapun jangka waktunya di Indonesia tidak
mengatur bahwa Hak pakai bagi WNA dapat terjadi
ditentukan, namun diatur di Permendagri No. 6/1972
diatas Tanah Negara, Tanah Hak Milik dan tanah
selama 10 tahun, dan di PP No 40/1996 selama
hak pengelolaan. Misalnya dalam kentuan Pasal 2
25 tahun tidak dapat diperpanjang tetapi dapat
angka 1 dan angka 2 PP Nomor 41/1996 mengatur
diperbarui untuk jangka waktu 20 tahun. Jangka
bahwa, rumah tempat tinggal atau hunian yang dapat
waktu Hak Pakai dapat terbatas atau tidak terbatas
dimiliki oleh orang asing adalah rumah yang berdiri
selama tanahnya digunakan untuk keperluan tertentu
sendiri yang dibangun di atas bidang tanah hak pakai
(misal: untuk perwakilan Negara Asing). Hak Pakai
atas tanah negara yang dapat dikuasai berdasarkan
menurut UUPA tidak dapat sebagai jaminan hutang,
perjanjian dengan pemegang hak atas tanah dan satuan
tetapi di dalam UUR susun dapat sebagai jaminan
rumah susun yang dibangun di atas bidang tanah
hutang dengan dalam RUU Hak Tanggungan
hak pakai atas tanah Negara. PP No 41 tahun 1996
atas tanah dapat dibebani jaminan Hak Tanggungan.
bermaksud memberikan kepastian hukum bagi orang
Dalam hal perjanjian yang dihadapan PPAT harus
asing untuk kemungkinan pemilikan rumah tinggal
dimasukkan dalam sertifikat atas tanah yang
atau hunian yang berkedudukan di Indonesia, namun
bersangkutan. Dalam perjanjian harus ditentukan
dalam implementasinya belum dapat memberikan
jangka waktunya dan dibatasi tidak lebih dari 25
hukum yang jelas bagi warga negara asing terkait
tahun, dan dapat diperbaharui untuk paling lama
dengan investasi property di Indonesia, disamping
25 tahun sepanjang orang asing masih bertempat
juga munculnya penyelundupan-penyelundupan
tinggal di Indonesia. Apabila orang asing tersebut
hukum pertanahan oleh orang asing yang belum
sudah tidak berkedudukan di Indonesia maka dalam
dapat diatasi dikarenakan tidak adanya pengawasan
jangka waktu satu tahun setelah meninggalkan
serta tindak lanjut pemberian sanksi (Widyarini
Indonesia rumah tersebut harus dilepaskan haknya
Indriasti, 2014:44).
kepada orang lain yang memenuhi syarat. Apabila
Warga Negara Asing di Indonesia hanya ketentuan tersebut dilanggar maka terhadap rumah
dapat memiliki hak atas tanah dengan status hak yang berada diatas tanah dengan status hak pakai
pakai dan hak sewa. Hak pakai menurut Pasal 41 atas tanah Negara maka akan dilakukan lelang.
UUPA adalah hak untuk menggunakan dan/atau Sedangkan untuk rumah yang tanahnya dengan status
memungut hasil dari tanah yang langsung dikuasai hak pakai atas milik orang lain akan kembali kepada
oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang pemilik tanah semula tanpa harus ada ganti rugi.
memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan Dalam hal tersebut perlu diatur berdasarkan hukum
dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat yang dengan tujuan agas penggunaan tanah dan bangunan
berwenang memberikannya atau dalam perjanjian oleh orang asing di Indonesia tidak merugikan
sewa menyewa atau perjanjian sewa menyewa atau kepentingan rakyat Indonesia pada umumnya. Maka
perjanjian pengolahan tanah, segala sesuatu asal tidak dengan pengaturan pengawasan akan lebih mudah
bertentangan dengan ketentuan Undang-Undang ini. dilakukan oleh Pemerintah ( Didik Suhariyanto,
Berdasarkan pasal tersebut hak pakai adalah suatu 2007:22).
hak yang meliputi hak atas tanah bangunan dan
Hak sewa menurut UUPA adalah seseorang
hak atas tanah pertanian. Obyek hak pakai adalah
atau suatu badan hukum mempunyai hak sewa atas
Tanah Negara, Tanah Hak Milik dan Tanah Hak
tanah, apabila ia berhak mempergunakan tanah
Pengelolaan. Hak Pakai atas Tanah Negara terjadi
milik orang lain untuk keperluan bangunan, dengan
berdasarkan Keputusan Pejabat yang Berwenang
membayar kepada pemiliknya sejumlah uang sewa.
berupa Keputusan Pemberian Hak dan harus
Pembayaran uang sewa dapat dilakukan satu kali atau
didaftarkan. Hak pakai atas tanah Hak milik terjadi
pada tiap-tiap kali waktu tertentu dan tidak boleh
berdasarkan perjanjian dengan pemilik tanah Hak
disertai syarat-syarat yang mengandung unsur-unsur
Milik. Pemilik Hak Pakai meliputi :
pemerasan (Widyarini Indriasti, 2014:48).
1. Warga Negara Indonesia
2. Badan Hukum Indonesia

98
Andina Damayanti Saputri. Perjanjian Nominee dalam Kepemilikan Tanah Bagi Warga Negara Asing ...

Hubungan hukum antara orang baik warga C. Perjanjian Nominee


Negara Indonesia (WNI) maupun warga Negara
asing (WNA) serta perbuatan hukum mengenai Perjanjian merupakan awal dari adanya suatu
tanah di Indonesia diatur dalam UUPA. Dalam perbuatan hukum, yang melibatkan lebih dari satu
kaitannya dengan subjek yang dapat diberikan dan pihak dan menimbulkan hak serta kewajiban diantara
mempunyai hak atas tanah, maka sesuai dengan asas para pihak yang terlibat di dalamnya, memiliki
nasionalitas yang tercantum dalam UUPA, ditentukan
bahwa sesuai Pasal 9 ayat (1) UUPA menyatakan dari berbagai sumber, baik sumber yang berupa
bahwa:hanya warga negara Indonesia (WNI) yang peraturan perundang-undangan, pendapat para
dapat mempunyai hubungan sepenuhnya dengan ahli maupun Kamus Bahasa Indonesia atau Kamus
bumi, air, dan ruang angkasa. Dalam penjelasannya Bahasa Asing. Setiap perjanjian pada dasarnya
dikatakan, hanya Warga Negara Indonesia saja memiliki unsur-unsur sebagai berikut (Natalia
yang dapat menjadi subjek hak milik selain badan Christine, 2006:14) :
hukum tersebut. Hak milik dapat diberikan kepada a. Adanya kaidah hukum perjanjian, baik secara
Warga Negara Indonesia, badan-badan hukum yang tertulis maupun tidak tertulis.
ditetapkan pemerintah, misalnya Bank Pemerintah, b. Adanya subyek hukum yang menjadi pendukung
Badan Keagamaan, dan Badan Sosial yang ditunjuk hak dan kewajiban dalam perjanjian.
pemerintah. Hak ini bersifat turun temurun, terkuat, c. Adanya prestasi, yaitu obyek dari perjanjian,
dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah, yang berupa tindakan untuk memberikan
dengan mengingat fungsi sosial tanah, maka jangka sesuatu, berbuat sesuatu, ataupun tidak berbuat
waktu berlakunya hak milik dalah untuk waktu yang sesuatu.
tidak ditentukan. Terhadap hak ini juga dapat hapus, d. Adanya kata sepakatdi antara para pihak dalam
perjanjian.
1. Karena pencabutan hak, e. Adanya akibat hukum yang timbul dari
2. Karena penyerahan dengan sukarela oleh perjanjian berupa hak dan kewajiban.
pemiliknya, Perjanjian harus mengacu pada dasar otentik,
3. Karena ditelantarkan, dimana perjanjian haruslah dapat dipakai sebagai
4. Beralih kepada orang asing, bukti yang kuat sebagai bentuk kepastian dan
5. Tanahnya musnah perlindungan hukum bagi para pihak yang terkait
Menurut Pasal 26 ayat (2) UUPA, Hak Milik di dalamnya. Surat Perjanjian yang dibuat dibawah
kepada orang asing dilarang dan pelanggaran tangan, dapat dinyatakan otentik apabila didukung
terhadap pasal ini mengandung sanksi batal demi dengan adanya pengesahan dari pejabat yang
hukum. Namun demikian, UUPA tidak menutup berwenang. Dalam hal ini, yang turut berperan adalah
sama sekali kesempatan WNA dan badan hukum Notaris, sebagai pejabat yang punya kewenangan
asing untuk mempunyai hak atas tanah di wilayah untuk mengesahkan Surat Perjanjian tersebut (G.
Indonesia (Wily Ardi Yohanis, 2013:5). Agus Permana Putra, 2010:19). Sehubungan dengan
penguasaan tanah oleh Warga Negara Asing, maka
Menurut Boedi Harsono (2007:27-28), hak-hak bentuk perjanjian yangdibuat oleh Notaris/PPAT bagi
perseorangan yang diberi hak untuk memakai dalam Warga Negara Asing dalam peralihan hak milik atas
arti menguasai, menggunakan dan/atau mengambil tanah adalah sebagai berikut :
manfaat tertentu, berupa : 1. Akta Jual Beli dengan meminjam nama seorang
a. Hak-hak atas tanah yang akan tetap berupa Hak warga negara Indonesia. Melalui akta jual beli
Milik, HGU,HGB, dan Hak Pakai sebagai hak-hak tersebut seolah-olah terjadinya kepemilikan
atas tanah tertulis yang bersifat nasional serta hak- semu atas tanah tersebut, karena nama Warga
hak atas tanah lain dalam Hukum Adat setempat. Negara Indonesia hanya dipinjam saja untuk
b. Hak atas tanah wakaf, sebagaimana diatur dalam di sertipikat, sedangkan sesungguhnya uang
PP nomor 28 Tahun 1977 sebagai pelaksanaan untuk membeli tanah tersebut berasal dari Warga
dari Pasal 49 UUPA Negara Asing.
c. Hak Tanggungan sebagai satu-satunya hak 2. Akta Pengakuan Hutang. Melalui akta
jaminan atas tanah dalam Hukum Tanah Nasional, pengakuan hutang seolah-olah seseorang Warga
sebagaimana diatur dalam UU nomor 4 tahun Negara Indonesia yang namanya dipinjam itu
1996 mempunyai hutang kepada Warga Negara Asing

99
Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646, Volume II No. 2 Juli - Desember 2015

karena sumber dana atau uangnya berasal dari hak atas tanah yang disebut Hak Milik dalam Pasal
Warga Negara Asing. 20 UUPA memberi wewenang untuk menggunakan
3. Akta Sewa Menyewa. Melalui akta sewa tanah yang dihaki tanpa batas waktu.
menyewa ini maka seorang Warga Negara
Hak Milik sebagai hak terkuat dan terpenuhi yang
Asing akan bisa memanfaatkan tanah yang telah
telah dipaparkan sebelumnya dilarang untuk dimiliki
dikuasainya dengan jangka waktu sewa yang
oleh WNA. Namun dalam praktik yang terjadi di
terus bisa diperpanjang dan diteruskan oleh ahli
daerah-daerah, masih banyak dijumpai WNA yang
warisnya.
melakukan perbuatan hukum untuk dapat mengusai
4. Akta Pemberian Hak Tanggungan. Melalui akta
hak milik atas tanah tanpa memperhatikan ketentuan
pengakuan hutang yang dibuat sebelumnya oleh
UUPA. Perbuatan hukum ini biasanya dijumpai dalam
Warga Negara Indonesia dengan Warga Negara
bentuk perjanjian yang kemudian dikenal dengan
Asing, maka harus diikat dengan akta pemberian
perjanjian nominee. Dalam kamus hukum atau Blacks
hak tanggungan, karena tanah yang atas nama
Law Dictionary, arti dari nominee adalah : One
Warga Negara Indonesia sendiri dijadikan
designated to act for another as his representative in a
jaminan atas pelunasan hutang tersebut.
rather limited sense. It is used sometimes to signify an
5. Pernyataan. Melalui pernyataan Warga
agent or trustee. It has no connotation, however, other
Negara Indonesia memberikan pernyataan-
than that of acting for another, in representation of
pernyataannya untuk memberikan perlindungan
another, or as the grantee of another. Terjemahannya,
hukum kepada warga negara asing dan akan
seseorang ditunjuk bertindak atas pihak lain sebagai
melakukan perbuatan hukum apabila adanya
perwakilan dalam pengertian terbatas. Ini digunakan
perintah dan petunjuk dari seorang warga negara
sewaktu-waktu untuk ditandatangani oleh agen atau
asing.
orang kepercayaan. Tidak ada pengertian lain daripada
6. Kuasa. Dengan adanya kuasa maka tanah
hanya bertindak sebagai perwakilan pihak lain atau
yang dikuasai dengan meminjam nama Warga
sebagai penjamin pihak lain (Bryan A. Garner, 1999:
Negara Indonesia nantinya dapat dialihkan atas
1072 ). Penjanjian Nominee merupakan salah satu
permintaan Warga Negara Asing. Dan dengan
dari jenis perjanjian innominaat, yaitu perjanjian
adanya kuasa mengelola maka Warga Negara
yang tidak dikenal dalam Kitab Undang-Undang
Asing dapat memanfaatkan dan memungut hasil
Hukum Perdata (KUHPerdata) namun timbul,
dari tanah yang dikuasainya.
tumbuh dan berkembang di masyarakat. Berdasarkan
Pengertian penguasaan dapat dipakai dalam arti KUHPerdata, perjanjian Nominee harus tunduk pada
ketentuan-ketentuan hukum perjanjian dalam Buku
penguasaan dapat beraspek privat dan beraspek III KUHPerdata tentang perikatan.
publik. Penguasaan dalam arti yuridis adalah
Istilah nominee tersebut sering disamakan
penguasaan yang dilandasi hak, yang dilindungi oleh
dengan istilah perwakilan atau pinjam nama,
hukum dan pada umumnya memberi kewenangan
berdasarkan surat pernyataan atau surat kuasa yang
kepada pemegang hak untuk menguasai secara
dibuat oleh para pihak, orang asing meminjam
nama warga negara Indonesia untuk dicantumkan
mempergunakan atau mengambil manfaat dari
tanah yang dihaki, tidak diserahkan kepada pihak
tetap kemudian warga negara Indonesia berdasarkan
lain. Bisa juga penguasaan yuridis ada pada pemilik
akta pernyataan yang dibuatnya mengingkari bahwa
pemilik sebenarnya adalah warga negara asing selaku
lain, misalnya seseorang yang memiliki tanah
pihak yang mengeluarkan uang untuk pembelian
tidak mempergunakan tanahnya sendiri akan tetapi
tanah tersebut dan penguasaannya dilakukan atau
disewakan kepada pihak lain (Urip Santoso, 2008:73)
diwakilkan kepada warga negara asing tersebut.
. Penguasaan atas tanah berisikan serangkaian
wewenang, kewajiban dan/atau larangan bagi Secara implisit, suatu perjanjian nominee
pemegang haknya untuk berbuat sesuatu mengenai memiliki unsur-unsur sebagai berikut :
tanah yang dihaki. Sesuatu yang boleh, wajib atau 1. Adanya perjanjian pemberian kuasa antara dua
dilarang untuk diperbuat, yang merupakan isi hak pihak, yaitu sebagai pemberi
penguasaan itulah yang menjadi kriterium atau tolok kuasa dan nominee sebagai penerima kuasa,
ukur pembeda di antara hak-hak penguasaan atas yang didasarkan pada adanya kepercayaan dari
tanah yang diatur dalam Hukum Tanah, misalnya kepada nominee

100
Andina Damayanti Saputri. Perjanjian Nominee dalam Kepemilikan Tanah Bagi Warga Negara Asing ...

2. Kuasa yang diberikan bersifat khusus dengan tanah kelembagaan Hak atas Tanah (Hak Milik
jenis tindakan hukum yang terbatas dan Hak Guna Bangunan). Adapun beberapa aspek
3. Nominee bertindak seakan-akan (as If) sebagai yang menunjukan pemindahan hak kepemilikan
perwakilan dari beneficial owner di depan secara langsung dari perjanjian-perjanjian tersebut
hukum. dipaparkan sebagai berikut (Roestamy Martin,
2011:207) :
Sekilas terlihat bahwa perjanjian nominee
1. Perjanjian Pemilikan Tanah ( PPT ) dan
dengan pemberian kuasa pada umumnya adalah
Pemberian Kuasa, dalam PPT pihak WNI
sama karena keduanya memerlukan pihak yang
mengakui bahwa tanah Hak Milik yang terdaftar
berperan sebagai pemberi kuasa dan penerima kuasa.
atas namanya bukanlah milikya, tetapi milik
Namun apabila dikaji secara seksama, keduanya
WNA yang telah menyediakan dana untuk
merupakan hal yang serupa tetapi tidak sama.
pembelian tanah Hak Milik tersebut beserta
Perjanjian nominee dari sifatnya adalah sama dengan
bangunan. Selanjutnya pihak WNI memberi
perjanjian timbal balik, dimana para pihak memiliki
kuasa yang tidak dapat ditarik kembali kepada
kewajiban untuk memenuhi prestasi masing-msing
pihak WNA untuk melakukan segala tindakan
pihak yang tercantum di dalam perjanjian. Hal ini
hukum terhadap tanah Hak Milik beserta
disebabkan kuasa yang terdapat di dalam perjanjian
bangunan tersebut.
nominee lebih bersifat lastgeving, dimana kuasa yang
2. Perjanjian Opsi, pihak WNI memberikan
diberikan lebih menekankan kepada pemberian beban
opsi untuk membeli tanah Hak Milik beserta
perintah kepada si penerima kuasa untuk melaksakan
bangunan kepada pihak WNA karena dan untuk
prestasi yang diperjanjikan. Adapun pemberi kuasa
pembelian tanah Hak Milik beserta bangunan
yang pada umumnya dibuat merupakan perjanjian
itu disediakan oleh pihak WNA.
sepihak yang bersifat volmacht karena hanya
3. Perjanjian Sewa Menyewa (Lease Agreement),
memberikan kewenangan pada si penerima kuasa
pada prinsipnya dalam perjanjian ini diatur
untuk mewakili si pemberi kuasa.
tentang jangka waktu sewa berikut opsi untuk
Konsep ini mekanismenya diatur bahwa perpanjangannya, beserta hak dan kewajiban
pemilik rumah atau bangunan adalah seorang pihak yang menyewakan (WNI) dengan pihak
WNI dengan biaya yang bersumber pada WNA penyewa (WNA).
tersebut. Kepemilikan yang dimaksud adalah 4. Kuasa Menjual (Power of Attoney to sell),
sebuah kepemilikan yang tidak langsung, yang surat kuasa untuk menjual berisi pemberian
tercipta dari hubungan hukum antara WNI dan kuasa dengan hak subtitusi dari pihak WNI
WNA yang dikaitkan didalam suatu perjanjian (Pemberi Kuasa) kepada pihak WNA (Penerima
yang disebut dengan Nominee/Trustee Agreement, Kuasa) untuk perpanjangannya, beserta hak
yang dimana perjanjian tersebut berisikan tentang dan kewajiban pihak yang menyewakan (WNI)
pernyataan hubungan hukum WNI dengan WNA dengan pihak penyewa (WNA).
yang menyatakan bahwa kepemilikan hak atas 5. Hibah Wasiat, pihak WNI menghibahkan tanah
tanah tersebut pada dasarnya adalah milik dari Hak Milik bangunan atas namanya kepada pihak
WNI dan WNA yang bersangkutan yang dapat WNA.
memerintahkan berbagai tindakan hukum terhadap 6. Surat Pernyataan Ahli Waris, isteri pihak WNI
hak yang dimiliki oleh WNA yang dipercaya dan anaknya menyatakan bahwa tanah Hak
untuk mengelolanya (trustee). Pada umumnya Milik beserta bangunan terdaftar atas nama
perjanjian Nominee tersebut terdiri atas Perjanjian suaminya, tetapi suaminya bukanlah pemilik
Induk yang terdiri dari Perjanjian Pemilikan Tanah sebenarnya atas tanah Hak Milik beserta
(Land Agreement) dan Surat Kuasa ; Perjanjian Opsi bangunan tersebut.
; Perjanjian Sewa-Menyewa (Lease Agreement) ;
Meskipun demikian, selain bentuk perjanjian-
Kuasa Menjual (Power of Attorney to Sell) ; Hibah
perjanjia n tersebut diatas, ma sih terdapa t
Wasiat ;dan Surat Pernyataan Ahli Waris (Maria
perjanjian-perjanjian lainnya yang juga bermaksud
Sumardjono,2005:14).
memindahkan Hak Milik WNI secara tidak langsung
Perjanjian yang demikian dimungkinkan karena kepada WNA, dalam bentuk sebagai berikut (Maria
pada dasarnya tidak memindahkan Hak Kepemilikan Sumardjono,2005:16-17) :
secara langsung, namun hanya memindahkan

101
Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646, Volume II No. 2 Juli - Desember 2015

1. Akta pengakuan Utang dilakukannya dengan cara meminjam nama Choirul


2. Pernyataan bahwa pihak WNI memperoleh Anam sudahlah benar dan tidak bertentangan dengan
fasilitas pinjaman uang dari WNA untuk UUPA Pasal 21 ayat (1) , karena memang orang
digunakan membangun usaha. Indonesialah yang dapat memiliki hak milik atas
3. Pernyataan pihak WNI bahwa tanah Hak Milik tanah di Indonesia, Saito Hiromi selaku orang asing
adalah milik pihak WNA sadar dengan aturan itu makanya sepakat dengan
4. Kuasa Menjual. Pihak WNI memberi hak kuasa Choirul Anam pembelian obyek sengketa dilakukan
dengan hak subtitusi kepada pihak WNA untuk dengan pinjam namanya Choirul Anam. Apabila
menjual, melepaskan atau memindahkan tanah tidak dipenuhinya syarat obyektif yaitu sebab
Hak Milik yang terdaftar atas nama pihak WNI yang halal akan mengakibatkan perjanjian tersebut
5. Kuasa Roya. Pihak WNI member kuasa dengan menjadi batal demi hukum. Artinya sejak semula
hak subtitusi kepada pihak WNA untuk secara dianggap tidak pernah dilahirkan suatu perjanjian
khusus mewakili dan bertindak atas nama pihak dan tidak pernah ada suatu perikatan. Oleh sebab itu
WNI untuk mermoya dan menyelesaikan semua saya setuju dengan pendapat Pengadilan Tinggi yang
kewajiban utang-piutang pihak WNI menyatakan menolak dalil pokok Penggugat (Saito
Hiromi) dimana perjanjian nominee tersebut tidak
D. Analisis Putusan Pengadilan Tinggi sah dan batal demi hukum serta mempertahankan
Nomor: 12/PDT/2014/PT.DPS pertimbangan Hakim pada tingkat pertama dengan
perbaikan eksepsi.
Di dalam kasus tersebut diatas telah dijelaskan
bahwasanya terdapat suatu kesepakatan yang Menurut Boedi Harsono (2007:27-28), hak-hak
dibuat dengan akta notaris dimana Saito Hiromi perseorangan yang diberi hak untuk memakai dalam
berkedudukan sebagai WNA meminjam nama arti menguasai, menggunakan dan/atau mengambil
Choirul Anam yang berkedudukan sebagai WNI manfaat tertentu, berupa Hak-hak atas tanah yang
mengenai peralihan hak milik atas tanah yang akan tetap berupa Hak Milik. Dapat dilihat jika
disebut dalam Perjanjian nominee. Bahwa dalam menurut Boedi Harsono hak untuk menguasai
hal pembelian obyek sengketa dengan cara nominee adalah hak atas tanah yang tetap berupa hak milik,
tersebut, menurut Pengadilan Tinggi perjanjian/ maka warga negara asing tidak dapat dikatakan bisa
persetujuan yang dibuat oleh Saito Hiromi tersebut menguasai atau mengambil manfaat tersebut, karena
bertentangan dengan pasal 1320 KUHPerdata. warga negara asing hanya dapat menggunakan hak
Berkaitan dengan syarat-syarat sahnya suatu pakai dan hak sewa saja.
perjanjian yang diatur dalam Pasal 1320 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata antara lain : E. Penutup
1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;
2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian; Warga Negara Asing di Indonesia hanya
3. Suatu hal tertentu; dapat memiliki hak atas tanah dengan status hak
4. Suatu sebab yang halal. pakai dan hak sewa. Hak pakai menurut Pasal 41
UUPA adalah hak untuk menggunakan dan/atau
Berkaitan dengan kasus apakah telah memenuhi memungut hasil dari tanah yang langsung dikuasai
semua syarat sahnya perjanjian menurut Pasal 1320 oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, khususnya memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan
pada syarat keempat yaitu suatu sebab yang halal. dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat yang
Adapun suatu sebab yang halal tersebut adalah hal berwenang memberikannya atau dalam perjanjian
yang tidak bertentangan dengan Undang-Undang, sewa menyewa atau perjanjian sewa menyewa atau
kesusilaan, atau ketertiban umum. Jika kita lihat perjanjian pengolahan tanah, segala sesuatu asal tidak
dalam kasus ini, perjanjian tersebut jelas melanggar bertentangan dengan ketentuan Undang-Undang ini.
syarat sahnya perjanjian yang keempat dimana hal Hak sewa menurut UUPA adalah seseorang atau
itu telah ada suatu sebab yang tidak halal, karena suatu badan hukum mempunyai hak sewa atas tanah,
Saito Hiromi sebagai orang asing yang dalam pasal apabila ia berhak mempergunakan tanah milik orang
21 ayat (1) UUPA telah menyebut hanya Warga lain untuk keperluan bangunan, dengan membayar
Negara Indonesia yang dapat memiliki hak milik atas kepada pemiliknya sejumlah uang sewa.
tanah di Indonesia. Menurut Saito Hiromi apa yang

102
Andina Damayanti Saputri. Perjanjian Nominee dalam Kepemilikan Tanah Bagi Warga Negara Asing ...

Hak Milik sebagai hak terkuat dan terpenuhi


yang telah dipaparkan sebelumnya dilarang
untuk dimiliki oleh WNA. Namun dalam praktik Daftar Pustaka
yang terjadi di daerah-daerah, masih banyak
dijumpai WNA yang melakukan perbuatan hukum
Buku
untuk dapat mengusai hak milik atas tanah tanpa
memperhatikan ketentuan UUPA. Perbuatan hukum Boedi Harsono. 2007. Hukum Agraria Indonesia.
ini biasanya dijumpai dalam bentuk perjanjian
yang kemudian dikenal dengan perjanjian nominee.
Penjanjian Nominee merupakan salah satu dari Bryan A. Garner, 1999. Blacks Law Dictionary with
Guide to Pronunciation. Weat Publishing
jenis perjanjian innominaat, yaitu perjanjian yang
tidak dikenal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Maria Sumardjono. 2005. Kebijakan Pertanahan
Perdata (KUHPerdata) namun timbul, tumbuh dan Antara Regulasi dan Implementasi, Edisi
berkembang di masyarakat. Istilah nominee tersebut Revisi. Jakarta: Kompas
sering disamakan dengan istilah perwakilan atau
pinjam nama, berdasarkan surat pernyataan atau Ma r ti n R o e st a m y. 2011 . K on se p -K on se p
surat kuasa yang dibuat oleh para pihak, orang Hukum Kepemilikan Properti Bagi Asing
asing meminjam nama warga negara Indonesia Dihubungkan Dengan Hukum Pertanahan.
untuk dicantumkan namanya sebagai pemilik Bandung : Alumni
tanah pada sertifikatnya, tetap kemudian warga Natalia Christine Purba. 2006. Keabsahan
negara Indonesia berdasarkan akta pernyataan yang Perjanjian Innominaat Dalam Bentuk
dibuatnya mengingkari bahwa pemilik sebenarnya Nominee Agreement (Analisis Kepemilikan
adalah warga negara asing selaku pihak yang Tanah oleh Warga Negara Asing). Depok:
mengeluarkan uang untuk pembelian tanah tersebut FakultasHukumUniversitas Indonesia
dan penguasaannya dilakukan atau diwakilkan
kepada warga negara asing tersebut. Supriadi. 2010. Hukum Agraria. Jakarta: Sinar

Berdasarkan putusan Pengadilan Tinggi nomor


12/pdt/2014/pt.dps bahwasanya perjanjian yang Urip Santoso. 2008. Hukum Agraria dan Hak-Hak
dibuat oleh Saito Hiromi selaku warga negara atas Tanah. Jakarta:Kencana
asing dengan Choirul Anam selaku warga negara
indonesia yang dikenal dalam perjanjian nominee Jurnal
tersebut dinyatakan tidak sah sejak awal dan batal
demi hukum karena telah melanggar ketentuan Pasal Didik Suhariyanto. 2007. Politik Hukum
1320 KUHPerdata mengenai syarat-syarat sahnya Terhadap Penggunaan Hak Pakai Atas
perjanjian yang keempat yaitu sebab yang halal. Tanah Dan Bangunan Bagi Orang Asing
Di Indonesia.Jurnal Ilmiah Progressif
Melihat dengan adanya penyelundupan hukum Vol.4 No.10, April 2007 . Http://Untag-
yang dilakukan oleh Warga Negara Asing di Banyuwangi.Ac.Id/Attachments/
Indonesia, penulis menyarankan untuk membuat Article/284/Politik20hukum20terhadap20
pengaturan yang jelas secara khusus mengenai penggunaan20hak20pakai20atas20tanah20.
perjanjian nominee sehingga Warga Negara Asing Pdf
tidak dengan mudah melakukan penyelundupan
hukum serta mendapatkan kepastian hukum. Hal
ini berguna untuk meminimalisir adanya tindakan Hasil Konversi Hak Barat Berdasarkan UU
curang yang dilakukan oleh pihak asing terhadap No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar
Warga Negara Indonesia. Pokok-Pokok Agraria Dihubungkan Dengan
PP No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran

103
Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646, Volume II No. 2 Juli - Desember 2015

Tanah. Jurnal Hukum Volume 3 No. 1 G. Agus Permana Putra. 2010. Wanprestasi Dalam
(http://download.portalgaruda.org/article. Penggunaan Nominee Pada Perjanjian Yang
php?article=32089&val=2282) Dibuat Dibawah Tangan Berkaitan Dengan
Kepemilikan Tanah Di Bali http://eprints.
Widyarini Indriasti.2014.Prospektif Kebijakan undip.ac.id/24612/1/G._Agus_Permana_
Kepemilikan HakAtas Tanah Bagi Warganegara Putra.pdf diakses pada tanggal 1 Mei 2015
Asing Di Indonesia.Hukum Dan Dinamika
Masyarakat Vol.12 No.1 Oktober 2014 Ni Putu Sanatha Sarathy Lodra. 2013. Penyelesaian
(Http://Fakhukum.Untagsmg.Ac.Id/Images/ Sengketa Yang Timbul Dari Akta Nominee
Jurnal/Vol201220no20120okt202014/5.20pr Yang Berisi Peralihan Hak Milik Atas Tanah
ospektif20kebijakan20kepemilikan20hak20 Kepada Warga Negara Asing Berdasarkan
atas20tanah20bagi20warganegara20asing Pasal 26 Ayat (2) UUPA. http://www.pps.
20di20indonesia.Pdf) unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-927-
1237979219-5.20tesis20ni20putu20sanatha
20sarathy20lodra.pdf diakses pada tanggal
Internet 1 Mei 2015

Eka Octavianus . 2012. Penyelundupan Hukum Oleh Wily Ardi Yohanis. 2013. Tinjauan Yuridis
Orang Asing Dalam UpayaPenguasaan Hak Kepemilikan Tanah Dan Bangunan oleh
Atas Tanah. WNA di Wilayah Indonesia Menurut Undang-
es/691352a6389e0877ffe5a6adea2c6bef.pdf. Undang Nomor 5 Tahun 1960 . http://
diakses pada tanggal 6 Mei 2015 fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2014/05/
Wily-Ardi-Yohanis-D1A009114.pdf

104

Anda mungkin juga menyukai