KERJA (KAK)
PENGADAAN PROGRAM MANAGEMENT OFFICE (PMO)
KEMENTERIAN KOMINFO TAHUN ANGGARAN 2017
KERANGKA ACUAN KERJA
URAIAN PENDAHULUAN1
1. LATAR BELAKANG
Pembangunan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan salah satu
aspek penting yang mendorong pembangunan nasional. Selain menjadi katalisator faktor
produksi dan ekonomi, TIK juga berperan sebagai enabler dalam perubahan sosial budaya
kemasyarakatan di berbagai aspek.Melalui TIK pula, kemajuan ilmu pengetahuan yang
mencerdaskan mampu tersebar dan terdistribusi secara luas di masyarakat, membentuk dan
membangun bangsa yang mandiri, cerdas dan berkarakter.
Di era globalisasi, persaingan antar negara semakin tinggi, sehingga mendorong tiap negara
untuk meningkatkan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi, SDM dan industri, termasuk
sektor tersiernya. Dalam konteks global, Indonesia seharusnya bisa hadir dan mampu
menempatkan posisi dalam konstelasi global. Dengan interaksi yang meningkat, berarti akses
menuju pasar internasional menjadi semakin terbuka lebar. Untuk itu pada tiap sektor
perekonomian, Indonesia harus mampu berakselerasi dengan standar kualitas dan harga
pasar internasional agar tidak semakin jauh tertinggal dengan pertumbuhan negara
berkembang lainnya. Disini, sektor komunikasi dan informatika (kominfo) menjadi unsur
pengungkit bagi semua sektor perekonomian tersebut. Kekuatan sektor kominfo
memungkinkan arus barang dan jasa dari dalam dan luar negeri menjadi tanpa batas
(borderless), menurunkan biaya transaksi dan memperluas pangsa pasar. Peluang ini
semakin besar, jika ditinjau dari pengamatan selama 5 tahun terakhir, Asia merupakan
wilayah yang menjadi salah satu pusat inovasi digital dunia, dengan tingkat penetrasi
pengguna internet sebesar 55.2% dari total populasi penduduk Asia
(internetworldstats.com,2017). Selain itu, pergeseran sentral kekuatan ekonomi dari barat ke
timur (Asia) dan ditambah dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, telah
membawa era baru yaitu digital economy. Hal ini menjadi peluang yang sangat besar yang
harus bisa dimaksimalkan oleh Indonesia.
Untuk bisa menggapai peluang tersebut menjadi stimulus ekonomi dalam negeri, salah satu
langkah penting bagi Indonesia adalah menciptakan national branding, yaitu perwujudan
kepercayaan dan kredibilitas negara dimata internasional. National branding menjadi upaya
Indonesia untuk menempatkan posisi dalam konstelasi global, yang dapat ditempuh tidak
hanya dengan menciptakan produk-produk nasional dengan harga kompetitif dan kualitas
berdaya saing internasional, dan menjaga kestabilan indikator-indikator ekonomi makro,
tetapi juga memajukan sektor kominfo dalam negeri.
Selama ini upaya peningkatan sektor kominfo adalah dengan melaksanakan pembangunan
infrastruktur TIK yang konstruktif yang dijalankan oleh Kementerian Komunikasi dan
Informatika (“Kemkominfo”). Kemkominfo sebagai eksekutor dan regulator untuk menyusun
dan melaksanakan kebijakan pembangunan infrastruktur TIK untuk mendukung fokus
1
pembangunan Pemerintah Indonesia dalam hal (i) kedaulatan pangan, (ii) energi, (iii)
kemaritiman, (iv) infrastruktur, (v) sumber daya manusia, (vi) perbatasan, dan (vii)
pariwisata dan industri. Dukungan tersebut ditunjukkan melalui pembentukan Program
Prioritas Kemkominfo yang telah diselaraskan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) Tahun 2005—2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) Tahun 2015—2019, yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan agenda
(Nawacita) dari Presiden Joko Widodo. Secara khusus, Program Prioritas Kemkominfo
berfokus pada 4 (empat) isu utama, yakni (i) Infrastuktur broadband, (ii) Internet (cyber
security & governance, e-government, dan e-commerce), (iii) digitalisasi penyiaran, dan (iv)
Government Public Relation(GPR).
Program-program prioritas di bidang komunikasi dan informatika merupakan program yang
bersifat strategis dalam mendukung prioritas nasional pembangunan, dan program-program
ini seharusnya disiapkan untuk menjawab tantangan dan peluang global. Tetapi, hasil evaluasi
internal menunjukkan bahwa pelaksanaan perencanaan program kerja belum optimal,
terdapat kesenjangan (gap) antara kondisi ideal yang diharapkan dengan kondisi aktual di
lapangan, dan ketidakmampuan melakukan mitigasi resiko atas proyek prioritas
menyebabkan persentase kegagalan meningkat. Gap antara rencana dan realisasi yang cukup
signifikan umumnya terjadi karena tidak sempurna/kurang tepatnya metode manajemen
proyek yang diterapkan, kualitas dan alokasi personil SDM yang kurang memahami
perencanaan berbasis resiko (risk-based planning). Lebih lanjut, berbagai isu global seperti
peluang ekonomi digital, kebutuhan cyber security untuk keamanan dan kepastian hukum
dalam ranah digital, peningkatan teknologi broadband, dan berbagai dampak dari
perkembangan teknologi lainnya harus mampu diadopsi Kemkominfo ke dalam bentuk pola-
pola perencanaan yang komprehensif dan feasible, tetapi dalam implementasi selalu menemui
masalah dan cenderung mengalami kegagalan.
Hasil evaluasi permasalahan internal Kemkominfo, serta berbagai tuntutan dan tantangan
dari eksternal untuk mempercepat laju akselerasi sektor kominfo, mendorong Kemkominfo
untuk melakukan reformasi menyeluruh pada pola manajemen dan teknis implementasi
program. Untuk itu Kemkominfo memandang perlu untuk mengadopsi pola-pola manajemen
yang profesional dan sesuai standar internasional agar proses pengerjaan berbagai proyek
prioritas berjalan sesuai target dan bermanfaat bagi masyarakat, dari proses perencanaan
hingga pelaporan.
Untuk melaksanakan reformasi pola manajemen dan implementasi program, Kemkominfo
akan mengadopsi pengelolaan program berstandar internasional yaitu Program Management
Office (PMO). Rencana pelaksanaan PMO di Kemkominfo akan meliputi pendampingan,
asistensi, dan alih pengetahuan dari perusahaan konsultan terbaik dan profesional dalam
bidang pengelolaan portfolio, risk management dan project management. Perusahaan
konsultan yang dibutuhkan adalah perusahaan yang berstandar internasional, yang mampu
menerjemahkan isu strategis dan tantangan global ke dalam pola-pola manajemen yang
profesional dan komprehensif tetapi tetap selaras dengan prinsip akuntabilitas dan regulasi
yang berlaku, memiliki portofolio pekerjaan yang mampu mendukung core business
Kemkominfo, memiliki Big Data besar tentang best practices program terkait dari berbagai
Negara yang dapat menjadi bahan kajian proyek, serta memiliki kualifikasi tenaga konsultan
dengan pengalaman dan jam terbang tinggi di bidang yang dibutuhkan. Dalam
pelaksanaannya, PMO ini akan menjadi standar proses bagi seluruh proses perencanaan,
eksekusi, monitoring & evaluasi, kontrol kualitas serta kontrol biaya dan anggaran program-
program prioritas Kemkominfo di masa yang akan datang.
Tahun 2016 Kemkominfo mulai melaksanakan PMO, dengan membangun sistem standar
manajemen program, yang dilakukan melalui penyusunan kajian pengelolaan program,
2
pembangunan draft dashboard, penyusunan draft TOR (pilot project), pelatihan, dan
pendampingan program prioritas. Walaupun Sistem Standar Manajemen Program (SSMP)
telah dibangun, namun SSMP belum diimplementasikan pada seluruh program prioritas
Kemkominfo. Dengan demikian, pada tahun 2017 ini PMO perlu dilanjutkan ke tahap
implementasi Sistem Standar Manajemen Program (SSMP) dan Pembentukan Struktur serta
Pelaksanaan Program Management Office (PMO).
Secara garis besar, pekerjaan PMO untuk tahun ini terdiri dari 3 lingkup pekerjaan. Pertama
adalah implementasi sistem standard manajemen program (SSMP), yaitu penyusunan
struktur PMO yang melingkupi penetapan struktur dan personil pada struktur dedicated yang
ditujukan untuk mengelola PMO di Kemkominfo. Kedua, adalah perbaikan dan pengembangan
11 TOR yang meliputi mengembangkan 11 TOR yang ditetapkan menteri, mengelola alur
kerja perencanaan program tersebut, menyusun oversight program, dan mengelola sumber
daya dan stakeholders untuk pencapaian target program. Ketiga adalah pendampingan 20
program prioritas, yang meliputi namun tidak terbatas pada memberikan pendampingan dan
memastikan seluruh program prioritas dilaksanakan sesuai rencana, memitigasi resiko
program, memastikan tindak lanjut masalah dan mengkondisikan pelaporan yang
komprehensif kepada jajaran pimpinan.
Dengan terbentuknya unit PMO di Kemkominfo, kondisi yang diharapkan adalah pencapaian
target program baik dari sisi anggaran, waktu, dan kualitas dapat di capai dengan baik.
Kemudian, program-program kementerian secara professional dapat dikelola simultan atau
berdasarkan prioritasnya. Selain itu, dengan PMO diharapkan dapat meningkatkan feasibility
program, mengurangi potensi kegagalan program, serta pengelolaan resources dan anggaran
yang akurat, sehingga meningkatkan produktivitas serta efektifitas dan efisiensi penggunaan
anggaran.
3. SASARAN
a. Berjalannya sistem PMO di Kemkominfo sehingga Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) Kemkominfo dapat lebih efisien dan dampaknya dapat dirasakan secara
optimal oleh masyarakat;
b. Pencapaian target program baik dari sisi anggaran, waktu, dan kualitas dapat di capai
dengan baik. Selain itu, diharapkan dapat meningkatkan feasibility program, mengurangi
potensi kegagalan program, serta pengelolaan resources dan anggaran yang akurat,
sehingga meningkatkan produktivitas serta efektifitas dan efisiensi penggunaan
anggaran;
3
c. Tersusun regulasi (peraturan/keputusan/surat edaran Menteri Kominfo) untuk
menjamin terimplementasinya Sistem Standar untuk Manajemen Program-Program
Prioritas Kominfo, dan berjalannya struktur PMO;
d. Terbentuknya dan beroperasinya struktur Program Management Office/PMO dalam
rangka mendukung dan memperkuat perencanaan, eksekusi, monitoring & evaluasi,
kontrol kualitas dan kontrol biaya dan anggaran program-program prioritas
Kemkominfo;
e. Terimplementasinya Sistem Standar untuk Manajemen Program-Program Prioritas
Kominfo yang meliputi namun tidak terbatas pada aspek monitoring, evaluasi, kontrol
kualitas, kontrol biaya serta anggaran, dan pelaporan berbasis resiko;
f. Berjalannya Sistem Standar Manajemen Program dari point b dan c diatas yang proaktif
dan antisipatif oleh Kemkominfo, dengan didampingi pihak konsultan;
g. Tersusun dan terimplementasinya sistem pembuatan TOR strategis, yang berdasarkan
arahan strategis menteri dan Nawacita, dari bisnis case, risk analisis (risk based planning),
cost benefit analysis, objective driven and risk based anticipative workplan, dan workplan
based budgetting TOR yang dilakukan bersama-sama dengan tim ahli konsultanmenurut
sistem standar manajemen program/ PMO;
h. Alih pengetahuan kepada para personil terkait di Kemkominfo mengenai pengelolaan
program secara lebih baik menurut sistem standar manajemen program/ PMO.
4. LOKASI PEKERJAAN
Jasa konsultansi dilaksanakan di DKI Jakarta.
5. SUMBER PENDANAAN
Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN Tahun Anggaran 2017 DIPA Sekretariat
Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan nilai Pagu sebesar
Rp25.176.333.000,- (Dua Puluh Lima Miliar Seratus Tujuh Puluh Enam Juta Tiga Ratus Tiga
Puluh Tiga Ribu Rupiah).
RUANG LINGKUP
7. LINGKUP PEKERJAAN
a. Implementasi Sistem Standar Manajemen Program (SSMP) : 8 (delapan) bulan
► Merancang dan menyiapkan materi loka karya implementasi SSMP program prioritas
Kemkominfo (satu program prioritas dijadikan contoh) dengan tujuan untuk
mendemonstrasikan/melakukan simulasi setiap bagian/ setiap tahap SSMP kepada
pejabat Eselon I dan Eselon II di lingkungan Kemkominfo yang dilakukan selama 3
(tiga) hari kerja;
4
► Merancang dan menyiapkan materi loka karya implementasi SSMP program prioritas
Kemkominfo (satu program prioritas dijadikan contoh) dengan tujuan untuk
mendemonstrasikan/melakukan simulasi setiap bagian/setiap tahap SSMP kepada
pejabat Eselon III, Eselon IV dan staf di lingkungan Kemkominfo yang dilakukan
selama 3 (tiga) hari kerja;
► Menyiapkan dan membentuk Struktur Program Management Office (PMO)hingga SSMP
dan fungsi utama PMO dapat dijalankan secara optimal di Kemkominfo. Dalam hal
pegawai Kemkominfo belum memperoleh penugasan untuk terlibat dalam
implementasi PMO, maka pengelolaan PMO program prioritas dilakukan oleh
konsultan.
► Mengusulkan draft kebijakan Menkominfo sesuai dengan peraturan perundang-
undangan tentang Pembentukan Struktur PMO;
► Membuat kajian cost benefit terhadap implementasi PMO;
► Membuat Dokumen kajian kondisi umum pegawai Kemkominfo terkait PMO setelah
implementasi SSMP dan rekomendasi pendidikan/pelatihan yang diperlukan untuk
peningkatan kompetensi/skill/ keahlian untuk mendukung PMO.
5
Minimal
No. Jabatan Deskripsi Pekerjaan
Kehadiran
1. Kepala ► Merupakan pemimpin dan penanggung 4 kali dalam
Kantor jawab tertinggi seluruh penugasan sebulan
► Mengembangkan Program Management
Office (PMO)
► Bertanggung jawab merencanakan,
mengkoordinir memonitor pelaksanaan,
memastikan tercapainya target dan hasil
pekerjaan, serta mengkomunikasikan hasil
pekerjaan ke Kemkominfo, terutama ke
Steering Committee
6
Minimal
No. Jabatan Deskripsi Pekerjaan
Kehadiran
► Menyusun action plan rinci berdasarkan Senior Kantor PIU
roadmap keseluruhan Wajib Hadir Setiap
► mengkomunikasikan progress ke Kepala Hari Kerja
Kantor/Direktur/Manajer dan tim
► Melaksanakan pekerjaan sesuai kualitas,
sumber daya dan waktu yang di
persyaratan
► Melakukan riset dan penelitian terhadap
pengelolaan manajemen, pengelolaan
stakeholders, dan program
► Mengembangkan rencana penerapan
program
► Mengembangkan metodologi.
8. KELUARAN
a. Dokumen struktur organisasi PMO;
b. Blue Print pengembangan organisasi PMO di Kemkominfo mulai dari tahap project office
sampai dengan menjadi center of excellent;
c. Standard Operating Procedure (SOP) organisasi PMO;
d. Kebijakan Menkominfo sesuai perundang-undangan untuk menetapkan struktur PMO;
e. Dokumen pemetaan isu-isu strategis di sektor Komunikasi dan Informatika dan
rekomendasi program sebagai solusi;
f. Dokumen 11 TOR program prioritas hasil perbaikan/ pengembangan;
7
g. Dokumen hasil implementasi Sistem Standar Manajemen Program terhadap 20 Program
Prioritas Kominfo yang mencakup namun tidak terbatas pada aspek monitoring, evaluasi,
kontrol kualitas, kontrol biaya serta anggaran, dan pelaporan berbasis resiko;
h. Dokumen kajian kondisi umum pegawai Kemkominfo terkait PMO setelah implementasi
SSMP dan rekomendasi pendidikan/pelatihan yang diperlukan untuk peningkatan
kompetensi/skill/keahlian untuk mendukung PMO;
i. Dokumen hasil konsultansi dan advisori dalam loka karya implementasi SSMP program
prioritas Kemkominfo untuk mendemonstrasikan/melakukan simulasi setiap bagian/
setiap tahap SSMP kepada pejabat Eselon I, Eselon II, Eselon III, Eselon IV dan staf di
lingkungan Kemkominfo;
j. Dokumen hasil kajian cost benefit terhadap implementasi PMO.
8
LINGKUP
KELUARAN INDIKATOR KINERJA BOBOT
PEKERJAAN
Reference (TOR)
untuk 11 Program TOR program disetujui
2%
100% oleh Menteri
9
14. TIMELINE
2017
No. Aktivitas/Sub-aktivitas
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Penyusunan dokumen pengadaan PMO (KAK, HPS, Spek teknis)
2. Lelang pengadaan jasa konsutansi
3. Perbaikan dan Pengembangan 11 (sebelas) TOR Program Prioritas
Kemkominfo
4. Implementasi Sistem Standar Manajemen Program (SSMP) dan
struktur PMO
5. Pendampingan Implementasi Sistem Standar Manajemen Program
(SSMP)
6. Monitoring dan laporan
pelaksanaan persiapan
10
1. Membangun kemampuan dan mentransfer pengetahuan dari konsultan kepada seluruh pegawai kominfo
yang terkait pengelolaan PMO wajib dilakukan sepanjang masa pekerjaan.
2. Seluruh tahapan pekerjaan dimulai bersamaan, dan dalam hal struktur PMO baru belum dapat dijalankan oleh
pegawai kominfo dedicated, maka seluruh lingkup pekerjaan harus tetap dapat dijalankan oleh konsultan.
3. Seluruh pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan SSMP.
PENILAIAN
11
No. Kriteria Penilaian Bobot
advisori di bidang keuangan, khususnya penganggaran, analisis
biaya dan manfaat (cost and benefit analysis), dan studi
kelayakan finansial dari program dan proyek;
c. Perusahaan memiliki pengalaman di tingkat nasional dan
internasional dalam hal melaksanakan analisa, kajian,
pemetaan, dan pengembangan metodologi yang mengacu pada 3
praktik-praktik unggulan (leading practices) di bidang
manajemen portofolio, program, dan proyek;
d. Perusahaan memiliki pengalaman terkait penyelenggaraan
program dan penyusunan kerangka pelatihan (training) dan
pemberdayaan tim kerja (capacity building program) dalam
mendukung keefektifan dari implementasi metodologi, standar,
rencana kerja dan skema manajemen program dan proyek, yang 3
diterapkan oleh lembaga pemerintahan Republik Indonesia
setingkat Kementerian Negara, dimana proses pelatihan dan
pemberdayaan tim kerja tersebut mencakup jajaran struktur
dan lembaga serta bidang;
e. Dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, Perusahaan
terlibat secara aktif dalam minimal 3 (tiga) penugasan yang
berkaitan dengan penugasan konsultansi, advisori, asistensi dan
koordinasi dalam rangka perencanaan dan implementasi
program-program kerja yang mendukung program
pembangunan nasional Pemerintah Republik Indonesia atau 5
program strategis sejenis, dimana penugasan-penugasan
tersebut ditunjuk oleh kementerian/lembaga, pemerintah
daerah, lembaga pendukung program pembangunan nasional,
atau badan usaha milik negara (BUMN) yang memiliki anggaran
tahunan di atas Rp 1 triliun;
f. Dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, Perusahaan
terlibat secara langsung dan berpartisipasi secara aktif dalam
kegiatan-kegiatan, program-program, dan forum-forum yang
melibatkan para pemangku kepentingan termasuk tetapi tidak
terbatas kepada sektor keuangan, telekomunikasi, network dan
infrastuktur, broadcasting technology, perangkat, satelit,
frekuensi, cyber security, e-government, modern licensing,
ekonomi digital, penyusunan peta-jalan kerangka kebijakan,
penerapan program kerja e-commerce, dan teknopreneur, 5
dimana pengenalan dan pengertian konsultan terhadap
substansi model bisnis dan platform teknologi di bidang
ekonomi digital, dan pengenalan regulasi dan peraturan
pendukung, akses langsung dan konektivitas dengan para
pemangku kepentingan baik di sisi pemain industri maupun
lembaga pemerintahan, diharapkan akan meningkatkan
efektifitas dan kehandalan konsultan dalam melaksanakan
penugasan.
3. Kualifikasi Tim Penugasan 50%
a. Tim Kantor Manajemen Program (PMO - Program
Management Office)
12
No. Kriteria Penilaian Bobot
14
No. Kriteria Penilaian Bobot
manajemen risiko, tata kelola, pengendalian,
pengembangan proses bisnis, kebijakan publik, dan/atau
keuangan, khususnya di sektor Komunikasi dan
Informatika.
2. Manajer Kantor PIU
5
Jumlah personil: 7 orang
► Minimal S1 lulusan perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah lulus ujian negara atau
yang telah diakreditasi, atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi, dibuktikan dengan salinan ijazah;
► memiliki pengalaman kerja selama minimal 7 tahun,
dengan minimal 2 tahun pengalaman penugasan di
kementerian/lembaga/pemerintah daerah/lembaga
terkait program pembangunan nasional, atau BUMN, dan
termasuk pengalaman internasional minimal 1 tahun;
► memiliki pengalaman 1 (satu) penugasan menjadi
manajer proyek penugasan konsultansi dan advisori
terkait keuangan dan proses bisnis, manajemen
portofolio, program, atau, proyek di kementerian/
lembaga/ pemerintah daerah/ lembaga terkait program
pembangunan nasional, atau BUMN;
► memiliki pengalaman 1 (satu) penugasan sebagai tenaga
ahli dan/atau terlibat secara aktif terkait program
pembangunan Pemerintah Republik Indonesia;
► memiliki pengalaman dalam bidang komunikasi dan
informatika;
► memiliki pengalaman mensupervisi penugasan dan/atau
terlibat secara aktif dalam penugasan terkait proses
desain dan transformasi organisasi (organizational design
and transformation), manajemen perubahan (change
management), manajemen risiko, tata kelola,
pengendalian, kebijakan publik, dan/atau keuangan di
dalam dan luar negeri, khususnya di sektor Komunikasi
dan Informatika.
15
No. Kriteria Penilaian Bobot
kementerian/ lembaga/ pemerintah daerah/ lembaga
terkait program pembangunan nasional, atau BUMN;
► memiliki pengalaman di bidang manajemen proyek
dan/atau bidang komunikasi dan informatika;
► memiliki pengalaman 1 (satu) penugasan dan/atau
terlibat secara aktif terkait konsultansi dan advisori
keuangan dan proses bisnis, manajemen risiko, tata
kelola, pengendalian, kebijakan publik, dan/atau
keuangan, khususnya di sektor Komunikasi dan
Informatika.
c. Pengembangan Term of Reference (TOR) untuk 11 Program
1. Direktur Pengembangan TOR
1
Jumlah personil: 1 orang
► Minimal S1 lulusan perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah lulus ujian negara atau
yang telah diakreditasi, atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi, dibuktikan dengan salinan ijazah;
► Memiliki pengalaman kerja selama minimal 10 tahun,
dengan 2 tahun pengalaman memimpin penugasan di
kementerian/lembaga/pemerintah daerah/lembaga
terkait program pembangunan nasional, atau BUMN, dan
termasuk pengalaman internasional minimal 1 tahun;
► memiliki pengalaman memimpin penugasan terkait
manajemen portofolio, program, atau, proyek di
kementerian/ lembaga/ pemerintah daerah/ lembaga
terkait program pembangunan nasional, atau BUMN;
► memiliki pengalaman memimpin penugasan dan/atau
terlibat secara aktif dalam penugasan terkait program
pembangunan nasional Pemerintah Republik Indonesia;
► memiliki pengalaman memimpin penugasan terkait
manajemen risiko, tata kelola, pengendalian,
pengembangan proses bisnis, kebijakan publik, dan/atau
keuangan, khususnya di sektor Komunikasi dan
Informatika.
16
No. Kriteria Penilaian Bobot
dan/atau menjadi tenaga ahli di kementerian/lembaga,
pemerintah daerah, lembaga terkait program
pembangunan nasional, atau BUMN di tingkat nasional
dan internasional;
► memiliki pengalaman 1 (satu) penugasan sebagai tenaga
ahli dan/atau terlibat secara aktif terkait program
pembangunan nasional Pemerintah Republik Indonesia;
► Keahlian di bidang ekonomi digital, e-commerce, dan
teknopreneur merupakan nilai tambah;
► Sertifikasi terkait bidang keahlian tersebut merupakan
nilai tambah.
3. Tenaga Ahli Penyiaran 1
► Minimal S1 lulusan perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah lulus ujian negara atau
yang telah diakreditasi, atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi, dibuktikan dengan salinan ijazah;
► Memiliki keahlian dan pengalaman kerja selama minimal
5 tahun di sektor penyiaran (broadcasting technology).
Keahlian di bidang ekonomi digital, e-commerce, dan
teknopreneur merupakan nilai tambah, termasuk
pengalaman internasional minimal 2 tahun;
► memiliki pengalaman 3 (tiga) penugasan memimpin
dan/atau menjadi tenaga ahli di kementerian/lembaga/
pemerintah daerah/lembaga terkait program
pembangunan nasional, atau BUMN di tingkat nasional
dan internasional;
► memiliki pengalaman 1 (satu) penugasan sebagai tenaga
ahli dan/atau terlibat secara aktif terkait program
pembangunan nasional Pemerintah Republik Indonesia;
► Sertifikasi terkait bidang keahlian tersebut merupakan
nilai tambah.
4. Tenaga Ahli Aplikasi Digital 1
► Minimal S1 lulusan perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah lulus ujian negara atau
yang telah diakreditasi, atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi, dibuktikan dengan salinan ijazah;
► terdiri dari satu orang atau lebih personil yang masing-
masing memiliki keahlian dan pengalaman kerja selama
minimal 5 tahun di sektor aplikasi digital. Keahlian di
bidang ekonomi digital, e-commerce, dan teknopreneur
merupakan nilai tambah,termasuk pengalaman
internasional minimal 2 tahun;
► memiliki pengalaman3 (tiga) penugasan memimpin
dan/atau menjadi tenaga ahli di kementerian/lembaga/
pemerintah daerah/ lembaga terkait program
pembangunan nasional, atau BUMN di tingkat nasional
dan internasional;
► memiliki pengalaman1 (satu) penugasan sebagai tenaga
ahli dan/atau terlibat secara aktif terkait program
17
No. Kriteria Penilaian Bobot
pembangunan nasional Pemerintah Republik Indonesia;
18
No. Kriteria Penilaian Bobot
► Memiliki keahlian dan pengalaman kerja selama
setidaknya minimal 5 tahun di sektor komunikasi.
Keahlian di bidang ekonomi digital, e-commerce, dan
teknopreneur merupakan nilai tambah,termasuk
pengalaman internasional minimal 2 tahun;
19
No. Kriteria Penilaian Bobot
dan/atau menjadi tenaga ahli di kementerian/lembaga/
pemerintah daerah/lembaga terkait program
pembangunan nasional, atau BUMN di tingkat nasional
dan internasional;
► memiliki pengalaman 1 (satu) penugasan sebagai tenaga
ahli dan/atau terlibat secara aktif terkait program
pembangunan nasional Pemerintah Republik Indonesia;
► Memiliki sertifikasi terkait bidang keahlian keuangan.
10. Tenaga Ahli Portfolio, Program atau Project Management 1
► Minimal S1 lulusan perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah lulus ujian negara atau
yang telah diakreditasi, atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi, dibuktikan dengan salinan ijazah;
LAPORAN
20
18. LAPORAN ANTARA
Laporan Antara memuat termasuk namun tidak terbatas kepada: laporan progress pekerjaan,
baseline, rencana benchmark dan rencana implementasi, diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh)
buku laporan dan softcopy dalam ekstensi .doc dan .pdf.
Bambang Aprilana
21
22