Anda di halaman 1dari 10

1.

Review perpres 132 tahun 2022

Jawab :

Peraturan Presiden Nomor 132 Tahun 2022 tentang Arsitektur Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik Nasional adalah sebuah regulasi yang dikeluarkan oleh Presiden
Republik Indonesia. Tujuan dari peraturan ini adalah untuk membantu melaksanakan
ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun
2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik.

Dalam Peraturan Presiden ini, terdapat beberapa pengertian penting yang harus
dipahami:

1. Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE): Ini adalah


penyelenggaraan pemerintahan yang menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi untuk memberikan layanan kepada pengguna SPBE.

2. Arsitektur SPBE: Merupakan kerangka dasar yang menggambarkan integrasi


proses bisnis, data, informasi, infrastruktur, aplikasi, dan keamanan dalam SPBE
untuk menghasilkan layanan SPBE yang terintegrasi.

3. Arsitektur SPBE Nasional: Ini adalah versi arsitektur SPBE yang diterapkan
secara nasional.

4. Arsitektur SPBE Instansi Pusat: Merupakan versi arsitektur SPBE yang


diterapkan di instansi pemerintah pusat.

5. Arsitektur SPBE Pemerintah Daerah: Ini adalah versi arsitektur SPBE yang
diterapkan di pemerintah daerah.

6. Referensi Arsitektur SPBE: Merupakan kerangka dasar yang menggambarkan


komponen-komponen dasar yang digunakan sebagai panduan dalam penyusunan
domain arsitektur SPBE.
7. Domain Arsitektur SPBE: Ini adalah kerangka dasar yang menjelaskan
substansi arsitektur yang mencakup domain arsitektur proses bisnis, domain arsitektur
data dan informasi, domain arsitektur infrastruktur SPBE, domain arsitektur aplikasi
SPBE, domain arsitektur keamanan SPBE, dan domain arsitektur layanan SPBE.

8. Wali Layanan: Merupakan instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah


yang ditetapkan oleh Menteri untuk mengelola layanan SPBE di tingkat instansi pusat
dan pemerintah daerah sesuai dengan Arsitektur SPBE Nasional.

9. Instansi Pusat: Meliputi kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian,


kesekretariatan lembaga negara, dan kesekretariatan lembaga nonstruktural.

10. Pemerintah Daerah: Terdiri dari kepala daerah yang memimpin pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

11. Menteri: Menteri yang bertanggung jawab dalam urusan pemerintahan di


bidang aparatur negara.

Peraturan Presiden ini juga menjelaskan bahwa Arsitektur SPBE Nasional mencakup
arah kebijakan, kerangka kerja, referensi arsitektur, domain arsitektur, dan inisiatif
strategis. Arsitektur SPBE Nasional untuk Tahun 2020-2024 juga termasuk dalam
Peraturan Presiden ini sebagai lampiran.

Penerapan Arsitektur SPBE di tingkat instansi pusat dan pemerintah daerah menjadi
dasar dalam pelaksanaan penyiapan dan pengembangan layanan SPBE. Proses
penyiapan dan pengembangan layanan SPBE dilakukan oleh Wali Layanan terkait
dan ditetapkan dengan keputusan Menteri.

Arsitektur SPBE Nasional dikelola oleh tim koordinasi SPBE nasional, sementara
Arsitektur SPBE Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah dikelola oleh instansi dan
pemerintah daerah yang bersangkutan. Pembangunan infrastruktur SPBE harus
didasarkan pada Arsitektur SPBE Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah, dan ada
tenggat waktu yang harus diikuti dalam pembangunan dan pengembangan
infrastruktur SPBE.

Peraturan Presiden ini berlaku sejak diundangkan pada tanggal 20 Desember 2022.

Dalam materi yang Anda bagikan, terdapat uraian mengenai arah kebijakan dan
strategi dalam penyusunan Arsitektur Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE)
Nasional, yang mencakup Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-
2024, pengarusutamaan transformasi digital, kebijakan Satu Data Indonesia, dan arah
kebijakan dan strategi SPBE. Saya akan melanjutkan penjelasan dari materi tersebut:

D. Arah Kebijakan dan Strategi SPBE Pada bagian ini, penting untuk memahami
bahwa pemerintah Indonesia berfokus pada berbagai arah kebijakan dan strategi
untuk mendukung pelaksanaan SPBE. Ini mencakup langkah-langkah konkrit yang
perlu diambil untuk memastikan bahwa SPBE mendukung visi, misi, dan agenda
pembangunan nasional. Beberapa langkah strategis yang mungkin termasuk:

1. Peningkatan Kualitas Manusia: Fokus pada pengembangan sumber daya


manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam teknologi digital,
bekerja sama dengan industri, dan memiliki daya saing global.

2. Pengembangan Infrastruktur: Terus mengembangkan infrastruktur digital


untuk mendukung konektivitas antara wilayah produksi dan distribusi, serta
mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.

3. Penyederhanaan Regulasi: Melakukan penyederhanaan regulasi dengan


pendekatan Omnibus Law untuk meningkatkan efisiensi dan responsivitas
pemerintah.
4. Penyederhanaan Birokrasi: Prioritaskan investasi dalam penciptaan lapangan
kerja dan upayakan pemangkasan prosedur birokrasi yang panjang.

5. Transformasi Ekonomi: Dorong transformasi ekonomi dari ketergantungan


pada sumber daya alam menjadi ekonomi manufaktur dan jasa modern yang
memberikan nilai tambah tinggi.

6. Perluasan Akses dan Peningkatan Infrastruktur Digital: Upayakan perluasan


akses ke internet dan investasi dalam infrastruktur digital.

7. Integrasi Data Nasional: Pastikan integrasi data nasional melalui implementasi


Satu Data Indonesia untuk mendukung pengambilan keputusan berbasis data.

8. Pengembangan Sumber Daya Manusia Talenta Digital: Memastikan


ketersediaan tenaga kerja yang kompeten di bidang digital.

9. Skema Pendanaan dan Pembiayaan Transformasi Digital: Merancang skema


pendanaan dan pembiayaan untuk transformasi digital pemerintah.

10. Kolaborasi antar Stakeholder: Kolaborasi yang erat antara berbagai pemangku
kepentingan terkait, termasuk pemerintah pusat dan daerah, sektor swasta, dan
masyarakat, untuk mendukung pelaksanaan SPBE dan kebijakan Satu Data Indonesia.

E. Pengarusutamaan Transformasi Digital Transformasi digital bukan lagi pilihan,


melainkan suatu keharusan bagi pemerintah untuk meningkatkan layanan publik dan
administrasi pemerintahan. Pandemi COVID-19 telah menjadi momentum untuk
mengakselerasi transformasi digital dalam pemerintahan. Upaya ini melibatkan
perubahan struktural dalam cara kerja, beraktivitas, bertransaksi, belajar, dan
berinteraksi secara online.

Fokus utama dalam pengarusutamaan transformasi digital mencakup perluasan akses


dan peningkatan infrastruktur digital, roadmap transformasi digital di sektor-sektor
strategis, integrasi data nasional, persiapan sumber daya manusia talenta digital, serta
pengembangan skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital.

Pengimplementasian SPBE secara khusus diharapkan dapat berperan sebagai katalis


pembangunan yang mendukung pencapaian visi, misi, dan agenda pembangunan
nasional dalam era digital.

F. Kebijakan Satu Data Indonesia Kebijakan Satu Data Indonesia bertujuan untuk
meningkatkan tata kelola data pemerintah dengan memastikan data yang akurat,
mutakhir, terpadu, dapat dipertanggungjawabkan, dan mudah diakses serta
dibagipakaikan antar instansi pusat dan pemerintah daerah. Satu Data Indonesia
memberikan manfaat bagi pengambilan keputusan dan kebutuhan data masyarakat.

Pelaksanaan Satu Data Indonesia sangat terkait dengan SPBE, dan keduanya perlu
diintegrasikan dengan baik. Peraturan Presiden No. 95 Tahun 2018 mengamanatkan
bahwa SPBE mendukung tata kelola data dalam Satu Data Indonesia melalui
dukungan teknologi informasi dan komunikasi.

Sinkronisasi dan harmonisasi antara pelaksanaan SPBE dan Satu Data Indonesia
perlu dicapai melalui kerangka SPBE, arsitektur data dan informasi, manajemen data,
serta pengembangan Big Data dan kecerdasan buatan pemerintah.

Sinergi antara SPBE dan Satu Data Indonesia memungkinkan terwujudnya penerapan
SPBE yang berkualitas, yang bergantung pada data Satu Data Indonesia yang
berkualitas, dan sebaliknya.

Semua langkah ini membentuk landasan kuat bagi pemerintah Indonesia dalam
mewujudkan Gouernment as a Platform (GaaP), yang bertujuan untuk memberikan
pelayanan publik yang berkualitas, efisien, dan terpercaya kepada masyarakat dengan
memanfaatkan teknologi dan data yang baik. Sinergi antara berbagai inisiatif ini
sangat penting untuk mencapai tujuan pembangunan nasional yang lebih maju dan
berkelanjutan di era digital.

2. Review jurnal tentang arsitektur sistem informasi pelayanan publik digital

Jawab :

Jurnal yang berjudul "Perancangan Arsitektur Sistem Informasi Enterprise Pada Balai
Desa Simongagrok Kabupaten kuningan." Penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan perencanaan arsitektur enterprise yang membantu dalam melakukan
aktivitas pelayanan publik di Kabupaten kuningan, Indonesia. Perancangan arsitektur
sistem informasi ini menggunakan kerangka kerja TOGAF ADM 9.2 (The Open
Group Architecture Framework).

1. Latar Belakang: Pemerintahan di era digital memerlukan sistem informasi yang


terintegrasi untuk menjalankan pelayanan publik dengan efisien dan transparan. Balai
Desa Simongagrok telah menggunakan Teknologi Informasi sejak tahun 2017 melalui
aplikasi bernama SISKEUDES, yang mengelola keuangan desa.

2. Metodologi Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan


tahapan observasi, wawancara, dan studi literatur. Dalam perancangan model
arsitektur, penelitian ini menerapkan kerangka kerja TOGAF ADM 9.2.

3. Hasil dan Pembahasan: Hasil dari penelitian ini mencakup perancangan arsitektur
sistem informasi untuk Balai Desa. Ini mencakup perencanaan infrastruktur
teknologi, pengembangan aplikasi web, integrasi data, dan perencanaan migrasi
aplikasi yang diperlukan untuk mendukung sistem pemerintahan yang lebih efisien.

4. Kesimpulan: Penelitian ini menghasilkan solusi untuk meningkatkan sistem


informasi pemerintahan di Balai Desa Simongagrok melalui perancangan arsitektur
enterprise. Rencana migrasi aplikasi dan integrasi data adalah bagian dari strategi
perbaikan.

5. Analisis: Penelitian ini menunjukkan pentingnya penggunaan arsitektur enterprise


dan kerangka kerja TOGAF ADM 9.2 dalam merancang sistem informasi
pemerintahan. Hal ini relevan dalam konteks E-Government dan transparansi data.
Penelitian ini memberikan solusi konkret dan roadmap untuk implementasi
perubahan.

6. Kata Kunci: Kata kunci yang digunakan dalam jurnal ini mencakup "Enterprise
Architecture" dan "TOGAF ADM 9.2," yang merujuk pada metodologi yang
digunakan dalam penelitian.

Selain elemen-elemen yang telah disebutkan, pastikan untuk meninjau lebih rinci
analisis yang diberikan dalam jurnal, termasuk deskripsi lebih lanjut tentang metode
yang digunakan dan dampak dari perancangan arsitektur sistem informasi pada
pelayanan publik di Balai Desa Simongagrok.

Jurnal ini memberikan pandangan yang bermanfaat tentang perancangan arsitektur


sistem informasi untuk pelayanan publik di tingkat desa, dengan fokus pada efisiensi
dan transparansi.

Jurnal ini membahas perancangan arsitektur sistem informasi enterprise untuk Balai
Desa di Kabupaten kuningan, Indonesia, yang berperan dalam memberikan pelayanan
publik kepada masyarakat. Di bawah ini adalah ringkasan review jurnal tersebut:
Latar Belakang: Pada era digital, teknologi informasi telah menjadi sangat penting
dalam pengelolaan sistem pemerintahan. Penerapan teknologi informasi dapat
meningkatkan transparansi, keamanan, dan efisiensi dalam administrasi
pemerintahan. Oleh karena itu, Balai Desa Simongagrok, sebagai akar data dari
struktur pemerintahan, memutuskan untuk mengadopsi Teknologi Informasi untuk
meningkatkan efektivitas dalam menjalankan pelayanan publik dan mendukung
program E-Government. Metodologi Penelitian: Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan observasi, wawancara, dan studi literatur. Metode
perancangan arsitektur menggunakan kerangka kerja TOGAF (The Open Group
Architecture Framework) versi 9.2, yang merupakan kerangka kerja arsitektur
perusahaan yang berfokus pada desain, perencanaan, implementasi, dan pengelolaan
arsitektur informasi perusahaan. Hasil Penelitian: Penelitian ini menghasilkan
blueprint arsitektur sistem informasi untuk Balai Desa Simongagrok yang dapat
digunakan dalam penyelesaian permasalahan yang ada pada sistem informasi dengan
pendekatan yang komprehensif. Blueprint ini mencakup pemodelan arsitektur bisnis
dan teknologi informasi, pengembangan aplikasi web, integrasi data dalam surat
menyurat, serta perencanaan migrasi untuk implementasi bertahap. Diskusi dan
Kesimpulan: Penelitian ini mengidentifikasi kebutuhan untuk mengoptimalkan
arsitektur sistem informasi di Balai Desa. Dengan mengembangkan blueprint
arsitektur, mereka dapat merencanakan perubahan arsitektur yang diperlukan untuk
mendukung pelayanan publik yang lebih baik. Perubahan melibatkan pengembangan
aplikasi web, infrastruktur teknologi informasi, integrasi data, dan roadmap migrasi.
Penelitian ini penting karena membantu pemerintahan desa untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas dalam menjalankan pelayanan publik dan memberikan
transparansi kepada masyarakat. Blueprints arsitektur ini merupakan panduan bagi
Balai Desa Simongagrok dalam mengimplementasikan perubahan teknologi
informasi. Jadi, jurnal ini membahas bagaimana penerapan arsitektur sistem informasi
enterprise dapat mendukung pelayanan publik yang lebih baik di tingkat desa, dengan
fokus pada Balai Desa Simongagrok di Kabupaten Mojokerto.

3. Hubungkan kedua review tersebut apa persamaan dan perbedaan nya

Persamaan:
1. Tujuan Meningkatkan Efisiensi: Baik dalam Peraturan Presiden Nomor 132
Tahun 2022 maupun dalam jurnal tentang arsitektur sistem informasi pelayanan
publik digital, ada kesamaan dalam tujuan meningkatkan efisiensi dalam
penyelenggaraan pelayanan publik. Peraturan Presiden mencoba untuk mengatur
arsitektur sistem pemerintahan berbasis elektronik untuk efisiensi, sementara jurnal
tersebut bertujuan untuk merancang arsitektur sistem informasi yang membantu
aktivitas pelayanan publik dengan efisien.

2. Penggunaan Kerangka Kerja: Kedua sumber merujuk pada kerangka kerja


tertentu dalam pengembangan arsitektur sistem informasi. Peraturan Presiden
menggunakan istilah "Arsitektur SPBE" dan mengacu pada prinsip-prinsip yang
terkandung dalam arsitektur tersebut. Di sisi lain, jurnal menggunakan kerangka kerja
"TOGAF ADM 9.2" dalam perancangan arsitektur sistem informasi.

3. Fokus pada Peningkatan Pelayanan Publik: Kedua sumber ini menekankan


pentingnya pelayanan publik yang lebih baik. Peraturan Presiden mencakup arah
kebijakan dan strategi untuk pengarusutamaan transformasi digital dalam
pemerintahan, dengan tujuan meningkatkan layanan publik. Jurnal juga merancang
arsitektur sistem informasi untuk meningkatkan efektivitas dalam menjalankan
pelayanan publik di tingkat desa.

Perbedaan:

1. Lingkup Regulasi vs. Penelitian: Peraturan Presiden adalah regulasi yang


dikeluarkan oleh pemerintah, dengan lingkup yang mencakup arsitektur sistem
pemerintahan berbasis elektronik nasional. Sebaliknya, jurnal adalah hasil penelitian
tentang perancangan arsitektur sistem informasi di tingkat desa.

2. Implementasi vs. Rancangan: Peraturan Presiden mengatur implementasi


Arsitektur SPBE Nasional, memberikan panduan dan aturan untuk penggunaan
teknologi dalam pemerintahan. Sementara itu, jurnal adalah tentang rancangan
arsitektur sistem informasi untuk Balai Desa Simongagrok.

3. Referensi Terhadap Kebijakan Nasional: Peraturan Presiden merujuk pada


kebijakan nasional, seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-
2024 dan kebijakan Satu Data Indonesia. Jurnal tidak secara eksplisit merujuk
kebijakan-kebijakan ini, tetapi memiliki fokus pada pengembangan arsitektur sistem
informasi yang relevan dengan kebutuhan di tingkat desa.

4. Pendekatan Subyek: Peraturan Presiden adalah dokumen resmi yang bersifat


regulatif dan dikeluarkan oleh otoritas pemerintah. Sementara jurnal adalah hasil
penelitian yang bersifat akademis dan mendokumentasikan pendekatan spesifik
dalam merancang arsitektur sistem informasi di sebuah entitas pemerintahan desa.

Keduanya memiliki kesamaan dalam fokus pada efisiensi dan peningkatan pelayanan
publik melalui penggunaan teknologi, meskipun mereka beroperasi pada tingkat yang
berbeda dan dengan tujuan yang berbeda pula. Peraturan Presiden memiliki cakupan
nasional dan bersifat regulatif, sementara jurnal adalah studi kasus spesifik tentang
perancangan arsitektur di tingkat desa.

Anda mungkin juga menyukai