Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK (SPBE) DI INDONESIA

PENDAHULUAN

Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik atau umumnya disebut sebagai SPBE


adalah pelaksanaan pemerintahan yang menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) untuk memberikan layanan kepada masyarakat. SPBE diatur dalam
Peraturan Presiden No. 95 Tahun 2018. SPBE bertujuan untuk mencapai pemerintahan
yang bersih, efektif, transparan, dan akuntabel, serta pelayanan publik yang berkualitas
dan terpercaya. Tingkat keberhasilan SPBE di tingkat nasional juga bergantung pada tata
kelola dan manajemen yang terpadu, untuk meningkatkan keterpaduan dan efisiensi.
Revolusi TIK memberikan peluang bagi pemerintah untuk mengembangkan
aparatur negara melalui penerapan SPBE atau E-Government. SPBE adalah
pelaksanaan pemerintahan yang menggunakan TIK untuk memberikan layanan kepada
instansi pemerintah, aparatur sipil negara, pelaku bisnis, masyarakat, dan pihak lainnya.
SPBE dapat mendorong pemerintahan yang terbuka, partisipatif, inovatif, dan akuntabel,
meningkatkan kolaborasi antar instansi pemerintah, meningkatkan kualitas dan
jangkauan pelayanan publik, dan mengurangi penyalahgunaan kewenangan melalui
sistem pengawasan dan pengaduan masyarakat berbasis elektronik.
SPBE sangat penting dalam mendukung pembangunan di semua sektor. Upaya
pemerintah untuk mendorong penerapan SPBE telah diwujudkan melalui peraturan
perundang-undangan sektoral yang mengharuskan adanya sistem informasi atau SPBE.
Hingga saat ini, kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah telah menerapkan SPBE
secara individu sesuai dengan kapasitasnya, dan tingkat kemajuan SPBE di seluruh
negara sangat bervariasi. Untuk membangun sinergi antara kementerian, lembaga, dan
pemerintah daerah dalam penerapan SPBE, Rencana Induk SPBE Nasional diperlukan
sebagai pedoman untuk mencapai kesatuan dalam penerapan SPBE. Rencana Induk
SPBE Nasional mempertimbangkan kebijakan, strategi, dan inisiatif terkait tata kelola
SPBE, layanan SPBE, TIK, dan SDM untuk mencapai tujuan strategis SPBE tahun 2018-
2025, serta tujuan pembangunan aparatur negara sebagaimana diatur dalam RPJP
Nasional 2005-2025 dan Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025.

5
Panduan Belajar
Panduan belajar ini ditujukan agar mahasiswa dapat memahami secara lengkap,
menyeluruh dan mendalam mengenai SPBE, dan menghasilkan:
1. Ide dan gagasan baru dalam mewujudkan konsep SPBE menjadi sistem nyata dan
bermanfaat bagi pelayanan masyarakat.
2. Mahasiswa mempelajari capaian dan sub capaian pembelajaran kegiatan belajar
pada BAB 1 ini yaitu bagaimana SPBE diimplementasikan di Indonesia.
3. Mahasiwa memberikan fokus dan mendalami satu bagian dalam SPBE yang
diminati.
4. Memahami tugas belajar yang ada pada bagian evaluasi pembelajaran.
5. Membaca bagian rangkuman materi untuk lebih memahami substansi materi dari
materi kegiatan belajar yang sudah dipelajari dan diskusikan.

INTI

Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik, adalah penyelenggaraan pemerintahan


dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memberikan layanan
kepada Instansi Pusat, Pemerintah Daerah, pegawai Aparatur Sipil Negara, perorangan,
masyarakat, pelaku usaha, dan pihak lain yang memanfaatkan layanan SPBE (Permen
PANRB 59 2020). SPBE merupakan pelaksanaan pemerintahan yang memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk memberikan layanan kepada Pengguna
SPBE.
SPBE disusun sebagai landasan dalam penyusunan dan penyelenggaraan
meliputi :
1. arsitektur SPBE;
2. peta rencana SPBE;
3. peta proses bisnis;
4. data dan informasi;
5. infrastruktur SPBE;
6. aplikasi SPBE;
7. keamanan SPBE
6
Rencana Induk SPBE menyertakan Arsitektur SPBE, yang merupakan panduan
untuk mengintegrasikan proses bisnis, data dan informasi, infrastruktur, aplikasi,
keamanan, dan layanan SPBE, sehingga menghasilkan layanan SPBE yang terpadu.
Arsitektur SPBE mencakup komponen berikut:

a. Arsitektur proses bisnis: Merupakan kerangka kerja yang menggambarkan proses


bisnis yang terlibat dalam pelaksanaan SPBE.
b. Arsitektur data dan informasi: Menjelaskan struktur data dan informasi yang
digunakan dalam lingkungan SPBE.
c. Arsitektur infrastruktur: Merupakan rancangan sistem jaringan, perangkat keras,
perangkat lunak, dan sumber daya teknologi lainnya yang mendukung
pelaksanaan SPBE.
d. Arsitektur aplikasi: Merupakan perencanaan dan desain sistem aplikasi yang akan
digunakan dalam SPBE.
e. Arsitektur keamanan: Merupakan langkah-langkah dan mekanisme yang
diimplementasikan untuk menjaga keamanan sistem dan data dalam SPBE.
f. Arsitektur layanan: Merupakan panduan untuk menyediakan layanan yang
terintegrasi dan mudah diakses bagi pengguna SPBE.
Arsitektur SPBE disusun dengan mengacu pada Arsitektur SPBE Nasional dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Penyusunan Arsitektur
SPBE dilakukan dalam periode lima tahun dan dikoordinasikan oleh Tim Koordinasi
SPBE.
Pelaksanaan SPBE didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
a. Efektivitas: Maksudnya adalah memanfaatkan sumber daya yang mendukung
SPBE secara optimal sesuai dengan kebutuhan yang berhasil guna.
b. Keterpaduan: Prinsip ini melibatkan pengintegrasian sumber daya yang
mendukung SPBE, sehingga berbagai komponen dapat bekerja secara
terkoordinasi.
c. Kesinambungan: SPBE dirancang untuk berkelanjutan secara terencana,
bertahap, dan berkesinambungan sesuai dengan perkembangan yang terjadi.

7
d. Efisiensi: Prinsip ini mencakup optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang
mendukung SPBE dengan tepat guna, sehingga penggunaan sumber daya dapat
dioptimalkan.
e. Akuntabilitas: Prinsip ini menekankan pada kejelasan fungsi dan
pertanggungjawaban dari SPBE, sehingga tanggung jawab dan tugas-tugas
terkait dapat ditetapkan dengan jelas.
f. Interoperabilitas: Interoperabilitas melibatkan koordinasi dan kolaborasi antara
Proses Bisnis dan sistem elektronik dalam pertukaran data, informasi, atau
Layanan SPBE.
g. Keamanan: Keamanan merupakan prinsip yang penting, yang mencakup
kerahasiaan, keutuhan, ketersediaan, keaslian, dan nonrepudiation (ketidakdapat
disangkal) sumber daya yang mendukung SPBE.
Dalam pelaksanaan SPBE, prinsip-prinsip ini dijunjung tinggi untuk memastikan
penyelenggaraan yang efektif, terpadu, berkelanjutan, efisien, akuntabel, interoperabel,
dan aman. Secara keseluruhan layanan dan manajemen SPBE dapat direpresentasikan
sebagaimana pada Gambar 1.1.

Gambar 1. 1 Representasi Keseluruhan Layanan dan Manajemen SPBE

8
Dalam setiap Arsitektur SPBE terdapat dua komponen utama, yaitu:
1. Referensi arsitektur: Komponen ini menjelaskan komponen dasar dari arsitektur
baku yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penyusunan setiap domain
arsitektur. Referensi arsitektur berisi deskripsi tentang prinsip-prinsip, standar, pola,
dan pedoman umum yang menjadi dasar dalam pengembangan arsitektur SPBE.
2. Domain arsitektur: Komponen ini menggambarkan substansi dari arsitektur SPBE
yang mencakup beberapa domain arsitektur, seperti:
a. Domain arsitektur proses bisnis: Merupakan deskripsi tentang bagaimana
proses bisnis dalam SPBE diorganisir, didefinisikan, dan diintegrasikan untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan.
b. Domain arsitektur data dan informasi: Merupakan penjelasan mengenai struktur
data dan informasi yang digunakan dalam lingkungan SPBE.
c. Domain arsitektur infrastruktur SPBE: Meliputi perencanaan sistem jaringan,
perangkat keras, perangkat lunak, dan sumber daya teknologi lainnya yang
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan SPBE.
d. Domain arsitektur aplikasi SPBE: Merupakan penjelasan tentang perencanaan
dan desain sistem aplikasi yang digunakan dalam SPBE.
e. Domain arsitektur keamanan SPBE: Menggambarkan langkah-langkah dan
mekanisme yang diterapkan untuk menjaga keamanan sistem dan data dalam
SPBE.
f. Domain arsitektur layanan SPBE: Merupakan deskripsi mengenai penyediaan
layanan yang terintegrasi dan mudah diakses oleh pengguna SPBE.
Dengan adanya komponen referensi arsitektur dan domain arsitektur, Arsitektur SPBE
memberikan kerangka kerja yang lengkap untuk pengembangan dan implementasi
SPBE.
Referensi arsitektur terdiri dari enam komponen utama, yaitu:
a. Referensi arsitektur proses bisnis: Merupakan panduan yang menjelaskan
komponen dasar yang terkait dengan proses bisnis dalam SPBE. Ini mencakup
prinsip-prinsip, konsep, dan pola yang digunakan untuk mengorganisir dan
mengintegrasikan proses bisnis dalam lingkungan SPBE.

9
b. Referensi arsitektur data dan informasi: Merupakan deskripsi tentang komponen
dasar yang terkait dengan data dan informasi dalam SPBE. Ini mencakup standar,
format, struktur, dan pemodelan data yang digunakan dalam sistem SPBE.
c. Referensi arsitektur layanan SPBE: Merupakan panduan yang menjelaskan
komponen dasar yang terkait dengan layanan yang disediakan dalam SPBE. Ini
mencakup pola dan prinsip yang digunakan untuk merancang, mengintegrasikan,
dan menyediakan layanan yang terkait dengan SPBE.
d. Referensi arsitektur aplikasi SPBE: Merupakan deskripsi tentang komponen dasar
yang terkait dengan aplikasi yang digunakan dalam SPBE. Ini mencakup panduan
tentang pengembangan, integrasi, dan pengelolaan aplikasi yang digunakan
dalam SPBE.
e. Referensi arsitektur infrastruktur SPBE: Merupakan panduan yang menjelaskan
komponen dasar yang terkait dengan infrastruktur teknologi yang digunakan
dalam SPBE. Ini mencakup panduan tentang jaringan, perangkat keras, perangkat
lunak, dan sumber daya teknologi lainnya yang diperlukan untuk mendukung
SPBE.
f. Referensi arsitektur keamanan SPBE: Merupakan deskripsi tentang komponen
dasar yang terkait dengan keamanan dalam SPBE. Ini mencakup prinsip-prinsip,
mekanisme, dan langkah-langkah yang harus diambil untuk menjaga keamanan
sistem, data, dan informasi dalam SPBE.
Dengan adanya referensi arsitektur ini, pengembangan dan implementasi SPBE dapat
mengacu pada panduan yang telah ditetapkan untuk setiap komponen penting dalam
arsitektur SPBE.

PENUTUP

a. Kesimpulan
SPBE adalah sebuah bentuk penyelenggaraan pemerintahan yang mengandalkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk memberikan layanan kepada pengguna SPBE.
Meskipun penggunaan teknologi informasi telah banyak diterapkan oleh Instansi Pusat
dan Pemerintah Daerah (IPPD) untuk mengembangkan dan meningkatkan layanan,

10
namun masih ada kendala dalam integrasi, keterpaduan, dan kelangsungan
penyelenggaraannya. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik menyatakan bahwa SPBE bertujuan untuk mencapai
tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, transparan, dan akuntabel, serta
memberikan pelayanan publik yang berkualitas dan dapat dipercaya. Prinsip-prinsip yang
dipegang oleh peraturan presiden tersebut meliputi efektivitas, keterpaduan,
kesinambungan, efisiensi, akuntabilitas, interoperabilitas, dan keamanan. Dengan
demikian, SPBE tidak hanya sebatas penggunaan aplikasi atau sistem informasi dalam
pemerintahan, tetapi mencakup beberapa domain, termasuk kebijakan, tata kelola,
manajemen, dan layanan SPBE. Hal ini menunjukkan bahwa SPBE merupakan upaya
yang holistik untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dalam
pemerintahan guna meningkatkan efisiensi, transparansi, dan kualitas layanan kepada
masyarakat.

b. Evaluasi Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan landasan hukum dan peraturan perundang
undangan penyusunan SPBE.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan arsitektur, domain dan referensi SPBE.
3. Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan prinsip penyusun SPBE.

11

Anda mungkin juga menyukai