ABSTRAK
Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten Kuantan Singingi sebagai pengelola pendapatan
daerah belum mempunyai sistem informasi yang optimal dalam mendukung proses bisnis. Untuk
mengembangkan sistem informasi diperlukan sebuah acuan untuk arah pengembangannya. Enterprise
Architecture Planning (EAP) sebagai suatu Arsitektur Enterprise sistem informasi dianggap mampu
memberikan panduan pengembangan Sistem Informasi Dispenda Kabupaten Kuantan Singingi. Tujuan
penelitian ini adalah menjelaskan Arsitektur Enterprise Sistem Informasi menggunakan EAP dan
langkah-langkah penyusunannya, dilanjutkan dengan aspek-aspek utama yang harus diperhatikan pada
saat penerapan. Hasilnya memberikan tahapan pendefinisian model bisnis, sistem dan teknologi saat
ini, arsitektur data, arsitektur aplikasi, arsitektur teknologi dan rencana implementasi yang dianalisis
menggunakan analisis rantai nilai (value chain), dekomposisi fungsi bisnis dengan four stage life cycle
dan portofolio sistem informasi Mc. Farlan Stratec Grid. Pada tulisan ini dapat disusun rencana
strategis sistem informasi di Dispenda Kabupaten Kuantan Singingi sampai dengan tahap portofolionya.
Kata Kunci: Sistem Informasi, EAP, Value Chain, Four Stage Life Cycle, Mc. Farlan Stratec Grid
I. PENDAHULUAN
Pemanfaatan teknologi informasi oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah membutuhkan
pengelolaan profesional, sumber daya handal serta biaya cukup besar dengan resiko kegagalan tidak
kecil, yaitu bila terjadi gangguan (error) pada teknologi informasi dimiliki. Meskipun demikian
penerapan teknologi informasi dapat digunakan secara maksimal, untuk itu dibutuhkan pemahaman tepat
mengenai konsep dasar dari sistem yang berlaku, teknologi yang dimanfaatkan, aplikasi yang digunakan
dan juga pengelolaan serta pengembangan teknologi [1].
Berdasarkan Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, pendapatan daerah
adalah semua hak daerah diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih dalam periode tahun
anggaran bersangkutan. Berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Kuantan Singingi Nomor 4
tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja Dinas Daerah, maka kewenangan Dinas Pendapatan
Kabupaten Kuantan Singingi diantaranya menyusun rencana dan kebijakan pendapatan daerah,
menetapkan dan melakukan pemungutan pajak dan retribusi daerah sesuai peraturan perundang-
undangan.
Dan dengan berlakunya Undang-Undang No. 28 tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, maka administrasi pengelolaan pendapatan daerah harus ditingkatkan. Tujuannya adalah
peningkatan pelayanan kepada masyarakat pembayar pajak/retribusi daerah, sekaligus meningkatkan
pengawasan internal. Salah satu upaya meningkatkan kapasitas administrasi pengelolaan pendapatan
adalah dengan menerapkan Sistem Informasi Pengelolaan Pendapatan Daaerah. Dengan sistem informasi
tersebut diharapkan tugas dan fungsi Dinas Pendapatan Kabupaten Kuantan Singingi dapat terlaksana
secara efektif, efisien dan akuntabel.
Untuk memberi kemudahan pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Pendapatan Daerah
Kabupaten Kuantan Singingi penulis menggunakan Enterprise Architecture Planning (EAP) untuk
mendefinisikan arsitektur-arsitektur penggunaan informasi dalam mendukung bisnis dan juga mencakup
rencana implementasi arsitekturnya.
ISBN : 978−602−71550−0−8 21
implementasi. Tahapan alur penelitian mengikuti wedding cake EAP [2].
ISBN : 978−602−71550−0−8 22
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2014) − Semarang, 11 Oktober
Analisis dimana kita saat ini akan menghasilkan model bisnis dan analisis sistem dan teknologi yang
digunakan saat ini. Arsitektur data yang pertama di definisikan dalam visi masa depan untuk melandasi
pendefinisian arsitektur aplikasi, kemudian dilanjutkan dengan arsitektur teknologi.
2. Langkah-langkah penyusunan
EAP Lapisan 1- Permulaan
Inisiasi Perencanaan (Planning Initiation)
Tahapan awal yang harus dilakukan adalah melakukan inisiasi perencanaan, dengan harapan proses
pembangunan model arsitektur ini dapat dilakukan dengan terarah. Tahapan isi sebagai landasan untuk
pengerjaan tahapan selanjutnya, karena pada tahapan inilah ruang lingkup dan perencanaan kegiatan atau
rencana kerja didefinisikan, menentukan metodologi yang akan digunakan, sumber daya yang terlibat
dan menetapkan perangkat (tools) yang akan digunakan. Faktor lain adalah dukungan dan komitmen dari
manajemen, tidak hanya bentuk verbal, tetapi berpengaruh pada sumber daya (personil, angaran, dan
waktu) untuk menjalankan seluruh proses [4].
Tahap ini sukses jika dihasilkan rencana kerja mendetail sesuai tahapan-tahapan yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan perencanaan Arsitektur Enterprise, yaitu untuk mengembangkan arsitektur dan
rencana-rencana implementasi
ISBN : 2
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2014) − Semarang, 11 Oktober
Survey Enterprise
Survei bertujuan untuk memperoleh keterangan lengkap tentang bisnis model yang meliputi hal-hal
sebagai berikut [4]:
1. Informasi apa saja yang digunakan untuk membentuk suatu fungsi.
2. Kapan fungsi itu dibentuk.
3. Dimana fungsi tersebut dibentuk dan seberapa sering fungsi tersebut dibentuk
4. Frekuensi fungsi dilakukan.
5. Peluang apa saja yang ada untuk memperbaiki fungsi.
Tahap ini sukses jika dihasilkan model bisnis detail yang akan menjadi basis pengetahuan bersifat
konsisten, komprehensif, dan lengkap mengenai bisnis.
b. Sistem Teknologi Saat Ini (Current System & Technology)
Bertujuan untuk mendokumentasikan dan mendefinisikan seluruh platform teknologi dan sistem yang
digunakan oleh enterprise saat ini serta menyediakan suatu acuan untuk migrasi dalam jangka panjang.
Sedangkan yang harus dihasilkan pada fase ini disebut dengan Information Resource Catalog (IRC) juga
disebut ensiklopedia sistem atau inventory sistem [4].
ISBN : 2
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2014) − Semarang, 11 Oktober
Pendefinisian fungsi bisnis Dispenda Kabupaten Kuantan Singingi (lihat Gambar 2.) dengan
menggunakan analisis value chain mengidentifikasi 7 (tujuh) kegiatan utama (primary activities) dan 4
(empat) kegiatan pendukung (support activities).
Kegiatan utama:
1) Pengkoordinasian dan Perumusan Pendapatan; kegiatan pengkoordinasian sumber-sumber
pendapatan dan perumusan peraturan mengenai Pengelolaan Pendapatan Daerah.
2) Pendaftaran dan Pendataan; kegiatan menjaring Wajib Pajak (WP)/Wajib Retribusi (WR) dan
melakukan pendataan terhadap WP/WR
3) Penetapan dan Penyetoran; kegiatan ini yaitu menghitung jumlah ketetapan pajak/retribusi atas
dasar laporan WP/WR dan merekam data-data penerimaan pembayaran dari WP/WR.
4) Penagihan; yaitu kegiatan penagihan pajak/retribusi terhadap pembayaran pajak/retribusi yang
belum dilunasi oleh WP/WR.
5) Keberatan; melakukan pembetulan, pengurangan, penghapusan atau pengurangan sanksi
adminitrasi dan pembatalan serta tata cara penyelesaian keberatan yang diajukan oleh WP/WR.
6) Pembukuan dan Pelaporan; kegiatan pembukuan pajak/retribusi daerah dan membuat realisasi
penerimaan.
7) Monitoring; aktivitas atau kegiatan monitoring terhadap fungsi pendaftaran, pendataan,
penetapan, penyetoran dan pembukuan.
Kegiatan pendukung:
1) Manajemen Kepegawaian; merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pengaturan sumber daya
manusia/ kepegawaian
ISBN : 3
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2014) − Semarang, 11 Oktober
Tabel 1. Four Stage Life Cycle Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Kuantan Singingi
Fungsi Kebutuhan Akuisisi Pengelolaan Disposisi
Pengkoordin Perencanan Penetapan peraturan Pelaksanaan Dokumetasi
asian dan Peraturan pendapatan daerah, Peraturan Daerah Perda/Perbup,
Perumusan Pengelolaan penentuan target, dan peraturan Target
Pendapatan Pendapatan pembuatan program & Bupati tentang pendapatan,
Daerah Kegiatan, penentuan tim pendapatan daerah Program &
pendapan daerah kegiatan
Pendaftaran Perencanan Pendaftaran Nomor Pokok Penetapan Kepemilikan
dan Wajib Pajak Wajib Pajak Daerah NPWPD/NPWRD) NPWPD/
Pendataan (WP) & Wajib (NPWPD)/ Nomor Pokok NPWWRD
Retribusi (WR) Wajib Retribusi Daerah
(NPWRD)
Penetapan Perencanan Menghitung ketetapan Menetapkan Ketetapan
dan Ketetapan Pajak/ Retribusi Daerah Pajak/Retribusi Pajak/Retribusi
Penyetoran Pajak/Retribusi Daerah Daerah WP/WR
Daerah
Penagihan Perencanaan Penerbitan Surat Teguran, Penagihan, Laporan
Penagihan Surat penyitaan, Surat penyitaan, penagihan Pajak/
Pajak/Retribusi Paksa, surat penagihan peneguran Retribusi Daerah.
Daerah pajak
Keberatan Perencanaan Menetapkan standar Pembetulan, Laporan Hasil
tata cara keberatan pengurangan keberatan
penyelesaian penghapusan,
keberatan pengurangan sanksi
Pembukuan Perencana Merekap realisasi Rekap Peneriman Dokumentasi
dan pembukuan dan pendapatan, membuat pajak/retribusi dan raalisasi
Pelaporan pelaporan laporan realisasi laporan realisasi penerimaan
peneriman pajak/retribusi pajak/retribusi
daerah daerah
Monitoring Perencanaan, Penjadwalan monitoring, Pelaksanaan Laporan
monitoring penetapan tim monitoring monitoring monitoring
ISBN : 3
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2014) − Semarang, 11 Oktober
informasi (Information Resource Catalog atau IRC) seperti pada Tabel 2. IRC tidak menjabarkan setiap
sistem secara terperinci, melainkan hanya ringkasannya saja [4].
ISBN : 3
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2014) − Semarang, 11 Oktober
4) Aplikasi Pendataan, yaitu aplikasi yang akan meng-update data WP/WR pada kartu data yang
dipakai sebagai dasar penetapan pajak/retribusi daerah.
5) Aplikasi penetapan, yaitu aplikasi yang menghitung secara otomatis jumlah ketetapan pajak atas
dasar laporan WP/WR yang tertuang dalam SPTPD/SPTRD.
6) Aplikasi penyetoran, yaitu aplikasi yang akan merekam data-data penerimaan pembayaran dari
WP/WR atas dasar ketetapan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)/ Surat Ketetapan Retribusi
Daerah (SKRD).
7) Aplikasi Penagihan, yaitu aplikasi penagihan terhadap pajak/retribusi yang sudah jatuh tempo.
8) Aplikasi Keberatan, yaitu aplikasi yang meliputi tatacara pembetulan, pengurangan ketetapan,
penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi dan pembatalan serta tata cara penyelesaian
keberatan.
9) Aplikasi Pembukuan, yaitu aplikasi yang mencatat semua realisasi penetapan dan penyetoran
pajak/retribusi kedalam buku jenis pajak/retribusi dan merekap daftar tunggakan.
10) Aplikasi Pelaporan, Aplikasi yang membuat laporan realisasi penerimaan sesuai masa
pajak/retribusi daerah.
11) Aplikasi Monitoring, yaitu aplikasi yang memonitor terhadap fungsi pendaftaran, pendataan,
penetapan, penyetoran, pembukuan, pelaporan dan penagihan.
12) Website sebagai media informasi dinas Dispenda Kabupaten Kuantan Singingi
13) Info Pajak Melalui SMS.
b. Portofolio Aplikasi
Untuk melengkapi proses penentuan aplikasi dalam hubungannya dengan fungsi bisnis, digunakan
kerangka kerja portofolio aplikasi yang dibuat oleh [8]. Penyusunan portofolio aplikasi sistem informasi
dimaksudkan untuk menentukan prioritas dan merumuskan urutan modul aplikasi yang harus dikerjakan.
Dalam menyusun prioritas pengembangan aplikasi di Dispenda Kabupaten Kuantan Singingi digunakan
tools McFarlan Strategic Grid yang merupakan strategic positioning dalam suatu organisasi yang akan
membantu dalam menetukan posisi aplikasi berdasarkan kontribusinya terhadap organisasi [8]. Hasil
dari interpretasi portofolio aplikasi Dispenda Kabupaten Kuantan Singingi adalah seperti terlihat pada
Gambar4.
Dalam matriks portofolio, aplikasi yang menjadi prioritas utama untuk dikembangkan adalah aplikasi
yang memiliki peran operational kunci dan strategis, karena aplikasi tersebut menjadi kunci operasinal
sehari-hari dan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan tugas dan fungsi Dispenda. Kemudian,
prioritas pengembangan diberikan kepada sistem informasi yang berperan berpotensi tinggi dan
pendukung karena aplikasi ini penting untuk menunjang sukses masa depan namun tidak bersifat kritis.
Portofolio Aplikasi dapat ditentukan untuk 3 (tiga) skala waktu yaitu jangka pendek (<1 Tahun),
pengembangan aplikasi sistem informasi berdasarkan portofolio aplikasi saat ini (current), jangka
menengah (1-3 Tahun), pengembangan aplikasi sistem informasi berdasarkan potofolio aplikasi yang
dibutuhkan (required), dan jangka panjang (3-5 Tahun) [4]. Masing-masing portofolio menunjukan
kondisi dan peran aplikasi saat ini, yang direncakan untuk jangka dekat, dan yang perlu untuk
direncanakan dalam jangka panjang.
ISBN : 3
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2014) − Semarang, 11 Oktober
6. Rencana Implementasi
Rencana implementasi dalam EAP menjelaskan tahapan pengembangan aplikasi dan platform
teknologi pendukungnya. Jadwal pengembangan aplikasi dibuat sesuai dengan aturan prioritasnya.
Pertimbangan yang digunakan untuk memberikan prioritas pengembangan antara lain peran aplikasi
dalam organisasi, peran aplikasi dalam penciptaan data, manfaat aplikasi, serta resiko dan dampak bagi
organisasi. Tahapan ini dalam metodologi Enterprise Arsitecture Planning bisa menjadi masukan bagi
Dispenda untuk menyiapkan sumber daya ketika menerapkan arsitektur enterprise yang telah
direncanakan [7].
ISBN : 3
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2014) − Semarang, 11 Oktober
V. SIMPULAN
Enterprise Arsitecture Planning merupakan framework yang bisa dijadikan Dinas Pendapatan
Daerah Kabupaten Kuantan Singingi sebagai jembatan untuk pedoman menselaraskan pengembangan
sistem informasi dengan proses bisnis yang ada sehingga dapat meminimalisir kegagalan sistem
informasi.
Dalam pelaksanaannya proses bisnis harus dapat didefinisikan secara lengkap. Analisis kondisi saat
ini akan menghasilkan model bisnis dan analisis sistem atau teknologi saat ini. Arsitektur data menjadi
hal pertama didefinisikan dalam visi masa depan yang nantinya akan melandasi pendefinisian arsitektur
aplikasi dan dilanjutkan dengan pendefinisian teknologi. Pengembangan sistem informasi harus
berdasarkan portofolio aplikasi dengan menentukan prioritas utama yaitu operasional kunci dan strategis
dalam merumuskan urutan aplikasi yang harus dikerjakan.
VI REFERENSI
[1] Winardi, Sugeng. (n.d.). Penggunaan Kerangka Kerja COBIT untuk menilai Pengelolaan TI
dan Tingkat Pelayanan. Teknologi Informasi, VII. Teknologi Informasi, VII.
[2] Spewak, steven H., S. C. H. (1992). Enterprise Architecture Planning: Developing a Blueprint
for Data, Aplication, and Technology. John Wiley & SoN, Inc.
[3] Marwiyanto, Joko. (2014). Enterprise Architecture Planning Sistem Informasi Pelayanan Publik
Menggunakan Zachman Framework di Pemerintah Kota Yogyakarta. Universitas Gadjah
Mada.
[4] Surendro, Kridanto. (2009). Pengembangan Rencana Induk Sistem Informasi.
Bandung: Informatika.
[5] Porter, M. E. (1987). Competitev advantage :Creating and Sustaining Superior Performance.
Newyork: Free press.
[6] IBM. (1981). Bussines System Planning: Information System Planning Guide.
[7] Rahman, L. (2011). Perencanaan strategis sistem informasi dalam mendukung pengembangan
e- government di badan kepegawaian daerah kabupaten tulungagung.
[8] Ward, John.,Peppard, J. (2002). Strategic Planning for Information System. Jonh Wiley & Sons.
ISBN : 3
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2014) − Semarang, 11 Oktober
ISBN : 3