Anda di halaman 1dari 18

Digital Planning Tools

Digital Planning Tools


Refleksi Kegiatan Tahun 2020
4 nilai inti yang sudah selayaknya dimiliki oleh para perencana
(Becker dalam McClendon, 1996)
• Planning Is a People-Oriented Profession-perencanaan merupakan
profesi yang berorientasi kepada masyarakat.
• Power Comes from Enduring Values-Kekuatan datang dari nilai-nilai
yang abadi
• Planning Works Best Within Common Social Boundaries-perencanaan
akan bekerja dengan baik dalam lingkup sosial yang umum
• Even Short-Term Plans Need a Long-Term Context-meskipun kita
membuat rencana jangka pendek, kita harus melihat konteks jangka
panjang.
Tanggung Jawab Perencana
(Friedmann, 2011)

• Belajar untuk hidup pada dunia nyata bahwa bumi memiliki keterbatasan.
• Bekerja dalam konteks berkelanjutan secara ekologis dalam rangka menuju suatu kota yang
berketahanan (resilient city).
• Bekerja dengan memperhatikan ekonomi lokal, mencoba untuk memuaskan dalam memenuhi
kebutuhan dasar manusia.
• Suatu sistem akuntansi yang memperhatikan pentingnya nilai-nilai pemanfaatan dan nilai-nilai
pasar dari barang dan jasa haruslah ditingkatkan guna terciptanya kota layak huni.
• Bekerja untuk mewujudkan suatu kota yang ramah, menghargai keragaman warganya, berupaya
untuk membentuk kekhasan lingkungan, serta diwarnai dengan adanya institusi-institusi
demokratis dan inklusif.
• Mengembalikan nilai-nilai kearifan lokal melalui praktek-praktek musyawarah sebagai ciri dari
warga setempat, adanya komitmen dalam menciptakan keramahan, berikut upaya untuk
menciptakan kelayakhunian.
Sisi Inovasi dalam
Perencanaan
Perencanaan dalam Konteks Abad ke-21
Abad 21 pertumbuhan dan perkembangan kota memasuki era baru, bukan hanya
karena urbanisasi telah menjadikan kota-kota tempat paling dituju untuk dijadikan
sebagai tempat tinggal dan berusaha, tetapi pertumbuhan dan perkembangan kota
dihadapkan kepada persoalan-persoalan lingkungan. Air, energi, kesehatan, ketahanan
pangan, dan keanekaragaman hayati menjadi tantangan tersendiri bagi terciptanya kota
berkelanjutan (Rydin, 2005).
Nielson NV salah satu perusahaan manajemen bahkan membuat laporan tersendiri
terkait dengan tantangan bagi kota-kota di Asia, dengan menyebutkan bahwa abad 21
kota-kota di Asia khususnya telah memasuki era baru yang kompetitif (Nielson, 2015).
Pada era kompetitif di abad 21 ini, pilihan penduduk kota di abad 21 membawa
beberapa dampak yang kemudian dampak tersebut menjadi penting untuk menjadi
perhatian bagi para perencana kota. Konsekuensi seseorang tinggal di suatu kota akan
memberikan dampak: barang-barang apa saja yang dibeli, pekerjaan apa yang diambil,
dan bagaimana mereka berkomonukasi antar satu dengan yang lainnya. Besarnya suatu
kota akan menentukan arah perubahan, lansekap kehidupan fisik, sosial, dan ekonomi,
demikian pula karakteristik ritel, pelanggan, serta peluang yang akan didapatkan.
Perluasan Peran Perencana di Abad ke-21
Pada era disruptif (Bower dan Kristensen, 1995) dan kota cerdas (Stimmel, 2016) abad 21 terdapat
ceruk baru bagi perluasan peran perencana kota, yang dilatarbelakangi dengan rasa keingintahuan
dalam menelusuri sekaligus menyelesaikan ketidakpastian untuk mempermudah kehidupan sehari-
hari melalui dukungan pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
• Descriptive: para perencana dapat menjelaskan apa yang terjadi atau apa yang terjadi saat ini.
• Diagnostic: para perencana dapat menjelaskan mengapa suatu hal terjadi atau menjelaskan
mengapa hal tersebut terjadinya saat ini.
• Predictive: para perencana dapat menjelaskan apa yang akan terjadi kemudian, dan apa yang
akan terjadi dalam suatu kondisi tertentu.
• Prescriptive: para perencana dapat menjelaskan pilihan-pilihan dalam menciptakan hasil keluaran
yang memiliki nilai paling optimal.
Contoh crowd analitik:
Pusat Penelitian Mikroelektronika ITB
(Prof. Trio Adiono) https://youtu.be/kjCwzlCGc0w
Bidang
Digital Planning Tools

Pengurus Nasional IAP Bidang Digital Planning Tools:

Ridwan Agung Rif Abrar Jati Rizki


Sutriadi M. D. Raflis Pratomo Fadilah
IAPTalks Series
Jadwal Kegiatan Special edition

Khusus untuk Anggota IAP

11 Juni 2020 09 Juli 2020 13 Agustus 2020 02 September 2020


Pengembangan Planning Big data dan Perencanaan Perencanaan dan Transisi Pengembangan dan
Tools Menyongsong AKB Digital Perencanaan Perdesaan
Abad ke-21

Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Informasi Data Analitik untuk


IPTEK Perencanaan Perencanaan

23 Juni 2020 23 Juli 2020 18 September 2020


Beberapa Kesimpulan
• Perkembangan teknologi terkini yang berupa AI memiliki makna sebagai suatu rekayasa pembuatan mesin
dan program cerdas, pembelajaran mesin (kemampuan untuk belajar tanpa diprogram secara eksplisit), dan
pelajaran mendalam. AI menambah nilai tambah pada produk dan dapat juga meningkatkan keuntungan E-
Commerce.
• Digitalisasi Nasional Terpadu Lintas Sektoral berarti transformasi digital harus dilaksanakan secara
terkoordinasi dalam upaya menghasilkan sinergi nasional dalam pengambilan kebijakan nasional, percepatan
pembangunan ekonomi nasional, dan peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat.
• Adanya pandemi Covid-19 menyebabkan terdapat rencana kontingensi di tingkat provinsi yaitu di Provinsi
Jawa Barat (pembentukan Pusat Informasu dan Koordinasi Covid-19 atau PIKOBAR). Terdapat perubahan
dalam perencanaan spasial akibat adanya Covid-19 salah satunya adalah dalam hal pengumpulan data,
terdapat alat-alat alternatif yang dapat digunakan untuk pengumpulan data seperti Collector ArcGIS,
Survey123, dan Smart City
Beberapa Kesimpulan (Lanjutan)
• Kota merupakan suatu ekosistem kompleks dari sosial-ekonomi alami yang terdiri dari subsistem alami,
subsistem ekonomi, subsistem sosial, dan konteks ilmiah. Perencanaan dapat dilakukan dengan
mengidentifikasi aset, melibatkan warga setempat, pendanaan, membuat secara lebih mudah bagi bisnis dan
pengembang yang tertarik untuk berinvestasi, kerjasama untuk mencapai prioritas yang ditetapkan bersama,
dan menjaga sumberdaya alam.
• Layanan publik membutuhkan informasi statistik yang uptodate dan sosial media menjadi salah satu sumber
informasi keadaan masyarakat yang bisa dimanfaatkan. Media online banyak menyampaikan informasi di
lapangan yang bisa diolah menjadi policy brief bagi pemerintah daerah dan metodologi statistik untuk big data
media sosial perlu dirumuskan oleh BPS agar berbagai strategi media analytics bisa memiliki standard dalam
mengolahannya. Big data dari Media Sosial tidak bisa menggantikan statistik resmi, namun bisa menjadi
pelengkap, untuk mendapatkan informasi yang lebih uptodate ketika statistik resmi butuh delay lebih lama.
Perencana layanan publik bisa membuat standard dan metodologi statistik untuk media sosial yang
bermanfaat bagi pemerintah dan perusahaan.
• Big Data memiliki manfaat untuk perkotaan. Apabila diolah dan dianalisis, data-data yang terdapat pada Big
Data akan dapat menghasilkan banyak hal, contohnya dapat menghasilkan prediksi penumpang taksi,
kebutuhan kapasitas prasarana transportasi, kemacetan lalu lintas, pemantauan RTH, dan sebagainya.
Beberapa Kesimpulan (Lanjutan)
• Latar belakang dan motivasi dari berpikir komputasi dan sains data adalah penyebaran pengetahuan
dan skill berpikir komputasi yang meluas dan cepat. Terdapat 4 elemen dasar dalam berpikir komputasi
yaitu melakukan dekomposisi, mengenali pola, melakukan abstraksi, dan merancang algorithma.

• Informasi tata ruang memiliki manfaat bagi masyarakat dimana masyarakat dapat mengetahui
rencana pembangunan di suatu wilayah, lokasi mana saja yang aman untuk dibangun dan bebas
bencana, serta mengetahui peruntukan suatu lokasi sebelum melakukan investasi. Tata ruang juga
memiliki manfaat bagi dunia usaha karena memberi informasi mengenai peruntukan suatu lokasi
sebelum melakukan investasi dan membuat dunia usaha mendapatkan kepastian keberlangsungan
usaha dari sudut lokasi. Selain bagi masyarakat dan dunia usaha, informasi tata ruang juga bermanfaat
bagi pemerintah karena digunakan sebagai dasar penerbitan izin lokasi dan memudahkan
pengawasan terkait pelanggaran tata ruang.
Beberapa Kesimpulan (Lanjutan)
• Manusia, proses, dan teknologi adalah tiga hal yang saling berhubungan. Dari manusia sendiri dapat
dikembangkan pelatihan staff, keterampilan profesional, klasifikasi, serta sumberdaya yang kompeten. Dari
proses dapat dikembangkan sistem management, kerangka tata kelola, pelatihan terbaik, dan IT audit.
Sedangkan teknologi, teknologi tidak dapat diterapkan tanpa orang-orang yang kompeten, proses yang
mendukung, serta rencana secara keseluruhan.
• Terdapat implikasi informatika terhadap proses perencanaan dan proses pengambilan keputusan. Aplikasi dan
pemanfaatan sistem kecerdasan dan otomotasi (sensor) yang terkandung dalam domain publik (tapak dan
jaringan), berkontribusi pada pemberdayaan “tindak kolektif” dalam meresolusi konflik yang lebih efektif
sehingga dapat meningkatkan kualitas perencanaan, tatakelola perkataan, manajemen layanan publik.
• Revolusi industri 4.0 menuntut perubahan metode pembangunan infrastruktur untuk menuju proses
pembangunan yang efisien, ramah lingkungan, dan meningkatkan produktivitas. Kebijakan satudata Indonesia
menurut Perpes no.39 Tahun 2019 adalah mengatur penyelenggaraan tata kelola data yang dihasilkan oleh
instansi pusat dan instansi daerah untuk mendukung perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian
pembangunan. Satudata Indonesia memperkuat kapasitas produsen data pada Unit Pemerintah dalam
Memproduksi Data, memperkuat peran Unit Data di setiap instansi Pemerintah sebagai satu pintu pengelola
data, dan mempermudah berbagi pakai data untuk kepentingan Pemerintah maupun publik sebagai wujud
Pemerintah terbuka.
Beberapa Kesimpulan (Lanjutan)
• Perencana kota di Era digital harus memahami dan memiliki keterikatan yang kuat dengan
berbagai disiplin ilmu. Tidak hanya konsepnya tetapi juga pengetahuan kerasnya juga perlu
dipahami agar kolaborasi bisa dilakukan dengan baik. Perencana kota 4.0 penting untuk
memahami sistem informasi, teknologi pemetaan dan GIS, data crawling and scrapping, drone
dan teknologi otomatisasi, serta paham untuk membuat rule set untuk AI/ML/DL, BIM.

• Digitalisasi merupakan konversi potongan informasi ke dalam format digital, misalnya teks
menjadi halaman HTML, musik menjadi MP3, gambar menjadi JPEG, dan sejenisnya.
Sedangkan datafikasi merupakan penggunaan teknologi digital yang terkait dengan objek fisik
dengan memisahkannya dari data yang terkait. Big Data dan analisis perkotaan membutuhkan
lebih banyak pengetahuan tentang pengkodean dan juga perangkat lunak, karena karakteristik
datanya yang tidak terstruktur.
• Visualisasi data merupakan seni menampilkan data secara grafis. Pengelolaan perkotaan
dapat dibantu melalui visualisasi data dan informasi yang baik, dan dapat juga berguna bagi
masyarakat perkotaan untuk memberikan masukan kepada pembuat kebijakan terkait
perubahan yang terjadi di kawasan perkotaan. Visualisasi yang efektif memerlukan suatu
perencanaan yang sistematis. Contoh visualisasi data hasil dari data-data yang dianalisis
antara lain adalah visualisasi peta persebaran wabah covid-19 di Jawa Barat, persebaran
fasilitas kesehatan di Jawa Barat, dan tingkat kerawanan wabah covid-19 berdasarkan kriteria
PSBB di Jawa Barat.
Beberapa Kesimpulan (Lanjutan)
• Setiap negara (bukan negara kota) umumnya dibagi menjadi daerah pedesaan dan perkotaan.
Berdasarkan sifat kegiatan utama masyarakat dan karakteristik permukiman, kawasan permukiman
dibedakan menjadi permukiman pedesaan dan perkotaan. Perkotaan-perdesaan harus dipertahankan
dalam hubungan yang seimbang dan dinamis. Di Indonesia, penanggulangan kemiskinan relatif lambat
dan berakar di daerah perdesaan (65% penduduk miskin tinggal di daerah perdesaan).
• Eksplorasi modal digital di ekonomi kreatif perdesaan merupakan “resilience process”. Semakin kompleks
ruang lingkup digitalisasi, semakin banyak “resilience process” yang dibutuhkan. Modal digital
memberikan peluang yang tinggi bagi orang-orang kreatif perdesaan jika mereka memiliki kemampuan
untuk memanfaatkannya.
terimakasih
Ridwan Sutriadi, ST., MT., Ph.D.
• Koordinator Pelatihan di Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota ITB.
• Wakil Ketua Pengurus Nasional Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Bidang
Planning Tools.
• Ketua II IAP Jabar Bidang Keanggotaan dan Organisasi.
• Anggota BKTKP PII Program Pengembangan Profesi Lanjutan
• Sekretaris II Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI).

Tersedia di ITB Press 022 2504257


Nantikan Buku-Buku Mendatang:

Anda mungkin juga menyukai