Anda di halaman 1dari 17

Sosialisasi Permen PUPR No.

10 Tahun 2023 tentang Bangunan Gedung Cerdas

Dimensi Manusia dan Tata


Kelola dalam Smart City

Wicaksono Sarosa
24 Januari 2024
Pembahasan
● Smart city sebagai masa depan perkotaan
● Potensi Pengembangan Smart City
● Tantangan dan Isu Penerapan Smart City
● Dimensi Manusia dalam Penerapan Smart City
● Dimensi Tata Kelola (Governance) dalam Smart City
Smart City sebagai Masa Depan Kota
● Kota-kota semakin berkembang dan tantangan perkotaan semakin bervariasi. Sehingga,
kota-kota dituntut untuk menghadirkan solusi cerdas untuk mengatasi permasalahan
tersebut. (Rizzo et al., 2015).
● Sejak 1990an, kota-kota telah mengadopsi inisiatif kota cerdas untuk mengatasi
permasalahan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat (Batty el al., 2012)

Sejak kemunculannya, konsep smart city mengalami berbagai perkembangan

Smart City 1.0 Smart City 2.0 Smart City 3.0

Pemanfaatan teknologi Teknologi untuk Masyarakat berperan dalam


untuk infrastruktur kota meningkatkan pelayanan memberikan masukan
(misal. Jaringan internet, dasar kota (kesehatan, kepada pemerintah, dan
fiber optik) lalu lintas, lingkungan) memberikan inisiatif untuk
mengembangkan teknologi
yang digunakan sehari-hari.
Potensi Pengembangan Smart City di Indonesia

Potensi Deskripsi

Perkembangan Perkembangan teknologi yang pesat di seluruh dunia mendorong kota-kota


teknologi untuk mengimplementasi teknologi tersebut. Walaupun perkembangan
teknologi seperti pedang bermata dua.

Inisiatif Smart City di Kominfo telah melaksanakan program 100 Smart City sejak tahun 2017.
Indonesia Output dari program tersebut adalah terbentuknya pondasi pelaksanaan
smart city di daerah, seperti bagaimana dan sejauh mana pemda
menyiapkan kebijakan, kelembagaan, dan anggaran untuk smart city
Tantangan dan Isu Penerapan Smart City

Masalah Deskripsi

Digital divide ● Implementasi smart city seringkali terlalu menitikberatkan pada aspek
teknologi.
● Sehingga, digital divide menjadi tak terhindarkan

Sumber daya manusia ● Utilisasi internet oleh masyarakat belum banyak untuk kegiatan
produktif
● Tingkat literasi digital

Infrastruktur digital ● Potensi kebocoran data pribadi masih belum terselesaikan


● Kecepatan internet yang belum optimal
● Perkembangan teknologi yang begitu cepat

Tata kelola ● Kemampuan pemerintah memaksimalkan sistem smart city


● Kepemilikan dan kewenangan dari sistem smart city
Dimensi Sosial di dalam
Smart City
Manusia Sebagai Elemen Terpenting
dalam Smart City
Manusia dan teknologi saling mempengaruhi satu sama lain,
sehingga peran masyarakat dalam smart city harus menjadi
fondasi.

Perwujudan konsep tersebut tidak bisa dilepaskan dari:

1. Hak warga untuk terlibat dalam smart city (equity)


2. Akses warga terhadap teknologi (accessibility)
3. Jaminan privasi dan keamanan digital (security)
4. Kemampuan untuk mengoptimalkan penggunaan
teknologi (capacity)

(Sarosa et al., 2023)


Tingkat Penetrasi Akses Internet Indonesia

Berdasarkan laporan dari BPS pada tahun 2022, 66,48% penduduk Indonesia telah memiliki akses
terhadap internet. Namun, perlu dilihat bagaimana utilisasi internet oleh penduduk.

● Utilisasi internet terbanyak, lebih dari 60%


digunakan untuk mencari berita, media
sosial, dan hiburan.
● Sementara itu, utilisasi untuk kegiatan
produktif seperti penjualan barang/jasa,
bekera online, dan pembuatan konten
digital, kurang dari 5%

Sumber: BPS, 2022.


Tingkat Literasi Digital Indonesia
Meski angka penetrasi internet di Indonesia cukup tinggi, literasi
digital masyarakat Indonesia cukup rendah.

● Dalam Laporan Inklusi Digital Roland Berger, Indonesia


menempati peringkat ke-7 dari 10 negara ASEAN. Skor
penilaian literasi digital Indonesia hanya 67 poin, jauh dari
Singapura yang menduduki peringkat pertama dengan 84 poin.
● Pada tahun 2022 indeks literasi digital oleh Kominfo
menunjukkan Indonesia berada di level 3,54 poin dari skala
1-5.
Studi Kasus: Seri Dialog MSPD 2020–2022
Setiap dialog berfokus pada salah satu dari
Rangkaian MSPD 2020–2022
tujuh Pilar Kota Cerdas yang ditetapkan oleh
JSC sebagai indikator kerangka Kota Cerdas
yang berkelanjutan di Jakarta.
600
Peserta diskusi dari berbagai latar
belakang profesi dan keilmuan
(pemerintah, swasta, dan
Sejalan dengan visi Jakarta dan JSC 4.0, masyarakat)
perspektif multi-stakeholders sangat penting
untuk memastikan pembangunan yang Menghasilkan
bermanfaat bagi semua orang. Teknologi 19 inisiatif bersama
hanya menjadi salah satu sarana dan
pendukung untuk mencapai kota cerdas yang 20 rekomendasi kebijakan
diciptakan bersama. untuk mendukung pengembangan ekosistem kota
cerdas di Jakarta
Studi Kasus: Seri Dialog MSPD 2020–2022
Beberapa temuan Tantangan yang dihadapi

Tingkat antusiasme masyarakat yang Sulit untuk menjangkau/berinteraksi


cukup tinggi selama keberjalanan acara dengan masyarakat yang vokal

Diskusi didominasi oleh sektor Sulit untuk membangun komitmen dan


pemerintahan (OPD di lingkungan DKI tanggung jawab bersama, termasuk
Jakarta) kurangnya komitmen di masa depan
Ketertarikan dari berbagai pemangku untuk melaksanakan inisiatif dan
kepentingan yang diundang tinggi dan rekomendasi
menunjukkan kecenderungan yang baik Pelibatan masyarakat rentan masih
sangat terbatas
Interaksi digital masih menjadi tantangan
Dimensi Tata Kelola di
dalam Smart City
Dimensi Tata Kelola dalam Smart City
Tujuan dari smart city adalah membantu pemangku kepentingan menyelesaikan
masalah-masalah perkotaan dengan bantuan teknologi. Maka, dimensi tata kelola
yang baik dalam smart city tidak bisa diabaikan.

Tata kelola ini penting untuk memaksimalkan fitur-fitur dan teknologi dari smart city.
Misalnya, dalam pelayanan publik, masing-masing OPD seringkali membuat aplikasi
sendiri-sendiri yang pada akhirnya tidak menyelesaikan masalah.
Dimensi Tata Kelola dalam Smart City
Misalnya, penerapan ATCS (Automatic Traffic
Control System) di Kota Bandung yang
berfungsi untuk mengatur lalu lintas
menggunakan teknologi.

Namun, pada praktiknya, teknologi ATCS


belum digunakan secara optimal, misalnya
hanya digunakan sebatas menegur
pengendara yang melanggar lewat speaker.
Dimensi Tata Kelola
dalam Smart City
Sementara di Jakarta, melalui aplikasi JAKI,
Pemerintah Provinsi Jakarta membuat layanan
publik mereka terintegrasi secara digital. JAKI atau
Jakarta Kini merupakan aplikasi penyedia informasi
dan layanan resmi pemerintah untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari warganya. JAKI dinilai
berhasil meningkatkan efisiensi dan efektivitas
layanan masyarakat.

Pada tahun 2023, jumlah pengguna aplikasi JAKI


mencapai 1.089.963 pengguna (JSC dalam Dewi,
dkk., 2023).
Dimensi Tata Kelola dalam Smart City
Kota Semarang merupakan salah satu kota
yang telah menerapkan smart governance.

Namun, terdapat ratusan aplikasi pelayanan


publik di Semarang yang bisa saja menyulitkan
warganya, alih-alih mempermudah.

Dilansir dari website Pemkot Semarang, total


ada hingga 178 aplikasi, mencakup retribusi,
wifi publik, kesehatan, monitoring,
transportasi publik, dll.
Penutup
Smart city hendaknya menjadi tools dalam meningkatkan kualitas hidup di perkotaan. Namun, melihat
dari utilisasi teknologi dan literasi digital masyarakat saat ini, masih terdapat banyak keterbatasan.
Aspek manusia harus menjadi pondasi dalam mewujudkan hal tersebut. Rekomendasi smart city
perlu menyasar semua lapisan masyarakat, mulai dari yang paling awam hingga yang expert.

Masyarakat dengan utilisasi Masyarakat yang fasih Masyarakat yang mempunyai


internet yang terbatas menggunakan internet kemampuan di bidang IT

Memberikan pelatihan bagi warga Memberikan masukan dan aspirasi Berperan sebagai developer dan
dalam memanfaatkan teknologi terhadap layanan dari sistem smart terlibat dalam pengembangan
informasi agar lebih berguna dan city sistem smart city
meningkatkan produktivitas

Begitu pula dengan implikasinya pada bangunan cerdas. Aspek manusia pada setiap lapisan masyarakat
serta tata kelola yang baik menjadi hal yang penting untuk diperhatikan dalam mewujudkan bangunan
cerdas.

Anda mungkin juga menyukai