NPM : 20400029
KELAS :AN01
Kota Yogyakarta adalah salah satu kota yang berpotensi dan memungkinkan untuk
menerapkan konsep smart city. Beberapa modal dasar yang dimiliki oleh kota
Yogyakarta antara lain dari faktor kesejarahan yaitu sebelum Indonesia merdeka,
Yogyakarta merupakan daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri atau Daerah
Swapraja, yaitu Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman.
Dalam perjalanan sejarah selanjutnya kedudukan DIY sebagai Daerah Otonom
setingkat Provinsi sesuai dengan maksud pasal 18 Undang-undang Dasar 1945.
Dalam sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), DIY mempunyai peranan yang penting. Terbukti pada tanggal 4
Januari 1946 sampai dengan tanggal 27 Desember 1949 pernah menjadi Ibukota
Negara Republik Indonesia.
Selanjutnya faktor yang tak kalah penting adalah Yogyakarta memiliki kekayaan
budaya (cultural capital) yang tak lekang oleh perubahan jaman, modal sosial (social
capital) dan kecerdasan lokal (local wisdoms) serta modal insani (human capital),
Kreatif dan inovatif, Egaliter dan toleransi tinggi, Jogya juga dikenal sebagai kota
yang nyaman untuk ditinggali (liveable city) disamping itu Yogyakarta juga sering
dianggap sebagai Indonesia mini karena mahasiswa datang dari penjuru nusantara
dengan berbagai adat istiadat mereka yang dapat menyatu dengan budaya masyarakat
Jogya yang memang dikenal ramah dan terbuka kepada pendatang serta
keberadaan Sultan sebagai panutan dan dinamika politik yang relatif stabil.
2. Smart Environment, Penyusunan RAD Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca DIY
pada tahun 2012 meliputi Energi, Transportasi, Pertanian, Kehutanan dan Pengolahan
Limbah untuk mengurangi dampak emisi GRK dalam rangka mendukung
pembangunan berkelanjutan Pengembangan EBT (Energi Baru Terbarukan) melalui
pemanfaatan sampah dan kotoran ternak menjadi biogas, kincir angin (memanfaatkan
energi angin) di Pantai Samas, Baron Techno Park (mengintegrasikan sumber EBT
alternatif :matahari, angin dan biofuel), PLTMH ( Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
Hidro) di Kalibawang dan pemanfaatan panel surya untuk traffict light Pengembangan
komunitas JPSM (jaringan pengelolaan sampah mandiri), Bank Sampah (telah dirintis
sejak tahun 2008), Sekolah Adiwiyata, Pontren Peduli Lingkungan Updating data dan
Informasi Lingkungan Hidup untuk mengetahui kondisi eksisting kualitas Lingkungan
Hidup di DIY. Pembangunan berkelanjutan berbasis budaya dengan pelibatan
masyarakat yaitu Pembangunan Wonodeso (Hutan Desa) dan Tlogodeso (Telaga
Desa). Pengembangan Kearifan Lokal Lingkungan Hidup dalam rangka mendukung
Pembangunan Berkelanjutan melalui Gerakan Merti Kali dengan mengajak warga
penghuni pinggir kali untuk membersihkan, menjaga dan melestarikan keberadaan
sungai.
3. Smart Economy, meliputi dua hal yaitu membuka akses informasi yang luas
sehingga meningkatkan peluang warga untuk melakukan aktivitas ekonomi yang
efektif dan untuk aktivitas bisnis yang sudah berjalan, diharapkan bisa mengurangi
biaya operasional, lebih produktif. Selanjutnya adalah membuat bisnis lebih produktif
dan efisien. Pengembangan Kewirausahaan dimana basic ekonomi DIY adalah usaha
mikro dan UKM ,potensi angkatan muda terdidik di industri kreatif, banyak lembaga
pendidikan terkait industri kreatif, komunitas di bidang kreatif Pengembangan
e-commerce.
5. Smart People, keberadaan pusat pendidikan formal dan non formal Keberadaan
infrastruktur di Jogya yang cukup baik, e- learning, video learning & distance learning
Vocational video training untuk meningkatkan kualitas skill masyarakat dan
mengurangi digital divide.