Anda di halaman 1dari 126

RENCANA

RENCANA
STRATEGIS
STRATEGIS
Kementerian Perindustrian
Tahun 2020-2024

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
2020
2020
2 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024
Sehubungan telah terbitnya Peraturan Presiden nomor 18 Tahun 2020
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Tahun 2020-2024, semua kementerian/lembaga wajib menyusun rencana
stretegis 5 (lima) periode 2020-2024 yang mengacu pada perpres tersebut.

Renstra Kementerian Perindustrian 2020-2024 disusun mengacu


pada beberapa dokumen perencanaan nasional, diantaranya PP nomor
14 Tahun 2015 tentang RIPIN 2015-2035 dan Peraturan Presiden nomor
18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024 dengan memperhatikan
dinamika perubahan lingkungan strategis baik tataran daerah, nasional,
maupun di tataran global, serta perubahan paradigma peningkatan
daya saing dan kecenderungan pengembangan industri ke depan.

Dalam rangka menjamin keberhasilan pelaksanaannya dan


terwujudnya pencapaian Visi Presiden yang dituangkan ke dalam
Renstra Kementerian Perindustrian 2020-2024 yaitu “Terwujudnya
Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong”, maka akan dilakukan evaluasi
setiap tahun, dan dengan memperhatikan kebutuhan serta
perubahan lingkungan strategis, maka apabila diperlukan akan
disempurnakan sesuai dengan mekanisme yang berlaku dengan
tanpa mengubah visi dan misi Kementerian Perindustrian 2020-2024.

Renstra Kementerian Perindustrian 2020-2024 diharapkan akan


mampu meningkatkan sinergitas perencanaan program dan
kegiatan dari seluruh unit kerja dalam rangka mencapai
kinerja yang ditargetkan pada masing-masing indikator
kinerja unit kerja di lingkungan Kementerian Perindustrian.

Terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya diucapkan


kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Renstra
Kemenperin 2020-2024. Diharapkan renstra ini dapat menjadi acuan di
lingkungan Kementerian Perindustrian untuk dapat bersinergi menyusun
kebijakan dan perencanaan pembangunan industri yang tepat sasaran.
Jakarta, 8 Mei 2020
Menteri Perindustrian

ttd.

Agus Gumiwang Kartasasmita

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 3


4 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 5
6 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 7
8 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 9
10 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 11
BAB I 1 BAB II 17
PENDAHULUAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
STRATEGIS
A. Kondisi Umum 2
Hasil Evaluasi Pelaksanaan 5 A. Visi 18
Pembangunan Industri B. Misi 18
Aspirasi Masyarakat 14
C. Tujuan 19
B. Potensi dan Permasalahan 15
D. Sasaran Strategis 19
Potensi 15
Perspektif Pemangku Kepentingan 20
Permasalahan 15 (Stakeholders Perspective)
Perspektif Pelanggan 20
(Customer Perspective)
Perspektif Proses Internal 22
(Internal Process Perspective)
Perspektif Pembelajaran Organisasi 22
(Learning and Growth Perspective)

12 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


BAB III 25 BAB IV 45
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, TARGET KINERJA DAN KERANGKA
KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA PENDANAAN
KELEMBAGAAN
A. Target Kinerja 46
A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional 26 Indikator Kinerja Sasaran Strategis 46
B. Arah Kebijakan dan Strategi 30 Indikator Kinerja Program 48
Kementerian Perindustrian Indikator Kinerja Kegiatan 48
Kebijakan Pengembangan Sumber 31
Daya Industri B. Kerangka Pendanaan 48
Kebijakan Pengembangan Sarana 33
dan Prasarana Industri
Kebijakan Pemberdayaan Industri 35
Kebijakan Pengembangan 36 BAB V 49
Perwilayahan Industri PENUTUP
Kebijakan Fasilitas Fiskal dan 38
Nonfiskal
Kebijakan Reformasi Birokrasi (RB) 38 LAMPIRAN 51

C. Kerangka Regulasi 40 Bagan 1 Pohon Kinerja Renstra 52


Kemenperin 2020-2024
D. Kerangka Kelembagaan 41
Tabel 1 Matrik Kinerja Dan Anggaran 54
Renstra Kemenperin 2020-2024
Tabel 2 Pedoman Kinerja Renstra 89
Kemenperin 2020-2024

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 13


halaman ini sengaja dikosongkan

14 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


Image: ageofrobots.net

BAB I
PENDAHULUAN

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 1


A Kondisi Umum

Dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Perindustrian telah meletakkan


tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang industri sebagai salah satu pilar ekonomi dan
Nasional (RPJPN) 2005 – 2025, disebutkan memberikan peran yang cukup besar kepada
bahwa struktur perekonomian diperkuat pemerintah untuk mendorong kemajuan industri
dengan mendudukkan sektor industri sebagai nasional secara terencana. Peran tersebut
motor penggerak yang didukung oleh kegiatan diperlukan dalam mengarahkan perekonomian
pertanian, kelautan, dan pertambangan dalam nasional untuk tumbuh lebih cepat dan mengejar
arti luas yang menghasilkan produk secara ketertinggalan dari negara lain yang lebih
efisien, modern, dan berkelanjutan serta jasa- dahulu maju. Undang-Undang Perindustrian juga
jasa pelayanan yang efektif yang menerapkan dimaksudkan untuk mempertegas keseriusan
praktik terbaik dan ketatakelolaan yang baik pemerintah dalam mewujudkan tujuan
agar terwujud ketahanan ekonomi yang tangguh. penyelenggaraan perindustrian, yaitu:
Selain itu, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014

Mewujudkan industri nasional sebagai pilar dan penggerak


1 perekonomian nasional;

2 Mewujudkan kedalaman dan kekuatan struktur industri;

Mewujudkan industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju, serta


3 Industri Hijau;

Mewujudkan kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta

4 mencegah pemusatan atau penguasaan industri oleh satu


kelompok atau perseorangan yang merugikan masyarakat;

5 Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja;

Mewujudkan pemerataan pembangunan industri ke seluruh


6 wilayah Indonesia guna memperkuat dan memperkukuh
ketahanan nasional; dan

Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara


7 berkeadilan.

Rencana Induk Pembangunan Industri secara selektif melalui penyiapan SDM (wirausaha
Nasional Tahun 2015-2035 telah menetapkan industri, tenaga kerja industri, pembina industri,
penahapan capaian pembangunan Industri dan konsultan industri) yang ahli dan kompeten di
kedalam tiga periode, yaitu tahap I (2015-2019) bidang industri, serta meningkatkan penguasaan
diarahkan pada peningkatan nilai tambah teknologi. Tahap II (2020 – 2024) diarahkan
sumber daya alam pada industri hulu berbasis pada pencapaian keunggulan kompetitif dan
agro, mineral dan migas, yang diikuti dengan berwawasan lingkungan melalui penguatan
pembangunan industri pendukung dan andalan struktur industri dan penguasaan teknologi,
2 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024
serta didukung oleh SDM yang berkualitas, kali rasio produktivitas tenaga kerja terhadap
sedangkan tahap III (2025 – 2035) adalah visi biaya, serta peningkatan porsi pengeluaran
Indonesia menjadi negara industri tangguh yang litbang menjadi 2 (dua) persen terhadap PDB.
bercirikan struktur industri nasional yang kuat Fokus pengembangan industri pada periode
dan dalam, berdaya saing tinggi di tingkat global, tahun 2020 – 2024 merupakan tahap II dari
serta berbasis inovasi dan teknologi. pembangunan industri nasional dengan arah
rencana pembangunan industri nasional
Sejalan dengan fokus Kebijakan Industri
pada tahap ini dimaksudkan untuk mencapai
Nasional 2020 – 2024 serta dalam menghadapi
keunggulan kompetitif dan berwawasan
era Making Indonesia 4.0, Kementerian
lingkungan melalui penguatan struktur industri
Perindustrian telah meluncurkan inisiatif
dan penguatan teknologi yang didukung oleh
Making Indonesia 4.0 yang bertujuan untuk
SDM yang berkualitas dengan uraian sebagai
mempersiapkan Indonesia menjadi sepuluh
berikut.
besar ekonomi dunia pada tahun 2030 melalui
pencapaian tiga aspirasi utama yaitu peningkatan
porsi net-ekspor menjadi 10% dari nilai pasar
semua barang dan jasa yang diproduksi oleh
suatu negara pada periode tertentu (PDB), dua
2

Penguasaan Teknologi
• Pembentukan ekosistem inovasi
melalui pengembangan pusat-pusat
1 inovasi teknologi oleh pemerintah,
swasta, masyarakat, dan universitas;
• Menerapkan insentif fiskal dan
Penguatan Struktur Industri Dilaksanakan nonfiskal untuk menarik investasi
Melalui: teknologi;
• Perbaikan alur material melalui • Membangun infrastruktur digital
pembangunan industri hulu; nasional; dan
• Memperkuat iklim investasi dan • Pengembangan Industri Hijau.
keterbukaan perdagangan dalam
rantai nilai produksi global;
• Menarik investasi asing melalui insentif
dan kolaborasi untuk percepatan
transfer teknologi;
• Mendesain ulang zona industri
nasional; dan 3
• Pemberdayaan IKM melalui dukungan
pengembangan kompetensi internal,
pengembangan ekosistem bisnis, Peningkatan Kualitas SDM
kelembagaan, dan penyediaan • Peningkatan kompetensi SDM Industri
fasilitas. melalui pendidikan vokasi dan diklat
berbasis kompetensi;
• Pembangunan infrastruktur tenaga
kerja industri berbasis kompetensi;
dan
• Pembangunan dan pengembangan
lembaga pendidikan vokasi dan diklat
berbasis kompetensi.

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 3


Dalam rangka mewujudkan fokus c. Penumbuhan dan Pengembangan
pengembangan industri pada periode tahun Industri Kimia Hulu;
2020 – 2024, Kementerian Perindustrian d. Penyusunan dan Evaluasi Program
telah melaksanakan serangkaian program dan Penumbuhan dan Pengembangan
kegiatan sebagaimana yang tertuang pada Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil;
Kebijakan Industri Nasional 2020-2024 dan e. Penumbuhan dan Pengembangan
RPJMN 2020-2024. Program dan kegiatan yang Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan
telah dan akan dilaksanakan oleh Kementerian Bahan Galian Nonlogam;
Perindustrian selama periode tahun 2020-2024 f. Penumbuhan dan Pengembangan
adalah sebagai berikut: Industri Hasil Hutan dan Perkebunan;
g. Penumbuhan dan Pengembangan
1. Program Dukungan Manajemen Kementerian
Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan
Perindustrian yang dilaksanakan melalui
Bahan Penyegar;
kegiatan-kegiatan:
h. Penumbuhan dan Pengembangan
a. Peningkatan Layanan Legislasi, Industri Makanan, Hasil Laut, dan
Advokasi, Dokumentasi, dan Informasi Perikanan;
Hukum; i. Penyusunan dan Evaluasi Program
b. Peningkatan Layanan Administrasi, Penumbuhan dan Pengembangan
Layanan Pengadaan, Layanan Kesehatan Industri Berbasis Agro;
dan Manajemen Perkantoran Berbasis j. Penumbuhan dan Pengembangan
Teknologi; Industri Maritim, Alat Transportasi, dan
c. Pengembangan Organisasi dan Sumber Alat Pertahanan;
Daya Manusia; k. Penumbuhan dan Pengembangan
d. Peningkatan Sistem Tata Kelola Industri Elektronika dan Telematika;
Keuangan dan Barang Milik Negara Yang l. Penyusunan dan Evaluasi Program
Profesional; Penumbuhan dan Pengembangan
e. Peningkatan Kualitas Perencanaan dan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi,
Pelaporan; dan Elektronika;
f. Pembangunan Sistem Informasi Industri m. Penumbuhan dan Pengembangan
Yang Terintegrasi dan Handal; Industri Permesinan dan Alat Mesin
g. Peningkatan Kualitas Kehumasan; Pertanian;
h. Peningkatan Penggunaan Produk Dalam n. Penumbuhan dan Pengembangan
Negeri; Industri Logam;
i. Pembangunan, Pengadaan, Perbaikan, o. Penumbuhan dan Pengembangan
dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Industri Kecil dan Menengah Pangan,
Kerja; dan Barang dari Kayu, dan Furnitur;
j. Peningkatan Pengawasan dan p. Penumbuhan dan Pengembangan
Akuntabilitas Pelaksanaan Program Industri Kecil dan Menengah Kimia,
Pengembangan Industri dan Dukungan Sandang, Kerajinan, dan Industri Aneka;
Manajemen, Pembinaan, Pemantauan q. Penumbuhan dan Pengembangan
Tindak Lanjut Hasil Pengawasan. Industri Kecil dan Menengah Logam,
2. Program Nilai Tambah dan Daya Saing Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut;
Industri yang dilaksanakan melalui kegiatan- r. Penyusunan dan Evaluasi Program
kegiatan: Penumbuhan dan Pengembangan
Industri Kecil, Menengah, dan Aneka.
a. Penumbuhan dan Pengembangan s. Peningkatan Ketahanan dan Iklim Usaha
Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki; Industri;
b. Penumbuhan dan Pengembangan t. Pengembangan Akses Sumber Daya
Industri Kimia Hilir dan Farmasi; Industri Internasional;

4 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


u. Pengembangan Akses Industri a. Penyusunan dan Evaluasi Program
Internasional; Pengembangan Sumber Daya Manusia
v. Penyusunan dan Evaluasi Industri;
Program Peningkatan Ketahanan, b. Peningkatan Kualitas SDM Industri;
Pengembangan Perwilayahan Industri, c. Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi
serta Pengembangan Akses Industri Vokasi Industri Berbasis Kompetensi
Internasional; dan Menuju Dual Sistem;
w. Pengembangan Wilayah Industri; d. Peningkatan Kualitas Pendidikan
Menengah Kejuruan Industri Berbasis
3. Program Riset dan Inovasi Ilmu Pengetahuan
Kompetensi Menuju Dual Sistem; dan
dan Teknologi yang dilaksanakan melalui
e. Peningkatan Kompetensi ASN.
kegiatan-kegiatan:
Program dan kegiatan tersebut di atas
a. Pengembangan, Penerapan, dan
merupakan penjabaran dari Prioritas Nasional,
Pengawasan Standardisasi Industri;
Sasaran Strategis, dan indikator pada RPJMN
b. Penelitian dan Pengembangan Industri
2020-2024 & Kebijakan Industri Nasional
Hijau;
Tahun 2020-2024 serta kontrak kinerja
c. Penyusunan Rencana dan Evaluasi
Menteri Perindustrian. Untuk mengukur tingkat
Program Pengembangan Teknologi dan
keberhasilan dari pelaksanaan program dan
Kebijakan Industri;
kegiatan, Renstra Kementerian Perindustrian
d. Penelitian dan Pengembangan Teknologi
juga telah menetapkan sasaran strategis beserta
pada 11 balai besar;
ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan
e. Riset dan Standardisasi Bidang Industri
sasaran strategis operasional yang biasa disebut
pada 11 Baristand;
sebagai indikator kinerja utama (IKU) disertai
f. Penelitian dan Pengembangan Industri
target dari masing-masing sasaran strategis.
Agro;
g. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Dalam rangka mewujudkan fokus
Industri Kimia, Farmasi, Tekstil, Logam, pengembangan industri pada periode tahun
Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika; 2020 – 2024, maka diperlukan gambaran
dan pencapaian yang telah dilaksanakan dalam
h. Sertifikasi Industri. Renstra Kemenperin periode 2015-2019 dan
memperhatikan aspirasi masyarakat.
4. Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
yang dilaksanakan melalui kegiatan-
kegiatan:

Hasil Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Industri

Hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan Kondisi Perekonomian Global pada


industri meliputi hasil evaluasi terhadap Tahun 2019
pencapaian Program dan Kegiatan yang
didasarkan pada sasaran yang telah ditetapkan Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada Renstra Kemenperin tahun 2015-2019. pada tahun 2019 merupakan laju pertumbuhan
Pada periode tahun 2015-2019, Kementerian tahunan terendah dalam empat tahun terakhir.
Perindustrian telah melaksanakan berbagai Bila dilihat tren perkembangan sejak 2014, laju
kebijakan pembangunan dengan hasil capaian pertumbuhan PDB pada tahun 2019 adalah yang
sebagai berikut: terendah kedua setelah tahun 2015 dalam lima

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 5


tahun terakhir. Apabila dilihat perkembangannya dalam lima tahun terakhir tetapi pada triwulan
berdasarkan data triwulanan kumulatif (c-to-c), selanjutnya cenderung turun terus sampai akhir
pada triwulan I tahun 2019 sempat tertinggi tahun 2019. Secara lengkap dapat di lihat pada
bila dibandingkan dengan periode yang sama tabel 1.1.

Tabel 1.1
Perkembangan Pertumbuhan PDB Indonesia Triwulanan 2015-2019 (%)

Triwulan
Tahun Jumlah
I II III IV
2015 4.83 4.78 4.78 4.88 4.88
2016 4.94 5.08 5.06 5.03 5.03
2017 5.01 5.01 5.03 5.07 5.07
2018 5.06 5.17 5.17 5.17 5.17
2019 5.07 5.06 5.04 5.02 5.02
Sumber: BPS diolah Kemenperin

Berdasarkan data IMF, pertumbuhan dan pada tahun 2015-2018 masih stabil meningkat
ekonomi Indonesia tahun 2019 bila dibandingkan hingga level 5,2%, sedangkan Malaysia pada
dengan beberapa negara ASEAN (lihat Tabel tahun 2015-2019 mengalami pertumbuhan yang
1.2) mengalami pertumbuhan yang lebih naik-turun, sempat tumbuh sebesar 5,7% namun
stabil. Sedangkan beberapa negara seperti pada tahun 2019 turun menjadi 4,5% serta
Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Singapura pada tahun 2017 sebesar 3,7% dan
Vietnam mengalami pertumbuhan yang naik- pada tahun 2019 juga mengalami perlambatan
turun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. pertumbuhan menjadi 0,5%.
Pertumbuhan Indonesia tahun 2019 sebesar 5,0%

Tabel 1.2
Perkembangan dan Prognosa PDB Beberapa Negara ASEAN

PDB (%)
No Negara
2015 2016 2017 2018* 2019**
1 Indonesia 4,9 5,0 5,1 5,2 5,0
2 Singapura 2,9 3,0 3,7 3,1 0,5
3 Malaysia 5,0 4,4 5,7 4,7 4,5
4 Thailand 3,1 3,4 4,0 4,1 2,9
5 Vietnam 6,7 6,2 6,8 7,1 6,5
6 Filipina 6,1 6,9 6,7 6,2 5,7
Sumber: IMF World Economic Outlook database 2020

Pertumbuhan ekonomi global selama pada tahun 2019 sebesar 6,1%, bila dilihat dari
tahun 2019 mayoritas cenderung melemah bila percepatan pertumbuhan hanya Jepang yang
dibandingkan dengan tahun 2017. Berdasarkan mengalami percepatan pertumbuhan sedangkan
tabel 1.3 pada tahun 2019 Indonesia hanya 6 negara lainnya mengalami perlambatan.
kalah dengan Cina dengan pertumbuhan
6 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024
Tabel 1.3
Perkembangan dan Prognosa PDB Beberapa Negara Lain

GDP (%)
No Negara
2015 2016 2017 2018* 2019**
1 USA 2,9 1,6 2,4 2,9 2,4
2 Rusia -2,3 0,3 1,6 2,3 1,1
3 Cina 6,9 6,7 6,8 6,6 6,1
4 Jepang 1,2 0,6 1,9 0,8 0,9
5 Inggris 2,3 1,8 1,8 1,4 1,2
6 Perancis 1,1 1,1 2,3 1,7 1,2
7 Australia 2,5 2,8 2,4 2,7 1,7
Sumber: IMF World Economic Outlook database 2020

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Bruto (PDB) atas dasar harga konstan 2010 selalu
2015-2019 tumbuh. Pada tahun 2018 tumbuh sebesar 5,17%
lebih tinggi dibanding periode sebelumnya yang
Kinerja perekonomian Indonesia pada tumbuh sebesar 5,07%. Data selengkapnya
tahun 2015-2019 sesuai Produk Domestik tersaji pada tabel 1.4.

Tabel 1.4
Pertumbuhan PDB berdasarkan lapangan usaha tahun 2015 – 2019 (Y to Y) tahun dasar 2010 (%)

No Lapangan Usaha 2015 2016 2017 2018 2019


1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3,75 3,37 3,92 3,89 3,64
2 Pertambangan dan Penggalian -3,42 0,95 0,66 2,16 1,22
3 Industri Pengolahan 4,33 4,26 4,29 4,27 3,80
a. Industri Migas -1,13 2,84 -0,25 -0,01 -1,10
b. Industri Nonmigas 5,05 4,43 4,85 4,77 4,34
4 Pengadaan Listrik dan Gas 0,90 5,39 1,54 5,47 4,04
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan 7,07 3,60 4,59 5,56 6,83
Daur Ulang
6 Konstruksi 6,36 5,22 6,80 6,09 5,76
7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan 2,54 4,03 4,46 4,97 4,62
Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 6,71 7,45 8,49 7,06 6,40
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,31 5,17 5,41 5,68 5,80
10 Informasi dan Komunikasi 9,70 8,88 9,63 7,02 9,41
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 8,58 8,93 5,47 4,17 6,60
12 Real Estate 4,11 4,69 3,60 3,48 5,74
13 Jasa Perusahaan 7,69 7,36 8,44 8,64 10,25
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 4,63 3,20 2,05 7,00 4,67
Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 7,33 3,84 3,72 5,35 6,29
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,69 5,16 6,84 7,15 8,68
17 Jasa lainnya 8,08 8,01 8,73 8,97 10,55
PRODUK DOMESTIK BRUTO 4,88 5,03 5,07 5,17 5,02
Sumber: BPS diolah Kemenperin

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 7


Pada tahun 2019 pertumbuhan ekonomi
Indonesia 5,02% lebih rendah dibanding periode
yang sama tahun 2018 yang tumbuh sebesar
5,17%. Industri pengolahan nonmigas pada tahun
2019 menunjukan tren pertumbuhan meskipun
melambat bila dibandingkan dengan periode
yang sama tahun lalu. Dari 17 sektor yang ada,
pertumbuhan terjadi di semua sektor kecuali
sektor industri migas yang mengalami penurunan
sebesar 1,1%. Pertumbuhan tertinggi secara
(Y-on-Y) pada sektor jasa lainnya sebesar 10,55%;
jasa perusahaan sebesar 10,25%; dan informasi
dan komunikasi sebesar 9,41%.

Perkembangan pertumbuhan industri


nonmigas Tahun 2019 masih menunjukkan trend
perlambatan dari periode sebelumnya, dimana
pada tahun 2019 tumbuh 4,34% dibanding
tahun lalu yang tumbuh 4,77% dan lebih rendah
dibanding PDB yang tumbuh sebesar 5,02%.

Perkembangan Sektor Industri Pengolahan


Nonmigas Tahun 2015-2019

Pada tahun 2019 terdapat lebih banyak


cabang industri yang mengalami perlambatan
jika dibanding tahun 2015-2018. Terdapat 7
cabang yang mengalami pertumbuhan negatif
pada tahun 2019, yaitu industri karet, barang dari
karet dan plastik tumbuh -5,52% dari sebelumnya
6,92%; industri kayu, barang dari kayu dan
gabus dan barang anyaman dari bambu, rotan
dan sejenisnya tumbuh -4,55% dari sebelumnya
0,75%; industri mesin dan perlengkapan tumbuh
-4,13% dari sebelumnya 9,49%; industri alat
angkutan tumbuh -3,43% dari sebelumnya 4,24%;
industri barang galian bukan logam tumbuh
-1,03% dari sebelumnya 2,75%; dan industri
kulit, barang dari kulit dan alas kaki tumbuh
-0,99% dari sebelumnya 9,42%; dan industri
barang logam, komputer, barang elektronik,
optik dan peralatan listrik tumbuh -0,51% dari
sebelumnya -0,61%. Cabang-cabang industri
yang mengalami perlambatan pada 2019 antara
lain industri makanan dan minuman yang tumbuh
sebesar 7,78% dari sebelumnya 7,91%; industri
pengolahan tembakau yang tumbuh 3,36% dari
sebelumnya 3,52%; dan industri logam dasar yang
tumbuh sebesar 2,83% dari sebelumnya 8,99.

8 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


Tabel 1.5
Pertumbuhan Industri Pengolahan Nonmigas 2015 – 2019 menurut Cabang-Cabang Industri Tahun Dasar 2010 (%)

No Lapangan Usaha 2015 2016 2017 2018* 2019**


1 Industri Makanan dan Minuman 7,54 8,33 9,23 7,91 7,78
2 Industri Pengolahan Tembakau 6,24 1,58 -0,64 3,52 3,36
3 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi -4,79 -0,09 3,83 8,73 15,35
4 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 3,97 8,36 2,22 9,42 -0,99
5 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Ba- -1,63 1,74 0,13 0,75 -4,55
rang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya
6 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan -0,16 2,61 0,33 1,43 8,86
dan Reproduksi Media Rekaman
7 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 7,61 5,84 4,53 -1,42 8,48
8 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 5,04 -8,50 2,47 6,92 -5,52
9 Industri Barang Galian bukan Logam 6,03 5,47 -0,86 2,75 -1,03
10 Industri Logam Dasar 6,21 0,99 5,87 8,99 2,83
11 Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektro- 7,83 4,33 2,79 -0,61 -0,51
nik, Optik; dan Peralatan Listrik
12 Industri Mesin dan Perlengkapan 7,58 5,05 5,55 9,49 -4,13
13 Industri Alat Angkutan 2,40 4,52 3,68 4,24 -3,43
14 Industri Furnitur 5,17 0,46 3,65 2,22 8,35
15 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan 4,66 -3,04 -1,68 -0,83 5,17
Pemasangan Mesin dan Peralatan
Industri Pengolahan Nonmigas 5,05 4,43 4,85 4,77 4,34
PRODUK DOMESTIK BRUTO 4,88 5,03 5,07 5,17 5,02
Sumber: BPS diolah Kemenperin

Cabang-cabang industri yang menunjukkan


peningkatan pertumbuhan pada tahun 2019 antara
lain: industri tekstil dan pakaian jadi yang tumbuh
sebesar 15,35% dari sebelumnya 8,73%; industri
kertas dan barang dari kertas; percetakan dan
reproduksi media rekaman yang tumbuh sebesar
8,86% dari sebelumnya -1,43%; industri kimia,
farmasi dan obat tradisional yang tumbuh sebesar
8,48% dari sebelumnya -1,42%; industri furnitur
yang tumbuh sebesar 8,35% dari sebelumnya
2,22%; industri pengolahan lainnya; jasa reparasi
dan pemasangan mesin dan peralatan yang
tumbuh sebesar 5,17% dari sebelumnya -0,83%.

Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Sektor industri mencatatkan defisit perdagangan
Pengolahan Nonmigas pada Tahun dengan nilai defisit sebesar US$ 10,8 miliar.
2015-2019 Perlambatan ekonomi dan melemahnya
permintaan dunia terhadap produk-produk
Perdagangan sektor industri pada tahun Indonesia yang didorong dengan penurunan
2019 sebesar US$ 263,97 miliar lebih rendah harga komoditas ekspor Indonesia menjadi
dari tahun 2018 sebesar US$ 277,71 miliar. beberapa penyebab dari penurunan ekspor.

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 9


Kontribusi Ekspor Sektor Industri

147,62
Terhadap Total Ekspor Nasional
(USD Miliar)

137,40
Impor

130,09
Ekspor

126,57
125,10
122,17
110,50
108,24

75,56%

2016 2017 2018 2019

5 Sektor Industri Terbesar

30,54 22,14 27,28 17,37

Barang dari Logam, Mesin & Makanan & Logam Dasar


Komputer, Barang Elektronik, Perlengkapan Minuman
Optik & Peralatan Listrik YTDL

21,51 17,38 10,40 12,90 12,65 11,91

Bahan Kimia & Logam Dasar Makanan & Tekstil & Bahan Kimia & Barang dari Logam,
Barang dari Bahan Minuman Pakaian Jadi Barang dari Bahan Komputer, Barang
Kimia Kimia Elektronik, Optik &
Peralatan Listrik

Sumber: BPS diolah Kemenperin

Gambar 1.1
Perdagangan Sektor Industri Tahun 2016 - 2019

Sektor industri memberikan kontribusi Serikat sebesar US$ 17,26 miliar, Cina sebesar
terbesar yaitu sebesar 75,56% terhadap total US$ 17,06 miliar, dan Jepang sebesar
ekspor nasional sebesar US$ 167,50 miliar. US$ 11,01 miliar menjadi 3 besar negara tujuan
Berdasarkan Gambar 1.1, bila dilihat berdasarkan ekspor dengan total nilai ekspor sebesar 45,33
tahun 2016 – 2019 total nilai perdagangan miliar, sedangkan untuk negara asal impor
industri terbesar pengolahan nonmigas terjadi terbesar masih di tempati oleh Cina sebesar US$
pada tahun 2018, sedangkan terendah terjadi 42,98 miliar, Jepang sebesar US$ 15,55 miliar,
pada tahun 2016 sebesar US$ 218,74 miliar. Thailand sebesar US$ 9,19 miliar dengan total
Nilai ekspor terbesar sektor industri masih nilai sebesar 67,72 miliar.
ditempati oleh industri makanan dan minuman
Impor Indonesia terbesar dilakukan untuk
yaitu sebesar US$ 27,28 miliar, sedangkan nilai
pembelian bahan baku/bahan penolong sebesar
impor terbesar ditempati oleh industri barang dari
US$ 125,90 miliar atau sebesar 73,75% dari total
logam, komputer, barang elektronik, optik, dan
impor, terbesar kedua dilakukan untuk impor
peralatan listrik sebesar US$ 30,54 miliar.
pembelian barang-barang modal sebesar US$
Negara tujuan ekspor terbesar masih sama 28,41 miliar atau sebesar 16,64%. Secara lengkap
dengan tahun sebelumnya, dimana Amerika dapat dilihat pada gambar 1.2.
10 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024
73,75%
USD125,90 Miliar
Bahan Baku/Penolong

16,64%
USD28,41 Miliar
Barang-Barang Modal
9,61%
USD16,41 Miliar
Barang-Barang Konsumsi

Sumber: BPS diolah Kemenperin

Gambar 1.2
Impor Indonesia menurut Penggunaan Barang Tahun 2019

Perkembangan Investasi Indonesia pada antara Amerika dengan Cina menyebabkan


Tahun 2015-2019 sentiment shocks pada investasi. Investasi
terbesar sektor industri disumbang oleh industri
Pada tahun 2019 total investasi di sektor logam, mesin & elektronik dan industri instrumen
industri mencapai Rp. 215,9 triliun turun sebesar kedokteran, presisi & optik dan jam sebesar
2,88% apabila dibandingkan dengan tahun 2018 Rp. 70,21 triliun dan ditempat kedua terbesar
yang sebesar Rp. 222,3 triliun. Terdapat beberapa industri makanan sebesar Rp. 55,68 triliun.
kondisi yang menyebabkan melambatnya Secara lengkap dapat dilihat pada gambar 1.3.
investasi, diantaranya kondisi perang dagang
335,8

274,8
236,0

222,3

215,9

(Rp Triliun)
2015 2016 2017 2018 2019

5 Sektor Industri Terbesar

70,21 55,68 31,78 13,91 10,70

Industri Logam, Mesin & Industri Makanan Industri Kimia & Industri Kendaraan Industri Mineral
Elektronik; dan Industri Farmasi Bermotor & Alat Nonlogam
Instru. Kedokteran, Transportasi Lain
Presisi dan Optik & Jam

Sumber: BPS diolah Kemenperin

Gambar 1.3
Investasi Sektor Industri Tahun 2019

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 11


Kondisi dalam negeri yang menyebabkan penyebab investasi belum mencapai target.
nilai investasi tidak mencapai target antara Namun demikian, ke depan diharapkan
lain: harmonisasi dan sinkronisasi regulasi terjadi peningkatan nilai investasi, mengingat
terkait investasi masih membutuhkan waktu berbagai proyek infrastruktur sebagian telah
untuk berjalan optimal, hal ini juga terjadi pada selesai dan dapat beroperasi. Selain itu, upaya
kondisi infrastruktur yang belum beroperasi pemerintah dalam melakukan deregulasi
optimal serta harga energi yang dirasa masih kebijakan terkait dalam penumbuhan
kurang kompetitif. Dari sisi faktor eksternal, iklim berusaha terus dilaksanakan salah
fluktuasi nilai tukar dollar AS yang dipicu oleh satunya diwujudkan melalui penyediaan
kenaikan suku bunga AS dan penguatan dollar platform Online Single Submission (OSS).
AS di pasar global juga menjadi salah satu

Capaian Kinerja Sasaran sesuai Dokumen Renstra Kementerian


Perindustrian Tahun 2015-2019 Terbagi ke Dalam Beberapa Bagian

a. Capaian Peta Strategi Kementerian Capaian kinerja Direktorat Jenderal


Perindustrian tahun 2015-2019 Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi,
dan Elektronika dengan 80 target
Peta strategis Kementerian
indikator kinerja dengan capaian kinerja
Perindustrian pada tahun 2015-2019
sebesar 32 (40%) target tercapai dan 48
terbagi ke dalam 1 tujuan dan 3 perspektif,
(60%) target belum tercapai.
terdapat 261 target indikator kinerja
dengan capaian sebanyak 185 target e. Capaian kinerja Direktorat Jenderal
(70,88%) dapat tercapai dan 76 target Industri Kecil Menengah tahun 2015-
(25,81%) tidak dapat tercapai. 2019

b. Capaian kinerja Direktorat Jenderal Capaian kinerja Direktorat Jenderal


Industri Agro tahun 2015-2019 Industri Kecil Menengah tahun 2015-2019
dengan 74 target indikator kinerja dengan
Capaian kinerja Direktorat Jenderal
capaian kinerja sebesar 29 (39,19%) target
Industri Agro tahun 2015-2019 dengan
tercapai dan 46 (35%) target tidak tercapai.
72 target indikator kinerja, capaian akhir
sebanyak 44 (61,11%) target indikator f. Capaian kinerja Direktorat Jenderal
kinerja sasaran dapat tercapai dan 28 Pengembangan Perwilayahan Industri
(38,89%) target indikator kinerja sasaran tahun 2015-2019
tidak dapat tercapai.
Capaian kinerja Direktorat Jenderal
c. Capaian kinerja Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri
Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka tahun dengan 38 target indikator kinerja
2015-2019 berdasarkan renstra dengan capaian
kinerja sebesar 11 (28,95%) target dapat
Capaian kinerja Direktorat Jenderal
tercapai dan 27 (71,05%) tidak tercapai.
Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka dengan
57 target indikator kinerja dengan capaian g. Capaian kinerja Direktorat Jenderal
kinerja sebesar 16 (28,07%) target tercapai Ketahanan, dan Pengembangan Akses
dan 41 (71,93%) target belum tercapai. Industri Internasional tahun 2015-2019

d. Capaian kinerja Direktorat Jenderal Capaian kinerja Direktorat Jenderal


Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, Ketahanan, dan Pengembangan Akses
dan Elektronika tahun 2015-2019 Industri Internasional dengan 40 target

12 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


indikator kinerja berdasarkan renstra rencana aksi yang belum dilaksanakan.
dengan capaian kinerja sebesar 23 (57,5%) Pada 10 industri prioritas tersebut
target dapat tercapai dan 17 (42,5%) target masih terdapat 2 industri yang belum
tidak tercapai. dilaksanakan sama sekali, yaitu 7 rencana
aksi pada industri furnitur dan barang
h. Capaian kinerja Badan Penelitian dan
lainnya dari kayu dan 5 rencana aksi pada
Pengembangan Industri tahun 2015-
industri komponen dan bahan penolong.
2019
l. Capaian kinerja Kerangka Regulasi
Capaian kinerja Badan Penelitian
tahun 2015-2019
dan Pengembangan Industri dengan
95 target indikator kinerja berdasarkan Kinerja kerangka regulasi dilihat
renstra dengan capaian kinerja sebesar berdasarkan 66 regulasi yang telah
35 (36,84%) target dapat tercapai dan 60 direncanakan akan disusun oleh
(63,16%) target tidak tercapai. Kementerian Perindustrian pada tahun
2015-2019 adalah terdapat 21 (31,82%)
i. Capaian kinerja Sekretariat Jenderal
regulasi telah selesai, 20 (30,30%) regulasi
tahun 2015-2019
dalam proses penyelesaian serta 25
Capaian kinerja Sekretariat Jenderal (37,88%) regulasi yang telah lewat masa
dengan 150 target indikator kinerja penyusunannya dan masih belum ada
berdasarkan renstra dengan capaian kejelasan untuk dilanjutkan atau tidak.
kinerja sebesar 99 (66%) target dapat
m. Capaian anggaran Kementerian
tercapai dan 51 (34%) target tidak tercapai.
Perindustrian tahun 2015-2019
j. Capaian kinerja Inspektorat Jenderal
Total rencana anggaran periode
tahun 2015-2019
2015-2019 pada Renstra Kementerian
Capaian kinerja Inspektorat Jenderal Perindustrian adalah Rp 26.822.120 juta,
dengan 32 target indikator kinerja sedangkan total pagu anggaran yang
berdasarkan renstra dengan capaian diterima selama periode tersebut Rp.
kinerja sebesar 28 (87,5%) target dapat 15.787.619 Juta. Hal ini menunjukkan
tercapai dan 4 (12,5%) target tidak tercapai. masih ada gap atau selisih sebesar Rp
k. Capaian Rencana Aksi 10 Industri 11.034.501 juta antara rencana anggaran
Prioritas tahun 2015-2019 di Renstra Kemenperin dengan nilai pagu
yang diterima. Hal ini merupakan salah
Selama 2015-2019 terdapat 191 satu penyebab tidak tercapainya atau
rencana aksi yang harus ditindaklanjuti terhambatnya beberapa target kinerja
dimana sebanyak 121 (63%) rencana aksi dan terlaksananya rencana aksi.
yang telah dilaksanakan serta 70 (37%)

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 13


Aspirasi Masyarakat

Aspirasi masyarakat merupakan harapan dan Terkait Prinsip 3E dalam Pelayanan Publik
tujuan dari masyarakat untuk kemajuan industri
dimasa yang akan datang. Adapun aspirasi Prinsip 3E merupakan Ekonomis, Efisien dan
masyarakat telah dirangkum sebagai berikut: Efektivitas. Ekonomis berarti penggunaan sumber
daya yang ada dengan hati-hati (input), Efisien
berarti mengunakan sumber daya dengan tepat
Terkait Tantangan Lingkungan
guna (Proses) dan Efektivitas (Output/Outcome)
Tantangan lingkungan yang dihadapi saat ini berarti tepat sasaran. Implementasi prinsip ini pada
adalah perubahan yang begitu cepat, tidak pasti, seluruh aspek, fungsi dan sistem sangat penting
rumit dan menyebabkan keraguan atau biasa agar kualitas pelayanan publik menjadi optimal
disebut kondisi VUCA (Volatility, Uncertainty, dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
Complexity dan Ambiguity). Faktor penyebab
terjadinya kondisi ini adalah perkembangan
teknologi akibat revolusi industri 4.0, perubahan
regulasi dan kebijakan akibat perang dagang
serta eningkatnya globalisasi akibat krisis yang
terjadi. Akibatnya Kementerian diharapkan
untuk dinamis dan mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan dengan mampu
mempelajari fenomena perubahan lingkungan
dan menyerap informasi yang berkembang
dan mampu memprediksi outcome/impact dari
suatu kebijakan.

Terkait Data dan Informasi

Data dan informasi sangat penting dalam


pengambilan kebijakan dalam penyusunan
rencana kerja dan pengambilan keputusan.
Untuk itu, Kementerian Perindustrian diharapkan
memiliki data dan informasi khususnya data
industri dan kawasan industri yang akurat,
lengkap dan mutakhir.

Terkait Kapasitas Kebijakan

Dalam pengelolaan kebijakan dan program,


monitoring dan evaluasi harus dilakukan
menyeluruh terhadap outcome/impact dan
melibatkan analisis mendalam terhadap data dan
kualitas dan capaian kinerja. Sehingga kebijakan
dan program bukan hanya rutinitas, tanpa
perbaikan, inovasi dan terobosan.

14 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


B Potensi dan Permasalahan

Potensi Permasalahan

Potensi Alam Indonesia Permasalahan utama yang masih dihadapi


dalam pembangunan industri nasional antara lain:
Indonesia memiliki kekayaan alam yang a. Kekurangan bahan baku (kondensat,
melimpah untuk menghasilkan bahan baku gas, nafta, biji besi) dan bahan penolong
produksi, sebagaimana yang terdapat pada industri (katalis, scrap, kertas bekas, dan nitrogen);
pengolahan kopi, industri pengolahan kelapa, b. Kekurangan infrastruktur (pelabuhan,
industri minyak nabati, dan industri pengolahan jalan, dan kawasan industri);
perikanan. Produk hasil olahan kopi dikenal telah c. Kekurangan utility (listrik, air, gas, dan
memiliki citra yang baik di pasar internasional. pengolah limbah);
d. Kurangnya tenaga ahli, supervisor, dan
Dinamika sektor industri superintendent;
e. Tekanan produk impor;
Indonesia memiliki potensi energi berbasis f. Limbah industri (slag) sebagai limbah B3,
sumber daya alam (batubara, panas bumi, air), spesifikasi yang terlalu ketat untuk kertas
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bekas dan baja bekas (scrap) menyulitkan
di masa depan dan peningkatan kepedulian industri;
terhadap lingkungan mendorong peningkatan g. Permasalahan IKM (pembiayaan, bahan
efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber baku dan penolong, mesin/peralatan IKM,
daya secara berkelanjutan. dan pemasaran); dan
h. Logistik sektor industri (biaya tinggi,
pengiriman tidak tepat waktu, serta data
Perjanjian Kerjasama Ekonomi dengan dan informasi tidak akurat).
Negara Lain

Peluang bagi industri nasional untuk


memperluas pasar dan adanya fasilitasi
pengamanan dan penyelamatan industri dalam
negeri akibat persaingan global.

Kebijakan Otonomi Daerah

Adanya kesetaraan hubungan antara


pemerintah pusat dengan Pemerintah daerah,
maka pemerintah daerah provinsi, kabupaten,
dan kota berpeluang untuk mempercepat
pembangunan dan persebaran industri di daerah.

Pangsa Pasar Dalam Negeri

Besarnya ukuran pasar produk industri di


dalam negeri seiring dengan peningkatan jumlah
populasi penduduk di Indonesia.

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 15


halaman ini sengaja dikosongkan

16 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


Image: Indonesia.go.id

BAB II
VISI, MISI, TUJUAN, DAN
SASARAN STRATEGIS

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 17


A Visi

Salah satu prioritas nasional pada Rencana Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat,
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan
yang terkait dengan pembangunan sektor Gotong Royong apabila dipandang dalam sudut
industri nasional adalah memperkuat ketahanan pandang sektor industri yaitu mewujudkan industri
ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas tangguh dengan mengandalkan kemampuan
dan meningkatkan sumber daya manusia yang dan kekuatan sendiri dalam mengelola sumber
berkualitas dan berdaya saing. Kementerian daya yang ada dengan peningkatan nilai tambah,
Perindustrian sebagai menteri yang membantu penyerapan tenaga kerja melalui penambahan
Presiden di bidang perindustrian, maka visi lapangan kerja baru serta meningkatnya
Kementerian Perindustrian ditetapkan sama investasi dan ekspor sektor industri sehingga
dengan visi Presiden dan Wakil Presiden Tahun dapat bersaing dengan negara maju lainnya.
2020-2024. Pemanfaatan teknologi dimaksudkan dapat
mengelola sumber daya yang ada dengan
Visi Presiden dan Wakil Presiden adalah
kekuatan SDM yang kompeten dan IPTEK yang
“Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat,
inovatif melalui implementasi Making Indonesia
Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan
4.0 untuk mencapai kesejahteraan masyarakat
Gotong Royong”.
yang adil dan merata.

B Misi

Mengacu berdasarkan visi Presiden dan Wakil Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Presiden di atas berusaha untuk dicapai melalui Nasional Tahun 2020-2024, maka 9 (sembilan)
9 (sembilan) misi yang telah dimandatkan melalui Misi Presiden dan Wakil Presiden yang juga
Peraturan Presiden nomor 18 tahun 2020 tentang merupakan Misi Kementerian Perindustrian yaitu:

1. Peningkatan kualitas manusia indonesia;


2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing;
3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan;
4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan;
5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa;
6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan
terpercaya;
7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada
seluruh warga;
8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya; dan
9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan.

18 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


Kementerian Perindustrian senantiasa bagi semua kementerian/lembaga. Kementerian
memberikan perhatian penuh terhadap seluruh Perindustrian fokus pada pembangunan dan
stakeholders industri, yakni pemerintah baik pusat/ pengembangan sektor industri pengolahan
daerah, investor, pengusaha, asosiasi, pegawai/ nonmigas sehingga dapat memperkuat, memberi
karyawan, dan masyarakat industri lainnya. manfaat dan menghasilkan nilai tambah ekonomi
Kesembilan misi-misi di atas dilakukan secara bagi kepentingan bangsa Indonesia.
bertanggungjawab berlandaskan gotong royong

C Tujuan

Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Pencapaian tujuan secara khusus akan
Misi pembangunan industri, Kementerian dipantau melalui pengukuran indikator kinerja
Perindustrian menetapkan tujuan pembangunan tujuan yang juga menjadi indikator kinerja utama
industri 5 (lima) tahun ke depan yaitu (IKU), yaitu:
“Meningkatnya Peran Sektor Industri dalam
Perekonomian Nasional“.
2020 2021 2022 2023 2024

Pertumbuhan PDB Industri


5,3 5,8 6,8 7,8 8,4
Pengolahan Nonmigas (%)

Kontribusi PDB Industri


17,8 18,0 18,3 18,6 18,9
Pengolahan Nonmigas (%)

Tenaga Kerja di Sektor


19,2 19,9 20,6 21,5 22,5
Industri (Juta Orang)

Nilai Ekspor Produk Industri


Pengolahan Nonmigas 133,1 141,6 151,9 164,9 181,6
(US$ Miliar)

D Sasaran Strategis

Sasaran strategis pembangunan sektor perspective, dan learning and growth perspective.
industri merupakan kondisi yang ingin dicapai Pada peta strategi Kementerian Perindustrian
oleh Kementerian Perindustrian sebagai suatu dapat digambarkan beberapa sasaran strategis
impact/outcome dari 4 (empat) program yang yang ingin dicapai selama 5 tahun ke depan.
dilaksanakan oleh Kementerian Perindustrian. Sasaran strategis tersebut dicapai melalui indikator
Dalam penyusunannya, Kementerian kinerja program (indikator kinerja pada unit
Perindustrian menjabarkan ke dalam 6 (enam) organisasi setingkat Eselon I) dan indikator kinerja
misi dan menggunakan pendekatan metode kegiatan (indikator kinerja pada unit organisasi
Balanced Scorecard (BSC) yang dibagi dalam setingkat Eselon II, unit pelaksana teknis, dan
empat perspektif, yakni stakeholders prespective, unit pendidikan). Peta strategi Kementerian
customer perspective, internal process Perindustrian dapat di lihat pada gambar 2.1.

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 19


Gambar 2.1
Peta Strategi Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

1. Perspektif Pemangku Kepentingan 15 persen hasil riset menjadi sebesar


(Stakeholders Prespective) 30 persen hasil riset pada tahun 2024.
f. Persentase lulusan pendidikan vokasi
Sasaran strategis pertama (SS-1) yang akan
yang mendapatkan pekerjaan dalam
dicapai yaitu “Meningkatnya Daya Saing dan
1 tahun setelah kelulusan pada tahun
Kemandirian Industri Pengolahan Nonmigas”,
2020 sebesar 75 persen menjadi
dengan indikator kinerja:
sebesar 88 persen pada tahun 2024.
a. Persentase tenaga kerja di sektor industri
g. Lulusan pelatihan vokasi industri berbasis
terhadap total pekerja pada tahun 2020
kompetensi pada tahun 2020 sebanyak
ditargetkan sebesar 15 persen menjadi
36.000 orang menjadi sebanyak 157.000
sebesar 15,7 persen pada tahun 2024.
orang pada tahun 2024.
b. Produktivitas tenaga kerja sektor industri
pada tahun 2020 ditargetkan sebesar 2. Perspektif Pelanggan (Customer
Rp. 111,8 Juta/Orang/Tahun menjadi Perspective)
sebesar Rp. 124,7 Juta/Orang/Tahun
Sasaran strategis kedua (SS-2) yang akan
pada tahun 2024.
dicapai adalah “Penguatan Implementasi
c. Produktivitas sektor industri pengolahan
Making Indonesia 4.0”, dengan indikator
nonmigas pada tahun 2020 ditagetkan
kinerja:
antara 1,99 menjadi sebesar 2,15 pada
a. Perusahaan dengan nilai Indonesia
tahun 2024.
Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0)
d. Nilai investasi sektor industri pengolahan
≥ 3.0 pada tahun 2020 ditargetkan
nonmigas pada tahun 2020 ditargetkan
sebanyak 30 perusahaan menjadi
sebesar Rp. 256,3 Triliun menjadi
sebesar 60 perusahaan pada tahun
Rp. 769,1 Triliun pada tahun 2024.
2024.
e. Persentase hasil riset lima tahun terakhir
b. Kontribusi ekspor produk industri
yang telah dimanfaatkan oleh industri
berteknologi tinggi pada tahun 2020
pada tahun 2020 ditargetkan sebesar

20 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


ditargetkan sebesar 13 persen menjadi d. Penambahan jenis produk industri
sebesar 13,7 persen pada tahun 2024. pengolahan nonmigas yang di ekspor
c. Tumbuhnya IKM startup berbasis pada tahun 2020 ditargetkan sebesar
teknologi pada tahun 2020 sebanyak 27 persen menjadi sebesar 32 persen
20 IKM menjadi sebanyak 260 IKM pada pada tahun 2024.
tahun 2024.
Sasaran strategis kelima (SS-5) yang akan
d. Sumber daya manusia industri 4.0 yang
dicapai adalah “Penguatan Kewirausahaan
kompeten pada tahun 2020-2024 setiap
dan Industri Kecil dan Menengah (IKM)”,
tahun sebanyak 500 orang.
dengan indikator kinerja:
Sasaran strategis ketiga (SS-3) yang akan a. Proporsi nilai tambah IKM terhadap
dicapai adalah “Meningkatnya Kemampuan total nilai tambah industri pengolahan
Industri Dalam Negeri”, dengan indikator nonmigas pada tahun 2020 ditargetkan
kinerja: sebesar 18,60 persen menjadi sebesar
a. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 20 persen pada tahun 2024.
(rerata tertimbang) pada tahun 2020 b. Wirausaha industri kecil yang tumbuh
ditargetkan sebesar 49 persen menjadi pada tahun 2020 ditargetkan sebanyak
sebesar 53 persen pada tahun 2024. 4.000 wirausaha baru (WUB) menjadi
b. Persentase nilai capaian penggunaan sebanyak 20.000 WUB pada tahun
produk dalam negeri dalam pengadaan 2024.
barang dan jasa pemerintah pada tahun c. IKM yang melakukan kemitraan dengan
2020 ditargetkan sebesar 46,63 persen industri besar sedang dan sektor
menjadi sebesar 52,48 persen pada ekonomi lainnya pada tahun 2020
tahun 2024. ditargetkan sebanyak 50 IKM menjadi
c. Produk tersertifikasi TKDN ≥ 25% sebanyak 340 WUB pada tahun 2024.
yang masih berlaku pada tahun 2020 d. Proporsi nilai penyaluran pinjaman
ditargetkan sebanyak 6.200 produk perbankan kepada IKM pada tahun 2020
tersertifikasi menjadi sebanyak 8.400 sebesar 2,4 persen menjadi sebesar
produk tersertifikasi pada tahun 2024. 5 persen pada tahun 2024.
d. Persentase SNI bidang industri yang
Sasaran strategis keenam (SS-6) yang akan
diterapkan pada tahun 2020 ditargetkan
dicapai adalah “Meningkatnya Persebaran
sebesar 5 persen menjadi sebesar
Industri”, dengan indikator kinerja:
20 persen pada tahun 2024.
a. Kawasan industri (KI) prioritas di luar
Sasaran strategis keempat (SS-4) yang akan Jawa yang beroperasi dan meningkatkan
dicapai adalah “Meningkatnya Penguasaan investasi pada tahun 2020 ditargetkan
Pasar Industri”, dengan indikator kinerja: sebanyak 11 KI menjadi sebanyak 17 KI
a. Pertumbuhan ekspor industri pengolahan pada tahun 2024.
pada tahun 2020 ditargetkan sebesar b. KI yang dikembangkan pada tahun 2020
5,3 persen menjadi sebesar 10,1 persen ditargetkan sebanyak 18 KI menjadi
pada tahun 2024. sebanyak 33 KI pada tahun 2024.
b. Kontribusi ekspor produk industri c. Fasilitasi KI dengan zona tematik
terhadap total ekspor pada tahun 2020 (kawasan halal) pada tahun 2024
ditargetkan sebesar 74,3 persen menjadi ditargetkan telah ada 3 KI.
sebesar 76,5 persen pada tahun 2024. d. Persentase nilai tambah sektor industri
c. Rasio impor bahan baku industri yang diciptakan di luar Pulau Jawa
terhadap PDB sektor industri nonmigas sebesar 29,9 persen pada tahun 2020
pada tahun 2020 ditargetkan menjadi sebesar 33,1 persen pada tahun
sebesar 37,8 persen menjadi sebesar 2024.
36,8 persen pada tahun 2024. e. Sentra industri kecil dan menengah

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 21


(SIKIM) di luar Jawa yang beroperasi 4. Perspektif Pembelajaran Organisasi
pada tahun 2020 ditargetkan sebanyak (Learning and Growth Perspective)
17 sentra menjadi sebanyak 44 sentra
Untuk melaksanakan pencapaian sasaran
pada tahun 2024.
strategis sebagaimana tersebut di atas,
3. Perspektif Proses Internal (Internal Process dibutuhkan input yang dapat mendukung
Perspective) terlaksananya proses untuk menghasilkan
output, outcome, maupun impact dari
Sasaran strategis pada perspektif proses
kinerja Kementerian Perindustrian. Terdapat
internal merupakan proses yang harus
4 (empat) sasaran strategis yang akan
dilakukan oleh Kementerian Perindustrian,
dicapai yakni:
dengan 3 (tiga) sasaran strategis yang akan
Sasaran strategis kesepuluh (SS-10) yang
dicapai yakni:
akan dicapai adalah “Terwujudnya ASN
Sasaran strategis ketujuh (SS-7) yang akan
Kementerian Perindustrian yang Profesional
dicapai adalah “Tersedianya Regulasi
dan Berkepribadian” dengan indikator
Pembangunan Industri yang Efektif”, dengan
kinerja:
indikator kinerja: efektivitas regulasi bidang
a. Indeks kompetensi, profesional,
industri yang ditetapkan, pada tahun 2020
dan integritas pegawai Kementerian
ditargetkan sebesar 72 persen menjadi
Perindustrian pada tahun 2020
80 persen pada tahun 2024.
ditargetkan sebesar 70 menjadi sebesar
Sasaran strategis kedelapan (SS-8) yang akan 80 pada tahun 2024.
dicapai adalah “Terselenggaranya Urusan b. ASN yang meningkat kompetensinya
Pemerintahan di Bidang Perindustrian yang pada tahun 2020 ditargetkan sebanyak
Berdaya Saing dan Berkelanjutan”, dengan 500 orang menjadi 700 orang pada
indikator kinerja: tahun 2024.
a. Perusahaan industri menengah besar
Sasaran strategis kesebelas (SS-11) yang
yang tersertifikasi Standar Industri Hijau
akan dicapai adalah “Terwujudnya Sistem
(SIH) pada tahun 2020 ditargetkan
Informasi Industri yang Berkualitas” dengan
sebanyak 33 perusahaan menjadi
indikator kinerja:
sebanyak 71 perusahaan pada tahun
a. Tersedianya data dan informasi sesuai
2024.
dengan kebutuhan pengambil keputusan
b. Infrastruktur kompetensi industri setiap
(skala 4) pada tahun 2020 sebesar skala
tahun ditargetkan sebanyak 20 SKKNI
3 menjadi skala 3,18 pada tahun 2024.
mulai tahun 2020 sampai dengan 2024.
b. Tingkat ketepatan waktu penyampaian
Sasaran strategis kesembilan (SS-9) informasi baku secara periodik pada
yang akan dicapai adalah “Tercapainya tahun 2020 ditargetkan selalu 100
Pengawasan Internal yang Efektif dan persen pada tahun 2020-2024.
Efisien”, dengan indikator kinerja:
Sasaran strategis kedua belas (SS-12) yang
a. Batas toleransi temuan pengawasan
akan dicapai adalah “Terwujudnya Birokrasi
eksternal pada tahun 2020 ditargetkan
yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada
sebesar 1,5 persen menjadi sebesar
Layanan Prima”, dengan indikator kinerja:
1 persen pada tahun 2024.
a. Tingkat akuntabilitas laporan keuangan
b. Rekomendasi hasil pengawasan
dan BMN selalu ditargetkan memperoleh
internal telah ditindaklanjuti oleh satker
WTP mulai tahun 2020 sampai tahun
ditargetkan sebesar 91 persen menjadi
2024.
sebesar 93 persen pada tahun 2024.
b. Indeks Reformasi Birokrasi (RB)
c. Index Penerapan Manajemen Risiko
Kementerian Perindustrian pada tahun
(MRI) Kementerian Perindustrian pada
2020 ditargetkan sebesar 78 menjadi
tahun 2020 ditargetkan pada level 3
sebesar 80 pada tahun 2024.
menjadi level 4 pada tahun 2024.
22 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024
Sasaran strategis ketiga belas (SS-13) dan kegiatan prioritas nasional
yang akan dicapai adalah “Tersusunnya ditargetkan sebesar 95,5 persen tahun
Perencanaan Program, Pengelolaan 2020 menjadi 97,5 persen pada tahun
Keuangan, serta Pengendalian yang 2024.
Berkualitas dan Akuntabel”, dengan indikator b. Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja
kinerja: Instansi Pemerintah (SAKIP) Kementerian
a. Tingkat kesesuaian dokumen Perindustrian ditargetkan sebesar 78
perencanaan dengan rencana program tahun 2020 menjadi 80 pada tahun 2024.

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 23


halaman ini sengaja dikosongkan

24 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


Image: www.chemanager-online.com

BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI,
KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 25


A Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 5. Memperkuat infrastruktur untuk


2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka mendukung pengembangan ekonomi
Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024, dan pelayanan dasar;
terdapat 5 (lima) arahan utama Presiden, yaitu: 6. Membangun lingkungan hidup,
meningkatkan ketahanan bencana dan
1. Pembangunan SDM;
perubahan iklim; dan
2. Pembangunan Infrastruktur;
7. Memperkuat stabilitas polhukhankam
3. Penyederhanaan Regulasi;
dan transformasi pelayanan publik.
4. Penyederhanaan Birokrasi; dan
5. Transformasi Ekonomi. Fokus Program Prioritas, Kegiatan
Prioritas, dan Proyek Prioritas Kementerian
Kelima arahan tersebut merupakan amanat
Perindustrian berkontribusi dalam Agenda
Presiden untuk mencapai tujuan utama dari
Pembangunan 1 yaitu “Memperkuat Ketahanan
rencana pembangunan nasional periode terakhir.
Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas
Selanjutnya, dari kelima arahan tersebut dan Berkeadilan”. Kebijakan pembangunan
dirumuskan agenda pembangunan yang ekonomi yang diarahkan untuk meningkatkan
didalamnya mencakup Program Prioritas, ketahanan ekonomi akan dilakukan
Kegiatan Prioritas, dan Proyek Prioritas. Adapun dengan melaksanakan peningkatan nilai
agenda pembangunan tersebut yaitu: tambah ekonomi.
1. Memperkuat ketahanan ekonomi untuk Kementerian Perindustrian juga turut berperan
pertumbuhan yang berkualitas; dalam pelaksanaan Agenda Pembangunan 3
2. Mengembangkan wilayah untuk yaitu “Meningkatkan Sumber Daya Manusia
mengurangi kesenjangan; yang Berkualitas dan Berdaya Saing”. Kebijakan
3. Meningkatkan sumber daya manusia pembangunan manusia yang terkait dengan
yang berkualitas dan berdaya saing; sektor industri diarahkan pada peningkatan
4. Membangun kebudayaan dan karakter produktivitas dan daya saing angkatan kerja.
bangsa;

26 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


Adapun arah kebijakan dalam rangka melaksanakan agenda pembangunan pada tahun
2020-2024 yang menjadi tugas Kementerian Perindustrian mencakup:

AGENDA 1
Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang
Berkualitas dan Berkeadilan.

Arah Kebijakan:
a. Penguatan kewirausahaan dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) dan koperasi yang dilaksanakan dengan strategi meliputi:

1) meningkatkan kemitraan usaha antara usaha mikro kecil dan usaha


menengah besar;
2) meningkatkan kapasitas usaha dan akses pembiayaan bagi wirausaha;
3) meningkatkan kapasitas, jangkauan, dan inovasi koperasi;
4) meningkatkan penciptaan peluang usaha dan startup; dan
5) meningkatkan nilai tambah usaha sosial.

b. Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil,


dan industrialisasi yang akan dilaksanakan dengan strategi meliputi:

1) meningkatkan industrialisasi berbasis pengolahan komoditas


pertanian, kehutanan, perikanan, kemaritiman, dan nonagro yang
terintegrasi hulu-hilir;
2) meningkatkan industrialisasi melalui pengembangan smelter dan
kawasan industri terutama di luar Jawa;
3) meningkatkan daya saing destinasi dan industri pariwisata yang
didukung penguatan rantai pasok dan ekosistem pariwisata;
4) meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk dan usaha kreatif
dan digital;
5) memperbaiki iklim usaha dan meningkatkan investasi, termasuk
reformasi ketenagakerjaan; dan
6) mengembangkan industri halal.

c. Peningkatan ekspor bernilai tambah tinggi dan penguatan TKDN yang


akan dilaksanakan dengan strategi meliputi:

1) meningkatkan diversifikasi, nilai tambah, dan daya saing produk


ekspor dan jasa;
2) meningkatkan akses dan pendalaman pasar ekspor;
3) mengelola impor;
4) meningkatkan kandungan dan penggunaan produk dalam negeri
termasuk melalui pengadaan pemerintah yang efektif;
5) meningkatkan partisipasi dalam jaringan produksi global;
6) meningkatkan citra dan diversifikasi pemasaran pariwisata, serta
produk kreatif dan digital; dan
7) meningkatkan efektivitas Preferential Trade Agreement (PTA)/Free
Trade Agreement (FTA)/Comprehensive Economic Partnership
Agreement (CEPA) dan diplomasi ekonomi.

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 27


d. Penguatan pilar pertumbuhan dan daya saing ekonomi yang akan
dilaksanakan dengan strategi meliputi:

1) meningkatkan pendalaman sektor keuangan;


2) mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital dan industri 4.0;
3) meningkatkan sistem logistik dan stabilitas harga;
4) meningkatkan penerapan praktik berkelanjutan pada industri
pengolahan dan pariwisata;
5) reformasi fiskal; dan
6) meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan informasi
perkembangan ekonomi, terutama pangan dan pertanian,
kemaritiman, pariwisata, ekonomi kreatif, dan ekonomi digital.

AGENDA 3
Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas
dan Berdaya Saing

Arah Kebijakan:
Meningkatkan produktivitas dan daya saing melalui:
a. Pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis kerjasama industri,
mencakup:

1) peningkatan peran dan kerja sama industri/swasta dalam pendidikan


dan pelatihan vokasi, meliputi pengembangan sistem insentif/
regulasi untuk mendorong peran industri/swasta dalam pendidikan
dan pelatihan vokasi; peningkatan peran daerah dalam koordinasi
intensif dengan industri/swasta untuk pengembangan pendidikan dan
pelatihan vokasi di wilayahnya; dan pemetaan kebutuhan keahlian
termasuk penguatan informasi pasar kerja;
2) reformasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan vokasi, meliputi
penguatan pembelajaran inovatif dengan penyelarasan program
studi/bidang keahlian mendukung pengembangan sektor unggulan
dan kebutuhan industri/swasta; penyelarasan kurikulum sesuai
kebutuhan industri; penyelarasan pola pembelajaran; penguatan
pembelajaran bahasa asing; penguatan pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan vokasi sistem ganda (dual TVET system) yang
menekankan pada penguasaan keterampilan berbasis praktik dan
magang di industri; perluasan penerapan teaching factory/teaching
industry berkualitas sebagai salah satu sistem pembelajaran standar
industri; revitalisasi dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana
pembelajaran dan praktek kerja pendidikan dan pelatihan vokasi
sesuai standar; peningkatan kerja sama pemanfaatan fasilitas praktik
kerja di industri, termasuk unit produksi/teaching factory/teaching
industry; pembangunan balai latihan kerja komunitas di lingkungan
sekolah/lembaga keagamaan; peningkatan fasilitasi dan kualitas
pemagangan; dan penyusunan strategi penempatan lulusan;
3) peningkatan kualitas dan kompetensi pendidik/instruktur vokasi,
terutama dengan peningkatan pelatihan pendidik/instruktur vokasi
sesuai kompetensi; peningkatan keterlibatan instruktur/ praktisi dari

28 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


industri untuk mengajar di satuan pendidikan dan pelatihan vokasi;
dan peningkatan pemagangan guru/instruktur di industri; Peningkatan
penilaian kualitas satuan pendidikan melalui akreditasi program studi
dan satuan pendidikan vokasi;
4) penguatan sistem sertifikasi kompetensi vokasi, terutama dengan
pengembangan standar kompetensi sesuai kebutuhan industri;
penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas pelaksanaan
sertifikasi profesi; dan sinkronisasi sistem sertifikasi yang ada di berbagai
sektor; dan
5) peningkatan tata kelola pendidikan dan pelatihan vokasi, terutama
dengan pengendalian ijin pendirian satuan pendidikan vokasi baru
dan program studi yang tidak sesuai standar dan kebutuhan industri/
pasar kerja; peningkatan penilaian kualitas satuan pendidikan melalui
akreditasi program studi dan satuan pendidikan vokasi; pengaturan untuk
fleksibilitas pengelolaan keuangan pada unit produksi/teaching factory/
teaching industry; pengembangan skema pendanaan peningkatan
keahlian; pembentukan Komite Vokasi yang mengoordinasikan
dan mengendalikan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan vokasi;
dan peningkatan akses ke pelatihan vokasi melalui penerapan
Kartu Pra-Kerja.

b. Penguatan pendidikan tinggi berkualitas, mencakup:

1) pengembangan perguruan tinggi sebagai produsen iptek-inovasi dan


pusat keunggulan (center of excellence) yang mencakup penguatan
fokus bidang ilmu sesuai potensi daerah setempat dan peningkatan kerja
sama konsorsium riset antarperguruan tinggi maupun antarperguruan
tinggi dan lembaga penelitian di dalam dan luar negeri;
2) pengembangan kerja sama perguruan tinggi dengan industri dan
pemerintah dengan menyediakan insentif bagi perguruan tinggi
dan industri yang mengembangkan kerja sama litbang strategis dan
memfasilitasi mobilitas peneliti antarperguruan tinggi dengan pihak
industri;
3) peningkatan kualitas dan pemanfaatan penelitian dengan meningkatkan
interaksi perguruan tinggi dan industri;
4) peningkatan kualitas lulusan perguruan tinggi melalui pengembangan
program studi yang adaptif dan desain kurikulum pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan industri dan pembangunan daerah, perluasan
sertifikasi, program untuk percepatan masa tunggu bekerja, dan
pelatihan kewirausahaan untuk mendorong tumbuhnya wirausahawan
muda;
5) pengembangan dana abadi (endowment fund) di perguruan tinggi yang
bersumber dari dana masyarakat, termasuk sektor swasta dan filantropi
untuk pengembangan pendidikan dan pembelajaran di perguruan tinggi;
6) perwujudan diferensiasi misi dengan mendorong fokus perguruan tinggi
dalam mengemban tridharma perguruan tinggi, yakni sebagai research
university, teaching university, atau vocational university; dan
7) penguatan pembinaan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dalam rangka
peningkatan kualitas pendidikan tinggi.

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 29


B Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Perindustrian

Pembangunan ekonomi dalam lima tahun 3. industri tekstil, kulit, alas kaki, dan aneka;
ke depan diarahkan untuk meningkatkan 4. industri alat transportasi;
ketahanan ekonomi yang ditunjukkan oleh 5. industri elektronika dan telematika/ICT;
kemampuan dalam pengelolaan dan penggunaan 6. industri pembangkit energi;
sumber daya ekonomi, dalam memproduksi 7. industri barang modal, komponen, bahan
barang dan jasa bernilai tambah tinggi untuk penolong dan jasa industri;
memenuhi pasar dalam negeri dan ekspor. 8. industri hulu agro;
Hasilnya diharapkan mendorong pertumbuhan 9. industri logam dasar dan bahan galian
yang inklusif dan berkualitas, ditunjukkan bukan logam; dan
dengan keberlanjutan daya dukung sumber daya 10. industri kimia dasar berbasis migas dan
ekonomi bagi peningkatan kesejahteraan secara batubara.
adil dan merata.
Berdasarkan 10 industri prioritas tersebut
Pembangunan ekonomi akan dilaksanakan diatas, pada implementasi Making Indonesia 4.0
melalui dua pendekatan, yaitu: lebih di fokuskan pada 5 sektor industri, yaitu:

1. pengelolaan sumber daya ekonomi; dan 1. industri makanan dan minuman;


2. peningkatan nilai tambah ekonomi. 2. industri tekstil dan busana;
3. industri otomotif;
Kedua pendekatan ini menjadi landasan
4. industri kimia; dan
bagi sinergi dan keterpaduan kebijakan lintas
5. industri elektronika.
sektor yang mencakup beberapa sektor,
khususnya sektor industri pengolahan nonmigas. Arah kebijakan Kementerian Perindustrian
Pelaksanaan kedua fokus tersebut didukung tahun 2020-2024 disusun berdasarkan visi dan
dengan perbaikan data untuk menjadi rujukan dijabarkan ke dalam 6 (enam) misi pembangunan
pemantauan dan evaluasi capaian pembangunan, industri, melalui 6 (enam) kebijakan pembangunan
serta perbaikan kualitas kebijakan. sektor industri, yaitu:

Sektor industri pengolahan nonmigas


Kebijakan pengembangan sumber
memberikan kontribusi terbesar terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional dan menjadi
1 daya industri

sektor unggulan nasional. Penjabarannya


Kebijakan pengembangan sarana
dilaksanakan Kementerian Perindustrian dengan
pendekatan fungsi/bisnis proses mulai dari
2 dan prasarana industri
hulu sampai hilir. Tugas dan fungsi Kementerian
Perindustrian telah dimandatkan dalam Peraturan 3 Kebijakan pemberdayaan industri
Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perindustrian sebagaimana diubah Kebijakan pengembangan
dengan Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 4 perwilayahan industri
2018 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian
Kebijakan fasilitas fiskal dan
Perindustrian. 5 nonfiskal
Pengembangan industri nasional tahun
2020-2024 diarahkan kepada pembangunan 10
industri prioritas sebagai berikut:
6 Kebijakan reformasi birokrasi

1. industri pangan (makanan dan minuman); Untuk melaksanakan arah kebijakan tersebut
2. industri farmasi, kosmetik, dan alat di atas, strategi dan langkah operasional yang
kesehatan; akan ditempuh adalah:
30 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024
1. Kebijakan pengembangan sumber daya industri

Kebijakan pengembangan sumber daya industri dilaksanakan melalui:


a. Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi dengan sasaran meningkatkan
tenaga kerja industri yang kompeten.
b. Program Riset dan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan
3 (tiga) sasaran yaitu:
1) Meningkatnya daya saing dan kemandirian industri pengolahan
nonmigas;
2) Penguatan implementasi Making Indonesia 4.0; dan
3) Meningkatnya kemampuan industri dalam negeri.

Kebijakan pengembangan sumber daya industri diterjemahkan melalui


5 (lima) kebijakan, yaitu:
a. Pembangunan sumber daya manusia industri.
Untuk meningkatkan kompetensi teknis, pembangunan tenaga kerja
industri dilaksanakan melalui 6 program pengembangan vokasi industri
yakni:
1) Pendidikan vokasi berbasis kompetensi menuju dual system;
2) Pembangunan politeknik/akademi komunitas di kawasan industri
dan revitalisasi politeknik;
3) Pengembangan SMK berbasis kompetensi yang link and match
dengan industri;
4) Pelatihan industri berbasis kompetensi; dan
5) Pembangunan infrastruktur kompetensi dan sertifikat kompetensi
tenaga kerja industri; dan
6) Pengembangan SDM menuju Making Indonesia 4.0.

Kompetensi SDM industri juga perlu ditingkatkan dan disesuaikan dalam


rangka menghadapi tantangan era Making Indonesia 4.0. Dalam rangka
pembangunan kompetensi Making Indonesia 4.0 dilakukan program-
program sebagai berikut:
1) Pengembangan online learning;
2) Redesain kurikulum dan pengembangan program studi mengacu
Making Indonesia 4.0;
3) Pengembangan riset Making Indonesia 4.0 pada politeknik;
4) Program S2 double degree dengan konsentrasi Making
Indonesia 4.0;
5) Pelatihan SDM bidang industri 4.0;
6) Pengembangan politeknik mendukung Making Indonesia 4.0; dan
7) Pusat inovasi & lembaga riset industri 4.0.

b. Pemanfaatan sumber daya alam.


Kebijakan pemanfaatan, penyediaan, dan penyaluran sumber daya alam
tahun 2020-2024 diarahkan pada:
1) Perbaikan aliran material sektor manufaktur khususnya bagi 5
(lima) sektor prioritas dalam Making Indonesia 4.0 yang merupakan
kebutuhan bahan baku masa depan dan kebutuhan industri hulu
yang sebagian besar di impor;

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 31


2) Pemenuhan kebutuhan energi bagi industri; dan
3) Pemenuhan kebutuhan air baku khususnya di KI.

Pemanfaatan sumber daya alam juga dilaksanakan dalam rangka


peningkatan daya saing ekspor dan partisipasi dalam rantai pasok global
yang dilakukan dengan cara:
1) Penyederhanaan regulasi dan prosedur ekspor dan impor;
2) Meningkatkan diversifikasi, kompleksitas, dan nilai tambah produk
ekspor;
3) Meningkatkan penetrasi ekspor ke pasar tradisional dan pasar
nontradisional;
4) Mempercepat proses negosiasi dan review Free Trade Agreement
(FTA);
5) Memfasilitasi pelaku ekspor dan usaha yang berpotensi menjadi
eksportir;
6) Meningkatkan investasi industri yang berbasis hilirisasi SDA,
berteknologi tinggi dan berorientasi ekspor; dan
7) Memperluas program kemitraan antara industri besar dan IKM.

c. Pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri.


Pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri tahun 2020-2024
dilakukan melalui:
1) Pemanfaatan inovasi teknologi industri untuk melalui inkubasi,
konsultansi, rintisan teknologi dan pembentukan ekosistem inovasi
Making Indonesia 4.0 Dalam rangka pengembangan produk
teknologi, meningkatkan kehandalan sistem/proses produksi,
efisiensi proses, mempercepat time-to-market, mass-customization,
serta menghasilkan smart products;
2) Peningkatan mutu produk/proses dan diversifikasi produk/proses
melalui pemanfaatan teknologi litbangyasa industri yang dapat
diperoleh melalui hasil kegiatan penelitian dan pengembangan serta
perekayasaan teknologi industri;
3) Adaptasi kemajuan teknologi industri 4.0 terhadap pelaksanaan
penelitian dan pengembangan industri berbasis teknologi industri
4.0 serta peningkatan kemampuan peralatan litbang sesuai dengan
spesifikasi teknologi industri 4.0;
4) Implementasi hasil litbangyasa industri untuk IKM dalam rangka
meningkatkan produktivitas, efisensi, dan standardisasi produk dan
proses produksi, mencapai kesesuaian terhadap permintaan Original
Equipment Manufacturing (OEM), serta meningkatkan kualitas agar
dapat diterima pasar ekspor;
5) Kerangka regulasi yang mendukung kemandirian dan kinerja
inovasi teknologi industri antara lain: melalui audit teknologi
industri dan infrastruktur penunjang audit teknologi, penjaminan
risiko, pengadaan teknologi industri melalui proyek putar kunci dan
mendorong pemanfaatan fasilitas insentif bagi perusahaan yang
melakukan Research and Development (R&D);

32 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


6) Riset prioritas dengan memperhatikan tingkat kesiapterapan
teknologi dan manufaktur;
7) Komersialisasi hasil litbang teknologi industri dan perlindungan
terhadap pemanfaatan hasil inovasi teknologi.

d. Pengembangan dan pemanfaatan kreativitas dan inovasi.


Pengembangan dan pemanfaatan kreativitas dan inovasi dilakukan
melalui:
1) Penyediaan ruang dan wilayah untuk masyarakat dalam berkreativitas
dan berinovasi seperti pusat inovasi, inkubator bisnis dan pusat
pelatihan;
2) Pengembangan sentra industri kreatif;
3) Pelatihan, bimbingan, atau konsultansi teknologi dan desain bagi
IKM serta rintisan usaha berbasis teknologi;
4) Konsultasi, bimbingan, advokasi, dan fasilitasi perlindungan HKI
khususnya bagi IKM serta rintisan usaha berbasis teknologi; dan
5) Fasilitasi promosi dan pemasaran industri kreatif didalam dan luar
negeri.

e. Penyediaan sumber pembiayaan.


Dalam hal ini diharapkan pemerintah semakin meningkatkan peran
untuk memfasilitasi kerjasama pembiayaan antara pelaku usaha industri
dengan dunia perbankan nasional melalui regulasi teknis dan program
pembiayaan dengan skema-skema pembiayaan khusus. Beberapa
program pembiayaan yang telah diinisiasi pemerintah, antara lain:
1) Penugasan Khusus Ekspor (PKE) melalui Lembaga Pembiayaan
Ekspor Indonesia (LPEI) dengan bentuk pembiayaan berupa kredit
modal kerja dan buyers credit;
2) Pembiayaan dan kemudahan pembiayaan untuk restrukturisasi
permesinan/peralatan industri dalam rangka peningkatan daya saing;
3) Kredit Usaha Rakyat Berorientasi Ekspor (KURBE) dengan bentuk
pembiayaan berupa kredit modal kerja dan pinjaman operasional
usaha bagi IKM berorientasi ekspor;
4) Kredit modal kerja dengan skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi
IKM dengan bentuk pembiayaan berupa subsidi bunga pinjaman dari
pemerintah melalui berupa kredit usaha bagi IKM;
5) Dana usaha bergulir melalui Lembaga Pembiayaan Dana Bergulir
(LPDB) dengan bentuk pembiayaan berupa kredit investasi dan
kredit modal kerja bagi koperasi dan IKM; dan
6) Kredit usaha melalui Financial Technology (Fintech) yang
memberikan akses pembiayaan secara cepat dengan prosedur
kolateral pembiayaan permodalan yang lebih sederhana bagi IKM.

2. Kebijakan pengembangan sarana dan prasarana industri

Kebijakan pengembangan sarana dan prasarana industri dilaksanakan


melalui 3 (tiga) program yaitu:

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 33


a. Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi dengan 2 (dua) sasaran yaitu:
1) Meningkatkan lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi industri;
dan
2) Meningkatkan infrastruktur kompetensi industri.
b. Program Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian dengan
sasaran terwujudnya sistem informasi industri yang andal dan efektivitas
publikasi kinerja industri.
c. Program Riset dan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan
2 (dua) sasaran yaitu:
1) Meningkatnya daya saing dan kemandirian industri pengolahan
nonmigas; dan
2) Meningkatnya kemampuan industri dalam negeri.

Kebijakan pengembangan sarana dan prasarana industri diterjemahkan


melalui 3 (tiga) kebijakan, yaitu:
a. Pengembangan standardisasi industri.
Kebijakan pemerintah dalam pengembangan standardisasi industri
dilakukan melalui:
1) Pengembangan standardisasi industri;
2) Pembinaan terhadap perusahaan industri yang menerapkan
pemberlakuan standardisasi industri;
3) Penguatan infrastruktur Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK);
4) Peningkatan harmonisasi standar dan regulasi teknis serta penilaian
kesesuaian di taraf internasional; dan
5) Peningkatan pengawasan dan penegakan hukum standardisasi
industri.

b. Pengembangan infrastruktur industri.


Infrastruktur industri yang diperlukan oleh industri antara lain meliputi
lahan, energi (listrik, gas), air baku, jaringan logistik, jaringan transportasi
dan jaringan telekomunikasi. Selain ketersediaan lahan yang clean
and clear, kecukupan pasokan energi dan air baku yang dilengkapi
dengan jaringan/instalasinya, serta akses transportasi, logistik dan
telekomunikasi, perlu diperhatikan juga penetapan harga yang
kompetitif. Penyediaan kebutuhan infrastruktur untuk industri meliputi:
1) Penyediaan lahan industri yang siap digunakan;
2) Pembangunan pembangkit listrik, instalasi pengolahan air baku;
3) Pembangunan dan pengembangan jaringan dan transmisi energi
(listrik dan gas) yang mendukung industri;
4) Pembangunan dan pengembangan jaringan dan instalasi air baku
yang mendukung industri;
5) Pengembangan sumber energi yang terbarukan;
6) Diversifikasi dan konservasi energi;
7) Pengembangan industri pendukung pembangkit energi;
8) Pembangunan jalan tol, pelabuhan, dan jaringan kereta api;
9) Penyediaan moda transportasi yang efisien; dan
10) Pengembangan cakupan pelayanan dan kapasitas jaringan
telekomunikasi.

34 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


c. Pengembangan Sistem Informasi Industri Nasional (SIINAS).
Penyelenggaraan SIINAS meliputi:
1) Pembangunan dan pengembangan sistem informasi;
2) Pengelolaan sistem informasi;
3) Pengadaan data dan penyediaan informasi;
4) Penyebarluasan data dan informasi; dan
5) Pembinaan dan pengawasan sistem informasi. Implementasi siinas
tahun 2020-2024 akan difokuskan pada beberapa aktivitas utama
yaitu:
a) Pengumpulan data industri dan data kawasan industri secara
online, pengadaan data peluang dan perkembangan peluang
pasar, dan data perkembangan teknologi industri;
b) Pengembangan sistem informasi dan integrasi proses bisnis
yang terkait dengan pemberian fasilitas fiskal dan nonfiskal, serta
layanan publik kementerian perindustrian ke dalam SIINAS;
c) Publikasi informasi industri;
d) Pembinaan dan pengawasan terhadap perusahaan industri,
perusahaan kawasan industri, dan pemerintah daerah.

3. Kebijakan Pemberdayaan industri.

Kebijakan pemberdayaan industri dilaksanakan melalui 3 (tiga) program


yaitu:
a. Program nilai tambah dan daya saing industri dengan 4 (empat) sasaran
yaitu:
1) Meningkatnya daya saing dan kemandirian industri pengolahan
nonmigas;
2) Meningkatnya kemampuan industri dalam negeri;
3) Meningkatnya penguasaan pasar industri; dan
4) Penguatan kewirausahaan dan industri kecil dan menengah (IKM).

b. Program Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian dengan


sasaran meningkatnya penggunaan produk dalam negeri.
c. Program Riset dan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan
2 (dua) sasaran yaitu:
1) Meningkatnya daya saing dan kemandirian industri pengolahan
nonmigas; dan
2) Meningkatnya kemampuan industri dalam negeri.

Kebijakan pemberdayaan industri diterjemahkan melalui 5 (lima) kebijakan,


yaitu:
a. Pengembangan industri kecil dan menengah.
Selain penguatan kelembagaan dan fasilitasi yang telah dilaksanakan,
program pengembangan IKM pada dalam rangka menghadapi era
Making Indonesia 4.0 difokuskan pada dua aspek utama:
1) Peningkatan kompetensi internal IKM melalui penerapan
e-business dalam rangka efisiensi proses bisnis, standardisasi
produk dan sertifikasi kompetensi keahlian, konsultansi bisnis dan
pengembangan produk, digitalisasi IKM (aspek internal).

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 35


2) Pembangunan ekosistem bisnis IKM yang kondusif dan mendukung
pemberdayaan melalui layanan pengembangan usaha yang
komprehensif (aspek eksternal).

b. Pengembangan industri hijau.


Kebijakan pemerintah dalam pengembangan industri hijau dilakukan
melalui:
1) Pengembangan standar industri hijau;
2) Penguatan infrastruktur industri hijau;
3) Fasilitasi insentif fiskal dan nonfiskal industri hijau;
4) Peningkatan kompetensi sumber daya manusia industri hijau;
5) Peningkatan efisiensi sumber daya industri (bahan baku, energi, dan
air) dan pengendalian dampak lingkungan kegiatan industri; dan
6) Promosi peningkatan daya saing industri melalui penerapan industri
hijau.

c. Pengembangan industri strategis.


Pengembangan industri strategis tidak dapat sepenuhnya mengharapkan
peran swasta, sehingga memerlukan keterlibatan dan penguasaan
Pemerintah untuk mempercepat pembangunan industri strategis.
Penguasaan pemerintah dalam pembangunan industri strategis
dilakukan melalui pengaturan kepemilikan, penetapan kebijakan,
pengaturan perizinan, pengaturan produksi, distribusi, dan harga, serta
pengawasan.

d. Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).


Program P3DN dilaksanakan menggunakan dua pendekatan yakni
melalui kampanye penggunaan produk dalam negeri serta melalui
optimalisasi pengadaan barang dan jasa Pemerintah. Dari dua
pendekatan tersebut, porsi alokasi sumberdaya lebih dititikberatkan
pada strategi kedua mengingat adanya potensi nilai belanja barang
dan modal Pemerintah yang cukup besar aspek efektivitas dalam
implementasinya, kemampuan Pemerintah untuk melakukan kontrol,
serta cakupan jenis produk dan rentang waktu pelaksanaan. Secara
teknis, strategi kedua tersebut dilaksanakan melalui penetapan serta
pembaharuan berbagai regulasi yang terkait.

e. Kerjasama internasional di bidang industri.


Kerjasama internasional bidang industri dilakukan pemerintah melalui
fasilitasi akses kolaborasi pada jaringan rantai pasok global bagi
industri nasional yang telah memiliki kemampuan, serta pembinaan
lebih luas untuk meningkatkan kolaborasi internasional tersebut. Aspek
standarisasi yang berlaku global menjadi landasan penting dalam
kolaborasi internasional.

4. Kebijakan pengembangan perwilayahan industri

Kebijakan pengembangan perwilayahan industri dilaksanakan melalui


program nilai tambah dan daya saing industri dengan sasaran meningkatnya
persebaran industri.

36 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


Kebijakan pengembangan perwilayahan industri bertujuan untuk
membangun pusat-pusat industri baru dalam rangka penyebaran dan
pemerataan pembangunan industri melalui:
a. Pengembangan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI).
Keseluruhan WPPI yang berjumlah 22 telah memiliki master plan serta
telah dikaji kebutuhan infrastrukturnya. Pengembangan WPPI belum
didukung oleh perangkat regulasi sehingga pengembangan WPPI
belum berjalan optimal. Guna untuk mengoptimalkan peran dan fungsi
WPPI, program pengembangan WPPI diarahkan pada:
1) Penyusunan pedoman pengembangan WPPI;
2) Diseminasi kebijakan dan program WPPI ke K/L terkait dan
pemerintah daerah;
3) Reviu 22 WPPI;
4) Redesain zona industri berbasis WPPI;
5) Pembangunan infrastruktur untuk mendukung WPPI; dan
6) Kerjasama teknis dan penguatan konektivitas antar WPPI.

b. Kawasan Peruntukan Industri (KPI).


Penetapan KPI merupakan inisiatif kabupaten/kota dan dicantumkan
dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW). Penetapan KPI dalam
RTRW akan menjadi jaminan bagi investasi industri di daerah. Program
pengembangan KPI diarahkan pada:
1) Koordinasi penetapan KPI di dalam RTRW;
2) Reviu Pengembangan KPI;
3) Penjaminan pemanfaatan KPI; dan
4) Pemenuhan infrastruktur yang mendukung KPI.

c. Kawasan Industri (KI).


Dalam proses pembangunannya KI menemui beberapa hambatan dari
aspek lahan (tata ruang, status, legalitas, sertifikasi, pembebasan), badan
pengelola, pembiayaan, pemenuhan infrastruktur (energi, air baku baik
untuk pasokan maupun jaringan) dan tenant. Kendala yang dihadapi
oleh KI yang telah terbangun saat ini antara lain pada status lahan
ketika perluasan, ketersediaan infrastruktur pendukung dan okupansi
lahan. Selain beberapa kendala yang dihadapi, terdapat potensi
pengembangan KI tematik di masa depan antara lain: KI Halal, KI khusus
IKM, serta KI Hortikultura.
Berdasarkan isu-isu strategis diatas, program pembangunan Kawasan
Industri adalah sebagai berikut:
1) Penyusunan regulasi dan kebijakan terkait KI;
2) Penataan KI;
3) Pembangunan infrastruktur dasar KI; dan
4) Pembangunan KI tematik.

d. Pembangunan atau revitalisasi sentra IKM.


Pembangunan sentra IKM merupakan salah satu upaya untuk percepatan
penyebaran dan pemerataan pembangunan industri ke seluruh wilayah
Indonesia. Pengembangan sentra IKM difokuskan pada:

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 37


1) Penyusunan pola pengembangan sentra IKM;
2) Pengembangan skema kemitraan antara sentra IKM dan industri
besar sebagai jaminan captive market terhadap produk-produk
sentra; dan
3) Penyebaran pembangunan sentra ke luar Pulau Jawa.

5. Kebijakan fasilitas fiskal dan nonfiskal

Kebijakan fasilitas fiskal dan nonfiskal dilaksanakan melalui program nilai


tambah dan daya saing industri dengan 3 (tiga) sasaran, yaitu:
a. Meningkatnya daya saing dan kemandirian industri pengolahan
nonmigas;
b. Meningkatnya kemampuan industri dalam negeri; dan
c. Meningkatnya penguasaan pasar industri.

Kebijakan fasilitas fiskal dan nonfiskal diarahkan pada sasaran utama


mempercepat pembangunan industri, melalui tiga fokus kegiatan utama,
yaitu:
a. Upaya mengakselerasi pertumbuhan sektor industri melalui pemberian
fasilitas fiskal dan nonfiskal bagi perusahaan industri existing dalam
meningkatkan daya saing dan produktivitas (peningkatan kinerja
ekspor dan kemampuan subtitusi impor, penyiapan SDM Industri yang
kompeten);
b. Upaya penguatan struktur industri nasional melalui pemberian fasilitas
fiskal dan nonfiskal bagi investasi baru sektor industri (khususnya industri
pioner) atau perusahaan industri existing yang melakukan perluasan
komoditi baru; dan
c. Upaya mendorong industri melakukan inovasi, invensi, dan penguasaan
teknologi baru.

6. Kebijakan Reformasi Birokrasi (RB)

Kebijakan reformasi birokrasi dilaksanakan melalui Program Dukungan


Manajemen Kementerian Perindustrian dengan 3 (tiga) sasaran yaitu:
a. Terwujudnya Tata Kelola Kementerian yang Efektif dan Efisien;
b. Terwujudnya Efektifitas dan Efisiensi Pelaksanaan Program Kementerian
Perindustrian; dan
c. Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik.

RB merupakan upaya berkelanjutan yang setiap tahapannya memberikan


perubahan atau perbaikan birokrasi ke arah yang lebih baik. RB berkaitan
dengan penataan ulang proses birokrasi dari tingkat (level) tertinggi hingga
terendah dan melakukan terobosan baru (innovation breakthrough) dengan
langkah-langkah bertahap, konkret, realistis, sungguh-sungguh, berfikir
di luar kebiasaan/rutinitas yang ada (out of the box thinking), perubahan
paradigma (a new paradigm shift), dan dengan upaya luar biasa (business
not as usual). Pelaksanaan RB tahun 2020 – 2024 merupakan pelaksanaan
RB Kementerian Perindustrian gelombang IV dengan sasaran sebagai
berikut:
a. Terwujudnya birokrasi Kementerian Perindustrian yang bersih dan bebas
KKN.

38 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


b. Meningkatnya kualitas pelayanan publik Kementerian Perindustrian
kepada masyarakat.
c. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja Kementerian
Perindustrian.

Untuk mewujudkan sasaran RB tersebut di atas, Kementerian


Perindustrian akan melakukan perubahan-perubahan secara bertahap
dan berkesinambungan, antara lain dengan mengubah sistem kerja
yang konvensional menjadi sistem kerja yang berbasis IT (online, real
time, and integrated) dan paperless sehingga dapat dicapai efisiensi/
optimalisasi penggunaan anggaran, meningkatnya kualitas pelayanan
publik, meningkatnya akuntabilitas, kinerja organisasi, dan mencegah
praktik-praktik KKN dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas dan fungsi
Kementerian Perindustrian.
Perubahan lain yang diharapkan adalah perubahan pola pikir aparat yang
semula berorientasi ’ingin dilayani’ menjadi ’pelayan publik’ dan perubahan
budaya kerja. Dengan didukung perbaikan sistem, secara bertahap
akan dapat dicapai kondisi birokrasi yang diinginkan yaitu yang dapat
mewujudkan tata pemerintahan yang baik dengan birokrasi pemerintah
yang profesional, berintegritas tinggi, menjadi pelayan masyarakat dan
abdi negara sehingga dapat memberikan kontribusi pada capaian kinerja
Kementerian Perindustrian dan akan memiliki dampak nyata bagi sektor
industri.
Dalam pelaksanaan program RB Kementerian Perindustrian, Kementerian
Perindustrian telah menetapkan 8 (delapan) area perubahan sebagai berikut:
a. Manajemen Perubahan;
b. Penataan Peraturan Perundang-Undangan;
c. Penataan dan Penguatan Organisasi;
d. Penataan Tata Laksana;
e. Penataan Sistem Manajemen SDM;
f. Penguatan Akuntabilitas Kinerja;
g. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik; dan
h. Penguatan Pengawasan.

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 39


C Kerangka Regulasi

Dalam rangka melaksanakan arah kebijakan ke depan, Kementerian Perindustrian


dan strategi pembangunan tahun 2020-2024, menargetkan untuk dapat menyusun 1 (satu)
diperlukan kerangka regulasi yang merupakan undang-undang, 6 (enam) peraturan pemerintah,
perencanaan pembentukan regulasi dalam dan 3 (tiga) peraturan presiden, sehingga
rangka memfasilitasi, dan mendorong dalam total terdapat 10 produk hukum yang harus
rangka mencapai tujuan berbangsa dan diselesaikan oleh Kementerian Perindustrian
bernegara. pada tahun 2020-2024. Jangka waktu
penyelesaiannya beragam, yaitu: 4 (empat)
Dalam Rencana Strategis Kementerian
peraturan pada tahun 2020, 2 (dua) peraturan
Perindustrian Tahun 2020-2024, kerangka
pada tahun 2021, 2 (dua) peraturan pada tahun
regulasi akan disiapkan mengacu pada program
2022, 1 (satu) peraturan pada tahun 2023, dan
legislasi nasional meliputi:
1 (satu) peraturan pada tahun 2024. Secara lebih
1. Rancangan Undang-Undang (RUU), jelas dapat di lihat pada tabel 3.1.
yakni: RUU tentang Bahan Kimia.

2. Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP),


yakni:
a. RPP tentang Perizinan dan Pelaporan
Bahan Kimia Daftar dan Bahan Kimia
Organik Diskret Nondaftar;
b. RPP tentang Tindakan Pengamanan
dan Penyelamatan Industri;
c. RPP tentang Revisi PP Nomor 14
Tahun 2015 tentang Rencana Induk
Pembangunan Industri Nasional
Tahun 2015 – 2035;
d. RPP tentang Industri Maritim;
e. Revisi PP Nomor 142 Tahun 2015
tentang Kawasan Industri; dan
f. RPP tentang Perwilayahan Industri.

3. Rancangan Peraturan Presiden


(RPerpres), yakni:
a. RPerpres tentang Pengadaan
Teknologi Industri Melalui Proyek
Putar Kunci;
b. RPerpres tentang Kebijakan Industri
Nasional Tahun 2020 – 2024; dan
c. RPerpres tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Komite
Industri Nasional.

Kerangka regulasi tersebut diatas merupakan


produk-produk hukum yang dibutuhkan dalam
menunjang pencapaian sasaran strategis,
indikator, serta target yang telah ditetapkan dalam
rencana strategis Kementerian Perindustrian
Tahun 2020-2024. Pada periode 5 (lima) tahun

40 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


Tabel 3.1
Matrik Kerangka Regulasi Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

No Arah Kerangka Regulasi dan/ Urgensi Pembentukan Unit Unit Terkait Target
atau Kebutuhan Regulasi Berdasarkan Evaluasi Regulasi Penanggung Penyelesaian
Eksisting, Kajian dan Penelitian Jawab
1 Penyusunan RUU tentang Bahan Sinergi Kebijakan antar K/L terkait Ditjen IKFT Dit. IKHu 2024
Kimia peredaran bahan kimia di dalam
negeri
2 RPP tentang Perizinan dan Mengatur Izin Produksi, Ditjen IKFT Dit. IKHu 2020
Pelaporan Bahan Kimia Daftar Penyimpanan, Transportasi,
dan Bahan Kimia Organik Diskret penanganan, ekspor impor bahan
Nondaftar kimia daftar
3 RPP tentang Tindakan Amanat UU Nor 3 Tahun 2014 Ditjen KPAII Dit. KIUI 2021
Pengamanan dan Penyelamatan tentang Perindustrian Pasal 99
Industri
4 RPP tentang Revisi PP Nomor Amanat UU Nor 3 Tahun 2014 Setjen Biro 2020
14 Tahun 2015 tentang Rencana tentang Perindustrian Perencanaan
Induk Pembangunan Industri
Nasional Tahun 2015–2035
5 RPP tentang Industri Maritim Amanat Pasal 27 ayat (5) Undang- Ditjen Direktorat 2022
Undang Nomor 32 Tahun 2014 ILMATE IMATAP
tentang Kelautan
6 RPP tentang Revisi PP 142 tahun Amanat PP 24 Tahun 2018 tentang Ditjen KPAII Dit. PI 2021
2015 tentang Kawasan Industri Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik
7 RPP tentang Perwilayahan Amanat UU No 3 Tahun 2014 Ditjen KPAII Dit. PI 2022
Industri tentang Perindustrian pasal 14
ayat 4
8 RPerpres tentang Pengadaan Amanat UU Nomor 3 Tahun 2014 BPPI Pusat Litbang 2023
Teknologi Industri Melalui Proyek tentang Perindustrian Pasal 39 IKFTLMATE
Putar Kunci Ayat (3)
9 RPerpres tentang Kebijakan Amanat PP Nomor 14 Tahun 2015 Setjen Biro 2020
Nasional Tahun 2020 – 2024 tentang Rencana Induk Perencanaan
Pembangunan Industri Nasional
Tahun 2015 – 2035
10 RPerpres tentang Peta Jalan Amanat UU Nomor 3 Tahun 2014 Setjen Biro 2020
Implementasi Revolusi Industri tentang Perindustrian Pasal 112 Perencanaan
Keempat (Making Indonesia 4.0) Ayat (4)
Tahun 2019-2030

D Kerangka Kelembagaan

Kerangka kelembagaan Kementerian 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden


Perindustrian (struktur organisasi, Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian
ketatalaksanaan, dan pengelolaan aparatur Perindustrian yang selanjutnya di tindaklanjuti
sipil negara) digunakan untuk mencapai visi, melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
misi, tujuan, strategi, indikator dan target yang 35 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata
diamanatkan kepada Kementerian Perindustrian Kerja Kementerian Perindustrian, dimana
melalui Undang-undang Nomor 3 tahun 2014 di dalamnya telah ditetapkan kebutuhan unit
tentang Perindustrian, dilanjutkan dengan eselon I dan eselon II dan satker daerah di
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang lingkungan Kementerian Perindustrian. Secara
Kementerian Perindustrian sebagaimana diubah lengkap nomenklatur eselon I dan tugas dapat
dengan Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun dilihat pada tabel 3.2 dan gambar 3.1.

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 41


Tabel 3.1
Nomenklatur Unit Kerja Eselon & Tugas di Lingkungan Kementerian Perindustrian Tahun 2020 - 2024

Nomenklatur Unit Kerja


No Tugas
Eselon I Tugas
1 Direktorat Jenderal Industri Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendalaman dan
Agro penguatan struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi
industri dan jasa industri, standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri
strategis dan industri hijau, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada industri
hasil hutan dan perkebunan, industri makanan, hasil laut dan perikanan, dan industri minuman
dan tembakau.
2 Direktorat Jenderal Industri Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendalaman dan
Kimia, Farmasi, dan Tekstil penguatan struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi
industri dan jasa industri, standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri
strategis dan industri hijau serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada industri
kimia hulu, industri kimia hilir, industri farmasi, industri semen, industri keramik, dan industri
pengolahan bahan galian nonlogam serta industri tekstil, industri kulit, dan industri alas kaki.
3 Direktorat Jenderal Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendalaman dan
Industri Logam, Mesin, Alat penguatan struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi
Transportasi, dan Elektronika industri dan jasa industri, standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri
strategis dan industri hijau serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada industri
logam, industri mesin, industri alat transportasi dan maritim, serta industri elektronika dan
telematika.
4 Direktorat Jenderal lndustri Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendalaman dan
Kecil, Menengah, dan Aneka penguatan struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi
industri dan jasa industri, standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri
strategis dan industri hijau serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri, termasuk
pembangunan dan pemberdayaan, penumbuhan wirausaha, penguatan kapasitas
kelembagaan, pemberian fasilitas pada industri kecil, industri menengah, dan industri aneka.
5 Direktorat Jenderal Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang ketahanan industri,
Ketahanan, Perwilayahan, iklim usaha, fasilitas industri, percepatan penyebaran dan pemerataan pembangunan industri,
dan Akses Industri serta pengembangan akses industri internasional.
Internasional
6 Badan Pengembangan Menyelenggarakan pembangunan sumber daya manusia industri.
Sumber Daya Manusia
Industri
7 Badan Penelitian dan Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang perindustrian.
Pengembangan Industri
8 Sekretariat Jenderal Menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Perindustrian.
9 Inspektorat Jenderal Menyelenggarakan pengawasan internal di lingkungan Kementerian Perindustrian.
10 Staf Ahli Menteri Memberikan rekomendasi strategis terhadap isu-isu kepada Menteri terkait dengan bidang:
a. Pendalaman, penguatan, dan penyebaran industri;
b. Iklim usaha dan investasi; dan
c. Komunikasi.

42 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


Menteri Perindustrian

Staf Ahli Bid. Pendalaman,


Penguatan, & Penyebaran Industri
Staf Ahli Bid. Iklim Usahan & Investasi
Staf Ahli Bid. Komunikasi

Inspektorat Jenderal Sekretariat Jenderal


Setitjen, Inspektorat I, Inspektorat II, Biro Perencanaan, Biro Organisasi &
Inspektorat III, Inspektorat IV Sumber Daya Manusia, Biro Keuangan,
Biro Hukum, Biro Hubungan Masyarakat,
Biro Umum

Ditjen IA Ditjen IKFT Ditjen ILMATE Ditjen IKMA


Setditjen; Setditjen; Setditjen; Setditjen;
Dit. Industri Hasil Hutan Dit. Industri Kimia Hulu; Dit. Industri Logam; Dit. Industri Kecil &
& Perkebunan; Dit. Industri Kimia Hilir & Dit. Industri Permesinan Menengah Pangan, Barang
Dit. Industri Makanan, Farmasi; & Alat Mesin Pertanian; dari Kayu & Furnitur;
Hasil Laut, & Perikanan; Dit. Industri Semen, Dit. Industri Maritim, Dit. Industri Kecil &
Dit. Industri Minuman, Keramik, & Pengolahan Alat Transportasi, & Alat Menengah Kimia, Sandang,
Hasil Tembakau, & Bahan Galian Pertahanan; Kerajinan, & Industri Aneka;
Bahan Penyegar Nonlogam; Dit. Industri Elektronik Dit. Industri Kecil &
Dit. Industri Tekstil, Kulit, & Telematika Menengah Logam, Mesin,
& Alas Kaki Elektronik & Alat Angkut

Ditjen KPAII BPPI BPSDMI


Setditjen; Sekretariat Badan; Sekretariat Badan;
Dit. Ketahanan & Iklim Puslitbang Industri Agro; Pusat Pendidikan & Pelatihan
Usaha Industri Puslitbang Industri Kimia, Industri;
Dit. Perwilayahan Industri; Farmasi, Tekstil, Logam, Pusat Pengembangan
Dit. Akses Industri Mesin, Alat Transportasi, Pendidikan Kejujuran &
Internasional; & Elektronika; Vokasi Industri
Dit. Akses Sumber Daya Pustand Industri
Industri & Promosi Pusat Industri Hijau
Internasional

Pusat Data & Informasi Pusat Peningkatan


Penggunaan Produk
Dalam Negeri (P3DN)

Gambar 3.1
Struktur Organisasi Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

Penataan kelembagaan Kementerian kelembagaan unit pelaksana teknis di daerah


Perindustrian selanjutnya akan diikuti dengan serta penguatan kapasitas SDM terutama terkait
penyesuaian nomenklatur program dan dengan pengembangan jabatan fungsional
kegiatan. Disamping itu, akan diikuti penataan tertentu.

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 43


halaman ini sengaja dikosongkan

44 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


BAB IV
TARGET KINERJA DAN
KERANGKA PENDANAAN

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 45


A Target Kinerja

Indikator Kinerja Sasaran Strategis

Untuk mencapai sasaran strategis yang telah strategis yang telah ditetapkan merupakan
ditetapkan untuk tahun 2020-2024, Kementerian kondisi yang akan dicapai secara nyata
Perindustrian akan melaksanakan program dan mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan
dan kegiatan sesuai dengan arah kebijakan oleh adanya hasil (outcome/impact) dari satu
dan strategi Kementerian Perindustrian yang atau beberapa program. Indikator Kinerja Sasaran
telah dijabarkan pada bab III serta struktur Strategis Kementerian Perindustrian adalah
organisasi Kementerian Perindustrian. Sasaran sebagai berikut:

Tabel 4.1
Sasaran Strategis Kementerian Perindustrian 2020-2024

Sasaran Strategis / Target


Program/
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Tujuan Meningkatnya Peran Industri dalam Perekonomian Nasional

1 Pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas Persen 5,3 5,8 6,8 7,8 8,4

2 Kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap Persen 17,8 18,0 18,3 18,6 18,9
PDB

3 Tenaga kerja di sektor industri nonmigas Juta Orang 19,2 19,9 20,6 21,5 22,5

4 Nilai ekspor produk industri pengolahan nonmigas US$ Miliar 133,1 141,6 151,9 164,9 181,6

SS1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Pengolahan Nonmigas

1 Persentase tenaga kerja di sektor industri terhadap Persen 15 15,2 15,4 15,5 15,7
total pekerja

2 Produktivitas tenaga kerja sektor industri nonmigas Rp. Juta/ 111,8 113,8 116,7 120,3 124,7
orang/tahun

3 Produktivitas sektor industri pengolahan nonmigas Nilai 1,99 2,03 2,06 2,11 2,15

4 Nilai investasi sektor industri pengolahan nonmigas Rp. Triliun 256,3 326,7 425,3 566,2 769,1

5 Persentase hasil riset 5 (lima) tahun terakhir yang Persen 15 17 20 25 30


telah dimanfaatkan oleh industri

6 Persentase lulusan pendidikan vokasi yang Persen 75 79 82 85 88


mendapatkan pekerjaan dalam 1 tahun setelah
kelulusan

7 Lulusan pelatihan vokasi industri berbasis Orang 36.000 74.000 110.000 137.000 157.000
kompetensi (kumulatif)

SS2 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0

1 Perusahaan dengan nilai Indonesia Industry 4.0 Perusahaan 30 36 44 52 60


Readiness Index (INDI 4.0) ≥ 3.0

2 Kontribusi ekspor produk industri berteknologi Persen 13 13,15 13,30 13,50 13,70
tinggi

3 Tumbuhnya IKM startup berbasis teknologi IKM 20 60 100 160 260


(kumulatif)

4 Sumber Daya Manusia Industri 4.0 yang kompeten Orang 500 500 500 500 500

SS3 Meningkatnya Kemampuan Industri Dalam Negeri

1 Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) (rerata Persen 49,0 49,9 50,9 52,0 53,0
tertimbang)

2 Persentase nilai capaian penggunaan produk Persen  46,63 48,02 49,47 50,95 52,48
dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa
pemerintah

3 Produk tersertifikasi TKDN ≥ 25% yang masih Produk 6.200 6.630 7.130 7.640 8.400
berlaku (kumulatif)

4 Persentase SNI bidang industri yang diterapkan Persen 5 7 10 15 20

46 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


Sasaran Strategis / Target
Program/
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

SS4 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri

1 Pertumbuhan ekspor industri pengolahan nonmigas Persen 5,3 6,4 7,3 8,6 10,1

2 Kontribusi ekspor produk industri pengolahan Persen 74,3 74,9 75,5 76 76,5
nonmigas terhadap terhadap total ekspor

3 Rasio impor bahan baku sektor industri terhadap Persen 37,80 37,30 37,10 37,00 36,80
PDB sektor industri nonmigas

4 Penambahan jenis produk industri pengolahan Persen 27 28 29 30 32


nonmigas yang di ekspor

SS5 Penguatan Kewirausahaan dan Industri Kecil dan Menengah (IKM)

1 Proporsi nilai tambah IKM terhadap total nilai Persen 18,60 18,80 19,20 19,60 20
tambah industri pengolahan nonmigas

2 Wirausaha industri kecil yang tumbuh WUB 4.000 8.000 12.000 16.000 20.000
(kumulatif)

3 IKM yang melakukan kemitraan dengan industri IKM 50 120 190 265 340
besar sedang dan sektor ekonomi lainnya (kumulatif)

4 Proporsi nilai penyaluran pinjaman perbankan Persen 2,40 2,75 3,35 4,05 5
kepada IKM

SS6 Meningkatnya Persebaran Industri

1 KI prioritas di luar Jawa yang beroperasi dan KI 11 13 15 16 17


meningkatkan investasi (kumulatif)

2 KI yang dikembangkan KI 18 22 26 30 33
(kumulatif)

3 KI dengan zona tematik yang beroperasi KI 2 2 3 3 3


(kumulatif)

4 Persentase nilai tambah sektor industri yang Persen 29,9 30,7 31,5 32,3 33,1
diciptakan di luar Jawa

5 Sentra industri kecil dan menengah (IKM) di luar Sentra IKM 17 23 29 38 44


Jawa yang beroperasi

SS7 Tersedianya Regulasi Pembangunan Industri yang Efektif

1 Efektivitas regulasi bidang industri yang ditetapkan Persen 72 74 76 78 80

SS8 Terselenggaranya Urusan Pemerintahan di Bidang Perindustrian yang Berdaya saing dan Berkelanjutan

1 Perusahaan industri menengah besar yang Perusahaan 33 37 46 61 71


tersertifikasi Standar Industri Hijau (SIH) berdasarkan (kumulatif)
SIH yang ditetapkan

2 Infrastruktur kompetensi industri SKKNI 20 20 20 20 20

SS9 Tercapainya Pengawasan Internal yang Efektif dan Efisien

1 Batas toleransi temuan pengawasan eksternal Persen 1,5 1,4 1,3 1,2 1

2 Rekomendasi hasil pengawasan internal telah Persen 91 91,5 92 92,5 93


ditindaklanjuti oleh satker

3 Index Penerapan Manajemen Risiko (MRI) Level 3 3 3 4 4


Kementerian Perindustrian

SS10 Terwujudnya ASN Kementerian Perindustrian yang Professional dan Berkepribadian

1 Indeks kompetensi, profesional, dan integritas Nilai 70 71 73 76 80


pegawai Kementerian Perindustrian

2 ASN yang meningkat kompetensinya Orang 500 550 600 650 700

SS11 Terwujudnya Sistem Informasi Industri yang Berkualitas

1 Data dan informasi sesuai dengan kebutuhan Skala 3 3,1 3,12 3,15 3,18
pengambil keputusan

2 Tingkat ketepatan waktu penyampaian informasi Persen 100 100 100 100 100
baku secara periodik

SS12 Terwujudnya Birokrasi yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima

1 Tingkat akuntabilitas laporan keuangan dan BMN Predikat WTP WTP WTP WTP WTP

2 Indeks RB Kementerian Perindustrian Nilai 78 78,5 79 79,5 80

SS13 Tersusunnya Perencanaan Program, Pengelolaan Keuangan serta Pengendalian yang Berkualitas dan Akuntabel

1 Tingkat kesesuaian dokumen perencanaan dengan Persen 95,5 96 96,5 97 97,5


rencana program dan kegiatan prioritas nasional

2 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Nilai 78 78,5 79 79,5 80


Pemerintah (SAKIP) Kementerian Perindustrian

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 47


Indikator Kinerja Program

Indikator kinerja program merupakan alat ukur ditetapkan tujuan, sasaran strategis, indikator
yang mengindikasikan keberhasilan pencapaian kinerja serta target dalam struktur manajemen
hasil dari suatu program. Indikator kinerja kinerja yang merupakan sasaran kinerja
program telah ditetapkan secara spesifik untuk program yang secara akuntabilitas berkaitan
mengukur pencapaian kinerja berkaitan dengan dengan seluruh unit organisasi setingkat
sasaran strategis yang mendukung pencapaian Eselon I di lingkungan Kementerian Perindustrian.
tujuan. Indikator kinerja program juga merupakan Pohon kinerja keterkaitan antara RPJMN
kerangka akuntabilitas dalam mengukur 2020-2024 dengan Renstra Kemenperin Tahun
pencapaian kinerja unit organisasi dalam 2020-2024 sebagaimana tercantum dalam
mendukung kinerja Kementerian Perindustrian. bagan 1 di lampiran yang merupakan bagian
Pada Renstra Kemenperin 2020-2024 telah tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Indikator Kinerja Kegiatan

Indikator kinerja kegiatan merupakan alat ukur merupakan sasaran kinerja kegiatan yang secara
yang mengindikasikan keberhasilan pencapaian akuntabilitas berkaitan dengan unit organisasi
keluaran dari suatu kegiatan. Indikator Kinerja setingkat Eselon II, unit pelaksana teknis, dan
Kegiatan telah ditetapkan secara spesifik unit pendidikan. Pedoman kinerja Kementerian
untuk mengukur pencapaian kinerja kegiatan Perindustrian sebagaimana tercantum pada
berkaitan dengan sasaran kegiatan. Indikator tabel 2 di lampiran yang merupakan bagian tidak
kinerja kegiatan dalam struktur manajemen terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
kinerja di lingkungan Kementerian Perindustrian

B Kerangka Pendanaan

Dalam rangka mencapai visi dan misi tahun 2020-2024, dibutuhkan pendanaan bagi program dan
kegiatan. Kebutuhan anggaran Kementerian Perindustrian tahun 2020 – 2024 adalah:

Tabel 4.2
Kebutuhan Pendanaan Program Kementerian Perindustrian Tahun 2020 – 2024 (Rp Miliar)

No. Program 2020 2021 2022 2023 2024


Program Dukungan Manajemen Kementerian
1 195 570 570 570 570
Perindustrian
2 Program Nilai Tambah dan Daya Saing Industri 576 2.147 2.157 2.166 2.175
Program Riset dan Inovasi Ilmu Pengetahuan
3 568 1.298 1.288 1.279 1.270
dan Teknologi
4 Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi 754 985 985 985 985
TOTAL 2.093 5.000 5.000 5.000 5.000

Rincian kinerja dan kebutuhan dan anggaran sebagaimana terdapat pada


pendanaan untuk masing-masing program tabel 1 di lampiran yang merupakan bagian tidak
dan kegiatan disajikan pada matriks kinerja terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
48 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024
Image: www.freepik.com

BAB V
PENUTUP

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 49


Penutup

Rencana strategis Kementerian Perindustrian 3. Industri otomotif;


tahun 2020-2024 disusun dengan mengacu 4. Industri kimia; dan
pada RPJPN 2005-2025, RPJMN IV (2020-2024), 5. Industri elektronika.
Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang
Disamping itu, arah kebijakan Kementerian
Perindustrian, Rencana Induk Pembangunan
Perindustrian tahun 2020-2024 disusun
Industri Nasional Tahun 2015-2035, dan
berdasarkan Rencana Induk Pembangunan
Kebijakan Industri Nasional 2020-2024. Renstra
Industri Nasional Tahun 2015-2035 dilaksanakan
Kementerian Perindustrian merupakan pedoman
melalui 6 (enam) kebijakan pembangunan sektor
pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian
industri, yaitu:
Perindustrian dalam mewujudkan Visi dan Misi
Presiden. Selanjutnya berdasarkan visi dan misi 1. Kebijakan Pengembangan Sumber Daya
tersebut maka ditetapkan tujuan yang ingin Industri;
dicapai oleh Kementerian Perindustrian dalam 2. Kebijakan Pengembangan Sarana dan
membangun industri yaitu Meningkatnya peran Prasarana Industri;
sektor industri dalam perekonomian nasional. 3. Kebijakan Pemberdayaan Industri;
4. Kebijakan Pengembangan Perwilayahan
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan
Industri;
industri tersebut, Kementerian Perindustrian
5. Kebijakan fasilitas fiskal dan nonfiskal;
telah menetapkan sasaran-sasaran strategis
dan
yang dibagi ke dalam beberapa perspektif yaitu:
6. Kebijakan RB.
1. Stakeholders Perspective;
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan
2. Customer Perspective;
industri nasional tidak hanya bergantung pada
3. Internal Process Perspective; dan
keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan
4. Learn & Growth Perspective.
Kementerian Perindustrian saja, akan tetapi juga
Kementerian Perindustrian juga telah keberhasilan Kementerian/Lembaga maupun
menetapkan indikator-indikator dari masing- instansi lain yang mendukung dan menjadi
masing sasaran strategis tersebut sehingga aspek penting lainnya, karena sektor industri
pencapaian dari masing-masing sasaran strategis pengolahan nonmigas bukan sektor yang dapat
dapat terukur dan dimonitor. Untuk mencapai berdiri sendiri melainkan sangat berhubungan erat
sasaran strategis tersebut Kementerian dengan sektor lain. Kesuksesan pembangunan
Perindustrian melaksanakan 9 (sembilan) industri nasional membutuhkan dukungan
program yang merupakan penjabaran dari arah dari seluruh pemangku kepentingan, baik dari
kebijakan dan strategi Pembangunan nasional. pemerintah daerah, dunia usaha, akademisi, dan
masyarakat luas.
Arah rencana pembangunan industri nasional
dimaksudkan untuk mencapai keunggulan
kompetitif dan berwawasan lingkungan melalui
penguatan struktur industri dan penguatan
teknologi yang didukung oleh SDM yang
berkualitas. Pengembangan industri nasional
tahun 2020-2024 juga diarahkan kepada
pengembangan 10 industri prioritas, khususnya
pada implementasi Making Indonesia 4.0 lebih
difokuskan pada 5 sektor industri, yaitu:

1. Industri makanan dan minuman;


2. Industri tekstil dan busana;

50 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


LAMPIRAN

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 51


Bagan 1
52

Pohon Kinerja Renstra Kemenperin 2020-2024

PN 1 : Penguatan Ketahanan Ekonomi Untuk Pertumbuhan yang Berkualitas

B.1. Penguatan Kewirausahaan dan Usaha B.2. Peningkatan Nilai Tambah, Lapangan Kerja, dan Investasi di Sektor B.3. Peningkatan Ekspor Bernilai Tambah Tinggi dan B.4. Penguatan Pilar Pertumbuhan dan
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Riil, dan Industrialisasi Penguatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Daya Saing Ekonomi
RPJMN Tahun 2020-2024

7. Proporsi nilai penyaluran pinjaman 2. Pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas Tj. 1 6. Pertumbuhan ekspor industri pengolahan SS4.1 11. Jumlah perusahaan dengan nilai Indonesia
SS5.4 SS2.1
perbankan kepada IKM Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) > 3.0
4. Kontribusi PDB industri pengolahan nonmigas Tj. 2 7. Nilai ekspor produk industri pengolahan Tj. 4
12. Jumlah sentra industri kecil dan 12. Jumlah perusahaan yang tersertifikasi Standar SS8.1
menengah (IKM) baru di luar Jawa SS6.5 32. Jumlah tenaga kerja industri pengolahan Tj. 3 8. Kontribusi ekspor produk industri berteknologi SS2.2 Industri Hijau (SIH)
yang beroperasi tinggi
34. Kontribusi tenaga kerja di sektor industri terhadap total pekerja SS1.1 14. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
13. Proporsi nilai tambah IKM terhadap SS3.1
total nilai tambah industri SS5.1 41. Nilai realisasi PMA dan PMDN industri pengolahan SS1.4 (rerata tertimbang)
pengolahan nonmigas 48. Jumlah Kawasan Industri (KI) prioritas di luar Jawa yang beroperasi 15. Jumlah produk tersertifikasi TKDN > 25%
15. Jumlah produk tersertifikasi TKDN > 25% yang
SS6.1 SS3.3
dan meningkatkan investasi yang masih berlaku
masih berlaku
49. Jumlah Kawasan Industri (KI) yang dikembangkan SS6.2

51. Fasilitasi kawasan industri dengan zona tematik SS6.3

54. Persentase SNI bidang industri yang diterapkan SS3.4

TJ Meningkatnya Peran Sektor Industri dalam


Perekonomian Nasional

1. Pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas

2. Kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap PDB

3. Tenaga kerja di sektor industri nonmigas


Renstra Kemenperin Tahun 2020-2024

4. Nilai ekspor produk industri pengolahan nonmigas

Meningkatnya Daya Saing dan Penguatan Implementasi Meningkatnya Penguasaan


Meningkatnya Kemampuan SS4
SS1 Kemandirian Industri Pengolahan SS2 SS3 Pasar Industri
Making Indonesia 4.0 Industri Dalam Negeri
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

Nonmigas

1. Persentase tenaga kerja di sektor industri nonmigas terhadap total 1. Perusahaan dengan nilai Indonesia Industry 4.0 Readiness 1. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) (rerata tertimbang) 1. Pertumbuhan ekspor produk industri pengolahan
pekerja Index (INDI 4.0) > 3.0 2. Persentase nilai capaian penggunaan produk dalam negeri dalam nonmigas
2. Kontribusi ekspor produk industri berteknologi tinggi pengadaan barang dan jasa pemerintah 2. Kontribusi ekspor produk industri terhadap total
2. Produktivitas tenaga kerja sektor industri nonmigas
ekspor
3. Produktivitas sektor industri pengolahan nonmigas 3. Tumbuhnya IKM startup berbasis teknologi 3. Produk tersertifikasi TKDN > 25% yang masih berlaku
3. Rasio impor bahan baku industri terhadap PDB sektor
4. Nilai investasi sektor industri pengolahan nonmigas 4. Sumber Daya Manusia Industri 4.0 yang kompeten 4. Persentase SNI bidang industri yang diterapkan industri nonmigas
5. Persentase hasil riset lima tahun terakhir yang telah dimanfaatkan 4. Penambahan jenis produk industri pengolahan
oleh industri nonmigas yang diekspor
6. Persentase lulusan pendidikan vokasi yang mendapatkan
pekerjaan dalam 1 tahun setelah kelulusan
7. Lulusan pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi
Terselenggaranya Urusan
Penguatan Kewirausahaan dan Industri Meningkatnya Persebaran Tersedianya Regulasi Pemerintahan di Bidang
SS5 SS6 SS7 Pembangunan Industri SS8
Kecil dan Menengah (IKM) Industri Perindustrian yang Berdaya Saing
yang Efektif dan Berkelanjutan
1. Proporsi nilai tambah IKM terhadap total nilai tambah industri 1. Kawasan Industri (KI) prioritas di luar Jawa yang beroperasi dan meningkatkan 1. Efektifitas regulasi industri 1. Perusahaan industri menengah besar yang
pengolahan nonmigas investasi tersertifikasi Standar Industri Hijau (SIH)
2. Wirausaha industri kecil yang tumbuh 2. Kawasan industri (KI) yang dikembangkan berdasarkan SIH yang ditetapkan
3. IKM yang melakukan kemitraan dengan industri besar sedang dan 3. Kawasan industri (KI) dengan zona tematik yang beroperasi 2. Infrastruktur kompetensi industri
sektor ekonomi lainnya 4. Persentase nilai tambah sektor industri yang diciptakan di luar Jawa
4. Proporsi nilai penyaluran pinjaman perbankan kepada IKM 5. Tumbuhnya sentra industri kecil dan menengah (IKM) di luar Jawa yang
beroperasi
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

PN 3 : Meningkatkan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Berdaya Saing

RPJMN Tahun 2020-2024


Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing

3. Persentase lulusan pendidikan vokasi yang mendapatkan pekerjaan dalam 1 tahun setelah kelulusan SS1.6

4. Jumlah lulusan pelatihan vokasi SS1.7

11. Jumlah produk inovasi yang dimanfaatkan industri / badan usaha SS1.5

TJ Meningkatnya Peran Sektor Industri dalam


Perekonomian Nasional

1. Pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas

2. Kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap PDB

3. Tenaga kerja di sektor industri nonmigas

4. Nilai ekspor produk industri pengolahan nonmigas


Renstra Kemenperin Tahun 2020-2024

Meningkatnya Daya Saing dan Penguatan Implementasi Meningkatnya Penguasaan


Meningkatnya Kemampuan SS4
SS1 Kemandirian Industri SS2 SS3 Pasar Industri
Making Indonesia 4.0 Industri Dalam Negeri
Pengolahan Nonmigas

1. Persentase tenaga kerja di sektor industri nonmigas terhadap total 1. Perusahaan dengan nilai Indonesia Industry 4.0 Readiness 1. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) (rerata tertimbang) 1. Pertumbuhan ekspor produk industri pengolahan
pekerja Index (INDI 4.0) > 3.0 nonmigas
2. Persentase nilai capaian penggunaan produk dalam negeri dalam
2. Kontribusi ekspor produk industri berteknologi tinggi pengadaan barang dan jasa pemerintah 2. Kontribusi ekspor produk industri terhadap total
2. Produktivitas tenaga kerja sektor industri nonmigas
ekspor
3. Produktivitas sektor industri pengolahan nonmigas 3. Tumbuhnya IKM startup berbasis teknologi 3. Produk tersertifikasi TKDN > 25% yang masih berlaku
3. Rasio impor bahan baku industri terhadap PDB sektor
4. Nilai investasi sektor industri pengolahan nonmigas 4. Sumber Daya Manusia Industri 4.0 yang kompeten 4. Persentase SNI bidang industri yang diterapkan industri nonmigas
5. Persentase hasil riset lima tahun terakhir yang telah dimanfaatkan 4. Penambahan jenis produk industri pengolahan
oleh industri nonmigas yang diekspor
6. Persentase lulusan pendidikan vokasi yang mendapatkan
pekerjaan dalam 1 tahun setelah kelulusan
7. Lulusan pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi

Terselenggaranya Urusan
Penguatan Kewirausahaan dan Industri Meningkatnya Persebaran Tersedianya Regulasi Pemerintahan di Bidang
SS5 SS6 SS7 Pembangunan Industri SS8
Kecil dan Menengah (IKM) Industri Perindustrian yang Berdaya Saing
yang Efektif dan Berkelanjutan
1. Proporsi nilai tambah IKM terhadap total nilai tambah industri 1. Kawasan Industri (KI) prioritas di luar Jawa yang beroperasi dan meningkatkan 1. Efektifitas regulasi industri 1. Perusahaan industri menengah besar yang
pengolahan nonmigas investasi tersertifikasi Standar Industri Hijau (SIH)
2. Wirausaha industri kecil yang tumbuh 2. Kawasan industri (KI) yang dikembangkan berdasarkan SIH yang ditetapkan
3. IKM yang melakukan kemitraan dengan industri besar sedang dan 3. Kawasan industri (KI) dengan zona tematik yang beroperasi 2. Infrastruktur kompetensi industri
sektor ekonomi lainnya 4. Persentase nilai tambah sektor industri yang diciptakan di luar Jawa
4. Proporsi nilai penyaluran pinjaman perbankan kepada IKM 5. Tumbuhnya sentra industri kecil dan menengah (IKM) di luar Jawa yang
beroperasi
53
Tabel 1
54

Matrik Kinerja dan Anggaran Renstra Kemenperin 2020-2024

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2.093 5.000 5.000 5.000 5.000

Tujuan Meningkatnya Peran Industri dalam Perekonomian Nasional

1 Pertumbuhan PDB industri pengolahan Persen 5,3 5,8 6,8 7,8 8,4 IA, ILMATE,
nonmigas IKFT dan IKMA

2 Kontribusi industri pengolahan nonmigas Persen 17,8 18,0 18,3 18,6 18,9 IA, ILMATE,
terhadap PDB IKFT dan IKMA

3 Tenaga kerja di sektor industri nonmigas Juta Orang 19,2 19,9 20,6 21,5 22,5 IA, ILMATE,
IKFT dan IKMA

4 Nilai ekspor produk industri pengolahan US$ Miliar 133,1 141,6 151,9 164,9 181,6 IA, ILMATE,
nonmigas IKFT dan IKMA

SS1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Pengolahan Nonmigas

1 Persentase tenaga kerja di sektor industri Persen 15 15,2 15,4 15,5 15,7 IA, ILMATE,
terhadap total pekerja IKFT dan IKMA

2 Produktivitas tenaga kerja sektor industri Rp. Juta/ 111,8 113,8 116,7 120,3 124,7 IA, ILMATE,
nonmigas orang/tahun IKFT dan IKMA

3 Produktivitas sektor industri pengolahan Nilai 1,99 2,03 2,06 2,11 2,15 IA, ILMATE,
nonmigas IKFT dan IKMA

4 Nilai investasi sektor industri pengolahan Rp. Triliun 256,3 326,7 425,3 566,2 769,1 IA, ILMATE,
nonmigas IKFT dan KPAII
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

5 Persentase hasil riset 5(lima) tahun terakhir Persen 15 17 20 25 30 BPPI


yang telah dimanfaatkan oleh industri

6 Persentase lulusan pendidikan vokasi yang Persen 75 79 82 85 88 BPSDMI


mendapatkan pekerjaan dalam 1 tahun
setelah kelulusan

7 Lulusan pelatihan vokasi industri berbasis Orang 36.000 74.000 110.000 137.000 157.000 BPSDMI
kompetensi (kumulatif)

SS2 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0

1 Perusahaan dengan nilai Indonesia Industry Perusahaan 30 36 44 52 60 IA, ILMATE,


4.0 Readiness Index (INDI 4.0) ≥ 3.0 IKFT dan BPPI

2 Kontribusi ekspor produk industri berteknologi Persen 13 13,15 13,30 13,50 13,70 IA, ILMATE,
tinggi IKFT, dan IKMA

3 Tumbuhnya IKM startup berbasis teknologi IKM 20 60 100 160 260 IKMA
(kumulatif)

4 Sumber Daya Manusia Industri 4.0 yang Orang 500 500 500 500 500 BPSDMI
kompeten
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

SS3 Meningkatnya Kemampuan Industri Dalam Negeri

1 Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Persen 49,0 49,9 50,9 52,0 53,0 - - - - - IA, ILMATE,
(rerata tertimbang) IKFT, dan IKMA

2 Persentase nilai capaian penggunaan produk Persen  46,63 48,02 49,47 50,95 52,48 - - - - - Setjen
dalam negeri dalam pengadaan barang dan
jasa pemerintah

3 Produk tersertifikasi TKDN Produk 6.200 6.630 7.130 7.640 8.400 - - - - - Setjen
≥ 25% yang masih berlaku (kumulatif)

4 Persentase SNI bidang industri yang Persen 5 7 10 15 20 - - - - - BPPI


diterapkan

SS4 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri

1 Pertumbuhan ekspor industri pengolahan Persen 5,3 6,4 7,3 8,6 10,1 - - - - - IA, ILMATE,
nonmigas IKFT, dan IKMA

2 Kontribusi ekspor produk industri pengolahan Persen 74,3 74,9 75,5 76 76,5 - - - - - IA, ILMATE,
nonmigas terhadap total ekspor IKFT, dan IKMA

3 Rasio impor bahan baku sektor industri Persen 37,80 37,30 37,10 37,00 36,80 - - - - - IA, ILMATE,
terhadap PDB sektor industri nonmigas IKFT, dan IKMA

4 Penambahan jenis produk industri Persen 27 28 29 30 32 - - - - - KPAII


pengolahan nonmigas yang di ekspor

SS5 Penguatan Kewirausahaan dan Industri Kecil dan Menengah (IKM)

1 Proporsi nilai tambah IKM terhadap total nilai Persen 18,60 18,80 19,20 19,60 20 - - - - - IKMA
tambah industri pengolahan nonmigas

2 Wirausaha industri kecil yang tumbuh WUB 4.000 8.000 12.000 16.000 20.000 - - - - - IKMA
(kumulatif)

3 IKM yang melakukan kemitraan dengan IKM 50 120 190 265 340 - - - - - IKMA
industri besar sedang dan sektor ekonomi (kumulatif)
lainnya

4 Proporsi nilai penyaluran pinjaman perbankan Persen 2,40 2,75 3,35 4,05 5 - - - - - IKMA
kepada IKM

SS6 Meningkatnya Persebaran Industri

1 KI prioritas di luar Jawa yang beroperasi dan KI 11 13 15 16 17 - - - - - KPAII


meningkatkan investasi (kumulatif)

2 KI yang dikembangkan KI 18 22 26 30 33 - - - - - KPAII


(kumulatif)

3 KI dengan zona tematik yang beroperasi KI 2 2 3 3 3 - - - - - KPAII


(kumulatif)

4 Persentase nilai tambah sektor industri yang Persen 29,9 30,7 31,5 32,3 33,1 - - - - - KPAII
diciptakan di luar Jawa
55
56

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

5 Sentra industri kecil dan menengah (IKM) di Sentra IKM 17 23 29 38 44 - - - - - IKMA


luar Jawa yang beroperasi

SS7 Tersedianya Regulasi Pembangunan Industri yang Efektif

1 Efektivitas regulasi bidang industri yang Persen 72 74 76 78 80 - - - - - Setjen


ditetapkan

SS8 Terselenggaranya Urusan Pemerintahan di Bidang Perindustrian yang Berdaya saing dan Berkelanjutan

1 Perusahaan industri menengah besar yang Perusahaan 33 37 46 61 71 - - - - - BPPI


tersertifikasi Standar Industri Hijau (SIH) (kumulatif)
berdasarkan SIH yang ditetapkan

2 Infrastruktur kompetensi industri SKKNI 20 20 20 20 20 - - - - - BPSDMI

SS9 Tercapainya Pengawasan Internal yang Efektif dan Efisien

1 Batas toleransi temuan pengawasan eksternal Persen 1,5 1,4 1,3 1,2 1 - - - - - Itjen

2 Rekomendasi hasil pengawasan internal Persen 91 91,5 92 92,5 93 - - - - - Itjen


telah ditindaklanjuti oleh satker

3 Index Penerapan Manajemen Risiko (MRI) Level 3 3 3 4 4 - - - - - Itjen


Kementerian Perindustrian

SS10 Terwujudnya ASN Kementerian Perindustrian yang Profesional dan Berkepribadian

1 Indeks kompetensi, profesional, dan integritas Nilai 70 71 73 76 80 - - - - - Setjen


pegawai Kementerian Perindustrian

2 ASN yang meningkat kompetensinya Orang 500 550 600 650 700 - - - - - Setjen
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

SS11 Terwujudnya Sistem Informasi Industri yang Berkualitas

1 Data dan informasi sesuai dengan kebutuhan Skala 3 3,1 3,12 3,15 3,18 - - - - - Setjen
pengambil keputusan

2 Tingkat ketepatan waktu penyampaian Persen 100 100 100 100 100 - - - - - Setjen
informasi baku secara periodik

SS12 Terwujudnya Birokrasi yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima

1 Tingkat akuntabilitas laporan keuangan dan Predikat WTP WTP WTP WTP WTP - - - - - Setjen
BMN

2 Indeks RB Kementerian Perindustrian Nilai 78 78,5 79 79,5 80 - - - - - Setjen

SS13 Tersusunnya Perencanaan Program, Pengelolaan Keuangan serta Pengendalian yang Berkualitas dan Akuntabel

1 Tingkat kesesuaian dokumen perencanaan Persen 95,5 96 96,5 97 97,5 - - - - - Setjen


dengan rencana program dan kegiatan
prioritas nasional

2 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Nilai 78 78,5 79 79,5 80 - - - - - Setjen


Pemerintah (SAKIP) Kementerian Perindustrian
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

Program Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian 195 570 570 570 570

Tujuan Terwujudnya Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian yang Efektif

1 Indeks Reformasi Birokrasi (RB) Kementerian Nilai 78 78 79 79 80 - - - - - Setjen dan Itjen


Perindustrian

SP1 Terwujudnya Tata Kelola Kementerian yang Efektif dan Efisien

1 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Nilai 78 78,5 79 79,5 80 - - - - - Rocana


Pemerintah (SAKIP) Kementerian Perindustrian

2 Efektivitas regulasi bidang industri yang Persen 72 74 76 78 80 - - - - - Rokum


ditetapkan

SP2 Meningkatnya Penggunaan Produk Dalam Negeri 

1 Persentase nilai capaian penggunaan produk Persen 46,63 48,02 49,47 50,95 52,48 - - - - - P3DN
dalam negeri dalam pengadaan barang dan
jasa pemerintah

2 Produk tersertifikasi TKDN ≥ 25% yang masih Produk 6.200 6.630 7.130 7.640 8.400 - - - - - P3DN
berlaku (kumulatif)

SP3 Terwujudnya Sistem Informasi Industri yang Andal dan Efektivitas Publikasi Kinerja Industri

1 Tingkat kesesuaian data dan informasi Skala (1-4) 2,8 2,81 2,82 2,83 2,85 - - - - - Pusdatin
industri terhadap permintaan eksternal

2 Persentase jumlah media partner yang Nilai 80 81 82 83 84 - - - - - Rohumas


mempublikasikan kinerja Kementerian
Perindustrian

SP4 Terwujudnya Efektifitas dan Efisiensi Pelaksanaan Program Kementerian Perindustrian

1 Batas toleransi temuan material pengawasan Persen 1,5 1,4 1,3 1,2 1 - - - - - Ir 1, Ir 2, Ir 3,
eksternal dan Ir 4

2 Maksimum rekomendasi hasil pengawasan Persen 10 8 6 4 2 - - - - - Ir 1, Ir 2, Ir 3,


yang tidak dapat ditindaklanjuti dan Ir 4

3 Pengaduan masyarakat berkadar Persen 80 85 90 95 100 - - - - - Ir 1, Ir 2, Ir 3,


pengawasan ditindaklanjuti dan Ir 4

4 Rekomendasi hasil pengawasan internal Persen 91 91,5 92 92,5 93 - - - - - Ir 1, Ir 2, Ir 3,


telah ditindaklanjuti oleh satker (sesuai dan Ir 4
dengan rencana aksi yang telah ditetapkan)

SP5 Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

1 Peningkatan nilai RB area penguatan Persen 70 71 72 73 74 - - - - - Set Itjen


pengawasan

2 Index penerapan manajemen risiko (MRI) Level 3 3 3 4 4 - - - - - Ir 1, Ir 2, Ir 3,


Kementerian Perindustrian dan Ir 4
57
58

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

Kegiatan Peningkatan Layanan Legislasi, Advokasi, Dokumentasi, dan Informasi Hukum 6,00 22,41 22,41 22,41 22,41

SK1 Meningkatnya Layanan Legislasi dan Advokasi yang Andal

1 Efektivitas regulasi bidang industri yang Persen 72 74 76 78 80 - - - - - Rokum


ditetapkan

2 Persentase kasus hukum yang diselesaikan Persen 100 100 100 100 100 - - - - - Rokum

Kegiatan Peningkatan Layanan Administrasi, Layanan Pengadaan, Layanan Kesehatan dan Manajemen Perkantoran Berbasis Teknologi 32,48 54,13 54,13 54,13 54,13

SK1 Mewujudkan Layanan Administrasi yang Modern, Efisien, dan Akuntabel

1 Indeks audit kearsipan Nilai BB BB BB BB A - - - - - Romum

2 Indeks Sistem Pemerintahan Berbasis Nilai 3,2 3,4 3,5 3,7 4,0 - - - - - Romum
Elektronik (SPBE)

Kegiatan Pengembangan Organisasi dan Sumber Daya Manusia 6,00 18,88 18,88 18,88 18,88

SK1 Meningkatnya Kinerja ASN dan Efektivitas Organisasi

1 Indeks kompetensi, profesional, dan integritas Persen 70 71 73 76 80 - - - - - RoSDM


pegawai Kemenperin

2 Indeks kesesuaian organisasi Persen 71 72 73 74 75 - - - - - RoSDM

3 Indeks kesesuaian tata laksana Persen 71 72 73 74 75 - - - - - RoSDM

Kegiatan Peningkatan Sistem Tata Kelola Keuangan dan Barang Milik Negara Yang Profesional 55,21 68,27 68,27 68,27 68,27

SK1 Mewujudkan Pelayanan Prima dalam Pengelolaan Keuangan dan BMN

1 Indeks Reformasi Birokrasi (RB) Kementerian Nilai 78 78 79 79 80 - - - - - Rokeu


Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

Perindustrian

2 Nilai kinerja IKPA Kementerian Perindustrian Nilai 85 86 87 88 89 - - - - - Rokeu

3 Tingkat akuntabilitas laporan keuangan dan Opini WTP WTP WTP WTP WTP - - - - - Rokeu
BMN

Kegiatan Peningkatan Kualitas Perencanaan dan Pelaporan 12,46 80,04 80,04 80,04 42,03

SK1 Meningkatnya Kualitas dan Efektivitas Perencanaan Program, Anggaran, dan Evaluasi Kinerja Industri

1 Tingkat kesesuaian dokumen perencanaan Persen 95 95 95 96 96 - - - - - Rocana


dengan rencana program dan kegiatan
prioritas nasional

2 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Nilai 78 78,5 79 79,5 80 - - - - - Rocana


Pemerintah (SAKIP) Kementerian Perindustrian

Kegiatan Pembangunan Sistem Informasi Industri yang Terintegrasi dan Handal 19,71 78,09 78,09 78,09 100,00

SK1 Tersedianya Sistem Informasi Industri yang Berkualitas

1 Tersedianya data dan informasi sesuai Skala 3,0 3,10 3,12 3,15 3,18 - - - - - Pusdatin
dengan kebutuhan pengambil keputusan (1-4)
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

2 Tingkat ketepatan waktu penyampaian Persen 100 100 100 100 100 - - - - - Pusdatin
informasi baku secara periodik

Kegiatan Peningkatan Kualitas Kehumasan 13,45 56,02 56,02 56,02 56,02

SK1 Meningkatnya Pemberitaan Media Massa dan Interaksi Media Sosial Terhadap Kinerja Industri

1 Tingkat Interaksi (Engagement Rate) akun persen 2 2,2 2,4 2,6 3 - - - - - Rohumas
media sosial Kemenperin dengan masyarakat

2 Peningkatan pemberitaan dan publikasi di persen 5 7 9 10 12 - - - - - Rohumas


media massa

3 Persentase jumlah media partner yang Nilai 80 81 82 83 84 - - - - - Rohumas


mempublikasikan kinerja Kemenperin

Kegiatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri 11,60 36,91 36,91 36,91 36,91

SK1 Meningkatnya Penggunaan Produk Dalam Negeri 

1 Persentase nilai capaian penggunaan produk Persen 46,63 48,02 49,47 50,95 52,48 - - - - - P3DN
dalam negeri dalam pengadaan barang dan
jasa pemerintah

2 Nilai produk dalam negeri yang digunakan Triliun 1,0 1,25 1,5 1,7 2,0 - - - - - P3DN
dalam proses pengadaan pemerintah

SK2 Meningkatnya Nilai TKDN Produk Industri

1 Jumlah produk tersertifikasi TKDN ≥ 25% yang Produk 6.200 6.630 7.130 7.640 8.400 - - - - - P3DN
masih berlaku (kumulatif)

2 Jumlah sertifikasi TKDN Sertifikat 1.000 2.000 2.300 2.500 2.700 - - - - - P3DN

Kegiatan Pembangunan, Pengadaan, Perbaikan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kerja 7,94 75,25 75,25 75,25 91,35

SK1 Mewujudkan Sarana dan Prasarana yang Efisien dan Memadai

1 Indeks kepuasan ketersediaan sarana dan Indeks 3 3,2 3,5 3,8 4 - - - - - Romum
prasarana

2 Efisiensi energi gedung kantor pusat Persen 41 41 41 42 42 - - - - - Romum


Kementerian Perindustrian

Kegiatan Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat I 1,71 8,33 8,33 8,33 8,33

SK1 Terwujudnya Keefektifan dan Keefisienan Program Kerja Unit Kerja Cakupan Tugas Inspektorat I

1 Batas toleransi temuan material Persen 1,5 1,4 1,3 1,2 1 - - - - - Ir 1


pengawasan eksternal pada cakupan tugas
Inspektorat I

2 Maksimum rekomendasi hasil pengawasan Persen 10 8 6 4 2 - - - - - Ir 1


yang tidak dapat ditindaklanjuti sesuai
cakupan tugas Inspektorat I
59
60

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

3 Pengaduan masyarakat berkadar Persen 80 85 90 95 100 - - - - - Ir 1


pengawasan ditindaklanjuti pada cakupan
tugas Inspektorat I

4 Rekomendasi hasil pengawasan internal yang Persen 91 91,5 92 92,5 93 - - - - - Ir 1


ditindaklanjuti oleh Satker sesuai dengan
rencana aksi yang telah ditetapkan pada
cakupan tugas Inspektorat I

SK2 Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Unit Kerja Cakupan Tugas Inspektorat I yang Baik

1 Index penerapan manajemen risiko (MRI) Level 3,0 3,0 3,0 4,0 4,0 - - - - - Ir 1
cakupan tugas Inspektorat I

Kegiatan Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat II 1,21 8,33 8,33 8,33 8,33

SK1 Terwujudnya Keefektifan dan Keefisienan Program Kerja Unit Kerja Cakupan Tugas Inspektorat II

1 Batas toleransi temuan material Persen 1,5 1,4 1,3 1,2 1,0 - - - - - Ir 2
pengawasan eksternal pada cakupan tugas
Inspektorat II

2 Maksimum rekomendasi hasil pengawasan Persen 10 8 6 4 2 - - - - - Ir 2


yang tidak dapat ditindaklanjuti sesuai
cakupan tugas Inspektorat II

3 Pengaduan masyarakat berkadar Persen 80 85 90 95 100 - - - - - Ir 2


pengawasan ditindaklanjuti pada cakupan
tugas Inspektorat II

4 Rekomendasi hasil pengawasan internal yang Persen 91 91,5 92 92,5 93 - - - - - Ir 2


ditindaklanjuti oleh Satker sesuai dengan
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

rencana aksi yang telah ditetapkan pada


cakupan tugas Inspektorat II

SK2 Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Unit Kerja Cakupan Tugas Inspektorat II yang Baik

1 Index penerapan manajemen risiko (MRI) Level 3,0 3,0 3,0 4,0 4,0 - - - - - Ir 2
cakupan tugas Inspektorat II

Kegiatan Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat III 1,33 8,33 8,33 8,33 8,33

SK1 Terwujudnya Keefektifan dan Keefisienan Program Kerja Unit Kerja Cakupan Tugas Inspektorat III

1 Batas toleransi temuan material Persen 1,5 1,4 1,3 1,2 1,0 - - - - - Ir 3
pengawasan eksternal pada cakupan tugas
Inspektorat III

2 Maksimum rekomendasi hasil pengawasan Persen 10 8 6 4 2 - - - - - Ir 3


yang tidak dapat ditindaklanjuti sesuai
cakupan tugas Inspektorat III

3 Pengaduan masyarakat berkadar Persen 80 85 90 95 100 - - - - - Ir 3


pengawasan ditindaklanjuti pada cakupan
tugas Inspektorat III
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

4 Rekomendasi hasil pengawasan internal yang Persen 91 91,5 92 92,5 93 - - - - - Ir 3


ditindaklanjuti oleh Satker sesuai dengan
rencana aksi yang telah ditetapkan pada
cakupan tugas Inspektorat III

SK2 Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Unit Kerja Cakupan Tugas Inspektorat III yang Baik

1 Index penerapan manajemen risiko (MRI) Level 3,0 3,0 3,0 4,0 4,0 - - - - - Ir 3
cakupan tugas Inspektorat III

Kegiatan Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat IV 1,06 8,43 8,43 8,43 8,43

SK1 Terwujudnya Keefektifan dan Keefisienan Program Kerja Unit Kerja Cakupan Tugas Inspektorat IV

1 Batas toleransi temuan material Persen 1,5 1,4 1,3 1,2 1,0 - - - - - Ir 4
pengawasan eksternal pada cakupan tugas
Inspektorat IV

2 Maksimum rekomendasi hasil pengawasan Persen 10 8 6 4 2 - - - - - Ir 4


yang tidak dapat ditindaklanjuti sesuai
cakupan tugas Inspektorat IV

3 Pengaduan masyarakat berkadar Persen 80 85 90 95 100 - - - - - Ir 4


pengawasan ditindaklanjuti pada cakupan
tugas Inspektorat IV

4 Rekomendasi hasil pengawasan internal yang Persen 91 91,5 92 92,5 93 - - - - - Ir 4


ditindaklanjuti oleh Satker sesuai dengan
rencana aksi yang telah ditetapkan pada
cakupan tugas Inspektorat IV

SK2 Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Unit Kerja Cakupan Tugas Inspektorat IV yang Baik

1 Index penerapan manajemen risiko (MRI) Level 3,0 3,0 3,0 4,0 4,0 - - - - - Ir 4
cakupan tugas Inspektorat IV

Kegiatan Dukungan Manajemen, Pembinaan, Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Serta Dukungan Teknis Lainnya Inspektorat Jenderal 24,80 46,60 46,60 46,60 46,60

SK1 Terwujudnya Keefektifan dan Keefisienan Program Kerja Unit Kerja di Lingkungan Kementerian Perindustrian

1 Rekomendasi hasil pengawasan internal telah Persen 91 91,5 92 92,5 93 - - - - - Ses Itjen
ditindaklanjuti oleh Satker sesuai dengan
rencana aksi

SK2 Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Unit Kerja yang Baik

1 Peningkatan nilai RB area penguatan Persen 70 71 72 73 74 - - - - - Ses Itjen


pengawasan

2 Penilaian index penerapan manajemen risiko Level 3,0 3,0 3,0 4,0 4,0 - - - - - Ses Itjen
(MRI) Kementerian Perindustrian
61
62

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

Program Nilai Tambah dan Daya Saing Industri 576 2.147 2.157 2.166 2.175

Tj Meningkatnya Peran Industri Nonmigas dalam Perekonomian Nasional

1 Pertumbuhan PDB industri pengolahan Persen 5,3 5,8 6,8 7,8 8,4 - - - - - ILMATE, IA,
nonmigas IKFT, dan IKMA

2 Kontribusi industri pengolahan nonmigas Persen 17,8 18,0 18,3 18,6 18,9 - - - - - ILMATE, IA,
terhadap PDB IKFT, dan IKMA

3 Tenaga kerja di sektor industri nonmigas Juta Orang 19,2 19,9 20,6 21,5 22,5 - - - - - ILMATE, IA,
IKFT, dan IKMA

4 Nilai ekspor produk industri pengolahan US$ Miliar 133,1 141,6 151,9 164,9 181,6 - - - - - ILMATE, IA,
nonmigas IKFT, dan IKMA

SP 1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Pengolahan Nonmigas

1 Persentase tenaga kerja di sektor industri Persen 15 15,2 15,4 15,5 15,7 - - - - - ILMATE, IA,
terhadap total pekerja IKFT, dan IKMA

2 Produktivitas tenaga kerja sektor industri Rp Juta / 111,8 113,8 116,7 120,3 124,7 - - - - - ILMATE, IA,
nonmigas orang/tahun IKFT, dan IKMA

3 Produktivitas sektor industri pengolahan Nilai 1,99 2,03 2,06 2,11 2,15 - - - - - ILMATE, IA,
nonmigas IKFT, dan IKMA

4 Nilai investasi sektor industri pengolahan Rp. Triliun 256,3 326,7 425,3 566,2 769,1 - - - - - ILMATE, IA,
nonmigas IKFT, dan IKMA

SP 2 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0

1 Perusahaan dengan nilai Indonesia Industry Perusahaan 30 36 44 52 60 - - - - - ILMATE, IA,


Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

4.0 Readiness Index (INDI 4.0) ≥ 3.0 IKFT, dan IKMA

2 Kontribusi ekspor produk industri berteknologi Persen 13,00 13,15 13,30 13,50 13,70 - - - - - ILMATE, IA,
tinggi IKFT, dan IKMA

SP3 Meningkatnya Kemampuan Industri Dalam Negeri

1 Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Persen 49,0 49,9 50,9 52,0 53,0 - - - - - ILMATE, IA,
(rerata tertimbang) IKFT, dan IKMA

SP 4 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri

1 Pertumbuhan ekspor industri pengolahan Persen 5,3 6,4 7,3 8,6 10,1 - - - - - ILMATE, IA,
nonmigas IKFT, dan IKMA

2 Kontribusi ekspor produk industri pengolahan Persen 74,3 74,9 75,5 76 76,5 - - - - - ILMATE, IA,
nonmigas terhadap terhadap total ekspor IKFT, dan IKMA

3 Rasio impor bahan baku sektor industri Persen 37,80 37,30 37,10 37,00 36,80 ILMATE, IA,
terhadap PDB sektor industri nonmigas IKFT, dan IKMA

4 Penambahan jenis produk industri Persen 27 28 29 30 32 - - - - - KPAII


pengolahan nonmigas yang di ekspor
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

SP 5 Penguatan Kewirausahaan dan Industri Kecil dan Menengah (IKM)

1 Proporsi nilai tambah IKM terhadap total nilai Persen 18,60 18,80 19,20 19,60 20 - - - - - IKMA
tambah industri pengolahan nonmigas

2 Wirausaha industri kecil yang tumbuh WUB 4.000 8.000 12.000 16.000 20.000 - - - - - IKMA
(kumulatif)

3 IKM yang melakukan kemitraan dengan IKM 50 120 190 265 340 - - - - - IKMA
industri besar sedang dan sektor ekonomi (kumulatif)
lainnya

4 Proporsi nilai penyaluran pinjaman perbankan Persen 2,40 2,75 3,35 4,05 5 - - - - - IKMA
kepada IKM

SP 6 Meningkatnya Persebaran Industri

1 KI prioritas di luar Jawa yang beroperasi dan KI 11 13 15 16 17 - - - - - KPAII


meningkatkan investasi (kumulatif)

2 KI yang dikembangkan KI 18 22 26 30 33 - - - - - KPAII


(kumulatif)

3 KI dengan zona tematik yang beroperasi KI 2 2 3 3 3 - - - - - KPAII


(kumulatif)

4 Persentase nilai tambah sektor industri yang Persen 29,9 30,7 31,5 32,3 33,1 - - - - - KPAII
diciptakan di luar Jawa

5 Sentra industri kecil dan menengah (IKM) di Sentra IKM 17 23 29 38 44 - - - - - IKMA


luar Jawa yang beroperasi

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan 7,00 105,96 105,96 105,96 105,96

Tj Meningkatnya Peran Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan dalam Perekonomian Nasional

1 Pertumbuhan PDB industri maritim, alat Persen 4,86 5,41 6,71 7,74 8,46 - - - - - IMATAP
transportasi, dan alat pertahanan

2 Kontribusi PDB industri maritim, alat Persen 1,70 1,70 1,70 1,70 1,70 - - - - - IMATAP
transportasi, dan alat pertahanan terhadap
PDB nasional

3 Jumlah tenaga kerja di sektor industri maritim, Ribu Orang 510,22 524,22 541,41 561,80 584,56 - - - - - IMATAP
alat transportasi, dan alat pertahanan

4 Nilai ekspor produk industri maritim, alat


transportasi, dan alat pertahanan
US$ Miliar 10,69 11,34 12,14 13,10 14,30
- - - - - IMATAP

SK1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan

1 Persentase tenaga kerja di sektor industri Persen 0,40 0,40 0,40 0,41 0,41 - - - - - IMATAP
maritim, alat transportasi, dan alat pertahanan
terhadap total pekerja

2 Produktivitas tenaga kerja sektor industri Rp Juta / 434,87 444,87 458,35 474,58 493,29 - - - - - IMATAP
maritim, alat transportasi, dan alat pertahanan orang/tahun
63
64

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

3 Nilai realisasi investasi industri maritim, alat Rp. Triliun 25,81 32,75 42,40 56,12 75,72 - - - - - IMATAP
transportasi, dan alat pertahanan

SK2 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di Sektor Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan

1 Jumlah perusahaan dengan nilai Indonesia Perusahaan 6 7 8 9 10 - - - - - IMATAP


Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) ≥ 3.0
di sektor industri maritim, alat transportasi,
dan alat pertahanan

2 Kontribusi ekspor produk industri maritim, alat Persen 3,16 3,22 3,28 3,38 3,48 - - - - - IMATAP
transportasi dan alat pertahanan berteknologi
tinggi

SK3 Meningkatnya Kemampuan Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan

1 TKDN industri maritim, alat transportasi, dan Persen 60,51 61,71 62,95 64,20 65,49 - - - - - IMATAP
alat pertahanan (rerata tertimbang)

SK4 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan

1 Pertumbuhan ekspor produk industri maritim, Persen 4,03 6,03 7,05 7,92 9,17 - - - - - IMATAP
alat transportasi, dan alat pertahanan

2 Kontribusi ekspor produk industri maritim, alat Persen 5,97 6,00 6,03 6,04 6,02 - - - - - IMATAP
transportasi, dan alat pertahanan terhadap
total ekspor

3 Rasio impor bahan baku industri maritim, alat Persen 0,06 0,07 0,07 0,07 0,07 - - - - - IMATAP
transportasi, dan alat pertahanan terhadap
PDB sektor industri maritim, alat transportasi,
dan alat pertahanan
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Elektronika dan Telematika 7,34 105,38 105,38 105,38 105,38

Tj Meningkatnya Peran Industri Elektronika dan Telematika dalam Perekonomian Nasional

1 Pertumbuhan PDB industri elektronika dan Persen 2,45 3,09 4,41 5,57 6,67 - - - - - IET
telematika

2 Kontribusi PDB industri elektronika dan Persen 0,42 0,41 0,41 0,41 0,41 - - - - - IET
telematika terhadap PDB nasional

3 Jumlah tenaga kerja di sektor industri Ribu Orang 180,37 184,67 189,99 196,28 203,26 - - - - - IET
elektronika dan telematika

4 Nilai ekspor produk industri elektronika dan US$ Miliar 8,07 8,66 9,40 10,35 11,55 - - - - - IET
telematika

SK1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Elektronika dan Telematika

1 Persentase tenaga kerja di sektor industri Persen 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 - - - - - IET
elektronika dan telematika terhadap total
pekerja

2 Produktivitas tenaga kerja sektor industri Rp Juta / 311,62 312,87 316,62 322,64 331,41 - - - - - IET
elektronika dan telematika orang/tahun
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

3 Nilai realisasi investasi industri elektronika Rp. Triliun 5,77 7,24 9,27 12,16 16,32 - - - - - IET
dan telematika

SK2 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di Sektor Industri Elektronika dan Telematika

1 Jumlah perusahaan dengan nilai Indonesia Perusahaan 1 1 1 1 1 - - - - - IET


Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) ≥ 3.0
di sektor industri elektronika dan telematika

2 Kontribusi ekspor produk industri elektronika Persen 2,9 2,93 2,96 2,99 3,02 - - - - - IET
dan telematika berteknologi tinggi

SK3 Meningkatnya Kemampuan Industri Elektronika dan Telematika

1 TKDN industri elektronika dan telematika Persen 32,14 32,78 33,44 34,10 34,79 - - - - - IET
(rerata tertimbang)

SK4 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri Elektronika dan Telematika

1 Pertumbuhan ekspor produk industri Persen 4,66 7,26 8,57 10,08 11,62 - - - - - IET
elektronika dan telematika

2 Kontribusi ekspor produk industri elektronika Persen 4,51 4,58 4,67 4,77 4,87 - - - - - IET
dan telematika terhadap total ekspor

3 Rasio impor bahan baku industri elektronika Persen 0,04 0,05 0,05 0,05 0,05 - - - - - IET
dan telematika terhadap PDB sektor industri
elektronika dan telematika

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian 7,00 104,77 104,77 104,77 104,77

Tj Meningkatnya Peran Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian dalam Perekonomian Nasional

1 Pertumbuhan PDB industri permesinan dan Persen 3,91 4,62 6,23 7,55 8,60 - - - - - IPAMP
alat mesin pertanian

2 Kontribusi PDB industri permesinan dan alat Persen 0,80 0,79 0,79 0,79 0,79 - - - - - IPAMP
mesin pertanian terhadap PDB nasional

3 Jumlah tenaga kerja di sektor industri Ribu Orang 569,91 581,14 595,19 611,70 629,87 - - - - - IPAMP
permesinan dan alat mesin pertanian

4 Nilai ekspor produk industri permesinan dan US$ Miliar 4,46 4,91 5,47 6,20 7,11 - - - - - IPAMP
alat mesin pertanian

SK 1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

1 Persentase tenaga kerja di sektor industri Persen 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 - - - - - IPAMP
permesinan dan alat mesin pertanian
terhadap total pekerja

2 Produktivitas tenaga kerja sektor industri Rp Juta / 151,58 155,08 160,40 167,39 176,05 - - - - - IPAMP
permesinan dan alat mesin pertanian orang/tahun

3 Nilai realisasi investasi industri permesinan Rp. Triliun 6,60 8,30 10,72 14,19 19,23 - - - - - IPAMP
dan alat mesin pertanian
65
66

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

SK 2 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di sektor Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

1 Kontribusi ekspor produk industri permesinan Persen 0,17 0,18 0,19 0,21 0,23 - - - - - IPAMP
dan alat mesin pertanian berteknologi tinggi

SK 3 Meningkatnya Kemampuan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

1 TKDN industri permesinan dan alat mesin Persen 42,81 43,66 44,54 45,43 46,34 - - - - - IPAMP
pertanian (rerata tertimbang)

SK 4 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

1 Pertumbuhan ekspor produk industri Persen 3,95 10,04 11,49 13,22 14,73 - - - - - IPAMP
permesinan dan alat mesin pertanian

2 Kontribusi ekspor produk industri permesinan Persen 2,49 2,60 2,72 2,85 2,99 - - - - - IPAMP
dan alat mesin pertanian terhadap total
ekspor

3 Rasio impor bahan baku industri permesinan Persen 1,03 1,03 1,03 1,02 1,01 - - - - - IPAMP
dan alat mesin pertanian terhadap PDB sektor
industri permesinan dan alat mesin pertanian

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam 7,80 108,49 108,49 108,49 108,49

Tj Meningkatnya Peran Industri Logam dalam Perekonomian Nasional

1 Pertumbuhan PDB industri logam Persen 5,35 5,91 7,22 8,25 8,95 - - - - - IL

2 Kontribusi PDB industri logam terhadap PDB Persen 1,61 1,63 1,67 1,70 1,73 - - - - - IL
nasional

3 Jumlah tenaga kerja di sektor industri logam Ribu Orang 895,73 914,99 938,94 967,19 998,38 - - - - - IL
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

4 Nilai ekspor produk industri logam US$ Miliar 15,12 15,57 16,17 16,94 17,96 - - - - - IL

SK 1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Logam

1 Persentase tenaga kerja di sektor industri Persen 0,70 0,70 0,70 0,70 0,70 - - - - - IL
logam terhadap total pekerja

2 Produktivitas tenaga kerja sektor industri Rp Juta / 244,19 252,46 263,05 275,68 290,15 - - - - - IL
logam orang/tahun

3 Nilai realisasi investasi industri logam Rp. Triliun 41,96 54,21 71,47 96,32 132,32 - - - - - IL

SK 2 Meningkatnya Kemampuan Industri Logam

1 TKDN industri logam (rerata tertimbang) Persen 61,34 62,56 63,82 65,09 66,40 - - - - - IL

SK 3 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri Logam

1 Pertumbuhan ekspor produk industri logam Persen 3,65 2,95 3,89 4,74 6,04 - - - - - IL

2 Kontribusi ekspor produk industri logam Persen 8,44 8,23 8,04 7,80 7,57 - - - - - IL
terhadap total ekspor
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

3 Rasio impor bahan baku industri logam Persen 11,36 10,92 10,44 9,92 9,36 - - - - - IL
terhadap PDB sektor industri logam

Kegiatan Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika 37,55 60,40 60,40 60,40 60,40

Tj Meningkatnya Kualitas Pelayanan Sekretariat Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika

1 Tingkat kepuasan pegawai atas pelayanan Nilai 81 82 83 84 85 - - - - - Ses ILMATE


Sekretariat Direktorat Jenderal Industri
Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika

SK1 Tersedianya Regulasi Pembangunan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika yang Efektif

1 Efektifitas Regulasi Industri Logam, Mesin, Persen 72 74 76 78 80 - - - - - Ses ILMATE


Alat Transportasi dan Elektronika yang Efektif

SK2 Terwujudnya ASN Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika yang Profesional dan Berkepribadian

1 Indeks kompetensi, professional, dan Indeks 70 71 73 76 80 - - - - - Ses ILMATE


integritas pegawai Direktorat Jenderal
Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika

SK3 Terwujudnya Birokrasi Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika yang Efektif, Efisien, dan
Berorientasi Pada Layanan Prima

1 Indeks kepatuhan terhadap regulasi dalam Indeks 90 90,5 91 91,5 92 - - - - - Ses ILMATE
IKPA

2 Nilai Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Nilai 83 84 85 86 87 - - - - - Ses ILMATE


Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika

3 Nilai maturitas SPIP Direktorat Jenderal Nilai 3,26 3,265 3,27 3,275 3,28 - - - - - Ses ILMATE
Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika

4 Persentase nilai pengelolaan BMN terhadap Persen 76 77 78 79 80 - - - - - Ses ILMATE


total aset lancar Direktorat Jenderal Industri
Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika

5 Nilai kearsipan Direktorat Jenderal Industri Nilai 78 78 79 79 80 - - - - - Ses ILMATE


Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika

SK4 Tersusunnya Perencanaan Program, Pengelolaan Keuangan serta Pengendalian yang Berkualitas dan Akuntabel

1 Tingkat kesesuaian dokumen perencanaan Persen 95 96 96 96 96 - - - - - Ses ILMATE


Program Nilai Tambah dan Daya Saing
Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan
Elektronika dengan rencana program dan
kegiatan prioritas nasional
67
68

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

2 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Nilai 78 78,5 79 79,5 80 - - - - - Ses ILMATE
Pemerintah (SAKIP) Direktorat Jenderal
Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan
Elektronika

SK5 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Data dan Informasi Sektor Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika

1 Data dan informasi sesuai dengan kebutuhan Skala 3 3,1 3,12 3,15 3,18 - - - - - Ses ILMATE
pengambil keputusan di lingkungan
Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin,
Alat Transportasi dan Elektronika

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Hasil Hutan dan Perkebunan 5,43 110,40 190,40 130,40 130,40

Tj Meningkatnya Peran Industri Hasil Hutan dan Perkebunan dalam Perekonomian Nasional

1 Pertumbuhan PDB industri hasil hutan dan Persen 2,75 3,13 3,97 4,76 5,17 - - - - - IHHP
perkebunan

2 Kontribusi PDB industri hasil hutan dan Persen 1,39 1,35 1,32 1,28 1,25 - - - - - IHHP
perkebunan terhadap PDB nasional

3 Jumlah tenaga kerja di sektor industri hasil Juta Orang 3,30 3,41 3,55 3,72 3,91 - - - - - IHHP
hutan dan perkebunan

4 Nilai ekspor produk industri hasil hutan dan US$ Miliar 15,87 17,49 19,34 21,43 23,75 - - - - - IHHP
perkebunan

SK1 Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

1 Persentase tenaga kerja di sektor industri Persen 2,56 2,60 2,64 2,69 2,73 - - - - - IHHP
hasil hutan dan perkebunan terhadap total
pekerja
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

2 Produktivitas tenaga kerja sektor industri hasil Juta Rupiah/ 50,54 51,46 52,77 54,76 57,38 - - - - - IHHP
hutan dan perkebunan Orang/
Tahun

3 Nilai realisasi investasi industri hasil hutan dan Rp Trilyun 35,35 43,73 55,25 71,21 93,68 - - - - - IHHP
perkebunan

SK2 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di Sektor Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

1 Kontribusi ekspor produk industri hasil hutan Persen 1,67 1,68 1,69 1,70 1,71 - - - - - IHHP
dan perkebunan berteknologi tinggi

SK3 Meningkatnya Kemampuan Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Dalam Negeri

1 Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Persen 54,75 55,85 56,97 58,10 59,27 - - - - - IHHP
(rerata tertimbang)

2 Peningkatan jumlah produk hilir industri hasil Diversifikasi 2 2 2 2 2 - - - - - IHHP


hutan dan perkebunan Produk

SK4 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri Hasil Hutan dan Perkebunan

1 Pertumbuhan ekspor produk industri hasil Persen 9,61 10,23 10,60 10,79 10,82 - - - - - IHHP
hutan dan perkebunan
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

2 Kontribusi ekspor produk industri hasil hutan Persen 8,82 9,22 9,57 9,85 10,01 - - - - - IHHP
dan perkebunan terhadap total ekspor

3 Rasio impor bahan baku industri hasil hutan Persen 2,23 2,13 2,02 1,91 1,79 - - - - - IHHP
dan perkebunan terhadap PDB sektor industri
nonmigas

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan 6,89 179,50 105,10 143,70 138,30

Tj Meningkatnya Peran Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan dalam Perekonomian Nasional

1 Pertumbuhan PDB industri makanan, hasil Persen 7,22 7,49 8,37 9,44 9,95 - - - - - IMHLP
laut, dan perikanan

2 Kontribusi PDB industri makanan, hasil laut, Persen 6,42 6,69 7,02 7,34 7,68 - - - - - IMHLP
dan perikanan terhadap PDB nasional

3 Jumlah tenaga kerja di sektor industri Juta Orang 4,89 5,08 5,31 5,58 5,89 - - - - - IMHLP
makanan, hasil laut, dan perikanan

4 Nilai ekspor produk industri makanan, hasil US$ Miliar 32,93 35,73 38,93 42,53 46,52 - - - - - IMHLP
laut, dan perikanan

SK1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan

1 Persentase tenaga kerja di sektor industri Persen 3,80 3,87 3,95 4,03 4,11 - - - - - IMHLP
makanan, hasil laut, dan perikanan terhadap
total pekerja

2 Produktivitas tenaga kerja sektor industri Juta Rupiah/ 155,2 162,4 168,9 175,3 182,2 - - - - - IMHLP
makanan, hasil laut, dan perikanan Orang/
Tahun

3 Nilai realisasi investasi industri makanan, hasil Rp Trilyun 41,79 55,51 75,23 104,20 147,02 - - - - - IMHLP
laut, dan perikanan

SK2 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di Sektor Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan

1 Jumlah perusahaan dengan nilai Indonesia Perusahaan 5 6 7 8 10 - - - - - IMHLP


Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) ≥ 3.0
di sektor industri makanan, hasil laut, dan
perikanan

SK3 Meningkatnya Kemampuan Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan Dalam Negeri

1 Peningkatan jumlah produk hilir industri Diversifikasi 1 1 1 1 1 - - - - - IMHLP


makanan, hasil laut, dan perikanan Produk

SK4 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan

1 Pertumbuhan ekspor produk industri Persen 7,85 8,49 8,95 9,24 9,40 - - - - - IMHLP
makanan, hasil laut, dan perikanan

2 Kontribusi ekspor produk industri makanan, Persen 18,31 18,84 19,27 19,54 19,62 - - - - - IMHLP
hasil laut, dan perikanan terhadap total ekspor

3 Rasio impor bahan baku industri makanan, Persen 3,15 3,18 3,20 3,21 3,20 - - - - - IMHLP
69

hasil laut, dan perikanan terhadap PDB sektor


industri nonmigas
70

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar 7,35 83,00 78,40 93,80 94,20

Tj Meningkatnya Peran Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar dalam Perekonomian Nasional

1 Pertumbuhan PDB industri minuman, hasil Persen 3,29 3,75 4,62 5,40 5,77 - - - - - Mintemgar
tembakau, dan bahan penyegar

2 Kontribusi PDB industri minuman, hasil Persen 1,18 1,17 1,17 1,16 1,16 - - - - - Mintemgar
tembakau, dan bahan penyegar terhadap
PDB nasional

3 Jumlah tenaga kerja di sektor industri Juta Orang 0,83 0,86 0,89 0,92 0,96 - - - - - Mintemgar
minuman, hasil tembakau, dan bahan
penyegar

4 Nilai ekspor produk industri minuman, hasil US$ Miliar 3,56 3,83 4,15 4,50 4,89 - - - - - Mintemgar
tembakau, dan bahan penyegar

SK1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar

1 Persentase tenaga kerja di sektor industri Persen 0,65 0,65 0,66 0,67 0,67 - - - - - Mintemgar
minuman, hasil tembakau, dan bahan
penyegar terhadap total pekerja

2 Produktivitas tenaga kerja sektor industri Juta Rupiah/ 145,67 148,33 152,09 157,85 165,38 - - - - - Mintemgar
minuman, hasil tembakau, dan bahan Orang/
penyegar Tahun

3 Nilai realisasi investasi industri minuman, hasil Rp Trilyun 13,59 17,18 22,15 29,14 39,16 - - - - - Mintemgar
tembakau, dan bahan penyegar

SK2 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di Sektor Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

1 Jumlah perusahaan dengan nilai Indonesia Perusahaan 6 7 8 10 11 - - - - - Mintemgar


Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) ≥ 3.0
di sektor industri minuman, hasil tembakau,
dan bahan penyegar

SK3 Meningkatnya Kemampuan Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Dalam Negeri

1 Peningkatan jumlah produk hilir industri Diversifikasi - 1 1 1 1 - - - - - Mintemgar


minuman, hasil tembakau, dan bahan Produk
penyegar

SK4 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar

1 Pertumbuhan ekspor produk industri Persen 7,07 7,70 8,17 8,50 8,70 - - - - - Mintemgar
minuman, hasil tembakau, dan bahan
penyegar

2 Kontribusi ekspor produk industri minuman, Persen 1,98 2,02 2,05 2,07 2,06 - - - - - Mintemgar
hasil tembakau, dan bahan penyegar
terhadap total ekspor

3 Rasio impor bahan baku industri minuman, Persen 0,43 0,43 0,43 0,42 0,41 - - - - - Mintemgar
hasil tembakau, dan bahan penyegar
terhadap PDB sektor industri nonmigas
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

Kegiatan Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Berbasis Agro 34,43 77,10 76,10 82,10 87,10

Tj Meningkatnya Kualitas Pelayanan Sekretariat Direktorat Jenderal Industri Agro

1 Tingkat kepuasan pegawai Direktorat Persen 81 82 83 84 85 Ses Ditjen IA


Jenderal Industri Agro atas pelayanan
Sekretariat Direktorat Jenderal Industri Agro

SK1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Agro

1 Peningkatan pemenuhan kebutuhan bahan Komoditi - 1 1 1 1 - - - - - Ses Ditjen IA


baku industri agro

SK2 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri Agro

1 Persentase perusahaan yang melakukan Persen 5 5 5 5 5 - - - - - Ses Ditjen IA


tindaklanjut peningkatan ekspor

SK3 Terwujudnya ASN Direktorat Jenderal Industri Agro yang Profesional dan Berkepribadian

1 Indeks kompetensi, professional, dan Indeks 70 71 73 76 80 - - - - - Ses Ditjen IA


integritas pegawai Direktorat Jenderal
Industri Agro

SK4 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Data dan Informasi Sektor Industri Agro

1 Permintaan data dan informasi stakeholder Persen 71 72 73 74 75 - - - - - Ses Ditjen IA


yang dapat dipenuhi

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki 9,32 141,00 141,00 141,00 141,00

Tj Meningkatnya Peran Industri Tekstil, Kulit,dan Alas Kaki dalam Perekonomian Nasional

1 Pertumbuhan PDB industri tekstil, kulit, dan Persen 4,40 4,88 5,89 6,76 7,31 - - - - - ITKAK
alas kaki

2 Kontribusi PDB industri tekstil, kulit, dan alas Persen 1,40 1,38 1,37 1,36 1,36 - - - - - ITKAK
kaki terhadap PDB nasional

3 Jumlah tenaga kerja di sektor industri tekstil, Juta Orang 4,90 5,03 5,19 5,38 5,60 - - - - - ITKAK
kulit, dan alas kaki

4 Nilai ekspor produk industri tekstil, kulit, dan US$ Miliar 19,07 20,08 21,36 23,10 25,35 - - - - - ITKAK
alas kaki

SK 1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki

1 Persentase tenaga kerja di sektor industri Persen 3,81 3,84 3,86 3,88 3,90 - - - - - ITKAK
tekstil, kulit, dan alas kaki terhadap total
pekerja

2 Produktivitas tenaga kerja sektor industri Rp Juta / 34,58 35,21 36,02 36,98 38,05 - - - - - ITKAK
tekstil, kulit, dan alas kaki orang/tahun

3 Nilai realisasi investasi industri tekstil, kulit, Rp. Triliun 16,84 21,20 27,27 35,82 48,01 - - - - - ITKAK
dan alas kaki
71
72

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

SK 2 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di Sektor Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki

1 Perusahaan dengan nilai Indonesia Industry


4.0 Readiness Index (INDI 4.0) ≥ 3.0 di sektor
Perusahaan 3,00 4,00 4,00 5,00 5,00
- - - - - ITKAK

industri tekstil, kulit, dan alas kaki

SK3 Meningkatnya Kemampuan Industri Tekstil, Kulit,dan Alas Kaki Dalam Negeri

1 Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Persen 62,1 63,4 64,6 65,9 67,2 - - - - - ITKAK
(rerata tertimbang)

SK4 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki

1 Pertumbuhan ekspor produk industri tekstil, Persen 5,56 5,32 6,38 8,12 9,74 - - - - - ITKAK
kulit, dan alas kaki

2 Kontribusi ekspor produk industri tekstil, kulit, Persen 10,64 10,62 10,61 10,64 10,68 - - - - - ITKAK
dan alas kaki terhadap total ekspor

3 Rasio impor bahan baku industri tekstil, kulit, Persen 4,27 4,20 4,13 4,04 3,94 - - - - - ITKAK
dan alas kaki terhadap PDB sektor industri
nonmigas

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia Hilir dan Farmasi 7,23 102,47 102,47 102,47 102,47

Tj Meningkatnya Peran Industri Kimia Hilir dan Farmasi dalam Perekonomian Nasional

1 Pertumbuhan PDB industri kimia hilir dan Persen 4,45 4,86 5,68 6,63 7,12 - - - - - IKHF
farmasi

2 Kontribusi PDB industri kimia hilir dan farmasi Persen 1,08 1,08 1,08 1,08 1,08 - - - - - IKHF
terhadap PDB nasional
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

3 Jumlah tenaga kerja di sektor industri kimia Juta Orang 0,75 0,78 0,81 0,85 0,90 - - - - - IKHF
hilir dan farmasi

4 Nilai ekspor produk industri kimia hilir dan US$ Miliar 6,99 7,48 8,14 8,94 9,99 - - - - - IKHF
farmasi

SK 1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Kimia Hilir dan Farmasi

1 Persentase tenaga kerja di sektor industri Persen 3,90 3,96 4,04 4,12 4,21 - - - - - IKHF
kimia hilir dan farmasi terhadap total pekerja

2 Produktivitas tenaga kerja sektor industri Rp Juta / 195,46 196,85 198,59 200,92 203,48 - - - - - IKHF
kimia hilir dan farmasi orang/tahun

3 Nilai realisasi investasi industri kimia hilir dan Rp. Triliun 16,46 20,88 27,03 35,81 48,41 - - - - - IKHF
farmasi

SK 2 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di Sektor Industri Kimia Hilir dan Farmasi

1 Jumlah perusahaan dengan nilai Indonesia Perusahaan 3,00 3,00 4,00 5,00 6,00 - - - - - IKHF
Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) ≥ 3.0
di sektor industri kimia hilir dan farmasi
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

2 Kontribusi ekspor produk industri kimia hilir


dan farmasi berteknologi tinggi
Persen 1,48 1,49 1,50 1,51 1,52
- - - - - IKHF

SK3 Meningkatnya Kemampuan Industri Kimia Hilir dan Farmasi Dalam Negeri

1 Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 53 54 55,1 56,2 57,4 - - - - - IKHF


(rerata tertimbang)

SK4 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri Kimia Hilir dan Farmasi

1 Pertumbuhan ekspor produk industri kimia Persen 7,71 6,96 8,75 9,95 11,72 - - - - - IKHF
hilir dan farmasi

2 Kontribusi ekspor produk industri kimia hilir Persen 3,90 3,96 4,04 4,12 4,21 - - - - - IKHF
dan farmasi terhadap total ekspor

3 Rasio impor bahan baku industri kimia hilir Persen 2,07 2,06 2,04 2,02 1,99 - - - - - IKHF
dan farmasi terhadap PDB sektor industri
nonmigas

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia Hulu 7,58 111,00 111,00 111,00 111,00

Tj Meningkatnya Peran Industri Kimia Hulu dalam Perekonomian Nasional

1 Pertumbuhan PDB industri kimia hulu Persen 5,33 6,70 7,90 8,46 9,03 - - - - - IKHu

2 Kontribusi PDB industri kimia hulu terhadap Persen 1,08 1,09 1,10 1,11 1,12 - - - - - IKHu
PDB nasional

3 Jumlah tenaga kerja di sektor industri kimia Juta Orang 0,46 0,48 0,50 0,53 0,56 - - - - - IKHu
hulu

4 Nilai ekspor produk industri kimia hulu US$ Miliar 7,05 7,33 7,65 7,95 8,28 - - - - - IKHu

SK 1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Kimia Hulu

1 Persentase tenaga kerja di sektor industri Persen 0,36 0,36 0,37 0,38 0,39 - - - - - IKHu
kimia hulu terhadap total pekerja

2 Produktivitas tenaga kerja sektor industri Rp Juta / 275,24 280,90 288,08 295,04 302,61 - - - - - IKHu
kimia hulu orang/tahun

3 Nilai realisasi investasi industri kimia hulu Rp. Triliun 31,85 40,72 53,12 70,85 96,34 - - - - - IKHu

SK 2 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di sektor Industri Kimia Hulu

1 Jumlah perusahaan dengan nilai Indonesia Perusahaan 3,00 3,00 4,00 4,00 5,00 - - - - - IKHu
Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) ≥ 3.0
di sektor industri kimia hulu

2 Kontribusi ekspor produk industri kimia hulu Persen 3,45 3,47 3,49 3,51 3,53 - - - - - IKHu
berteknologi tinggi

SK3 Meningkatnya Kemampuan Industri Kimia Hulu Dalam Negeri

1 Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Persen 39,90 40,70 41,50 42,40 43,20 - - - - - IKHu
(rerata tertimbang)
73
74

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

SK4 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri Kimia Hulu

1 Pertumbuhan ekspor produk Industri kimia Persen 10,26 3,87 4,43 3,88 4,20 - - - - - IKHu
hulu

2 Kontribusi ekspor produk industri kimia hulu Persen 3,94 3,87 3,80 3,66 3,49 - - - - - IKHu
terhadap total ekspor

3 Rasio impor bahan baku Industri Kimia Hulu Persen 13,06 12,76 12,42 12,04 11,62 - - - - - IKHu
terhadap PDB sektor industri nonmigas

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam 4,82 64,20 64,20 64,20 64,20

Tj Meningkatnya peran Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam dalam perekonomian nasional

1 Pertumbuhan PDB industri semen, keramik, Persen 3,87 4,21 4,99 5,90 6,37 - - - - - ISKPBGNL
dan pengolahan bahan galian nonlogam

2 Kontribusi PDB industri semen, keramik, dan Persen 0,59 0,57 0,56 0,54 0,53 - - - - - ISKPBGNL
pengolahan bahan galian nonlogam terhadap
PDB nasional

3 Jumlah tenaga kerja di sektor industri semen, Juta Orang 1,27 1,28 1,31 1,33 1,36 - - - - - ISKPBGNL
keramik, dan pengolahan bahan galian
nonlogam

4 Nilai ekspor produk industri semen, keramik, US$ Miliar 1,02 1,08 1,14 1,20 1,28 - - - - - ISKPBGNL
dan pengolahan bahan galian nonlogam

SK 1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam

1 Persentase tenaga kerja di sektor industri Persen 0,99 0,98 0,97 0,96 0,95 - - - - - ISKPBGNL
semen, keramik, dan pengolahan bahan
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

galian nonlogam terhadap total pekerja

2 Produktivitas tenaga kerja sektor industri Rp Juta / 60,65 62,18 63,98 66,25 68,84 - - - - - ISKPBGNL
semen, keramik dan pengolahan bahan galian orang/tahun
nonlogam

3 Nilai realisasi investasi industri semen, Rp. Triliun 19,50 24,05 30,23 38,84 50,87 - - - - - ISKPBGNL
keramik, dan pengolahan bahan galian
nonlogam

SK 2 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di sektor Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam

1 Jumlah perusahaan dengan nilai Indonesia Perusahaan 2,00 3,00 3,00 4,00 5,00 - - - - - ISKPBGNL
Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) ≥
3.0 di sektor Industri Semen, Keramik dan
Pengolahan Bahan Galian Nonlogam

SK3 Meningkatnya Kemampuan Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam Dalam Negeri

1 Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Persen 37,9 38,7 39,4 40,2 41,0 - - - - - ISKPBGNL
(rerata tertimbang)
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

SK4 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam

1 Pertumbuhan ekspor produk industri semen, Persen 3,88 5,00 5,83 5,81 6,42 - - - - - ISKPBGNL
keramik dan pengolahan bahan galian
nonlogam

2 Kontribusi ekspor produk industri semen, Persen 0,57 0,57 0,57 0,55 0,54 - - - - - ISKPBGNL
keramik, dan pengolahan bahan galian
nonlogam terhadap total ekspor

3 Rasio impor bahan baku industri semen, Persen 0,91 0,92 0,92 0,93 0,93 - - - - - ISKPBGNL
keramik, dan pengolahan bahan galian
nonlogam terhadap PDB sektor industri
nonmigas

Kegiatan Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil 37,34 66,33 66,33 66,33 66,33

Tj Meningkatnya Kualitas Pelayanan Sekretariat Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil

1 Tingkat kepuasan pegawai atas pelayanan Nilai 81,00 82,00 83,00 84,00 85,00 - - - - - Ses Ditjen IKFT
Sekretariat Direktorat Jenderal Industri Kimia,
Farmasi, dan Tekstil

SK1 Tersedianya Regulasi Pembangunan Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil yang Efektif

1 Efektifitas Regulasi Industri Kimia, Farmasi, Persen 72 74 76 78 80 - - - - - Ses Ditjen IKFT


dan Tekstil yang Efektif

SK2 Terwujudnya ASN Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil yang Profesional dan Berkepribadian

1 Indeks kompetensi, professional, dan Indeks 70,00 71,00 73,00 76,00 80,00 - - - - - Ses Ditjen IKFT
integritas pegawai Direktorat Jenderal
Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil

SK3 Terwujudnya Birokrasi Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan
Prima

1 Indeks kepatuhan terhadap regulasi dalam Indeks 90,00 90,50 91,00 91,50 92,00 - - - - - Ses Ditjen IKFT
IKPA

2 Nilai laporan keuangan Direktorat Jenderal Nilai 83,00 84,00 85,00 86,00 87,00 - - - - - Ses Ditjen IKFT
Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil

3 Nilai maturitas SPIP direktorat Jenderal Nilai 3,26 3,27 3,27 3,28 3,28 - - - - - Ses Ditjen IKFT
Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil

4 Persentase nilai pengelolaan BMN terhadap Persen 76,00 77,00 78,00 79,00 80,00 - - - - - Ses Ditjen IKFT
total aset lancar Direktorat Jenderal Industri
Kimia, Farmasi, dan Tekstil

5 Nilai kearsipan Direktorat Jenderal Industri Nilai 76,00 77,00 78,00 79,00 80,00 - - - - - Ses Ditjen IKFT
Kimia, Farmasi, dan Tekstil

SK4 Tersusunnya Perencanaan Program, Pengelolaan Keuangan, serta Pengendalian yang Berkualitas dan Akuntabel

1 Tingkat kesesuaian dokumen perencanaan Persen 95,00 96,00 96,00 96,00 96,00 - - - - - Ses Ditjen IKFT
dengan rencana program dan kegiatan
75

prioritas nasional
76

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

2 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Nilai 77,00 78,00 79,00 80,00 81,00 - - - - - Ses Ditjen IKFT
Pemerintah (SAKIP) Kementerian Perindustrian

SK5 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Data dan Informasi Sektor Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil

1 Data dan informasi sesuai dengan kebutuhan Skala 3 3,1 3,12 3,15 3,18 - - - - - Ses Ditjen IKFT
pengambil keputusan di lingkungan Direktorat
Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Pangan, Barang dari Kayu, dan Furnitur 47,10 92,00 108,00 111,00 109,00

Tj Meningkatnya Peran Industri Kecil dan Menengah Pangan, Barang dari Kayu, dan Furnitur

1 Laju pertumbuhan PDB industri kecil dan Persen 7,2-7,6 7,5-7,9 7,7-8,0 7,9-8,3 8,2-8,6 - - - - - PBKF
menengah pangan, barang dari kayu, dan
furnitur

2 Penyerapan tenaga kerja industri kecil dan Juta orang 6,2-6,5 6,4-6,7 6,5-6,8 6,7-6,8 6,9-7,2 - - - - - PBKF
menengah pangan, barang dari kayu, dan
furnitur

SK 1 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di Sektor Industri Kecil dan Menengah Pangan, Barang dari Kayu, dan Furnitur

1 Terlaksananya pembinaan IKM pangan, IKM 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 - - - - - PBKF
barang dari kayu, dan furnitur dalam
penggunaan e – business (e-smart IKM) baik
melalui workshop, pendampingan, maupun
pembinaan lainnya

SK2 Meningkatnya Kemampuan Industri Kecil dan Menengah Pangan, Barang dari Kayu, dan Furnitur Dalam Negeri

1 Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Persen 37,70 38,46 39,23 40,01 40,81 - - - - - PBKF
industri aneka (rerata tertimbang)
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

SK3 Penguatan Kewirausahaan dan Industri Kecil dan Menengah Pangan, Barang dari Kayu, dan Furnitur

1 Proporsi nilai tambah IKM pangan, barang dari Persen 18,50 18,80 19,20 19,60 20,00 - - - - - PBKF
kayu, dan furnitur terhadap total nilai tambah
industri pengolahan nonmigas

2 Wirausaha baru industri kecil pangan, barang WUB 1.400 2.800 4.200 5.600 7.000 - - - - - PBKF
dari kayu, dan furnitur yang tumbuh (Kumulatif)

3 IKM pangan, barang dari kayu, dan furnitur IKM 10 20 40 65 80 - - - - - PBKF


yang melakukan kemitraan dengan industri (Kumulatif)
besar sedang dan sektor ekonomi lainnya

4 Proporsi nilai penyaluran pinjaman perbankan Persen 2,4 2,75 3,35 4,05 5 - - - - - PBKF
kepada IKM pangan, barang dari kayu, dan
furnitur

SK4 Meningkatnya Persebaran Industri Kecil dan Menengah Pangan, Barang dari Kayu, dan Furnitur

1 Sentra industri kecil dan menengah pangan, Sentra IKM 1 2 2 2 3 - - - - - PBKF


barang dari kayu, dan furnitur di luar Jawa
yang beroperasi
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

2 Jumlah sentra industri kecil dan menengah Sentra IKM 37 37 39 39 39 - - - - - PBKF


pangan, barang dari kayu, dan furnitur yang
direvitalisasi

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, Kerajinan, dan Industri Aneka 48,36 100,00 115,00 119,00 118,00

Tj Meningkatnya Peran Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, Kerajinan, dan Industri Aneka

1 Pertumbuhan industri aneka Persen 0,69 0,72 0,95 1,23 1,71 - - - - - KSKIA

2 Kontribusi industri aneka terhadap PDB Persen 0,11 0,12 0,13 0,14 0,15 - - - - - KSKIA

3 Jumlah tenaga kerja di sektor industri aneka Ribu Orang 747,43 782,21 819,58 860,16 903,61 - - - - - KSKIA

4 Nilai ekspor produk industri aneka US$ Juta 8.801 9.197 9.743 10.431 11.263 - - - - - KSKIA

5 Laju pertumbuhan PDB industri kecil dan Persen 4,7-5,0 5,1-5,5 5,5-5,8 5,9-6,3 6,2-6,6 - - - - - KSKIA
menengah kimia, sandang, dan kerajinan

6 Penyerapan tenaga kerja industri kecil dan Juta orang 3,4-3,5 3,4-3,5 3,5-3,6 3,6-3,7 3,7-3,8 - - - - - KSKIA
menengah kimia, sandang, dan kerajinan

SK1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Aneka

1 Persentase tenaga kerja di sektor industri Persen 0,58 0,60 0,61 0,63 0,65 - - - - - KSKIA
aneka terhadap total pekerja

2 Produktivitas tenaga kerja sektor industri Rp Juta / 20,02 20,39 20,90 21,70 22,76 - - - - - KSKIA
aneka orang/tahun

3 Nilai investasi sektor industri aneka Rp. Triliun 1,80 2,10 2,45 2,85 3,31 - - - - - KSKIA

SK2 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di Sektor Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, Kerajinan, dan Industri Aneka

1 Terlaksananya pembinaan IKM kimia, IKM 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 - - - - - KSKIA
sandang, kerajinan, dan industri aneka dalam
penggunaan e – business (e-smart IKM) baik
melalui workshop, pendampingan, maupun
pembinaan lainnya

2 Kontribusi ekspor produk industri Aneka Persen 0,15 0,16 0,17 0,18 0,19 - - - - - ITKAK
berteknologi tinggi

SK3 Meningkatnya Kemampuan Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, Kerajinan, dan Industri Aneka Dalam Negeri

1 Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Persen 37,70 38,46 39,23 40,01 40,81 - - - - - KSKIA
industri aneka (rerata tertimbang)

SK4 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri Aneka

1 Pertumbuhan ekspor industri aneka Persen 3,47 4,51 5,93 7,07 7,97 - - - - - KSKIA

2 Kontribusi ekspor produk industri aneka Persen 4,74 4,65 4,55 4,42 4,29 - - - - - KSKIA
terhadap total ekspor

3 Rasio impor bahan baku sektor industri aneka Persen 0,36 0,35 0,34 0,33 0,32 - - - - - KSKIA
terhadap PDB sektor industri nonmigas
77
78

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

SK5 Penguatan Kewirausahaan dan Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, dan Kerajinan

1 Proporsi nilai tambah IKM kimia, sandang, dan Persen 18,50 18,80 19,20 19,60 20 - - - - - KSKIA
kerajinan terhadap total nilai tambah industri
pengolahan nonmigas

2 Wirausaha baru industri kecil kimia, sandang, WUB 1.400 2.800 4.200 5.600 7.000 - - - - - KSKIA
dan kerajinan yang tumbuh (Kumulatif)

3 IKM kimia, sandang, dan kerajinan yang IKM 20 60 90 120 160 - - - - - KSKIA
melakukan kemitraan dengan industri besar (Kumulatif)
sedang dan sektor ekonomi lainnya

4 Proporsi nilai penyaluran pinjaman perbankan Persen 2,4 2,75 3,35 4,05 5 - - - - - KSKIA
kepada IKM kimia, sandang, dan kerajinan

SK6 Meningkatnya Persebaran Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, Kerajinan, dan Industri Aneka

1 Sentra industri kecil dan menengah kimia, Sentra IKM 1 2 2 2 3 - - - - - KSKIA


sandang, dan kerajinan di luar Jawa yang
beroperasi

2 Jumlah sentra IKM kimia, sandang, dan Sentra IKM 35 35 37 37 37 - - - - - KSKIA


kerajinan yang direvitalisasi

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut 46,17 90,00 105,00 109,00 107,00

Tj Meningkatnya Peran Industri Kecil dan Menengah Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut

1 Laju pertumbuhan PDB industri kecil dan Persen 3,9-4,3 4,5-4,9 4,8-5,2 5,3-5,7 5,7-6,0 - - - - - LMEA
menengah logam, mesin, elektronika, dan alat
angkut
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

2 Penyerapan tenaga kerja industri kecil dan Juta orang 0,70-0,79 0,75-0,84 0,80-0,89 0,85-0,94 0,94-1,0 - - - - - LMEA
menengah logam, mesin, elektronika, dan alat
angkut

SK1 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di Sektor Industri Kecil dan Menengah Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut

1 Tumbuhnya startup IKM logam, mesin, IKM 20 60 100 160 260 - - - - - LMEA
elektronika, dan alat angkut berbasis (kumulatif)
teknologi

2 Terlaksananya pembinaan IKM logam, IKM 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 - - - - - LMEA
mesin, elektronika, dan alat angkut dalam
penggunaan e – business (e-smart IKM) baik
melalui workshop, pendampingan, maupun
pembinaan lainnya

SK2 Meningkatnya Kemampuan Industri Kecil dan Menengah Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut Dalam Negeri

1 Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Persen 37,70 38,46 39,23 40,01 40,81 - - - - - LMEA
industri aneka (rerata tertimbang)
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

SK3 Penguatan Kewirausahaan dan Industri Kecil dan Menengah Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat angkut

1 Proporsi nilai tambah IKM logam, mesin, Persen 18,5 18,8 19,2 19,6 20 - - - - - LMEA
elektronika, dan alat angkut terhadap total
nilai tambah industri pengolahan nonmigas

2 Wirausaha baru industri kecil logam, mesin, WUB 1.200 2.400 3.600 4.800 6.000 - - - - - LMEA
elektronika, dan alat angkut yang tumbuh (Kumulatif)

3 IKM logam, mesin, elektronika, dan alat IKM 20 40 60 80 100 - - - - - LMEA


angkut yang melakukan kemitraan dengan (Kumulatif)
industri besar sedang dan sektor ekonomi
lainnya

4 Proporsi nilai penyaluran pinjaman perbankan Persen 2,40 2,75 3,35 4,05 5 - - - - - LMEA
kepada IKM logam, mesin, elektronika, dan
alat angkut

SK4 Meningkatnya Persebaran Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut

1 Sentra industri kecil dan menengah logam, Sentra IKM 1 2 2 2 3 - - - - - LMEA


mesin, elektronika, dan alat angkut di luar
Jawa yang beroperasi

2 Jumlah sentra IKM logam, mesin, elektronika, Sentra IKM 22 24 26 29 32 - - - - - LMEA


dan alat angkut yang direvitalisasi

Kegiatan Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil, Menengah, dan Aneka 145,22 273,00 227,00 216,00 221,00

Tj Meningkatnya Kualitas Pelayanan Sekretariat Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka

1 Tingkat kepuasan pegawai atas pelayanan Nilai 81,00 82,00 83,00 84,00 85,00 - - - - - Set Ditjen IKMA
Sekretariat Direktorat Jenderal Industri Kecil,
Menengah, dan Aneka

SK1 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di Sektor Industri Kecil Menengah, dan Aneka

1 Terlaksananya IKM dalam penggunaan IKM 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 - - - - - Set Ditjen IKMA
e-business (e-smart IKM) melalui workshop,
pendampingan, maupun pembinaan lainnya

2 Terbentuknya platform pusat bantuan IKM Unit 1 1 1 1 1 - - - - - Set Ditjen IKMA


(service center)

SK2 Penguatan Kewirausahaan dan Industri Kecil dan Menengah (IKM)

1 Proporsi nilai tambah IKM terhadap total nilai Persen 18,5 18,8 19,2 19,6 20 - - - - - Set Ditjen IKMA
tambah industri pengolahan nonmigas (Pusat, BPIPI,
Dekonsentrasi
IKM)

SK3 Berkembangnya Ekosistem Bisnis yang Kondusif dan Mendukung Pemberdayaan IKM

1 Jumlah regulasi/ peraturan Regulasi 1 1 1 1 1 - - - - - Set Ditjen IKMA

2 Jumlah usulan insentif dan disinsentif bagi Dokumen 1 1 1 1 1 - - - - - Set Ditjen IKMA
IKMA
79
80

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

3 Alternatif skema pembiayaan khusus IKM Skema 1 1 1 1 1 - - - - - Set Ditjen IKMA

4 Jumlah IKM yang dilayani di klinik HKI dan IKM 200 250 300 300 300 - - - - - Set Ditjen IKMA
kemasan

SK4 Meningkatkan Kerjasama dengan Lembaga Pendidikan, Lembaga Litbang, Lembaga Pembiayaan, Asosiasi Industri, Asosiasi Profesi dan lainnya serta Penguatan Kelembagaan

1 Jumlah kerjasama yang dilakukan dan tindak Kerjasama 3 3 4 4 4 - - - - - Set Ditjen IKMA
lanjut

2 Penyediaan dan pemberdayaan tenaga Penyuluh 240 240 240 240 240 - - - - - Set Ditjen IKMA
penyuluh (TPL, penyuluh)

SK5 Terwujudnya ASN Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka yang Profesional dan Berkepribadian

1 Indeks kompetensi, professional, dan Indeks 70,00 71,00 73,00 76,00 80,00 - - - - - Set Ditjen IKMA
integritas pegawai Direktorat Jenderal
Industri Kecil, Menengah, dan Aneka

SK6 Terwujudnya Birokrasi Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima

1 Indeks kepatuhan terhadap regulasi dalam Indeks 90,00 90,50 91,00 91,50 92,00 - - - - - Set Ditjen IKMA
IKPA

2 Nilai Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Nilai 83,00 84,00 85,00 86,00 87,00 - - - - - Set Ditjen IKMA
Industri Kecil, Menengah, dan Aneka

3 Nilai maturitas SPIP Direktorat Jenderal Nilai 3,26 3,27 3,27 3,28 3,28 - - - - - Set Ditjen IKMA
Industri Kecil, Menengah, dan Aneka

4 Persentase nilai pengelolaan BMN terhadap Persen 76,00 77,00 78,00 79,00 80,00 - - - - - Set Ditjen IKMA
total aset lancar Direktorat Jenderal Industri
Kecil, Menengah, dan Aneka
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

5 Nilai kearsipan Direktorat Jenderal Industri Nilai 76,00 77,00 78,00 79,00 80,00 - - - - - Set Ditjen IKMA
Kecil, Menengah, dan Aneka

SK7 Tersusunnya Perencanaan Program, Pengelolaan Keuangan, serta Pengendalian yang Berkualitas dan Akuntabel

1 Tingkat kesesuaian dokumen perencanaan Persen 95,00 96,00 96,00 96,00 96,00 - - - - - Set Ditjen IKMA
dengan rencana program dan kegiatan
prioritas nasional

2 Nilai SAKIP Direktorat Jenderal Industri Kecil, Nilai 77,00 78,00 79,00 80,00 81,00 - - - - - Set Ditjen IKMA
Menengah, dan Aneka

Kegiatan Peningkatan Ketahanan dan Iklim Usaha Industri 5,92 14,00 16,50 18,50 21,50

SK1 Fasilitasi dan Pendampingan Industri

1 Rekomendasi kebijakan teknis dalam Rekomen- 9 10 10 11 12 - - - - - KIUI


meningkatkan ketahanan dan iklim usaha dasi
industri
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

2 Industri Dalam Negeri (IDN) yang IDN 12 12 13 14 15 - - - - - KIUI


mendapatkan fasilitasi dan pendampingan
peningkatan daya tahan industri

3 Rekomendasi penyelesaian hambatan ekspor NTB - 2 2 2 2 - - - - - KIUI

4 Kebijakan yang diharmonisasikan Kebijakan - 2 3 3 4 - - - - - KIUI

Kegiatan Pengembangan Akses Sumber Daya Industri Internasional 38,04 25,10 29,40 33,90 36,50

SK1 Pemasaran Global

1 Kesepakatan industri dalam jaringan produksi Kesepaka- 10 2 2 2 2 - - - - - ASDIPI


global tan

2 Industri yang difasilitasi kemitraan jaringan Perusahaan - 10 10 10 10 - - - - - ASDIPI


produksi global

3 Peningkatan kemampuan ekspor industri Perusahaan - 500 500 500 500 - - - - - ASDIPI

SK2 Investasi Perusahaan Multinasional

1 Peningkatan peluang investasi sektor industri LoI 3 3 4 5 5 - - - - - ASDIPI

2 Layanan pendampingan investasi perusahaan Investor 2 3 3 4 5 - - - - - ASDIPI


multinasional

SK3 Kebutuhan Sumber Daya Industri yang Terfasilitasi

1 Fasilitasi dan penjajagan kerjasama SDI Negara 2 4 4 5 5 - - - - - ASDIPI


dengan negara mitra mitra

2 Pemanfaatan SDI luar negeri oleh industri SDI - 2 3 4 4 - - - - - ASDIPI

Kegiatan Pengembangan Akses Industri Internasional 4,69 11,50 14,00 16,00 17,00

SK1 Ekspansi Produk dan Jasa Industri di Luar Negeri

1 Utilisasi tarif preferensi FTA/PTA/EPA Persen 30 35 40 45 50 - - - - - AII

2 Rekomendasi inisiasi FTA/PTA Rekomen- 1 1 1 1 1 - - - - - AII


dasi

Kegiatan Pengembangan Wilayah Industri 6,5 54,0 35,0 35,2 35,5

SK1 Penyebaran Industri di Luar Jawa

1 Kawasan Industri (KI) prioritas di luar pulau KI 11 13 15 16 17 - - - - - PI


Jawa yang beroperasi dan meningkatkan
investasi

2 KI yang dikembangkan KI 18 22 26 30 33 - - - - - PI

3 KI dengan zona tematik yang beroperasi KI 2 2 3 3 3 - - - - - PI

4 Persentase nilai tambah yang diciptakan di Persen 29,9 30,7 31,5 32,3 33,1 - - - - - PI
luar pulau Jawa
81

5 Database Kawasan Industri Persen 0 30 50 70 80 - - - - - PI


82

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

6 Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) WPPI 3 3 3 3 3 - - - - - PI


yang dikembangkan

7 Kawasan Peruntukan Industri (KPI) yang KPI 3 10 10 10 10 - - - - - PI


dikembangkan

SK2 Tersedianya NSPK Pengembangan Wilayah Industri

1 Regulasi pengembangan wilayah industri Kebijakan 2 2 2 2 2 - - - - - PI

Kegiatan Penyusunan dan Evaluasi Program Peningkatan Ketahanan, Pengembangan Perwilayahan Industri serta pengembangan Akses Industri
46,82 67,40 87,10 87,40 89,50
Internasional

SK1 Akuntabilitas Manajemen Organisasi

1 Nilai SAKIP Ditjen KPAII Nilai 80 81 82 83 85 - - - - - Set Ditjen KPAII

SK2 Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular

1 Kerjasama selatan-selatan dan triangular Kerjasama 1 2 3 3 3 - - - - - Set Ditjen KPAII

SK3 Industrial intelligence dan peluang kerja sama industri di luar negeri

1 Rekomendasi industrial & market intelligent Rekomen- 6 8 10 10 12 - - - - - Set Ditjen KPAII


dasi

SK4 Informasi akses industri global

1 Helpdesk industri akses global Modul - 1 6 8 10 - - - - - Set Ditjen KPAII

Program Riset dan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 568 1.298 1.288 1.279 1.270

Tj Meningkatnya Kontribusi Inovasi dalam rangka Mendukung Pertumbuhan PDB Industri Pengolahan Nonmigas
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

1 Efisiensi perusahaan industri yang Persen 5 6 7 8 10 - - - - - Puslitbang IA,


memanfaatkan hasil riset/inovasi Puslitbang
IKFTLMATE,
Balai Besar,
Baristand,
BPPSI

SP1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Pengolahan Nonmigas

1 Persentase hasil riset lima tahun terakhir yang Persen 15 17 20 25 30 - - - - - Balai Besar,
telah dimanfaatkan oleh industri Baristand,
BPPSI

2 Perusahaan industri/badan usaha yang Perusahaan 50 100 160 220 280 - - - - - Puslitbang IA,
memanfaatkan paket teknologi/supervisi/ (akumulasi) Puslitbang
konsultasi IKFTLMATE,
Balai Besar,
Baristand,
BPPSI
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

SP2 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0

1 Persentase litbangyasa yang memanfaatkan Persen 20 22 25 28 35 - - - - - Balai Besar,


teknologi 4.0 dibandingkan total litbangyasa Baristand,
pada tahun berjalan BPPSI

SP3 Meningkatnya Kemampuan Industri Dalam Negeri

1 Persentase SNI bidang industri yang Persen 5 7 10 15 20 - - - - - PSI


diterapkan

2 Efisiensi perusahaan industri yang Persen 3 4 5 6 7 - - - - - PIH


menerapkan prinsip industri hijau

SP4 Tersedianya Kebijakan Pembangunan Industri yang Efektif

1 Persentase rancangan kebijakan yang telah Persen 50 50 50 50 50 - - - - - Puslitbang IA,


diusulkan untuk ditindaklanjuti/ diharmonisasi Puslitbang
IKFTLMATE,
PSI, PIH

SP5 Terselenggaranya Urusan Pemerintahan di Bidang Perindustrian yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan

1 Perusahaan industri menengah besar yang Persen 9 9 9 10 10 - - - - - PIH


tersertifikasi Standar Industri Hijau (SIH)
berdasarkan SIH yang ditetapkan

2 Kepatuhan Lembaga Sertifikasi Industri Hijau Persen 100 100 100 100 100 - - - - - PIH
terhadap regulasi dalam melaksanakan
proses sertifikasi

3 Kepatuhan Lembaga Penilaian Kesesuaian Persen 100 100 100 100 100 - - - - - PSI
dalam menerbitkan SPPT SNI/sertifikat
kesesuaian sesuai regulasi

4 Rata-rata Indeks Kepuasan Masyarakat Indeks 3,5 3,5 3,6 3,6 3,6 - - - - - Balai Besar,
terhadap layanan jasa industri Baristand,
BPPSI, BSI

5 Proporsi riset berbasis kerjasama/kolaborasi Persen 50 75 100 100 100 - - - - - Puslitbang IA,
Puslitbang
IKFTLMATE,
Balai Besar,
Baristand,
BPPSI

6 Wirausaha Industri (WI) yang berhasil Persen 10 10 10 10 10 - - - - - Balai Besar,


diinkubasi Baristand

Kegiatan Pengembangan, Penerapan dan Pengawasan Standardisasi Industri 7,82 155,00 54,12 55,12 54,34

SK1 Meningkatnya Kemampuan Industri dalam Negeri

1 Persentase SNI bidang industri yang Persen 5 7 10 15 20 - - - - - PSI


diterapkan
83
84

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau 6,11 31,05 33,80 36,45 40,15

SK1 Meningkatnya kemampuan industri dalam negeri

1 Efisiensi perusahaan industri yang Persen 3 4 5 6 7 - - - - - PIH


menerapkan prinsip industri hijau

Kegiatan Penyusunan rencana dan evaluasi program pengembangan teknologi dan kebijakan industri 41,61 183,22 167,44 124,51 139,63

SK1 Meningkatnya Kemampuan Industri dalam Negeri

1 Rata-rata indeks profesionalitas ASN Indeks 71 74 76 78 81 - - - - - Set BPPI

2 Nilai disiplin pegawai Nilai 79 79,5 80 80,5 81 - - - - - Set BPPI

SK2 Membangun Sistem Manajemen dan Informasi Terintegrasi

1 Rata-rata tingkat kepatuhan Satker terhadap Persen 60 70 80 90 100 - - - - - Set BPPI


Standar Operasional Aparatur Administrasi
Pemerintah (SOP AP)

2 Persentase Satker yang terintegrasi dengan Persen 21 42 63 83 100 - - - - - Set BPPI


Sistem Informasi Pelayanan Publik Terpadu

SK3 Memperkuat Akuntabilitas Kinerja Organisasi

1 Satker yang memperoleh tingkat maturitas Persen 56 60 64 72 80 - - - - - Set BPPI


pengendalian internal (SPIP) mencapai
minimal level 3,8

2 Satker yang memperoleh nilai akuntabilitas Persen 75 80 83 86 90 - - - - - Set BPPI


kinerja minimal A
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

3 Satker yang memperoleh nilai laporan Persen 72 80 84 88 92 - - - - - Set BPPI


keuangan minimal 90

Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Industri Agro 4,26 140,03 149,05 149,75 150,15

SK1 Meningkatnya Kinerja Litbangyasa dalam Rangka Mendukung Daya Saing dan Kemandirian Industri Pengolahan Nonmigas

1 Perusahaan industri/badan usaha yang Perusahaan 14 25 40 55 70 - - - - - Puslitbang IA


memanfaatkan hasil riset/inovasi/paket (akumulasi)
teknologi/konsultasi

SK2  Meningkatnya Penerapan Teknologi 4.0 untuk Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0

1 Rancangan kebijakan terkait implementasi Rancangan 1 2 3 4 5 - - - - - Puslitbang IA


industri 4.0 Kebijakan
(akumulasi)

Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Industri Kimia, Farmasi, Tekstil, Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika 4,02 248,24 246,39 247,19 246,39

SK1 Meningkatnya Kinerja Litbangyasa dalam Rangka Mendukung Daya Saing dan Kemandirian Industri Pengolahan Nonmigas

1 Perusahaan industri/badan usaha yang Perusahaan/ 9 25 40 55 70 - - - - - Puslitbang


memanfaatkan hasil riset/inovasi/paket badan IKFTLMATE
teknologi/konsultasi usaha (aku-
mulasi)
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

SK2  Meningkatnya Penerapan Teknologi 4.0 untuk Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0

1 Perusahaan industri yang bertransformasi Perusahaan 3 6 9 12 15 - - - - - Puslitbang


menuju industri 4.0 (akumulasi) IKFTLMATE

Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri 504,42 540,46 637,19 665,98 639,34

SK1 Meningkatnya Kinerja Litbangyasa dalam Rangka Mendukung Daya Saing dan Kemandirian Industri Pengolahan Nonmigas

1 Persentase hasil riset/inovasi lima tahun Persen 15 17 20 25 30 - - - - - Balai Besar,


terakhir yang dimanfaatkan perusahaan Baristand,
industri/badan usaha BPPSI

2 Perusahaan industri/badan usaha yang Perusahaan/ 31 50 80 110 140 - - - - - Balai Besar,


memanfaatkan paket teknologi/supervisi/ badan Baristand,
konsultasi usaha (aku- BPPSI
mulasi)

SK2 Meningkatnya Penerapan Teknologi 4.0 untuk Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0

1 Persentase litbangyasa yang memanfaatkan Persen 20 22 25 28 35 - - - - - Balai Besar,


teknologi 4.0 dibandingkan total litbangyasa Baristand,
pada tahun berjalan BPPSI

Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi 754 985 985 985 985

SP1 Meningkatkan Tenaga Kerja Industri yang Kompeten

1 Lulusan pelatihan vokasi industri berbasis Orang 36.000 38.000 36.000 27.000 20.000 - - - - - Pusdiklat
kompetensi Industri

2 Calon tenaga kerja program dual system yang Orang 3.200 4.000 5.000 5.900 6.400 - - - - - PPKVI
meningkat kompetensinya

3 Calon tenaga kerja yang memiliki sertifikasi Orang 1.000 1.100 1.200 1.300 1.400 - - - - - PPKVI
internasional

4 Persentase lulusan pendidikan vokasi yang Persen 75 79 82 85 88 - - - - - PPKVI


mendapatkan pekerjaan dalam 1 tahun
setelah kelulusan

SP2 Meningkatkan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Industri

1 Perusahaan yang memanfaatkan layanan Perusahaan 170 180 190 200 210 - - - - - PPKVI
industri

2 Nilai minimum akreditasi program studi di Nilai B B B B A - - - - - PPKVI


Politeknik

3 Penelitian yang didesiminasikan melalui Penelitian 140 160 200 230 250 - - - - - PPKVI
seminar nasional dan internasional

4 Tenaga pengajar yang meningkat kemampuan Orang 125 140 190 220 260 - - - - - PPKVI
dan kompetensinya

5 Implementasi industri 4.0 pada pendidikan Pilot Project 34 44 55 66 77 - - - - - Set.BPSDMI


vokasi
85
86

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

SP3 Meningkatkan Infrastruktur Kompetensi Industri

1 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia SKKNI 20 20 20 20 20 - - - - - Pusdiklat


(SKKNI) bidang industri Industri

2 Fasilitasi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan LSP dan 20 20 20 20 20 - - - - - Pusdiklat


Tempat Uji Kompetensi (TUP) bidang industri TUK Industri

3 Asesor kompetensi dan lisensi Asesor 290 300 310 320 330 - - - - - Pusdiklat
Industri

4 Wirausaha industri yang tumbuh WUB 150 180 200 220 240 - - - - - Pusdiklat
Industri

Kegiatan Penyusunan dan Evaluasi Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri 42,32 55,71 57,30 59,08 60,71

SK1 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Sekretariat Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri

1 Tingkat kepuasan pegawai atas pelayanan Nilai 70 72 74 76 78 - - - - - Set. BPSDMI


Sekretariat Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Industri

SK2 Terwujudnya ASN Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri

1 Indeks kompetensi, professional, dan Indeks 70 71 73 76 80 - - - - - Set. BPSDMI


integritas pegawai Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Industri

SK3 Terwujudnya Birokrasi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima

1 Nilai Laporan Keuangan Badan Nilai 70 72 74 76 78 - - - - - Set. BPSDMI


Pengembangan Sumber Daya Manusia
Industri
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

2 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Internal Persen 70 72 74 76 78 - - - - - Set. BPSDMI


Pemerintah Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Industri

Kegiatan Peningkatan Kualitas SDM Industri 149,45 274,47 265,97 223,99 190,90

SK1 Terselenggaranya Urusan Pemerintahan di Bidang Perindustrian yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan

1 Tenaga kerja industri yang mendapatkan Orang 20.000 20.000 10.000 10.000 5.000 - - - - - Pusdiklat
Sertifikasi Kompetensi Industri

2 Pelatihan 3 in 1 bagi calon tenaga kerja Orang 36.000 38.000 36.000 27.000 20.000 - - - - - Pusdiklat
industri Industri

SK2 Terselenggaranya Pembangunan Infrastruktur Kompetensi Industri

1 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia SKKNI 20 20 20 20 20 - - - - - Pusdiklat


(SKKNI) bidang industri Industri

2 Fasilitasi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan LSP dan 20 20 20 20 20 - - - - - Pusdiklat


Tempat Uji Kompetensi (TUP) bidang industri TUK Industri
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

3 Asesor kompetensi dan lisensi Asesor 290 300 310 320 330 - - - - - Pusdiklat
Industri

4 Wirausaha industri yang tumbuh WUB 150 180 200 220 240 - - - - - Pusdiklat
Industri

Kegiatan Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi Vokasi Industri Berbasis Kompetensi Menuju Dual System 341,12 391,15 384,95 406,21 421,62

SK1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Pengolahan Nonmigas

1 Tenaga kerja industri tingkat ahli yang Orang 2.500 2.600 2.800 2.900 2.900 - - - - - PPKVI
kompeten

2 Tenaga kerja industri lulusan D1 industri yang Orang 700 800 900 1000 1000 - - - - - PPKVI
kompeten

3 Calon tenaga kerja program dual system yang Orang 3.200 4.000 5.000 5.900 6.400 - - - - - PPKVI
meningkat kompetensinya

SK2 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0

1 Implementasi industri 4.0 pada pendidikan Pilot Project 9 12 17 22 27 - - - - - PPKVI


vokasi

2 Pusat inovasi dan pengembangan industri 4.0 Utilisasi 30% 50% 70% 90% 95% - - - - - Set.BPSDMI

3 ASN dan tenaga kerja industri yang kompeten Orang 500 600 700 800 500 - - - - - Set.BPSDMI
di bidang industri 4.0

SK3 Terselenggaranya Urusan Pemerintahan di Bidang Perindustrian yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan

1 Ijin pendirian dan penyelenggaraan Unit 3 4 5 6 7 - - - - - PPKVI


pendidikan Akademi Komunitas / Politeknik
Industri di WPPI / KI

2 Terbangunnya sarana dan prasarana Unit 1 2 3 4 5 - - - - - PPKVI


pendidikan Akademi Komunitas / Politeknik
Industri berbasis kompetensi di WPPI / KI

3 Penelitian yang didesiminasikan Penelitian 140 160 200 230 250 - - - - - PPKVI

4 Nilai minimum akreditasi program studi di Nilai B B B B A - - - - - PPKVI


Politeknik

5 Prosentase lulusan program studi keteknikan Persen 97% 97% 97% 98% 99% - - - - - PPKVI
industri

6 Prosentase lulusan sekolah industri yang Persen 78 81 85 86 89 - - - - - PPKVI


terserap oleh sektor industri

7 Tenaga pengajar yang meningkat kemampuan Orang 125 140 190 220 260 - - - - - PPKVI
dan kompetensinya

8 Perusahaan yang memanfaatkan layanan Perusahaan 170 180 190 200 210 - - - - - PPKVI
Industri
87
88

Sasaran Strategis / Target Alokasi (dalam milyar rupiah)


Program/ Unit Organisasi
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Pelaksana
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

Kegiatan Peningkatan Kualitas Pendidikan Menengah Kejuruan Industri Berbasis Kompetensi Menuju Dual System 207,37 248,28 261,39 280,33 296,38

SK1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Pengolahan Nonmigas

1 Tenaga kerja industri terampil yang kompeten Orang 2.000 2.100 2.200 2.400 2.000 - - - - - PPKVI

2 Calon tenaga kerja program dual system yang Orang 1.000 1.200 1.500 1.800 2.100 - - - - - PPKVI
meningkat kompetensinya

3 Calon tenaga kerja yang memiliki sertifikasi Orang 1.000 1.100 1.200 1.300 1.400 - - - - - PPKVI
internasional

4 Prosentase lulusan program studi keteknikan Persen 97% 97% 97% 98% 99% - - - - - PPKVI
industri

5 Prosentase lulusan sekolah industri yang Persen 73 76 80 84 86 - - - - - PPKVI


terserap oleh sektor industri

6 Pengembangan SMK berbasis kompetensi SMK 965 965 965 965 965 - - - - - PPKVI
yang Link and Match dengan industri

7 Guru produktif kompeten yang mengikuti Orang 4.160 4.160 2.080 2.080 2.080 - - - - - PPKVI
pelatihan dan pemagangan

8 Insentif Silver Expert Orang 144 144 144 144 144 - - - - - PPKVI

SK2 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0

1 Implementasi industri 4.0 pada pendidikan Pilot Project 25 32 38 44 50 - - - - - Set. BPSDMI


vokasi

Kegiatan Peningkatan Kompetensi ASN 13,77 15,39 15,39 15,39 15,39


Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

SK1 Terwujudnya ASN Kementerian Perindustrian yang Professional dan Berkepribadian

1 ASN yang meningkat kompetensinya ASN 500 550 600 650 700 - - - - - Pusdiklat
Industri
Tabel 2
Pedoman Kinerja Renstra Kemenperin 2020-2024

Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
Tj Meningkatnya Peran Sektor Industri dalam Perekonomian Nasional
Tj.1 Pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas 4,3 5,3 5,8 6,8 7,8 8,4
Definisi/Deskripsi
Peran industri dalam perekonomian diindikasikan melalui perkembangan laju pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas,
peningkatan kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap PDB, tenaga kerja di sektor industri, dan nilai ekspor produk industri
pengolahan nonmigas.
PDB industri pengolahan merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan sektor industri pengolahan dalam jangka waktu tertentu.
PDB industri pengolahan terdiri dari sektor industri batubara dan pengilangan migas yang dikelola oleh Kementerian ESDM dan sektor
industri pengolahan nonmigas yang dikelola oleh Kementerian Perindustrian. Sehingga Kementerian Perindustrian mengupayakan
peningkatan nilai PDB industri pengolahan nonmigas setiap tahunnya.
Data pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas menggunakan data yang dipublikasikan oleh BPS pada awal tahun
anggaran berikutnya.

Sumber Data
Data pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Cara Menghitung (Formula)
Pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas = (PDB Atas Dasar Harga Konstan Industri Pengolahan Nonmigas Periode
(t) - PDB Atas Dasar Harga Konstan Industri Pengolahan Nonmigas Periode (t-1))/PDB Atas Dasar Harga Konstan Industri Pengolahan
Nonmigas Periode (t-1) dikali 100%.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Persen Maksimasi Ditjen IA, ILMATE, IKFT dan IKMA

Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
Tj Meningkatnya Peran Sektor Industri dalam Perekonomian Nasional
Tj.2 Kontribusi industri pengolahan nonmigas 17,5 17,8 18,0 18,3 18,6 18,9
terhadap PDB
Definisi/Deskripsi
Menurut tren pertumbuhan PDB tahun 2015-2019, sektor industri pengolahan nonmigas merupakan sektor yang memberikan
kontribusi terbesar dalam perkembangan PDB nasional sehingga diharapkan pertumbuhan PDB sektor industri pengolahan nonmigas
terus didorong dapat tumbuh pesat.

Sumber Data
Data distribusi PDB yang dipublikasikan oleh BPS.
Cara Menghitung (Formula)
Kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap PDB dihitung dengan membagi nilai PDB Atas Dasar Harga Berlaku Industri
Pengolahan Nonmigas dengan total PDB Atas Dasar Harga Berlaku dikali 100%.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Persen Maksimasi Ditjen IA, ILMATE, IKFT dan IKMA

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 89


Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
Tj Meningkatnya Peran Sektor Industri dalam Perekonomian Nasional
Tj.3 Tenaga kerja di sektor industri nonmigas 18,9 19,2 19,9 20,6 21,5 22,5
Definisi/Deskripsi
Sehubungan dengan sektor industri merupakan kontributor terbesar dalam PDB, sektor industri diharapkan menjadi leading
sector yang mampu mengungkit sektor lainnya serta membuka lapangan pekerjaan. Jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor
industri dihitung menggunakan data Sakernas.

Sumber Data
Data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dipublikasikan oleh BPS.
Cara Menghitung (Formula)
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor industri pengolahan dari Sakernas.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Juta Orang Maksimasi Ditjen IA, ILMATE, IKFT dan IKMA

Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
Tj Meningkatnya Peran Sektor Industri dalam Perekonomian Nasional
Tj.4 Nilai ekspor produk industri pengolahan 126,6 133,1 141,6 151,9 164,9 181,6
nonmigas
Definisi/Deskripsi
Nilai ekspor produk industri pengolahan nonmigas berdasarkan data yang dikeluarkan BPS.

Sumber Data
Data ekspor produk industri pengolahan nonmigas yang dipublikasikan oleh BPS.
Cara Menghitung (Formula)
Berdasarkan nilai ekspor produk industri pengolahan nonmigas dari BPS.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


US$ Miliar Maksimasi Ditjen IA, ILMATE, IKFT dan IKMA

Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Pengolahan Nonmigas
S1.1 Persentase tenaga kerja di sektor industri 14,9 15,0 15,2 15,4 15,5 15,7
nonmigas terhadap total pekerja
Definisi/Deskripsi
Meningkatnya daya saing dan kemandirian industri pengolahan nonmigas dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan
produk dalam negeri dibandingkan dengan seluruh pangsa pasar baik dalam negeri maupun luar negeri. Peningkatan daya saing
dan kemandirian dilakukan melalui pengembangan inovasi dan penguasaan teknologi industri yang bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing, dan kemandirian industri nasional.
Dengan semakin tingginya penyerapan tenaga kerja di sektor industri nonmigas merupakan salah satu indikasi bahwa industri
nasional semakin mandiri, maju, dan berdaya saing. Persentase tenaga kerja di sektor industri nonmigas terhadap total pekerja
dihitung menggunakan data Sakernas.

Sumber Data
Data Sakernas yang dipublikasikan oleh BPS.
Cara Menghitung (Formula)
Jumlah Tenaga Kerja Sektor Industri nonmigas dibagi Total Tenaga Kerja dikali 100%.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Persen Maksimasi Ditjen IA, ILMATE, IKFT dan IKMA

90 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Pengolahan Nonmigas
S1.2 Produktivitas tenaga kerja sektor industri 109,1 111,8 113,8 116,7 120,3 124,7
nonmigas
Definisi/Deskripsi
Semakin tinggi tingkat produktivitas tenaga kerja sektor industri, maka semakin tinggi efisiensi perusahaan dalam memproduksi
barang/jasa. Untuk itu, maka penyediaan SDM industri yang terampil menjadi salah satu yang menjadi prioritas untuk dikembangkan
dalam rangka meningkatkan daya saing industri nasional.
Nilai produktivitas tenaga kerja sektor industri nonmigas merupakan pembagian antara nilai tambah sektor industri nonmigas dan
jumlah tenaga kerja di sektor industri nonmigas.

Sumber Data
Data PDB dan Sakernas yang dipublikasikan oleh BPS dan diolah oleh Pusdatin.
Cara Menghitung (Formula)
Produktivitas tenaga kerja sektor industri nonmigas didapatkan dengan pembagian antara PDB industri nonmigas harga konstan
dan jumlah tenaga kerja di sektor industri nonmigas dari Sakernas.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Rp. Juta/Orang/Tahun Maksimasi Ditjen IA, ILMATE, IKFT dan IKMA

Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Pengolahan Nonmigas
S1.3 Produktivitas sektor industri pengolahan 2,02 1,99 2,03 2,06 2,11 2,15
Definisi/Deskripsi
Produktivitas sektor industri pengolahan nonmigas merupakan pembagian antara nilai output dengan nilai input antara
(intermediate input) di sektor industri besar sedang.
Nilai output adalah nilai keluaran yang dihasilkan dari proses kegiatan industri meliputi: barang yang dihasilkan; tenaga listrik
yang dijual; jasa industri yang diterima dari pihak lain; selisih nilai stok barang setengah jadi; dan penerimaan lain dari jasa nonindustri.
Sedangkan nilai input antara meliputi: biaya bahan baku; bahan bakar, tenaga listrik dan gas; dan sewa gedung, mesin dan alat-alat.

Sumber Data
Data Input dan Output Sektor Industri Skala Menengah Besar yang dipublikasikan oleh BPS dan diolah oleh Pusdatin
Cara Menghitung (Formula)
Nilai Output Sektor Industri Skala Menengah Besar dibagi Nilai Input Antara Sektor Industri Skala Menengah Besar. Nilai Output
dan Input Antara Industri Skala Menengah Besar mempunyai lag/keterlambatan 2 (dua) tahun. Untuk itu dilakukan prognosa dilakukan
sebagai berikut:
Output (t) = Output (t-2)*(1+ i (t-1))(1+i(t)) dimana Output(t)= output pada periode (t) dan i(t)= pertumbuhan indeks produksi IBS pada
periode ke (t).
Input (t) = Input (t-2)*(1+d(t-1))(1+d(t) dimana Input (t)= input antara pada periode (t) dan d(t)= pertumbuhan deflator pada periode
ke (t).

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Nilai Maksimasi Ditjen IA, ILMATE, IKFT dan IKMA

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 91


Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Pengolahan Nonmigas
S1.4 Nilai Investasi sektor industri pengolahan 215,9 256,3 326,7 425,3 566,2 769,1
nonmigas
Definisi/Deskripsi
Nilai Investasi sektor industri pengolahan nonmigas merupakan gabungan dari investasi PMA dan PMDN dimana nilai investasi
PMA dikonversi menjadi rupiah. Nilai realisasi investasi di sektor industri pengolahan nonmigas berdasarkan data yang dikeluarkan
oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Sumber Data
Data investasi yang dipublikasikan oleh BKPM.
Cara Menghitung (Formula)
Jumlah investasi PMA dan PMDN sektor industri pengolahan nonmigas.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Rp. Triliun Maksimasi Ditjen IA, ILMATE, IKFT dan IKMA

Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Pengolahan Nonmigas
S1.5 Persentase hasil riset lima tahun terakhir yang 13 15 17 20 25 30
telah dimanfaatkan oleh industri
Definisi/Deskripsi
Persentase hasil riset/inovasi yang dimanfaatkan perusahaan industri/badan usaha pada lima tahun terakhir. Persentase hasil riset/
inovasi yang dimanfaatkan perusahaan industri/badan usaha ini bukan merupakan uji coba hasil litbangyasa, akan tetapi perusahaan
telah menggunakan/membeli produk/alat/proses, atau telah terdapat perusahaan industri yang memproduksi prototipe litbangyasa.
Sumber Data
Laporan verifikasi pemanfaatan hasil litbangyasa.
Cara Menghitung (Formula)
Menghitung (akumulasi) dan memverifikasi jumlah prototipe/alat/mesin/teknologi proses hasil litbangyasa/inovasi Balai Besar/
Baristand yang telah dimanfaatkan perusahaan industri/badan usaha (termasuk IKM) selama lima tahun terakhir, dibagi dengan jumlah
total akumulasi litbangyasa yang telah dihasilkan selama lima tahun terakhir (Litbangyasa multiyears dihitung satu riset). Adapun
litbangyasa yang diterapkan dapat merupakan hasil litbang tahun-tahun yang lalu (maksimal 5 tahun).

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Persen Maksimasi BPPI

92 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Pengolahan Nonmigas
S1.6 Persentase lulusan pendidikan vokasi yang 63 75 79 82 85 88
mendapatkan pekerjaan dalam 1 tahun setelah
kelulusan
Definisi/Deskripsi
Ketersediaan tenaga kerja yang kompeten merupakan prasyarat terwujudnya industri nasional yang mandiri, maju, dan berdaya
saing. Tantangan perkembangan ekonomi internasional tidak lagi terbatas pada perdagangan komoditi tetapi juga pasar bebas tenaga
kerja yang diberlakukan di regional ASEAN sejak tahun 2015 dengan terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Untuk itu,
pembangunan tenaga kerja industri kompeten menjadi kebutuhan mendesak yang dilakukan melalui pendidikan vokasi, pendidikan
dan pelatihan, serta pemagangan.
Presentase lulusan program studi keteknikan industri ditargetkan untuk meningkat setiap tahunnya dengan strategi meningkatkan
kualitas pendidikan program studi keteknikan industri untuk menghasilkan tenaga kerja yang kompeten.
Sumber Data
Data presentase lulusan program studi keteknikan industri dari BPSDMI.
Cara Menghitung (Formula)
Jumlah siswa didik yang berhasil lulus program studi keteknikan industri dibagi jumlah seluruh siswa didik yang mengikuti ujian
kelulusan program studi keteknikan industri dikali 100%.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Persen Maksimasi BPSDMI

Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Pengolahan Nonmigas
S1.7 Lulusan Pelatihan Vokasi Industri berbasis 35.000 36.000 74.000 110.000 137.000 157.000
kompetensi
Definisi/Deskripsi
Program pelatihan 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi, dan penempatan) SDM Industri, merupakan program penyiapan tenaga kerja
industri yang kompeten dengan dilatih kemudian disertifikasi dan lulusannya langsung ditempatkan dan bekerja di sektor industri.
Penyediaan SDM yang kompeten dan bersertifikat dilaksanakan melalui penyelenggaraan pendidikan pada balai diklat industri di
lingkungan Kementerian Perindustrian. Capaian target ini merupakan jumlah peserta program pelatihan 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi,
dan penempatan).
Jumlah lulusan pelatihan diklat sistem 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi, dan penempatan) pada 7 Balai Diklat Industri dan Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Industri.
Sumber Data
Database Jumlah lulusan diklat dan tenaga kerja yang terserap oleh industri dari BPSDMI
Cara Menghitung (Formula)
Menghitung jumlah peserta diklat 3 in 1 pada Balai Diklat Industri dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri pada tahun berjalan

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Orang Maksimasi BPSDMI

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 93


Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S2 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0
S2.1 Perusahaan dengan nilai Indonesia Industry 4.0 24 30 36 44 52 60
Readiness Index (INDI 4.0) ≥ 3.0
Definisi/Deskripsi
INDI 4.0 adalah sebuah indeks acuan yang digunakan oleh industri dan pemerintah untuk mengukur tingkat kesiapan perusahaan
menuju industri 4.0. INDI 4.0 terdiri atas lima pilar, yaitu manajemen dan organisasi (management and organization), orang dan budaya
(people and culture), produk dan layanan (product and services), teknologi (technology), dan operasi pabrik (factory operation).
Adapun level dalam INDI 4.0 terdiri dari :
1. Level 0 : tahap belum siap bertransformasi ke industri 4.0;
2. Level 1 : tahap kesiapan awal;
3. Level 2 : tahap kesiapan sedang;
4. Level 3 : tahap kesiapan matang; dan
5. Level 4 : tahap sudah menerapkan sebagian besar konsep industri 4.0.
Penilaiannya menggunakan mekanisme self-assessment oleh perusahaan dimana dilakukan melalui survei yang diisi oleh
perusahaan dengan dilanjutkan verifikasi lapangan yang dilakukan oleh para ahli sehingga hasilnya berupa nilai INDI pada perusahaan
tersebut.
Sumber Data
Hasil pengolahan data Assesment INDI 4.0 dari SIINAS.
Cara Menghitung (Formula)
Dengan melakukan assessment Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) pada setiap industri dengan berlandaskan
pada beberapa kriteria penilaian yang telah di tentukan.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Perusahaan Maksimasi BPPI, Ditjen IA, ILMATE, dan IKFT

Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S2 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0
S2.2 Kontribusi ekspor produk industri berteknologi 12,86 13 13,15 13,30 13,50 13,70
tinggi
Definisi/Deskripsi
Industri berteknologi tinggi adalah industri yang intensitas penelitian dan pengembangannya (research and development (R&D))
tinggi untuk menghasilkan suatu produk*. Industri ini ditandai dengan rasio pengeluaran untuk R&D terhadap nilai tambah bruto tinggi.
Produk-produk industri berteknologi tinggi berada dibawah binaan Direktorat Jenderal Industri Agro, Direktorat Jenderal ILMATE dan
Direktorat Jenderal IKFT.
*Definisi diambil dari referensi UNIDO, OECD dan WITS.
Sumber Data
Data ekspor sektor industri yang dipublikasikan oleh BPS.
Cara Menghitung (Formula)
Kontribusi ekspor produk industri berteknologi tinggi merupakan nilai ekspor produk industri berteknologi tinggi dibagi dengan
total nilai ekspor Indonesia.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Persen Maksimasi Ditjen IA, ILMATE, dan IKFT

94 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S2 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0
S2.3 Tumbuhnya IKM startup berbasis teknologi NA 20 60 100 160 260
Definisi/Deskripsi
IKM startup berbasis teknologi yang tumbuh merupakan jumlah industri kecil yang memiliki legalitas usaha secara kumulatif
sampai dengan tahun berjalan. Industri kecil yang tumbuh diwujudkan melalui penumbuhan wirausaha industri baru berbasis
teknologi.
Kementerian Perindustrian melaksanakan kegiatan penumbuhan wirausaha IKM berbasis teknologi melalui pelatihan teknis dan
manajemen kewirausahaan, kompetisi bantuan mesin/peralatan, serta inkubator bisnis kreatif.
Sumber Data
Data IKM startup berbasis teknologi dari Ditjen IKMA.
Cara Menghitung (Formula)
Jumlah Wirausaha IKM berbasis teknologi.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


IKM Maksimasi Ditjen IKMA

Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S2 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0
S2.4 Sumber Daya Manusia Industri 4.0 yang kompeten 205 500 500 500 500 500
Definisi/Deskripsi
Sumber Daya Manusia Industri 4.0 yang kompeten merupakan ASN dan Tenaga Kerja Industri yang memiliki kompetensi dalam
bidang industri 4.0. Diklat terdiri atas diklat: Awareness Industry 4.0, Infografis, dan Transformasi Industri 4.0.
Sumber Data
Sumber Daya Manusia Industri 4.0 yang kompeten dari BPSDMI.
Cara Menghitung (Formula)
Jumlah lulusan diklat 4.0 yang kompeten.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Orang Maksimasi BPSDMI

Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S3 Meningkatnya Kemampuan Industri Dalam Negeri
S3.1 Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) (rerata 48,1 49,0 49,9 50,9 52,0 53,0
tertimbang)
Definisi/Deskripsi
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) merupakan suatu kebijakan pemberdayaan industri yang bertujuan
untuk meningkatkan penggunaan produk dalam negeri oleh pemerintah, badan usaha dan masyarakat serta memberdayakan industri
dalam negeri melalui pengamanan pasar domestik, mengurangi ketergantungan kepada produk impor, dan meningkatkan nilai
tambah di dalam negeri; dan memperkuat struktur industri dengan meningkatkan penggunaan barang modal, bahan baku,
komponen, teknologi dan SDM dari dalam negeri.
Sumber Data
Daftar inventarisasi barang/jasa produksi dalam negeri dapat dilihat pada website (http://tkdn.kemenperin.go.id)
Cara Menghitung (Formula)
Nilai rata-rata berdasarkan nilai sertifikat TKDN yang telah diterbitkan.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Persen Maksimasi Sekretariat Jenderal

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 95


Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S3 Meningkatnya Kemampuan Industri Dalam Negeri
S3.2 Persentase nilai capaian penggunaan produk 43,95 46,63 48,02 49,47 50,95 52,48
dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa
pemerintah
Definisi/Deskripsi
Pemerintah terus berusaha mengutamakan penggunaan produk dalam negeri pada setiap pengadaan barang dan jasa. Sehingga
ditargetkan tahun 2024, lebih dari 50% pengadaan barang dan jasa menggunakan produk dalam negeri.
Pengukuran persentase capaian komponen dalam negeri pada pengadaan barang/jasa pemerintah, berdasarkan hasil reviu yang
dilakukan oleh BPKP.
Sumber Data
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Cara Menghitung (Formula)
Hasil reviu yang dilakukan oleh BPKP.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Persen Maksimasi Sekretariat Jenderal

Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S3 Meningkatnya Kemampuan Industri Dalam Negeri
S3.3 Produk tersertifikasi TKDN ≥ 25% yang masih 6.097 6.200 6.630 7.130 7.640 8.400
berlaku
Definisi/Deskripsi
Produk tersertifikasi TKDN ≥ 25% yang masih berlaku merupakan jumlah produk industri yang diberikan sertifikat TKDN pada
tahun tersebut dan bukan merupakan jumlah kumulatif produk industri yang tersertifikasi sampai dengan tahun berjalan.
Jumlah produk industri yang memiliki sertifikat TKDN dengan nilai capaian ≥ 25% yang masih berlaku berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 29 Tahun 2018 tentang pemberdayaan industri. Dijelaskan pada pasal 64 ayat 1, produk industri mendapatkan hak
untuk diberikan preferensi harga.
Sumber Data
Daftar inventarisasi barang/jasa produksi dalam negeri dapat dilihat pada website (http://tkdn.kemenperin.go.id)
Cara Menghitung (Formula)

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Produk Maksimasi Sekretariat Jenderal

96 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S3 Meningkatnya Kemampuan Industri Dalam Negeri
S3.4 Persentase SNI bidang industri yang diterapkan 3 5 7 10 15 20
Definisi/Deskripsi
Dalam rangka meningkatkan kemampuan industri dalam negeri, penerapan SNI wajib diharapkan dapat menurunkan jumlah
impor, khususnya produk dengan kualitas di bawah standar. Hal ini tentunya tidak terlepas dari dampak pemberlakuan perjanjian
perdagangan baik bilateral maupun multilateral. Dengan berkurangnya impor produk dengan kualitas di bawah standar, selain
menjamin keamanan konsumen, diharapkan industri dalam negeri dapat mengisi kebutuhan domestik tersebut.
Persentase jumlah SNI yang dimaksud adalah persentase jumlah SNI yang diterapkan dibanding total SNI aktif (wajib dan
sukarela) yang tersedia pada tahun berjalan.
Sumber Data
Hasil evaluasi Pusat Standardisasi Industri.
Cara Menghitung (Formula)
Menghitung jumlah akumulatif SNI baik wajib maupun sukarela yang dapat diterapkan, lalu hasilnya dibanding total SNI aktif
(wajib dan sukarela) yang tersedia pada tahun berjalan. Baseline total SNI aktif tahun 2019 adalah 4600 SNI, sehingga baseline SNI
yang diterapkan adalah 138 SNI atau 3%.
Jumlah SNI sektor industri yang aktif dapat berubah-ubah setiap tahunnya.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Persen Maksimasi BPPI

Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S4 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri
S4.1 Pertumbuhan ekspor industri pengolahan (2,7) 5,3 6,4 7,3 8,6 10,1
nonmigas
Definisi/Deskripsi
Dengan meningkatnya penguasaan pasar industri, maka diharapkan dapat meningkatkan peran sektor industri dalam
perekonomian nasional. Untuk mencapai peningkatan penguasaan pasar industri sektor industri, salah satunya diukur melalui
pencapaian indikator kinerja pertumbuhan ekspor industri pengolahan nonmigas.
Sumber Data
Data ekspor industri pengolahan nonmigas yang dipublikasikan oleh BPS.
Cara Menghitung (Formula)
Pertumbuhan Ekspor Industri Pengolahan Nonmigas = (Ekspor Industri Pengolahan Nonmigas periode (t) – Ekspor Industri
Pengolahan Nonmigas periode (t-1))/Ekspor Industri Pengolahan Nonmigas periode (t-1) dikali 100%.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Persen Maksimasi Ditjen IA, IKFT, ILMATE dan IKMA

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 97


Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S4 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri
S4.2 Kontribusi ekspor produk industri pengolahan 75,6 74,3 74,9 75,5 76,0 76,5
nonmigas terhadap total ekspor
Definisi/Deskripsi
Kontribusi ekspor produk industri terhadap total ekspor, merupakan perbandingan nilai ekspor produk industri pengolahan
nonmigas terhadap nilai ekspor nasional setiap tahunnya. Meningkatnya ekspor produk industri diindikasikan sebagai bentuk
meningkatnya penguasaan pasar industri.
Sumber Data
Data ekspor nasional yang dipublikasikan oleh BPS.
Cara Menghitung (Formula)
Kontribusi ekspor produk industri pengolahan nonmigas terhadap total ekspor adalah Ekspor Industri Pengolahan nonmigas
dibagi total Ekspor Nasional dikali 100%.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Persen Maksimasi Ditjen IA, IKFT, ILMATE dan IKMA

Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S4 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri
S4.3 Rasio impor bahan baku sektor industri terhadap 37,98 37,80 37,30 37,10 37,00 36,80
PDB sektor industri nonmigas
Definisi/Deskripsi
Rasio impor bahan baku sektor industri terhadap PDB sektor industri nonmigas diharapkan semakin menurun setiap tahunnya
agar produk yang diimpor lebih memiliki nilai tambah.
Sumber Data
Data impor bahan baku sektor industri dan PDB sektor industri nonmigas yang dipublikasikan oleh BPS.
Cara Menghitung (Formula)
Nilai impor Bahan Baku Sektor Industri dibagi PDB Harga Berlaku Sektor Industri Nonmigas dikali 100%.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Persen Minimasi Ditjen IA, IKFT, ILMATE, IKMA

Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S4 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri
S4.4 Penambahan jenis produk industri pengolahan 26,8 27 28 29 30 32
nonmigas yang di ekspor
Definisi/Deskripsi
Salah satu upaya meningkatkan ekspor produk industri manufaktur yaitu dengan memperbanyak jenis produk yang diekspor
(diversifikasi). Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan tarif preferensi guna mengekspor produk ke negara mitra FTA/PTA/EPA.
Semakin bertambahnya jenis produk yang di ekspor menggunakan tarif preferensi mengindikasikan semakin banyak produk industri
nasional yang diterima oleh negara-negara lain, baik sebagai bahan baku, komponen, maupun produk akhir.
Sumber Data
Data jenis produk industri pengolahan nonmigas yang di ekspor menggunakan tarif preferensi dari Kementerian Perdagangan.
Cara Menghitung (Formula)
Jumlah HS produk industri pengolahan yang diekspor menggunakan tarif preferensi dibagi total jumlah HS produk industri
pengolahan yang diekspor (ke negara mitra FTA/PTA/EPA) kali 100%.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Persen Maksimasi Ditjen KPAII

98 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S5 Penguatan Kewirausahaan dan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
S5.1 Proporsi nilai tambah IKM terhadap total nilai 18,50 18,60 18,80 19,20 19,60 20
tambah industri pengolahan nonmigas
Definisi/Deskripsi
Proporsi nilai tambah IKM terhadap total nilai tambah industri pengolahan nonmigas.
Sumber Data
Data Proporsi nilai tambah IKM terhadap total nilai tambah industri pengolahan nonmigas oleh BPS diolah Ditjen IKMA.
Cara Menghitung (Formula)
Proporsi nilai tambah IKM terhadap total nilai tambah industri pengolahan nonmigas.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Persen Maksimasi Ditjen IKMA

Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S5 Penguatan Kewirausahaan dan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
S5.2 Wirausaha industri kecil yang tumbuh 7.986 4.000 8.000 12.000 16.000 20.000
Definisi/Deskripsi
Wirausaha industri kecil yang tumbuh merupakan jumlah industri kecil yang memiliki legalitas usaha secara kumulatif sampai
dengan tahun berjalan. Industri kecil yang tumbuh diwujudkan melalui penumbuhan wirausaha industri baru.
Kementerian Perindustrian melaksanakan kegiatan penumbuhan wirausaha IKM melalui pelatihan teknis dan manajemen
kewirausahaan, bantuan mesin/peralatan, serta inkubator bisnis kreatif. Kriteria wirausaha industri baru merupakan wirausaha yang
telah memiliki legalitas usaha.
Sumber Data
Data wirausaha industri kecil dari Ditjen IKMA.
Cara Menghitung (Formula)
Kriteria wirausaha industri baru merupakan wirausaha yang telah memiliki legalitas usaha.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Wira Usaha Baru (WUB) Maksimasi Ditjen IKMA

Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S5 Penguatan Kewirausahaan dan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
S5.3 IKM yang melakukan kemitraan dengan industri NA 50 120 190 265 340
besar sedang dan sektor ekonomi lainnya
Definisi/Deskripsi
Penguatan Kewirausahaan dan IKM dapat diindikasikan dengan banyaknya IKM yang melakukan kemitraan dengan industri besar
sedang dan sektor ekonomi lainnya. Kriteria perhitungan IKM yang melakukan kemitraan dengan industri besar sedang dan sektor
ekonomi lainnya adalah jumlah IKM yang melakukan penjajakan kerjasama, perjanjian, dan kontrak.
Sumber Data
Data IKM yang melakukan kemitraan dengan industri besar sedang dan sektor ekonomi lainnya dari Ditjen IKMA.
Cara Menghitung (Formula)
Data IKM yang melakukan kemitraan dengan industri besar sedang dan sektor ekonomi lainnya dari Ditjen IKMA.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


IKM Maksimasi Ditjen IKMA

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 99


Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S5 Penguatan Kewirausahaan dan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
S5.4 Proporsi nilai penyaluran pinjaman perbankan 2,2 2,40 2,75 3,35 4,05 5
kepada IKM
Definisi/Deskripsi
Proporsi nilai penyaluran pinjaman perbankan kepada IKM adalah nilai pinjaman kepada IKM dibandingkan dengan total nilai
penyaluran pinjaman.
Sumber Data
Data proporsi nilai penyaluran pinjaman perbankan kepada IKM dari Bank Indonesia (BI).
Cara Menghitung (Formula)
Data proporsi nilai penyaluran pinjaman perbankan kepada IKM berdasarkan data BI.
Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data
Persen Maksimasi Ditjen IKMA

Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S6 Meningkatnya Persebaran Industri
S6.1 Kawasan Industri (KI) prioritas di luar Jawa yang 8 11 13 15 16 17
beroperasi dan meningkatkan investasi
Definisi/Deskripsi
KI prioritas di luar Jawa yang beroperasi dan meningkatkan investasi merupakan KI yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan
Industri (IUKI) efektif. KI yang beroperasi di luar Jawa dimungkinkan sama dari tahun ke tahun dan sudah memiliki anchor industry.
Jumlah KI yang beroperasi merupakan kumulatif, sehingga menunjukkan jumlah KI yang telah difasilitasi perizinannya. Pada RPJMN
tahun 2020-2024, ditargetkan sebanyak 9 (sembilan) KI prioritas di luar Jawa telah memiliki IUKI efektif, meliputi: Teluk Weda, Galang
Batang, Ketapang, Bintan Aerospace, Takalar, Tanggamus, Ladong, Tanjung Enim, dan Sadai.
Sumber Data
Data KI dari Ditjen KPAII.
Cara Menghitung (Formula)
Jumlah KI yang telah memiliki IUKI efektif.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


KI Maksimasi Ditjen KPAII

Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S6 Meningkatnya Persebaran Industri
S6.2 Kawasan Industri (KI) yang dikembangkan 15 18 22 26 30 33
Definisi/Deskripsi
KI yang dikembangkan merupakan kawasan-kawasan yang difasilitasi. Pemenuhan terhadap infrastruktur dasar dan penunjangnya
merupakan prasyarat bagi pengembangan KI ke depannya. Dalam periode 2020 – 2024, target pengembangan KI baru berjumlah 18
KI, meliputi: Kuala Tanjung, Sei Mangkei, Tenayan, Tanjung Buton, Kemingking, Way Pisang, Katibung, Pesawaran, Batanjung, Surya
Borneo, Jorong, Batu Licin, Tanah Kuning, Brebes, Palu, Bangkalan, Sumbawa Barat, dan Teluk Bintuni.
Sumber Data
Data KI dari Ditjen KPAII.
Cara Menghitung (Formula)
Jumlah KI yang difasilitasi pemenuhan infrastrukturnya.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


KI Maksimasi Ditjen KPAII

100 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S6 Meningkatnya Persebaran Industri
S6.3 Kawasan industri (KI) dengan zona tematik yang N/A 2 2 3 3 3
beroperasi
Definisi/Deskripsi
KI dengan zona tematik merupakan KI yang telah ada/beroperasi (existing) yang menyediakan layanan berdasarkan fungsi-fungsi
spesifik. Dengan adanya tambahan fungsi spesifik tersebut, KI dengan zona tematik memiliki kekhususan yang tidak dimiliki KI lain.
Pengembangan KI dengan zona tematik disesuaikan dengan kebutuhan industri dalam hal: pemenuhan standar tertentu (misal: halal),
manajemen pengelolaan (misal: limbah), teknologi, dan lain-lain.
Sumber Data
Data KI dari Ditjen KPAII.
Cara Menghitung (Formula)
Jumlah KI yang memenuhi unsur tematik.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


KI Maksimasi Ditjen KPAII

Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S6 Meningkatnya Persebaran Industri
S6.4 Persentase nilai tambah sektor industri yang 29,55 29,9 30,7 31,5 32,3 33,1
diciptakan di luar Jawa
Definisi/Deskripsi
Peningkatan kontribusi nilai tambah sektor industri di luar Jawa menunjukkan adanya penyebaran pembangunan industri di luar
Jawa. Hal-hal yang memicu semakin meningkatnya kontribusi nilai tambah di luar Jawa perbaikan infrastruktur, ketersediaan energi
(gas dan listrik) dan peningkatan SDM/tenaga kerja yang kompeten sehingga menyebabkan investasi-investasi baru khususnya di
sektor industri manufaktur mulai bertumbuh di luar Jawa. Pembangunan kawasan industri prioritas di luar Jawa memberikan dampak
positif bagi peningkatan kontribusi sektor industri. Dengan adanya pembangunan Kawasan Industri Prioritas diharapkan ke depannya
kontribusi nilai tambah sektor industri di luar Jawa terhadap nilai tambah sektor industri nasional meningkat.
Sumber Data
Data nilai tambah regional dari BPS.
Cara Menghitung (Formula)
Nilai tambah sektor industri pengolahan nonmigas di luar Jawa dibandingkan nilai tambah sektor industri pengolahan nonmigas
secara nasional.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Persen Maksimasi Ditjen KPAII

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 101


Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S6 Meningkatnya Persebaran Industri
S6.5 Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) di luar 14 17 23 29 38 44
Jawa yang beroperasi
Definisi/Deskripsi
Sentra IKM di luar Jawa yang dibangun dan beroperasi, merupakan jumlah sentra IKM yang difasilitasi dan/atau dibangun di luar
Jawa dan sampai dengan beroperasi.
Salah satu strategi yang dilaksanakan oleh Kementerian Perindustrian dalam rangka pengembangan perwilayahan industri dan
pemberdayaan IKM dilakukan antara lain melalui pengembangan sentra IKM. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor
3 Tahun 2014 tentang Perindustrian di mana disebutkan bahwa pengembangan perwilayahan industri dilakukan antara lain melalui
pengembangan sentra IKM. Bagi kabupaten/kota yang tidak memungkinkan dibangun kawasan industri karena tidak layak secara
teknis dan ekonomis, maka pembangunan industri dilakukan melalui pengembangan Sentra IKM yang diarahkan untuk mendukung
industri besar dan pengembangan WPPI atau sentra IKM yang mandiri yang menghasilkan nilai tambah serta menyerap tenaga kerja.
sentra IKM adalah lokasi pemusatan kegiatan industri kecil dan industri menengah yang menghasilkan produk sejenis, menggunakan
bahan baku sejenis dan atau mengerjakan proses produksi yang sama. Pengembangan sentra IKM dimulai dengan penyusunan
dokumen perencanaan pengembangan sentra IKM.
Sumber Data
Database Ditjen IKMA.
Cara Menghitung (Formula)
Data sentra IKM di luar Jawa yang beroperasi dari Ditjen IKMA.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Sentra IKM Maksimasi Ditjen IKMA

Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S7 Tersedianya Regulasi Pembangunan Industri yang Efektif
S7.1 Efektifitas regulasi bidang industri yang ditetapkan NA 72 74 76 78 80
Definisi/Deskripsi
Sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, peran pemerintah dalam mendorong
kemajuan sektor industri ke depan dilakukan secara terencana serta disusun secara sistematis dalam suatu dokumen perencanaan.
Dokumen perencanaan tersebut harus menjadi pedoman dalam menentukan arah kebijakan pemerintah dalam mendorong
pembangunan sektor industri menjadi panduan bagi seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam pembangunan industri
nasional. Tersedianya kebijakan pembangunan industri yang efektif diukur melalui indikator kinerja yaitu efektifitas regulasi industri.
Efektifitas kebijakan industri dari hasil survei yang dilakukan oleh pihak independen dengan mengetahui dampak regulasi yang
telah disusun oleh Kementerian Perindustrian secara lebih spesifik, sehingga dapat diketahui sejauh mana regulasi yang disusun
berdampak terhadap industri.
Sumber Data
Biro Hukum.
Cara Menghitung (Formula)
Efektifitas kebijakan industri dari hasil survei yang dilakukan oleh Biro Hukum dengan mengetahui dampak regulasi yang telah
disusun oleh Kementerian Perindustrian. Pengukuran efektifitas regulasi industri dilakukan dengan menggunakan metode.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Persen Maksimasi Sekretariat Jenderal

102 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S8 Terselenggaranya Urusan Pemerintahan di Bidang Perindustrian yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan
S8.1 Perusahaan industri menengah besar yang 28 33 37 46 61 71
tersertifikasi Standar Industri Hijau (SIH)
berdasarkan SIH yang ditetapkan
Definisi/Deskripsi
Pengembangan Industri Hijau bertujuan untuk mewujudkan industri yang berkelanjutan dan mampu menyelaraskan pembangunan
industri dengan kelangsungan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan memberikan manfaat bagi masyarakat. SIH merupakan
acuan para pelaku industri dalam menyusun secara konsensus terkait dengan bahan baku, bahan penolong, energi, proses produksi,
produk, manajemen pengusahaan, pengelolaan limbah dan/atau aspek lain yang bertujuan untuk mewujudkan industri hijau. Indikator
perusahaan industri menengah besar yang tersertifikasi SIH berdasarkan SIH yang ditetapkan adalah jumlah perusahaan yang telah
mendapatkan sertifikasi SIH.
Jumlah perusahaan industri yang telah tersertifikasi SIH dibandingkan dengan jumlah industri menengah besar pada KBLI SIH
yang telah ditetapkan (untuk 8 SIH di 2019 terdapat 210 perusahaan).
Sumber Data
Data sertifikat yang diterbitkan Lembaga SIH.
Cara Menghitung (Formula)
Menghitung jumlah perusahaan industri yang telah tersertifikasi SIH. Jumlah tersebut lalu dibagi target perusahaan sesuai
lingkup SIH di tahun berjalan. Asumsi terdapat penambahan 5 SIH (100 perusahaan) pertahun. Perhitungan target (2020 → 28/310,
2021 → 37/410, 2022 → 46/510, 2023 → 61/610, 2024 → 71/710.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Perusahaan Maksimasi BPPI

Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S8 Terselenggaranya Urusan Pemerintahan di Bidang Perindustrian yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan
S8.2 Infrastruktur kompetensi industri 13 20 20 20 20 20
Definisi/Deskripsi
Infrastruktur kompetensi industri merupakan penambahan jumlah SKKNI yang ditetapkan serta LSP dan TUK yang terbentuk
dibidang industri pada tahun berjalan.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan
(knowledge), keterampilan dan/atau keahlian (skills) serta sikap kerja (attitude) yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat
jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)
merupakan lembaga yang mendapatkan lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang memiliki keahlian dan dapat
dipercaya untuk melaksanakan kegiatan pemberian sertifikat kompetensi. Sedangkan Tempat Uji Kompetensi (TUK), merupakan
tempat kerja profesi atau tempat yang memiliki sarana dan prasarana dengan kriteria setara dengan tempat kerja profesi yang
diverifikasi oleh LSP untuk menjadi tempat untuk kompetensi.
Sumber Data
Data infrastruktur kompetensi industri dari BPSDMI.
Cara Menghitung (Formula)
Jumlah SKKNI yang tersusun dan disahkan oleh BNSP.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


SKKNI Maksimasi BPSDMI

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 103


Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S9 Tercapainya Pengawasan Internal yang Efektif dan Efisien
S9.1 Batas toleransi temuan material pengawasan 0,089 1,5 1,4 1,3 1,20 1,00
eksternal
Definisi/Deskripsi
Batas toleransi temuan pengawasan eksternal adalah jumlah temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang bersifat keuangan
dibandingkan dengan total anggaran Kementerian Perindustrian.
Realisasi indikator kinerja ini menggunakan data hasil pemeriksaan BPK, sehingga frekuensi pengukuran indikator kinerja ini
bersifat tahunan dan diukur dengan menggunakan polarisasi minimize (semakin kecil lebih baik).
Sumber Data
Data hasil pemeriksaan BPK.
Cara Menghitung (Formula)
Jumlah Temuan eksternal yang bersifat keuangan dibanding dengan total anggaran Kementerian Perindustrian.
Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data
Persen Minimasi Inspektorat Jenderal

Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S9 Tercapainya Pengawasan Internal yang Efektif dan Efisien
S9.2 Rekomendasi hasil pengawasan internal telah 90 91 91,5 92 92,5 93
ditindaklanjuti oleh satker
Definisi/Deskripsi
Indikator Rekomendasi hasil pengawasan internal telah ditindaklanjuti oleh satker merupakan perbandingan rekomendasi
hasil pengawasan yang ditindaklanjuti terhadap total rekomendasi hasil pengawasan. Tindak lanjut terhadap rekomendasi hasil
pengawasan internal tidak sekedar pemenuhan kewajiban yang bersifat administratif. Akan tetapi, tindak lanjut yang dilaksanakan
oleh unit kerja/satker bertujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi dikarenakan melalui tindak lanjut tersebut, unit kerja secara
otomatis telah melakukan perbaikan terhadap sistem maupun akuntabilitas organisasi.
Sumber Data
Bagian Pengelolaan Tindak Lanjut dan Evaluasi Hasil Pengawasan, database Itjen
Cara Menghitung (Formula)
Rekomendasi hasil pengawasan internal telah ditindaklanjuti oleh satker dihitung melalui perbandingan rekomendasi hasil
pengawasan yang ditindaklanjuti terhadap total rekomendasi hasil pengawasan.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Persen Maksimasi Inspektorat Jenderal

104 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S9 Tercapainya Pengawasan Internal yang Efektif dan Efisien
S9.3 Indeks Penerapan Manajemen Risiko (MRI) NA 3 3 3 4 4
Kementerian Perindustrian
Definisi/Deskripsi
Indeks penerapan Manajemen Risiko merupakan index untuk melihat sejauh mana penerapan prinsip-prinsip manajemen risiko
telah diimplementasikan oleh suatu instansi.
Dalam pelaksanaannya, tingkat penerapan prinsip-prinsip ini dinilai melalui Indeks Manajemen Risiko (MRI) dimana terdapat 5
(lima) level MRI, yaitu level 1, 2,3,4, serta 5.
Masing-masing level tersebut mempunyai karakteristik masing-masing sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh BPKP.
Sumber Data
• Penilaian mandiri level MRI; dan
• Nilai final level MRI dari hasil Quality Assurance oleh BPKP.
Cara Menghitung (Formula)
Level MRI dinilai dengan memperhatikan beberapa unsur dalam manajemen risiko, antara lain prinsip dan kerangka kerja
manajemen risiko instansi, serta proses manajemen risiko di instansi tersebut.
Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data
Level Maksimasi Inspektorat Jenderal

Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S10 Terwujudnya ASN Kementerian Perindustrian yang Professional dan Berkepribadian
S10.1 Indeks kompetensi, profesional, dan integritas NA 70 71 73 76 80
pegawai Kementerian Perindustrian
Definisi/Deskripsi
Indeks kompetensi, profesional, dan integritas pegawai Kementerian Perindustrian adalah tingkat kompetensi SDM Kementerian
Perindustrian yang diukur dari kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) berupa pengetahuan,
keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga ASN tersebut dapat melaksanakan
tugas secara profesional, efektif dan efisien.
Pengukuran dilakukan melalui agregat dari berberapa variabel antara lain presentase pemenuhan standar kompetensi yang
diukur dengan asesmen; presentase nilai kinerja pegawai minimal baik; presentase tingkat kehadiran pegawai; persentase tingkat
kepatuhan LHKASN/LHKPN; serta variabel-variabel lain sesuai dengan kebutuhan (penetapan variabel yang digunakan untuk
penghitungan indikator kinerja dapat berubah yaitu bisa bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan situasi dan kondisi yang
terjadi).
Sumber Data
Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Cara Menghitung (Formula)

No Kegiatan Pengukuran Contoh Cara Pengukuran Hasil Hasil Total Target Capaian
1 Penilaian Kinerja Pegawai dengan nilai 4000 pegawai / 5000
Individu kinerja minimal baik 70% / pegawai = 80%
jumlah pegawai
2 Disiplin Tingkat kehadiran pegwai Kemenperin rata-rata =
dari sistem absensi per 84%
tahun
77% 70% 110,48%
3 Disiplin Jumlah pegawai yang 4500 pegawai / 5000
melaporkan LHKASN/LH- pegawai 90%
KPN / jumlah pegawai
4 Variabel-variabel Menyesuaikan Menyesuaikan
lain sesuai
kebutuhan

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Nilai Maksimasi Sekretariat Jenderal

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 105


Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S10 Terwujudnya ASN Kementerian Perindustrian yang Professional dan Berkepribadian
S10.2 Aparatur Sipil Negara (ASN) yang meningkat 767 500 550 600 650 700
kompetensinya
Definisi/Deskripsi
Peningkatan kualitas SDM merupakan kunci keberhasilan pembangunan nasional. Pembangunan SDM diarahkan agar benar-
benar mampu dan memiliki etos kerja yang produktif, terampil, kreatif, disiplin dan professional. ASN Kementerian Perindustrian yang
mengikuti program rintisan gelar/diklat fungsional/diklat teknis.
Sumber Data
Data ASN yang meningkat kompetensinya dari BPSDMI.
Cara Menghitung (Formula)
Jumlah ASN yang lulus Diklat Fungsional/Teknis Industri dan mengikuti Program Rintisan Gelar.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Orang Maksimasi BPSDMI

Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S11 Terwujudnya Sistem Informasi Industri yang Berkualitas
S11.1 Data dan informasi sesuai dengan kebutuhan NA 3 3,1 3,12 3,15 3,18
pengambil keputusan
Definisi/Deskripsi
Indikator Kinerja ini diharapkan mampu menggambarkan tingkat kesesuaian data dan informasi industri yang dimililki Pusdatin
terhadap pemintaan data dan informasi dari pimpinan di lingkungan Gedung Pusat Kementerian Perindustrian. Kuesioner berisi
pertanyaan tentang tingkat keakuratan, kelengkapan dan kemudahan akses pimpinan dalam memperoleh data dan informasi yang
dibutuhkan. Arti nilai skala likert:
Indeks 0,0 - 1,0 : Sangat Tidak Setuju;
Indeks 1,1 - 2,0 : Tidak Setuju;
Indeks 2,1 - 3,0 : Setuju; dan
Indeks 3,1 - 4,0 : Sangat Setuju.
Sumber Data
Hasil kuisioner dari Pusdatin Kemenperin.
Cara Menghitung (Formula)
Pengukuran dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada Pimpinan (Eselon III) di Gedung Pusat Kementerian
Perindustrian pada bulan Januari dan Juli.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Skala (1-4) Maksimasi Sekretariat Jenderal

106 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S11 Terwujudnya Sistem Informasi Industri yang Berkualitas
S11.2 Tingkat ketepatan waktu penyampaian informasi NA 100 100 100 100 100
baku secara periodik
Definisi/Deskripsi
Ketepatan waktu dalam mengunggah 26 informasi (secara kumulatif sampai dengan tahun 2024) sesuai amanat PP Nomor
2/2017 sebagai informasi baku ke dalam website kemenperin.go.id. Pengunggahan dilakukan secara periodik: (i) bulanan: ekspor-
impor (10 hari setelah rilis BPS); (ii) triwulanan: perkembangan investasi industri (10 hari setelah rilis BKPM); dan (iii) tahunan 24
informasi lainnya (paling lambat 31 Desember tahun berjalan) dengan rincian jumlah informasi yang harus diunggah pada setiap
tahunnya adalah sebagai berikut:
• Tahun 2020: 23 informasi (informasi industri dan kawasan industri; informasi ekspor dan impor; informasi agenda
pameran nasional dan internasional; informasi hak kekayaan intelektual; informasi investasi; informasi potensi sumber
daya wilayah; informasi sumber daya manusia industri; informasi standardisasi industri; informasi infrastruktur industri;
informasi kebijakan industri; informasi hasil riset terapan; informasi keunggulan sumber daya daerah; informasi sumber
daya alam; informasi kebijakan perdagangan; informasi tentang permintaan informasi dagang; informasi rancang bangun
dan perekayasaan industri; informasi jenis, negara asal, dan tahun pembuatan teknologi; informasi rencana tata ruang
wilayah; informasi penyediaan sumber pembiayaan; informasi pengembangan dan pemanfaatan kreativitas dan inovasi;
informasi hasil audit teknologi; informasi sumber daya manusia industri; informasi pengembangan dan pemanfaatan
teknologi industri).
• Tahun 2021: 26 informasi (23 informasi di tahun 2020 ditambah informasi konsumsi produk industri, informasi usaha
bersama pengalihan/pembelian hak melalui lisensi, akuisisi teknologi, proyek putar kunci, dan/atau kerja sama teknologi,
informasi peningkatan nilai tambah sepanjang rantai nilai).
• Tahun 2022: pengembangan dan pemutakhiran 26 informasi.
• Tahun 2023: pengembangan dan pemutakhiran 26 informasi.
• Tahun 2024: pengembangan dan pemutakhiran 26 informasi.
Sumber Data
Website Kemenperin
Cara Menghitung (Formula)

Total informasi baku yang diunggah tepat waktu pada tahun tersebut
Persentase ketepatan waktu = x 100%
Total informasi baku yang harus diunggah pada tahun tersebut

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Persen Maksimasi Sekretariat Jenderal

Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S12 Terwujudnya Birokrasi yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi Pada Layanan Prima
S12.1 Tingkat akuntabilitas laporan keuangan dan WTP WTP WTP WTP WTP WTP
Barang Milik Negara
Definisi/Deskripsi
Merupakan tingkat kualitas laporan keuangan dan BMN yang dipublikasikan oleh BPK. Opini Wajar tanpa pengecualian (biasa
disingkat WTP) adalah opini audit yang akan diterbitkan jika laporan keuangan dianggap memberikan informasi yang bebas dari salah
saji material.
Sumber Data
Hasil audit dari Kementerian Keuangan.
Cara Menghitung (Formula)
Nilai WTP diperoleh dari hasil evaluasi oleh BPK.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Predikat Maksimasi Sekretariat Jenderal

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 107


Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S12 Terwujudnya Birokrasi yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima
S12.2 Indeks reformasi birokrasi (RB) Kementerian 76,91 78 78,5 79 79,5 80
Perindustrian
Definisi/Deskripsi
Pelaksanaan reformasi birokrasi diarahkan pada 8 (delapan) area perubahan sesuai dengan Grand Design pelaksanaan
reformasi birokrasi meliputi: area manajemen perubahan, penguatan sistem pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja, penguatan
kelembagaan, penguatan tata laksana, penguatan sistem manajemen SDM ASN, dan penguatan peraturan perundang-undangan
serta peningkatan kualitas pelayanan publik.
Penilaian reformasi birokrasi K/L merupakan instrumen penilaian kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi yang dilakukan
oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Penilaian dilaksanakan oleh tim evaluator Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi setiap tahun.
Sumber Data
Data Indeks Reformasi Birokrasi (RB) Kementerian Perindustrian dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (KemenPANRB)
Cara Menghitung (Formula)
Penilaian pelaksanaan reformasi birokrasi Kementerian Perindustrian dilakukan dengan menilai 8 area perubahan yang dilakukan
oleh tim dari KemenPANRB. Penilaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi mencakup penilaian terhadap dua komponen: Pengungkit
(Enablers) dan Hasil (Results).

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Nilai Maksimasi Sekretariat Jenderal

Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S13 Tersusunnya Perencanaan Program, Pengelolaan Keuangan Serta Pengendalian yang Berkualitas dan Akuntabel
S13.1 Tingkat kesesuaian dokumen perencanaan 95,7 95,5 96 96,5 97 97,5
dengan rencana program dan kegiatan prioritas
nasional
Definisi/Deskripsi
Tingkat kesesuaian dokumen perencanaan dengan rencana program dan kegiatan prioritas nasional adalah persentase
kesesuaian rencana program dan kegiatan prioritas dengan dokumen trilateral meeting.
Target ini dicapai melalui beberapa tahap kegiatan seperti penilaian dan reviu program/kegiatan. Adapun kegiatan-kegiatan yang
mendukung pencapaian kinerja ini antara lain penyempurnaan dokumen perencanaan dan menyusun perencanaan jangka panjang,
menengah dan pendek.
Sumber Data
Dokumen Trilateral Meeting antara Kementerian Perindustrian dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas),
dan Kementerian Keuangan dan Dokumen Renja Kementerian Perindustrian.
Cara Menghitung (Formula)
Perbandingan Trilateral Meeting antara Kementerian Perindustrian dengan Bappenas, dan Kementerian Keuangan dibandingkan
dengan Dokumen Renja Kementerian Perindustrian.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Persen Maksimasi Sekretariat Jenderal

108 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


Baseline Target
Kode Indikator Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024
S13 Tersusunnya Perencanaan Program, Pengelolaan Keuangan serta Pengendalian yang Berkualitas dan Akuntabel
S13.2 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi 77,12 78 78.5 79 79.5 80
Pemerintah (SAKIP) Kementerian Perindustrian
Definisi/Deskripsi
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi melaksanakan evaluasi terhadap sistem akuntabilitas
kinerja pada setiap instansi pemerintah. Dalam evaluasi akuntabilitas kinerja yang dilaksanakan oleh KemenPANRB, penilaian
dilakukan terhadap 5 (lima) komponen, yaitu Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja dan
Capaian Kinerja.
Penilaian SAKIP Kementerian Perindustrian dilakukan setelah tahun anggaran berakhir, sehingga nilai capaiannya indikator ini
dapat terlihat pada pertengahan tahun anggaran setelahnya.
Sumber Data
Data Nilai SAKIP Kementerian Perindustrian dari KemenPANRB.
Cara Menghitung (Formula)
Perhitungan nilai SAKIP Kementerian Perindustrian menggunakan Lembar Kerja Evaluasi sesuai peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 12 tahun 2015 tentang pedoman evaluasi atas implementasi sistem akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah, dimana seluruh dokumen akuntabilitas kinerja dikumpulkan untuk dilakukan penilaian oleh tim dari
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Satuan Klasifikasi Penanggung Jawab Data


Nilai Maksimasi Sekretariat Jenderal

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 109


halaman ini sengaja dikosongkan

110 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024


Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 111
Kementerian Perindustrian
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53
Jakarta Selatan 12950
Telp. +62 21 5255 509 ext 5070
www.kemenperin.go.id

Anda mungkin juga menyukai