2 Dasar Hukum
1
1. Meningkatnya daya dukung dan kualitas sumber daya ekonomi sebagai modalitas bagi pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan; dan
2. Meningkatnya nilai tambah, lapangan kerja, investasi, ekspor dan daya saing perekonomian
Latar
Baseline Target
Sasaran Indikator 2019 2024
Belakang A. Meningkatnya daya dukung dan kualitas sumber daya ekonomi sebagai modalitas bagi
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan
1. Pemenuhan kebutuhan energi 9. TKDN Sektor pembangkit EBT
dengan mengutamakan • Surya (%) 40% 40%
peningkatan energi baru • Bioenergi (%) 40% 40%
terbarukan (EBT) : • Panas Bumi (%) 30% 35%
B. Meningkatnya nilai tambah, lapangan kerja, investasi, ekspor dan daya saing perekonomian
3. Peningkatan ekspor bernilai 14. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 43,3% 50%
tambah tinggi dan penguatan (Rerata Tertimbang) (%)
Tingkat Komponen Dalam Negeri 15. Jumlah produk tersertifikasi TKDN ≥ 25% 6097 8400
(TKDN) : yang masih berlaku
LAMPIRAN I : PERATURAN PRESIDEN NOMOR 18 TAHUN 2020 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL TAHUN 2020-2024
PERAN PEMERINTAH & BUMN DALAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR
INVESTASI INFRASTRUKTUR 2020-2024
(Rp. 6.445 Trilyun)
Latar
• 42% merupakan partisipasi swasta,
2384,65;
• Pemerintah sebesar 37% (Rp. 2.384,65T) 2706,9;
Belakang • BUMN sebesar 21% (Rp. 1.353,45T) 42%
37%
1353,45;
Rp 3.738 T 21%
Sumber: https://mediaindonesia.com/read/detail/263074-porsi-swasta-lebih-besar-di-proyek-infrastruktur
Target Capex BUMN 2015-2019
900 ❑ MAKSUD DAN TUJUAN BUMN ( UU
NO. 19 TAHUN 2003), A.L
1
800 764 MEMBERIKAN SUMBANGAN BAGI
PERKEMBANGAN EKONOMI DAN
700
616 PENERIMAAN NEGARA.
600 ❑ MENJADI LOKOMOTIF
Latar
497 PERKEMBANGAN EKONOMI DAN
500
Belakang
401 INDUSTRI DALAM NEGERI.
400 ❑ KEWAJIBAN BUMN
323
300 MENGUTAMAKAN PENGGUNAAN
PRODUKSI DALAM NEGERI, RANCANG
200 BANGUN DAN PEREKAYASAAN
100 NASIONAL, SERTA PERLUASAN
KESEMPATAN BAGI USAHA KECIL
0
Jumlah
Latar
banyak. Serta mengkonsolidasikan 70 rumah sakit milik
negara dan membentuk klaster kesehatan untuk
2. BUMN harus berani melakukan perubahan daripada
Belakang ekosistem, kolaborasi bisnis dan juga kemitraannya. BUMN
tidak mungkin menjadi menara gading yang berjalan sendiri
membangun rantai pasokan yang koheren .......,”
Kedua, Rencana Jangka Menengah, “.....akan terus
memfokuskan upaya untuk meningkatkan
atau stand alone.
kapasitas Litbang bangsa untuk vaksin dan
3. BUMN menjadi pemain yang bisa membuat terobosan di era produksi obat-obatan”.
teknologi, mengingat saat ini merupakan era disrupsi dan Ketiga, Rencana Jangka Panjang “....agar
teknologi. perusahaan farmasi kami menjadi perusahaan
4. Nilai tata kelola korporasi yang baik dan bersih di BUMN harus global ....dan memberikan dampak berkelanjutan
dimaksimalkan. dalam perawatan kesehatan Indonesia,”
5. Meningkatkan atau meng-upgrade orang-orang yang bekerja Sumber: https://www.industry.co.id/read/65877/rencana-strategis-
di Kementerian BUMN atau perusahaan-perusahaan BUMN. kementerian-bumn-mendorong-ketahanan-industri-kesehatan-
indonesia
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2018
UU & PP Perindustrian Pemberdayaan Industri
2
Inpres No.2/2009 Penggunaan Produk Dalam Negeri dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Dasar
2. Permen Perindustrian No.02/2014 Pedoman Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
3. Permen Perindustrian No.03/2014 Pedoman Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Yang Tidak Dibiayai
Hukum
Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
4. Permen Perindustrian No.68/2015 Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri Produk Elektronika Dan Telematika
5. Permen Perindustrian No.05/2017 Perubahan Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 54/M-IND/PER/3/2012 Tentang Pedoman Penggunaan Produk
Dalam Negeri Untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan
6. Permen Perindustrian No. 04/2017 Ketentuan Dan Tata Cara Penilaian Tingkat Komponen Dalam Negeri Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya
7. Permen Perindustrian No. 29/2017 Ketentuan Dan Tata Cara Penghitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri Produk Telepon Seluler, Komputer Genggam,
Dan Komputer Tablet
8. Permen Perindustrian No.31/2017 Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 19/M-IND/PER/2/2010 Tentang Daftar Mesin, Barang, Dan
Bahan Produksi Dalam Negeri Untuk Pembangunan Atau Pengembangan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal.
9. Permen ESDM No. No. 15/2013 ttg Penggunaan Produk Dalam Negeri pada kegiatan usaha hulu Migas
10. Permen Kominfo No. 27/2015 Persyaratan Teknis Alat dan/atau Perangkat Perangkat Telekomunikasi Berbasis Standar Teknologi Long Term Evolution
11. Permen Kominfo No. 4/2019 Persyaratan Teknis Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi Untuk Keperluan Penyelenggaraan Televisi Siaran dan Radio Siaran
12. Permen Kominfo No. 12/2019 Tata Cara Penilaian Pencapaian Tingkat Komponen Dalam Negeri Belanja Modal Dan Belanja Operasional Pada Penyelenggaraan
Telekomunikasi
13. Permen BUMN No. PER - 08/MBU/12/2019 Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
14. Kep Menko Bidang Kemaritiman No. 84/2019 Kelompok Kerja Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
15. SE Menteri BUMN Nomor SE- 02 /MBU/2006 Penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang/jasa BUMN dan anak perusahaan BUMN :
“melaporkan penggunaan produk dalam negeri kepada Kementerian Negara BUMN sebagai Wakil Ketua Tim Pelaksana Penggunaan Produk Dalam Negeri &
Sebagai KPI masing masing BUMN”
16. SE Menteri BUMN Nomor SE- 02 /MBU/2012 Penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang/jasa BUMN dan anak perusahaan BUMN
3 Konsep Perhitungan TKDN
Berinvestasi di Indonesia
Barang/Jasa termasuk rancang
bangun dan perekayasaan yang
produksi atau dikerjakan oleh
Berlokasi di Indonesia
Perusahaan yang
Berproduksi di Indonesia
Produk Dalam Negeri
3 Konsep Perhitungan TKDN
IDENTIFIKASI PRODUK adalah Langkah AWAL yang harus Penentuan KDN/KLN
BERDEDA
dilakukan agar tidak terjadi SALAH/KELIRU dalam
mengimplementasikan dan menghitung TKDN ❑ Barang (Material & Barang Jadi) di-
treatment sebagai Country of Origin
❑ Jasa (Alat Kerja) ditreatment sebagai
Country of Origin dan Kepemilikan
PRODUK
Barang diserahkan dan Penentuan PreferensI
menjadi milik User/Buyer BERDEDA
BARANG ❑ Barang /Jasa:
▪ Pref. Harga maks. 25%
▪ TKDN ≥ 25%
IDENTIFIKASI Barang berfungsi sebagai ❑ Pekerjaan Konstruksi:
PRODUK Alat Kerja layanan jasa dan ▪ Preferensi maks. 7,5% diatas harga
(Saat LELANG) penawaran terendah dari badan
JASA tetap dimiliki Penyedia Jasa
usaha asing
3 Konsep Perhitungan TKDN
Pumps LELANG : Pengadaan 2 Unit Pompa BARANG
CONTOH
LELANG :
Penyewaan 2 Unit Pompa selama 2
tahun
Biaya KDN
% TKDN = X 100%
Biaya KDN + Biaya KLN
3 Konsep Perhitungan TKDN
Dibuat DN, TKDN Dibuat LN,
0% < X ≤ 100% TKDN 0%
1. Material
PENENTUAN KL KD
N N
TKDN
Penentuan
3. Alat TKDN
Kerja
KLN KDN
2.Tenaga
Kerja
KLN KDN
Referensi :
NEXT SLIDE……….
Peraturan Menteri Perindustrian no.
16/M-IND/PER/2/2011
3 Konsep Perhitungan TKDN
Alat Kerja – Permen Perindustrian No.16
Dibuat ............ DN LN
1 2 3 4 5 6
Saham
Pemilik .... DN LN DN+LN DN LN DN+LN
%TKDN .. 100% 75% 75% + (25% x 75% 0% proporsional
Saham DN) saham DN
Referensi :
Peraturan Menteri Perindustrian no.
16/M-IND/PER/2/2011
3 Konsep Perhitungan TKDN
BAHAN BAKU (MATERIAL)
• Nilai/Harga Perolehan
• Nilai/Harga Komponen biaya terkait : Transportasi,
Handling, dsb.
ALAT KERJA/FASILITAS
• Dimiliki : Nilai Penyusutan/depresiasi
• Disewa : Nilai/Harga Sewa
3 Konsep Perhitungan TKDN
Contoh TKDN Alat Kerja – Permenperin No.16
Dalam memanufaktur Kabel Listrik, PT. ABC dgn kepemilikan saham 50% DN dan 50% Asing memiliki
3 Mesin Produksi, dgn rincian sbb :
Mesin Made in Nilai Depresiasi TKDN
1 2 3 4 5 6
Mesin A China 500.000 50%
DN LN DN+LN DN LN DN+LN Mesin B Jepang 100.000 50%
100% 75% 75% + (25% 75% 0% proporsional
Mesin C Indonesia 200.000 87,5%
x Saham DN) saham DN
Dalam memanufaktur Kabel Listrik, PT. XYZ status PMA dgn kepemilikan saham
70% DN dan 30% Asing memiliki 3 Mesin Produksi, dgn rincian sbb :
Sumber Data
Kemampuan
Industri Barang
Dalam Negeri :
3 TKDN Jasa
TKDN jasa dihitung berdasarkan perbandingan antara biaya jasa
Komponen Dalam Negeri Pada Jasa terhadap keseluruhan biaya jasa
Biaya Komponen Dalam Negeri Pada Jasa
% TKDN Jasa = x 100%
Biaya Jasa keseluruhan
Material Terpakai
Biaya Komersial
Harga KONTRAK JASA
Jasa Umum
Mob demob
Biaya
TKDN JASA Produksi
Jasa
TIDAK
DIHITUNG
DIHITUNG
3 TKDN Jasa
Material Used
Biaya TKDN KDN KLN
Alat Kerja
50 50% 25 25
Made in LN, dimiliki
Persh. DN
1.000 75% 750 250
Tenaga
3.000 100% 3.000 -
Jasa Design
Kerja WNI
100 100% 100 -
Arsitektur 4.150 3.875 275
Mob demob Persh Airline DN
Jasa
Umum
TKDN = (3.875/4150) x 100%
= 93,37 %
3 TKDN GABUNGAN BARANG & JASA
TKDN gabungan barang dan jasa merupakan Biaya Komponen Dalam Negeri Pada
% TKDN Jasa Gabungan Barang & Jasa
perbandingan keseluruhan biaya Komponen Dalam
Gabungan = x 100%
Negeri Pada Gabungan Barang dan Jasa terhadap Keseluruhan gabungan biaya barang
Barang & Jasa
keseluruhan gabungan biaya barang dan jasa. dan jasa
▪ Komponen Dalam Negeri Pada Gabungan Barang dan Jasa adalah penggunaan bahan baku,
rancang bangun dan perekayasaan yang mengandung unsur manufaktur, pabrikasi, perakitan,
dan penyelesaian akhir pekerjaan serta penggunaan jasa dengan memanfaatkan tenaga kerja,
termasuk tenaga ahli, alat kerja termasuk perangkat lunak dan sarana pendukung sampai
dengan penyerahan akhir yang berasal dari dan dilaksanakan di dalam negeri.
▪ Keseluruhan gabungan biaya barang dan jasa merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan gabungan barang dan jasa yang dihitung sampai di lokasi pengerjaan (on site).
▪ TKDN gabungan barang dan jasa dihitung pada setiap kegiatan pekerjaan gabungan barang dan
jasa.
▪ Biaya yang dikeluarkan meliputi biaya produksi pada perhitungan TKDN Barang dan biaya jasa
pada penghitungan TKDN jasa
3 TKDN GABUNGAN BARANG & JASA
Harga Kontrak/PO Gabungan B & J
J
A Alat Kerja/ Fasilitas Kerja
S
A Konstruksi/ Fabrikasi
Jasa Umum
3 TKDN GABUNGAN BARANG & JASA
REKAPITULASI
KEGIATAN : Pembangunan Rumah Sederhana 36
LOKASI : Depok Jawa Barat
KP
Status HEA Barang KP Jasa HEA Jasa HE Gabungan Raking HEA-
No Bidder Barang
Perusahaan TKDN
h=dxf i = (1-h) x a j=exg k = (1-j) x b m=i+k
1 A Nasional 10,00% 85.950.000.000 23,75% 15.250.000.000 101.200.000.000 3
2 B Nasional 8,75% 86.687.500.000 22,50% 15.500.000.000 102.187.500.000 4
3 C Nasional 7,50% 83.250.000.000 20,00% 16.000.000.000 99.250.000.000 2
4 D Nasional 7,50% 82.325.000.000 18,75% 16.250.000.000 98.575.000.000 1
4 Preferensi Harga & Harga Evaluasi Akhir
Contoh HEA Gab Barang & Jasa : Bidder terdiri dari Perusahaan Nasional dan Asing
Penawaran Harga TKDN TKDN Preferensi
1 Status
Raking
No Bidder Penawaran pra- Barang Jasa
Perusahaan Barang Jasa Barang Jasa
TKDN
a b c d e f g
1 A Nasional 95.500.000.000 20.000.000.000 115.500.000.000 4 40% 95% 25% 25%
2 B Nasional 95.000.000.000 20.000.000.000 115.000.000.000 3 35% 90% 25% 25%
3 C Asing 90.000.000.000 20.000.000.000 110.000.000.000 2 30% 80% 25% 25%
4 D Asing 89.000.000.000 20.000.000.000 109.000.000.000 1 30% 75% 25% 25%
KP
Status HE Barang KP Jasa HE Jasa HE Gabungan Raking HEA-
2 No Bidder
Perusahaan
Barang
TKDN
h=dxf i = (1-h) x a j=exg k = (1-j) x b m=i+k
1 A Nasional 10,00% 85.950.000.000 23,75% 15.250.000.000 101.200.000.000 3
2 B Nasional 8,75% 86.687.500.000 22,50% 15.500.000.000 102.187.500.000 4
3 C Asing 7,50% 83.250.000.000 20,00% 16.000.000.000 99.250.000.000 2
4 D Asing 7,50% 82.325.000.000 18,75% 16.250.000.000 98.575.000.000 1
4 Preferensi Harga & Harga Evaluasi Akhir
Contoh HEA Gab Barang & Jasa : Bidder terdiri dari Perusahaan Nasional dan Asing
Penawaran TKDN TKDN KDN
Status KDN Gabungan TKDN Gabungan
No Bidder Barang Jasa
Perusahaan Barang Jasa Total Barang Jasa
3 a b c=a+b d e n=axd p=bxe q=n+p r = (q / c) x 100%
1 A Nasional 95.500.000.000 20.000.000.000 115.500.000.000 40% 95% 38.200.000.000 19.000.000.000 57.200.000.000 49,52%
2 B Nasional 95.000.000.000 20.000.000.000 115.000.000.000 35% 90% 33.250.000.000 18.000.000.000 51.250.000.000 44,57%
3 C Asing 90.000.000.000 20.000.000.000 110.000.000.000 30% 80% 27.000.000.000 16.000.000.000 43.000.000.000 39,09%
4 D Asing 89.000.000.000 20.000.000.000 109.000.000.000 30% 75% 26.700.000.000 15.000.000.000 41.700.000.000 38,26%
Metode : Mix
• Permen Perindustrian No.
Metode : Cost Based 29/2017 Metode : Cost Based Metode : Cost Based
• Metode : • Permen Perindustrian
• Permen ESDM 15/2013 No.05/2017 (Perubahan • Permen Kominfo No.12/2019
✓ Pembobotan berdasarkan
• Tersedia Roadmap (Target) 54/2012) • Capex dan Opex Telco dihitung
Proses dan Material based
utk masing2 kelompok • Berlaku utk setiap setiap Tahun
(Manufacture,
Barang & Jasa Pengadaan Pembangkit, • TKDN Komponen/Material ≥
Pengembangan dan
• Dihitung utk setiap Gardu Induk dan Jaringan 50% dianggap 100% (psl 6)
Aplikasi)
Pengadaan/Kontrak KKKS Transmisi PLN & IPP
✓ Pengembangan INOVASI
5 Benchmarking TKDN
Verifikasi
• Wajib menggunakan SI utk
Verifikasi Verifikasi Verifikasi
Nilai Pengadaan ≥ USD 5 jt • Dilakukan oleh SI utk • Dilakukan oleh SI/ internal • Dilakukan oleh SI utk
• Berkontrak dgn KKKS atau PBJ setiap jenis HP PLN utk setiap Kontrak setiap Perusahaan
• Utk Pengadaan Besar dan • Berkontrak dgn Produsen • Berkontrak dgn Telekomunikasi Seluler
Complicated (EPC/I) dpt HP PLN/IPP/PBJ • Setiap Tahun
dilakukan Pre Assessment • Penandasahan Kemenperin • Dapat dilakukan Pre • Berkontrak dgn Kominfo
saat FEED (sebelum EPC) • TKDN sbg Bagian dari Assesment sebelum Lelang
• Penandasahan DJMIGAS Persyaratan Teknis Kominfo EPC
Manfaat Implementasi TKDN
Manfaat Tidak Langsung Penggunaan Produksi Dalam Negeri
Manfaat Langsung Penggunaan Produksi Dalam antara lain:
Simpulan
Negeri antara lain : ❑ Peningkatan Kualitas Produk Dalam Negeri
❑ Pertumbuhan Industri Dalam Negeri ❑ Harga Produk Dalam Negeri menjadi Kompetitif/Bersaing
❑ Penyerapan Tenaga Kerja ❑ Jaminan Ketersediaan Pasokan Barang dan Bahan Baku yg
❑ Pengurangan penggunaan devisa; sdh dapat diproduksi di Dalam Negeri
❑ Penurunan Nilai Impor; ❑ Peningkatan Daya Saing Produk & Industri Dalam Negeri
OPTIMALISASI TKDN dalam proses Pengadaan dapat dilakukan antara lain dengan:
❑ WAJIB mempertimbangkan Produk Dalam Negeri (Engineering Services, EPC Contractor, Sub Contractor,
Barang dan Layanan Jasa lainnya) sejak mulai Tahap Perencanaan/Design sampai dengan Tahap Realisasi
Kontrak.
❑ WAJIB Melakukan Monitoring dan Evaluasi Capaian TKDN Kontrak dan Penyaksian/witness Proses
Produksi/Fabrikasi yang dilakukan Industri Dalam Negeri untuk meminimalisir Penyalah gunaan
Implementasi TKDN
❑ WAJIB melakukan Pembinaan kepada Penyedia Barang/Jasa Dalam Negeri, terutama dalam hal : Sistem
Manajemen Mutu, K3LL, Transfer Knowledge & Teknologi serta Uji Kualitas Produk
PT SURVEYOR INDONESIA (Persero)
Sektor Bisnis INFRASTRUKTUR
Graha Surveyor Indonesia, Lantai 7,
Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 56, Jakarta – 12950
Hartowo – 0811917368
hartowo@gmail.com