BUSINESSJANGKA PANJANG
SERVICE TITLE HERE
PERUSAHAAN (RJPP)
TAHUN 2020-2024
TELP: 021-3862141/42
Kata Pengantar dan Ringkasan Eksekutif
RINGKASAN EKSEKUTIF
Secara garis besar Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) PT Perusahaan Perdagangan
Indonesia (Persero) tahun 2020 – 2024 berisikan hal-hal sebagai berikut :
1) Visi perusahaan, yaitu : “Menjadi Perusahaan Dagang yang Terpercaya, Terkemuka dan
Mempunyai Akses Sumber Daya dan Jaringan Pemasaran di Dalam dan Luar Negeri.”
2) Misi yang diemban oleh perusahaan juga telah sesuai dengan masterplan Kluster
Pangan serta memperhatikan kondisi objektif yang ada, maka misi perusahaan untuk 5
(lima) tahun ke depan adalah :
a) Melakukan perdagangan umum dan khusus yang menangani beraneka ragam
produk sejak dari hulu ke hilir secara komersial dan terukur;
b) Melakukan transaksi perdagangan lokal maupun lintas negara;
c) Melakukan produksi barang-barang yang mendukung perdagangan;
d) Menjalin kemitraan dengan layanan yang terintegrasi dengan memanfaatkan
jaringan dan sistem teknologi informasi yang handal;
e) Meningkatkan kesejahteraan pegawai melalui produktivitas.
3) Selama tahun 2015 – 2019, PT PPI (Persero) telah melakukan berbagai upaya
konsolidasi internal dan persiapan pengembangan bisnis hulu antara lain :
a) Pembangunan sistem ERP untuk mendukung kegiatan operasional;
b) Restrukturisasi dan pembayaran kewajiban jangka panjang perusahan;
c) Pengembangan bisnis hulu melalui produksi produk-produk merk PPI seperti
Pestisida Dharma brand (Dharmabas, Dharmasan, Dharmafur, Dharmasip,
Dharmapara) Beras Panganesia, Minyak Goreng Panganesia, Kopi Covare, Sarden
Arnesh, dan Sarden Kiku;
d) Pembukaan Representative Office di China, Taiwan, dan Mesir untuk meningkatkan
kinerja ekspor dan perdagangan antar negara;
e) Pembangunan jaringan retail BUMN Shop dan aplikasi online seperti e-Commerce.
4) PT PPI (Persero) pada tahun 2020 – 2024 mendorong pemenuhan penerapan “Flagship
Trading Company” di mata para stakeholder. Sebagai bagian dari BUMN Klaster
Pangan maka PT PPI (Persero) akan menciptakan ekosistem bisnis yang berkolaborasi
dengan instansi Pemerintah, Swasta, UMKM dan pelaku usaha mandiri di hulu untuk
melakukan penyerapan hasil-hasil produk dari produsen dan/atau membangun
saluran penjualan-distribusi agar hasil produk dapat diterima dengan kualitas yang baik
dan harga yang kompetitif di masyarakat.
5) Untuk lima tahun mendatang PT PPI (Persero) telah menetapkan arah
pengembangannya sebagai berikut :
“Strategi PT PPI (Persero) 2020-2024 diselaraskan terhadap Visi BUMN Klaster
Pangan yaitu Menjadi perusahaan produksi pangan terbaik nasional pada tahun 2024
dan pengekspor teratas makanan premium. Dengan demikian fokus utama PT PPI
(Persero) adalah meningkatkan kapabilitas perdagangan dengan tema strategi :
Peran utama PT PPI (Persero) dalam Value Chain adalah sebagai trader dan distributor dengan
manajemen Supply Chain (End To End Services) yang didukung keuangan yang sehat, saluran penjualan
baik dalam negeri maupun luar negeri, infrastruktur distribusi, sistem IT yang terintegrasi, penguatan
bisnis dari produk yang sudah ada serta penyerapan produk anggota kluster pangan dan SDM yang
kompeten.
Perusahaan menetapkan Strategi dan Program Kerja guna mencapai target RJPP tahun
2020 – 2024 adalah sebagai berikut :
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar i
Ringkasan Eksekutif ii
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel xi
Daftar Grafik xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.1.1 Sejarah Perusahaan 1
1.1.2 Organisasi 3
1.2 Visi, Misi, Budaya, dan Tata Nilai Perusahaan 10
1.2.1 Visi dan Misi Perusahaan 10
1.2.2 Budaya Perusahaan 10
1.2.3 Tagline Perusahaan 11
1.2.4 Tata Nilai Perusahaan 11
1.2.5 Core Values BUMN “AKHLAK 11
1.3 Tujuan Perusahaan 11
1.4 Arah Pengembangan Perusahaan Secara Umum 12
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Posisi PT PPI (Persero) Dalam Value Chain Pangan dan Non Pangan 38
Gambar 3.2 Dampak COVID-19 terhadap Sektor Perdagangan 39
Gambar 3.3 Perubahan Perilaku Konsumen 40
Gambar 3.4 Rincian Pertumbuhan Ekonomi 2020 - 2024 41
Gambar 3.5 Sasaran PDB Sisi Pengeluaran: Memperkuat Permintaan Domestik 49
Gambar 3.6 Sasaran PDB Sisi Pengeluaran: Diversifikasi Ekspor dan Stabilitas
Eksternal 49
Gambar 3.7 Positioning BUMN Klaster Pangan 51
Gambar 3.8 Perkembangan Transformasi Digital di Indonesia dan Global 52
Gambar 3.9 Transformasi Digital Global 53
Gambar 3.10 Pemanfaatan Big Data 54
Gambar 3.11 Empat Pilar RPJMN IV Tahun 2020 - 2024 54
Gambar 3.12 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Persen YoY) 56
Gambar 3.13 Revolusi Industri 4.0 dan Ekonomi Digital 57
Gambar 3.14 Utilisasi Aset PT PPI (Persero) Tahun 2019 - 2020 60
Gambar 3.15 Microsoft Dynamics AX 62
Gambar 3.16 Model Bisnis PT PPI (Persero) Saat Ini 64
Gambar 3.17 Model Operasi PT PPI (Persero) 65
Gambar 3.18 Kuadran SWOT PT PPI (Persero) Tahun 2019 dan 5 Tahun Mendatang 69
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Struktur Permodalan PT PPI (Persero) 2
Tabel 1.2 Susunan Dewan Komisaris 3
Tabel 1.3 Susunan Dewan Direksi 4
Tabel 1.4 Pemegang Saham PT Tri Sari Veem 8
Tabel 1.5 Susunan Dewan Komisaris dan Direksi PT Tri Sari Veem 8
Tabel 1.6 Pemegang Saham PT PPI Industri 9
Tabel 1.7 Susunan Dewan Komisaris dan Direksi PT PPI Industri 9
Tabel 1.8 Pemegang Saham PT PPI Properti 10
Tabel 1.9 Susunan Dewan Komisarin dan Direksi PT PPI Properti 10
Tabel 2.1 Hasil Evaluasi Program Strategis 14
Tabel 2.2 Evaluasi Pencapaian Tahun 2015 - 2019 16
Tabel 2.3 Pencapaian Laba (Rugi) Usaha Cabang Tahun 2015-2019 22
Tabel 2.4 Rasio Keuangan PT PPI (Persero) 26
Tabel 2.5 Komposisi Pegawai PT PPI (Persero) Tahun 2015 - 2019 28
Tabel 2.6 Evaluasi Pencapaian Program Kerja PT PPI (Persero) Tahun 2015 - 2019 29
Tabel 2.7 Market Share Cairan Infus 33
Tabel 2.8 Alokasi Pupuk Subsidi Tahun 2015-2019 34
Tabel 2.9 Market Share Pestisida 36
Tabel 2.10 Market Share Bahan Pokok 37
Tabel 3.1 Asumsi Eksternal Makro Keuangan 40
Tabel 3.2 Resume Identifikasi Faktor Eksternal PT PPI (Persero) 58
Tabel 3.3 Proyeksi Penyelesaian Aset PT PPI (Persero) 60
Tabel 3.4 Produktivitas Pegawai PT PPI (Persero) 61
Tabel 3.5 Resume Identifikasi Faktor Internal PT PPI (Persero) 66
Tabel 3.6 Rating Penilaian 67
Tabel 3.7 Pembobotan Skor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman 67
Tabel 3.8 Perbandingan Pendapatan Perusahaan Perdagangan Tahun 2015 - 2018 70
Tabel 3.9 Perbandingan EBITDA Perusahaan Perdagangan Tahun 2015 - 2018 70
Tabel 3.10 Perbandingan Laba Perusahaan Perdagangan Tahun 2015 - 2018 71
Tabel 3.11 Perbandingan Total Aset Perusahaan Perdagangan Tahun 2015 - 2018 71
Tabel 3.12 Rasio Pendapatan Tehadap Aset Perusahaan Perdagangan
Tahun 2015 - 2018 71
Tabel 3.13 Kompetitor Produk Pupuk Subsidi 73
Tabel 3.14 Kompetitor Produk Pupuk Non Subsidi 74
Tabel 3.15 Kompetitor Produk Farmasi dan Alkes 75
Tabel 3.16 Kompetitor Produk Bahan Pokok (Beras) 76
Tabel 3.17 Kompetitor Produk Bahan Pokok (Minyak Goreng) 77
Tabel 3.18 Kompetitor Produk Bahan Pokok (Gula) 78
Tabel 3.19 Pemetaan Analisa DTDS 79
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 – 2024 xi
Daftar Isi, Gambar, Tabel dan Grafik
Tabel 3.20 Market Share PT PPI (Persero) Berdasarkan Lapangan Usaha Posisi
Tahun 2014 dan Proyeksi Tahun 2024 80
Tabel 3.14 Matriks TOWS 81
Tabel 4.1 Core Competencies sebagai Kebijakan Strategis PT PPI (Persero)
Tahun 2020 – 2024 86
Tabel 4.2 Tema Strategis Tahun 2020 – Fase Konsolidasi 87
Tabel 4.3 Tema Strategis Tahun 2021 – Fase Penguatan 88
Tabel 4.4 Tema Strategis Tahun 2022 – Fase Pertumbuhan 89
Tabel 4.5 Tema Strategis Tahun 2023 – Fase Penguasaan 90
Tabel 4.6 Tema Strategis Tahun 2024 – Fase Ekspansi 91
Tabel 4.7 Financial and Capital Restructuring 95
Tabel 4.8 Hasil Evaluasi BUMN Shop dan Toko Grosir Desa 101
Tabel 4.9 Toko Grosir Desa Eksisting & Pengembangan 102
Tabel 4.10 Strategic Aliansi Tahun 2020-2024 103
Tabel 4.11 Jumlah Tenaga Kerja Bidang Komersial Organik 104
Tabel 4.12 Produk Non Pangan PT PPI (Persero) 109
Tabel 4.13 Rencana Strategi SDM PT PPI (Persero) 117
Tabel 4.14 Laporan Posisi Keuangan (Neraca) PT PPI Industri
Periode yang Berakhir pada 31 Maret 2020 dan 31 Desember 2019 118
Tabel 4.15 Target Kinerja PPI Industri Tahun 2020-2024 119
Tabel 4.16 Laporan Posisi Keuangan (Neraca) PT Tri Sari Veem Periode yang Berakhir
Pada 31 Juni 2020, RKAP Tahun 2020 & 31 Desember 2019 121
Tabel 4.17 Laporan Laba (Rugi) PT Tri Sari Veem Periode Semester I Tahun 2020,
RKAP Tahun 2020 & Semester I Tahun 2019 122
Tabel 4.18 Laporan Rasio Keuangan PT Tri Sari Veem Semester I tahun 2020 & 2019 122
Tabel 4.19 Target Kinerja PT Tri Sari Veem Tahun 2020-2024 123
Tabel 4.20 Proyeksi Pendapatan PT PPI (Persero) Tahun 2020-2024 Asumsi Moderat 125
Tabel 4.21 Proyeksi Laba Rugi PT PPI (Persero) Tahun 2020 – 2024 Asumsi Moderat 126
Tabel 4.22 Proyeksi Pendapatan PT PPI (Persero) Tahun 2020-2024 Asumsi Pesimis 127
Tabel 4.23 Proyeksi Laporan Laba PT PPI (Persero) Tahun 2020 – 2024 Asumsi
Pesimis 128
Tabel 4.24 Proyeksi Pendapatan PT PPI (Persero) Tahun 2020-2024 Asumsi
Contingency 129
Tabel 4.25 Proyeksi Laba Rugi PT PPI (Persero) Tahun 2020 – 2024 Asumsi
Contingency 130
Tabel 5.1 Asumsi Dasar Umum untuk Proyeksi 131
Tabel 5.2 Rencana Investasi Tahun 2020 – 2024 132
Tabel 5.3 Proyeksi Laporan Laba Rugi PT PPI (Persero) Tahun 2020 – 2024 133
Tabel 5.4 Proyeksi Neraca PT PPI (Persero) Tahun 2020 – 2024 137
Tabel 5.5 Proyeksi Arus Kas PT PPI (Persero) Tahun 2020 – 2024 138
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1 Kinerja Keuangan Tahun 2015-2019 13
Grafik 2.2 Kinerja Keuangan: % pencapaian terhadap RKAP 2015 – 2019 13
Grafik 2.3 Kontribusi Pendapatan Tahun 2015 – 2019 18
Grafik 2.4 Laba Kotor, EBITDA dan Laba Komprehensif Tahun 2015 – 2019 23
Grafik 2.5 Neraca Tahun 2015 – 2019 24
Grafik 2.6 Arus Kas Tahun 2015 – 2019 25
Grafik 2.7 Pendapatan Cabang Berdasarkan Area Tahun 2015 – 2019 29
Grafik 2.8 Persentase Pencapaian Program Kerja per Kelompok Produk
Tahun 2015 – 2019 31
Grafik 2.9 Omzet 5 Produk Unggulan 31
Grafik 2.10 Growth 5 Produk Unggulan 32
Grafik 2.11 Produksi Nasional vs Volume Pendistribusian PPI 33
Grafik 2.12 Pencapaian Penjualan Pupuk Non Subsidi 35
Grafik 2.12 Konsumsi Bahan Pokok Per Kapita 36
Grafik 5.1 Proyeksi Investasi PT PPI (Persero) Tahun 2020 - 2024 132
Grafik 5.2 Proyeksi Pendapatan, EBITDA, dan Laba Bersih PT PPI (Persero) Tahun
2020 – 2024 134
Grafik 5.3 Proyeksi Pendapatan PT PPI (Persero) Berdasarkan Sektor Usaha
Tahun 2020 – 2024 135
Grafik 5.4.1 Proyeksi Komposisi Pendapatan Sektor Pangan PT PPI (Persero)
Tahun 2020 – 2024 135
Grafik 5.4.2 Proyeksi Komposisi Pendapatan Sektor Non Pangan PT PPI (Persero)
Tahun 2020 – 2024 136
BAB I
PENDAHULUAN
PT PPI (Persero) didirikan berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia RI No. C-14008.HT.01.04 Tahun 2003 Tentang Perubahan Anggaran Dasar
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero)
tanggal 09 Juni 2003.
Berikut ini merupakan sejarah singkat dari kondisi awal hingga terbentuknya PT PPI
(Persero). Struktur permodalan dan pemegang saham PT Perusahaan Perdagangan
Indonesia (Persero) per 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut :
1.1.2 Organisasi
Susunan Dewan Komisaris PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) terdiri dari:
Tabel 1.2 Susunan Dewan Komisaris
No. Jabatan Nama
1 Komisaris Utama Lutfi Rauf
2 Komisaris Hamli
3 Komisaris Edy Cahyono
4 Komisaris Independen Panel Barus
5 Komisaris Independen Muhammad Kapitra Ampera
Tujuan pendirian PT PPI (Persero) berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU - 93653. AH. 01. 02. Tahun 2008
tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia adalah “Melakukan usaha di bidang
perdagangan pada umumnya, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang
dimiliki Perseroan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan
berdaya saing kuat untuk mendapatkan/mengejar keuntungan guna peningkatan nilai
Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas”.
Upaya yang dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan
menyelenggarakan usaha-usaha sebagai berikut :
1) Perdagangan Internasional dan Perdagangan Dalam Negeri yang mencakup
sektor perdagangan sebagai berikut :
3) Kegiatan usaha lainnya, yaitu sewa gedung, sewa kantor, sewa ruko, sewa lahan,
transportasi, properti, dan pariwisata.
PT PPI (Persero) memiliki saluran distribusi yang di dukung oleh Perusahaan Induk
berupa kantor pusat & 32 cabang 32 yang tersebar di seluruh Indonesia, 3 (tiga) Anak
Perusahaan (Trisari Veem, PPI Industri & PPI Properti), 3 (tiga) lokasi Representative
Office di negara China, Mesir dan Taiwan, lebih dari 70 (tujuh puluh) Toko Grosir Desa,
2 (dua) unit Café Covare dan mitra – mitra penjualan dalam dan luar negeri.
Adapun Susunan Dewan Komisaris dan Direksi PT Trisari Veem adalah sebagai
berikut :
Tabel 1.5 Susunan Dewan Komisaris dan Direksi PT Trisari Veem
2) PT PPI Industri
PPI Industri PPI Industri didirikan pada tanggal 30 Oktober 2019 sesuai akta
notaris Diana Idola Hotmarito dalam Anggaran Dasar Perubahan nomor : 06
Tanggal 30 Oktober 2019 dan telah mendapat pengesahan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Nomor: AHU-
00067.AH.02.11 Tahun 2015 tanggal 25 Februari 2015.
PPI Industri adalah anak perusahaan dari PT Perusahaan Perdagangan
Indonesia (Persero) yang memiliki kegiatan usaha di bidang perindustrian
umum dan Distributor Bahan Berbahaya (DTB-2), serta perdagangan yang
berkaitan dengan kegiatan perindustrian yang mendukung usaha
perusahaan induknya.
Adapun Susunan Dewan Komisaris dan Direksi PT PPI Industri adalah sebagai
berikut:
Tabel 1.7 Susunan Dewan Komisaris dan Direksi PT PPI Industri
3) PT PPI Properti :
PPI Properti didirikan pada tanggal 22 Oktober 2010 sesuai akta notaris
Emilia Retno Trahutami Sushanti SH,MKn dalam Salinan Akta nomor : 10
Tanggal 22 Oktober 2010 dan telah mendapat pengesahan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Nomor: AHU-
51257.AH.01.01 Tahun 2010 tanggal 01 November 2010.
PPI Properti adalah anak perusahaan dari PT Perusahaan Perdagangan
Indonesia (Persero) dengan maksud dan tujuan berusaha dalam bidang jasa,
perdagangan dan pembangunan. Dengan melaksanakan kegiatan usaha
perdagangan di bidang properti, menjadi kontraktor pada bidang properti,
menyelengggarakan semua kegiatan real estate meliputi perencanaan
pekerjaan konstruksi pembangunan serta pelayanan inspeksi terhadap
proyek – proyek konstruksi pembangunan antara lain sebagai developer,
melaksanakan usaha bidang perumahan, melaksanakan pembangunan
gedung – gedung perkantoran, bangunan – bangunan dan sebagainya, serta
jasa penyewaan di bidang properti.
Modal dasar perseroan adalah berjumlah 1.000.000.000,- terdiri dari 1.000
saham masing - masing saham bernilai nominal Rp.1.000.000,- (satu juta
rupiah). Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor sebesar 50%
(lima puluh persen) atau sejumlah saham dengan nilai nominal seluruhnya
sebesar Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) oleh para pendiri yang telah
mengambil bagian saham dan rincian serta nilai nominal saham sebagai
berikut :
Tabel 1.8 Pemegang Saham PT PPI Properti
Adapun Susunan Dewan Komisaris dan Direksi PT PPI Properti adalah sebagai
berikut :
Tabel 1.9 Susunan Dewan Komisaris dan Direksi PT PPI Properti
Tujuan Perusahaan dalam kurun waktu 5 tahun ke depan adalah PT PPI (Persero) akan
menjadi “Flagship Trading Company of Indonesia” di mata para stakeholder. Sebagai
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 – 2024 11
BAB I Pendahuluan
bagian dari BUMN Klaster Pangan maka PT PPI (Persero) akan memasukkan aspek
sinergi dengan BUMN Pangan lainnya untuk mewujudkan ketahanan pangan
Indonesia khususnya dalam aspek ketersediaan, keterjangkauan, mutu,
kesinambungan, pemberdayaan para petani, peternak, nelayan/pelaku UMKM demi
menciptakan ekosistem bisnis dan perusahaan pangan kelas dunia.
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN PERUSAHAAN 2015 – 2019
2.1 PELAKSANAAN RKAP 2015 – 2019
Realisasi pelaksanaan RKAP Tahun 2015 – 2019 dapat dilihat dari kinerja keuangan
khususnya pada perspektif pendapatan, laba kotor, dan EBITDA. Grafik di bawah ini
menggambarkan pergerakan realisasi Pendapatan, Laba Kotor, dan EBITDA periode
2015 hingga 2019 dalam miliaran rupiah.
- 66 15 30
22 16
2015 2016 2017 2018 2019
Realisasi
Tahun Pencapaian RKAP Beban Usaha
Pendapatan
Pencapaian Pendapatan, 81% Beban usaha
dari target RKAP Tahun 2015. mengalami kenaikan
Pendapatan sebesar 3%
Pemegang Stok Gula dan
dikarenakan adanya
2015 perusahaan Stabilisasi Harga Gula Nasional
beban/profit sharing
meningkat 44%. berkontribusi terhadap
dari kerjasama
pencapaian kinerja penjualan
penyaluran gula
Tahun 2015.
dengan PTPN.
Beban usaha
mencapai 57% dari
Pendapatan anggaran RKAP 2016
Pencapaian Pendapatan, 77%
2016 perusahaan dan mengalami
dari target RKAP Tahun 2016.
meningkat 57%. penurunan sebesar
Rp 6 Miliar dari
tahun 2015.
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024 16
BAB II Evaluasi Pelaksanaan RKAP 2015-2019
Realisasi
Tahun Pencapaian RKAP Beban Usaha
Pendapatan
Pendapatan Pencapaian Pendapatan, 43%
Perusahaan dari target RKAP Tahun 2017.
menurun, Rencana imbal dagang tidak
terealisasi (ditunda).
disebabkan
Rencana ekspor dalam tahun
penjualan
2017 ditargetkan sebesar Rp 44
produk gula Miliar, baru terealisasi Rp 388
terkendala Juta khususnya untuk produk Beban usaha
2017 adanya kebijakan furniture dan hortikultura. mengalami kenaikan
pemerintah Penerimaan pendapatan dari sebesar 4%.
dengan hasil pendayagunaan aset
pembukaan kran tanah dan bangunan
terhambat dengan
impor gula
penyelesaian aset-aset yang
sehingga harga bermasalah.
gula menjadi
jatuh di pasar.
Realisasi
Pendapatan
Perusahaan
Tahun 2018
1.497 Miliar atau
meningkat 15%
dari total Beban usaha di tahun
penjualan pada Pencapaian Pendapatan, 79%
2018 meningkat 19%
2018 dari target RKAP Tahun 2018.
tahun 2017. dibandingkan tahun
Pendapatan 2017.
impor beras
sebesar Rp
237,67 Miliar
yang tidak
dijumpai di tahun
2017.
Realisasi Beban usaha pada
Pendapatan tahun 2019
Pencapaian Pendapatan, 71%
perusahaan mengalami
2019 dari target RKAP Tahun 2019.
Tahun 2019 Rp peningkatan sebesar
2.048 Miliar atau 21% dibandingkan
meningkat 37%. dengan tahun 2018.
Optimalisasi Aset Tanah dan Bangunan (Properti), sebagaimana tertuang dalam Grafik
di bawah ini.
Terlihat bahwa pada periode 2015 - 2019 kontribusi Pendapatan yang diperoleh dari
Perdagangan Dalam Negeri rata-rata sebesar 65%. Pada Tahun 2015 Perdagangan
Dalam Negeri berkontribusi 75% dari total Pendapatan dan meningkat menjadi 87%
pada tahun 2018 namun pada Tahun 2019 menurun menjadi 40%.
Kontribusi pendapatan yang diperoleh dari Perdagangan Internasional-Impor pada
periode 2015 - 2019 rata-rata sebesar 30%. Pada Tahun 2015, Perdagangan
Internasional-Impor berkontribusi sebesar 20% dari total Pendapatan dan selanjutnya
naik cukup signifikan menjadi 56% pada tahun 2019. Dari Perdagangan Internasional-
Ekspor, pendapatan mengalami peningkatan cukup signifikan dari tahun 2015 sebesar
Rp 507 Juta menjadi Rp 4,5 Miliar di Tahun 2019.
Pendapatan dari Bisnis Lainnya, yang meliputi Pendapatan dari Utilisasi Aset Tanah dan
Bangunan serta SPBU rata-rata berkontribusi sebesar 4% dari Total Pendapatan.
8.874.000 ton, untuk PT PPI mendapat alokasi sejumlah 241.961 ton dengan
market share 2,82%.
Selain perubahan alokasi, juga terdapat perubahan wilayah Coverage
Kedistributoran PT PPI untuk pupuk subsidi, hal tersebut berkaitan dengan
kesiapan perusahaan dalam mendistribusikan Pupuk Subsidi di wilayah Indonesia,
tren dari tahun 2015 ke tahun 2019 cenderung fluktuatif dengan kondisi akhir
cenderung meningkat dengan kedistributoran di 1.240 kios pupuk subsidi, 112
Kabupaten, 789 Kecamatan, dengan total Kerjasama dengan 5 Pabrikan Pupuk
Subsidi di tahun 2019 (PKT, Pusri, PKG, Kujang, dan PIM).
2. Pupuk Non Subsidi
Pendapatan yang diperoleh pada tahun 2015 – 2019 mengalami kenaikan. Pada
tahun 2019 meningkat sangat signifikan dibanding tahun sebelumnya. Ini
dikarenakan PT PPI (Persero) mendapatkan status menjadi distributor utama PKG
untuk produk NPK Phonska Plus di wilayah Jawa Timur dan Bali.
3. Pestisida
PT PPI (Persero) melakukan pemasaran produk Pestisida milik sendiri yaitu lini
produk Dharmabrand dan juga menjadi distributor produk pestisida milik
Petrosida Gresik (anak usaha PKG). Pada tahun 2019, penjualan pestisida sempat
terhambat dikarenakan ada peralihan kemasan dari kemasan kaleng ke PET yang
proses perizinannya memakan waktu lama. Sempat mengalami ketiadaan bahan
baku pentoat dikarenakan embargo dari negara produsen (China), namun sudah
didapatkan supplier pengganti dari India
4. Farmasi dan Alat Kesehatan
Pada periode 2015 – 2019, penjualan relatif tidak terlalu besar dikarenakan tidak
semua cabang dapat menjual produk tersebut dengan optimal akibat
ketidaklengkapan infrastruktur pendukungnya (perizinan, pergudangan, dan
SDM). Namun, pada tahun 2019 Perusahaan telah melakukan pemenuhan atas
infrastruktur pendukung tersebut sehingga penjualan pada 2019 mulai meningkat.
5. Produk Konsumsi dan Bahan Pokok
Pendapatan dari produk konsumsi dan bahan pokok memperoleh pendapatan
tertinggi pada tahun 2016 dikarenakan tingginya penjualan penugasan gula dan
produk Wismilak, namun mulai tahun 2017 sudah tidak ada lagi penugasan gula
dan tidak lagi mendistribusikan produk Wismilak.
6. Bahan Bangunan dan Alat Konstruksi
Sejak tahun 2016, PT PPI (Persero) tidak lagi menjadi distributor Semen Andalas
untuk Cabang Aceh dan Cabang Medan, sehubungan telah diambil alihnya Semen
Andalas Indonesia oleh PT Holcim dari PT Lafarge Cement Indonesia. PT Holcim
menerapkan aturan hanya satu kedistributoran, sedangkan PT PPI mempunyai
beberapa kedistributoran, yaitu: PT Semen Padang, PT Semen Baturaja, dan PT
Pada tahun 2019, sebanyak 11 cabang mengalami kerugian usaha. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Minimnya jenis produk yang dijual, karena:
a. Kurang tenaga sales untuk jenis produk yang lain (sales yang sudah ada fokus
pada 1 produk);
400
308
300 224
192 179
200 151 145
66 113
100 22 30
15
-
(1) 2 16 (110)
(100)
(200)
2015 2016 2017 2018 2019
Grafik 2.4 Laba Kotor, EBITDA dan Laba Komprehensif Tahun 2015 - 2019
Terlihat bahwa pertumbuhan Laba Kotor dengan EBITDA berbanding lurus, sedangkan
untuk Laba komprehensif terlihat cukup fluktuatif. Nilai Laba Komprehensif mengalami
anomali di tahun 2015 dan 2018. Dimana di tahun 2015 Laba komprehensif lebih tinggi
dibandingkan Laba kotor karena ada pendapatan lain-lain karena penjualan saham
pada anak perusahaan senilai Rp 390 Miliar. Sedangkan ditahun 2018 terdapat anomali
disebabkan karena surplus nilai Properti investasi senilai Rp 195 Miliar.
Neraca
Tahun 2015-2019
2,865 2,844
3,000
-
2015 2016 2017 2018 2019
Kas setara Kas yang dimiliki perusahaan mengalami tren penurunan dari Tahun 2015
hingga Tahun 2018 dan baru di Tahun 2019 posisi kas setara kas mulai mengalami
kenaikan. Untuk analisa lebih lanjut mengenai kas dan setara kas dapat dilihat pada
sub bab 2.5.2 (Evaluasi Arus Kas).
Penurunan aset lancar diiringi dengan penurunan utang jangka pendek sebesar 78%
dan kenaikan utang jangka panjang sebesar 50% dari tahun 2015 sampai tahun 2019
sebagai akibat dari penambahan fasilitas Pinjaman Bank. Penurunan utang jangka
pendek disebabkan oleh pembayaran RDI & eks-BPPN (turun Rp 271 Miliar dari tahun
2015) dan turunnya utang pajak sebesar Rp 213 Miliar dari tahun 2015.
Pada tahun 2016, perusahaan memulai proses restrukturisasi utang perusahaan yang
bertujuan untuk meningkatkan status perusahaan agar lebih bankable dan mampu
mendapatkan fasilitas pinjaman kembali dari perbankan. Tahun 2017 adalah tahun
pertama PT PPI (Persero) melakukan pembayaran cicilan Hutang RDI sesuai kebijakan
Kementerian Keuangan yang telah memutuskan untuk dicicil selama 20 tahun.
Sedangkan untuk Hutang eks-BPPN akan diusulkan bersama-sama dengan BUMN lain
untuk ditetapkan sebagai PMN (Penyertaan Modal Negara) Non Tunai. Paralel dengan
rencana skema PMN Non Tunai Pada bulan Oktober 2019, Perusahaan telah
memperkecil jumlah Hutang Jangka Panjangnya dengan melakukan pembayaran
melalui pencairan deposito sebesar kurang lebih 77 Miliar dan di Tahun 2020 PT PPI
(Persero) sedang dalam proses untuk menyelesaikan administrasi terkait pengajuan
proposal PMN Non Tunai yang sesuai rencana akan direalisasikan pada Tahun
anggaran 2021.
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024 24
BAB II Evaluasi Pelaksanaan RKAP 2015-2019
Arus Kas
Tahun 2015-2019
393
400
350
300
250
200
140 129
150 101
100
33 38 40
50
-
(9) (7) (4) (6)
(50)
(100) (75) (91) (71) (62)
2015 2016 2017 2018 2019
Dari grafik di atas, terlihat bahwa dalam periode 2015 hingga 2019, terjadi kenaikan
dan penurunan yang cukup bervariasi antara aktivitas operasi, aktivitas investasi
maupun aktivitas pendanaan. Dari tahun 2016 sampai 2018, total arus kas operasi
masih menunjukkan trend menurun, walaupun di Tahun 2019 nilai negatifnya semakin
mengecil atau terjadi peningkatan kas operasi.
Di tahun 2015, terdapat arus kas positif yang diterima dari kegiatan investasi. Hal ini
disebabkan adanya penjualan saham pada anak perusahaan PT Isuzu Astra Motor
Indonesia sebesar Rp 400 Miliar. Di tahun 2016, terdapat arus kas positif dari aktivitas
pendanaan akibat pinjaman bank jangka pendek sebesar Rp 100 Miliar. Arus kas yang
negatif dari aktivitas operasional perusahaan dikarenakan adanya pembayaran/
setoran pajak tahun 2015 atas keuntungan penjualan saham PT IAMI dan setoran pajak
final dari Tax Amnesty.
Di tahun 2017, terdapat arus kas negatif dari akvitas investasi yang disebabkan oleh
penempatan deposito sebesar Rp 41 Miliar dan adanya penyertaan modal saham di
anak perusahaan PT Mitra BUMDes Nusantara sebesar Rp 10 Miliar (dari total porsi
kepemilikan modal dasar sebesar 20%).
Pada Tahun 2019, arus kas dari aktivitas operasi mengalami peningkatan, dari minus
Rp 81 Miliar menjadi minus Rp 6 Miliar. Hal ini disebabkan oleh cukup besarnya
pencairan piutang dan penjualan di tahun 2019 (naik 130% dari tahun 2018) dan
rendahnya pembayaran pajak (turun 97%). Hal yang perlu menjadi perhatian adalah
adanya kenaikan kas yang dikeluarkan untuk membayar beban administrasi umum dari
Rp 155 Miliar di tahun 2018 menjadi Rp 204 Miliar di tahun 2019.
Dari sisi aktivitas investasi, arus kas yang diterima perusahaan adalah sebesar Rp 40
Miliar. Perusahaan mendapatkan kas dari pencairan Deposito Rp 66 Miliar dan disisi
lain harus membiayai pengeluaran untuk investasi Aktiva Tetap sebesar Rp 26 Miliar.
Beberapa aktivitas investasi yang dilakukan perusahaan adalah dalam rangka renovasi
prasarana bangunan dan gudang (Rp 12,5 Miliar), kendaraan operasional (Rp 3,1
Miliar) serta pembelian peralatan dan IT (Rp 5,7 Miliar).
Di tahun 2019, PPI memanfaatkan fasilitas pinjaman bank jangka pendek untuk
memenuhi kebutuhan modal kerja sebesar Rp 17 Miliar dan di sisi lain juga harus
membayar angsuran Hutang RDI sebesar Rp 2,8 Miliar serta angsuran Hutang Eks BPPN
sebesar Rp 77 Miliar. Pinjaman bank jangka pendek ini diambil dalam rangka back-up
terhadap berkurangnya kemampuan Perusahaan dalam penyediaan Modal Kerja
untuk membeli Persediaan yang cukup.
2.5.3 Rasio Keuangan
Berikut adalah tabel yang berisi rasio-rasio yang digunakan untuk menganalisa
performa perusahaan dari tahun 2015 sampai tahun 2019.
Tabel 2.4 Rasio Keuangan PT PPI (Persero)
Inventory Turnover
18 29 38 37 21
(hari)
Operating Profit
2,5% 0,4% -0,1% 0,4% 0,8%
Margin
Profitability
Return on Total
9,8% 12,7% 0,1% 4,4% -4,7%
Asset
Management Effectiveness Ratio ini untuk melihat seberapa efektif tingkat aktivitas
asset yang dimiliki terhadap kegiatan tertentu perusahaan, dalam hal ini persediaan
dan piutang. Apabila dilihat dari Inventory Turnover Ratio, pada tahun 2015
menunjukkan angka 18 hari, angka ini terus berfluktuasi sampai tahun 2016 dengan
angka 29 hari. Namun di tahun 2017 rasio ini mulai mengalami penurunan sampai di
angka 21 hari di tahun 2019. Secara umum, PT PPI (Persero) telah mengganti dan
menjual persedian barang-barangnya selama 13 kali, dan membutuhkan rata-rata 28
hari untuk menjual persediannya.
Liquidity Ratio adalah rasio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan
untuk melunasi semua kewajiban yang harus segera dipenuhi, dalam hal ini hutang
jangka pendeknya. Dari sisi Current Ratio, PT PPI (Persero) berada di angka 111% di
tahun 2015 dan terus meningkat sampai di angka 190% di tahun 2019. Rasio ini
menunjukan bahwa dari tahun ke tahun tingkat likuiditas PT PPI (Persero) untuk
membayar utang-utang jangka pendek semakin membaik, karena jumlah aset yang
dimiliki dapat dengan mudah dikonversikan ke kas yang nilainya 2,95 kali dari utang-
utang jangka pendeknya. Namun, apabila dilihat dari tingkat kas yang sebenarnya yang
dimiliki masih relatif rendah, kemampuan PT PPI (Persero) dalam membiayai kegiatan
operasionalnya masih belum cukup baik.
Solvency Ratio biasa digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi segala kewajibannya baik jangka panjang maupun jangka pendek. Apabila
dilihat menggunakan Total Debt to Equity Ratio (DER), perusahaan memiliki rasio 57%
di tahun 2018 dan mengalami penurunan menjadi 54% di tahun 2019. PT PPI (Persero)
masih memiliki hutang yang lebih kecil dari ekuitasnya. Di tahun 2019, total liabilitas
perusahaan mengalami penurunan sebesar 8% dibanding tahun 2018, diiringi dengan
kenaikan ekuitas sebesar 2%. Hal ini menunjukan bahwa struktur kapital PT PPI
(Persero) masih bertumpu pada hutang jika dibandingkan dengan kompetitornya.
Profitability Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu
perusahaan dalam mendapatkan laba. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase
pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasionya
semakin baik, karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba
cukup tinggi. Apabila dibandingkan dari tahun 2015 dengan 2019, Gross Profit Margin
memang mengalami penurunan di tahun 2016 namun trennya meningkat di tahun
2017 dan 2018 masing-masing sebesar 11,2% ke 11,9%. Pada Tahun 2019, mengalami
penurunan menjadi 10,6%.
Rasio lain yang dapat digunakan untuk menghitung tingkat kemampuan dalam
mendapatkan laba adalah Return on Total Aset (ROE). Pada tahun 2015 berada di
angka 17,6% dan terus mengalami penurunan sampai menjadi minus 4,9% di tahun
2019. Tingkat ROE yang fluktuatif ini disebabkan bukan karena aktivitas perusahaan
tetapi lebih kepada aktivitas Pendapatan (Biaya) di luar usaha. Hal ini menunjukan
bahwa perusahaan belum mampu menghasilkan pengembalian dalam bentuk laba
bersih secara baik dengan menggunakan aset (utang dan modal) yang dimiliki.
2.6 EVALUASI KAPABILITAS INTERNAL
2.6.1 Sumber Daya Manusia (SDM)
Perusahaan telah menerapkan CBHRM (Competency Based Human Resources
Management), yang dituangkan dalam bentuk buku kompetensi sebagai dasar dalam
melakukan pengembangan SDM sesuai kebutuhan organisasi.
Berikut ini gambaran komposisi pegawai PT PPI (Persero) selama 2015 hingga 2019 :
Tabel 2.5 Komposisi Pegawai PT PPI (Persero) Tahun 2015 - 2019
2015 2016 2017 2018 2019
Total Pegawai 665 618 564 613 655
PPI - Induk 618 581 541 579 626
Anak Perusahaan 47 37 23 34 29
Tingkat Pencapaian Target Pendapatan per Kelompok Produk periode 2015 – 2019
(dalam prosentase), dapat digambarkan sebagai berikut :
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024 30
BAB II Evaluasi Pelaksanaan RKAP 2015-2019
120%
100% 0% 8% 0% 7%
11% 14% 17%
25%
80% 30% 43%
38% 50% 21%
60% 50% 25%
88% 48%
100%
40% 43%
63% 33% 64%
54% 50%
20% 39% 35%
13% 17% 14%
0%
Grafik 2.8 Persentase Pencapaian Program Kerja per Kelompok Produk Tahun 2015 – 2019
2.8 ANALISIS GROWTH DAN MARKET SHARE KOMODITI UNGGULAN 2015 -2019
Terkait Perdagangan produk eksisting yang telah dilakukan penjualan secara
berkesinambungan, didapat 5 produk unggulan dalam penjualan PT PT PPI diluar yaitu
Produk Pupuk (Subsidi dan Non Subsidi, Bahan Kimia Berbahaya, Farmasi, Pestisida,
dan Bahan Pokok. Berikut tabel Pertumbuhan Pendapatan ke lima produk unggulan PT
PT PPI :
OMZET 5 PRODUK UNGGULAN dalam jutaan rupiah
Jenis Produk 2015 2016 2017 2018 2019 CAGR
Pupuk 444.993 395.551 466.999 491.705 515.115 3,73%
Bahan Kimia Berbahaya 350.937 268.646 398.587 391.244 349.745 -0,09%
Farmasi 33.239 21.495 18.099 25.742 46.095 8,52%
Pestisida 62.131 58.329 51.540 48.270 31.336 -15,73%
Bahan Pokok 530.243 1.818.724 95.709 82.129 89.034 -35,99%
1,500,000
1,000,000
500,000
-
2015 2016 2017 2018 2019
Pendapatan dari tahun 2015 – 2019 didapati tren Positif Pada Produk pupuk (Subsidi
dan Non Subsidi) dengan prosentase rata – rata growth 105%, dan perubahan drastis
banyak terjadi pada komoditi Bahan Pokok dan konsumsi, hal tersebut dikarenakan
banyaknya penugasan dari pemerintah terkait Pasar Murah, Penstabilan harga bahan
pokok pada bulan bulan tertentu salah satunya bulan Ramadhan tahun 2016, PT PT PPI
mendapatkan tugas menjaga kestabilan harga Gula Nasional dengan HET Rp 12.000 –
12.500, dengan total importasi gula sejumlah 200.000 MT, hal tersebut berdampak
pada peningkatan omzet Bahan pokok di tahun 2016 hingga Rp. 1.818.724.000.000,-.
Berikut Tabel Pertumbuhan masing – masing Kmoditi unggulan PT PT PPI :
GROWTH 5 PRODUK UNGGULAN dalam jutaan rupiah
Jenis Produk 2015 2016 2017 2018 2019
Pupuk -11% 18% 5% 5%
Bahan Kimia Berbahaya -23% 48% -2% -11%
Farmasi -35% -16% 42% 79%
Pestisida -6% -12% -6% -35%
Bahan Pokok 243% -95% -14% 8%
150%
100%
50%
0%
2015 2016 2017 2018 2019
-50%
-100%
Atas tabel tersebut, Pertumbuhan positif ditunjukan oleh komoditi Farmasi, Pupuk,
dan Bahan Pokok, dengan rata-rata pertumbuhan 5-10% pertahun.
1. Farmasi
Tabel 2.7 Market Share Cairan Infus
Kedistributoran Farmasi untuk Cairan Infus (Widatra, Otsuka, MJB dan Satoria)
Tahun PPI Kimia Farma TD Distributor Lainnya Keterangan
10,000,000
8,000,000
6,000,000
4,000,000
2,000,000
-
1 2 3 4 5
PT. PPI 240,227 201,420 231,142 281,837 250,511
NASIONAL 9,550,000 9,550,000 9,550,000 9,550,000 8,874,000
Pada tahun 2015, 2016, dan 2017 alokasi Pupuk Subsidi di Seluruh Indonesia di
angka 9.550.000 ton Pupuk Subsidi, yang diatur dalam Permentan Nomor
69/Permentan/SR.310/12/2016. di tahun 2015 Alokasi Pupuk Subsidi yang
diberlakukan PIHC melalui Surat Perjanjian Jual Beli (SPJB) kepada PT PT PPI senilai
268.405 Ton, di tahun 2016 sejumlah 257.500 ton, dan tahun 2017 sejumlah
237.909 ton, pada tahun 2018 sejumlah 246.798 ton dengan Market share 2,58%,
Pada Tahun 2019 terdapat perubahan dalam peraturan Permentan yang
mengubah jumlah alokasi Pupuk Subsidi di seluruh Indonesia dengan nilai total
8.874.000, untuk PT PT PPI mendapat alokasi sejumlah 241.961 ton dengan
market share 2,82%.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari total quantity distribusi PPI pada tahun
2015 sebanyak 19.357 ton mendapat market share sebesar 0,28% namun pada
tahun 2016 seiring dengan penurunan produksi pupuk non subsidi nasional
market share PPI menurun menjadi 0,07%. Pada tahun 2017 quantity distribusi PPI
meningkat dari tahun sebelumnya yaitu menjadi sebanyak 7.159 ton dengan
market share sebesar 0,09%. Sedangkan pada tahun 2018 quantity distribusi PPI
menurun menjadi 6.482 ton dengan market share sebesar 0,08% dibandingkan
dengan produksi nasional sebanyak 8.083.100 ton dimana jumlah produksi ini
merupakan yang tertinggi selama tahun 2015 sampai tahun 2019. Namun
demikian pada tahun 2019 market share PPI meningkat jauh dari tahun 2018 yaitu
sebesar 0,34% dengan jumlah distribusi sebanyak 20.577 ton.
Growth Penjualan pupuk non subsidi tergambar dalam Realisasi Revenue PT PT PPI
dalam menjual Pupuk Non Subsidi dari tahun 2015 – 2019 sebagai berikut :
Total Pencapaian penjualan di tahun 2018 untuk Pupuk Non Subsidi sejumlah Rp
41.553.159.717,-, bertumbuh 263% di tahun 2019 menjadi Rp 109.096.617.327,-
dengan laba kotor Rp 4.558.097.790,- dengan growth laba sebesar 181%.
Pertumbuhan yang signifikan tersebut dikarenakan adanya penambahan
kedistributoran Pupuk Non Subsidi di beberapa daerah yaitu di wilayah Provinsi
Jawa Timur dan Bali untuk seluruh wilayahnya. Sedangkan untuk tahun 2020
terjadi perubahan, PT PT PPI menjadi Distributor Utama untuk wilayah Jawa Timur
3 (Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Lumajang, Situbondo, Probolinggo, dan
Pasuruan) dan Sulawesi Utara seluruh Kabupaten.
3. Bahan Kimia Berbahaya
Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
No. 44/M-DAG/PER/9/2009 tentang Pengadaan, Distribusi dan Pengawasan Bahan
Berbahaya bahwa PT PPI ditunjuk sebagai satu-satunya importir terdaftar Bahan
Berbahaya dimana seluruh quota impor dikuasai PT PPI. Kompetitor PT PPI dalam hal
ini merupakan barang illegal yang beredar dipasaran (data tidak tersedia).
4. Pestisida
Indonesia adalah salah satu pasar pertanian utama di benua Asia karena adanya lahan
subur dan kondisi cuaca yang cocok. Peningkatan hasil panen untuk mencapai
ketahanan pangan, menjadikan factor yang mendorong kebutuhan akan bahan kimia
(pestisida) bagi petani untuk meningkatkan kesuburan tanahnya.
Tabel 2.9 Market Share Pestisida
Dalam Rupiah
2015 2016 2017 2018 2019
PPI 62.237.408.609 58.328.891.323 51.538.735.794 48.270.080.478 40.571.534.294
Nasional 9.684.090.000.000 9.960.268.032.000 10.615.113.400.320 11.970.917.016.994 12.331.388.682.677
% 0,64% 0,59% 0,49% 0,40% 0,33%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2015, PT PPI memiliki pangsa
pasar sebesar 0,64% dan terus menurun hingga 0,33% pada tahun 2019 beberapa
faktor yang menyebabkan penurunan total penjualan produk pertanian (Pestisida)
adalah sebagai berikut :
a. El nino atau perubahan cuaca pada saat ini yang menjadikan kebutuhan petani akan
pestisida menurun.
b. Penurunan gangguan Hama di lokasi pertanian dan perkebunan, hal tersebut
berdampak pada penggunaan Pestisida oleh Petani yang juga berkurang.
c. Adanya Isu Lingkungan terkait tingginya Limbah hasil Industri Kimia di Republik Rakyat
Tiongkok (RRT), yang dalam hal ini RRT adalah sebagai negara Exportir bahan baku
(Pentoat) dalam pembuatan Pestisida ke PT PPI, akibatnya terjadi shortage bahan baku
Pentoat imbas dari sulitnya perizinan import Pentoat dan berkurangnya total Produksi
Pentoat oleh perusahaan kimia di RRT.
5. Bahan Pokok
Grafik 2.10 Market Share Bahan Pokok
Dalam Rupiah
Jenis Bahan Pokok 2015 2016 2017 2018 2019
Beras - 0,001% - 0,016% 0,016%
Tepung Terigu - 0,14% 0,06% 0,061% 0,253%
Gula Pasir 2,8% 6,9% 0,42% 0,123% 0,092%
Dari tabel diatas dapat dilihat fluktuasi pangsa pasar bahan pokok berdasarkan 3 (tiga)
jenis produk yaitu beras, tepung terigu dan gula pasir. Fluktuasi nya pangsa pasar juga
terjadi disebabkan naik turunnya konsumsi penduduk per kapita sebagaimana terlihat
pada grafik berikut :
Bahwa tingkat konsumsi beras per kapita pada tahun 2015 sebanyak 84,9 Kg per
kapita/tahun meningkat sebanyak 2,2% pada tahun 2016 menjadi 86,8 Kg per
kapita/tahun, namun tingkat konsumsi beras tersebut relative menurun pada tahun
2017 sebanyak 6% dengan jumlah konsumsi sebesar 81,6 kg per kapita/tahun dan
terus menurun hingga tahun 2019 dimana tingkat konsumsi sebanyak 78 kg per
kapita/tahun.
Selanjutnya tingkat konsumsi tepung terigu meningkat sebesar 9,5% dari 2,1 kg per
kapita/tahun pada 2015 menjadi 2,3 kg per kapita/tahun. Kemudian semakin
meningkat pada tahun 2017 sebesar 13% menjadi 2,6 kg per kapita/tahun. Sedangkan
pada tahun 2018 dan 2019 terjadi peningkatan dan sedikit penurunan namun tidak
signifikan.
Konsumsi gula pasir per kapita/tahun meningkat sebesar 10,3% pada tahun 2016 dari
6,8kg per kapita/per tahun menjadi 7,5kg per kapita/tahun. Namun relatif terus
menurun hingga pada tahun 2019 penurunan mencapai 6,5 kg konsumsi gula pasir per
kapita/tahun.
BAB III
POSISI PERUSAHAAN SAAT INI
Gambar 3.1 Posisi PT PPI (Persero) Dalam Value Chain Pangan dan Non-pangan
PT PPI (Persero) telah memiliki kapabilitas sebagai perusahaan perdagangan yang didukung
infrastruktur distribusi (logistik follow the trade), SDM yang memiliki pengetahuan terhadap
kualitas produk dan mekanisme bisnis perdagangan dan IT. Dengan demikian, posisi PT PPI
(Persero) dalam value chain adalah menjadi integrator dan konsolidator aliran barang dari
hulu ke hilir.
Perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan adalah salah satu yang akan
terdampak dengan resiko cukup tinggi. Sebagaimana diketahui bahwa pasokan barang
sangat penting bagi perusahaan perdagangan, dimasa pandemic covid 19 ini,
kelancaran pasokan dapat terancam karena terhambatnya produksi barang,
sementara antisipasi buffer stock dapat terkendala akibat pembatasan importasi
barang dan kurang efektifnya distribusi barang.
Di Indonesia sendiri, kekhawatiran konsumen terhadap wabah covid 19 berdampak
pada berubahnya budaya konsumsi di masyarakat, dimana masyarakat saat ini lebih
memilih untuk membeli bahan makanan pokok dan segar untuk diolah sendiri
dibandingkan dengan makan di restoran. Hal tersebut menjadi peluang peningkatan
penjualan bahan makanan atau produk konsumsi pre-cooked, antara lain beras, ikan
mentah, daging, gula, garam dan lain lain.
Pertumbuhan ekonomi diharapkan dapat meningkat rata-rata 4,5 – 5,5 persen per
tahun sejak tahun 2021, yang didorong oleh peningkatan produktivitas, investasi yang
berkelanjutan, perbaikan pasar tenaga kerja, dan peningkatan kualitas SDM. Dengan
target pertumbuhan ekonomi tersebut, GNI per kapita (Atlas Method) diharapkan
meningkat menjadi USD5.550 – 5.930 per kapita pada 2024.
Industri Garam
• Hasil produksi dari PT Garam (Persero) terdiri dari tiga produk antara lain
garam bahan baku, garam olahan dan produk derivat garam.
• Pada tahun 2021 PT Garam (Persero) merencanakan akan melakukan
investasi sendiri pada PLTU sebagai salah satu alternatif sumber produksi
garam bahan baku di luar lahan pegaraman. Melalui alternatif ini diharapkan
produksi PT Garam (Persero) terus menerus dapat meningkat guna
mendukung pejualan garam bahan baku dan penjualan garam olahan serta
produk-produk derivatnya.
• Volume produksi garam bahan baku PT Garam (Persero) secara keseluruhan
diproyeksikan meningkat dari 465.000 ton pada tahun 2020 menjadi
1.415.000 pada tahun 2024.
Industri pangan merupakan industri yang memiliki keterkaitan erat terhadap bisnis
PT PPI (Persero). Disisi hulu, peningkatan pada aspek lahan maupun produksi
merupakan potensi pendapatan yang didapatkan dari penjualan pupuk, pestisida,
benih, dan lain-lain. Di sisi hilir, hasil produksi industri pangan masih merupakan
potensi yang relatif besar mengingat pesatnya pertumbuhan penduduk Indonesia,
dan pertumbuhan tingkat konsumsi masyarakat. Sebagai perusahaan yang
bergerak di bidang perdagangan, PT PPI (Persero) dapat melakukan transaksi 2
arah baik menjadi pemasok bahan baku di hulu, ataupun menjual hasil produksi
ke hilir.
Non Pangan
Industri Perkebunan
Sektor Perkebunan
40,000 37,136
34,654
35,000
30,000 26,455 27,855
25,752
25,000
20,000
15,000
9,245 9,429
10,000 7,639 7,354 7,577
-
2015 2016 2017 2018 2019
Dari data BPS, industri sektor perkebunan memiliki tren yang terus meningkat.
Terlihat dari pertumbuhan baik dari jumlah perusahaan, luas lahan perkebunan,
maupun produksinya yang memiliki kecenderungan untuk terus bertumbuh, dapat
disimpulkan bahwa industri tersebut masih potensial untuk dikembangkan
kedepannya. Untuk bisnis PT PPI (Persero), industri perkebunan merupakan salah
satu industri yang memiliki potensi relatif besar terhadap bisnis bahan berbahaya
khususnya komoditi borax yang digunakan didalam pemupukan tanaman
perkebunan.
120,000
100,514
92,339
100,000 75,000
80,000 69,349
59,804
60,000
40,000
20,000
-
2013 2014 2015 2017 2016 2018
Sumber: Data BPS, Produksi Barang Tambang Mineral 2013-2018
Grafik 3.2 Produksi Emas Tahun 2013 - 2018
1,909,548
2,000,000
1,571,596
1,500,000
1,000,000
500,000
-
2013 2014 2015 2017 2016 2018
Produksi barang tambang mineral mengalami penurunan pada tahun 2016 untuk
emas dan tahun 2018 untuk konsentrat tembaga, tapi kedua barang tambang ini
memiliki tren cenderung meningkat. Dapat disimpulkan bahwa hal tersebut
merupakan potensi pertumbuhan bisnis perusahaan untuk dapat memasok
Sodium Sianida yang digunakan sebagai salah satu bahan pelapis logam.
b. Pestisida
Berdasarkan asumsi tren peningkatan harga produk untuk 5 tahun ke depan
yang disesuaikan dengan inflasi setiap tahunnya dapat dilihat bahwa terjadi
peningkatan harga untuk produk pestisida.
c. Pupuk
Berdasarkan asumsi tren peningkatan harga produk untuk 5 tahun ke depan
yang disesuaikan dengan inflasi setiap tahunnya dapat dilihat bahwa terjadi
peningkatan harga untuk produk pupuk.
Grafik 3.7 Asumsi Tren Peningkatan Harga Produk Bahan Kimia Berbahaya 2020-2024
e. Produk Konsumsi
Berdasarkan asumsi tren peningkatan harga untuk 5 tahun ke depan yang
disesuaikan dengan inflasi setiap tahunnya dapat dilihat bahwa terjadi
peningkatan harga untuk produk konsumsi (Beras, Benih, Daging, Gula)
3. Tren Permintaan
Permintaan Domestik
Dari sisi permintaan domestik, konsumsi masyarakat (rumah tangga dan LNPRT)
diharapkan akan tumbuh rata-rata 5,2 – 5,3 persen per tahun. Peningkatan
konsumsi masyarakat didorong oleh peningkatan pendapatan masyarakat seiring
dengan penciptaan lapangan kerja yang lebih besar dan lebih baik, stabilitas harga,
dan bantuan sosial pemerintah yang lebih tepat sasaran. Konsumsi pemerintah
akan tumbuh rata-rata 4,4 – 5,0 persen per tahun didukung oleh peningkatan
belanja pemerintah, baik pusat maupun transfer ke daerah, seiring dengan
peningkatan pendapatan negara, terutama penerimaan perpajakan.
Gambar 3.6 Sasaran PDB Sisi Pengeluaran: Diversifiksi Ekspor dan Stabilitas Eksternal
melakukan pembelian secara online. Indonesia berada pada posisi utama tren
perkembangan ekonomi digital di Asia Tenggara yang diprediksi tumbuh 3 kali lipat
mencapai USD 240 miliar di tahun 2025. Indonesia telah dan akan tetap menjadi
pasar ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara (40 persen transaksi) dengan
potensi pertumbuhan sebesar 4 kali lipat; diikuti juga dengan Vietnam yang juga
tumbuh hampir 4 kali lipat sampai dengan 2025.
Sumber Data: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Pemerintah 2020 - 2024
Gambar 3.11 Empat Pilar RPJMN IV Tahun 2020 - 2024
Sesuai dengan Tema dan Agenda Pembangunan RPJMN IV Tahun 2020 – 2024 untuk
Terwujudnya Indonesia Maju dan berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong terdapat 7 (tujuh) Agenda Pembangunan RPJMN IV tahun 2020 – 2024,
yaitu:
1. Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas
Peningkatan inovasi dan kualitas Investasi merupakan modal utama untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, berkelanjutan dan
mensejahterakan secara adil dan merata, melalui:
a. Pengelolaan sumber daya ekonomi yang mencakup pemenuhan pangan dan
pertanian serta pengelolaan kemaritiman, kelautan dan perikanan, sumber
daya air, sumber daya energi, serta kehutanan; dan
b. Akselerasi peningkatan nilai tambah agrofishery industry, kemaritiman,
energi, industri, pariwisata, serta ekonomi kreatif dan digital.
2. Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan
Pengembangan wilayah ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dan pemenuhan pelayanan dasar dengan memperhatikan harmonisasi antara
rencana pembangunan dengan pemanfaatan ruang.
3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Berdaya Saing
Manusia merupakan modal utama pembangunan nasional untuk menuju
pembangunan yang inklusif dan merata di seluruh wilayah. Pemerintah Indonesia
berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan daya saing SDM yaitu sumber daya
manusia yang sehat dan cerdas, adaptif, inovatif, terampil.
4. Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan
Manusia merupakan modal utama pembangunan nasional untuk menuju
pembangunan yang inklusif dan merata di seluruh wilayah. Pemerintah Indonesia
berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan daya saing SDM yaitu sumber daya
manusia yang sehat dan cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter.
5. Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi &
Pelayanan Dasar
6. Perkuatan infrastruktur ditujukan untuk mendukung aktivitas perekonomian serta
mendorong pemerataan pembangunan nasional. Pemerintah Indonesia akan
memastikan pembangunan infrastruktur akan didasarkan pada kebutuhan dan
keunggulan wilayah.
7. Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana dan
Perubahan Iklim
Pembangunan nasional perlu memperhatikan daya dukung sumber daya alam dan
daya tampung lingkungan hidup, kerentanan bencana, dan perubahan iklim.
Pembangunan lingkungan hidup, serta peningkatan ketahanan bencana dan
perubahan iklim akan diarahkan melalui kebijakan:
PELUANG ANCAMAN
1. Sektor pertanian, kehutanan, 1. Entry barrier yang rendah untuk
perikanan, industri pengolahan, serta bisnis perdagangan menciptakan
perdagangan besar dan eceran persaingan yang semakin kompetitif.
memiliki ukuran pasar (market size) 2. Regulasi pemerintah untuk produk
yang besar dibanding sektor lainnya. komoditi strategis dapat
2. Perkembangan infrastruktur nasional mempengaruhi tata niaga
dan konektivitas perdagangan global perdagangan dan proyeksi
dan domestik memberikan pendapatan perusahaan.
kemudahan pengiriman barang baik 3. Fluktuasi nilai tukar Rupiah yang
melalui transportasi udara, darat, tidak stabil terhadap Dolar Amerika
dan laut. memiliki risiko yang tinggi terhadap
perdagangan impor dan ekspor
3. Memiliki peluang melalui cluster
(hedging).
pangan dimana posisi PT PPI sebagai
trader dan distributor dari seluruh 4. Dampak dari ekonomi global seperti
perang dagang antara Amerika dan
produk yang dimiliki oleh BUMN
Tiongkok mengakibatkan potensi
Produsen yang tergabung
masuknya produk-produk buatan
didalamnya
Tiongkok ke dalam negeri secara
4. Pertumbuhan pangsa pasar dalam
masif.
negeri untuk bahan pokok dan
5. Kehadiran model bisnis perdagangan
konsumsi akan meningkat seiring
online (e-Commerce) dapat
pertumbuhan middle class income,
mempengaruhi perilaku konsumen
pertumbuhan penduduk, dan
dalam membeli produk dan menjadi
peningkatan industri pariwisata
saluran penjualan untuk perusahaan
setiap tahunnya.
perdagangan.
5. Kualitas lingkungan hidup yang 6. Perubahan perilaku konsumsi
meningkat memberikan dampak masyarakat dan alur distribusi
terhadap produsen dan masyarakat produk akibat dari dampak Covid 19.
untuk peduli lingkungan.
6. Terciptanya tata kelola
pemerintahan yang baik mampu
mendukung kemudahan
berkolaborasi dengan Instansi
maupun swasta baik domestik
maupun internasional.
PELUANG ANCAMAN
7. Transformasi digital mendukung
perusahaan dalam efektifitas
kegiatan operasional, pengambilan
keputusan strategis dan
memperkuat GCG.
Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan PT PPI (Persero) tahun 2015
– 2019 :
1. Pendapatan usaha sepanjang tahun 2015 hingga 2019 mengalami fluktuatif oleh
beberapa faktor diantaranya realisasi penjualan produk gula kristal putih dan
daging yang terkendala akibat pasokan produk gula kristal putih dan daging;
2. EBITDA tahun 2015 hingga 2019 mengalami fluktuatif yang diakibatkan fluktuasi
pendapatan usaha di setiap tahunnya;
3. PT PPI (Persero) melakukan pembayaran kewajiban hutang jangka pendek dan
hutang jangka panjang terutama RDI dan eks-BPPN sehingga nilai hutang di tahun
2019 sebesar Rp 1.066 Milyar dari Rp 1.409 Milyar di tahun 2015;
4. Fluktuasi aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan Perusahaan menyebabkan
penurunan posisi kas operasional dari Rp 274 Milyar di tahun 2015 menjadi Rp 101
Milyar di tahun 2019.
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa salah satu kekuatan dan aspek
strategis yang dimiliki oleh PT PPI (Persero) adalah kepemilikan aset tetap, dimana
aset tetap tersebut dapat dimanfaatkan oleh Perusahaan untuk tujuan sebagai
berikut:
a. Optimalisasi aset melalui persewaan dan kerjasama pihak ketiga untuk
mendukung kinerja keuangan Perusahaan;
b. Dukungan fasilitas Pendanaan, khususnya dari Perbankan sebagai alternative
pemenuhan collateral;
c. Utilisasi aset untuk mendukung bisnis Perusahaan (sarana pergudangan)
Namun pemanfaatan aset tetap PT PPI (Persero) belum dapat sepenuhnya
terealisasi, yang disebabkan belum seluruh asset tetapnya berada pada kondisi
clean and clear, untuk itu PT PPI (Persero) terus berupaya melakukan penyelesaian
pengurusan asset dimaksud agar dapat memberikan manfaat besar bagi
Perusahaan.
Berikut terlampir Proyeksi dalam rangka untuk penyelesaian Aset PT PPI (Persero)
yang akan dilakukan untuk 5 tahun kedepan.
Tabel 3.3 Proyeksi Penyelesaian Aset PT PPI (Persero)
Proyeksi 5 Tahun 2020-2024 2020 2021 2022 2023 2024 Keterangan
Perpanjangan Sertifikat 23 15 5 12 2 Clean, Clear
Pembaharuan 26 26 26 27 27 Clean, Tidak Clear
SKPT 40 41 47 41 41 Tidak Clean, Tidak Clear
Pengosongan dan Pembebasan 7 3 68 3 3 Tidak Clean, Tidak Clear
Keterangan : Clean = Aset Dikuasai PT PPI (Persero)
Clear = Sertifikat Hidup
Berdasarkan proyeksi dalam 5 tahun ke depan, pada tahun 2020 ada sebanyak 141
aset yang sudah dalam kategori “Clean & Clear”, 170 aset dalam kategori “Belum
Clear”, 214 aset dalam kategori “Belum Clean dan Belum Clear” dengan target
pada tahun 2024 ada sebanyak 301 aset yang sudah dalam kategori “Clean &
Clear”, 26 aset dalam kategori “Belum Clear” dan 198 aset dalam kategori “Belum
Clean dan Belum Clear”.
Komersial Non-Komersial
Grafik 3.13 Komposisi Pegawai Berdasarkan Fungsi Pekerjaan Tahun 2015 - 2019
Berikut ini kondisi jumlah karyawan PT PPI (Persero) selama 2015 hingga 2019 dan
dibandingkan dengan pendapatan perusahaan dengan tujuan untuk memberikan
gambaran produktifitas karyawan.
Tabel 3.4 Produktivitas Pegawai PT PPI (Persero)
2015 2016 2017 2018 2019
1,500,000
Penjualan
1,000,000 2015
500,000 2016
- 2017
2018
2019
Nama Produk
2015
30.00%
2016
20.00%
10.00% 2017
0.00% 2018
2019
Nama Produk
Grafik 3.15 Kontribusi Produk terhadap Penjualan PT PPI (Persero) Tahun 2015 - 2019
Berikut adalah identifikasi faktor internal PT PPI (Persero) berdasarkan kekuatan dan
kelemahan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5 Resume Identifikasi Faktor Internal PT PPI (Persero)
KEKUATAN KELEMAHAN
1. Perusahaan memiliki kapabilitas 1. Kinerja keuangan perusahaan yang
keuangan untuk mendanai modal mengalami fluktuatif setiap tahunnya
kerja dan investasi yang didapat terutama yang dipengaruhi oleh
melalui fasilitas Perbankan dan fluktuasi penjualan.
instrumen collateral Perusahaan. 2. Belum seluruh aset tetap Perusahaan
2. Perusahaan telah berstatus clean and clear sehingga
mengimplementasikan ERP dan belum sepenuhnya bisa diutilisasi dan
memiliki infrastruktur teknologi dioptimalisasi.
informasi yang terintegrasi untuk 3. Kontribusi penjualan usaha yang
mendukung kegiatan operasional. dipengaruhi produk penugasan masih
3. Perusahaan memiliki 32 cabang cukup tinggi, sedangkan
tersebar di seluruh indonesia sebagai pertumbuhan penjualan komoditi
pintu penjualan dan distribusi. regular memiliki tingkat
4. Perusahaan memiliki multiproduk pertumbuhan yang relative tetap.
unggulan pada sektor hasil industri, 4. Perusahaan masih perlu memperkuat
pertanian, perikanan, perkebunan, kontinuitas dan kualitas pasokan.
kehutanan, dan farmasi.
5. Perusahaan memiliki kemampuan
bermitra dengan Pemerintah Daerah
untuk menciptakan ekosistem bisnis.
6. Perusahaan memiliki kemudahan
akses dari Pemerintah Pusat.
Rating Keterangan
1 Sangat Lemah
2 Lemah
3 Cukup
4 Kuat
5 Sangat Kuat
Berikut tabel pembobotan skor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman PT PPI
(Persero) yang telah disusun :
Tabel 3.7 Pembobotan Skor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman
No. Kekuatan PPI Bobot Rating Skor
1 Memiliki kapabilitas keuangan untuk mendukung
bisnis perdagangan dari Perbankan dan instrumen 5% 3 0,14
collateral Perusahaan
2 Implementasi ERP yang mendukung kegiatan
10% 3 0,30
operasional perusahaan
3 Jaringan distribusi dan penjualan melalui 32 cabang
12% 3 0,36
yang didukung oleh infrastruktur gudang dan armada.
4 Perdagangan multiproduk di sektor perdagangan hasil
industri, pertanian, perikanan, perkebunan, 7% 3 0,22
kehutanan, dan farmasi.
5 Kemampuan bermitra dengan Pemerintah Daerah
7% 4 0,29
untuk menciptakan ekosistem bisnis.
6 Kemudahan akses dan dukungan yang lebih kuat dari
8% 4 0,32
pemerintah.
TOTAL 49% 1,63
No. Kelemahan PPI Bobot Rating Skor
1 Penurunan kas operasional dan terjadi fluktuasi kinerja
9% 4 0,34
keuangan
2 44% dari total aset membutuhkan biaya untuk clean
9% 3 0,25
and clear.
3 Pendapatan didominasi produk penugasan dan produk
17% 4 0,66
unggulan mengalami stagnasi.
4 Kontinuitas dan kualitas pasokan 17% 4 0,66
TOTAL 51% 1,94
Gambar 3.18 Kuadran SWOT PT PPI (Persero) Tahun 2019 dan 5 Tahun Mendatang
Berdasarkan penjabaran dan pembobotan, hasil analisis SWOT pada Gambar 3.11
dapat dipetakan sebagai berikut:
1. Posisi saat ini, PT PPI (Persero) berada di Kuadran II yang berarti PPI berada di
posisi yang lemah dari kapabiltas internalnya, namun dari sisi pasar ada di kondisi
yang sangat baik sehingga memberikan PPI peluang yang besar. Indikasi tersebut
dapat digunakan untuk menetapkan turn around strategy, yaitu untuk
memperkuat kondisi internal (tahun 2020 – 2021).
2. Kedepannya, PPI akan berada di Kuadran I yang berarti PPI ada di posisi yang kuat
dari kapabilitas internalnya dengan potensi pasar yang besar. Dengan demikian
pendekatan strategi berubah menjadi aggressive strategy (tahun 2022 – 2024).
3.4 ANALISA PERSAINGAN
3.4.1 Analisa Kompetitor
Persaingan bisnis perdagangan di Indonesia cukup ketat baik dengan perusahaan
BUMN lain maupun perusahaan swasta nasional. Dari hasil benchmarking kepada
perusahaan-perusahaan sejenis dari sisi keterkaitan bidang usaha. Berikut
perbandingan dari pendapatan antara PT PPI (Persero) dengan beberapa perusahaan
pesaing yang sejenis :
Pusat Perdagangan Indonesia (PPI) 1.766 2.76 1.299 1.496 1.833 -5,38%
Enseval Putera Megatrading (EPM) 17.476 18.9 19.66 20.60 19.171 5,64%
Tiga Raksa Satria (TGKA) 9.526 9.61 10.04 12.94 10.532 10,75
Tiga Pilar Sejahtera Food (TPSF) 6.010 6.54 4.920 N/A 5.825 -9,52%
Pusat Perdagangan Indonesia (PPI) 0,191 0,151 0,145 0,178 0,166 -2,32%
Enseval Putera Megatrading (EPM) 2.109 2.177 2.134 2.397 2.204 4,36%
Tiga Raksa Satria (TGKA) 1.084 1.059 1.119 1.415 1.169 9,29%
Tiga Pilar Sejahtera Food (TPSF) 1.273 1.683 626 N/A 1.194 -29,87%
Berikut hasil analisis perbandingan laba perusahaan perdagangan tahun 2015 – 2018 :
1. Laba PPI berada di bawah laba para pesaingnya (EPM, TGKA, AISA, dan LTLS);
2. Nilai CAGR laba PPI terendah kedua setelah TPSF, yaitu -2,32%;
3. Dari poin di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja PT PPI (Persero) masih belum
stabil.
Tabel 3.11 Perbandingan Total Aset Perusahaan Perdagangan Tahun 2015 – 2018
(dalam Miliar Rupiah)
Perusahaan 2015 2016 2017 2018 Mean CAGR
Pusat Perdagangan Indonesia (PPI) 3.169 3.458 3.199 3.301 3.282 1,37%
Enseval Putera Megatrading (EPM) 6.747 7.087 7.425 8.322 7.395 7,24%
Tiga Raksa Satria (TGKA) 2.646 2.686 2.924 3.485 2.935 9,62%
Tiga Pilar Sejahtera Food (TPSF) 9.060 9.254 8.724 N/A 9.013 -1,87%
Lautan Luas (LTLS) 5.393 5.658 5.769 6.318 5.785 5,42%
Tabel 3.12 Rasio Pendapatan terhadap Aset Perusahaan PerdaganganTahun 2015 - 2018
Berikut hasil analisis perbandingan total aset perusahaan perdagangan tahun 2015 –
2018:
1. PPI memiliki potensi untuk menjadi perusahaan perdagangan besar karena
memiliki nilai aset yang cukup besar (fixed asset 74%, persediaan dan piutang
usaha (gabungan) 21%, dan operating cash flow 5%), yaitu setara dengan TGKA
(Rp 3.301 Miliar);
2. Namun demikian, nilai CAGR total aset PPI relatif lebih rendah dibandingkan para
pesaingnya, yaitu 1,37%;
3. PPI memiliki rasio pendapatan terhadap aset di bawah para pesaingnya, yaitu 0,45
sehingga relatif belum dapat mengoptimalisasi pendapatan melalui aset yang
dimiliki;
4. Rata-rata para pesaing memiliki total aset cukup besar yang disebabkan oleh
persediaan dan piutang usaha lancar. Hal ini menandakan untuk menjaga
pertumbuhan usaha diperlukan perhatian kontinyuitas produk terhadap
permintaan (loss market reduction).
3.4.2 Matriks Segmentasi Kompetitor
Berikut di bawah ini Matriks Segmentasi Kompetitor antara Pendapatan, EBITDA, dan
CAGR rata-rata tahun 2015 – 2018 :
Kinerja Pendapatan, Laba, dan EBITDA Perusahaan Distributor Tahun
2015 - 2018
(dalam Milyar Rupiah)
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
0
PPI Enseval Tiga Raksa Satria Tiga Pilar Lautan Luas
Sejahtera Food
Grafik 3.16 Matriks Segmentasi Kompetitor PT PPI (Persero) Tahun 2015 – 2018
Pupuk Subsidi
120,000 110,332
98,990 98,974 97,296
100,000
80,000
56,578
Ton
20,000
- -
-
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
Berikut hasil analisis perbandingan jumlah quantity yang diperdagangkan 2015 – 2019:
• PT Petrosida Gresik merupakan anak perusahaan dari PT Petrokimia Gresik, yang
bergerak dibidang distributor pupuk subsidi, pupuk non subsidi dan juga
memproduksi pestisida.
• Volume jumlah penjualan pupuk subsidi sangat bergantung kepada alokasi yang
telah ditetapkan oleh pemerintah pada wilayah pemasaran masing-masing
distributor.
• Penguasaan pangsa pasar PT PPI untuk pupuk subsidi setiap tahunnya berkisar
pada angka 2,8 – 3%, jumlah ini relative masih sangat kecil, dan jika dibandingkan
dengan volume penjualan PT Petrosida selama tahun 2016-2018 maka volume
penjualannya terlihat pada kisaran 50%-55%.
• Untuk nilai CAGR PT Petrosida Gresik selama kurun 5 tahun, belum berhasil
disampaikan karena ketersediaan data, namun jika dibandingkan selama 3 tahun
(2016-2018) maka tingkat pertumbuhan PT PPI adalah -13,05% atau lebih kecil dari
PT Petrosida yang tercatat sebesar 2,75%.
PT Perusahaan Perdagangan
7.197 3.177 3.130 3.101 13.504 17,04%
Indonesia (PPI)
Pupuk Non Subsidi
PT Petrosida Gresik * 53.000 85.269 121.812 * 23,13%
* Data tidak tersedia
60,000 53,000
40,000
13,504
20,000 7,197 3,177 3,130 3,101
- -
-
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
8,000
6,000
4,000
2,000
33 26 21 29 49
-
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
PT Perusahaan Perdagangan
114 28 1.394 30.570 3.753 139,46%
Bahan Pokok Indonesia (PPI)
(Beras)
PT Buyung Putra Sembada 96.645 99.634 104.829 119.232 137.753 9,26%
80,000
60,000
40,000 30,570
20,000
114 28 1,394 3,753
-
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
PT Perusahaan
Bahan Pokok Perdagangan Indonesia 58.564 49.862 562.767 320.395 449.225 66,42%
(Minyak
Goreng) PT Salim Invomas 184.000.000 155.200.000 168.800.000 155.200.000 176.000.000 -1,11%
Pratama Tbk
100,000,000
80,000,000
60,000,000
40,000,000
20,000,000 58,564 49,862 562,767 320,395 449,225
-
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
Berikut hasil analisis perbandingan volume yang diperdagangkan selama 2015 – 2019:
• PT Salim Ivomas Pratama, Tbk adalah perusahaan yang tergabung dalam grup
usaha agribisnis terbesar di Indonesia yang melakukan rangkaian aktivitas hulu ke
hilir, dengan produk unggulan Bimoli dan Delima.
• PT PPI (Persero) mulai merintis produk minyak goreng dengan merek Panganesia,
namun belum memenuhi skala komersial yang stabil, selain itu juga dengan tetap
memperdagangkan produk minyak goreng lain.
• Berdasarkan skala usahanya, terlihat gap yang sangat jauh dari sisi volume
perdagangan antara PT PPI dengan PT SIMP, namun demikian PT PPI sudah
menunjukan tren peningkatan penjualan selama tiga tahun terakhir.
• Kondisi persaingan usaha di komoditi minyak goreng yang sangat tinggi, kuatnya
pemimpin pasar yang telah ada, sensitifitas harga produk di tingkat konsumen dan
margin penjualan bahan pokok yang relative kecil, menyebabkan PT PPI saat ini
melakukan produksi berdasarkan permintaan pesanan pasar yang telah terukur
dan margin yang sesuai dengan perencanaan.
PT Perusahaan Perdagangan
50.477 148.277 63.636 3.364 2.221 -54,20%
Bahan Pokok Indonesia (PPI)
(Gula)
PT Salim Invomas Pratama Tbk 67.000 66.000 50.000 57.000 67.000 0,00%
120,000
100,000
Ton
80,000
67,000 66,000 63,636 67,000
57,000
60,000 50,477 50,000
40,000
20,000
3,364 2,221
-
2015 2016 2017 2018 2019
Hasil analisis masing-masing produk diperoleh posisi daya tarik kegiatan usaha (sumbu
x) dan daya saing kegiatan usaha (sumbu y) sebagai berikut :
Grafik 3.23 Matriks Daya Tarik dan Daya Saing Kegiatan Usaha PT PPI (Persero)
Dengan menggunakan hasil analisis DTDS dan market share vs market size, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Arah pengembangan produk dapat dioptimalkan untuk sektor pertanian,
perikanan, perkebunan, kehutanan, bahan kimia berbahaya (B2) dan pedagang
besar farmasi.
2. Untuk meningkatkan daya tarik dan daya saing kegiatan usaha PT PPI (Persero),
maka membutuhkan core competencies yang selaras dengan strategi bisnis ke
depan.
Dari strategi bisnis yang disusun kedalam Matriks TOWS, maka didapatkan strategi
utama bisnis PT PPI (Persero):
1. Financial and Capital Restructuring: EBITDA, Debt (Interest Bearing), NOCF, Net
Profit
2. Integrated business development in logistic/trading
3. Consolidating and digitalizing food supply chain network
4. Maintain current non food logistic business (BGR/PPI)
5. Asset optimization/utilization
6. Collaboration with Research Institute
7. Talent Development for BOD 1 and Millenials
BAB IV
RJPP PT PPI (PERSERO) 2020 – 2024
Peran utama PT PPI (Persero) dalam Value Chain adalah sebagai trader dan distributor
dengan manajemen Supply Chain (End to End Services) yang didukung keuangan yang
sehat, saluran penjualan baik dalam negeri maupun luar negeri, infrastruktur
distribusi, sistem IT yang terintegrasi, penguatan bisnis dari produk yang sudah ada
dan SDM yang kompeten.
4.2 Sasaran Perusahaan
Sasaran Perusahaan secara umum adalah memperkuat peran perusahaan sebagai
trader dan distributor dengan manajemen supply chain (end to end services) yang
didukung keuangan yang sehat, saluran penjualan dalam dan luar negeri.
Sasaran Perusahaan adalah:
1. Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas;
2. Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan;
3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Berdaya Saing;
4. Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan;
5. Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi &
Pelayanan Dasar;
6. Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana dan
Perubahan Iklim;
7. Memperkuat Stabilitas Polkumhankam dan Transformasi Pelayanan Publik.
Untuk meningkatkan daya tarik dan daya saing kegiatan usaha PT PPI (Persero), maka
membutuhkan core competencies sebagai kebijakan untuk memperkuat identitas
perusahaan di industri perdagangan sebagai berikut :
Tabel 4.1 Core Competencies sebagai Kebijakan Strategis PT PPI (Persero) Tahun 2020 – 2024
94
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
95
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
1) Restrukturisasi Hutang
Seperti yang telah disampaikan pada paragraph sebelumnya, Posisi
Keuangan PT PPI (Persero) dilihat dari Debt to Equity Ratio (DER) per 31
Desember 2019 adalah sebesar 55%. Kondisi rasio tersebut menyulitkan
PT PPI (Persero) untuk menambah modal kerjanya melalui pendanaan
kredit modal kerja perbankan. Melihat struktur hutang PT PPI (Persero),
porsi terbesar hutang tersebut yaitu hutang kepada Pemerintah RI yang
terdiri dari hutang Ex BPPN, hutang Rekening Dana Investasi (RDI) dan
hutang kepada Bappenas sebesar 907 Miliar atau 81% dari total hutang.
PT PPI (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang seluruh
modal kerja /sahamnya juga dimiliki oleh Pemerintah RI, maka strategi
yang akan dilakukan untuk merestrukturisasi hutang PT PPI (Persero)
kepada Pemerintah RI yaitu debt to equity swap berupa Penyertaan
Modal Pemerintah (PMN) Non Tunai.
Strategi debt to equity swap berupa Penyertaan Modal Pemerintah
(PMN) Non Tunai yang akan dilakukan oleh PT PPI (Persero) ini akan
memberikan dampak bagi perusahaan untuk memperbaiki struktur
keuangan agar menjadi optimal. Dengan debt to equity ratio, tingkat
leverage perusahaan menjadi menurun di mana sebelum strategi ini
dilakukan DER PT PPI (Persero) sebesar 55% dan setelah strategi ini
dilakukan maka DER diproyeksikan menjadi 12%. Dengan tingkat leverage
yang rendah, maka PT PPI (Persero) dapat meningkatkan pendapatannya
melalui pendanaan KMK dari perbankan yang nantinya akan berdampak
bagi Pemegang Saham berupa Return of Investment (ROE) yang lebih
tinggi.
Strategi Debt to Equity Swap berupa Penyertaan Modal Pemerintah
(PMN) Non Tunai akan dilaksanakan mulai tahun 2020 melalui aktivitas
pengajuan PMN Non Tunai kepada Pemegang Saham disertai dengan
kajian PMN Non Tunai untuk tahun anggaran 2021. Dengan disetujuinya
PMN Non Tunai tersebut, diharapkan pada tahun 2021 strategi Debt to
Equity Swap dapat dilaksanakan.
2) Supply Chain Financing
PT PPI (Persero) sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang trading,
berusaha mempertahankan keberlangsungan usahanya dengan
meningkatkan efisiensi dan profit usahanya melalui reduce cost dan
optimalisasi modal kerja. Optimalisasi modal kerja saat ini dilakukan
melalui pengaturan cash flow dan mempercepat cash-convertion-cycle.
Di sisi lain, demi menjaga supplier yang mengutamakan percepatan
pembayaran atas komoditi yang dibeli dari PT PPI (Persero) dan posisi PT
PPI (persero) dalam holding pangan sebagai offtaker produk milik BUMN
96
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
holding pangan yang lain, maka diperlukan modal kerja yang kuat. Salah
satu strategi dalam memperkuat modal kerja selain memperperbaiki
struktur hutang perusahaan yaitu dengan program Supply Chain
Financing (SCF).
Dengan adanya program SCF ini maka PT PPI (Persero) dapat
meningkatkan likuiditas dengan mengoptimalkan modal kerja dan
pengaturan cashflow dalam bekerja sama dengan partner bisnis (Mitra
Perusahaan/ Supplier/ Distributor) baik dengan UMKM, BUMN lain, dan
Swasta serta memberikan solusi bisnis dalam suatu mata rantai dari hulu
ke hilir yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Strategi
program SCF ini dilakukan dengan beberapa cara antara lain supplier
financing, distributor financing, maupun receivable financing.
Manfaat dari strategi ini bagi perusahaan yaitu bisnis menjadi
berkesinambungan, Menjadi "preferred buyer", memaksimalisasi
keuntungan, meningkatkan volume penjualan, dan memperoleh
pembayaran piutang yang lebih cepat sehingga membantu dalam
perputaran modal kerja. Sedangkan bagi mitra PT PPI (Persero) baik
supplier maupun customer yaitu kesinambungan pasokan kepada
Perusahaan dan memperoleh Term Of Payment (TOP) lebih lama
sehingga membantu perputaran working capital. Dengan demikian,
Ketika terbentuk holding pangan nantinya, PT PPI (Persero) telah siap dari
sisi finansial sebagai perusahaan dalam bidang trading dan distributor.
Strategi program SCF ini akan diinisiasi mulai tahun 2020 dengan
melakukan sinergi (konsolidasi) dengan BUMN Perbankan (Himbara)
menggunakan platform dari Himbara tersebut.
3) Efisiensi HPP dan Beban Usaha
Berbeda dengan perusahaan yang bergerak dalam bidang
manufaktur/produsen dan jasa, PT PPI (Persero) sebagai perusahaan
yang bergerak dalam bidang trading dan distribusi memiliki keterbatasan
yaitu memiliki gross profit margin yang lebih rendah dibandingkan
dengan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri
manufaktur maupun jasa. Namun demikian, strategi yang akan dilakukan
untuk meningkatkan net profit margin dan retun of equity (ROE) yaitu
dengan melakukan efisiensi dalam harga pokok penjualan (HPP) dan
efisiiensi dalam beban usaha.
Strategi Efisiensi atas HPP yang akan dilakukan oleh PT PPI (Persero) yaitu
dengan menjadi distributor utama atas komoditi dari BUMN lain atau sole
agent atas beberapa produk tertentu yang menjadi komoditi utama PT
PPI, selain itu PT PPI (Persero) juga akan meningkatkan optimalisasi atas
97
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
Business Continuity Plan (BCP) dan Profit Planning. BCP dan Profit
Planning akan diinisiasi mulai tahun 2020 sehingga akan menjadi dasar
bagi Perusahaan dalam melakukan aktivitas bisnisnya. Kedepannya ROE
yang akan dihasilkan oleh perusahaan ditargetkan pada tahun 2021
sebesar 7%, tahun 2022 sebesar 8%, dan target di tahun 2023 dan 2024
sebesar 10%.
2) Strategi Peningkatan Produktivitas
Selain strategi peningkatan pendapatan, startegi lain yang akan dilakukan
oleh PT PPI (Persero) dalam rangka meningkatkan nilai Pemegang Saham
yaitu dengan peningkatan produktivitas. Dengan surplus kas yang ada,
perusahaan akan melakukan aktivitas-aktivitas investasi dan peningkatan
utilitas asset secara maksimal sehingga akan memberikan return yang
tinggi bagi perusahaan.
Aktivitas investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan antara lain
dengan penambahan penyertaan modal kepada anak perusahaan PT PPI
(Persero) yang bergerak dalam industri yaitu PT PPI Industri. PT PPI
Industri yang bergerak dalam distributor bahan kimia berbahaya (B2) ini
akan meningkatkan pasar B2 baik dalam industri pangan maupun non
pangan. Aktivitas lain yang akan dilakukan yaitu dengan melakukan
investasi untuk utilisasi aset-aset dan unit bisnis lainnya. Selain itu,
pemberian deviden bagi Pemegang Saham juga menjadi aktivitas dalam
rangka meningkatkan nilai Pemegang Saham.
Dengan strategi peningkatan produktivitas, diharapkan akan dapat
meningkatkan penjualan komoditi serta meningkatkan penerimaan dari
properti dan non properti. Return of Asset (ROA) yang akan dihasilkan
perusahaan ditargetkan sebesar 10% dan Return on Invested Capital
(ROIC) ditargetkan sebesar 10% pada Tahun 2024.
2. Perluasan Distribusi Domestik Dengan UMKM
Saluran distribusi PT PPI (Persero) yang mencakup hingga ke level pedesaan adalah
jaringan toko grosir. Dengan model bisnis yang mendekatkan jarak grosir ke
pelanggannya yaitu toko pengecer yang terletak di desa-desa melalui kerjasama
dengan Badan Usaha Milik Desa (BUM Des) yang pada saat ini sudah ada di
beberapa kabupaten di Jawa Barat yaitu : Sukabumi, Lembang, Ciamis, Tasik,
Temanggung, dan Trenggalek dengan 2 Stock Point sebagai pendukung supply di
2 kabupaten yaitu : Tasikmalaya dan Sukabumi. Keunggulan dari model bisnis ini
adalah :
a) Bekerja sama dengan Produsen BUMN, Produsen Swasta, UMKM dengan
tujuan memotong rantai pasok untuk mendapatkan harga terbaik agar
mendapatkan extra margin atau dapat di investasikan margin tersebut untuk
kompetitif di Toko Grosir.
99
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
Toko Grosir Desa tidak melakukan benchmark secara langsung kepada Rajawali
Mart/Bulog/Supermarket lainnya, namun Toko Grosir Desa melakukan
modernisasi terhadap BUMN Shop yang sudah terlaksana pada periode yang lalu
sebagai upaya agar PT PPI (Persero) melalui Toko Grosir Desa dapat memperkuat
lini penjualannya secara lebih dinamis. Adapun hasil evaluasi/modernisasi yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.8 Hasil Evaluasi BUMN Shop dan Toko Grosir Desa
101
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
Gambar 4.5 Peta Wilayah Jaringan Distribusi Toko Grosir Desa Eksisting & Pengembangan
102
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
Posisi PPI di dalam holding pangan adalah sebagai offtaker dan distributor dari
seluruh produk-produk milik BUMN Produsen. Fungsi tersebut didukung oleh
skema Supply Chain Financing (SCF) kepada supplier atau distributor. Dengan
skema SCF tersebut diharapkan kebutuhan modal kerja baik pada BUMN Produsen
ataupun distributor dapat tercukupi.
103
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
104
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
Gambar 4.6 Peta Sebaran Wilayah Representative Office Eksisting & Pengembangan
105
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
c) Website Interactive
Memperkuat posisi penjualan online lainnya, yang dilakukan dengan melakukan
pembenahan website saat ini menjadi website interactive (kelengkapan fitur e-
catalogue) product sehingga menciptakan potensi trafic transaksi di online.
106
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
Pengembangan sistem informasi perusahaan juga akan terus dilakukan baik untuk
sistem yang berfungsi untuk mendukung kegiatan operasional, real-time
dashboard yang mendukung pengambilan keputusan, hingga ke business
intelligence yang dapat memberikan informasi terkait forecasting dan efisiensi
kegiatan operasional yang dilakukan selama ini sehingga PT PPI (Persero) dapat
terus melakukan perbaikan pada pengelolaan rantai pasok yang berimbas pada
efisiensi biaya.
Dukungan dari sistem informasi tersebut, akan diperkuat dengan skema sales &
distribution planning dimana berdasarkan market intelligent dan data trend
industri yang digabungkan dengan data informasi dari kantor cabang dan partner
luar negeri yang tercatat melalui aplikasi salesforce akan memiliki dampak yang
sangat besar selain dari efisiensi biaya, juga knowledge yang baik mengenai pasar
eksisting dan potensi produk yang diinginkan pasar. Informasi tersebut dapat
membuat PPI menjadi partner BUMN Produsen dalam mengembangkan produk
atau bisnis ke depannya.
PT PPI (Persero) akan mendorong pertumbuhan penjualan perusahaan dengan
melakukan penetrasi pasar oleh tim sales yang terdiri dari sales B2B dan sales B2C.
108
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
109
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
110
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
Gambar 4.13 Area Sebaran Bahan Kimia Berbahaya DT-B2 PT PPI (Persero)
111
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
112
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
Aset tetap PT PPI (Persero) merupakan salah satu kekuatan Perusahaan yang
dapat dimanfaatkan secara optimal dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Pemanfaatan aset tetap tersebut dengan tujuan sebagai berikut:
a. Optimalisasi aset melalui skema persewaan jangka pendek dan kerja sama
jangka panjang dengan pihak ketiga sehingga dapat mendukung dan
menambah kinerja keuangan Perusahaan;
b. Dukungan fasilitas Pendanaan, khususnya dari Perbankan sebagai alternative
pemenuhan collateral;
c. Alih fungsi atau pelepasan aset dilakukan terhadap aset tetap yang tidak
memiliki nilai produktivitas yang tinggi. Tujuan pelepasan aset tersebut adalah
untuk membiayai pengembangan aset menjadi aset produktif dan juga
mendukung kinerja Perusahaan.
d. Utilisasi aset untuk mendukung bisnis Perusahaan (sarana pergudangan)
Pemanfaatan aset tetap PT PPI (Persero) belum dapat sepenuhnya terealisasi,
beberapa faktor yang menghambat diantaranya kondisi aset tetap yang belum
clean and clear dan performa calon mitra yang membutuhkan waktu.
Status aset tetap yang belum clean and clear, PT PPI (Persero) gencar melakukan
kegiatan pengamanan dan pengosongan dengan dibantu oleh Lawfirm. Disamping
kegiatan lain berupa sertifikasi, pembuatan dan pembaharuan SKPT Namun PT PPI
(Persero) terus berupaya dalam melakukan kegiatan komersialisasi aset paralel
dengan kegiatan pengamanan yang bertujuan memberikan manfaat yang besar
bagi Perusahaan.
113
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
114
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
115
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
116
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
117
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024
Penerapan program Digitalisasi Digitalisasi seluruh
digital payroll pembelajaran layanan SDM
(learning
management
system)
Digitalisasi proses Digitalisasi
rekrutmen performance
management
system
Digitalisasi layanan
SDM
Program talent Program Employee
adaptif dan Value Proposition
kolaboratif
Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan
produktivitas Produktivitas produktivitas produktivitas produktivitas
karyawan karyawan karyawan karyawan karyawan
Rasio komersil : non Rasio komersil : non Rasio komersil : non Rasio komersil : non Rasio komersil : non
komersil (55%:45%) komersil (60%:40%) komersil (65% : komersil (70% : komersil (70% :
35%) 30%) 30%)
Saat ini PT PPI Industri dalam Fase Reactivation, dan diharapkan akan segera turut
berkontribusi dalam kegiatan perdagangan umum dan khusus, sebagai Industrial
Trader Profesional di bidang Bahan Bangunan, dan Bahan Kimia Berbahaya. Fungsi PT
PPI pada saat ini dinilai cukup krusial pada bisnis Bahan Kimia Berbahaya milik PT PPI
118
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
dimana perubahan regulasi yang tertuang dalam Permendag No. 47./2019 membuat
alur distribusi menjadi linier dimana PT PPI sebagai IT-B2 hanya bisa menjual komoditi
tersebut kepada DT-B2. Sehingga, dengan kehadiran PT PPI Industri sebagai DT-B2, PT
PPI dapat melakukan alignment terhadap pelanggan-pelanggan PT-B2 sebanyak 45
perusahaan yang selama ini membeli komoditi dari PT PPI.
Tabel 4.15 Target Kinerja PPI INDUSTRI 2020 – 2024
dalam jutaan rupiah
PT PPI Industri
TAHUN PENDAPATAN HPP LABA KOTOR
2020 90.000 80.000 10.000
2021 390.000 343.000 47.000
2022 485.000 427.000 58.000
2023 600.000 528.000 72.000
2024 740.000 651.000 89.000
CAGR 69% 69% 73%
Sesuai dengan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa target pendapatan PPI Industri pada
tahun 2020 adalah sebesar Rp 90 Miliar yang diperoleh dari penjualan bahan kimia
berbahaya sebesar 50% dari total target omzet penjualan bahan kimia berbahaya milik
PPI. Pada tahun 2021 PPI Industri ditargetkan akan memperoleh pendapatan sebesar
Rp 390 Miliar meningkat pesat dari tahun sebelumnya, pendapatan ini diperoleh dari
penjualan sebesar 55% dari total target omzet bahan kimia berbahaya milik PPI. Dan
terus meningkat hingga tahun 2024 dengan target penjualan bahan kimia berbahaya
sebesar 70% dari total target omzet penjualan PPI dengan perolehan pendapatan
sebesar Rp 740 Miliar. Berdasarkan hal tersebut dapat terlihat bahwa peningkatan
pendapatan PPI Industri rata – rata per tahun adalah 69%. Pada tabel diatas juga dapat
dilihat bahwa peningkatan laba PPI Industri rata – rata per tahun adalah sebesar 73%.
119
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
Target Kinerja
PT PPI Industri
800,000
700,000
600,000
500,000
400,000
300,000
200,000
100,000
-
2020 2021 2022 2023 2024
Pada Semester I Tahun 2020, PT Tri Sari Veem masih menghadapi berbagai kendala
mendasar baik dari sisi internal maupun eksternal, yaitu :
a) Kesulitan memenuhi modal kerja, dikarenakan PT Tri Sari Veem belum memperoleh
fasilitas pembiayaan dari Bank terkait tidak adanya jaminan aset tetap tidak
bergerak;
b) Lahan seluas 2,3 Ha yang dimiliki perusahaan tidak didukung dengan sertifikat;
c) Kapasitas kendaraan truk yang dimiliki belum bisa memenuhi permintaan;
d) Kegiatan Cabang Belawan belum didukung sumber daya (modal, sarana dan SDM)
yang optimal;
e) Belum adanya kepastian atas ijin domisili untuk kegiatan trucking dan depo oleh
Pemprov DKI;
f) Kecenderungan Importir dan Eksportir menggunakan jasa PPJK langsung ke
Shipping Line.
120
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
ASET
ASET LANCAR 9.307 4.654 15.996 8.924 172% 179%
- Kas dan Setara Kas 2.159 1.080 5.861 2.845 271% 206%
- Piutang Usaha 3.256 1.628 2.667 2.226 82% 120%
- Uang Muka 2.250 1.125 5.034 1.578 224% 319%
- Beban Dibayar di Muka 445 223 316 196 71% 161%
- Aktiva Lancar Lain-Lain 1.197 599 2.119 2.078 177% 102%
ASET TIDAK LANCAR 11.389 5.694 5.887 6.548 52% 90%
- Aset Tetap Bersih - 4.943 5.380 0% 92%
- Jaminan Simpanan - - 230 0% 0%
- Aset Pajak Tangguhan 945 473 694 688 73% 101%
- Investasi pada Entitas Asosiasi - - 250 250 0% 100%
- Nilai Perolehan 10.444 5.222 - - 0% 0%
TOTAL ASET 20.696 10.348 21.883 15.472 106% 141%
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN LANCAR 5.420 2.710 12.603 3.760 233% 335%
- Hutang Usaha 70 35 70 70 100% 100%
- Uang Muka Pembelian 850 425 6.764 - 796% 0%
- Hutang Sewa Guna Usaha - - - 1.745 0% 0%
- Hutang Biaya 1.950 975 2.714 1.070 139% 254%
- Hutang Lancar Lainnya 2.550 1.275 3.055 875 120% 349%
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 4.463 2.232 - 2.817 0% 0%
EKUITAS 10.813 5.407 9.280 8.895 86% 104%
TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS 20.696 10.348 21.883 15.472 106% 141%
121
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
BEBAN USAHA
Beban Pemasaran - - - - 0% 0%
Beban Administrasi dan Umum 7.855 3.927 2.967 1.416 38% 38%
Pendapatan Lain-Lain - - 14 18 0% 0%
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 2.506 1.253 379 291 15% 15%
LABA (RUGI) PERIODE BERJALAN 2.506 1.253 379 222 15% 15%
Laba (Rugi) Periode Berjalan 2.506 1.253 379 222 15% 15%
C. Rasio Keuangan
Perbandingan Rasio Keuangan PT Tri Sari Veem per 31 Maret Tahun 2020 & 2019,
tercermin pada tabel berikut:
Tabel 4.18 Laporan Rasio Keuangan PT Tri Sari Veem Semester I tahun 2020 & 2019
REALISASI
No RASIO KEUANGAN SATUAN
31-Mar-19 31-Dec-19
RASIO LIKUIDITAS
1 Cash Ratio 46,50 75,68 %
2 Acid Test Ratio / Quick Ratio 67,66 134,89 %
3 Current Ratio 126,92 237,36 %
RASIO AKTIVITAS
1 Total Asset Turn - Over 43,14 35,73 %
2 Receivable Turn - Over 3,54 2,48 Kali
3 Collection Period 103,12 146,96 Hari
RATIO SOLVABILITAS
1 Debt to Total Asset Ratio 60,90 63,56 %
2 Debt to Equity Ratio 135,81 73,94 %
RASIO RENTABILITAS
1 Gross Profit Margin 36,66 30,56 %
2 EBITDA Margin 4,53 6,14 %
3 Net Profit Margin 4,01 4,02 %
4 Return On Investment (ROI) 1,73 1,44 %
5 Return On Equity (ROE) 4,08 2,50 %
122
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa target pendapatan PT Tri Sari Veem pada tahun
2020 adalah sebesar Rp. 31 milyar dengan laba kotor sebesar Rp. 10 milyar.
Pendapatan rata – rata per tahun PT Tri Sari Veem meningkat sebanyak 9% sedangkan
laba kotor rata – rata per tahun meningkat sebanyak 6%.
Target Kinerja
PT Tri Sari Veem
45,000
40,000
35,000
30,000
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
-
2020 2021 2022 2023 2024
123
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
Pada Tahun 2020, PT Tri Sari Veem merencanakan Program Kerja sebagai berikut:
a) Pelepasan Aset Perusahaan berlokasi di Jl. Plumpang Semper Raya No. 25, Kelurahan
Tugu, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Luas lahan yang dimiliki perusahaan saat ini
adalah 23.000 m2 dengan status tanpa sertifikat dalam rangka antisipasi perubahan
tata ruang dan peraturan zonasi dimana berdasarkan UU Nomor 26 tahun 2007 pasal
77 tentang Penataan Ruang Jo Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2014 tentang
Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi, kegiatan Depo Kontainer, Gudang,
dan trucking tidak diperbolehkan lagi di lokasi lahan yang sekarang dipergunakan
perusahaan;
b) Mendapatkan pasar-pasar baru sesuai target pangsa pasar 50% kontrak;
c) Mencari partner kerjasama yang bisa membawa omzet dengan memberikan insentif.
d) Menambah trucking di Jakarta dan Surabaya;
e) Mengurus perizinan B3 dan persiapan yang diperlukan dalam rangka kegiatan B3;
f) Menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan pegawai secara
berkesinambungan dengan menekankan pada bidang Manajerial, Depo/Pergudangan,
Kepabeanan, Keuangan dan Perpajakan dan Akuntansi.
3. PT PPI Properti
Pembentukan Anak Perusahaan PT PPI Properti bertujuan untuk mendukung
akselerasi pelaksanaan optimalisasi seluruh aset yang memiliki nilai komersial tinggi,
namun tidak diperlukan sebagai pendukung kegiatan operasional, baik yang memiliki
status clean & clear, belum clean, maupun belum clean & clear. Pengurusan sertifikasi
dan pengamanan asset akan lebih focus dikerjakan oleh Divisi Pengembangan Aset PT
PPI, sehingga PT PPI Properti dapat focus dalam mengoptimalisasi asset. Pembentukan
PT PPI Properti di Tahun 2020 yang awalnya direncanakan didirikan untuk lebih
mendorong (percepatan) program optimalisasi aset, dengan berbagai pertimbangan
terpaksa harus digeser pelaksanaannya pada Tahun berikutnya.
124
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
d. Farmasi dan Alat Kesehatan 101 280 744 855 975 57%
e. Produk Konsumsi dan Bahan Pokok 272 400 592 705 1.011 30%
125
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
Tabel 4.21 Proyeksi Laba Rugi PT PPI (Persero) Tahun 2020 – 2024
Asumsi Moderat
2020 2021 2022 2023 2024
Uraian
RKAP Rev RJPP RJPP RJPP RJPP
Jumlah Pendapatan 2.869 4.345 5.651 6.483 7.782
Jumlah Beban Administrasi Dan Umum 143 175 189 209 234
Laba (Rugi) Usaha Sebelum Pajak 115 250 348 446 558
126
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
d. Farmasi dan Alat Kesehatan 101 280 336 403 484 37%
e. Produk Konsumsi dan Bahan Pokok 272 400 592 705 1.011 30%
k. Properti 47 54 40 42 46 0%
127
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
Tabel 4.23 Proyeksi Laporan Laba PT PPI (Persero) Tahun 2020 - 2024
Asumsi Pesimis
2020 2021 2022 2023 2024
Uraian
RKAP Rev RJPP RJPP RJPP RJPP
Jumlah Pendapatan 2.869 2.319 2.925 3.384 4.271
Jumlah Beban Administrasi Dan Umum 143 175 189 209 234
EBITDA 99 40 69 92 137
d. Farmasi dan Alat Kesehatan 101 280 336 403 484 37%
e. Produk Konsumsi dan Bahan Pokok 272 760 1.127 1.760 2.200 52%
k. Properti 47 54 40 42 46 0%
129
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB IV RJPP PT PPI (Persero) 2020 - 2024
Tabel 4.25 Proyeksi Laba Rugi PT PPI (Persero) Tahun 2020 - 2024
Asumsi Contingency
2020 2021 2022 2023 2024
Uraian
RKAP
RJPP RJPP RJPP RJPP
Rev
Jumlah Pendapatan 2.869 3.101 4.066 5.552 6.577
Jumlah Beban Pokok Pendapatan 2.622 2.851 3.760 5.161 6.128
Laba Kotor 246,925 249,944 306,718 391,248 449,050
Gross Profit Margin 8,6% 8,1% 7,5% 7,0% 6,8%
Jumlah Beban Penjualan 14 15 16 16 17
Jumlah Beban Administrasi Dan Umum 143 175 189 209 234
Jumlah Beban Usaha 157 190 205 226 252
Laba (Rugi) Usaha 89,554 59,825 101,742 165,383 197,290
EBIT 118 73 128 191 267
EBITDA 99 75 122 195 241
EBITDA Margin 3,5% 2,4% 3,0% 3,5% 3,7%
Jumlah Pendapatan (Biaya) Keuangan (1) 3 4 4 8
Jumlah Pendapatan (Biaya) Lain-Lain 27 8 20 16 55
Laba (Rugi) Usaha Sebelum Pajak 115 71 126 185 260
Manfaat (Beban) Pajak (10) (3) (17) (31) (39)
Laba Bersih 105 68 109 154 221
Net Profit Margin 3,7% 2,2% 2,7% 2,8% 3,4%
Asumsi serapan produk BUMN anggota Klaster Pangan yang direncanakan pada tabel
di atas belum pada level optimal dari total potensi seluruh BUMN produsen dalam
Klaster Pangan yang pada tahun 2024 ditargetkan mencapai Rp 34 Triliun.
130
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2020 - 2024
BAB V Proyeksi Keuangan
BAB V
PROYEKSI KEUANGAN
Jumlah Hari dalam setahun hari 360 360 360 360 360
Asumsi untuk tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan tingkat bunga bersumber dari
Proyeksi Indikator Makro Ekonomi Jangka Menengah 2020-2024 yang dikeluarkan oleh
Kementerian Keuangan RI. Asumsi pertumbuhan jumlah pegawai didasarkan dengan
asumsi zero growth dan pensiun normal. Tidak ada perubahan ketetapan dari
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sehubungan dengan kebijakan
strategis PT PPI (Persero).
Berikut ini adalah Grafik Proyeksi Komposisi Investasi Rutin di tahun 2020 – 2024 :
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0
2020 2021 2022 2023 2024
Grafik 5.1 Proyeksi Investasi PT PPI (Persero) Tahun 2020 – 2024 (dalam Juta Rupiah)
Beban Usaha
Beban Penjualan 14.24 14.95 15.70 16.48 17.31
Beban Pegawai 80.00 104.24 110.29 117.93 126.10
Beban Administrasi dan Umum 53.42 56.09 58.90 61.84 64.93
Beban Penyusutan 9.71 14.84 20.09 29.62 43.42
Jumlah Beban Usaha 157.37 190.12 204.98 225.87 251.76
Laba Usaha 89.55 238.63 323.74 426.20 495.18
% Margin Laba Usaha 3% 5% 6% 7% 6%
EBITDA 99.27 253.47 343.83 455.82 538.60
% Margin EBITDA 3% 6% 6% 7% 7%
Berikut di bawah ini grafik Proyeksi Pendapatan, EBITDA, dan Laba Bersih PT PPI
(Persero) tahun 2020 – 2024 :
8,000
7,000
6,000
5,000
4,000
3,000
2,000
1,000
0
2020 2021 2022 2023 2024
Grafik 5.2 Proyeksi Pendapatan, EBITDA, dan Laba Bersih PT PPI (Persero) Tahun 2020 – 2024
(dalam Juta Rupiah)
Berikut di bawah ini grafik Proyeksi Pendapatan PT PPI (Persero) berdasarkan sektor
usaha tahun 2020 – 2024 :
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
2020 2021 2022 2023 2024
Grafik 5.3 Proyeksi Pendapatan PT PPI (Persero) Berdasarkan Sektor Usaha Tahun 2020 – 2024
(dalam Juta Rupiah)
Berdasarkan Grafik 5.3 di atas, Pendapatan utama PT PPI (Persero) yaitu dari
perdagangan sektor pangan dan non pangan, sedangkan sektor usaha lainnya
merupakan usaha tambahan dalam memanfaatkan aset-aset yang dimiliki oleh PT PPI
(Persero).
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
500
-
2020 2021 2022 2023 2024
Grafik 5.4.1 Proyeksi Komposisi Pendapatan Sektor Pangan PT PPI (Persero) Tahun 2020 – 2024
(dalam Juta Rupiah)
Berdasarkan Grafik 5.4.1, komposisi terbesar dari penjualan komoditi sektor pangan
masih didominasi dari importasi/penugasan Pemerintah dalam rangka stabilisasi harga
pangan di Indonesia. Namun demikian, melihat tren dari tahun 2020 sampai dengan
tahun 2024 komposisi penjualan dari komoditi konsumsi dan bahan pokok, pertanian,
serta ekspor mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini menunjukkan
bahwa peran PPI sebagai offtaker produk dari BUMN holding pangan dan UMKM baik
untuk perdagangan dalam negeri maupun untuk tujuan ekspor semakin meningkat, di
sisi lain penugasan dari Pemerintah tidak mengalami peningkatan (stagnansi).
Pertumbuhan pendapatan tahun 2020 – 2024 dari bisnis ekspor cukup tinggi didasari
dengan pembentukan Representative Office (RO) di berbagai negara tujuan seperti
yang direncanakan sesuai program kerja. Rencana pembukaan RO ini didasarkan dari
data-data pasar ekspor dan berdasarkan negara.
Grafik 5.4.2 Proyeksi Komposisi Pendapatan Sektor Non Pangan PT PPI (Persero) Tahun 2020 – 2024
(dalam Juta Rupiah)
Berdasarkan Grafik 5.4.2 di atas, komposisi perdagangan dari sektor non pangan
didominasi oleh tiga komoditi utama PT PPI (Persero) yaitu Pupuk dan Pestisida,
Farmasi dan Bahan Kimia. Proyeksi perdagangan bahan kimia mengalami rata-rata
pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan komoditi yang lain seiring dengan
meningkatnya kepercayaan Pemerintah dalam menunjuk PT PPI (Persero) sebagai
importir tetap. Di samping itu, peran PT PPI (Persero) sebagai distributor pupuk juga
meningkat.
Beberapa poin dalam Proyeksi Neraca dari tahun 2020 hingga 2024 adalah sebagai
berikut:
1. Total aset mengalami pertumbuhan rata-rata 10%;
2. Aset Tetap meningkat 35% dari tahun 2020 ke tahun 2024 sebagai dampak
investasi PT PPI (Persero) dalam meningkatkan utilitas aset;
3. Pada tahun 2021 PT PPI (Persero) diproyeksikan memperoleh Penyertaan Modal
Negara Non Tunai dalam rangka debt to equity swap atas utang kepada
Pemerintah RI;
4. Ekuitas mengalami pertumbuhan rata-rata 16% sebagai keuntungan hasil usaha.
Berdasarkan proyeksi laporan keuangan, saldo kas dan setara kas akan mengalami
rata-rata pertahunnya sebesar 12% dari Rp103 Miliar di tahun 2020 menjadi Rp184
Miliar di tahun 2024. Pada proyeksi arus kas perusahaan, peningkatan yang cukup
besar berasal dari arus kas kegiatan operasional dimana secara rata-rata pertumbuhan
pertahunnya sebesar 61% dikarenakan peningkatan laba usaha.
Untuk aktivitas Investasi pada tahun 2022 mengalami peningkatan yang signifikan,
karena pada tahun tersebut perusahaan mengalami surplus kas sehingga perlu
melakukan investasi untuk meningkatkan nilai Pemegang saham melalui peningkatan
utilitas aset.
5.6 PROYEKSI KINERJA KEUANGAN
Proyeksi kinerja keuangan PT PPI (Persero) untuk tahun 2020 – 2024 adalah sebagai
berikut :
1. Kondisi keuangan jangka panjang perusahaan membaik. Hal ini terlihat dari
menurunnya Debt to Equity Ratio (DER) dari 53% di tahun 2020 menjadi 19% di
tahun 2024.
2. Kinerja piutang dan utang usaha juga diproyeksikan membaik, yang dapat dilihat
dari berkurangnya masa pengumpulan piutang dan berkurangnya masa
pembayaran utang usaha dari tahun 2020 – 2024.
3. Dari sisi hasil usaha, terlihat bahwa Return on Equity dan Return on Asset
mengalami kenaikan selama 5 tahun. Rasio Operating Margin (Laba Usaha) dan
Net Profit Margin juga menunjukkan tren naik. Hal ini menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam mengendalikan beban pokok dan beban usaha mengalami
peningkatan.
4. Kondisi operasional perusahaan juga terlihat semakin efisien dengan menurunnya
rasio BOPO mengalami penurunan yang menunjukan efisiensi dalam melakukan
usaha.
5. Besaran laba bersih yang diperoleh setiap pegawai menunjukan tren peningkatan
dari tahun 2020 sampai tahun 2024, hal ini menunjukan peningkatan kemampuan
SDM yang ada dalam mendapatkan pendapatan perusahaan.
BAB VI
PENUTUP
Demikian Laporan “Penyusunan Rencana Jangka Panjang Perusahaan PT PPI (Persero) 2020
- 2024” ini kami sampaikan. Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) ini memuat arah
perkembangan PT PPI (Persero) dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dengan tagline “FLAGSHIP
TRADING COMPANY OF INDONESIA”.
Sasaran strategis terdiri dari target pendapatan PT PPI (Persero) pada tahun 2020 sebesar 2,9
Triliun Rupiah dan tahun 2024 mencapai 7,8 Triliun Rupiah dengan fokus utama sebagai Trader
dan Distributor komoditi yang diperdagangkan dengan memperkuat supply chain
management, mengembangkan kedistributoran produk eksisting, kemandirian komersialisasi
serta mendukung Visi dan Misi dari Klaster Pangan BUMN dalam menjaga ketahanan pangan
dan menjadi perusahaan pengekspor teratas makanan premium kelas dunia.
Arah pengembangan perusahaan ditetapkan dengan mengacu kepada visi dan misi
perusahaan dengan memperhatikan kondisi perusahaan.
Dokumen ini digunakan sebagai acuan bagi PT PPI (Persero) dalam melaksanakan setiap
aktivitas/kegiatan perusahaan dari tahun 2020 hingga 2024.
Kami mengucapkan terima kasih atas sinergi dan kerjasama yang aktif dan dari tim
counterpart perusahaan dalam setiap proses pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga Rencana
Jangka Panjang Perusahaan PT PPI (Persero) tahun 2020 - 2024 dapat terselesaikan secara
optimal dan tepat waktu.