PT INKA (Persero)
Oleh :
FARIDATUL HANIFAH
NIM 213202041
Oktober 2021
Rencana Jangka Panjang Perusahaan1 2019 -
2023
5W + 1H
KATA PENGANTAR
Berdasar pada Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP-
102/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penyusunan Rencana Jangka Panjang
Badan Usaha Milik Negara pasal 10: Perubahan atas Rencana Jangka Panjang
hanya dapat dilakukan bila terdapat perubahan materiil yang berada di luar kendali
Direksi BUMN dan mengakibatkan teqadinya penyimpangan pencapaian lebih dari
20% dari sasaran.
LEMBAR PENGESAHAN
Ba askito Sud
Direktur Produksi
Rencana Jangka Panjang Perusahaan2019 - 2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................v
DAFTAR TABEL..........................................................................................................vi
DAFTAR GRAFIK.......................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................I-1
1.1. Latar Belakang dan Sejarah Perusahaan ...........................................I-1
1.2. Landasan Hukum..............................................................................I-2
1.3. Visi Perusahaan................................................................................I-3
1.4. Misi Perusahaan ...............................................................................I-3
1.5. Falsafah ............................................................................................I-4
1.6. Nilai-Nilai Inti (Core Values)..............................................................I-4
1.7. Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha.......................................I-4
1.8. Arah Pengembangan Perusahaan....................................................I-5
1.9. Produk Perusahaan ........................................................................I-10
1.9.1. Milestone Produk .................................................................I-10
1.9.2. Produk Utama ......................................................................I-11
1.9.3. Produk Diversifikasi..............................................................I-16
1.10. Fasilitas dan Kapasitas Produksi ....................................................I-18
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RJPP 2015-2019 .......................................II-1
2.1. Evaluasi Kinerja Perusahaan...........................................................II-1
2.1.1. Analisa Penjualan .................................................................II-2
2.1.2. Analisa Harga Pokok Penjualan............................................II-6
2.1.3. Analisa Beban Operasional...................................................II-7
2.1.4. Analisa Laba Rugi .................................................................II-8
2.1.5. Analisa Posisi Keuangan.......................................................II-9
2.1.6. Evaluasi Dana PMN TA. 2016.............................................II-10
2.2. Evaluasi Kinerja Anak Perusahaan dan Perusahaan Afiliasi .........II-10
2.2.1. Evaluasi Kinerja Anak Perusahaan (PT INKA Multi Solusi) II-10
2.2.2. Evaluasi Kinerja Perusahaan Afiliasi
(PT Rekaindo Global Jasa) .................................................II-11
2.3. Kendala yang Dihadapi Perusahaan dan Upaya Pemecahaan
Masalah.........................................................................................II-12
iii
Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2019 - 2023
iv
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
vi
Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2019 - 2023
DAFTAR GRAFIK
vii
Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2019 - 2023
BAB I
PENDAHULUA
N
I-1
Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2019 - 2023
dan yang terakhir melalui Akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH No. 35
tanggal 27 Februari 2017.
I-2
Pembinaan dan kepemilikan saham Perusahaan dalam perjalanannya silih
berganti, dari pembinaan teknis oleh Departemen Perhubungan dari tahun
1981 sampai tahun 1989, pembinaan teknis beralih kepada BPIS dari tahun
1989 sampai dengan tahun 1998. Mulai tahun 1998 pembinaan teknis beralih
kepada Menteri Negara BUMN, selanjutnya dengan adanya perubahan status
Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) menjadi holding company
bernama PT Bahana Pakarya Industri Strategis (Persero), PT INKA (Persero)
yang menjadi salah satu Badan Usaha Milik Negara yang masuk dalam
kategori industri strategis mengalami perubahan status dari PT (Persero)
Industri Kereta Api menjadi Perusahaan terbatas PT Industri Kereta Api atau
disingkat PT INKA. Perubahan status ini dituangkan di dalam akta Notaris
Toety Juniarto, SH No. 76 tanggal 17 September 1998 dan pada tahun 1998
saham berserta pembinaan teknis beralih dari Menteri Keuangan ke PT
Bahana Pakarya Industri Strategis (BPIS).
Kepemilikan terakhir beralih ke Menteri BUMN, melalui Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 52 Tahun 2002 tentang Penyertaan Modal Negara
Republik Indonesia ke dalam Modal Saham PT Dirgantara Indonesia, PT PAL
Indonesia, PT PINDAD, PT DAHANA, PT Krakatau Steel, PT Barata Indonesia,
PT Boma Bisma Indra, PT Industri Kereta Api, PT Industri Telekomunikasi
Indonesia dan PT LEN Industri dan Pembubaran Perusahaan Perusahaan
(Persero) PT Bahana Prakarya Industri Strategis. Dengan dibubarkannya PT
BPIS maka status PT INKA berubah kembali menjadi Perusahaan Perusahaan
(Persero), yang ditetapkan melalui Akte Notaris Lenny Janis Ishak, SH
No 3 tanggal 4 November 2002.
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perusahaan Terbatas, telah dilakukan perubahan Anggaran Dasar
Perusahaan, dituangkan dalam akta Akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH No.
26 tanggal 25 Juni 2008. Selanjutnya berdasarkan Akta Notaris Lenny Janis
Ishak, SH No. 08 tanggal 22 Februari 2010, modal dasar Perusahaan
ditetapkan Rp 800 miliar dan modal disetor sebesar Rp251,84 miliar dengan
perubahan terakhir berdasarkan Akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH No. 17
tanggal 12 April 2017, modal dasar Perusahaan ditetapkan Rp5 Triliun dan
modal disetor menjadi Rp1.2 triliun.
S Curve
Industrial Development
Product Development
STAGE V
STAGE IV BUSINESS PROCESS &
BUSINESS & TECHNOLOGY IMPROVEMENT
TECHNOLOGY HIGH SPEED TRAIN
STAGE III INNOVATION REMOTE RELIABILITY
TECHNOLOGY NEW CONCEPT LIGHT AND MAINTENANCE
STAGE II DEVELOPMENT CARBODY VEHICLE
STAGE 1 MANAGEMENT SYSTEM
CO-DESIGN PUSH-PULL URBAN TRANSPORT &
LOCENCING
CO-MANUFACTURE DIESEL TRAIN LOGISTIC TRANSPORT
FREIGHT WAGON MARKET LEADER IN
ELECTRIC RAILCAR
PASSENGER COACH CREATING RAILWAY TRANSPORTATION
ENHANCING CREATING FOR ASEAN AND AFRICAN
COMPETITIVE SUSTAINABLE
SELF – SUFFICIENT
ESTABLISHING ADVANTAGE GROWTH TO BE
CARBUILDER Cooperation with global
INTEGRATED TO BE WORLD INNOVATIVE
WITH SUPPORTING
COMPLEX CLASS GLOBAL PLAYER
PYRAMID Synergy &
CARBUILDER MANUFACTURER
efficiency
After sales Strategic partner
Supporting industry Financial technology
Iso 9001 Turnkey project
Alliance/jo/jv
Production technology
Global outsource
Product technology Leasing, maintenance
New building
Increase production
Wor Project
Production facilities
Patent
R& capacity
Supporting supplier
Cluster
2012 – 2023
1982 – 1991 1992 – 2001 2002 – 2011 2024 – 2030
I-7
Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2019 - 2023
I-8
Gambar 3: Roadmap Bisnis PT INKA (Persero) 2030
1.9.2. Produk
Utama
a) Lokomotif
1.9.3. Produk
Diversifikasi
a) INOBUS
Merupakan brand yang diproduksi oleh Perusahaan untuk produk
bus (single bus dan articulated bus) dengan menggunakan bahan
bakar gas. Hal ini merupakan wujud dukungan Perusahaan
terhadap program Pemerintah dalam rangka menciptakan alat
transportasi perkotaan yang ramah lingkungan. Sampai saat ini
telah diproduksi sebanyak 36 unit single bus dan 39 unit articulated
bus yang dioperasikan untuk Trans Jakarta.
Gambar 19: Single Bus dan Aticulated Bus
Gambar 20 : ICON
Pada saat ini, beberapa tantangan yang perlu diperhatikan adalah Keahlian
tenaga kerja dan efisiensi personil yang masih terbatas, serta teknologi baru
dan pembagian personil spesialis yang belum maksimal. Area produksi juga
dinilai sudah terlalu sempit, hanya bisa menampung 400-500 kereta dalam
setahun. Perusahaan telah menerapkan strategi supply chain dengan
pengadaan sub assembly untuk mempercepat pekerjaan proses produksi.
Diharapkan pembangunan pabrik baru di Banyuwangi dapat diselesaikan tepat
waktu sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi. Diproyeksikan bahwa
dengan adanya pabrik yang baru, kapasitas produk Perusahaan bisa
meningkat dengan signifikan seperti yang terlihat di tabel 1 di atas.
Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2019 - 2023
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RJPP 2015-2019
II-1
Atas kondisi tersebut di atas, perusahaan melakukan langkah-langkah
penghematan biaya produksi dengan cara pemanfaatan fasilitas-fasilitas
keuangan, perpajakan dan kepabeanan serta pelaksanaan pengendalian
anggaran pada tiap proyek. Dari langkah tersebut diperoleh hasil positif yaitu
peningkatan margin laba sebelum pajak yang semula 2.1% di tahun 2015
menjadi 3,5% di tahun 2018.
Sampai dengan tahun 2018 nilai beban bunga pinjaman berada pada 6,89%
dari nilai penjualan lebih besar dari rencana RJPP sebesar 3,05% hal ini
dikarenakan keterbatasan modal kerja yang dimiliki untuk mendanai aktivitas
operasional perusahaan yang akhirnya dipenuhi dari sumber pendanaan lain
baik dari perbankan dan non perbankan.
4.000.00
0
3.500.00
0
Rp juta
3.000.00
0
2.500.00
0
2.000.00
0
1.500.00
- 0
2015 2016 2017 2018
1.000.00
RJPP 1.443.861 1.948.514 2.603.824 3.630.282
0
RKAP 1.443.861 1.720.564 2.658.968 3.133.169
Realisas
500.000 1.243.83 1.881.00 2.580.16 3.182.13
i 8 8 6 9
90%
80%
Prosentase
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
2015 2016 2017 2018
0%
Service Retail & Bangnis 131.309 87.719 100.024 168.893
Ekspor 354.292 376.905 68.177 802.730
Swasta 28.014 419.819 196.223 15.555
PT KAI (Persero) 609.766 936.526 2.110.356 2.189.199
Kementerian Perhubungan 120.457 60.039 105.386 5.762
4.00
0
3.50
Rp miliar
3.00
0
2.50
0
2.00
0
1.50
2015 2016 2017 2018
0 RJPP RKAP RJPP RKAP RJPP RKAP RJPP RKAP
Penjuala 1.444 1.444 1.244
REALISASI 1.949 1.721 1.881
REALISASI 2.604 2.659 2.580
REALISASI 3.630 3.133 3.182
REALISASI
n
1.00 1.238 1.238 1.011 1.656 1.356 1.561 2.192 2.228 2.150 3.031 2.591 2.646
HPP 86% 81% 79% 83% 84% 83% 83% 83%
0 86% 85% 84% 83%
Grafik
%HPP 3: Harga Pokok Penjualan (HPP) tahun 2015-2018
1. HPP terdiri500
dari Beban Langsung dan Beban Tidak Langsung yang
berkaitan dengan
- proyek yang dijalankan oleh Perusahaan.
2. Beban Langsung mencakup 85% dari total seluruh HPP yang dimana
didalamnya terdapat biaya bahan yang mencakup porsi terbesar
dalam Beban Langsung tersebut. Kebijakan pengadaan material
produksi sangat memperhatikan kualitas material sesuai dengan
spesifikasi produk yang dikerjakan dengan mempertimbangkan harga
beli yang paling kompetitif.
3. Seperti terlihat pada Grafik 3 di atas, persentase realisasi HPP pada
kisaran 83% dari nilai penjualan. Perusahaan terus berupaya untuk
menurunkan persentase HPP dengan cara meningkatkan sourcing
vendor dan menguatkan pola negosiasi harga, meningkatkan local
content dan memaksimalkan penyerapan fasilitas-fasilitas keuangan
dan perpajakan yang ada.
4. Secara keseluruhan, persentase HPP bergerak secara fluktuatif
disebabkan oleh variatifnya jenis proyek yang dikerjakan.
2.1.3. Analisa Beban Operasional
Persentase Biaya Operasional Perusahaan dapat dilihat pada Grafik 4
sebagai berikut:
8,00
7,29% 7,25 7,25%
%
7,35% % 6,92%
7,00 6,67
% 6,24 %
% 5,88
6,00 %
%
5,00
4,2 Biaya Pemasaran &
%
9 Penjualan
4,00%3,59 Biaya Administrasi & Umum
Biaya Pengiriman & Purna
3,00 Jual
% Biaya Keuangan -
1,74 Neto
2,00
% 1,3
%
8
1,00
% 0,13 0,11 0,13 0,17
0,00 % % % %
% 201 201 201 201
5 6 7 8
3.500
3.000
Rp miliar
2.500
2.000
1.500
1.000
500
2015 2016 2017 2018
RJPP RKAP REALISASI RJPP RKAP REALISASI RJPP RKAP REALISASI RJPP RKAP REALISASI -
Penjualan 1.444 1.444 1.244 1.949 1.721 1.881 2.604 1.659 2.580 3.630 3.133 3.182
Laba Kotor 205 205 233 292 364 320 411 431 430 599 568 536
Laba Usaha 86 86 119 135 142 181 218 253 210 365 310 300
Laba Bersih
Sblm Pajak 17 17 26 56 35 43 133 70 97 268 108 109
% Laba 14,20% 14,20% 18,73% 14,98% 21,15% 17,01% 15,78% 25,98% 16,67% 16,50% 18,13% 16,84%
Kotor
% Laba Usaha 5,96% 5,96% 9,57% 6,93% 8,25% 9,62% 8,37% 15,25% 8,14% 10,06% 9,89% 9,43%
% Laba
Bersih 1,18% 1,18% 2,09% 2,87% 2,03% 2,29% 5,11% 4,22% 3,76% 7,38% 3,45% 3,43%
Sblm Pajak
Grafik 5: Laba Tahun 2015-2018
7.000
6.000
Rp miliar
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
-
2015201620172018
RJPPRKAPRealisasiRJPPRKAPRealisasiRJPPRKAPRealisasiRJPPRKAPRealisasi
Asset1.7411.7412.3363.0331.8373.3194.0522.8686.0414.4545.0196.179
Liabilitas1.4971.4971.9761.7901.4551.9202.6761.3964.5922.8103.4664.624
Ekuitas2442443601.2433821.3991.3761.4721.4491.6441.5531.555
Grafik 6: Posisi Keuangan tahun 2015-2018
Dari Grafik 6 terlihat bahwa nilai Aset, Liabilitas, dan Ekuitas pada
RJPP, RKAP dan Realisasi di tahun 2015 sampai dengan target di 2018
memiliki tren yang meningkat dari tahun ke tahun. Nilai aset pada tahun
2016 terdapat deviasi antara RKAP dengan realiasi. Penyebab deviasi
tersebut karena tertundanya persetujuan atas pengajuan Penambahan
Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1 triliun yang telah
diajukan sejak 2015. Sehingga asumsi yang digunakan dalam
penyusunan RKAP tahun 2016 adalah tanpa memperhitungkan
penambahan dana PMN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor
67 Tahun 2016, tanggal
29 Desember 2016 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara
Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perusahaan
(Persero) PT Industri Kereta Api, Perusahaan berhak menerima
tambahan dana PMN TA. 2016 sebesar Rp 1 triliun.
Pada tahun 2017 nilai total Aset tahun 2017 terealisir sebesar Rp 6,04
triliun, terjadi deviasi 49,07% melebihi proyeksi RJPP tahun 2017
sebesar Rp 4,05 triliun, dan melebihi nilai RKAP tahun 2017 sebesar Rp
2,87 triliun atau 211%. Peningkatan nilai Total Aset didominasi dari
meningkatnya nilai piutang sebagai konsekuensi pembayaran
menggunakan metode turnkey sehingga penagihan baru bisa
dilaksanakan pada saat produk telah terealisasi secara final yang
diindikasikan dengan telah diterbitkannya BAST.
Nilai Aset pada RKAP 2018 senilai Rp 6,18 triliun, terjadi deviasi
sebesar 38,73% lebih tinggi terhadap nilai RJPP tahun 2018. Begitu
pula nilai Liabilitas pada RKAP 2018 terjadi deviasi sebesar 64,56%
lebih tinggi terhadap nilai RJPP tahun 2018.
Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2019 - 2023
Aset PT INKA Multi Solusi terus meningkat dari tahun 2014 sampai
dengan 2018 seiring dengan bertambahnya nilai penjualan.
Terutama di tahun 2017 berasal dari tagihan bruto atas progres
pekerjaan serta penerbitan MTN yang digunakan sebagai sumber
pendanaan modal kerja.
II-10
Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2019 - 2023
Nilai penjualan dan laba kotor PT INKA Multi Solusi dari tahun 2014
sampai dengan 2018 terus mengalami peningkatan. Total nilai
penjualan masih didominasi dari pekerjaan yang diperoleh dari induk
perusahaan.
II-11
Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2019 - 2023
Nilai penjualan dan laba kotor PT Rekaindo Global Jasa dari tahun
2014 sampai dengan 2018 terus mengalami peningkatan. Komposisi
penjualan masih didominasi oleh pekerjaan dari induk perusahaan.
Pada tahun 2015 terjadi penurunan nilai laba sebelum pajak
disebabkan oleh peningkatan beban administrasi dan umum.
II-12
Dengan kendala diatas, maka Perusahaan melakukan upaya yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. UU No. 23 Tahun 2007 membuka pintu masuk bagi pihak swasta untuk
menjadi operator kereta api. Pemerintah sebagai pembuat peraturan/
kebijakan harus memberikan stimulus dengan tetap memperhatikan
keselamatan penumpang dalam mewujudkan multi operator sarana kereta
api.
Perusahaan telah melakukan penjajagan kepada Pemerintah Daerah untuk
memanfaatkan produk tram sebagai sarana transportasi massal perkotaan.
Diharapkan akan terjadi pertumbuhan permintaan sarana perkeretaapian
sebagai pasar Perusahaan.
BAB III
POSISI PERUSAHAAN
a) Faktor Internal
III-8
Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2019 - 2023
BAB IV
IV-1
Berdasarkan faktor entry barrier yang dianalisa menunjukkan bahwa ancaman
persaingan dari luar sudah ada dan semakin besar.
2. Pemasok
a) Perusahaan telah bekerja sama dengan beberapa industri komponen
dari dalam negeri maupun luar negeri sehingga kesinambungan
ketersediaan spare part terjamin.
b) Perusahaan memiliki fleksibilitas dalam menentukan kebutuhan
material dan komponen sehingga tidak tergantung pada pemasok
tertentu
c) Perusahaan mempunyai kesempatan untuk melakukan pengadaan
bahan baku dan komponen langsung kepada pabrikan/manufaktur.
d) Untuk pemenuhan material dan komponen yang umum telah dilakukan
kontrak dalam jangka panjang.
e) Keterbatasan jumlah pemasok yang dapat memenuhi kualitas material
dan jasa pengiriman yang handal dengan harga yang terjangkau.
f) Posisi tawar Perusahaan masih rendah terhadap pemasok komponen
utama yang memiliki kualitas tinggi.
3. Substitusi
a) Pengadaan kereta bekas yang tidak dioperasikan oleh negara maju
masih menjadi ancaman.
b) Pemanfaatan Balaiyasa PT KAI untuk merehab/retrofit armadanya
sendiri sehingga order rehab/retrofit tidak masuk ke PT INKA
(Persero).
c) Adanya jenis transportasi yang lain, seperti bus dan pesawat terbang,
dengan harga yang bersaing.
d) Industri dari luar yang dapat menawarkan produk dengan harga yang
kompetitif serta fasilitas yang lebih baik
Dengan adanya kegiatan substitusi dan impor kereta bekas dari luar negeri
menjadikan peluang PT INKA (Persero) berkurang.
4. Customer
a) Tidak adanya kewajiban bagi customer untuk membeli produk dalam
negeri menjadikan customer bebas untuk impor dari negara lain.
b) Adanya kebijakan yang tidak “equal treatment” berkaitan dengan
pengenaan pajak dan kepabeanan untuk industri dalam negeri.
c) Adanya dukungan dari pemerintah untuk memaksimalkan penggunaan
produk dalam negeri termasuk sarana perkertaapian maupun
transportasi perkotaan.
Dari hal-hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pasar produk sarana
kereta api akan ada banyak potensi pasar yang dapat diraih baik pasar
luar maupun dalam negeri, meskipun ada banyak sekali tantangan untuk
mendapatkan potensi-potensi pasar yang ada.
Kekuatan
Pembeli dan
Pemasok
Pembeli: SEDANG
Pemasok: SEDANG / TINGGI Tidak adanya kewajiban bagi
Perusahaan telah bekerja sama dengan beberapa customer untuk membeli produk
industri komponen dari dalam negeri maupun luar dalam negeri menjadikan
negeri sehingga kesinambungan ketersediaan spare customer bebas untuk impor dari
part terjamin. negara lain.
Perusahaan memiliki fleksibilitas dalam menentukan Adanya kebijakan yang tidak
kebutuhan material dan komponen sehingga tidak “equal treatment” berkaitan
tergantung pada pemasok tertentu. dengan pengenaan pajak dan
Perusahaan mempunyai kesempatan untuk kepabeanan untuk industri dalam
melakukan pengadaan bahan baku dan komponen negeri.
langsung kepada pabrikan /manufakturer. Adanya dukungan dari
Untuk pemenuhan material dan komponen yang pemerintah untuk memaksimalkan
umum telah dilakukan kontrak dalam jangka panjang. penggunaan produk dalam negeri
Keterbatasan jumlah pemasok yang dapat memenuhi termasuk sarana perkertaapian
kualitas material dan jasa pengiriman yang handal maupun transportasi perkotaan.
dengan harga yang terjangkau.
Possisi tawar Perusahaan masih rendah terhadap Dari hal-hal tersebut di atas dapat
pemasok komponen utama yang memiliki kualitas disimpulkan bahwa pasar produk
tinggi. sarana kereta api mengalami
penurunan daya saing, namun disisi
lain PT INKA
(Persero) produknya agar dapat
mempertahankan kepercayaan
mempunyai peluang untuk produk
transportasi lainnya.
Dalam usaha mengurangi ketergantungan terhadap pasar yang saat ini (PT
KAI dan Kementerian Perhubungan) dan untuk membangkitan peran Swasta
dan Pemerintah Daerah (OTDA) serta untuk meningkatkan pertumbuhan laba
perusahaan, perusahaan melakukan pengembangan usaha berbasis project
meliputi:
1. Angkutan perkebunan (Agro) – berupa sistem angkutan dari lahan tanam
menuju tempat pengolahan sampai lokasi distribusi (pelabuhan) seperti:
Sistem angkutan perkebunan kelapa sawit (angkutan buah kelapa sawit
dan CPO).
2. Angkutan bahan tambang – berupa sistem angkutan mulai dari lahan
tambang sampai dengan pelabuhan distribusi maupun sistem angkutan
lainya (transporter).
3. Angkutan barang logistik maupun khusus berbasis kontainer – angkutan
kontainer dari dry port menuju titik-titik distribusi (speed cargo).
4. Angkutan kereta api komuter – angkutan masal perkotaan utamanya kota-
kota besar di Indonesia seperti Monorail.
Untuk mendukung Pengembangan Usaha EPC diperlukan studi-studi dan
support pendanaan.
BAB V
SASARAN, RENCANA STRATEGI DAN PROGRAM KERJA
PROGRAM KERJA
V-1
b. Investasi diprioritaskan pada peremajaan fasilitas produksi dan juga
re-layout workshop untuk peningkatan kapasitas produksi.
3. Peningkatan penguasaan teknologi kereta api sesuai dengan
perkembangan teknologi transportasi dunia.
a. Penguasaan teknologi sarana kereta api baru untuk menambah
spectrum produk dan tuntutan pasar terutama teknologi High Speed
Train.
b. Penguasaan teknologi dan manufaktur komponen kereta api yang
mempunyai nilai tambah untuk meningkatkan TKDN (Tingkat
Kandungan Dalam Negeri).
c. Melaksanakan riset bersama dengan Lembaga Riset Negara dan
Perguruan Tinggi untuk percepatan pemenuhan penguasaan
teknologi.
4. Peningkatan financial leverage Perusahaan.
Perluasan pendanaan diluar sektor perbankan, penerapan hedging untuk
melindungi nilai dan skema pendanaan baru untuk mendukung skema
bisnis: leasing, buyer credit dan Joint Venture (JV).
5. Peningkatan keunggulan bersaing dengan meningkatkan kualitas produk
dan pengembangan quality management system menuju IRIS (International
Railway Industry Standard).
6. Peningkatan kompetensi SDM sesuai perkembangan bisnis perusahaan.
a. Penambahan karyawan dari tenaga profesional/konsultan.
b. Melaksanakan link and match antara industri dengan Perguruan
Tinggi untuk menciptakan SDM yang handal dan sesuai dengan
kebutuhan dunia industri.
7. Peningkatan internal business process agar dapat mengimbangi
pencapaian target dan pertumbuhan produksi Perusahaan.
Rp Juta
RKAP 2019
No. PROYEK Unit
Nilai Kontrak
Proyek Kementerian
A
Perhubungan/Pemerintah
1 Revitalisasi KRL KfW 10 TS 151.000
Jumlah A 151.000
B Proyek PT KAI (Persero)
1 Kereta Inspeksi 1067 8 Cars 240.000
2 KRD Push Pull 50 Cars 952.000
Jumlah B 1.192.000
C Proyek Ekspor
1 Bangladesh BG Coaches (ADB) 27 Cars 189.000
2 Bangladesh BG Coaches (EIB) 200 Cars 1.400.000
3 Bangladesh BG Luggage Van 50 Cars 200.000
4 Medium Bus Bangladesh 20 Unit 40.000
5 Srilanka BG Coaches 75 Cars 525.000
6 Srilanka BG Brake Van 15 Cars 53.712
7 Srilanka BG Flat Wagon 20 Cars 28.646
8 Malaysia AC Unit 126 Unit 45.635
9 Thailand Locomotive 50 Loco 2.310.000
Jumlah C 4.791.993
D Service & Retail
1 Perawatan Sarana Milik Negara 1 Paket 5.593
2 MSA LRT Jabodebek Tahap I 1 Paket 500.000
Jumlah D 505.593
E Produk Pengembangan Bisnis
1 LLO Aneka Tambang 1 Set 400.000
Jumlah E 400.000
F Lain-Lain (Anak Perusahaan) 177.951
TOTAL 7.218.536
5.3.2. Potensi Bisnis diluar Manufaktur Kereta Api dan Produk Diversifikasi
2. Risiko Internal
a. Keterlambatan Penyelesaian Produk
Seiring dengan pertumbuhan Pesanan Masuk yang berkoelasi positif
terhadap Pendapatan Perusahaan, maka komitmen terhadap
pemenuhan kesepakatan dengan Customer baik dalam negeri
maupun luar negeri juga semakin ketat. Hal tersebut erat kaitannya
dengan kemampuan perusahaan dalam upaya pemenuhan kesepatak
penyelesaian proyek guna meminimalisir potensi keterlambatan
penyerahan proyek. Setiap kegagalan atas pemenuhan kesepakatan
penyelesaian proyek akan dinilai sebagai aspek potensi risiko denda.
Beberapa hal yang menyebabkan keterlambatan penyelesaian proyek
adalah:
1) Permintaan Customer dari aspek perubahan spesifikasi dan
drawing yang terjadi di tengah proses kontrak atau bahkan setelah
terjadinya kontrak sehingga harus dilakukan pengulangan dari
awal dan terjadinya adendum kontrak pengadaan.
2) Customer mempercepat target dan momentum delivery sehingga
upaya percepatan penyelesaian proyek dari segala lini termasuk
pengadaan komponen yang dipercepat dengan dampak
pengiriman menggunakan air freight serta percepatan produksi
guna pemenuhan perubahan target delivery oleh Customer.
3) Output Design melebihi batas waktu yang telah ditetapkan yang
disebabkan oleh progres desain tidak terkontrol dengan baik.
4) Produk kurang mampu bersaing di pasar Internasional yang
disebabkan oleh RnD belum dilakukan secara optimal sehingga
kurang mampu memenuhi harapan pelanggan.
5) Keterlambatan kedatangan material yang disebabkan oleh
ketidakpastian Cargo Readyness untuk material impor karena
shipment yang tidak sesuai dengan waktu telah yang ditentukan
sebelumnya serta proses Custom Clearence yang membutuhkan
waktu lama.
6) Ketidaksesuaian spesifikasi pada material datang yang
disebabkan oleh drawing setelah kontrak dan spesifikasi khusus,
sehingga tidak semua vendor mampu supply material.
7) Proses pemeriksaan dan pengujian terhambat yang disebabkan
oleh waktu pengujian dan pemeriksanaan yang singkat serta
kurangnya kecukupan data pendukung pemeriksaan (checksheet
& spektek).
8) Kurangnya pengendalian terhadap berjalannya proses produksi
yang disebabkan oleh ketidaktahuan dalam penentuan leadtime
pengadaan pada jadwal produksi, kesalahan estimasi
ketersediaan tool atau fasilitas produksi dan penumpukan
material/part (Penumpukan Working Squence).
Sehingga untuk menghindari potensi risiko terjadinya denda karena
penyerahan produk terlambat diusulkan mitigasi sebagai berikut:
1) Komitmen bersama untuk mencapai zero denda dengan
pencapaian On Time Delivery.
2) Terobosan kebijakan Direksi dengan melakukan Penerbitan Nota
Dinas Khusus Pengadaan Komponen Utama untuk pemenuhan
Basic Load Perusahaan. Menyusun Design Plan Project yang
berfungsi untuk mengetahui resource beserta waktu pengerjaan
agar lebih mudah dimonitor progressnya.
3) Peningkatan kompetensi dan peningkatan output berkelanjutan
sesuai perkembangan modernisasi transportasi kereta api.
4) Control dan monitoring shipment secara berkala dan peningkatan
komunikasi dengan pihak bea cukai setempat.
5) Update informasi terkait perubahan spesifikasi dan menyesuaikan
jadwal sesuai dengan target produksi dengan monitoring jadwal
kedatangan material setiap proyek.
6) Mapping kecukupan alat ukur dan alat bantu, melakukan
rekalibrasi alat ukur dan alat uji baik internal maupun eksternal
serta mapping kecukupaan data pendukung pemeriksaan
(checksheet & spektek).
7) Melakukan review bersama fungsi terkait mengenai update lead
time kedatangan material berdasarkan kondisi terakhir, melakukan
review kebutuhan tools dan consumable part serta monitoring
harian terhadap load di station kerja dan mengatur load
permintaan material produksi.
b. Kualitas Produk
Risiko atas produk antara lain adalah ketidaksesuaian kualitas produk
dan lemahnya daya saing produk. Ketidaksesuaian kualitas produk
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kesalahan
spesifikasi gambar, potensi kehilangan data terhadap produk yang
telah dibuat sebelumnya sehingga pembuatan spare part untuk produk
tersebut sulit untuk dibuat, progress desain tidak terkontrol dengan
baik, kerusakan komponen yang terpasang pada produk, kurangnya
kecukupan data pendukung pemeriksaan (checksheet & spektek),
sering terjadi complain pada produk-produk yang sudah dioperasikan
selama masa garansi.
Mitigasi atas potensi risiko ketidaksesuaian kualitas produk antara lain:
Dilakukan tinjauan proses detail dan dilakukan verifikasi drawing oleh
unit atau personil yang kompeten, pembuatan suatu detail part list
(part catalogue) untuk tiap proyek, dibuat desain plan proyek yang
berfungsi untuk mengetahui resource beserta waktu pengerjaannya
agar mudah untuk dimonitor progressnya, meminta garansi/jaminan
mutu vendor atas komponen yang sudah dibeli, mapping kecukupaan
data pendukung pemeriksaan (checksheet & spektek), melakukan
inventarisasi potensi masalah dan menyusun serta mempersiapkan
protective part untuk proses perbaikan.
5.6. Rencana Pendanaan Investasi Perusahaan
Dari tahun 2019 sampai 2023, rencana pendanaan yang dibutuhkan untuk
investasi adalah sebesar Rp 2.077 miliar. Rincian investasi adalah sebagai
berikut:
Rp Juta
No. JENIS INVESTASI 2019 2020 2021 2022 2023
A FASILITAS PRODUKSI
Mesin dan Tools 210.418 199.966 186.484 161.975 145.358
Bangunan 592.825 53.125 39.938 35.360 30.176
Emplasement 5.880 24.160 15.340 12.866 9.247
Instalasi 1.500 16.368 3.126 2.872 2.144
JUMLAH A 810.623 293.619 244.887 213.073 186.925
B FASILITAS KANTOR
Inventaris Kantor 3.132 27.749 4.757 10.164 8.315
Bangunan Kantor 1.350 1.501 36.750 27.341 26.828
JUMLAH B 4.482 29.250 41.507 37.505 35.143
C PENGEMBANGAN
Pengembangan System 8.160 18.673 20.648 18.647 16.954
Pengembangan Produk 11.475 14.355 16.793 25.628 29.397
JUMLAH C 19.635 33.028 37.441 44.275 46.351
TOTAL 834.740 355.897 323.835 294.853 268.419
1. Kebijakan Pemasaran:
3. Kebijakan Pengadaan:
Dampak
Matriks Analisis Risiko
Tidak Signifikan Kecil Sedang Besar Dahsyat
Kategori
Level Kriteria Penanganan Risiko Wewenang Pelaku
Risiko
RESPON RISIKO
Risiko Mitigasi
Status Risiko Ekstrim
Pengelolaan yang bersifat urgen
Kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu
dan aktif, melibatkan Dewan
dari tujuan dan hasil tidak tercapai
Direksi
Mengakibatkan kerugian financial yang
Strategi risiko wajib dilaksanakan
signifikan
secepatnya
Mengurangi kapabilitas perusahaan
Pendekatan yang segera dan
Reputasi perusahaan sangat menurun
tepat serta pelaporan secara rutin
Status Risiko Tinggi
Sebagian besar tujuan dan hasil dari Perlu pengelolaan aktif dan
kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu review rutin
dari tidak tercapai Strategi harus dilaksanakan,
Mengakibatkan kerugian financial yang terutama difokuskan pada
cukup besar pemeliharaan kendali yang sudah
Mengurangi kapabilitas perusahaan baik
Cukup menurunkan reputasi perusahaan Pendekatan yang tepat
Status Risiko Sedang
Cukup mengganggu kualitas dan Perlu dikelola dan direview
ketepatan waktu dari tujuan dan hasilnya secara rutin
Mengakibatkan kerugian financial, Pengelu pengendalian intern
pengurangan kapabilitas dan reputasi dan yang efektif dan pemantauan
reasionable Strategi harus dilaksanakan
RESPON RISIKO
Risiko Mitigasi
Status Risiko Rendah
Prosedur rutin yang cukup untuk
menanggung dampak
Sedikit mengganggu kualitas, kuantitas
Perlu pengendalian intern yang
dan ketepatan waktu dari tujuan dan
efektif dan pemantauan
hasil
Strategi yang fokus pada
Mengakibatkan kerugian financial,
pemantauan dan review terhadap
penurunan kapabilitas dan reputasi yang
prosedur pengendalian yang
tidak besar/minimal
sudah ada
Status Risiko Sangat Rendah
Dampak terhadap pencapaian tujuan dan Hanya perlu pemantauan singkat
hasil sangat kecil Pengendalian normal dan sudah
Kerugian financial, penurunan kapabilitas mencukupi
atau reputasi sangat kecil Jika sama sekali tidak
diperhatikan, risiko ini dapat
meningkat statusnya/prioritasnya
Tabel 19: Respon Risiko
Catatan:
Dalam perhitungan Key Risk Indicator Gap diukur dari perbandingan antara Inherent
Risk dengan Residual Risk
5.8. Program Kerja Perusahaan
1. Program Kerja Pemasaran
Strategi
No Program Kerja 2019 2020 2021 2022 2023
Fungsional
1. Membina a. Mengikuti
hubungan baik pameran baik
dengan dalam maupun
pelanggan luar negeri.
b. Melaksanakan
gathering dengan
pelanggan
maupun calon
pelanggan.
2. Meningkatkan a. Melaksanakan
penetrasi pasar riset bersama
dalam negeri untuk memberikan
maupun luar solusi kepada
negeri pelanggan
terutama dalam
bidang kebutuhan
transportasi
b. Melaksanakan
kegiatan riset
pasar dengan
meningkatkan pola
kerjasama dengan
mitra kerja agen
maupun
manufaktur
industri kereta api
lainnya dan
seluruh
stakeholder untuk
memasuki pasar
dengan skema
bisnis baru
c. Intensifikasi pasar
produk
diversifikasi seperti
bus, angkutan
perkebunan dan
pertambangan.
3. Meningkatkan a. Pengikatan
pelayanan after kontrak MSA
sales service (Maintenance
dan penyediaan Service
spare part untuk Agreement)
mendukung setelah
produk utama penyelesaian
proyek.
2. Program Kerja Teknologi
Program Kerja perusaahaan dalam bidang Teknologi dijelaskan pada tabel
berikut:
Strategi
No Program Kerja 2019 2020 2021 2022 2023
Fungsional
1. Pengembangan a. Program
dan pengembangan
penguasaan kereta Double
teknologi kereta Decker.
api baru dan
b. Program
komponen
pengembangan
kereta api yang
kereta tidur.
mempunyai
nilai tambah. c. Program
pengembangan
Medium Speed
Train.
d. Re-engineering
sistem propulsi.
2. Melaksanakan a. Bekerjasama
riset bersama dengan lembaga
dengan riset negara dan
lembaga riset perguruan tinggi
negara dan untuk riset
perguruan pengembangan
tinggi untuk teknologi kereta
percepatan api.
pemenuhan
penguasaan
teknologi
3. Evaluasi dan a. Implementasi
pengembangan robotic welding
metode dan untuk carbody
alat produksi alluminium.
untuk
b. Implementasi
percepatan
program blasting
proses
ramah lingkungan.
produksi.
c. Pengembangan
lanjut program
chemical cleaning
dengan otomasi
system.
d. Modifikasi mesin
spot welding
(exsisting) dari
metode manual
ke semi otomatis.
4. Peningkatan a. Implementasi
kualitas output program software
teknologi. management
(Planning,
monitoring &
Controlling)
dengan
menggunakan
software Autodesk
Vault.
Strategi
No Program Kerja 2019 2020 2021 2022 2023
Fungsional
b. Implementasi
program real time
document drawing
untuk
mengeliminasi
kesalahan
penggunaan
drawing (distribusi
dokumen secara
elektronik dan real
time).
c. Pembentukan
piramida
kompetensi di
bidang
Engineering dan
Desain melalui
kerjasama dengan
institusi lain dan
anak perusahaan.
d. Implementasi
program Co-
Design dan Co-
Engineering,
dengan
perusahaan yang
memiliki level lebih
tinggi.
e. Implementasi
program transfer
knowledge dari
personil yang
berpengalaman
(Karyawan purna
tugas / manufaktur
lain).
1. Peningkatan a. Pembuatan
efesiensi dan Budget Control
efektifitas biaya Internal utk
pengadaan dan Rencana
pengiriman: Pengadaan, Sub
Con &
Pengiriman.
Strategi
No Program Kerja 2019 2020 2021 2022 2023
Fungsional
b. Penyempurnaan
data base harga
komponen B & C
secara
berkelanjutan
c. Perluasan
jaringan pemasok
komponen A,
Expedisi provider,
EMKL dan
komponen single
vendor
2. Peningkatan a. Perbaikan
pemberdayaan prosedur dalam
dan kualifikasi
pengendalian pemasok
pemasok b. Evaluasi on site
berkala dan
update
kemampuan
pemasok
c. Perbaikan
program
pembinaan
pemasok
3. Peningkatan a. Perbaikan
keterlibatan prosedur
anak penunjukan anak
perusahaan perusahaan.
b. Perbaikan pola
komunikasi dan
pola
pengendalian
harga, kualitas,
delivery anak
perusahaan.
c. Dukungan bisnis
ke anak
perusahaan
dalam hal
memperoleh
keagenan,
medapatkan
manufaktur yang
kompetitif,
perluasan
jaringan mitra
yang berkualitas.
4. Pengembangan a. Perluasan
jaringan komunikasi dan
pemasok ynag jaringan
berkualitas manufaktur /
produsen di
dalam dan luar
negeri.
Strategi
No Program Kerja 2019 2020 2021 2022 2023
Fungsional
b. Meningkatkan
hubungan baik
dengan pemasok
yang berkualitas.
c. Pola bisnis baru
dengan pemasok
yang terpilih utk
daya saing di
pasar ekspor.
5. Pengembangan a. Pembuatan
sistem informasi Sistem
logistik Perencanaan
Logistik yang
terkoneksi dg
SAP.
b. Pembuatan
Sistem
Pengendalian
yang terkoneksi
dg perencanaan
dan SAP.
c. Pengembangan
sistem
e-tendering, e-
catalog,
e-purchasing
6. Pelatihan dan a. Pelatihan dan
pengembangan Sertifikasi
kemampuan personil
SDM Pengadaan
sesuai standar
pemerintah
b. Pelatihan dan
pengembangan
kemampuan
Negosiasi standar
global
c. Pelatihan dan
Pengembangan
pemahaman
kontrak dan
instrument
perdaganagan
Internasional
4. Program Kerja Keuangan
Program Kerja perusaahaan dalam bidang Keuangan dijelaskan pada tabel berikut:
Strategi
No Program Kerja 2019 2020 2021 2022 2023
Fungsional
1. Meningkatkan a. Meningkatkan
Financial akurasi
Leverage dan penyusunan
Budget Planning budget proyek
dan Controlling. dan efisiensi
melalui
pengendalian
realisasi biaya
proyek & biaya
operasi.
2. Memanfaatkan a. Mengoptimalkan
fasilitas-fasilitas pemanfaatan
keuangan dari fasilitas-fasilitas
pemerintah keuangan (KITE,
maupun lembaga NIA, BMDTP)
keuangan untuk pengadaan
lainnya. material impor.
b. Mendapatkan
dukungan terkait
PPN tidak
dipungut (SKTD).
c. Diversifikasi
pendanaan untuk
modal kerja dan
investasi.
d. Memperoleh
tambahan dana
Penyertaan
Modal Negara TA
2019 sebesar
Rp1,5 triliun.
3. Pembuatan
b. Pembuatan
sistem informasi
sistem informasi
keuangan untuk
untuk menunjang
mendukung
aktivitas transaksi
internal business
keuangan.
process.
5. Program Kerja Produksi
1. Peningkatan a. Peningkatan
kualitas produk. kompetensi
tenaga produksi
dan pengendalian
kualitas melalui
pelatihan dan
sertifikasi
keahlian.
b. Penerapan ISO
9001 secara
konsisten.
c. Penerapan SMM
berbasis ISO/TS
22163 (IRIS)
d. Mendapatkan
sertifikat ISO/TS
22163 (IRIS)
e. Penerapan &
sertifikasi SMK3
tahap transisi
f. Penerapan &
sertifikasi SMK3
tahap lanjutan
g. Penyiapan dan
pelaksanaan
sertifikasi OHSAS
h. Penyiapan dan
pelaksanaan
program menuju
proper Hijau dan
Sertifikasi ISO
14000.
Strategi
No Program Kerja 2019 2020 2021 2022 2023
Fungsional
b. Pelaksanaan audit
internal berbasis
risiko (risk based
audit) pada induk
perusahaan, anak
perusahaan dan
afiliasinya.
c. Penerapan ISO
31000 tentang
Manajemen Risiko
secara konsisten
Strategi
No Program Kerja 2019 2020 2021 2022 2023
Fungsional
1. Pemenuhan a. Pemenuhan
kebutuhan SDM kebutuhan SDM
dan training sesuai dengan
sesuai dengan rencana
kebutuhan pengembangan
perusahaan dengan konsep
fairness,
competence,
congruence dan
values.
b. Sertifikasi
keahlian karyawan
dan
pengembangan
kompetensi
strategis.
c. Knowledge
enrichment dan
enlargement
melalui rotasi &
promosi karyawan
serta transfer
knowledge.
Strategi
No Program Kerja 2019 2020 2021 2022 2023
Fungsional
d. Peningkatan
capacity building
dengan cara
program diklat
yang terencana
sesuai dengan
kebutuhan
perusahaan.
2. Pengelolaan a. Evaluasi struktur
human capital, organisasi dan
sistem sistem
remunerasi pengelolaan
berbasis kinerja human capital
dan implementasi untuk mendukung
jenjang karir efektivitas
yang fair pencapaian
proses bisnis
internal.
b. Review sistem
remunerasi
berbasis kinerja
untuk mendukung
produktivitas dan
kesejahteraan
karyawan.
c. Implementasi
jenjang karir yang
fair kepada setiap
karyawan yang
memenuhi
kualifikasi.
3. Pengembangan a. Pengembangan
sistem informasi Human Resource
SDM yang Management
transparan dan Information
informatif. System/HRMIS
4. Peningkatan a. Membangun
corporate culture corporate culture
sesuai dengan dengan
perkembangan mengedepankan
bisnis unsur spiritual,
perusahaan. integritas, mutu,
profesional, dan
teamwork.
5. Melaksanakan a. Melakukan
link and match kerjasama dengan
antara industri perguruan tinggi
dengan dalam hal
perguruan tinggi pengembangan
untuk teknologi & SDM.
menciptakan b. Program vokasi
SDM yang dengan SMK
handal dan untuk
sesuai dengan mengembangkan
kebutuhan dunia SDM yang
industri terampil.
8. Program Kerja Investasi
Program Kerja perusaahaan dalam bidang Investasi dijelaskan pada tabel
berikut:
Strategi
No Program Kerja 2019 2020 2021 2022 2023
Fungsional
1. Pembangunan a. Inventarisasi
workshop baru kebutuhan
dan revitalisasi investasi mesin
fasilitas produksi produksi dan
untuk pembangunan
meningkatkan fasilitas uji.
kapasitas
produksi b. Pengadaan dan
upgrade mesin –
mesin produksi
berbasis Internet
of think.
2. Pengembangan a. Pengelolaan
sistem informasi sistem informasi
mencakup
seluruh internal
bisnis proses.
b. Pembangunan
sistem
manajemen
informasi dan
security berbasis
IT.
c. Implementesai
sistem informasi
vehicle record
book.
d. Integrasi IT pada
production plan.
5.9. Kebijakan Anak Perusahaan dan Afiliasi
1. PT Inka Multi Solusi
PT INKA Multi Solusi (IMS) merupakan anak perusahaan PT INKA
(Persero) dengan kepemilikan saham PT INKA (Persero) sebesar 99.58%
dan kepemilikan saham YKBI sebesar 0,42%. Tujuan awal didirikan adalah
untuk menyediakan tenaga kerja kepada PT INKA (Persero). Hal ini
dikarenakan oleh susahnya mendapatkan tenaga kerja dari Departemen
Tenaga Kerja. Oleh karena itu, PT INKA (Persero) memutuskan untuk
menyuplai tenaga kerja secara internal dari IMS dengan skala manufaktur
yang tidak terlalu besar. IMS menyuplai tenaga kerja PT INKA (Persero)
untuk berbagai proses produksi seperti painting, dan finishing pada saat ini
kompetensi bisnis yang dimiliki juga yaitu jasa penunjang kereta,
pemasangan dan rekayasa (engineering), selain itu juga manufaktur
komponen kereta api. Fokus PT IMS selama lima tahun tahun kedepan
antara lain:
Bisnis lain PT IMS Trading bergerak di bidang jasa seperti permesinan dan
pengelasan, perdagangan komponen gerbong kereta api, suku cadang dan
perlengkapan kereta api. Fokus PT IMS Trading selama lima tahun kedepan
antara lain:
1. Menjadi agen manufaktur di luar negeri yang masuk ke Indonesia
2. Menjadi agen untuk market di luar INKA
BAB VI
PROYEKSI KEUANGAN
VI-1
Rp Juta
NO URAIAN 2019 2020 2021 2022 2023
4 PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Pendapatan Lain-Lain 53.706 42.428 33.942 37.336 39.203
Biaya Lain-Lain
- Biaya bunga (258.249) (262.334) (285.245) (320.992) (368.606)
- Biaya lainnya (11.327) (13.010) (14.961) (17.205) (19.786)
Pendapatan (Beban) Lain-Lain (215.870) (232.916) (266.264) (300.861) (349.189)
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK 130.388 166.702 212.452 266.404 328.623
Manfaat / Beban Pajak Penghasilan (27.969) (33.563) (37.106) (42.672) (49.073)
LABA BERSIH 102.419 133.139 175.345 223.732 279.550