Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa
Draf Penyusunan Rencana Strategis Bisnis Tahun 2015 – 2019 Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Jakarta dapat diselesaikan dengan baik. Hal ini tidak lain
adalah berkat Rahmat dan Hidayah-Nya dan kerjasama, dedikasi penuh serta
semangat kebersamaan diseluruh jajaran manajemen maupun fungsional di Balai
Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta.
Perencanaan Strategis (Strategic Planning) merupakan penjabaran dari visi
dan misi organisasi serta langkah-langkah strategis dalam usaha mencapai harapan
dan impian sebuah organisasi. Sebuah perencanaan strategis yang baik akan berhasil
menjawab pertanyaan tentang kondisi dan posisi organisasi saat ini, kapan dan di
mana tujuan yang akan dicapai, serta langkah-langkah untuk mencapai tujuan
tersebut.
Penyusunan Rencana Strategi Bisnis (RSB) bagi suatu organisasi pemerintah
merupakan suatu keharusan sebagai suatu upaya mewujudkan tata kelola system
yang modern.RSB merupakan salah satu perangkat strategis bagi pimpinan
organisasi pemerintah untuk memandu dan mengendalikan arah gerak serangkaian
prioritas pengembangan organisasi,dan mitra kerjanya untuk dan bersenergi menuju
tujuan organisasi. Dengan memusatkan organisasi pemerintah pada hala hal yang
sangat penting, RSB berfungsi sebagai kompas yang membantu pengambil keputusan
di berbagai tingkatan organisasi untuk mengetahui kapan ‘bertahan di jalur dan
kapan perlu mengubah strategi organisasi dalam menghadapi dinamika tuntutan
stakehorder.
Rencana Strategis Bisnis (RSB) Satuan Kerja Unit Pelaksana Teknis Vertikal
(Satker UPT Vertikal) Kementerian Kesehatan merupakan suatu dokumen
perencanaan yang memuat arah dan kebijakan untuk lima tahun ke depan, disusun
oleh tim dengan melibatkan seluruh jajaran di Satker UPT dan stakeholder.
Rencana Strategis Bisnis (RSB) dibutuhkan oleh BBLK Jakarta sebagai upaya strategis
untuk mencapai target yang sudah ditetapkan dalam periode 5 tahun ke depan.
Kepala,
Kata Pengantar i
Daftar Isi iii
Daftar Tabel v
Daftar Gambar vi
Daftar Grafik vii
I. BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Dasar Hukum 3
D. Sistematika 4
Rencana Strategis Bisnis 2015-2019 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyusunan Rencana Strategi Bisnis (RSB) bagi suatu organisasi
pemerintah merupakan suatu keharusan sebagai suatu upaya mewujudkan tata
kelola system yang modern. RSB merupakan salah satu perangkat strategis bagi
pimpinan organisasi pemerintah yang memandu dan mengendalikan arah gerak
serangkaian prioritas pengembangan organisasi, berbagai unit kerja di bawahnya,
dan mitra kerjanya untuk bergerak searah dan bersenergis menuju tujuan- tujuan
keseluruhan organisasi.Dengan memusatkan organisasi pemerintah pada hal
yang sangat penting, RSB bertindak sebagai kompas yang membantu pengambil
keputusan di berbagai tingkatan organisasi untuk mengetahui kapan ‘bertahan
di jalur dan kapan perlu mengubah strategi organisasi dalam menghadapi
dinamika tuntutan stakehorder kunci organisasi.
Rencana Strategis Bisnis dibutuhkan BBLK Jakarta sebagai upaya
strategis untuk mencapai target yang sudah ditetapkan dalam periode 5 tahun ke
depan.
Arah dan prioritas strategis BBLK Jakarta mengacu pada visi dan misi dari
BBLK Jakarta yang sudah ditetapkan sebelumnya. Rencana Strategis Bisnis adalah
upaya yang berbeda atau lebih baik dibandingkan pesaing sesuai dengan pilihan
strategi dari BBLK Jakarta. Tema strategi menjadi arah dan prioritas strategi BBLK
Jakarta dalam 5 tahun ke depan sehingga semua unit kerja dan pegawai
mempunyai kesamaan pandang mengenai prioritas strategi yang dipilih.
Ada 2 tema strategi yang dipilih yaitu pertama, peningkatan pendapatan
BLU dengan pertumbuhan Lab. Klinik, MCU Standar, komersialisasi PME & BimTek
,kedua membangun budaya layanan prima. Untuk eksekusi dan Rencana Strategi
Bisnis (RSB) ini, BBLK Jakarta menggunakan alat strategik manajemen yaitu
Balanced Scorecard sehingga dapat mempermudah pelaksanaan RSB ini
dengan adanya peta strategi yang menggambarkan secara visual keterkaitan antar
sasaran strategi dalam 4 perspektif sebab akibat.
Hal yang membuat berbeda dari BBLK Jakarta dibandingkan dengan
BBLK yang lain atau penyedia jasa sejenis ditetapkan melalui positioning yang
sudah dipilih, yaitu sebagai Laboratorium Kesehatan Kemenkes dengan Layanan
Prima. Untuk mewujudkan positioning tersebut terdapat 6 value proposition
B. Tujuan
Tujuan penyusunan Rencana Strategi Bisnis Balai Besar laboratorium
Kesehatan Jakarta betujuan untuk mendapatkan :
C. Dasar Hukum
Dasar Hukum Penyusunan Rencana Strategis Bisnis Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Jakarta adalah mengacu kepada :
1. Undang undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara,
2. Undang undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional,
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
5. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah,
6. Peraturan Pemerintah No.20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah
7. Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 2004 tentang Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara / Lembaga.
8. Peraturan Pemerintah No.23/PMK.02/2007 tentang pengelolaan keuangan
BLU.
9. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor Undang – Undang No. 28 Tahun
1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme,
10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK/.05/2008 tentang pedoman
akuntansi PK BLU.
D. Sistematika
Sistematika Dokumen Rencana Strategis Bisnis Balai Besar Laboratorium
Kesehatan Jakarta memuat Delapan Bab dengan perincian masing-masing Bab
sebagai berikut ;
Bab I. PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang penyusunan Rencana Stategis Bisnis, tujuan
penyusunan Rencana Stategis Bisnis, dasar hukum yang menjadi acuan
penyusunan Rencana Stategis Bisnis, serta sistematika yang menjelaskan
struktur penyajian secara ringkas Rencana Stategis Bisnis Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Jakarta.
Bab II. GAMBARAN KINERJA SAAT INI
Bab ini menjelaskan gambaran pencapaian kinerja aspek pelayanan dan
gambaran kinerja aspek keuangan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan
Jakarta.
Bab III. ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS
Bab ini menjelasan rumusan pernyataan Visi, Misi, dan Tata Nilai, aspirasi
stakeholders yang menjelaskan apa saja harapan dan kekhawatiran dari setiap
stakeholders inti, tantangan strategis apa saja yang tengah dan akan
menentukan pencapaian visi dan misi, benchmarking berbagai kemampuan
organisasi dan pencapaian kinerja, analisa SWOT yang menjelaskan analisis
yang berkaitan dengan kekuatan, kelemahan, peluan, dan ancaman, diagram
kartesius pilihan prioritas strategis yang menggambarkan posisi daya saing,
analisa TOWS yang menjelaskan berbagai sasaran strategis, rancangan
A. Kinerja Pelayanan
Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan R.I Nomor 52 Tahun 2013 tanggal 22 Juli 2013 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan di Lingkungan
Kementerian Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan laboratorium
klinik, uji kesehatan dan laboratorium kesehatan masyarakat untuk pelayanan
laboratorium mikrobiologi, imunologi, kimia kesehatan, toksikologi, virologi dan
patologi klinik. BBLK Jakarta juga melakukan pemberian bimbingan teknis di
bidang laboratorium kesehatan pada 5 (lima) wilayah yaitu Propinsi DKI Jakarta,
Propinsi Kalimantan Barat, Propinsi Jawa Barat, Propinsi Banten, Propinsi D.I
Jogjakarta dan Propinsi Jawa Tengah.
Pelayanan yang menjadi layanan unggulan adalah pemeriksaan
laboratorium kimia kesehatan masyarakat yang meliputi pemeriksaan laboratorium
kimia kesehatan dan laboratorium mikrobiologi. Selain itu dengan status Instansi
yang menerapkan Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum maka Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Jakarta dituntut untuk memanfaatkan peluang dengan
mengembangkan pelayanan yang mengarah kepada pemantapan mutu pelayanan
dan kepuasan pelanggan.
Jenis pemeriksaan yang diselenggarakan Balai Besar Laboratorium
Kesehatan Jakarta antara lain :
1. Hematologi : Mencakup pemeriksaan/pengujian Darah rutin, Darah
Lengkap, hemoglobin,eritrosit, leukosit, trombosit, limposit,
retikulosit, hematokrit, masa pembekuan, masa
perdarahan, laju endap darah (LED), golongan darah
(A,B,O dan rhesus), serta pemeriksaan Gambaran Darah
Tepi
Jenis
2010 2011 2012 2013 2014
Pemeriksaan
Grafik 1
Kinerja Pelayanan Tahun 2010 – 2014
7952 22334
27708 85821
9800 201 378
28944 3594 58270
11428 5567 40 30
19752 44491 30
418 25
15 27
Mikrobiologi Patologi Imunologi Kimia Virologi Media
Klinik Kesehatan Reagensia
1 Sales Growth 2 2 2 - -
2 Program Diklat 1,75 1,5 1,75 - -
3 Pengembangan Produk Baru 1,5 1,5 1,5 - -
4 Pengembangan system manajemen 1.00 1,5 1.00 - -
5 Peningkatan Penguasaan Teknologi 1,5 1 1,5 - -
6 Ketepatan Penyampaian RBA 2 2 2 - -
7 Laporan Triwulan 2 2 2 - -
8 Laporan Tahunan 2 2 2 - -
9 Rata rata jam pelatihan per karyawan - - - 2 2
10 Ada/tidaknya Reward dan Punishment 1,5 1,5 1,5 2 2
11 Penelitian - - - 1,5 1,5
Kinerja Mutu dan Manfaat Bagi Masyarakat diukur dari 5 indikator yaitu mutu
pelayanan, mutu klinik, kepedulian kepada masyarakat, kepuasan pelanggan dan
kepedulian terhadap lingkungan. Data perolehan penilaian indikator kinerja mutu
dan manfaat bagi masyarakat BBLK Jakarta Tahun 2010 – 2014 dapat disajikan
pada Tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3
Kinerja Mutu dan Manfaat Bagi Masyarakat BBLK Jakarta TA 2010 – 2014
NO INDIKATOR 2010 2011 2012 2013 2014
A. MUTU PELAYANAN - - - 14 14
1 Waktu tunggu Pelayanan - - - 2 2
2 Waktu layanan bidang pemeriksaan Mikrobiologi - - - 2 2
3 Waktu layanan bidang pemeriksaan Patologi Klinik - - - 2 2
4 Waktu layanan bidang pemeriksaan Imunologi - - - 2 2
5 Waktu layanan bidang pemeriksaan Kimia Kesehatan - - - 2 2
Waktu layanan bidang pembuatan Media dan
6 - - - 2 2
Reagensia
7 Waktu layanan bidang pemeriksaan uji kesehatan - - - 2 2
B. MUTU KLINIK 27 27 27 7,5 8
1 Angka kegagalan pengambilan sampel uji - - - 1,5 2
2 Angka pemeriksaan lab yang dirujuk - - - 2 2
3 Hasil kegiatan Pemantapan Mutu Internal - - - 2 2
4 Hasil Pemantapan Mutu Eksternal - - - 2 2
Waktu layanan bidang pemeriksaan Hematologi,
5 3 3 3 - -
Urinalisa
Waktu layanan bidang pemeriksaan Kimia Klinik,
6 3 3 3 - -
media reagensia
Waktu layanan bidang pemeriksaan Mikrobiologi,
7 3 3 3 - -
Kimia Kesehatan,
8 Waktu layanan bidang pemeriksaan Parasitologi 3 3 3 - -
9 Waktu layanan bidang pemeriksaan Immunologi 3 3 3 - -
10 Waktu layanan bidang pemeriksaan Virologi 2 2 2 - -
Akurasi hasil laboratorium bidang pemeriksaan
11 Hematologi, Kimia Klinik, Urinalisa, Parasitologi, 2 2 2 - -
Immunologi
Akurasi hasil lab. bidang pemeriksaan Bakteriologi,
12 2 2 2 - -
Virologi& Media Reagensia
13 Akurasi hasil lab bid. Pmrksn Kimkes, Kim Toksikologi 2 2 2 - -
14 Ketersediaan media dan reagensia 2 2 2 - -
15 Peralatan Laboratorium yang terkalibrasi 2 2 2 - -
C. KEPEDULIAN KEPADA MASYARAKAT 2 2 2 6 6
Pembinaan Kepada Lab Puskesmas, Lab RS, Lab
1 1 1 1 2 2
Mandiri dan Sarana Kesehatan Lain
2 Kegiatan Pelayanan PME Regional - - - 2 2
3 Program Penyuluhan Kesehatan 1 1 1 2 2
10 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
D. KEPUASAN PELANGGAN 9 5 2,25 3
1 Prosentase Komplain 1 1 1 0.75 1,5
2 Presentase pelanggan yang puas - - - 1,5 1,5
Lama Waktu tunggu di Poliklinik 2 2 2 - -
Kemudahan Pelayanan 2 2 2 - -
E. KEPEDULIAN TERHADAP LINGKUNGAN 4,25 4,25 4.00 2,5 2,5
1 Program BBLK Berseri - - - 1,5 1,5
2 Proper lingkungan (KLH) - - - 1 1
Kebersihan Lingkungan 2,5 2,5 2,5 - -
Hasil Uji Amdal 1,5 1,5 1,5 - -
F. Kinerja Keuangan
Sebagai Instansi yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum maka Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta wajib
melakukan penilaian kinerja Keuangan dan Anggaran. Kinerja Keuangan DAN
Anggaran dilakukan melalui penilaian rasio keuangan. Data penilaian indikator
keuangan dan anggaran BBLK Jakarta Tahun 2010 – 2014 dapat disajikan pada
Tabel 4 sebagai berikut ;
Tabel 4
Penilaian Kinerja Indikator Rasio Keuangan 2010 – 2014
11 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
Sedangkan Kinerja Anggaran Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta Tahun
2010 – 2014 dapat disajikan pada Grafik di bawah ini.
Grafik 2
Realisasi Anggaran dan Belanja Rupiah Murni TA 2010 – 2014
12 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
Grafik 3
Realisasi Penerimaan dan Belanja PNBP/BLU Tahun 2010 – 2014
13 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
Berdasarkan data kinerja tersebut diatas maka secara keseluruhan
gambaran kinerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta Tahun
2010 – 2014 dapat disajikan sebagai berikut ;
Tabel 5
Gambaran Kinerja BBLK Jakarta TA 2010 – 2014
KATEGORI NILAI A A A A A
PREDIKAT/SEBUTAN SEHAT SEHAT SEHAT SEHAT SEHAT
Dengan perolehan angka kinerja tersebut diatas maka kinerja Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Jakarta Tahun 2010 – 2014 termasuk dalam kategori
“SEHAT”.
14 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
BAB III
ARAH DAN PRIORITAS RENCANA STRATEGIS
15 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
penyelenggaraan PME. Target yang ditetapkan pada akhir tahun Renstra atau
tahun 2019 adalah sebanyak 1.150 peserta. Keberhasilan sebagai Laboratorium
Kesehatan Pembina juga harus di tunjukkan dalam penyelenggaraan Bimbingan
Teknis (Bimtek) yang merupakan salah satu tupoksi BBLK. Target yang ditetapkan
pada akhir periode Renstra (2019) adalah jumlah laboratorium kesehatan yang
dibina sebanyak 700 laboratorium kesehatan dan jumlah peserta bimbingan teknis
sebanyak 1.245 peserta.
Sedangkan untuk mencapai BBLK sebagai Laboratorium Kesehatan dengan
Layanan Prima, maka BBLK harus mengupayakan tercapainya kepuasan
stakeholder, terpenuhinya standar mutu pelayanan serta terwujudnya budaya
kinerja guna mendukung pelayanan yang prima.
Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta mengembangkan suatu
falsafah yang didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat,
kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan
tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta
tindakan yang terwujud sebagai kerja.
Budaya kerja bagi BBLK Jakarta merupakan komitmen dan hati yang tulus
dalam melaksanakan kewajiban dalam melayani pelanggan dengan nilai;
a. Jujur
b. Tanggung jawab,
c. Profesionalisme, dan
d. Kepuasan Pelanggan
Dengan menjunjung tinggi nilai nilai tersebut maka Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Jakarta menetapkan motto “Kepuasan Anda Tujuan
Kami”. Nilai nilai dan motto tersebut bahwa dalam pelayanan selalu
mengutamakan kepuasan pelanggan.
16 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
dampak negatif atau positif orang tersebut dapat dikatakan sebagai stakeholder.
Contoh stakeholder adalah pegawai, pelanggan, staff dan rekanan (supplier).
Data hasil identifikasi dan analisa terhadap stakeholder pada Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Jakarta, dapat disajikan pada Tabel 6 dibawah ini ;
Tabel 6
Stakeholder dan Identifikasi Harapan dan Kekhawatiran
17 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
C. Tantangan Strategis
Dalam mempersiapkan Rencana Strategis Bisnis Tahun 2014-2019 Balai
Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta mempertimbangkan Faktor Makro dan
Persaingan serta Daya Saing yang dimiliki. Pentingnya mempertimbangkan
Faktor Makro adalah untuk mengantisipasi faktor-faktor yang diluar kontrol BBLK
Jakarta tetapi dapat mempengaruhi keberlangsungan operasional Balai. Faktor-
faktor Makro akan bisa menjadi masukkan untuk menentukan Opportunity dan
Threat. Sedangkan Persaingan dan Daya Saing harus dipetakan karena akan
memberikan kontribusi terhadap masukkan untuk menentukan Strength dan
Weakness dalam Analisa SWOT. Untuk lebih detil analisa-analisa yang menjadi
tantangan strategis Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta adalah :
a. Tehnologi
Teknologi yang dimaksud adalah perkembangan teknologi terkait dengan
BBLK Jakarta. Bagaimana teknologi tersebut berkembang dan
mempengaruhi kinerja dari BBLK Jakarta. Teknologi dapat dikaitkan
dengan 3 hal besar dalam BBLK Jakarta yaitu :
1) Perkembangan Teknologi Informasi.
2) Inovasi Metode Pengujian.
3) Teknologi Peralatan Laboratorium
b. Ekonomi
Dalam analisa ekonomi ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan mulai dari pertumbuhan ekonomi Indonesia, nilai tukar rupiah
dan kondisi ekonomi dunia. Faktor-faktor tersebut bisa jadi terjadi fluktuasi
dan diluar kontrol dari manajemen BBLK Jakarta tetapi akan berdampak
18 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
kepada kinerja termasuk peningkatan investasi, peningkatan biaya,
peluang pasar yang lebih besar.
c. Pasar (Market)
Pasar yang menjadi segmentasi dan target dari BBLK Jakarta
yang harus diantisipasi, maka perlu ditentukan sekaligus segmentasi yang
dipilih dan seberapa target pasar yang ada. Pengembangan segmentasi
dan target akan bisa menjadi peluang baru. Kemampuan untuk melihat
adanya segmentasi dan target pasar yang baru menjadi penting untuk
pertumbuhan khususnya potensi pasar dan tingkat persaingan yang
terjadi.
d. Politik
Faktor Politik tidak dapat diabaikan dibeberapa sektor industri
khususnya untuk memastikan stabilitas dan tingkat kepercayaan.
Indonesia mengalami siklus 5 tahunan tentang agenda politik yaitu
pemilihan wakil rakyat dan Presiden. Dalam hal ini pihak BBLK Jakarta
belum melihat faktor politik berdampak besar terhadap strategi BBLK
Jakarta.
e. Hukum
Berbagai peraturan dan regulasi pemerintah pusat dan daerah yang
harus diikuti oleh BBLK Jakarta menjadi penting diantisipasi untuk
memastikan pemilihan strategi yang efektif.
f. Lingkungan (Environment) :
Faktor Lingkungan punya pengaruh yang besar terhadap strategi
BBLK Jakarta yaitu untuk kebutuhan institusi (industri, RS) dalam
penerapan standar pengelolaan limbah, air bersih dan ruangan.
g. Pemasok/Rekanan (Supplier) :
Faktor Pemasok/Rekanan (Supplier) memegang peranan penting,
terkait kerjasama pengadaan peralatan dan bahan laboratorium termasuk
kepastian ketersediaannya.
19 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
h. Sosial Kemasyarakatan (Society) :
Faktor Sosial belum dilihat punya pengaruh yang besar terhadap
Strategi BBLK Jakarta.
Selanjutnya analisa terhadap faktor-faktor tersebut diatas dapat
disajikan pada matrik tabel dibawah ini;
Tabel 7
Tantangan Strategis dengan Analisa Templess
20 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
Kesimpulan dari tantangan strategis Balai Besar Laboratorium Kesehatan
Jakarta berdasarkan analisa templess adalah ;
a. Potensi pasar masih terbuka (mikrobiologi, kimia kesehatan, biologi
molukuler, PME komersial).
b. Tingginya minat instansi lain untuk bekerja sama dengan BBLK Jakarta.
c. Kebutuhan institusi (industri, RS) dalam penerapan standar pengelolaan air
limbah, ruangan.
d. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeriksaan laboratorium.
e. Inovasi metode pengujian.
f. Persaingan dengan laboratorium swasta semakin kuat.
g. Perkembangan Teknologi peralatan laboratorium berkembang pesat.
h. Perkembangan teknologi informasi.
i. Kompetensi SDM perlu ditingkatkan sesuai dengan perkembangan IPTEK.
2. Benchmarking
Dalam melakukan manuver strategis menuju Visi BBLK Jakarta maka
ada beberapa Institusi yang menjadi bencmarking karena merupakan
Institusi yang mempunyai keunggulan dibidang tertentu. Institusi yang
menjadi benchmarking adalah :
21 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
Jumlah Pemeriksaan laboratorium Klinik.
Pengelolaan jumlah Cabang.
Program Pemasaran.
Program Penelitian & Pengembangan.
c. Laboratorium Sucofindo
Laboratorium Sucofindo merupakan laboratorium lingkungan yang
mempunyai keunggulan :
Jumlah Pemeriksaan Laboratorium Kesmas.
Jumlah Pelanggan Institusi.
Nama Dagang (Brand) Sucofindo.
22 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
Tabel 8
Analisa Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan (SWOT)
23 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
4. Pilihan Prioritas Strategis
Pilihan strategi prioritas dilakukan dengan menggunakan diagram
Kartesius berdasarkan hasil dari analisa SWOT. Dari diagram Kartesius yang
dihasilkan akan menjadi masukkan untuk penentuan langkah strategis dari
BBLK Jakarta.
Gambar 1
Daigram Kartesius BBLK Jakarta
24 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
5. Analisa Tantangan – Peluang (TO) vs Kelemahan – Kekuatan (WS)
Tabel 9
Analisa TOWS BBLK Jakarta
25 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
dan keseragaman setiap unit kerja akan strategi yang akan diberlakukan.
Keseragaman pemahaman tema strategi akan memberikan kesadaran setiap
pegawai pada Unit Kerja untuk memberikan kontribusi terhadap EKSEKUSI
dari tema dan peta strategi. Salah satu penyebab kegagalan dalam Eksekusi
Strategi suatu Organisasi adalah karena “ketidaktahuan organisasi tersebut
terhadap strategi apa yang akan dijalankan”. Tema Strategi dari BBLK
Jakarta terdiri dari dua tema strategi adalah ;
1. Peningkatan pendapatan BLU dengan pertumbuhan Laboratorium
Klinik, Laboratorium Non Klinik, Pemantapan Mutu Eksternal &
Bimbingan Teknis.
2. Membangun Budaya Layanan Prima.
26 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
Gambar 2
Peta Strategi BBLK Jakarta
27 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
BAB IV
INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN PROGRAM KERJA STRATEGIS
28 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
Tabel 9
Matrik IKU BBLK Jakarta
TARGET TAHUNAN
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Bobot Satuan Penanggung jawab
2015 2016 2017 2018 2019
A. Perspektif Stakeholder 13,00%
Terwujudnya Kepuasan 1 Tingkat Kesehatan BLU 7,00% Skor 74 75 77 79 81 Bagian Keu & Adum
1
Stakeholder 2 Kepuasan Pelanggan 6,00% % 2,25 2,45 85,00 83,00 85,00 Bidang Mutu
B Perspektif Finansial 7,00%
2 Terwujudnya Revenue 3 Total Pendapatan BLU 7,00% Rupiah 3,0 M 3,25 M 3.5 M 6,80 M 10 M Bagian Keu & Adum
C Perspektif Internal 60,00%
Persentase Keluhan Pelanggan Yang
4 3,00% % 100 100 100 100 100 Bidang Mutu
Ditindaklanjuti
Terwujudnya Layanan Persentase Temuan Hasil Telusur
3 5 3,00% % 80 85 90 95 1 Bidang Mutu
Terpadu dan Prima Lapangan BBLK Yang Ditindaklanjuti
Ketepatan Kalibrasi Alat Laboratorium
6 3,00% % 85 90 95 100 1 Bidang Mutu
Sesuai Jadwal
Jumlah Kesiapan Pemeriksaan Kasus Pemeriksaa
7 3,00% 8 10 12 12 16 Bidang Pelayanan
Surveilance n
Terwujudnya 8 Jumlah Keikutsertaan Program PME 6,00% Peserta 550 600 750 900 1.150 Bidang Mutu
Laboratorium
4 9 Jumlah Laboratorium Yang Dibina 4,00% Peserta 300 375 500 600 700 Bidang Mutu
Surveillance, PME
Nasional dan Bimtek 10 Jumlah Peserta Bimtek Internal 2,00% Peserta 200 220 250 270 300 Bidang Mutu
Cakupan Kegiatan Pemantapan Mutu
11 5,00% % 85 90 95 95 100 Bidang Mutu
Internal (PMI)
Terwujudnya Layanan
Jumlah Pemeriksaan Laboratorium
5 Laboratorium Klinik dan 12 8,00% Parameter 23.966 26.363 28.999 31.899 35.089 Bidang Pelayanan
Klinik dan Uji Kesehatan
Uji Kesehatan
Terwujudnya Layanan Jumlah Pemeriksaan Laboratorium
6 13 8,00% Parameter 110.396 121.436 133.579 146.937 161.631 Bidang Pelayanan
Laboratorium Kesmas Kesmas
Terwujudnya
Jumlah Jenis Pemeriksaan yang
7 Peningkatan Standar 14 6,00% Parameter 80 100 120 100 160 Bidang Pelayanan
Terakreditasi
Mutu Pelayanan
15 Jumlah MoU yang Berjalan Efektif 4,00% Dok/MoU 15 20 30 40 50 Bagian Keu & Adum
Terwujudnya Program
8
Pemasaran 16 Pertumbuhan Jumlah Pemeriksaan Baru 5,00% Parameter 10 10 10 10 10 Bidang Pelayanan
D. Perspektif 20,00%
Terwujudnya SDM yang Persentase SDM yang sesuai dengan
9 17 5,00% % 70 75 80 85 90 Bagian Keu & Adum
Kompeten Kebutuhan Jabatan
Terwujudnya Budaya
10 18 Indeks Survei Budaya Layanan Prima 6,00% % 60 70 80 85 90 Bagian Keu & Adum
Kinerja
Jumlah modul SILK yang
11 Peningkatan SILK 19 4,00% Modul 0 3 4 16 5 Bagian Keu & Adum
Diimplementasikan
Terwujudnya Sarana dan Persentase sarana dan prasarana yang
12 20 5,00% % 65 75 85 90 100 Bagian Keu & Adum
Prasana yang Handal sesuai standard pelayanan
JUMLAH 100,00%
29 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
B. Kamus Indikator Kinerja Utama (IKU)
1. Persepsektif Stakeholder
a. Sasaran Strategis Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
Indikator 1 Tingkat Kesehatan BLU
DEFINISI : Penilaian indikator tingkat kesehatan BLU berdasarkan kinerja keuangan dengan bobot 30, kinerja
operasional/pelayanan dengan bobot 35, & kinerja mutu dan manfaat bagi masyarakat dengan bobot
35.
FORMULA : Hasil Nilai total kinerja keuangan + Hasil nilai total kinerja operasional/pelayanan + Hasil Nilai total
kinerja mutu dan manfaat bagi masyarakat
SATUAN UKUR : SKOR (TOTAL SKOR)
# 74 75 77 79 81
30 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
2. Perspektif Finansial
a. Sasaran Strategis Terwujudnya Revenue
Indikator Total Pendapatan BLU
DEFINISI : Jumlah komplain pelanggan yang sudah ditangani sampai tuntas kepada pelanggan
Persentase persepsi pelanggan yang setuju terhadap value proposition BBLK jakarta terhadap total
seluruh pelanggan yang menjawab
FORMULA : (Jumlah komplain pelanggan yang sudah ditangani sampai tuntas kepada pelanggan/jumlah total
komplain pelanggan) x 100%
(Persentase persepsi pelanggan yang setuju terhadap value proposition BBLK jakarta / total seluruh
pelanggan yang menjawab) x 100%
31 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
Indikator Persentase Temuan Hasil Telusur Lapangan BBLK Yang
Ditindaklanjuti
DEFINISI : Hasil telusur BBLK yang ditindaklanjuti adalah hasil telusur lapangan yang dilakukan oleh asesor internal dan eksternal baik
baik telusur pelanggan,sistem,layanan laboratorium yang tidak sesuai standar dan elemen penilaian akreditasi agar sesuai
dengan standar akreditasi.Hasil temuan bisa berupa terpenuhi sebagian atau sama sekali tidak terpenuhi/tidak sesuai standar
FORMULA : Hasil tesusur lapangan BBLK yang ditindaklanjuti/Jumlah total temuan telusur x 100
BOBOT IKU ( % ) : 3%
SUMBER DATA : Laporan audit Internal Bidang Pementapan mutu dan Bimtek
80 85 90 95 100
%
DEFINISI : Jumlah perelatan yang telah terkalibrasi sesuai jadwal dibandinglkan peralatan
yang dikalibrasi sesuai yang dijadwalkan
FORMULA : Jumlah peralatan yang telah terkalibrasi sesuai jadwal /jumlah peralatan yang akan dijadwalkan
kalibrasi dikali 100%
BOBOT IKU ( % ) : 3
PERSON IN CHARGE : Kepala Bagian Keuangan & Adum/ Kepala Instalasi Sarana Prasarana
% 85 90 95 100 100
32 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
b. Sasaran Strategis Terwujudnya Laboratorium Survailance, PME
Nasional dan Bimtek
Indikator Jumlah Kesiapan Pemeriksaan Kasus Surveilance
DEFINISI : Jumlah jenis penyakit yang menjadi dasar surveilance program pemerintah
FORMULA : Jumlah jenis penyakit yang menjadi dasar surveilance program pemerintah
PERSON IN CHARGE : Ka. Bid. Pelayanan Ka. Bid. Pemantapan Mutu & BimTek
# 8 10 12 12 16
DEFINISI : Jumlah peserta PME dari program pemerintah dan PME komersial
BOBOT IKU ( % ) : 6%
33 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
Indikator Jumlah Laboratorium Yang Dibina
BOBOT IKU ( % ) : 4%
BOBOT IKU ( % ) : 2%
BOBOT IKU ( % ) : 5%
34 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
c. Sasaran Strategis Terwujudnya Layanan Laboratorium Klinik dan Uji
Kesehatan
Indikator Jumlah Pemeriksaan Laboratorium Klinik dan Uji
Kesehatan/Sampling
PERSPEKTIF : PERSPEKTIF INTERNAL PROSES BISNIS
FORMULA : Jumlah Parameter Pemeriksaan untuk Lab Klinik + jumlah pasien Uji Kesehatan
DEFINISI : Jumlah parameter pemeriksaan yang terakreditasi sampai dengan tahun berjalan
FORMULA : Jumlah akumulasi parameter pemeriksaan yang terakreditasi sampai dengan tahun berjalan
SUMBER DATA : Laporan Rekapitulasi Akreditasi Lab. Klinik & Lab. Kesmas
35 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
f. Terwujudnya Program Pemasaran
Indikator Jumlah MoU yang Berjalan Efektif
DEFINISI : Jumlah MoU/Perjanjian Kerjasama secara tertulis antara pihak BBLK dengan Institusi lain terkait dengan Pelayanan &
Non Pelayanan yang sudah berjalan
FORMULA : Jumlah MoU/Perjanjian Kerjasama secara tertulis antara pihak BBLK dengan Institusi lain terkait dengan Pelayanan &
Non Pelayanan yang sudah berjalan
# 15 20 30 40 50
BOBOT IKU ( % ) : 5%
10 10 10 10 10
#
36 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
a. Sasaran Strategis Terwujudnya SDM Yang Kompeten
Indikator Persentase SDM yang sesuai dengan Kebutuhan Jabatan
DEFINISI : Kesesuaian kompetensi teknis dan non teknis pegawai terhadap kualifikasi jabatan yang dibutuhkan
FORMULA : (Kesesuaian kompetensi teknis dan non teknis pegawai / Kualifikasi jabatan yang ditetapkan) x 100%
70 75 80 85 90
%
DEFINISI : Indikator yang menunjukkan kinerja pegawai yang berorientasi pada budaya pelayanan yang prima. Pelayanan yang
prima ditunjukkan dengan nilai Indeks Kinerja Individu minimal sebesar 1
FORMULA : Jumlah Pegawai yang bernilai IKI 1 atau lebih dibanding dengan jumlah seluruh pegawai yang dinilai (IKI)
# 60 70 80 85 90
37 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
c. Sasaran Strategis Peningkatan SILK
Indikator Jumlah modul SILK yang Diimplementasikan
PERSPEKTIF : PERSEPEKTIF PEMBELAJARAN dan PERTUMBUHAN
DEFINISI Jumlah modul SILK yang sudah digunakan dalam proses kerja rutin
:
FORMULA : Jumlah modul SILK yang sudah digunakan dalam proses kerja rutin
- 3 4 16 5
#
IKU : Persentase Sarana Prasarana Yang Sesuai Dengan Standar Pelayanan Laboratorium
DEFINISI : Persentase Jumlah Sarana Prasarana Yang Sesuai Dengan Standar Pelayanan Laboratorium
FORMULA : (Persentase Kesiapan Gedung terhadap standar pelayanan + Persentase Kesiapan peralatan medik/laboratorium terhadap standar
pelayanan + Persentase Kesiapan prasarana non medik terhadap standar pelayanan)/3
% 65 75 85 90 100
38 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
C. Program Kerja Strategis
Bagian ini menjelaskan program kerja yang dilakukan oleh BBLK Jakarta
untuk mewujudkan target IKU pada setiap tahunnya. Program kerja yang dipilih
merupakan gambaran rangkaian program kerja yang dibutuhkan untuk
mewujudkan sasaran strategis dalam kurun waktu lima tahun .
39 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
Tabel 11
Program Kerja Strategis Tahunan BBLK Jakarta TA 2015 – 2019
2. Monitoring & Evaluasi penggunaan 2. Monitoring & Evaluasi 2. Monitoring & Evaluasi 2. Monitoring & Evaluasi 2. Monitoring & Evaluasi penggunaan
anggaran penggunaan anggaran penggunaan anggaran penggunaan anggaran anggaran
3. Kepatuhan terhadap Peraturan 3. Kepatuhan terhadap Peraturan 3. Kepatuhan terhadap Peraturan 3. Kepatuhan terhadap Peraturan 3. Kepatuhan terhadap Peraturan
Perundangan, Standar Akuntansi, & Perundangan, Standar Akuntansi, & Perundangan, Standar Akuntansi, Perundangan, Standar Akuntansi, Perundangan, Standar Akuntansi, &
SOP yang berlaku SOP yang berlaku & SOP yang berlaku & SOP yang berlaku SOP yang berlaku
2. Kepuasan pelanggan 1. Pembuatan kuesioner & 1. Pelaksanaan survei kepuasan 1. Pelaksanaan survei kepuasan 1. Pelaksanaan survei kepuasan 1. Pelaksanaan survei kepuasan
Pelaksanaan Survei kepuasan pelanggan pelanggan pelanggan pelanggan
pelanggan
2. Tindakan perbaikan terkait hasil 2. Tindakan perbaikan terkait hasil 2. Tindakan perbaikan terkait hasil 2. Tindakan perbaikan terkait 2. Tindakan perbaikan terkait hasil
survei survei survei hasil survei survey
3. Total Pendapatan BLU 1. Program Pemasaran 1. Program Pemasaran 1. Program Pemasaran 1. Program Pemasaran 1. Program Pemasaran
2. Pelaksanaan mobile sampling 2. Pelaksanaan mobile sampling 2. Pelaksanaan mobile sampling 2. Pelaksanaan mobile sampling 2 Pelaksanaan mobile sampling
4. Persentase keluhan 1. Program Pelatihan tehadap 1. Program Pelatihan tehadap 1. Program Pelatihan tehadap 1. Program Pelatihan tehadap 1. Program Pelatihan tehadap
pelanggan customer service customer service customer service customer service customer service
yang ditindak lanjuti
2. Membuat SOP penanganan 2. Membuat SOP penanganan 2. Membuat SOP penanganan 2. Membuat SOP penanganan 2. Membuat SOP penanganan
keluhan pelanggan sesuai jenis dan keluhan pelanggan sesuai jenis dan keluhan pelanggan sesuai jenis keluhan pelanggan sesuai jenis keluhan pelanggan sesuai jenis dan
cara penanganannya cara penanganannya dan cara penanganannya dan cara penanganannya cara penanganannya
3. Monitoring & Evaluasi Status 3. Monitoring & Evaluasi Status 3. Monitoring & Evaluasi Status 3. Monitoring & Evaluasi Status 3. Monitoring & Evaluasi Status
keluhan pelanggan keluhan pelanggan keluhan pelanggan keluhan pelanggan keluhan pelanggan
5. Persentase Temuan hasil 1. Membuat jadwal Audit Internal 1. Membuat jadwal Audit Internal 1. Membuat jadwal Audit Internal 1. Membuat jadwal Audit Internal 1. Membuat jadwal Audit Internal
telusur lapangan BBLK yg ataupun eksternal secara berkala ataupun eksternal secara berkala ataupun eksternal secara berkala ataupun eksternal secara berkala ataupun eksternal secara berkala
ditindaklanjuti
2. Evaluasi hasil temuan atau 2. Evaluasi hasil temuan atau 2. Evaluasi hasil temuan atau 2. Evaluasi hasil temuan atau 2. Evaluasi hasil temuan atau
ketidaksesuaian ketidaksesuaian ketidaksesuaian ketidaksesuaian ketidaksesuaian
40 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
Lanjutan Tabel 11
2015 2016 2017 2018 2019
6. Ketepatan kalibrasi alat 1. Membuat jadwal kalibrasi alat 1. Membuat jadwal kalibrasi alat 1. Membuat jadwal kalibrasi alat 1. Membuat jadwal kalibrasi alat 1. Membuat jadwal kalibrasi alat
laboratorium sesuai jadwal sesuai jenis dan kebutuhan alat sesuai jenis dan kebutuhan alat sesuai jenis dan kebutuhan alat sesuai jenis dan kebutuhan alat sesuai jenis dan kebutuhan alat
7. Jumlah kesiapan 1. Optimalisasi kemampuan 1. Optimalisasi kemampuan 1. Optimalisasi kemampuan 1. Optimalisasi kemampuan 1. Optimalisasi kemampuan
pemeriksaan kasus pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan
surveilance 2. Optimalisasi peralatan & reagensia 2. Optimalisasi peralatan & 2. Optimalisasi peralatan & 2. Optimalisasi peralatan & 2. Optimalisasi peralatan & reagensia
untuk pemeriksaan reagensia untuk pemeriksaan reagensia untuk pemeriksaan reagensia untuk pemeriksaan untuk pemeriksaan
3. Program Pelatihan SDM 3. Program Pelatihan SDM 3. Program Pelatihan SDM 3. Program Pelatihan SDM 3. Program Pelatihan SDM
4. Koordinasi & kerjasama dengan 4. Koordinasi & kerjasama dengan 4. Koordinasi & kerjasama dengan 4. Koordinasi & kerjasama 4. Koordinasi & kerjasama dengan
Instansi terkait Instansi terkait Instansi terkait dengan Instansi terkait Instansi terkait
5. Akreditasi Parameter Biologi 5. Akreditasi Parameter Biologi 5. Akreditasi Parameter Biologi 5. Akreditasi Parameter Biologi
Molekuler Molekuler Molekuler Molekuler
8. Jumlah keikutsertaan PME 1. Advokasi ke Kementrian Kesehatan 1. Koordinasi & kerjasama dengan 1. Koordinasi & kerjasama dengan 1. Koordinasi & kerjasama 1. Koordinasi & kerjasama dengan
untuk mendapat dukungan dasar Instansi terkait Instansi terkait dengan Instansi terkait Instansi terkait
hukum pelaksanaan PME & Bimtek
Komersial
2. Koordinasi & kerjasama dengan 2.Peningkatan kemampuan 2.Peningkatan kemampuan 2.Peningkatan kemampuan 2.Peningkatan kemampuan
Instansi terkait parameter pemeriksaan untuk parameter pemeriksaan untuk parameter pemeriksaan untuk parameter pemeriksaan untuk
pelaksanaan PME pelaksanaan PME pelaksanaan PME pelaksanaan PME
3.Peningkatan kemampuan parameter 3.Pelatihan SDM untuk evaluasi 3.Pelatihan SDM untuk evaluasi 3.Pelatihan SDM untuk evaluasi 3.Pelatihan SDM untuk evaluasi hasil
pemeriksaan untuk pelaksanaan PME hasil PME hasil PME hasil PME PME
4.Pelatihan SDM untuk evaluasi hasil
PME
9. Jumlah Lab. yang dibina 1. Koordinasi & kerjasama dengan 1. Koordinasi & kerjasama dengan 1. Koordinasi & kerjasama dengan 1. Koordinasi & kerjasama 1. Koordinasi & kerjasama dengan
Instansi terkait Instansi terkait Instansi terkait dengan Instansi terkait Instansi terkait
2.Pembinaan lab di wilayah regional 2.Pembinaan lab di wilayah 2.Pembinaan lab di wilayah 2.Pembinaan lab di wilayah 2.Pembinaan lab di wilayah regional
terjadwal regional terjadwal regional terjadwal regional terjadwal terjadwal
10. Jumlah peserta Bimtek 1.Bimtek Internal terjadwal sesuai 1.Bimtek Internal terjadwal sesuai 1.Bimtek Internal terjadwal sesuai 1.Bimtek Internal terjadwal sesuai 1.Bimtek Internal terjadwal sesuai
internal kebutuhan kebutuhan kebutuhan kebutuhan kebutuhan
2.Evaluasi program Bimtek internal 2.Evaluasi program Bimtek internal 2.Evaluasi program Bimtek internal 2.Evaluasi program Bimtek 2.Evaluasi program Bimtek internal
internal
41 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
Lanjutan Tabel 11
2015 2016 2017 2018 2019
1. Program Pemasaran 1. Program Pemasaran 1. Program Pemasaran 1. Program Pemasaran 1. Program Pemasaran
5. Optimalisasi waktu pemeriksaan sesuai 5. Optimalisasi waktu pemeriksaan 5. Optimalisasi waktu pemeriksaan 5. Optimalisasi waktu pemeriksaan 5. Optimalisasi waktu pemeriksaan
standar pelayanan sesuai standar pelayanan sesuai standar pelayanan sesuai standar pelayanan sesuai standar pelayanan
3. Optimalisasi peralatan & reagensia 3. Optimalisasi peralatan & reagensia 3. Optimalisasi peralatan & reagensia 3. Optimalisasi peralatan & reagensia 3. Optimalisasi peralatan & reagensia
untuk pemeriksaan untuk pemeriksaan untuk pemeriksaan untuk pemeriksaan untuk pemeriksaan
4. Perluasan ruang lingkup akreditasi 4. Perluasan ruang lingkup akreditasi 4. Perluasan ruang lingkup akreditasi 4. Perluasan ruang lingkup akreditasi 4. Perluasan ruang lingkup akreditasi
5. Optimalisasi waktu pemeriksaan sesuai 5. Optimalisasi waktu pemeriksaan 5. Optimalisasi waktu pemeriksaan 5. Optimalisasi waktu pemeriksaan 5. Optimalisasi waktu pemeriksaan
standar pelayanan sesuai standar pelayanan sesuai standar pelayanan sesuai standar pelayanan sesuai standar pelayanan
42 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
Lanjutan Tabel 11
2015 2016 2017 2018 2019
4. Monitoring & evaluasi 4. Monitoring & evaluasi program 4. Monitoring & evaluasi program 4. Monitoring & evaluasi 4. Monitoring & evaluasi program
program standar mutu secara standar mutu secara standar mutu secara program standar mutu secara standar mutu secara
berkesinambungan berkesinambungan berkesinambungan berkesinambungan berkesinambungan
3. Program pelatihan SDM 3. Program pelatihan SDM 3. Program pelatihan SDM 3. Program pelatihan SDM 3. Program pelatihan SDM
43 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
BAB V
ANALISA MITIGASI RESIKO
Dalam hal ini menjelaskan resiko yang dihadapi dalam mewujudkan suatu
sasaran strategis untuk merealisasikan visi BBLK Jakarta pada kurun waktu periode
lima tahun. Dan menjelaskan penilaian resiko dan mitigrasi resiko. Dimana resiko
tersebut diatikan sebagai kemungkinan kejadian yang dapat menghalangi
terlaksananya sasaran strategis, yang bersumber dari aspek finansial dan non finansial
(regulasi,masyarakat,supplier,pesaing atau unsur stakehorder inti).
A. Identifikasi Risiko
Dalam identifikasi resiko menjelaskan resiko yang dihadapi BBLK Jakarta
untuk mewujudkan suatu sasaran stragisnya dalam kurun waktu lima tahun.
Tabel 12
Identifikasi Resiko BBLK Jakarta
44 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
B. Penilaian Tingkat Resiko
Dalam hal ini menjelaskan pengukuran tingkat resiko dengan
memperhatikan tingkat kemungkinan kemunculan jenis resiko dan estimasi besar
dampak resiko yang ditimbulkan bila resiko terjadi pada suatu sasaran strategis
BBLK Jakarta.
Tabel 13
Penilaian Tingkat Resiko BBLK Jakarta
45 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
C. Rencana Mitigasi Risiko
Rencana mitigrasi resiko merupakan upaya nyatayang dibutuhkan BBLK
Jakarta untuk menangani kemungkinan dan dampak resiko tertentu pada sasaran
strategis.Rencana mitigrasi resiko disusun diutamakan untuk megendalikan resiko
yang berda dalam kendali BBLK Jakarta.
Tabel 14
Rencana Mitigrasi Resiko
46 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
BAB VI
PROYEKSI FINANSIAL
A. Estimasi Pendapatan
Estimasi pendapatan disusun selama lima tahunan periode Rencana
Strategi Bisnis berdasarkan sumber sumber pendapatan yang terdiri dari sumber
pendapatan operasional, pengembangan, kontribusi unit kerja dan pemasukan
dari sumber lain. Serta estimasi besaranya pertahun selama lima tahun.
47 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
Tabel 15
Estimasi Pendapatan BBLK Jakarta
48 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
Lanjutan Tabel 15
49 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
B. Rencana Kebutuhan Anggaran
1. Anggaran Program Kelangsungan Operasi
Struktur Anggaran Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta terdiri
dari Anggaran Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran yang digunakan
untuk kelangsungan operasional operasi, Anggaran untuk menjalankan Tugas
Pokok dan Aksi, Anggaran untuk Investasi atau Belanja Modal.
Anggaran untuk menjalankan program kelangsungan Operasi terdiri dari
anggaran untuk belanja pegawai, belanja barang operasional dan non
operasional, belanja biaya langganan daya dan jasa, belanja pemeliharaan,
belanja perjalanan, dan belanja modal non medik.
Tabel 16
Anggaran Belanja untuk Program Kelangsungan Operasi
50 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
Tabel 17
Anggaran Progran Pengembangan Tahun 2015 -2019
Estimasi
Kebutuhan
No. Jenis Kegiatan Baseline Anggaran (Rp)
2014
Tahun Ke-1 Th Ke-2 Th Ke-3 Th Ke-4 ThKe-5
3. Rencana Pendanaan
Rencana pendanaan diperoleh melalui dana pemerintah dan kontribusi dari unit
kerja. Berdasarkan proyeksi anggaran masih belum melebihi proyeksi pendapatan.
Apabila ada pengurangan dari proyeksi pendapatan melalui dana pemerintah maka
proyeksi anggaran terkait renovasi gedung pelayanan akan mengalami revisi sejauh
pengurangan pendapatan melalui dana pemerintah tidak melebihi proyeksi anggaran
renovasi gedung pelayanan. Apabila proyeksi pendapatan melalui kontribusi unit kerja
dibawah target yang ditetapkan, otomatis mengurangi persentase dari belanja gaji dan
tunjangan dan perlu dilakukan revisi terhadap belanja barang BLU.
51 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
BAB VII
Implementasi Rencana Strategis Bisnis
52 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
demikian, isi RSB BBLK Jakarta dapat dilaksanakan pada tingkatan organisasi
yang lebih rendah.
Tabel 18
Kontrak Kinerja Unit Kerja
53 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
KONTRAK KINERJA UNIT KERJA
JABATAN : Ka Sub Bag administrasi Umum
54 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
55 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
56 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
57 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
58 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
4. Mekanisme Monitoring
Mekanisme monitoring ini merupakan fase pemantauan atas pencapaian
target IKU dalam mengawal pelaksanaan suatu sasaran strategis BBLK Jakarta
atau sub-unit kerja yang sudah disepakati dalam kontrak kinerja. Untuk
kepentingan ini direkomendasikan bahwa proses monitoring dilakukan secara
berkala berdasarkan ukuran yang sudah dibuat dan sumber data yang
diperlukan untuk memastikan pencapaian dari sasaran strategi setiap unit kerja.
5. Mekanisme Dialogue
Mekanisme dialog kinerja ini merupakan sebuah pertemuan berkala (misal
tiap bulan atau dua bulan sekali) antara manajemen puncak BBLK Jakarta dan
59 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
pimpinan sub-unit kerja BBLK Jakarta untuk mengevaluasi status pencapaian
kontrak kinerja. Setiap pertemuan dialog kinerja diperkirakan membutuhkan waktu
maksimal 1 (satu) jam. Ada tiga tujuan utama dari pelaksanaan mekanisme dialog
kinerja :
(i) Mengidentifikasi dan mengevaluasi mana saja target IKU pada kontrak
kinerja suatu sub-unit kerja yang belum dicapai dan mana saja tindak lanjut
dari pertemuan dialog kinerja pada periode sebelumnya yang belum bisa
dilakukan.
(ii) Menentukan apa saja penyebab utama target IKU pada kontrak kinerja
sub-unit kerja jika belum tercapai.
Merumuskan tindak lanjut yang dibutuhkan agar target IKU dalam kontrak kinerja
unit kerja bisa dicapai di kemudian hari dan berbagai risiko penyebab
ketidaktercapaian target IKU bisa dihindari atau ditiadakan. Tindak lanjut tersebut
perlu diwujudkan dalam suatu dokumentasi komitmen antara manajemen puncak
BBLK Jakarta dan pimpinan sub-unit kerja agar ditindaklanjuti oleh manajemen
puncak dan pimpinan sub-unit kerja dalam operasi keseharian.
60 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
BAB VIII
PENUTUP
61 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9
62 | R E N C A N A S T R A T E G I B I S N I S 2 0 1 5 - 2 0 1 9