Anda di halaman 1dari 6

Pada prinsipnya penyajian sebuah hasil observasi atau gagasan memerlukan penyajian

dengan kerangka yang sistematis juga logis.Di samping gagasan gagasan tersebut
mampu difahami oleh kalangan pembaca tentunya juga bersifat ilmiah dan
intelektual.Dan penyajian yang sesuai format ilmiah tersebut dituangkan dalam karya
ilmiah. Dalam karya ilmiah sistematika penyusunan dari sebuah topik bersifat faktual
atau empiris, yakni sesuai dengan fakta yang terjadi dalam objek masalah yang dibahas.
Tentunya dengan objek faktual tersebut karya ilmiah termasuk karya non-fiksi.

Sejatinya, sistematika penyusunan karya ilmiah merupakan syarat mutlak yang mampu
membedakan kharateristik antara karya ilmiah dengan karya fiktif ( imajinasi semata).

Disamping memahami sistematika penyusunannya, juga tentunya mampu membedakan


jenis jenis karya ilmiah yang variatis, seperti artikel, laporan, makalah, skripsi, tesis,
dan disertasi

Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin cepat dapat dirasakan dalam kehidupan
sehari-hari dengan ditandai perkembangan teknologi disetiap sektor, baik di tingkat
nasional maupun global. Hal tersebut tidak lepas dari peranan lembaga penelitian
maupun penelitian dan pengembangan (litbang), baik pemerintah maupun swasta yang
hasilnya dapat diwujudkan secara ilmiah ke dalam publikasi dan dapat ditelusuri dengan
mudah oleh masyarakat umum. Terdapat berbagai macam bentuk karya tulis ilmiah
(KTI) yang merupakan produk dari lembaga litbang. Umumnya KTI yang dihasilkan
oleh lembaga litbang dipublikasikan dalam bentuk prosiding, jurnal, majalah ilmiah,
buku dan lain-lain.

Para peneliti dapat berbagi informasi atau berkomunikasi melalui berbagai literatur
ilmiah dalam berbagai bentuk media, termasuk yang tersimpan dalam database dan
dapat diakses melalui internet. Komunikasi hasil penelitian peneliti BPPBAP harus
terus dilaksanakan dan dikembangkan melalui berbagai pendekatan dan media agar
dapat diketahui pengguna atau dapat dikembangkan lebih lanjut oleh peneliti lain. Hasil
kegiatan penelitian yang dilaksanakan litbang BPPBAP yang didanai oleh pemerintah
seharusnya dapat memberikan dampak positif kepada kemajuan ilmu pengetahuan dan
kehidupan masyarakat luas.

Setiap penelitian membutuhkan referensi yang aktual sehingga KTI yang dihasilkan dari
kegiatan penelitian dapat dipertanggung jawabkan keilmiahannya. Oleh karena itu, para
peneliti BPPBAP selalu dituntut untuk senantiasa meningkatkan kualitas publikasi
ilmiahnya. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui produktivitas peneliti BPPBAP
dalam menghasilkan KTI melalui jumlah KTI yang telah dipublikasikan dan jenis
publikasi dari hasil KTI tersebut. Hasil kajian literatur ini diharapkan dapat diketahui
perkembangan produktivitas jumlah KTI peneliti BPPBAP yang telah dipublikasikan di
berbagai media publikasi ilmiah dan dapat memberikan akses yang mudah kepada
masyarakat atas hasil-hasil penelitian yang telah dihasilkan. Hasil ini diharapkan juga
dapat dijadikan sebagi bahan masukan kepada pengambil kebijakan guna
pengembangan SDM selanjutnya.

Manfaat Penulisan Karya Ilmiah Ada beberapa manfaat dari kegiatan penulisan karya
ilmiah bagi seseorang. Manfaat itu di antaranya (1) Sarana Pengembangan Pemikiran
Tahap-tahap perkembangan kognitif seseorang membutuhkan dukungan. Dukungan itu
ialah pembiasaan diri untuk menyadari dan membedakan antara pemikiran atau gagasan
dengan segala sesuatu tentang dunia nyata; tentang peristiwa-peristiwa, tentang berbagai
kondisi atau keadaan. Dengan demikian, diperlukan pula penciptaan simbol-simbol dan
menyadari keberadaannya di samping objek peristiwa itu sendiri. Langkah itu
memungkinkan seseorang untuk melakukan eksplorasi atas pengalaman-pengalaman
nyata yang tidak mungkin ditampung karena keterbatasan seseorang. (2) Sarana untuk
menyimpan, mengorganisasi, dan mensintesiskan gagasan. Kemampuan pikir untuk
mengingat atau menyimpan seluruh pengalaman sangat terbatas. Di samping itu, pikiran
kita juga sangat terbatas kemampuannya untuk mengorganisasikan seluruh pengalaman
itu. Apalagi, jika kita ingin mensintesiskannya. Dengan menulis, kita akan lebih mapu
berfokus pada pemikiran-pemikiran kita, sekaligus juga menemukan saling hubungan
antarmateri (informasi dan gagasan) yang kita tulis. Hal itu akan memunculkan
pertanyaan-pertanyaan baru yang berharga untuk dijawab dan membantu kita untuk
menemukan cara baru dalam penyelesaian masalah. (3) Sarana untuk membantu
menemukan kesenjangan dalam logika atau pemahaman; Melalui kegiatan menulis, kita
dapat menemukan adanya kesulitan dan atau kekurangan pengetahuan kita tentang
berbagai teori atau konsep. Dengan ditemukannya kesulitan atau kekurangan itu, kita
dimungkinkan untuk menyadari dan kemudian menemukan alur pemahaman kita
terhadap suatu masalah, konsep, atau teori. Setidaknya, kita bisa menyadari adanya
berbagai isu yang patut dipikirkan dan mengkajinya melalui pembacaan ulang berbagai
teori baru. (4) Sarana untuk membantu mengungkap sikap kita terhadap suatu masalah.
Melalui kegiatan menulis, kita akan memperoleh kejelasan letak atau kedudukan kita di
tengah-tengah permasalahan yang dikaji. Melalui kegiatan ini kita dimungkinkan untuk
melihat secara objektif kelemahan dan kekuatan dari berbagai perspektif yang berbeda-
beda. (5) Sarana untuk berkomunikasi. Melalui kegiatan menulis kita dapat menata
berbagai informasi yang adakalanya bertentangan dan berserakan. Melalui kegiatan ini
kita bisa menyusun konsep, kategori, dan mengorganisasikan berbagai konsepsi yang
simpang-siur menjadi pola-pola yang mudah dipahami. Kata-kata sebagai simbol dari
pikiran atau emosi dapat kita gunakan untuk menyampaikan pikiran, emosi, dan
memotivasi tindakan. Dengan tulisan, akhirnya kita dapat menyampaikan gagasan,
pikiran, dan perasaan kita kepada orang lain.
https://fbe.ubaya.ac.id/files/download/33_20100805125037.pdf

A. Definisi Karya Ilmiah Penelitian menurut Sekaran (2003) didefinisikan sebagai upaya
yang terorganisir dan sistematis untuk menginvestigasi masalah spesifik yang
membutuhkan suatu solusi. Penulis lainnya mendefinisikan penelitian sebagai sebuah
proses investigasi ilmiah terhadap sebuah masalah yang dilakukan secara terorganisir,
sistematik, berdasarkan pada data yang terpercaya, bersifat krtikal dan objektif yang
memiliki tujuan untuk menemukan jawaban atau pemecahan atas satu atau beberapa
masalah yang diteliti. Hasil dari penelitian tersebut dituangkan dalam karya tulis
ilmiah. Karya tulis ilmiah atau tulisan akademik atau tulisan argumentasi merupakan
gabungan narasi, deskripsi, dan eksposisi yang penulisannya didasarkan pada suatu
penalaran atau logika tertentu, didukung bukti (evidence), dan disertai dengan
argumen. Penalaran atau logika berhubungan dengan keabsahan penarikan
kesimpulan, sedangkan argumen berhubungan dengan kebenaran premis yang
digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan. Tulisan argumentasi bertujuan untuk
mengubah sikap dan pendapat orang lain dengan menggunakan prinsip-prinsip logika
sebagai alat bantu utama. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh penulis
dalam membuat tulisan argumentasi: (1) mendasarkan pada fakta/informasi, bukti,
dan konstelasi faktual/informasi; (2) mempertimbangkan pandangan-pandangan atau
pendapat-pendapat yang bertentangan; (3) mengemukakan pokok persoalan dengan
jelas; (4) menyelidiki persyaratan-persyaratan yang masih diperlukan; (5) mengandung
kebenaran; (6) menghindari penggunaan istilah yang dapat menimbulkan prasangka;
(7) memberikan batasan pada istilah yang dapat menimbulkan ketidaksepakatan.
B. Karakteristik Karya Ilmiah Sebuah karya tulis disebut sebagai karya ilmiah apabila karya
tersebut memenuhi beberapa karakteristik. Davis dan Cosenza (1993) menyebutkan
enam karakteristik yang meliputi: (1) logis, (2) konseptual-teoritis, (3) kritis-analitis, (4)
obyektif, (5) empiris, dan (6) sistematis. Sedangkan Sekaran (2003)
mengidentifikasikan delapan karakteristik, terdiri dari (1) kejelasan tujuan
(purposiveness), (2) tingkat kehati-hatian (rigor), (3) teruji (testability), (4) kemampuan
untuk diulang (replicability), (5) ketepatan dan kepercayaan (precision and
confidence), (6) objektif (objectivity), (7) kemampuan untuk digeneralisasi
(generalizability) dan (8) penyederhanaan (parsimony).

https://www.scribd.com/doc/278333891/Pengertian-Karya-Ilmiah-doc
Pengertian Karya Ilmiah
“Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan
sifatkeilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam
bidangtertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang
bersantun bahasa dan isisnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/
keilmiahannya.”—EkoSusilo,
Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain
•Memberi penjelasan
•Memberi komentar atau penilaian
•Memberi saran
•Menyampaikan sanggahan
•Membuktikan hipotesa

Karya ilmiah adalah suatu karya dalam bidang ilmu pengetahuan &
science
' dan teknologiyang berbentuk ilmiah. Suatu karya dapat dikatakan ilmiah apabila
proses perwujudannyalewat metode ilmiah.
Jonnes memberikan ketentuan ilmiah, antara lain dengan sifatfakta yang disajikan
dan metode penulisannya.*ila fakta yang disajikan berupa fakta umum yang obyektif
dan dapat dibuktikan benartidaknya serta ditulis se+ara ilmiah, yaitu menurut prosedur
penulisan ilmiah, maka karyatulis tersebut dapat dikategorikan karya ilmiah, sedangkan
bilamana fakta yang disajikan berupa dakta pribadi yang subyektif dan tidak dapat
dibuktikan benar tidaknya serta tidakditulis secara ilmiah, karya tulis tersebut termasuk
karya tulis non ilmiah.

Konsep Karya Ilmiah


!.

Konsep tentang Karya ilmiah


Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha mem
a p a r k a n s u a t u pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau
peneliti. untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para
pembaca. Karya
ilmiah biasanya di tulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk membu
ktikankebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan. - s t i l a h k a r y a
ilmiah di sini mengacu pada karya tulis yang menyusun
d a n penyajiannya di dasarkan pada kajian ilmiah dan kerja ilmiah.
di lihat dari panjang pendeknya atau kedalaman uraian,karya tulis ilmiah di bedakan ata
s makalah &paper' danlaporan penelitian,dalam penulisan,baik makalah walaupu
n laporan penelitian,di dasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. penyusun
an dan penyajian karya semacam itu didahului oleh study pustaka dan
lapangan. Karangan ilmiah ialah karya tulis yang memaparkan pendapat, gagas
an, tanggapan,atau hasil penelitian yang berhubungan dengan kegiatan
keilmuan. jenis karangan ilmiah banyak sekali, di antaranya makalah, skripsi, t
esis, disertasi,dan laporan penelitian. Kalaupun jenisnya berbeda-beda, tetapi kelima-
limanya bertolak
daril a p o r a n , k e m u d i a n d i b e r i k o m e n t a r d a n s a r a n . b e r b
e d a a n n y a h a n y a l a h d a l a m kekompleksannya.

prinsip-prinsip umum yang mendasari penulisan Sebuah Karya -lmiah.

a. objektif, artinya setiap pernyataan ilmiah dalam karyanya harus di dasarkan


kepada data dan fakta. Kegiatan ini di sebut dengan studi empiris. ojektif
dan empiris merupakan dua halyang bertautan.
b. prosedur atau penyimpulan penemuannya melalui penalaran induktif dan deduktif.

c. rasional dalam pembahasan data. Seorang penulis karya ilmiah dalam


menganalisis dataharus menggunakan pengalaman dan pikiran secara logis.

Salah satu upaya untuk membentuk karakter mahasiswa Akademi Kepolisian Semarang dapat
dilakukan melalui program penulisan karya ilmiah. Program tersebut tidak boleh hanya
berhenti pada output yang berupa makalah, laporan, dan tugas akhir yaitu skripsi, tetapi perlu
diperhatikan outcame-nya. 2 Outcame program penulisan karya ilmiah adalah sikap ilmiah
sebagai manifestasi dari karakter yang terbangun. Karakter tersebut merupakan dampak
pengiring (nurture effect) dari proses penulisan karya ilmiah (Supratman 2007:32). Hal yang
perlu diperhatikan adalah karya ilmiah tersebut hanya sebagai alat atau sarana pendidikan
untuk mencapai hal yang lebih hakiki, yakni karakter mulia. Keliru apabila program karya ilmiah
menekankan pada hasil dan mengabaikan prosesnya. Tugas akhir mahasiswa/taruna tergolong
karya ilmiah akademik yang menekankan proses daripada hasil. Program karya ilmiah akan
kehilangan jatidiri dan maknanya apabila proses pembimbingan diabaikan. Proses
pendewasaan berpikir ilmiah mahasiswa/taruna terjadi proses pembimbingan dan pengujian
(Wagiran 2011:232-233).

https://lib.unnes.ac.id/29494/1/full.pdf

http://agungwiroprabowo.blogspot.com/2013/01/langkah-langkah-menyusun-karya-
ilmiah.html
PENUTUP
Disemua uraian penutup yang dimuat dalam makalah ini, terdapat beberapa hal yang harus dicermati. Pertama , sebuah karya ilmiah
sebagai mana dalam makalah ini adalah suatu pemikiran yang utuh. Karya tersebut merupakan sebuah gagasan lengkap, yang mungkin
sangat rumit atau sederhana saja. Dalam menulis karya ilmiah, seorang penulis diharapkan mampu untuk mengkomunikasikan temuan
atau gagasan ilmiahnya secara lengkap dan gambling agar mudah dipahami. Kedua, menulis karya ilmiah berbeda dengan karya
imajinatif. Persiapan yang seksama dan pemikiran yang matang dan runtut perlu diperhatikan. Ketiga, dalam menyampaikan
pemikirannya, penulis tidak mungkin mengabaikan perkembangan yang terjadi di sekitarnya, khususnya yang terjadi dalam bidang
keilmuannya sendiri. Keempat, sarana utama dalam menyusun dan menyampaikan pemikiran adalah bahasa,. Bahasa sebuah sistem
komunikasi memiliki aturan- aturan sendiri sekalipun sistem itu terus berkembang. Terakhir adalah masalah tanggung jawab, sekalipun
kata ini tidak banyak muncul dalam buku ini, tulisan-tulisan yang ada mengajak pembaca untuk menyadari bahwa seorang penulis
mempunyai berbagai tanggung jawab.
Dalam menulis kerangka tulisan ilmiah yang perlu diperhatikan adalah bagian-bagian dalam tulisan ilmiah, terutama dalam jurnal ilmiah
antara lain, judul tulisan, nama dan alamat penulis, abstrak, pengantar, permasalahan penelitian, bahan dan cara penelitian, hasil,
pembahasan, kesimpulan, ucapan terima kasih, dan daftar putaka.
Langkah - langkah menyusun karya ilmiah

1. Memilih Topik dan Tema


Pengertian topik dan tema sering dikacaukan. Wahab (1994:4) menyebutkan bahwa yang dimaksud topik adalah bidang medan atau
lapangan masalah yang akan digarap dalam karya tulis atau penelitian. Sementara itu, tema diartikan sebagai pernyataan sentral atau
pernyataan inti tentang topik yang akan ditulis. Topik yang memang masih terlalu luas harus dibatasi menjadi sebuah tema.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah berikut ini.
(1) Isu-isu yang masih hangat.
(2) Peristiwa-peristiwa nasional atau internasional.
(3) Sesuatu (benda, karya, orang, dan lain-lain) yang dikaitkan dengan permasalahan politik, pendidikan, agama, dan lain-lain.
(4) Pengalaman-pengalaman pribadi yang berbobot. Dalam pertimbangan ini bila akan menulis karya ilmiah bidang pendidikan maka
yang menjadi pertimbangan adalah topic tentang pendidikan.
Cara yang mudah untuk mencari topik adalah dengan membaca secara cepat berbagai sumber informasi, khususnya tentang
pendidikan. Hal ini bertujuan antara lain:
(a) menetapkan topik yang akan dikembangkan,
(b) mencari kemungkinan terdapatnya sumber sebanyak mungkin, dan
(c) mencari verifikasi yang memungkinkan dilaksanakannya kegiatan penulisan atau penelitian.
Selanjutnya penulis perlu membatasi topik. Karena itu, penulis hendaknya:
(a) memilih salah satu aspek khusus dari topik yang menjadi pilihannya,
(b) membatasi waktu dan ruang dari aspek yang telah dipilihnya, dan
(c) memilih peristiwa khusus dari pembatasan tersebut.
Selain itu, Wahab (1994:1-2) menyebutkan tiga hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan topik.
Pertama, penulis dapat memilih topik yang telah menjadi minatnya.
Kedua, penulis dapat memilih topik yang diperkirakan dapat mengembangkan minatnya.
Ketiga, topik tersebut mengundang rasa ingin tahu penulis.
Selain ketiga hal itu, latar belakang pengetahuan penulis terhadap topik yang dipilihnya juga sangat berperan.
Dalam pemilihan suatu topik, penulis harus memperhatikan tiga kriteria berikut ini.
(1) Penulis harus mampu menangani topik yang menjadi pilihannya.
(2) Penulis mempunyai keinginan yang cukup besar untuk mengerjakan.
(3) Penulis mempunyai sarana, prasarana, dan waktu yang cukup untuk mengembangkan topik pilihanya.
Setiap topik atau masalah yang dibahas dalam penelitian harus layak. Dalam hal ini, kelayakan suatu masalah penelitian berkaitan
dengan banyak faktor. Faktor itu antara lain sebagai berikut.
(a) Kemanfaatan hasil, sejauh mana penelitian terhadap masalah tersebut akan memberikan sumbangan kepada khasanah teori ilmu
pengetahuan atau kepada pemecahan masalah-masalah praktis.
(b) Kriteria pengetahuan yang dipermasalahkan, yaitu mempunyai khasanah keilmuan yang dapat dipakai untuk pengajuan hipotesis dan
mempunyai kemungkinan mendapatkan sejumlah fakta empiric yang diperlukan guna pengujian hipotesis.
(c) Persyaratan dari segi peneliti, sejauh mana kemampuan peneliti untuk melakukan penelitian. Hal ini setidaknya menyangkut lima
faktor, yaitu: biaya, waktu, alat dan bahan, bekal kemampuan teoritis peneliti, dan penguasaan peneliti terhadap metode penelitian yg
akan digunakan.
2. Mengumpulkan Bahan
Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan, penulis mulai mengumpulkan bahan. Bahan bisa didapatkan dari berbagai media
cetak maupun elektronika. Bahan-bahan tersebut dikumpulkan terutama yang relevan dengan topik dan tema yang akan ditulis.
Pemilihan bahan yang relevan ini bisa dengan cara membaca atau mempelajari bahan secara sepintas serta menilai kualitas isi bahan.
Bahan yang sudah terkumpul tersebut bisa dimanfaatkan untuk memperkaya pengetahuan penulis dan sebagai landasan teoretis dari
karya tulis tersebut.
3. Merencanakan Kerangka Penulisan
Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan, serta mengumpulkan bahan yang relevan, penulis mulai merencanakan susunan
kerangka penulisan. Wahab (1994:29) menyebutkan tiga alasan penulis perlu menyusun kerangka penulisan. Tiga alasan tersebut
adalah:
(1) penyusunan kerangka dapat membantu penulis mengorganisasikan ide-idenya,
(2) penyusunan kerangka mempercepat proses penulisan, dan
(3) penyusunan kerangka dapat meningkatkan kualitas bahasa.
4. Penulisan Karya Ilmiah
Setelah kerangka penulisan karya ilmiah tersusun, langkah selanjutnya yang dilakukan penulis adalah mengembangkan kerangka
penulisan karya ilmiah tersebut menjadi paragraf-paragraf pengembangan. Pengembangan sebuah paragraf harus memperhatikan hal-
hal berikut ini.
(1) Pilihan kata dalam setiap kalimat dalam paragraf.
(2) Kalimat-kalimat dalam paragraf harus saling mendukung (tidak ada kalimat sumbang, yakni yang tidak mendukung ide pokok dalam
paragraf).
(3) Setiap paragraf mengandung satu ide pokok yang dikembangkan dengan beberapa ide penjelas.
(4) Bahasa yang digunakan mengikuti kaidah yang berlaku.
(5) Ejaan dan tanda baca harus diperhatikan. (
6) Ada keterpaduan antara paragraf satu dengan paragraf berikutnya.
5. Penyuntingan, Revisi, dan Draf Final
Setelah kerangka dikembangkan menjadi beberapa paragraf dengan memperhatikan beberapa hal dalam pengembangannya, kegiatan
berikutnya adalah penyuntingan. Penyuntingan ini dapat dilakukan oleh penulis itu sendiri, dapat juga dengan bantuan orang lain.
Proses penyuntingan ini meliputi beberapa unsur, yaitu:
(a) teknis penulisan (sistematika, ejaan, dan tanda baca),
(b) kalimat,
(c) paragraf,
(d) bahasa, dan
(e) isi.
Setelah melalui proses penyuntingan ini, penulis mulai merevisi karya tulisnya. Pada akhirnya, draf final karya tulis ilmiah tersebut dapat
disusun dan dipublikasikan.

Anda mungkin juga menyukai