Anda di halaman 1dari 10

Makalah :

JENIS – JENIS KARYA TULIS ILMIAH DAN NON


ILMIAH

Dosen Pengampu :
Zulkarnaini,M.Pd Disusun

Disusun Oleh:
Zahra mauliza (21020902400)

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS FKIP


UNIVERSITAS AL - MUSLIM 2020
1. Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah adalah suatu tulisan yang memuat kajian suatu masalah tertentu
dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan. Kaidah-kaidah keilmuan itu
mencakup penggunaan metode ilmiah dan pemenuhan prinsip-prinsip keilmiahan,
seperti: objektif, logis, empiris, sistematis, lugas, jelas, dan konsisten. Karya
ilmiah dapat dipilah menjadi dua, (i) karya ilmiah yang ditulis dengan berdasar
pada hasil penelitian, dan (ii) karya ilmiah yang ditulis dengan berdasar pada hasil
pemikiran serius. Baik jenis (i) maupun (ii), dalam penulisannya tetap
menggunakan metode analisis masalah yang bersifat mendekati kebenaran
(ilmiah).

 Jenis Karya Ilmiah


Jenis Karya Ilmiah Jenis karya ilmiah berdasarkan sifatnya ada empat
diantaranya: non-teknis konkret, teknis umum, abstrak formal, dan spsesifik
historis, sementara itu berdasarkan materi meliputi; kategori makalah, paper atau
workingpaper, kategori laporan penelitian lapangan (Field Study atau laporan
praktik), kategori skripsi, kategori disertasi, karya ilmiah popular, buku pegangan,
buku teks, kamus, dan ensiklopedia.

 Kriteria Karya Ilmiah


Karya ilmiah bisa berupa: makalah (paper), artikel ilmiah, laporan akhir, naskah
publikasi, laporan penelitian (skripsi (S1), tesis (S2), desertasi (S3), laporan
penelitian. Makalah dapat dibedakan atas: (1) makalah kerja, yaitu suatu tulisan
yang mengkaji suatu permasalahan secara sistematik, jelas, dan logis. Makalah jenis
ini ada yang meragukan keilmiahannya, walaupun ditulis dengan tata tulis ilmiah,
(2) makalah tugas (term paper, report of reading), yaitu karangan yang ditulis untuk
(i) memenuhi sebagian dari syarat-syarat menyelesaikan suatu mata kuliah, (ii)
melaporkan apa yang sudah diketahui tentang mata kuliah tertentu, (iii) membahas
suatu masalah walaupun tidak terlalu mendalam, yang biasanya didasarkan pada
studi pustaka (library research), (3) makalah penelitian (research paper atau field
study), yaitu suatu tulisan yang berisi hasil penelitian lapangan (kecil-kecilan).
Makalah terdiri dari tiga bagian, yaitu: (a) bagian awal yang berisi latar belakang,
topik, masalah, dan gagasan pokok, (b) bagian batang tubuh, yang berisi
pembahasan masalah secara relatif detail, penjelasan tentang pokok-pokok pikiran,
(c) bagian akhir, yang memuat kesimpulan atau pengungkapan kembali pokok
pikiran dengan cara yang lebih singkat, dan (d) lampiran (bila ada) dan Daftar
Pustaka.
Artikel ilmiah berbeda dengan makalah. Artikel ilmiah adalah ringkasan dari
laporan penelitian, sedangkan makalah ditulis tidak didasarkan pada hasil penelitian.
Artikel ilmiah biasanya dimuat di dalam jurnal-jurnal penelitian. Makalah (atau
artikel nonpenelitian) biasanya dimuat di dalam majalah-majalah ilmiah non-
penelitian. Makalah atau artkel nonpenelitian bisa bercorak deskriptif, direktif atau
problem solving.
Makalah yang bercorak deskriptif, lebih-lebih bila tidak disertai analisis,
biasanya hanya bersifat informatif sehingga bisa diibaratkan sama dengan sebuah
pariwara. Makalah yang bercorak direktif, karena bersifat memberikan arah,
sebetulnya hanya layak untuk pelatihan atau penataran. Sementara itu, makalah
bercorak problem solving, karena ada kegiatan analisis yang mirip dengan cara
berpikir ilmiah yang melandasi penelitian, banyak digunakan dalam penulisan karya
ilmiah. Makalah ini bisa disetarakan dengan artikel ilmiah hasil penelitian.
Makalah atau artikel nonilmiah yang bercorak problem solving bertitik tolak
dari masalah, yaitu suatu pertanyaan yang menggambarkan perbedaan (jarak) antara
harapan dan kenyataan, kontradiksi antara teori dan praktik, atau kontradiksi
antarempiri yang relevan. Makalah ini biasanya diakhiri dengan simpulan yang
merupakan tawaran penyelesaian masalah, yaitu alternatif pendekatan jarak atau
menjelaskan kontradiksi tersebut. Penyelesaian masalah itu biasanya didasarkan
pada perspektif teori tertentu yang ditempatkan di antara masalah dan solusi. Karena
bersifat problem solving, makalah ini dapat digambarkan sebagai proses bolak-balik
antara empiri dan teori yang dimulai dari empiri melalui pemaparan satu atau
beberapa masalah tertentu, dilanjutkan dengan perspektif teori tertentu sebagai alat
analisis, dan berujung dengan sintesis antara keduanya (teori dan empiri), yaitu
solusinya.

 Manfaat Penulisan Karya Ilmiah


Ada beberapa manfaat dari kegiatan penulisan karya ilmiah bagi seseorang.
Manfaat itu di antaranya :

(1) Sarana Pengembangan Pemikiran


Tahap-tahap perkembangan kognitif seseorang membutuhkan dukungan.
Dukungan itu ialah pembiasaan diri untuk menyadari dan membedakan
antara pemikiran atau gagasan dengan segala sesuatu tentang dunia nyata;
tentang peristiwa-peristiwa, tentang berbagai kondisi atau keadaan. Dengan
demikian, diperlukan pula penciptaan simbol-simbol dan menyadari
keberadaannya di samping objek peristiwa itu sendiri. Langkah itu
memungkinkan seseorang untuk melakukan eksplorasi atas pengalaman-
pengalaman nyata yang tidak mungkin ditampung karena keterbatasan
seseorang.
(2) Sarana untuk menyimpan, mengorganisasi, dan mensintesiskan gagasan.
Kemampuan pikir untuk mengingat atau menyimpan seluruh pengalaman
sangat terbatas. Di samping itu, pikiran kita juga sangat terbatas
kemampuannya untuk mengorganisasikan seluruh pengalaman itu.
Apalagi, jika kita ingin mensintesiskannya. Dengan menulis, kita akan
lebih mapu berfokus pada pemikiran-pemikiran kita, sekaligus juga
menemukan saling hubungan antarmateri (informasi dan gagasan) yang
kita tulis. Hal itu akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan baru yang berharga
untuk dijawab dan membantu kita untuk menemukan cara baru dalam penyelesaian
masalah.
(3)Sarana untuk membantu menemukan kesenjangan dalam logika atau
pemahaman; Melalui kegiatan menulis, kita dapat menemukan adanya
kesulitan dan atau kekurangan pengetahuan kita tentang berbagai teori atau
konsep. Dengan ditemukannya kesulitan atau kekurangan itu, kita
dimungkinkan untuk menyadari dan kemudian menemukan alur pemahaman
kita terhadap suatu masalah, konsep, atau teori. Setidaknya, kita bisa
menyadari adanya berbagai isu yang patut dipikirkan dan mengkajinya
melalui pembacaan ulang berbagai teori baru.
(4)Sarana untuk membantu mengungkap sikap kita terhadap suatu masalah.
Melalui kegiatan menulis, kita akan memperoleh kejelasan letak atau
kedudukan kita di tengah-tengah permasalahan yang dikaji. Melalui kegiatan
ini kita dimungkinkan untuk melihat secara objektif kelemahan dan kekuatan
dari berbagai perspektif yang berbeda-beda.
(5)Sarana untuk berkomunikasi. Melalui kegiatan menulis kita dapat menata
berbagai informasi yang adakalanya bertentangan dan berserakan. Melalui
kegiatan ini kita bisa menyusun konsep, kategori, dan mengorganisasikan
berbagai konsepsi yang simpang-siur menjadi pola-pola yang mudah
dipahami. Kata-kata sebagai simbol dari pikiran atau emosi dapat kita
gunakan untuk menyampaikan pikiran, emosi, dan memotivasi tindakan.
Dengan tulisan, akhirnya kita dapat menyampaikan gagasan, pikiran, dan
perasaan kita kepada orang lain.

 Bahasa dalam Karya Ilmiah

a. Ragam Bahasa

b. Pilihan Kata

c. Kalimat Efektif

d. Paragraf dan Pengembangannya

e. Ejaan

 Proses dan Pentahapan Penulisan Karya Ilmiah


Sebagai proses mental, penulisan karya ilmiah setidaknya melalui beberapa
tahapan berikut (bandingkan, Santoso, 2000:77-81).
1. persiapan
2. studi pustaka pendukung
3. pengumpulan data dan informasi pendukung
4. pengorganisasian materi
5. penulisan
6. revisi
7. penyuntingan
8. publikasi

Pada tahap persiapan tercakup penggalian masalah berikut latar belakang


pemilihannya, formulasi judul, dan penetapan tujuan penulisan. Pada tahap studi
pustaka dilakukan penjelajahan kepustakaan pendukung sekaligus penetapan
perspektif teori yang akan digunakan dalam analisis. Dalam penulisan artikel
setara hasil penelitian, data atau keterangan pendukung sangat diperlukan. Data
itu dapat diperoleh dari hasil penelitian sendiri dan atau hasil penelitian
orang lain. Data atau keterangan pendukung itu diupayakan yang relevan dan
mutakhir.
Pada tahap ini, data diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu: (i) data
yang berkenaan dengan pokok persoalan yang dimuat pada pendahuluan, (ii) data
yang berkenaan dengan materi-materi yang dikemukakan pada batang tubuh, dan
dan (iii) data yang berkenaan dengan simpulan atau penutup. Bagian
pendahuluan memuat latar belakang mengapa masalah itu diangkat dalam tulisan,
tujuan penulisan, perspektif teori dan atau pendekatan yang dipilih dalam
menawarkan solusi berikut latar belakang mengapa teori dan atau metode itu
dipilih, dan sistematika penulisan. Batang tubuh merupakan pembahasan pokok
makalah yang berisi materi baik empiri maupun teori yang dapat dibagi-bagi
dalam beberapa subjudul sesuai dengan kebutuhan. Penutup lazim memuat
simpulan dan saran.
Pada tahap keempat, penulisan dan penyuntingan, organisasi tulisan mengikuti
struktur di atas, dengan catatan bahwa sebelum pendahuluan terdapat judul
makalah, nama penulis, dan abstrak, dan sesudah penutup terdapat daftar pustaka.
Pada tahap penulisan dan penyuntingan, penulis melakukan kegiatan penuangan
hasil olah mental ke dalam bentuk tulisan. Hal yang perlu diperhatikan, antara
lain: (i) koherensi isi antarunsur artikel (misalnya, antarmasalah, perspektif teori,
analisis/solusi, dan simpulan, (ii) hubungan logis, baik antarunsur maupun
antaralinea. Hubungan antaralinea harus logis dan menampakkan logika berpikir
yang baik yang tercermin dalam redaksi kalimat. Penyuntingan berlangsung
bersamaan dengan penulisan, yang mencakup penyuntingan substansi dan
bahasa.

2. Pengertian Karya Tulis Non Ilmiah

Karya tulis non-ilmiah adalah karya tulis atau karangan yang menyajikan fakta
pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari – hari,
bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum dan biasanya menggunakan gaya
bahasa popular atau bahasa yang digunakan sehari – hari. Karya non-ilmiah
adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta
umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa
digunakan (tidak terlalu formal). Beberapa karakteristik karya tulis non ilmiah
yang harus kalian ketahui yaitu:

a) Ditulis berdasarkan fakta pribadi.

b) Fakta yang disimpulkan subyektif.

c) Gaya bahasa konotatif dan populer.

d) Tidak memuat hipotesis.

e) Penyajian dibarengi dengan sejarah.

f) Bersifat imajinatif.

g) Situasi didramatis, dan

h) Bersifat persuasif.

Karangan non ilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat
subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan
populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Beberapa perbedaan
dari pembuatan karya tulis non ilmiah yang harus kalian ketahui antara lain :

• Emotif : merupakan kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih
mencari keuntungan dan sedikit informasi
• Persuasif : merupakan penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan
pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative

• Deskriptif : merupakan pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif Jika


kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.

 Jenis Karya Non Ilmiah


Terdapat bermacam-macam jenis karya tulis non ilmiah, diantaranya yaitu;
1. Puisi
Puisi meupakan suatu bentuk sastra yang menggunakan kualitas bahasa yang estetis
dan seringkali berirama (seperti fonestetik, simbolisme bunyi, dan meter) untuk
membangkitkan makna tersirat selain, atau menggantikan, makna nyata yang biasa-
biasa saja (makna tersurat). Puisi memiliki sejarah panjang – mulai dari zaman
prasejarah berburu puisi di Afrika, puisi istana kerajaan dan elegi di kekaisaran lembah
Sungai Nil, Niger, dan Volta. Beberapa puisi tertulis paling awal di Afrika muncul di
antara Teks Piramida yang ditulis selama abad ke-25 SM. Puisi epik Asia Barat paling
awal yang masih ada, Epic of Gilgamesh, ditulis dalam bahasa Sumeria. Puisi
menggunakan bentuk dan konvensi untuk menyarankan interpretasi kata yang berbeda,
atau untuk membangkitkan tanggapan emosional. Perangkat seperti asonansi, aliterasi,
onomatopoeia, dan ritme dapat menyampaikan efek musik atau mantra. Penggunaan
ambiguitas, simbolisme, ironi, dan elemen gaya lain dari diksi puitis seringkali
membuat puisi terbuka untuk berbagai interpretasi. Demikian pula, kiasan seperti
metafora, simile, dan metonymy membangun resonansi antara gambar-gambar yang
berbeda, lapisan makna, membentuk koneksi yang sebelumnya tidak dirasakan.
Bentuk-bentuk resonansi yang serupa mungkin ada, di antara masing-masing syair,
dalam pola rima atau ritme mereka.
2. Cerita Pendek (Cerpen)
Cerita pendek adalah sebuah prosa fiksi yang biasanya dapat dibaca dalam satu kali
duduk dan berfokus pada insiden yang berdiri sendiri atau rangkaian insiden terkait,
dengan maksud untuk membangkitkan “efek tunggal” atau suasana hati. Cerita pendek
adalah bentuk yang dibuat dengan sendirinya. Cerita pendek menggunakan plot,
resonansi, dan komponen dinamis lainnya seperti dalam novel, tetapi biasanya pada
tingkat yang lebih rendah. Walaupun cerita pendek sebagian besar berbeda dari novel
atau novella/novel pendek, pengarang umumnya mengambil dari kumpulan umum
teknik sastra.
Penulis cerita pendek dapat mendefinisikan karya mereka sebagai bagian dari ekspresi
artistik dan pribadi dari bentuk tersebut. Mereka mungkin juga berusaha menolak
kategorisasi berdasarkan genre dan formasi tetap
3. Dongeng
Dongeng adalah salah satu contoh genre cerita rakyat yang berbentuk cerita pendek.
Cerita semacam itu biasanya menampilkan entitas seperti kurcaci, naga, elf, peri,
raksasa, gnome, goblin, griffin, putri duyung, hewan yang bisa berbicara, unicorn, atau
penyihir. Di sebagian besar budaya, tidak ada garis jelas yang memisahkan mitos dari
rakyat atau dongeng, semua ini bersama-sama membentuk literatur masyarakat
preliterate.
Dongeng terjadi baik dalam bentuk lisan maupun sastra; nama “dongeng” (“conte de
fées” dalam bahasa Prancis) pertama kali diberikan oleh Madame d’Aulnoy pada akhir
abad ke-17. Banyak dongeng hari ini telah berkembang dari cerita berabad-abad yang
muncul, dengan variasi, di berbagai budaya di seluruh dunia.
Sejarah dongeng sangat sulit dilacak karena hanya bentuk sastra yang dapat bertahan.
Namun, menurut para peneliti di universitas di Durham dan Lisbon, cerita seperti itu
mungkin berasal dari ribuan tahun yang lalu, beberapa dari Zaman Perunggu lebih dari
6.500 tahun yang lalu.
4. Roman
Roman merupakan sejenis karya sastra dalam bentuk prosa isinya melukiskan
tentang perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing. Atau bisa
juga dikatakan bahwa roman adalah bagian dari karya sastra berbentuk prosa yang
berisi pengalaman hidup dari para tokoh, yang bermula dari dia lahir hingga dewasa
bahkan sampai meninggal dunia. Roman memiliki beberapa ciri diantaranya yaitu
mengisahkan seorang tokoh fiktif, dimana tokoh tersebut dikisahkan dari lahir hingga
ajal menjemputnya, roman memiliki jalan cerita yang lengkap, watak tokog cikisahkan
secara terperinci. Terdapat beragam jenis roman, salah satunya yaitu roman
percintaan, misalnya Roman ‘Gadis Empat Zaman’ karya Salkha serta; Roman
‘Medan di Waktu Malam’ karya O. M. Taufik.
5. Novel
Novel adalah karya fiksi naratif yang relatif panjang, biasanya ditulis dalam bentuk
prosa, dan biasanya diterbitkan sebagai buku. Novel juga dapat diartikan sebagai
karya naratif dari prosa fiksi yang menceritakan tentang pengalaman manusia tertentu
dalam waktu yang cukup lama.
Menurut Margaret Doody, novel merupakan “sejarah yang berkesinambungan dan
komprehensif selama sekitar dua ribu tahun“, dengan asal-usulnya dalam novel
Yunani dan Romawi Kuno, dalam roman Ksatria, dan dalam tradisi novel renaisans
Italia.
Gaya dan panjang prosa, serta pokok bahasan fiksi atau semi-fiksi, adalah
karakteristik novel yang paling jelas menentukan. Tidak seperti karya puisi epik, ia
menceritakan kisahnya menggunakan prosa dan bukan sajak; tidak seperti cerita
pendek, cerita ini menceritakan narasi yang panjang dan bukan pilihan singkat.
Namun, ada elemen karakteristik lain yang membedakan novel sebagai bentuk sastra
tertentu.
6. Drama
Dalam karya sastra, drama adalah penggambaran peristiwa fiksi atau non fiksi
melalui dialog tertulis (baik prosa maupun puisi). Drama dapat ditampilkan di atas
panggung, di film, atau di radio. Drama biasanya disebut drama, dan penciptanya
dikenal sebagai “penulis naskah” atau “dramawan”.
Untuk membuat drama terkesan dramatis, penulis naskah berusaha untuk secara
progresif membangun perasaan ketegangan dan antisipasi penonton saat cerita
berkembang. Ketegangan dramatis terbangun saat penonton terus bertanya-tanya “Apa
yang terjadi selanjutnya?” dan mengantisipasi hasil dari acara tersebut.
Dalam sebuah misteri, misalnya, ketegangan dramatis dibangun di sepanjang plot
sampai klimaks yang menarik atau tak terduga terungkap. Drama sangat bergantung
pada dialog lisan agar penonton mendapat informasi tentang perasaan, kepribadian,
motivasi, dan rencana karakter. Karena penonton melihat karakter dalam drama
menjalani pengalaman mereka tanpa komentar penjelasan dari penulis.

3. Perbedaan Karya Ilmiah dan Karya non-Ilmiah


Karya ilmiah adalah karya yang disusun dengan memperhatikan dan
menggunakan prinsip-prinsip keilmuan, sedangkan karya nonilmiah adalah
karya tulis yang penyusunannya tidak atau kurang memenuhi prinsip-prinsip
keilmuan. Semua hasil penelitian dan publikasinya adalah karya ilmiah.
Demikian pula semua makalah, paper, atau artikel yang disusun dengan
menggunakan prinsip-prinsip keilmuan dan didasarkan pada hasil penelitian dan
atau pemikiran yang serius dalam rangka penerapan atau pengembangan ilmu.

Anda mungkin juga menyukai