15 negara dengan kinerja sektor manufaktur terbaik di dunia di tahun 2015 memiliki kontribusi sektor manufaktur
terhadap PDB yang berbeda-beda dengan rata-rata 17%. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya
adalah kebijakan yang berlaku di negara tersebut dalam mendorong sektor manufaktur.
Sumbangan sektor manufaktur terhadap PDB di 15 negara dengan nilai tambah manufaktur terbesar di dunia bervariasi, mulai dari
10% di Inggris sampai 29% di Korea Selatan. Korea Selatan disusul oleh Tiongkok (27%) di urutan kedua, sedangkan Indonesia
menempati peringkat ke-4 dengan kontribusi 22% untuk PDB.
Global Competitiveness Index 2017-2018
Posisi Posisi
Pilar
2016-2017 2017-2018
Institutions 56 47
Infrastructure 60 52
Macroeconomic environment 30 26
Technological readiness 91 80
Market size 10 9
Business sophistication 39 32
Innovation 31 31
Aplikasi Bappenas
Sampai dengan triwulan III tahun 2017, Capaian anggaran Kemenperin adalah
54,65%, sedangkan capaian kinerjanya adalah 61,19%
Eselon I
Eselon II
Aplikasi DJA - Kemenkeu
Kementerian
DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA 53.11
Eselon I
Eselon II
Perkin Kementerian s.d TW III 2017
Kode Sasaran
Indikator Kinerja SS Target 2017 Capaian
Sasaran Strategis
Perspektif Stakeholder TW II %
1. Unit industri pengolahan non-migas besar sedang yang tumbuh 1.703 Unit 977 57,37
2. Unit Industri Kecil yang tumbuh 5.000 Industri Kecil 95 1,90
3. Nilai investasi di sektor industri pengolahan non-migas 325-350 Rp Triliun 148,20 45,60
Meningkatnya 4. Nilai tambah sektor industri di luar pulau jawa terhadap nilai
28,4-28,5 Persen 28,23 99,40
populasi dan tambah sektor industri nasional
S1 5. Kawasan industri yang terbangun
persebaran 6 Kawasan - -
industri
6. Sentra IKM di luar pulau jawa yang dibangun dan beroperasi
5 Sentra IKM - -
7. Persentase jumlah unit usaha industri besar sedang di luar
pulau jawa terhadap total populasi industri besar sedang 17,85 Persen 17,83 99,89
nasional
1. Kontribusi ekspor produk industri pengolahan non-migas
terhadap ekspor nasional 76,6-77,0 Persen 82,22 107,34
2. Penguasaan teknologi industri 5 Persen - -
Meningkatnya
3. Penurunan impor produk industri yang SNI, ST dan/atau PTC
daya saing dan 5 Persen - -
S2 diberlakukan secara Wajib
produktivitas
sektor industri 4. SDM Industri kompeten dan bersertifikat yang terserap di dunia
30.000 Orang 10.535 35,12
kerja
5. Produktivitas SDM industri
398,5 Rp. Juta 1.356,7 340,45
Kode
Sasaran Strategis Indikator Kinerja SS Target 2017 Capaian
Sasaran
Terselenggaranya
pengendalian dan
pengawasan
T3 1. Penyelesaian tindak lanjut saran/rekomendasi hasil pengawasan 87 Persen 64,32 73,93
industri secara
profesional dan
partisipatif
CAPAIAN RENCANA STRATEGIS
II
TAHUN 2017
ILMATE
Setjen
KPAII
Kode Sasaran Kode Indikator Kinerja
IKTA
Itjen
2014 2015 2016 2017 TW III
BPPI
2018 2019
IKM
PPI
Satuan
IA
SS Strategi s (SS) IKSS Sasaran Strategis (IKSS)
R T R T R T R T T
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20 -21 -22 -23
PERSPEKT IF STAKEHOLDER
Unit industri
pengolahan non-migas
S1.1 Unit ● ● ● 1.208 1.208 1.464 1.649 1.746 1.703 1.361 1.931 2.156
besar sedang yang
tumbuh
Unit industri kecil yang
S1.2 Unit ● 8.202 2000 15.213 3000 4.620 5000 7.661 5000 5000
tumbuh
Nilai investasi di sektor
Rp
S1.3 industri pengolahan ● ● ● ● ● 195 242 244,15 317 310,43 325 - 350 205,23 395 - 420 480 - 500
triliun
non-migas
Nilai tambah sektor
Meningkatnya industri di luar P ulau
populasi dan S1.4 Jaw a terhadap nilai P ersen ● - 27,7 27,61 28,1 28,23 28,4 - 28,5 28,52* 28,8 - 29 29,4 - 30
S1
persebaran tambah sektor industri
industri nasional
Kaw asan industri yang Kaw asan
S1.5 ● - 4 4 4 4 5 5 6 6
terbangun Industri
Sentra IKM di luar P ulau
Sentra
S1.6 Jaw a yang dibangun ● - - - 5 34** 2 33** 7 8
IKM
dan beroperasi
Unit usaha industri
besar sedang di luar
S1.7 P ulau Jaw a terhadap P ersen ● - 17 16,98 17,5 17,83 17,85 17,7*** 18 18,14
total populasi industri
besar sedang nasional
Keterangan:
*) merupakan prognosa berdasarkan data BPS laporan bulanan sosial ekonomi (November 2017) dan share sektor industri terhadap PDRB tahun 2016
**) pembangunan Sentra IKM melalui Dana Alokasi Khusus
***) merupakan perhitungan dengan dasar data BPS tahun 2014 dan diupdate dari data Izin Usaha yang dikeluarkan BKPM tahun 2015-2017 (TW II)
Target dan Realisasi
ILMATE
Kode Sasaran Kode Indikator Kinerja
Setjen
2014 2015 2016 2017 TW III
KPAII
2018 2019
IKTA
Itjen
BPPI
IKM
Satuan
PPI
IA
SS Strategis (SS) IKSS Sasaran Strategis (IKSS)
R T R T R T R T T
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20 -21 -22 -23
PERSPEKTIF STAKEHOLDER
Kontribusi ekspor
produk industri
76,80- 77,30 – 77,60 –
S2.1 pengolahan non-migas Persen ● ● ● 64,35 71 68,70 76,5 71,89 71,95
77,00 77,50 78,00
terhadap ekspor
nasional
Penguasaan teknologi
S2.2 Persen ● - 5 40,44 5 15,46 5 - 5 5
industri
Meningkatnya
Penurunan impor
daya saing dan
S2 produk industri yang
produktivitas
S2.3 SNI, ST dan/atau PTC- SPPT SNI ● - 5 13,76 5 6,51 5 -7,38% 5 5
sektor industri
nya diberlakukan secara
Wajib
SDM Industri kompeten
S2.4 yang terserap di dunia Orang ● - 27.230 23.636 21.500 15.701 30.000 25.743 54.700 65.000
kerja
Produktivitas SDM
S2.5 Rp. Juta ● ● ● 1.328 1.461 371 1.527,60 398,5 1.357,58 433,7 472,1
industri
PERSPEKTIF BISNIS INTERNAL
PP/
Peraturan perundangan
T1.1 Perpres/ ● ● ● ● ● ● ● ● 6 29 11 15 8 8 5 9 18
yang diselesaikan
Tersedianya Permen
kebijakan P eraturan perundang-
T1 pembangunan undangan bidang
T1.2 Persen ● - - - 90 77,38 95 97 95 100
industri yang industri yang
efektif diundangkan
Standar Industri Hijau
T1.3 Persen ● - - - - 125 16 16 17 18
yang ditetapkan
Target dan Realisasi
ILMATE
Kode Sasaran Kode Indikator Kinerja
Setjen
2014 2015 2016 2017 TW III
KPAII
2018 2019
IKTA
Itjen
BPPI
IKM
Satuan
PPI
IA
SS Strategis (SS) IKSS Sasaran Strategis (IKSS)
R T R T R T R T T
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20 -21 -22 -23
PERSPEKTIF BISNIS INTERNAL
Produk industri yang
tersertifikasi Tingkat
T2.1 Produk ● ● ● - 1000 350 1000 360 1000 677 1000 1000
Komponen Dalam Negeri
(TKDN)
Kontribusi investasi
T2.2 yang memanfaatkan Persen ● - - - 10 17,53 5 3,14 5 5
fasilitas fiskal
Industri berorientasi
T2.3 Persen ● - - - - - 60 - 60 62
ekspor
Pendidikan vokasi
Terselenggara
industri berbasis
nya urusan T2.4 Unit ● - 17 17 18 18 19 19 21 23
kompetensi yang
pemerintahan
terbentuk
di bidang
T2 Infrastruktur SKKNI ● ● ● ● ● 3 40 35 40 13 44 15 40 40
perindustrian
T2.5 kompetensi yang LSP dan
yang berdaya ● ● ● ● ● 1 10 8 10 9 10 1 10 10
terbentuk TUK
saing dan
Lembaga Pendidikan
berkelanjutan
Industri berbasis
T2.6 Unit ● - 8 8 8 8 8 8 8 8
kompetensi yang
terbentuk
Perusahaan/ industri
Sektor
T2.7 yang didampingi dalam ● - 4 7 4 8 5 5 6 6
industri
penanganan kasus
Dokume
Kerjasama internasional
n
T2.8 bidang industri yang ● - 4 7 4 4 4 10 6 6
kerjasam
ditandatangani
a
II Rencana Kerja
Kementerian Perindustrian
I
Tahun 2018
Komposisi Anggaran
(milyar rupiah) Belanja Pegawai Jumlah dan Distribusi Pegawai
gaji pokok,
tunjangan keluarga,
tunjangan struktural/fungsional, 70%
Rp tunjangan kinerja
669.576437 uang makan 4850 orang
23.68%
30%
Belanja Operasional
Rp Rp biaya operasional perkantoran,
1924.537762 233.74 biaya pemeliharaan peralatan kantor
68.06% 0008 dan gedung Pusat Daerah
8.27%
Belanja Non-Operasional
Kegiatan Prioritas Nasional
Kegiatan Reguler
Pagu Alokasi Anggaran Kementerian Perindustrian Tahun 2018
(milyar rupiah)
Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam, Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat
4 124.904.050 30.030.695 24,0%
Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Transportasi, dan Elektronika
Komposisi Anggaran a. Peningkatan konsumsi karet alam dalam negeri melalui penyusunan
(milyar rupiah) business plan aditif aspal karet;
b. Peningkatan kemampuan teknologi lembaga pendidikan vokasi industri hasil
hutan dan perkebunan melalui bantuan mesin/peralatan;
13.36
% c. Revitalisasi mesin peralatan untuk 4 (empat) perusahaan industri hasil hutan
3.94% dan perkebunan;
e. Pemberian Bantuan 3 (tiga) unit mesin dan peralatan untuk teknologi proses es
balok, industri pengolahan tepung, serta industri non pangan berbahan baku
rumput laut untuk pembuatan cangkang kapsul;
Tujuan.
Meningkatnya Peran Industri dalam
Perekonomian Nasional
STAKEHOLDERS
PERSPECTIVE
SS 8. Terwujudnya SS 9. Tersusunnya
SS 7. Terwujudnya
SS 6. Terwujudnya birokrasi yang efektif, perencanaan program,
sistem informasi yang
ASN profesional & efisien dan pengelolaan keuangan
andal dan mudah
berkepribadian berorientasi pada serta pengendalian yang
diakses
layanan prima berkualitas dan akuntabel
Target
Kode Tujuan Penjelasan Tujuan Kode Indikator Kinerja Penjelasan IKT Satuan
Tujuan Tujuan
2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Tj.1 Meningkat nya Peran industri dalam Tj1.1 Pertumbuhan PDB Laju pertumbuhan PDB Industri Persen 5,2-5,5 5,4-5,8 5,7-6,2
peran industri perekonomian industri pengolahan Pengolahan non-migas dihitung
dalam diindikasikan dengan non-migas atas dasar harga berlaku
perkembangan laju konstan tahun 2010 yang
perekonomian pertumbuhan PDB dipublikasikan oleh Badan Pusat
nasional industri pengolahan Statistik (BPS)
non-migas dan
Kontribusi PDB
industri pengolahan
non-migas terhadap
PDB nasional Tj1.2 Kontribusi PDB Kontribusi PDB industri Persen 18,4-18,7 18,6-19,1 18,8-19,4
industri pengolahan pengolahan non-migas dihitung
non-migas dengan membandingkan nilai
terhadap PDB PDB industri pengolahan non-
nasional migas dengan nilai PDB
Indonesia
Tj1.3 Penyerapan tenaga Jumlah tenaga kerja yang Juta 16,2-16,3 16,5-16,7 16,8-17,1
kerja di sektor terserap di sektor industri Orang
industri pengolahan non migas
Note:
Merupakan jumlah kumulatif
sampai dengan tahun berjalan
Target
Kode Sasaran Strategis Kode Indikator Kinerja SS Satuan
Sasaran
2017 2018 2019
S1 Meningkatnya populasi dan S1.1 Unit industri pengolahan non-migas besar Unit 1.703 1.931 2.156
persebaran industri sedang yang tumbuh
S1.2 Unit Industri Kecil yang tumbuh Industri 5000 5000 5000
Kecil
S1.4 Nilai tambah sektor industri di luar pulau Persen 28,4-25,5 28,8-29,0 29,4-30,0
jawa terhadap nilai tambah sektor industri
nasional
S1.5 Kawasan industri yang terbangun Kawasan 5 6 6
industri
S1.7 Unit usaha industri besar sedang di luar Pulau Persen 17,85 18,00 18,14
Jawa terhadap total populasi industri besar
sedang nasional
Target
Kode Sasaran Strategis Kode Indikator Kinerja SS Satuan
Sasaran
2017 2018 2019
S2 Meningkatnya daya saing dan S2.1 Kontribusi ekspor produk industri Persen 76,6-77,0 77,3-77,5 77,6-78,0
produktivitas sektor industri pengolahan non-migas terhadap ekspor
nasional
S2.4 SDM Industri kompeten yang terserap di Orang 30,000 55,300 65,680
dunia kerja
Target
Kode Sasaran Strategis Kode Indikator Kinerja SS Satuan
Sasaran
2017 2018 2019
T2 Terselenggara nya urusan T2.1 Produk industri tersertifikasi Tingkat Sertifika 1000 1.000 1.000
pemerintahan di bidang Komponen Dalam Negeri (TKDN) > 40% t
perindustrian yang berdaya saing
dan berkelanjutan T2.2 Kontribusi investasi yang memanfaatkan Persen 5 5 5
fasilitas fiskal
Target
Kode Sasaran Strategis Kode Indikator Kinerja SS Satuan
Sasaran
2017 2018 2019
LSP dan 10 10 10
TUK
Target
Kode Sasaran Strategis Kode Indikator Kinerja SS Satuan
Sasaran
2017 2018 2019
L1 Terwujudnya ASN Kementerian L1.1 Rata-rata nilai prestasi kerja pegawai Nilai 80 81 82
Perindustrian yang profesional Kementerian Perindustrian
dan berkepribadian
L1.2 Rata-rata produktivitas kinerja minimum Jam 1320 1320 1320
pegawai Kementerian Perindustrian Kerja
L2 Tersedianya sistem informasi L2.1 Kesesuaian data dan informasi industri Persen 50 60 70
yang andal dan mudah diakses terhadap kebutuhan stakeholder
Target
Kode Sasaran Strategis Kode Indikator Kinerja SS Satuan
Sasaran
2017 2018 2019
L4 Tersusunnya perencanaan L4.1 Tingkat akuntabilitas Laporan Keuangan dan Nilai Capaian Standar Tertinggi
program, pengelolaan keuangan BMN
serta pengendalian yang
berkualitas dan akuntabel
L4.2 Status pengelolaan BMN Kementerian Persen 13 16 20
Perindustrian
• Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari
sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis, yang akan
dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan.
• Di dalam rencana kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh
indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan.
Maksud dan Tujuan • Tugas & Fungsi : menyajikan tugas dan fungsi unit organisasi
• Ruang lingkup : menyajikan cakupan yang disajikan dalam dokumen
Tugas Pokok dan Fungsi Rencana Kinerja
Ruang Lingkup
BAB II PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN• Hasil-hasil : menyajikan narasi hasil-hasil yang telah dicapai
oleh unit organisasi
INDUSTRI
• Arah kebijakan : menyajikan visi, misi dan arah kebijakan yang
Hasil-hasil Pelaksanaan Program ditetapkan oleh unit organisasi pada tahun
bersangkutan (2017)
/Kegiatan
Arah kebijakan
• Sasaran : merupakan sasaran strategi unit eselon I pada
BAB III RENCANA KINERJA tahun yang bersangkutan, sesuai dengan turunan dari
Sasaran Rencana Strategis unit eselon I tersebut
• Indikator kinerja : merupakan indikator kinerja sasaran strategis unit
Indikator Kinerja eselon I tersebut
Kegiatan • Kegiatan : merupakan kegiatan-kegiatan yang mendukung
pencapaian target sasaran strategis yang ditetapkan
BAB IV PENUTUP dalam dokumen Rencana Kinerja tersebut
LAMPIRAN
Kementerian
FormulirPerindustrian
Rencana Republik Indonesia
Kinerja
Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan
40
KETERKAITAN RENSTRA DENGAN RENKIN
Target
Sasaran Indikator
Satuan
Strategis Kinerja 201
2015 2017 2018 2019
6
Target
Sasaran Indikator
Satuan
Strategis Kinerja
2019
Target
Sasaran Indikator
Satuan
Strategis Kinerja
2019
Sasaran strategis harus
berorientasi hasil (outcome)
• PERATURAN PRESIDEN NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI
PEMERINTAH (SAKIP)
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi hasil,
yang bertanda tangan dibawah ini:
Berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target
kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan.
Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
Airlangga Hartarto
1 Meningkatnya populasi dan 1. Unit industri pengolahan non-migas besar sedang yang tumbuh 1.931 Unit
persebaran industri
2. Unit Industri Kecil yang tumbuh 5.000 Industri Kecil
4. Nilai tambah sektor industri di luar pulau jawa terhadap nilai tambah sektor 28,8-29,0 Persen
industri nasional
6. Sentra IKM di luar pulau jawa yang dibangun dan beroperasi 7 Sentra IKM
7. Unit usaha industri besar sedang di luar Pulau Jawa terhadap total populasi 18,0 Persen
industri besar sedang nasional
2 Meningkatnya daya saing 1. Kontribusi ekspor produk industri pengolahan non-migas terhadap ekspor 77,3-77,5 Persen
dan produktivitas sektor nasional
industri
2. Penguasaan teknologi industri 5 Persen
3. Penurunan impor produk industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan 5 Persen
secara Wajib