Anda di halaman 1dari 47

EVALUASI KINERJA PROGRAM PEMBANGUNAN

SEKTOR INDUSTRI DAN SISTEM AKUNTABILITAS


KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017

Bali, 15 Desember 2017

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia


Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan
OUTLINE

I Pemantauan Capaian Kinerja

II Capaian Rencana Strategis Kementerian

II Rencana Kerja Kementerian Perindustrian


I Tahun 2018

IV Sasaran dan Target Kementerian Perindustrian

Penyusunan Rencana Kinerja dan Perjanjian


V Kinerja
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia
Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan
2
I Pemantauan Capaian Kinerja

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia


Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan
3
Kontribusi Sektor Manufaktur Terhadap PDB

15 negara dengan kinerja sektor manufaktur terbaik di dunia di tahun 2015 memiliki kontribusi sektor manufaktur
terhadap PDB yang berbeda-beda dengan rata-rata 17%. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya
adalah kebijakan yang berlaku di negara tersebut dalam mendorong sektor manufaktur.

Persentase Sektor Manufaktur Terhadap PDB - 2015


(%)
Republic of Korea 29
China 27
Germany 23
Indonesia 22
Mexico 19
Japan 19
India 16
Italy 16
Spain 14
United States 12
Russian Federation 11
Brazil 11
France 11
Canada 11
United Kingdom 10

Sumber: United Nations Statistics Division, 2016


17

Sumbangan sektor manufaktur terhadap PDB di 15 negara dengan nilai tambah manufaktur terbesar di dunia bervariasi, mulai dari
10% di Inggris sampai 29% di Korea Selatan. Korea Selatan disusul oleh Tiongkok (27%) di urutan kedua, sedangkan Indonesia
menempati peringkat ke-4 dengan kontribusi 22% untuk PDB.
Global Competitiveness Index 2017-2018

Posisi Posisi
Pilar
2016-2017 2017-2018

Institutions 56 47
Infrastructure 60 52
Macroeconomic environment 30 26

Health and primary education 100 94

Higher education and training 63 64


Goods market efficiency 58 43
Labor market efficiency 108 96
Financial market development 42 37

Technological readiness 91 80
Market size 10 9
Business sophistication 39 32
Innovation 31 31
Aplikasi Bappenas

Sampai dengan triwulan III tahun 2017, Capaian anggaran Kemenperin adalah
54,65%, sedangkan capaian kinerjanya adalah 61,19%
Eselon I
Eselon II
Aplikasi DJA - Kemenkeu

Kementerian

Nilai kinerja kementerian Indikator Capaian Bobot Nilai


perindustrian TA 2017 Capaian Keluaran
50,16% (Kurang) 48,64 43,5 % 20,2
Efisiensi -11,61 28,6 % 6,00
Konsistensi 87,49 18,2 % 15,91
Penyerapan Anggaran 73,02 9,7 % 7,03
Nilai Kinerja 50,16

* Nilai Efisiensi = (50+(-11,61/20*50)*28,6 = 6,00


Kinerja: Kurang, dikarenakan:
• Pencapaian keluaran dilaporkan masih rendah
• Konsistensi realisasi penarikan dana bulanan
belum sesuai dengan rencana bulanannya.
• Penyerapan anggaran belum optimal
Eselon I

Nilai Kinerja Pasal 11-14 PMK 249


DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH 89.09 ik
Ba
SEKRETARIAT JENDERAL 69.02
p
uku
DIREKTORAT JENDERAL KETAHANAN DAN PENGEMBANGAN AKSES INDUSTRI INTERNASIONAL 61.95 C

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA 53.11

INSPEKTORAT JENDERAL 48.13

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI 38.15


g
DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL DAN ANEKA 35.47 ura n
K
gat
n
DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI 25.56 Sa
DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO 25.05

Nilai Aspek Implementasi


INSPEKTORAT JENDERAL
SEKRETARIAT JENDERAL
DIREKTORAT JENDERAL KETAHANAN DAN PENGEMBANGAN AKSES INDUSTRI INTERNASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL DAN ANEKA
DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA
DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO
DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00

Penyerapan Konsistensi Efisiensi Capaian Keluaran


Partisipasi Satker
Aplikasi ALKI

Eselon I
Eselon II
Perkin Kementerian s.d TW III 2017

Kode Sasaran
Indikator Kinerja SS Target 2017 Capaian
Sasaran Strategis

Perspektif Stakeholder TW II %
1. Unit industri pengolahan non-migas besar sedang yang tumbuh 1.703 Unit 977 57,37
2. Unit Industri Kecil yang tumbuh 5.000 Industri Kecil 95 1,90
3. Nilai investasi di sektor industri pengolahan non-migas 325-350 Rp Triliun 148,20 45,60
Meningkatnya 4. Nilai tambah sektor industri di luar pulau jawa terhadap nilai
28,4-28,5 Persen 28,23 99,40
populasi dan tambah sektor industri nasional
S1 5. Kawasan industri yang terbangun
persebaran 6 Kawasan - -
industri
6. Sentra IKM di luar pulau jawa yang dibangun dan beroperasi
5 Sentra IKM - -
7. Persentase jumlah unit usaha industri besar sedang di luar
pulau jawa terhadap total populasi industri besar sedang 17,85 Persen 17,83 99,89
nasional
1. Kontribusi ekspor produk industri pengolahan non-migas
terhadap ekspor nasional 76,6-77,0 Persen 82,22 107,34
2. Penguasaan teknologi industri 5 Persen - -
Meningkatnya
3. Penurunan impor produk industri yang SNI, ST dan/atau PTC
daya saing dan 5 Persen - -
S2 diberlakukan secara Wajib
produktivitas
sektor industri 4. SDM Industri kompeten dan bersertifikat yang terserap di dunia
30.000 Orang 10.535 35,12
kerja
5. Produktivitas SDM industri
398,5 Rp. Juta 1.356,7 340,45
Kode
Sasaran Strategis Indikator Kinerja SS Target 2017 Capaian
Sasaran

Perspektif Bisnis Internal


PP/ Perpres/
1. Peraturan perundangan yang diselesaikan 8 0 0
Tersedianya Permen
kebijakan Peraturan perundang-undangan bidang industri yang
T1 2. 95 Persen 96,55 101,63
pembangunan diundangkan
industri yang efektif
3. Standar Industri Hijau yang ditetapkan 16 Persen - -

Produk industri tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri


1. 900 Sertifikat 227 25,22
(TKDN) > 40%

2. Kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal 5,6 Persen - -

3. Jumlah industri berorientasi ekspor 60 Persen - -


Terselenggaranya
urusan 4. Pendidikan Vokasi Industri yang berbasis kompetensi 19 Unit - -
pemerintahan di
T2 bidang 44 SKKNI - -
perindustrian yang 5. Infrastruktur kompetensi yang terbentuk LSP dan
berdaya saing dan 10 - -
TUK
berkelanjutan
6. Lembaga Pendidikan Industri yang berbasis kompetensi 8 Unit - -
Perusahaan/ industri yang didampingi dalam penanganan Kelompok
7. kasus 5 2 40,00
industri
Kerjasama internasional bidang industri yang ditandatangani Dokumen
8. 4 5 125,00
kerjasama

Terselenggaranya
pengendalian dan
pengawasan
T3 1. Penyelesaian tindak lanjut saran/rekomendasi hasil pengawasan 87 Persen 64,32 73,93
industri secara
profesional dan
partisipatif
CAPAIAN RENCANA STRATEGIS
II
TAHUN 2017

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia


Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan
17
Capaian Renstra Kemenperin s.d Tahun 2017

Target dan Real isasi

ILMATE

Setjen
KPAII
Kode Sasaran Kode Indikator Kinerja

IKTA

Itjen
2014 2015 2016 2017 TW III

BPPI
2018 2019

IKM

PPI
Satuan

IA
SS Strategi s (SS) IKSS Sasaran Strategis (IKSS)

R T R T R T R T T

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20 -21 -22 -23
PERSPEKT IF STAKEHOLDER
Unit industri
pengolahan non-migas
S1.1 Unit ● ● ● 1.208 1.208 1.464 1.649 1.746 1.703 1.361 1.931 2.156
besar sedang yang
tumbuh
Unit industri kecil yang
S1.2 Unit ● 8.202 2000 15.213 3000 4.620 5000 7.661 5000 5000
tumbuh
Nilai investasi di sektor
Rp
S1.3 industri pengolahan ● ● ● ● ● 195 242 244,15 317 310,43 325 - 350 205,23 395 - 420 480 - 500
triliun
non-migas
Nilai tambah sektor
Meningkatnya industri di luar P ulau
populasi dan S1.4 Jaw a terhadap nilai P ersen ● - 27,7 27,61 28,1 28,23 28,4 - 28,5 28,52* 28,8 - 29 29,4 - 30
S1
persebaran tambah sektor industri
industri nasional
Kaw asan industri yang Kaw asan
S1.5 ● - 4 4 4 4 5 5 6 6
terbangun Industri
Sentra IKM di luar P ulau
Sentra
S1.6 Jaw a yang dibangun ● - - - 5 34** 2 33** 7 8
IKM
dan beroperasi
Unit usaha industri
besar sedang di luar
S1.7 P ulau Jaw a terhadap P ersen ● - 17 16,98 17,5 17,83 17,85 17,7*** 18 18,14
total populasi industri
besar sedang nasional

Keterangan:
*) merupakan prognosa berdasarkan data BPS laporan bulanan sosial ekonomi (November 2017) dan share sektor industri terhadap PDRB tahun 2016
**) pembangunan Sentra IKM melalui Dana Alokasi Khusus
***) merupakan perhitungan dengan dasar data BPS tahun 2014 dan diupdate dari data Izin Usaha yang dikeluarkan BKPM tahun 2015-2017 (TW II)
Target dan Realisasi

ILMATE
Kode Sasaran Kode Indikator Kinerja

Setjen
2014 2015 2016 2017 TW III

KPAII
2018 2019

IKTA

Itjen
BPPI
IKM
Satuan

PPI
IA
SS Strategis (SS) IKSS Sasaran Strategis (IKSS)

R T R T R T R T T

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20 -21 -22 -23
PERSPEKTIF STAKEHOLDER
Kontribusi ekspor
produk industri
76,80- 77,30 – 77,60 –
S2.1 pengolahan non-migas Persen ● ● ● 64,35 71 68,70 76,5 71,89 71,95
77,00 77,50 78,00
terhadap ekspor
nasional
Penguasaan teknologi
S2.2 Persen ● - 5 40,44 5 15,46 5 - 5 5
industri
Meningkatnya
Penurunan impor
daya saing dan
S2 produk industri yang
produktivitas
S2.3 SNI, ST dan/atau PTC- SPPT SNI ● - 5 13,76 5 6,51 5 -7,38% 5 5
sektor industri
nya diberlakukan secara
Wajib
SDM Industri kompeten
S2.4 yang terserap di dunia Orang ● - 27.230 23.636 21.500 15.701 30.000 25.743 54.700 65.000
kerja
Produktivitas SDM
S2.5 Rp. Juta ● ● ● 1.328 1.461 371 1.527,60 398,5 1.357,58 433,7 472,1
industri
PERSPEKTIF BISNIS INTERNAL
PP/
Peraturan perundangan
T1.1 Perpres/ ● ● ● ● ● ● ● ● 6 29 11 15 8 8 5 9 18
yang diselesaikan
Tersedianya Permen
kebijakan P eraturan perundang-
T1 pembangunan undangan bidang
T1.2 Persen ● - - - 90 77,38 95 97 95 100
industri yang industri yang
efektif diundangkan
Standar Industri Hijau
T1.3 Persen ● - - - - 125 16 16 17 18
yang ditetapkan
Target dan Realisasi

ILMATE
Kode Sasaran Kode Indikator Kinerja

Setjen
2014 2015 2016 2017 TW III

KPAII
2018 2019

IKTA

Itjen
BPPI
IKM
Satuan

PPI
IA
SS Strategis (SS) IKSS Sasaran Strategis (IKSS)

R T R T R T R T T

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20 -21 -22 -23
PERSPEKTIF BISNIS INTERNAL
Produk industri yang
tersertifikasi Tingkat
T2.1 Produk ● ● ● - 1000 350 1000 360 1000 677 1000 1000
Komponen Dalam Negeri
(TKDN)
Kontribusi investasi
T2.2 yang memanfaatkan Persen ● - - - 10 17,53 5 3,14 5 5
fasilitas fiskal
Industri berorientasi
T2.3 Persen ● - - - - - 60 - 60 62
ekspor
Pendidikan vokasi
Terselenggara
industri berbasis
nya urusan T2.4 Unit ● - 17 17 18 18 19 19 21 23
kompetensi yang
pemerintahan
terbentuk
di bidang
T2 Infrastruktur SKKNI ● ● ● ● ● 3 40 35 40 13 44 15 40 40
perindustrian
T2.5 kompetensi yang LSP dan
yang berdaya ● ● ● ● ● 1 10 8 10 9 10 1 10 10
terbentuk TUK
saing dan
Lembaga Pendidikan
berkelanjutan
Industri berbasis
T2.6 Unit ● - 8 8 8 8 8 8 8 8
kompetensi yang
terbentuk
Perusahaan/ industri
Sektor
T2.7 yang didampingi dalam ● - 4 7 4 8 5 5 6 6
industri 
penanganan kasus
Dokume
Kerjasama internasional
n
T2.8 bidang industri yang ● - 4 7 4 4 4 10 6 6
kerjasam
ditandatangani
a
II Rencana Kerja
Kementerian Perindustrian
I
Tahun 2018

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia


Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan
23
I. PAGU ALOKASI ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2018

Surat Menteri Keuangan Nomor No. S-162/MK.2/2017 tanggal 10 Oktober 2017

Pagu Alokasi Anggaran Tahun 2018 Rp.222.119.421.000,-


Rp.2.605.734.786.000,-
Rp.2.827.854.207.000,-

Komposisi Anggaran
(milyar rupiah) Belanja Pegawai Jumlah dan Distribusi Pegawai
 gaji pokok,
 tunjangan keluarga,
 tunjangan struktural/fungsional, 70%
Rp  tunjangan kinerja
669.576437  uang makan 4850 orang
23.68%
30%
Belanja Operasional
Rp Rp  biaya operasional perkantoran,
1924.537762 233.74  biaya pemeliharaan peralatan kantor
68.06% 0008 dan gedung Pusat Daerah
8.27%

Belanja Non-Operasional
 Kegiatan Prioritas Nasional
 Kegiatan Reguler
Pagu Alokasi Anggaran Kementerian Perindustrian Tahun 2018
(milyar rupiah)

Sekretariat Jenderal Rp 1.078,72


7% 2% Ditjen Industri Agro Rp 124,96

Ditjen Industri Kimia, Tekstil dan Aneka Rp 126,14

Ditjen lndustri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan


38% Elektronika Rp 124,90
25% Pagu Ditjen lndustri Kecil dan Menengah
Rp 369,89
Rp. 2.827,85 Inspektorat Jenderal Rp 43,61

Badan Penelitian dan Pengembangan lndustri Rp


2% 709,67

13% 4% Ditjen Pengembangan Perwilayahan lndustri


Rp 195,29
4% 4%
Ditjen Ketahanan dan Pengembangan Akses lndustri
lnternasonal Rp 54,63
Pagu Kemenperin & Blokir dalam DIPA TA 2018
(Dalam ribuan rupiah)
ALOKASI % BLOKIR THD
No Program UNIT BLOKIR
ANGGARAN PAGU
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)/(4)

Program Pengembangan SDM Industri dan Dukungan Sekretariat Jenderal


1 1.078.722.835 60.135.650 5,6%
Manajemen Kementerian Perindustrian (33 Satker)

Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri


2 Ditjen Industri Agro 124.964.753 15.084.525 12,1%
Berbasis Agro
Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia, Ditjen Industri Kimia, Tekstil, dan
3 126.141.000 33.544.597 26,6%
Tekstil, dan Aneka Aneka

Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam, Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat
4 124.904.050 30.030.695 24,0%
Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Transportasi, dan Elektronika

Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil


5 Ditjen Industri Kecil dan Menengah 369.897.840 41.370.094 11,2%
dan Menengah
Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas
6 Inspektorat Jenderal 43.616.390 4.582.484 10,5%
Aparatur Kementerian Perindustrian
Badan Penelitian dan
7 Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Pengembangan Industri 709.671.398 116.778.445 16,5%
(28 Satker)
Program Percepatan Penyebaran dan Pemerataan Ditjen Pengembangan Perwilayahan
8 195.297.671 43.184.196 22,1%
Pembangunan Industri Industri
Ditjen Ketahanan dan
Program Peningkatan Ketahanan dan Pengembangan
9 Pengembangan Akses Industri 54.638.270 4.508.754 8,3%
Akses Industri Internasional
Internasional
     
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2.827.854.207 349.219.440 12,3%
Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Berbasis Agro

Rp. 124.964.753.000,- Ditjen Industri Agro

Komposisi Anggaran a. Peningkatan konsumsi karet alam dalam negeri melalui penyusunan
(milyar rupiah) business plan aditif aspal karet;
b. Peningkatan kemampuan teknologi lembaga pendidikan vokasi industri hasil
hutan dan perkebunan melalui bantuan mesin/peralatan;
13.36
% c. Revitalisasi mesin peralatan untuk 4 (empat) perusahaan industri hasil hutan
3.94% dan perkebunan;

82.70 d. Pembangunan Pusat Pengembangan Kompetensi Industri Pengolahan Kakao


% Terpadu Tahap II;

e. Pemberian Bantuan 3 (tiga) unit mesin dan peralatan untuk teknologi proses es
balok, industri pengolahan tepung, serta industri non pangan berbahan baku
rumput laut untuk pembuatan cangkang kapsul;

f. Penyusunan 2 (dua) rekomendasi kebijakan iklim usaha industri perikanan dan


Belanja Pegawai Rp 16,69 M
hasil perkebunan;
Belanja Operasional Rp 4,92 M
Belanja Non Operasional Rp 103,34 M
g. Penyusunan rekomendasi teknis industri prioritas pengolahan hasil
perkebunan;
h. Penyusunan rekomendasi isu aktual industri agro terkait kebutuhan bahan
baku industri pangan dan kebutuhan garam industri pangan.
Sasaran dan Target
IV
Kementerian Perindustrian

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia


Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan
28
PETA STRATEGI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2015-2019

Tujuan.
Meningkatnya Peran Industri dalam
Perekonomian Nasional
STAKEHOLDERS
PERSPECTIVE

SS 1. Meningkatnya populasi dan SS 2. Meningkatnya daya saing


persebaran industri dan produktifitas industri
INTERNAL PROCESS

PERUMUSAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN PENGAWASAN KEBIJAKAN


PERSPECTIVE

SS 4. Terselenggaranya urusan SS 5. Terselenggaranya


SS 3. Tersedianya kebijakan
pemerintahan di bidang pengendalian dan pengawasan
pembangunan industri yang
perindustrian yang berdaya saing industri secara profesional dan
efektif
dan berkelanjutan partisipatif
LEARN & GROWTH

SDM INFORMASI ORGANISASI DANA


PERSPECTIVE

SS 8. Terwujudnya SS 9. Tersusunnya
SS 7. Terwujudnya
SS 6. Terwujudnya birokrasi yang efektif, perencanaan program,
sistem informasi yang
ASN profesional & efisien dan pengelolaan keuangan
andal dan mudah
berkepribadian berorientasi pada serta pengendalian yang
diakses
layanan prima berkualitas dan akuntabel

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia


Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan
29
INDIKATOR TUJUAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2015-2019

Target
Kode Tujuan Penjelasan Tujuan Kode Indikator Kinerja Penjelasan IKT Satuan
Tujuan Tujuan
2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Tj.1 Meningkat nya Peran industri dalam Tj1.1 Pertumbuhan PDB Laju pertumbuhan PDB Industri Persen 5,2-5,5 5,4-5,8 5,7-6,2
peran industri perekonomian industri pengolahan Pengolahan non-migas dihitung
dalam diindikasikan dengan non-migas atas dasar harga berlaku
perkembangan laju konstan tahun 2010 yang
perekonomian pertumbuhan PDB dipublikasikan oleh Badan Pusat
nasional industri pengolahan Statistik (BPS)
non-migas dan
Kontribusi PDB
industri pengolahan
non-migas terhadap
PDB nasional Tj1.2 Kontribusi PDB Kontribusi PDB industri Persen 18,4-18,7 18,6-19,1 18,8-19,4
industri pengolahan pengolahan non-migas dihitung
non-migas dengan membandingkan nilai
terhadap PDB PDB industri pengolahan non-
nasional migas dengan nilai PDB
Indonesia

Tj1.3 Penyerapan tenaga Jumlah tenaga kerja yang Juta 16,2-16,3 16,5-16,7 16,8-17,1
kerja di sektor terserap di sektor industri Orang
industri pengolahan non migas
Note:
Merupakan jumlah kumulatif
sampai dengan tahun berjalan

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia


Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan
30
SASARAN STRATEGIS KEMENPERIN TAHUN 2015-2019 (stakeholder)

Target
Kode Sasaran Strategis Kode Indikator Kinerja SS Satuan
Sasaran
2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

S1 Meningkatnya populasi dan S1.1 Unit industri pengolahan non-migas besar Unit 1.703 1.931 2.156
persebaran industri sedang yang tumbuh

S1.2 Unit Industri Kecil yang tumbuh Industri 5000 5000 5000
Kecil

S1.3 Nilai investasi di sektor industri pengolahan Rp 325-350 395-420 480-500


non-migas triliun

S1.4 Nilai tambah sektor industri di luar pulau Persen 28,4-25,5 28,8-29,0 29,4-30,0
jawa terhadap nilai tambah sektor industri
nasional
S1.5 Kawasan industri yang terbangun Kawasan 5 6 6
industri

S1.6 Sentra IKM di luar pulau jawa yang dibangun Sentra 2 7 8


dan beroperasi
IKM

S1.7 Unit usaha industri besar sedang di luar Pulau Persen 17,85 18,00 18,14
Jawa terhadap total populasi industri besar
sedang nasional

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia


Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan
31
SASARAN STRATEGIS KEMENPERIN TAHUN 2015-2019 (stakeholder)

Target
Kode Sasaran Strategis Kode Indikator Kinerja SS Satuan
Sasaran
2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

S2 Meningkatnya daya saing dan S2.1 Kontribusi ekspor produk industri Persen 76,6-77,0 77,3-77,5 77,6-78,0
produktivitas sektor industri pengolahan non-migas terhadap ekspor
nasional

S2.2 Penguasaan teknologi industri Persen 5 5 5

S2.3 Penurunan impor produk industri yang SNI, Persen 5 5 5


ST dan/atau PTC diberlakukan secara Wajib

S2.4 SDM Industri kompeten yang terserap di Orang 30,000 55,300 65,680
dunia kerja

S2.5 Produktivitas SDM industri Rp. Juta 398,5 433,4 472,9

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia


Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan
32
SASARAN STRATEGIS KEMENPERIN TAHUN 2015-2019 (bisnis internal)

Target
Kode Sasaran Strategis Kode Indikator Kinerja SS Satuan
Sasaran
2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

T1 Tersedianya kebijakan T1.1 Peraturan perundangan yang diselesaikan PP/ 8 4 4


pembangunan industri yang Perpres/
efektif Permen

T1.2 Peraturan perundang-undangan bidang Persen 95 95 100


industri yang diundangkan

T1.3 Standar Industri Hijau yang ditetapkan Persen 16 18 22

T2 Terselenggara nya urusan T2.1 Produk industri tersertifikasi Tingkat Sertifika 1000 1.000 1.000
pemerintahan di bidang Komponen Dalam Negeri (TKDN) > 40% t
perindustrian yang berdaya saing
dan berkelanjutan T2.2 Kontribusi investasi yang memanfaatkan Persen 5 5 5
fasilitas fiskal

T2.3 Industri berorientasi ekspor Persen 60 60 62

T2.4 Pendidikan Vokasi Industri berbasis Unit 19 21 23


kompetensi yang terbentuk

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia


Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan
33
SASARAN STRATEGIS KEMENPERIN TAHUN 2015-2019 (bisnis internal)

Target
Kode Sasaran Strategis Kode Indikator Kinerja SS Satuan
Sasaran
2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

T2.5 Infrastruktur kompetensi yang terbentuk SKKNI 44 40 40

LSP dan 10 10 10
TUK

T2.6 Lembaga Pendidikan/pelatihan Industri Unit 8 8 8


berbasis kompetensi yang terbentuk

T2.7 Perusahaan/ industri yang didampingi dalam Kelompok 5 6 6


penanganan kasus industri

T2.8 Kerjasama internasional bidang industri yang Dokumen 4 6 6


ditandatangani kerjasama

T3 Terselengga-ranya pengendalian T3.1 Penyelesaian tindak lanjut Persen 87 87 87


dan pengawas-an industri secara saran/rekomendasi hasil pengawasan
profesional dan partisipatif

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia


Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan
34
SASARAN STRATEGIS KEMENPERIN TAHUN 2015-2019 (kelembagaan)

Target
Kode Sasaran Strategis Kode Indikator Kinerja SS Satuan
Sasaran
2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

L1 Terwujudnya ASN Kementerian L1.1 Rata-rata nilai prestasi kerja pegawai Nilai 80 81 82
Perindustrian yang profesional Kementerian Perindustrian
dan berkepribadian
L1.2 Rata-rata produktivitas kinerja minimum Jam 1320 1320 1320
pegawai Kementerian Perindustrian Kerja

L1.3 Kualifikasi pendidikan Pegawai Kementerian Orang 100 100 100


Perindustrian

L2 Tersedianya sistem informasi L2.1 Kesesuaian data dan informasi industri Persen 50 60 70
yang andal dan mudah diakses terhadap kebutuhan stakeholder

L2.2 Ketersediaan Sistem (uptime) Persen 100 100 100

L2.3 Modul aplikasi utama pada SIINAS Persen - - -

L2.4 Modul aplikasi pendukung pada SIINAS Persen 45 75 100

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia


Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan
35
SASARAN STRATEGIS KEMENPERIN TAHUN 2015-2019 (kelembagaan)

Target
Kode Sasaran Strategis Kode Indikator Kinerja SS Satuan
Sasaran
2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

L3 Terwujudnya birokrasi yang L3.1 Penilaian Mandiri Reformasi Birokrasi Nilai 76 78 80


efektif, efisien, dan berorientasi (PMPRB)
pada layanan prima
L3.2 Tingkat kematangan SPIP Level 3 3 3

L4 Tersusunnya perencanaan L4.1 Tingkat akuntabilitas Laporan Keuangan dan Nilai Capaian Standar Tertinggi
program, pengelolaan keuangan BMN
serta pengendalian yang
berkualitas dan akuntabel
L4.2 Status pengelolaan BMN Kementerian Persen 13 16 20
Perindustrian

L4.3 Anggaran Kementerian Perindustrian yang Persen 10 5 5


diblokir

L4.4 Kesesuaian rencana program dan kegiatan Persen 94 95 100


prioritas dengan Dokumen Perencanaan

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia


Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan
36
Penyusunan Rencana Kinerja
V dan Perjanjian Kinerja

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia


Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan
37
Keselarasan Antar Dokumen Perencanaan
RENCANA KINERJA (RENKIN)

• Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari
sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis, yang akan
dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan.

• Di dalam rencana kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh
indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan.

• Penyusunan rencana kinerja dilakukan seiring dengan agenda penyusunan kebijakan


dan anggaran, serta merupakan komitmen bagi instansi untuk mencapainya dalam
tahun tertentu.

• Komponen Rencana Kinerja:


 Sasaran
 Indikator Kinerja

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia


Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan
39
OUTLINE MINIMAL RENKIN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI • Latar belakang : menyajikan narasi keperluan disusunnya dokumen
Rencana Kinerja Tahunan
BAB I PENDAHULUAN
• Maksud & Tujuan : maksud dan tujuan penyusunan dokumen
Latar Belakang Rencana Kinerja Tahunan

Maksud dan Tujuan • Tugas & Fungsi : menyajikan tugas dan fungsi unit organisasi
• Ruang lingkup : menyajikan cakupan yang disajikan dalam dokumen
Tugas Pokok dan Fungsi Rencana Kinerja
Ruang Lingkup
BAB II PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN• Hasil-hasil : menyajikan narasi hasil-hasil yang telah dicapai
oleh unit organisasi
INDUSTRI
• Arah kebijakan : menyajikan visi, misi dan arah kebijakan yang
Hasil-hasil Pelaksanaan Program ditetapkan oleh unit organisasi pada tahun
bersangkutan (2017)
/Kegiatan
Arah kebijakan
• Sasaran : merupakan sasaran strategi unit eselon I pada
BAB III RENCANA KINERJA tahun yang bersangkutan, sesuai dengan turunan dari
Sasaran Rencana Strategis unit eselon I tersebut
• Indikator kinerja : merupakan indikator kinerja sasaran strategis unit
Indikator Kinerja eselon I tersebut
Kegiatan • Kegiatan : merupakan kegiatan-kegiatan yang mendukung
pencapaian target sasaran strategis yang ditetapkan
BAB IV PENUTUP dalam dokumen Rencana Kinerja tersebut
LAMPIRAN
Kementerian
FormulirPerindustrian
Rencana Republik Indonesia
Kinerja
Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan
40
KETERKAITAN RENSTRA DENGAN RENKIN

Renstra Unit Eselon I Tahun 2015 - 2019

Target
Sasaran Indikator
Satuan
Strategis Kinerja 201
2015 2017 2018 2019
6

Renkin Unit Eselon I Tahun 2019

Target
Sasaran Indikator
Satuan
Strategis Kinerja
2019

• Potongan Renstra di tahun 2019


• SELARAS

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia


Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan
41
KETERKAITAN RENKIN DENGAN RENJA

Renkin Unit Eselon I Tahun 2019

Target
Sasaran Indikator
Satuan
Strategis Kinerja
2019
Sasaran strategis harus
berorientasi hasil (outcome)

Formulir 2 Renja Unit Eselon I Tahun 2019

Indikator Kinerja Alokasi Tahun


Sasaran Program Target Tahun
Program 2019
(Outcome) (IKP) 2019 (Juta Rupiah)

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia


Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan
42
PERJANJIAN KINERJA (PERKIN)

• PERATURAN PRESIDEN NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI
PEMERINTAH (SAKIP)

Pasal 9 ayat (1) :


(1) Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4 menyusun
lembar/dokumen Perjanjian Kinerja dengan memperhatikan dokumen pelaksanaan anggaran

• PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI


NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN
TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
 Pihak yang menyusun Perjanjian Kinerja:
a. Pimpinan tertinggi (Menteri dan Pimpinan Lembaga)  ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan
Lembaga
b. Pimpinan Unit Kerja (eselon I)  ditandatangani pejabat yang bersangkutan dan disetujui oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga
c. Pimpinan Satuan Kerja  ditandatangani oleh pimpinan satuan kerja dan pimpinan unit kerja
d. Selain yang diatur di atas, Menteri/Pimpinan Lembaga dapat memperluas praktek penyusunan
perjanjian kinerja sesuai kebijakan internal.
e. Bagi K/L yang menyalurkan dana dekon/TP maka wajib menyusun perjanjian kinerja tersendiri
antara pimpinan unit organisasi dengan satker daerah.

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia


Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan
43
PERJANJIAN KINERJA

• PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI


BIROKRASI NOMOR 53 TAHUN 2014 … (lanjutan)

 Waktu Penyusunan Perjanjian Kinerja


Perjanjian kinerja harus disusun setelah suatu instansi pemerintah telah menerima dokumen
pelaksanaan anggaran (DIPA) paling lambat satu bulan setelah dokumen anggaran disahkan.

 Penggunaan sasaran dan indikator kinerja


Perjanjian kinerja menyajikan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang menggambarkan hasil yang
utama dan seharusnya, tanpa mengesampingkan indikator lain yang relevan.

 Revisi dan Perubahan Perjanjian Kinerja


Perjanjian kinerja dapat direvisi atau disesuaikan dalam hal terjadi kondisi sebagai berikut: (a)
Terjadi pergantian atau mutasi pejabat, (b) Perubahan dalam strategi yang mempengaruhi tujuan
dan sasaran, (c) Perubahan prioritas/asumsi yang berakibat secara signifikan dalam proses
pencapaian tujuan dan sasaran.

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia


Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan
44
FORMAT PERKIN

 Format Perjanjian Kinerja

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia


Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan
45
FORMAT PERKIN

 Format Perjanjian Kinerja

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia


Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan
46
Draft Perjanjian Kinerja
Kemenperin Tahun 2018

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi hasil,
yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Airlangga Hartarto


Jabatan : Menteri Perindustrian

Berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target
kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan.

Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.

Jakarta, Januari 2018


Menteri Perindustrian,

Airlangga Hartarto

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia


Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan
47
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama (IKU) Target Satuan

1 Meningkatnya populasi dan 1. Unit industri pengolahan non-migas besar sedang yang tumbuh 1.931 Unit
persebaran industri
2. Unit Industri Kecil yang tumbuh 5.000 Industri Kecil

3. Nilai investasi di sektor industri pengolahan non-migas 395-420 Rp triliun

4. Nilai tambah sektor industri di luar pulau jawa terhadap nilai tambah sektor 28,8-29,0 Persen
industri nasional

5. Kawasan industri yang terbangun 6 Kawasan


industri

6. Sentra IKM di luar pulau jawa yang dibangun dan beroperasi 7 Sentra IKM

7. Unit usaha industri besar sedang di luar Pulau Jawa terhadap total populasi 18,0 Persen
industri besar sedang nasional
2 Meningkatnya daya saing 1. Kontribusi ekspor produk industri pengolahan non-migas terhadap ekspor 77,3-77,5 Persen
dan produktivitas sektor nasional
industri
2. Penguasaan teknologi industri 5 Persen

3. Penurunan impor produk industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan 5 Persen
secara Wajib

4. SDM Industri kompeten yang terserap di dunia kerja 54.700 Orang

5. Produktivitas SDM industri 433,7 Rp. Juta

Total Anggaran Tahun 2018 : Rp. 2.827.854.207.000,-

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia


Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan
Terima Kasih

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia


Jl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 Jakarta Selatan
49

Anda mungkin juga menyukai