MODUL 2
“PERENCANAAN AGREGAT”
Disusun Oleh :
TIK20A - KELOMPOK 4
Disusun Oleh :
i
RINGKASAN
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan begitu banyak
rahmat dan kenikmatan yang penulis rasakan dalam menyelesaikan laporan ini.
Begitu banyak anugerah yang penulis dapatkan sehingga tidak dapat ditulis semua
bentuk nikmat tersebut, hanya rasa syukur yang terucap.
Ucapan terimakasih yang terdalam kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah
membantu kami menyelesaikan penyusunan laporan yaitu kepada :
1. Dosen Praktik Sistem Produksi Bapak Angling Sugiatna, S.T., M.T. yang
telah memberikan tugas dan membimbing kami dalam melakukan praktikum
serta menyusun laporan Praktikum Sistem Produksi Modul 2 Aggregate ini.
2. Segenap rekan-rekan kelompok yang telah sangat bekerja sama dan
berkontribusi dalam penyusunan laporan ini
3. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian laporan prakrikum modul 2
Aggregate ini dengan baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak
mungkin kami sebutkan satu-persatu.
Namun dalam laporan ini kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Akhir
kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun selaku praktikan pada
khususnya dan seluruh pihak pada umumnya.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
COVER...................................................................................................................i
RINGKASAN.......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vi
DAFAR TABEL.................................................................................................vii
2.2 WinQSB...............................................................................................II-7
iv
2.6 Ongkos-ongkos Dalam Perencanaan Agregat.....................................I-14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................34
LAMPIRAN........................................................................................................35
v
DATAR GAMBAR
III-21
III-25
29
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
kebutuhan produksi bulanan atau triwulanan bagi kelompok produk sebagaimana
yang telah diperkirakan dalam peramalan permintaan. Perencanaan produksi akan
mudah dibuat bila tingkat permintaan bersifat konstan atau bila waktu produksi
tidak menjadi kendala. Tetapi kedua kondisi ini jarang terjadi dalam keadaan
sebenarnya, dimana secara nyata tingkat permintaan akan berfluktuasi dan
perusahaan selalu dibatasi oleh tanggal waktu penyerahan produk. Perencanaan
produksi yang tidak tepat dapat mengakibatkan tingginya/rendahnya tingkat
persediaan, sehingga mengakibatkan peningkatan ongkos simpan/ongkos
kehabisan persediaan. Dan yang lebih fatal, hal tersebut.
Agar penelitian ini lebih terarah dan mudah di pahami sesuai dengan tujuan
pembahasan, maka diperlukan beberapa batasan sebagai berikut:
1. Data permintaan diperoleh dari bulan April 2019 sampai dengan Mei 2020.
I-2
2. Aplikasi yang digunakan adalah Winqsb
3. Data yang digunakan di ambil dari data PT.Ceres.
BAB 1 PENDAHULUAN
I-3
BAB 11 LANDASAN TEORI
I-4
BAB II
LANDASAN TEORI
II-5
energi diklasifikasikan dalam input tetap atau input variabel tergantung
dengan penggunaan energi itu tergantung pada kuantitas produksi yang
dihasilkan.
5. Informasi Informasi sudah dipandang sebagai input tetap karena
digunakan untuk mendapatkan berbagai macam informasi tentang: kebutuhan
atau keinginan pelanggan, kuatitas permintaan pasar, harga produk dipasar,
perilaku pesaing dipasar, peraturan ekspor impor, kebijaksanaan pemerintah,
dan lain-lain.
6. Manajerial Sistem perusahaan saat ini berada pada pasar global yang
sangat kompetitif membutuhkan tenaga ahli untuk meningkatkan perfomansi
sistem itu secara terus-menerus.
b. Proses dalam Sistem Produksi Proses dalam sistem produksi dapat
didefinisikan suatu kegiatan melalui suatu aliran material dan informasi yang
mentransformasikan berbagai input ke dalam output yang bertambah nilai
tinggi.
c. Elemen Output dalam Sistem Produksi Output dari proses dalam sistem
produksi dapat berbentuk barang atau jasa. Pengukuran karateristik output
sebaiknya mengacu pada kebutuhan atau keinginan pelanggan dalam pasar.
Pengukuran pada tingkat output sistem produksi yang relevan adalah
mempertimbangkan kuantitas produk, efisiensi, efektifitas, fleksibilitas, dan
kualitas produk.
2.2 Winqsb
Software WinQSB (Quantity System for business) atau umumnya juga
dikenal dengan namaWINQSB (QSB yang berjalan pada sistem operasi
Windows) merupakan software yang mengandung algoritma problem solving
untuk riset operasi (operational research) dan untuk ilmu manajemen.
Software ini dikembangkan oleh Yih-Long Chang. Software ini terdapat
beberapa submodul yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan
umum dalam menajemen bagi manajer dan masalah bisnis umumnya.
WINQSB sendiri terdapat beberapa modul yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah masalah operation riset dan ilmu manajemen seperti
analisis Sampling, Agregat dalam sistem Produksi, Analisis Keputusan,
II-6
Pemrograman dinamis, goal programming, Tata letak fasilitas, peramalan
permintaan, Sistem inventory, Penjadwalan kerja, Pemrograman Linier dan
Integer, Pernencanaan kebutuhan material (MRP), Proses Markov, dan teori
antrian.Masing-masing permasalahan tersebut bisa diselesaikan dengan
masing-masing modular yang terdapat dalam aplikasi WINQSB ini.Jika anda
kuliah di teknik industri atau di manajemen, atau dibeberapa ilmu yang
mengkaji manajerial, software ini wajib dipakai dan dipelajari. Apalagi untuk
di dunia kerja yang sudah tidak membutuhkan rumus perhitungan, tapi lebih
kearah hasil perhitungan yang benar maka software ini wajib digunakan.
Tujuannya adalah menghasilkan perhitungan yang cepat dari sebuah data
sehingga para pengguna seperti manajer dan pelaku bisnis langsung bisa
mengambil keputusan dari hasil tersebut seketika itu juga.
Simbol-Simbol yang Digunakan dalam Penglahan WinQSB
Beberapa Modular di WINQSB kadang ada yang terpisah dan harus diinstall
sendiri. Namun jika anda mempunyai software yang full anda bisa
menggunakan semua modular yang ada. Adapun modular yang terdapat dalam
WINQSB ini yaitu :
1. Acceptance Sampling Analysis
Acceptance Sampling Analysis digunakan untuk menghitung dan
menganalisis penerimaan sampel dalam melakukan sampling baik itu untuk
data atribut maupun data variabel. jenis Samping yang bisa dianalisis bisa
meliputi Single Sampling, Double Sampling, Multiple Sampling, Sequential
Sampling, Chain Sampling (ChSP-1), Continuous Sampling (CSP-1) dan
Skip-lot Sampling (S kS P-2).
2. Aggregate Planning
Agregate Planning atau perencanaan agregat sering kali digunakan dalam
divisi Planning Production Inventory Control (PPIC) atau dalam sistem
produksi. Agregate planning yaitu menggabungkan dan mengalokasikan
kapasitas produksi yang ada . Ada pun permasalahan yang terdapat dalam
agregasi ini meliputi model sederhana, permasalahan transportasi, dan model
Linear programming . Variabel yang dimasukkan yaitu kapasitas produksi
dihitung dengan WINQSB ini dengan mengisi variabel kapasitas part-time,
over time,
II-7
back order, lost sales, Number of Planning Periods, Capacity Requirement per
Product/Service, Initial Number of Planning Resource ,Initial lnventory,
Backorder of Product/Service sehingga nanti bisa menghitung perencaan
agregasi dalam sistem produksi.
3. Decision Analysis
Untuk menganalisis dari beberapa alternatif keputusan yang diambil sehingga
keputusan yang diambil bisa tetap. WINQSB juga bisa melakukan perhitungan
seperti ini. Adapun permasalahan yang bisa dianalisis meliputi Byesian
Analysis, Payoff Table Analysis, Two-player, Zero-sum Game, dan Decision
Tree Analysis.
4. Dynamic Programming
Banyak permasalahan permasalahan dalam manajemen dan bisnis yang
dirumuskan dalam riset operasi. Salah satunya adalah permrograman dinamis.
Biasanya masalah seperti ini dalam manajemen adalah masalah transportasi
logistik dan supply chain, Permasalahan Knapsack dan Masalah penjadwalan
dalam produksi dan Inventaris.
5. Facility Location and Layout
Meliputi algoritma untuk mendesain dan menata layout dari suatu tempat atau
pabrik dengan memperhatikan material handling, stasiun kerja, kondisi
lingkungan kerja dan beberapa faktor yang lain.
6. Forecasting
Melakukan peramalan terhadap data-data sebelumnya sehingga bisa
memprediksi data diwaktu yang akan datang. Bisanya forecasting dalam bisnis
untuk meramalkan data permintaan bulan depan, data penjualan dan target
penjualan. Dengan Program WINQSB ini dapat menganalisis data untuk
peramalan time series dan peramalan regresi. Masing masing peramalan
mempunyai pola yang berbeda-beda.
7. Goal Programming
Goal programming merupakan perhitungan yang umum dalam riset operasi
untuk bisnis. Goal programming biasanya mencari nilai optimal, maksimal
atau minimum suatu perhitungan yang dirumuskan dalam perhitungan
matematis.
II-8
Tujuan dari goal programing adalah mendapatkan perhitungan yang optimal
dengan memperhatikan beberapa sumber daya yang terbatas.
8. Inventory Theory and System
Sistem Inventori dengan WINQSB dapat menghitung nilai optimal dari
penyimpanan dan penentuan jumlah lot dalam penyimpanan. Inventori
mempunyai banyak metode yang masing-masing bisa berbeda tergantung dari
jenis dan tipe perusahaan. Adapun yang bisa dihitung dengan software ini
meliputi permintaan Economic Order Quantity (EOQ), permintaan Quantity
Discount, Permasalahan Single-period Stochastic Demand (Newsboy),
Masalah Multiple-Period Dynamic Demand Lot-Sizing , Sistem Continuous
Review Fixed-Order-Quantity (s. Q), Sistem Continuous Review Order-Up-To
(s. S), Periodic Review Fixed-Order-Interval (R. S), Periodic Review Optional
Replenishment (R. s. S).
9. Job Schedulling
Job schedulling bisa melakukan penjadwalan kerja sesuai dengan jumlah
sumber daya yang terbatas baik itu mesin, manusia dan jumlah operasi dalam
pekerjaan. Job schedulling ini untuk mendapatkan waktu dan alokasi yang
optimal.
10. Linear and Integer Programming
Linear dan Integer Programming merupakan bagian dari Riset operasi. Banyak
permasalahan perusahaan yang dirumuskan kedalam Linear dan Integer
programming. tujuan dari ini adalah untuk mendapatkan nilai yang optimal
dengan memperhatikan keterbatasan sumber daya.
11. MarKov Process
WinQSB dapat menghitung probabilitas proses Markov yang ada. Proses
Markov merupakan proses probabilatas kejadian di masa yang akan datang
yang hanya dipengaruhi kondisi sesaat diwaktu sekarang.
12. Material Requirements Planning
Material Requirements Planning atau MRP merupakan hal yang penting dalam
sistem produksi dan PPIC. MRP merupakan menghitung perencanaan
kebutuhan kapasitas material yang ada di perusahaan yang sudah disesuaikan
dengan jadwal produksi Induk atau JPS. MRP dengan WINQSB ini dapat
II-9
menghitung dan merencanakan periode kedepan termasuk beberapa level
material dari produk yang dibuat.
13. Network Modeling
Pemodelan jaringan dalam riset operasi.Biasanya digunakan untuk
menghitung beberapa masalah yang ada seperti aliran jaringan, permasalahan
transportasi, Kriteria Tujuan, Minimasi biaya, Maksimasi hasil, Permasalahan
Assignment, Penentuan jalur terpendek, Permasalahan aliran maksimal,
Minimal Spanning Tree, Permasalahan Travelling Salesman.
14. Nonlinear Programming
Sama halnya dengan Linear dan integer programming. Tergantung jenis model
matematika. Digunakan untuk menghitung dan mencari nilai optimal.
15. PERT dan CPM
PERT adalah Program Evaluation and Review Technique. Sedangkan CPM
adalah Critical Path Method. Keduanya adalah algoritma yang digunakan
untuk menghitung jalur kritis dan merencanakan alokasi sumber daya dalam
manajemen proyek.
16. Quadratic Programming
Sama halnya dengan Linear dan integer programming. Tergantung jenis model
matematika. Digunakan untuk menghitung dan mencari nilai optimal.
17. Quality Control Chart
Quality Control Chart merupakan tools dari WINQSB untuk memantau dan
menghitung dari cacat yang dihasilkan dari produksi. Tools ini membantu para
Quality Control dalam menentukan dan menghitung jumlah defect yang ada
sehingga proses produksi layak tidak berjalan.
18. Queuing Analysis
Analisis Antrian untuk menghitung dan menganalisis dari suatu antrian yang
ada dengan kedatangan yang mempunyai tipe probabilitas yang ada. Jumlah
beban dari Server yang ada dalam antrian bisa dihitung dan dianalisis sehingga
layak tidak antrian tersebut. Antrian yang dianalisis meliputi untuk single line
single Server, single line Multi server atau bahkan multi line multi server.
19. Queuing System Simulation
II-10
Untuk menentukan sistem antrian yang ada. Empat komponen dalam teori
antrian seperti populasi kedatangan pelanggan dalam jumlah yang berbeda
dapat ditampilkan simulasinya.
Perkiraan atau peramalan tersebut lebih dikenal oleh pelaku ekonomi
sebagai forecasting yang merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menjamin
sebuah tingkat perkiraan agar akurat dan bisa digunakan sebagai dasar
perhitungan sebuah proses bisnis kedepannya, Dalam hal ini tentu Anda
memerlukan sebuah alat ukur yang akurat dan teruji berdasarkan jenis
perkiraan itu sendiri.
Forecasting sangat diperlukan ketika Anda akan menentukan jumlah produk
yang akan hendak diproduksi. Tanpa melakukan proses ini, Anda mungkin
akan kesulitan untuk menentukan berapa jumlah yang tepat. Seperti halnya
jika produksi terlalu banyak, Anda mungkin akan mengalami kerugian akibat
permintaan yang sedikit, sementara jika jumlah produksi terlalu sedikit dan
ternyata permintaan pasar sangat tinggi maka Anda akan kewalahan dalam
memenuhi permintaan pasar. Disaat seperti ini lah forecasting adalah solusi
yang tepat untuk menangani masalah tersebut.
Manfaat yang didapat dari melakukan forecasting adalah untuk
mengalokasikan anggaran agar tepat sasaran dan tidak berlebihan untuk suatu
produk. Selain itu, ada beberapa manfaat lainnya yang bisa Anda dapatkan,
seperti:
a. Memprediksi masa depan bisnis atau usaha Anda
b. Memenuhi kepuasan pelanggan
c. Tetap mengikuti tren
d. Mudahkan saat proses meminjam uang
e. Sebagai tolak ukur dan menjaga kondisi keuangan perusahaan
II-11
menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi dengan
menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerja
lembur, tingkat subkontrak dan variabel lain yang dapat dikendalikan.
Keputusan penjadwalan menyangkut perumusan rencana bulanan dan kuartalan
yang mengutamakan masalah mencocokkan produktifitas dengan permintaan
yang fluktuatif. Oleh karenanya perencanaan agregat termasuk dalam rencana
jangka menengah.
Ada empat hal yang diperlukan dalam perencanaan agregat antara lain:
a. Keseluruhan unit yang logis untuk mengukur penjualan dan output.
Maksudnya di sini adalah untuk meramalkan agregat yang
b. Prediksi permintaan untuk suatu periode perencanaan jangka menengah yang
layak pada waktu agregat.
c. metode untuk menentukan biaya.
d. model yang mengombinasikan prediksi dan biaya sehingga keputusan
penjadwalan dapat dibuat untuk periode perencanaan.
II-12
yang saling berhubungan, perencana harus memilih tingkat output untuk sebuah
fasilitas selama 3 hingga 12 bulan yang akan datang. Dalam perencanaan agregat,
rencana produksi tidak menguraikan per produk tetapi menyangkut berapa banyak
produk yang akan dihasilkan tanpa mempermasalahkan jenis dan produk tersebut.
Sebagai contoh pada perusahaan pembuat mobil, hanya memperhitungkan berapa
banyak mobil yang akan dibuat, tetapi bukan berapa banyak mobil dua pintu atau
empat pintu atau berapa banyak mobil berwarna merah atau biru.
II-14
2.7 Strategi Perencaan Aggregat
Pada umumnya, ada empat jenis strategi yang dapat dipilih dalam
membuat perencanaan agregat. Pemilihan strategi tersebut tergantung dari
kebijaksanaan perusahaan, keterbatasan perusahaan dalam prakteknya, dan
pertimbangan biaya. Keempat jenis strategi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Memproduksi banyak barang pada saat permintaan rendah, dan menyimpan
kelebihannya sampai saat yang dibutuhkan. Alternatif ini akan menghasilkan
tingkat produksi relatif konstan, tetapi mengakibatkan ongkos persediaan yang
tinggi.
b. Merekrut (menambah) tenaga kerja pada saat permintaan tinggi dan
memberhentikannya (mengurangi) pada saat permintaan rendah. Penambahan
tenaga kerja memerlukan biaya rekruitmen dan pelatihan. Biaya konpensasi dan
reorganisasi sering kali harus dikeluarkan jika dilakukan pengurangan tenaga
kerja. Biaya-biaya ini biasanya diikuti oleh biaya tak tampak seperti: kemerosotan
moral kerja dan turn over tenaga kerja yang tinggi. Karena kapasitas fasilitas
produksi adalah tetap, maka penurunan produktivitas mungkin akan terjadi jika
penambahan tenaga kerja tanpa disertai dengan penambahan peralatan produksi
(mesin-mesin).
c. Melemburkan pekerja. Alternatif ini sering dipakai dalam perencanaan agregat,
tetapi ada keterbatasannya dalam menjadwalkan kapasitas mesin dan tenaga kerja
yang ada. Jika permintaan naik, maka kapasitas produksi dapat dinaikkan dengan
melemburkan pekerja. Tetapi penggunaan lembur hanya dapat dilakukan dalam
batas-batas maksimum kerja lembur yang bisa dilakukan perusahaan, misalnya
pemerintah mengatur kerja lembur tidak boleh melebihi 25% dari waktu total
kerja reguler. Kenaikkan kapasitas produksi melebihi aturan tersebut hanya dapat
dilakukan melalui penambahan tenaga kerja. Alternatif lembur akan menyebabkan
biaya tambahan karena biasanya tarif upah lembur adalah 150% dari upah regular.
Jika permintaan turun, maka kapasitas produksi dapat disesuaikan dengan
mengatur pekerja (undertime). Undertime akan mengakibatkan biaya tetap yang
harus dibayar meskipun tenaga menganggur, kecuali manajemen dapat
memberikan kerja tambahan selama mereka menganggur seperti pemeliharaan
mesin dan lain-lain.
II-15
d. Mensubkontrakkkan sebagian pekerjaan pada saat sibuk. Alternatif ini akan
mengakibatkan tambahan ongkos karena subkontrak dan ongkos kekecewaan
konsumen bila terjadi kelambatan penyerahan dari barang yang disubkontakkan.
Masing-masing alternatif tersebut akan mempunyai dampak yang
berpengaruh secara psikologis (moral, produktivitas) maupun non psikologis
(ongkos, efisiensi). Sebagai contoh, perusahaan yang menaikkan tingkat produksi
dengan cara lembur pada saat permintaan tinggi ada kemungkinan akan
mengalami penurunan semangat pekerja pada saat lembur ditiadakan. Biasanya
bagian perencanaan produksi akan membuat strategi perencaan agregat dengan
mengkombinasikan alternatif-alternatif di atas sehingga fluktuasi permintaan
dapat dikendalikan dan biaya total produksi yang direncanakan dapat ditekan
seminim mungkin.
II-16
b. Total kapasitas untuk horison perencanaan harus sama dengan total peramalan
kebutuhan. Bila tidak sam, kita gunakan variabel bayangan (dummy) sebanyak
jumlah selisih tersebut dengan unit cost = 0.
c. Semua hubungan biaya merupakan hubungan linier.
II-17
BAB III
PENGOLAHAN DATA
3.1 Flowchart
Mulai
Identifikasi Masalah
Studi Literatur
Pengumpulan
Data
Selesai
III-18
Penjelasan singkat mengenai flowchart diatas,setelah dimulai maka
dilanjutkan dengan mengidentifikasi masalah yang didalamnya terdapat beberapa
permasalahan mengenai praktikum kali ini, selanjutnya adalah studi literature
dimana dijelaskan beberapa indeks atau keterangan yang diperoleh dari data
permasalahan tersebut. Pengumpulan data dilakukan sebelum dilakukannya
analisis. Kemudian dilakukan analisis terhadap data yang sudah terkumpul dalam
praktikum kali ini menggunakan software WinQSB. Lalu membahas terhadap apa
yang sudah di analisis. Setelah itu, terdapat kesimpulan dan saran dari apa yang
sudah dibahas sebelumnya.
III-19
3.3 Pengolahan Data
Ada beberapa tahapan dalam melakukan pengolahan data diantaranya :
1. Buka program WinQSB, kemudian pilih Aggeragate Planning
III-20
- Kolom Problem Type pilih General Liniear Programing Model, beri silang pada
Overtime, Hire/Dismissal, Subcontracting, dan Backorder untuk memunculkan
variabel-variabel tersebut sebagai pendukung penyelesaian masalah.
3. Isi tabel Planning Information sesuai asumsi yang telah ditentukan sesuai
masing-masing kelompok.
III-21
- Forecast demand diperoleh dari hasil peramalan di modul 1 selama 6
periode
- Initial Number of Employee adalah jumlah pegawai yang dimiliki
perusahaan SASUKE
- Regular Time Capacity in Hour/Employee adalah jumlah waktu kerja
setiap pekerja
- Regular Time Cost/Hour adalah upah pegawai per jam
- Overtime Capasity in Hour/Employee adalah jumlah waktu lembur setiap
pekerja
- Overtime Cost/Hour adalah biaya lembur/jam
III-22
Gambar 3.3.4 Hasil Penyelesaian Masalah Agregat
5. Untuk mengetahui jadwal produksi, klik Result > Show Production Schedule
III-23
6. Selain itu, dapat diketahui analisis biaya dari perencanaan ageregat ini. ntuk
mengetahuinya, klik Result > Show Cost Analysis
7. Tampilkan dalam bentuk grafik dengan klik Result > Show Graphic Analysis
III-24
Pilih kategori Quantity Items kemudian klik semua variabel agar dapat
ditampilkan dan dihubungkan dengan variabel yang lain, kemudian Klik
OK
III-25
Gambar 3.3.9 Tampilan Kategori Grafik Analis.
III-26
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dapat dilihat dari hasil penjadwalan agregat ini tidak terdapat overtime production
Pada semua periode,hal ini karena demand disetiap periodenya sudah mampu
IV-27
memenuhi total produksi sehingga tidak diperlukan overtime agar target produksi
tercapai. Karena semua demand disetiap periode selalu bertambah maka
dibutuhkan subkontrakdi periode 1-6,. Selain itu pada periode 5 dan 6 terjadi
ending backorder, hal ini terjadi karena permintaan pada proses sebelumnya tidak
dapat terpenuhi,sehingga pada periode 5 dan 6 terjadi ending backorder dan pada
periode 5 dan 6 tidak terjadi proses produksi karena periode sebelumnya masih
belum terpenuhi,sehingga tidak ada barang yang masuk pada periode tersebut.
Tidak terdapat terdapat hiring atau perekrutan karyawan karena karyawan yang
ada masih cukup berfungsi untuk membantu proses berjalannya produksi.
Selain itu dapat dilihat analisis biaya dari perencanaan agregat sebagai berikut :
IV-28
Dari hasil analisis biaya dapat dilihat bahwa reguler time yang diperoleh adalah
0$ karena persediaan safety stock yang mencukupi dengan under time yang diperoleh
adalah $70.784.06 ,overtime yang diperoleh sebesar $0. Selain itu subcontracting cost
pada periode 4 adalah sebesar
$1.354.660 dengan biaya persediaan dari periode 1-6 sebesar $273.000,dan biaya
pemesanan kembali sebesar $417.689.06. Karena pada periode terjadi penambahan orang
maka muncul lah biaya sebesar $1.724.000
Selain itu dapat dilihat dalam bentuk grafik perencaan agregat untuk permasalahan
agregat ini, hasil grafik dapat dilihat seperti pada gambar berikut :
IV-29
Gambar 4.1.4 Hasil Perbandingan Biaya
Dari hasil grafiik tersebut dapat dilihat bahwa pada setiap periode total production dan
production requrement selalu memiliki tinggi yang sejajar. Dalam grafik juga dapat
dilihat bahwa subcontracting terdapat pada periode 1-4, sedangkan pada periode 5 dan 6
tidak terjadi proses produksi sehingga muncul ending backorder dengan posisi kebawah.
Begitu pula dengan hasil grafik perbandingan biaya cara pembacaannya masih sama
seperti pada hasil grafik agregat namun yang membedakan adalah dengan bentuk nomial
dolar.
4.2 Pembahasan
Dalam praktikum kali ini dapat dilihat bahwa setiap perusahaan haruslah
membuat perencanaan terlebih dahulu sebelum melakukan produksi, karena
perencanaan agregat ini sangat membantu dalam mengetahui seberapa lancar
proses produksi yang akan dilakukan, serta berapa biaya yang diperlukan serta
berapa jumlah karyawan yang akan diterjunkan untuk menjalankan produksi.
IV-30
Dalam permasalahan ini dari ke 6 periode terdapat 4 periode yang terdapat
subcontracting yaitu 67.773 hal ini dikarenakan pada periode sebelumnya
demand tidak terpenuhi oleh total production ,dikarenakan Ending inventory
yang sedikit.
IV-31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
V-32
5.2 Saran
Setelah melakukan Perencanaan Aggrerat (Aggrerat Planning), diharapkan
dapat memberikan gambaran jelas mengenai suatu penjadwalan proses produksi
suatu perusahaan dengan racangan biaya yang serendah mungkin. Proses
Perencanaan Aggrerat ini alangkah lebih baik dilakukan oleh setiap perusahaan
terutama perusahaan manufaktur, rumah sakit, akademi serta, pernerbit buku.
Lalu, Perencanaa Aggrerat ini juga diharapkan dapat mengatur persediaan produk
jadi untuk mencapai target dan membuat penyesuaian.
V-33
DAFTAR PUSTAKA
Sukendar, I., & Kristomi, R. (2008). Metoda Agregat Planning Heuristik Sebagai
Perencanaan dan Pengendalian Jumlah Produksi Untuk Minimasi Biaya.
In Prosiding Seminar Nasional Teknoin.
34
LAMPIRAN
35
36