Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM PRODUKSI

MODUL 2
“PERENCANAAN AGREGAT”

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Praktikum Sistem Produksi
Program Strata Satu Jurusan Teknik Industri
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung

Disusun Oleh :

TIK20A - KELOMPOK 4

Neng Lupi Damayanti 20262011286

Rizal Septian 20262011225


Rizki Septiawan 20262011194

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI
BANDUNG
2022
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM PRODUKSI
MODUL 2
“PERENCANAAN AGREGAT”

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Praktikum Sistem Produksi
Program Strata Satu Jurusan Teknik Industri
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung

Disusun Oleh :

TIK 20A - KELOMPOK 4

Neng Lupi Damayanti 20262011286

Rizal Septian 20262011225


Rizki Septiawan 20262011194

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI BANDUNG
2022

i
RINGKASAN

Pada laporan praktikum modul 2 kali ini akan membahas mengenai


Perencanaan Aggrerat (Aggrerat Planning). Perencanaan Aggregat adalah
Perencanaan agregat berarti menggabungkan sumber daya-sumber daya yang
sesuai ke dalam istilah-istilah yang lebih umum dan menyeluruh. Dengan adanya
ramalan permintaan, serta kapasitas fasilitas, persediaan jumlah tenaga kerja dan
input produksi yang saling berkaitan., maka perencanaan harus memilih tingkat
output untuk fasilitas selama tiga sampai delapan belas bulan ke depan.
Dalam suatu perusahaan produksi , perencanaan agregat merupakan suatu halyang
penting karena disini menyangkut biaya sehingga proses produksi dapat
dilaksanakansecara efektif dan efisien. Untuk dapat melakukan perencanaan
agregat , langkah pertama yaitu melakukan peramalan terhadap permintaan data
periode sebelumnya sehingga kitadapat mengetahui rencana kita kedepannya.
Untuk itu pemilihan cara peramalan juga menentukan berjalannya kegiatan
perencanaan agregat ini.
Setelah dilakukan proses penjadwalan aggrerat, Ditemukan adanya
kekurangan persediaan terhadap permintaan yang mengharuskan perusahaan
mengambil subkontrakting

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan begitu banyak
rahmat dan kenikmatan yang penulis rasakan dalam menyelesaikan laporan ini.
Begitu banyak anugerah yang penulis dapatkan sehingga tidak dapat ditulis semua
bentuk nikmat tersebut, hanya rasa syukur yang terucap.
Ucapan terimakasih yang terdalam kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah
membantu kami menyelesaikan penyusunan laporan yaitu kepada :
1. Dosen Praktik Sistem Produksi Bapak Angling Sugiatna, S.T., M.T. yang
telah memberikan tugas dan membimbing kami dalam melakukan praktikum
serta menyusun laporan Praktikum Sistem Produksi Modul 2 Aggregate ini.
2. Segenap rekan-rekan kelompok yang telah sangat bekerja sama dan
berkontribusi dalam penyusunan laporan ini
3. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian laporan prakrikum modul 2
Aggregate ini dengan baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak
mungkin kami sebutkan satu-persatu.

Namun dalam laporan ini kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Akhir
kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun selaku praktikan pada
khususnya dan seluruh pihak pada umumnya.

Bandung, 27 Oktober 2022

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................................i

RINGKASAN.......................................................................................................ii

KATA PENGANTAR.........................................................................................iii

DAFTAR ISI........................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vi

DAFAR TABEL.................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................I-1

1.1. Latar Belakang Masalah ....................................................................... I-1

1.2. Rumusan Masalah................................................................................. I-2

1.3 Identifikasi Masalah.............................................................................. I-2

1.4 Pembatasan Masalah............................................................................. I-2

1.5 Tujuan dan Manfaat .............................................................................. I-3

1.6 Manfaat Praktikum ............................................................................... I-3

1.7 Sistematika Penulisan ........................................................................... I-3

BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................... II-5

2.1. Sistem Produksi ...................................................................................II-5

2.2 WinQSB...............................................................................................II-7

2.3 Perencanaan Agregat ........................................................................II-12

2.4 Tujuan Perencanaan Agregat............................................................II-13

2.5 Sifat Perencanaan Agregat ...............................................................II-13

iv
2.6 Ongkos-ongkos Dalam Perencanaan Agregat.....................................I-14

2.7 Strategi Perencanaan Agregat..........................................................II-16

2.8 Metode Perencanaan Agregat...........................................................II-17

BAB III PENGOLAHAN DATA ................................................................III-19

3.1 Flowchart.......................................................................................... III-19

3.2 Pengumpulan Data ........................................................................... III-20

3.3 Pengolahan Data............................................................................... III-21

BAB IV ANALISIS DATA ..........................................................................IV-27

4.1 Analisis Data .................................................................................... IV-27

4.2 Pembahasan ...................................................................................... IV-30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ V-

32 5.1 Kesimpulan........................................................................................ V-32

5.2 Saran .................................................................................................. V-33

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................34

LAMPIRAN........................................................................................................35

v
DATAR GAMBAR

Gambar 3.3.1 Program WinQSB.........................................................................I-20

Gambar 3.3.2 Tampilan Untuk Membuat Problem Specification.................... III-

20 Gambar 3.3.3 Tampilan Planning Information................................................

III-21

Gambar 3.3.4 Hasil Penyelesain Masalah Agregat......................................... III-23

Gambar 3.3.5 Hasil Penjadwalan Produksi...................................................... III-23

Gambar 3.3.6 Analisis Biaya Dari Perencanaan Agregat ............................... III-24

Gambar 3.3.7 Tampilan Show Graphic Analysis ............................................. III-

24 Gambar 3.3.8 Hasil Grafik ...............................................................................

III-25

Gambar 3.3.9 Tampilan Kategori Grafik Analis.............................................. III-26

Gambar 3.3.10 Hasil Perbandinga Biaya ......................................................... III-26

Gambar 4.1.1 Hasil Penjadwalan Agregat...................................................... IV-27

Gambar 4.1.2 Analisis Biaya Dari Perencanaan Agregat ............................... IV-28

Gambar 4.1.3 Hasil Grafik ............................................................................... IV-

29

Gambar 4.1.4 Hasil Perbandingan Biaya ......................................................... IV-30

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.2.1 Asumsi Permasalahan.......................................................................I-19

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan industri saat ini sudah berkembang sedemikian cepatnya dan


tidak dapat dielakkan persaingan antar perusahaan akan semakin ketat. Untuk
dapat bersaing sebuah perusahaan harus mampu mengatasi dengan baik segala
permasalahan yang terjadi dalam perusahaannya sendiri. Di dunia industri saat ini
sering kali banyak kita jumpai permasalahan-permasalahan yang rumit. Hal ini
tentu saja menuntut setiap industri untuk mencari alternatif terbaik untuk
memecahkan permasalahan yang ada dalam perusahan.

Agregate planning adalah perencanaan jangka menengah yang digunakan


untuk mengalokasikan kapasitas sumberdaya untuk memenuhi permintaan
konsumen. Aggregate planning sangat berguna bagi suatu organisasi (perusahaan)
yang menghadapi tingkat permintaan musiman atau sering mengalami fluktuasi.
Untuk menerapkan aggregate planning, perlu diketahui yang mana termasuk
dalam perencanaan jangka menengah pihak-pihak yang ada di perusahaan dapat
mengetahui target-target produksi secara agregate dan kemudian
mempertimbangkan apa dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai target
produksi tersebut.

Agregat Planning merupakan langkah yang dapat membantu perusahaan untuk


mengambil keputusan kapan dan berapa jumlah produk yang harus diproduksi dan
kapan akan dipasarkan kepada konsumen. Sehingga perusahaan pun mendapatkan
keuntungan yang maksimal. Hal ini juga dapat mempengaruhi kepuasan
pelanggan karena perusahaan dituntuk untuk selalu menyediakan produk ketika
produk tersebut dibutuhkan. Tanpa mengesampingkan kepuasan dari para
konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk atau kebutuhan konsumen dapat
terpenuhi. Peramalan permintaan biasanya dibuat untuk kelompok-kelompok
produk secara kasar (tanpa memperhatikan perbedaan spesifikasi produk),
khususnya selama periode waktu yang panjang. Perencanaan agregat kemudian
dikembangkan untuk merencanakan

I-1
kebutuhan produksi bulanan atau triwulanan bagi kelompok produk sebagaimana
yang telah diperkirakan dalam peramalan permintaan. Perencanaan produksi akan
mudah dibuat bila tingkat permintaan bersifat konstan atau bila waktu produksi
tidak menjadi kendala. Tetapi kedua kondisi ini jarang terjadi dalam keadaan
sebenarnya, dimana secara nyata tingkat permintaan akan berfluktuasi dan
perusahaan selalu dibatasi oleh tanggal waktu penyerahan produk. Perencanaan
produksi yang tidak tepat dapat mengakibatkan tingginya/rendahnya tingkat
persediaan, sehingga mengakibatkan peningkatan ongkos simpan/ongkos
kehabisan persediaan. Dan yang lebih fatal, hal tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas yang q

menjadi pokok permasalahannya adalah:

1. Bagaimana merencanakan dan mengendalikan kapasitas produksi


2. untuk memenuhi permintaan yang akan datang dengan total biaya yang
minimal di DoubleFive Store and Clothing”. ?

1.3 Identifikasi Masalah

Masalah yang akan diidentifikasi dalam praktikum kali ini adalah:

1. Bagaimana cara menghitung proses penjadwalan produksi dengan biaya


serendah mungkin di PT. Ceres

1.4 Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan mudah di pahami sesuai dengan tujuan
pembahasan, maka diperlukan beberapa batasan sebagai berikut:
1. Data permintaan diperoleh dari bulan April 2019 sampai dengan Mei 2020.

I-2
2. Aplikasi yang digunakan adalah Winqsb
3. Data yang digunakan di ambil dari data PT.Ceres.

1.5 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mampu menyusun Agregate Planning.

2. Untuk meminimasi biaya akhir pada priode perencanaan pengendalian tenaga


kerja dan pengendalian persediaan.

3. Sebagai masukan perencanaan sumber daya sehingga perencanaan sumber daya


dikembangkan untuk mendukung perencanaan produksi.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Meminimalkan biaya produksi dan mengendalikan produksi untuk


memenuhi permintaan.
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi, pertimbangan dan
usulan bagi perusahaan terhadap masalah yang berhubungan dengan perencanaan
produksi.
3. Mahasiswa dapat mengerti tentang pola pengendalian proses produksi
menggunakan metode aggregate planning heuristik.

1.7 Sistematika Penulisan Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang,rumusan masalah,identifikasi masalah,batasan


masalah,tujuan masalah,dan manfaat masalah.

I-3
BAB 11 LANDASAN TEORI

Berisi tentang teori dasar sebagai acuan praktikum.

BAB 111 PENGOLAHAN DATA

Berisi tentang pengumpulan data,alat dan bahan,pengolahan data sebelumnya.

BAB IV ANALISIS DATA

Berisi tentang analisis dan pembahasan dari bab sebulunya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan dan saran.

I-4
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Produksi


Menurut Nasution (2003), sistem produksi adalah kumpulan
komponenkomponen yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya
untuk tujuan mentransformasikan input produksi menjadi output produksi.
Dalam proses produksi mempunyai elemen-elemen utama yaitu input, proses,
dan output.
Menurut Gaspersz (1998), konsep dasar sistem produksi terdiri dari:
a. Elemen Input dalam Sistem Produksi Elemen input dapat diklasifikasikan
kedalam dua jenis, yaitu: input tetap (fixed input) merupakan input produksi
yang tingkat penggunaannya tidak bergantung pada jumlah output yang akan
diproduksi. Sedangkan input variabel (variable input) merupakan input
produksi yang tingkat penggunaannya bergantung pada output yang akan
diproduksi. Dalam sistem produksi terdapat beberapa input baik variabel
maupun tetap adalah sebagai berikut :
1. Tenaga Kerja ( labor ) Operasi sistem produksi membutuhkan campur
tangan manusia dan orangorang yang terlibat dalam proses sistem produksi.
Input tenaga kerja yang termasuk diklasifikasikan sebagai input tetap.
2. Modal Operasi sistem produksi membutuhkan modal. Berbagai macam
fasilitas peralatan, mesin produksi, bangunan, gudang, dapat dianggap sebagai
modal. Dalam jangka pendek modal diklasifikasikan sebagai input variabel.
3. Bahan Baku Bahan baku merupakan faktor penting karena dapat
menghasilkan suatu produk jadi. Dalam hal ini bahan baku diklasifikasikan
sebagai input variabel.
4. Energi Dalam aktivitas produksi membutuhkan banyak energi untuk
menjalankan aktivitas seperti untuk menjalankan mesin dibutuhkan energi
berupa bahan bakar atau tenaga listrik, air untuk keperluan perusahaan. Input

II-5
energi diklasifikasikan dalam input tetap atau input variabel tergantung
dengan penggunaan energi itu tergantung pada kuantitas produksi yang
dihasilkan.
5. Informasi Informasi sudah dipandang sebagai input tetap karena
digunakan untuk mendapatkan berbagai macam informasi tentang: kebutuhan
atau keinginan pelanggan, kuatitas permintaan pasar, harga produk dipasar,
perilaku pesaing dipasar, peraturan ekspor impor, kebijaksanaan pemerintah,
dan lain-lain.
6. Manajerial Sistem perusahaan saat ini berada pada pasar global yang
sangat kompetitif membutuhkan tenaga ahli untuk meningkatkan perfomansi
sistem itu secara terus-menerus.
b. Proses dalam Sistem Produksi Proses dalam sistem produksi dapat
didefinisikan suatu kegiatan melalui suatu aliran material dan informasi yang
mentransformasikan berbagai input ke dalam output yang bertambah nilai
tinggi.
c. Elemen Output dalam Sistem Produksi Output dari proses dalam sistem
produksi dapat berbentuk barang atau jasa. Pengukuran karateristik output
sebaiknya mengacu pada kebutuhan atau keinginan pelanggan dalam pasar.
Pengukuran pada tingkat output sistem produksi yang relevan adalah
mempertimbangkan kuantitas produk, efisiensi, efektifitas, fleksibilitas, dan
kualitas produk.

2.2 Winqsb
Software WinQSB (Quantity System for business) atau umumnya juga
dikenal dengan namaWINQSB (QSB yang berjalan pada sistem operasi
Windows) merupakan software yang mengandung algoritma problem solving
untuk riset operasi (operational research) dan untuk ilmu manajemen.
Software ini dikembangkan oleh Yih-Long Chang. Software ini terdapat
beberapa submodul yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan
umum dalam menajemen bagi manajer dan masalah bisnis umumnya.
WINQSB sendiri terdapat beberapa modul yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah masalah operation riset dan ilmu manajemen seperti
analisis Sampling, Agregat dalam sistem Produksi, Analisis Keputusan,

II-6
Pemrograman dinamis, goal programming, Tata letak fasilitas, peramalan
permintaan, Sistem inventory, Penjadwalan kerja, Pemrograman Linier dan
Integer, Pernencanaan kebutuhan material (MRP), Proses Markov, dan teori
antrian.Masing-masing permasalahan tersebut bisa diselesaikan dengan
masing-masing modular yang terdapat dalam aplikasi WINQSB ini.Jika anda
kuliah di teknik industri atau di manajemen, atau dibeberapa ilmu yang
mengkaji manajerial, software ini wajib dipakai dan dipelajari. Apalagi untuk
di dunia kerja yang sudah tidak membutuhkan rumus perhitungan, tapi lebih
kearah hasil perhitungan yang benar maka software ini wajib digunakan.
Tujuannya adalah menghasilkan perhitungan yang cepat dari sebuah data
sehingga para pengguna seperti manajer dan pelaku bisnis langsung bisa
mengambil keputusan dari hasil tersebut seketika itu juga.
Simbol-Simbol yang Digunakan dalam Penglahan WinQSB
Beberapa Modular di WINQSB kadang ada yang terpisah dan harus diinstall
sendiri. Namun jika anda mempunyai software yang full anda bisa
menggunakan semua modular yang ada. Adapun modular yang terdapat dalam
WINQSB ini yaitu :
1. Acceptance Sampling Analysis
Acceptance Sampling Analysis digunakan untuk menghitung dan
menganalisis penerimaan sampel dalam melakukan sampling baik itu untuk
data atribut maupun data variabel. jenis Samping yang bisa dianalisis bisa
meliputi Single Sampling, Double Sampling, Multiple Sampling, Sequential
Sampling, Chain Sampling (ChSP-1), Continuous Sampling (CSP-1) dan
Skip-lot Sampling (S kS P-2).
2. Aggregate Planning
Agregate Planning atau perencanaan agregat sering kali digunakan dalam
divisi Planning Production Inventory Control (PPIC) atau dalam sistem
produksi. Agregate planning yaitu menggabungkan dan mengalokasikan
kapasitas produksi yang ada . Ada pun permasalahan yang terdapat dalam
agregasi ini meliputi model sederhana, permasalahan transportasi, dan model
Linear programming . Variabel yang dimasukkan yaitu kapasitas produksi
dihitung dengan WINQSB ini dengan mengisi variabel kapasitas part-time,
over time,

II-7
back order, lost sales, Number of Planning Periods, Capacity Requirement per
Product/Service, Initial Number of Planning Resource ,Initial lnventory,
Backorder of Product/Service sehingga nanti bisa menghitung perencaan
agregasi dalam sistem produksi.
3. Decision Analysis
Untuk menganalisis dari beberapa alternatif keputusan yang diambil sehingga
keputusan yang diambil bisa tetap. WINQSB juga bisa melakukan perhitungan
seperti ini. Adapun permasalahan yang bisa dianalisis meliputi Byesian
Analysis, Payoff Table Analysis, Two-player, Zero-sum Game, dan Decision
Tree Analysis.
4. Dynamic Programming
Banyak permasalahan permasalahan dalam manajemen dan bisnis yang
dirumuskan dalam riset operasi. Salah satunya adalah permrograman dinamis.
Biasanya masalah seperti ini dalam manajemen adalah masalah transportasi
logistik dan supply chain, Permasalahan Knapsack dan Masalah penjadwalan
dalam produksi dan Inventaris.
5. Facility Location and Layout
Meliputi algoritma untuk mendesain dan menata layout dari suatu tempat atau
pabrik dengan memperhatikan material handling, stasiun kerja, kondisi
lingkungan kerja dan beberapa faktor yang lain.
6. Forecasting
Melakukan peramalan terhadap data-data sebelumnya sehingga bisa
memprediksi data diwaktu yang akan datang. Bisanya forecasting dalam bisnis
untuk meramalkan data permintaan bulan depan, data penjualan dan target
penjualan. Dengan Program WINQSB ini dapat menganalisis data untuk
peramalan time series dan peramalan regresi. Masing masing peramalan
mempunyai pola yang berbeda-beda.
7. Goal Programming
Goal programming merupakan perhitungan yang umum dalam riset operasi
untuk bisnis. Goal programming biasanya mencari nilai optimal, maksimal
atau minimum suatu perhitungan yang dirumuskan dalam perhitungan
matematis.

II-8
Tujuan dari goal programing adalah mendapatkan perhitungan yang optimal
dengan memperhatikan beberapa sumber daya yang terbatas.
8. Inventory Theory and System
Sistem Inventori dengan WINQSB dapat menghitung nilai optimal dari
penyimpanan dan penentuan jumlah lot dalam penyimpanan. Inventori
mempunyai banyak metode yang masing-masing bisa berbeda tergantung dari
jenis dan tipe perusahaan. Adapun yang bisa dihitung dengan software ini
meliputi permintaan Economic Order Quantity (EOQ), permintaan Quantity
Discount, Permasalahan Single-period Stochastic Demand (Newsboy),
Masalah Multiple-Period Dynamic Demand Lot-Sizing , Sistem Continuous
Review Fixed-Order-Quantity (s. Q), Sistem Continuous Review Order-Up-To
(s. S), Periodic Review Fixed-Order-Interval (R. S), Periodic Review Optional
Replenishment (R. s. S).
9. Job Schedulling
Job schedulling bisa melakukan penjadwalan kerja sesuai dengan jumlah
sumber daya yang terbatas baik itu mesin, manusia dan jumlah operasi dalam
pekerjaan. Job schedulling ini untuk mendapatkan waktu dan alokasi yang
optimal.
10. Linear and Integer Programming
Linear dan Integer Programming merupakan bagian dari Riset operasi. Banyak
permasalahan perusahaan yang dirumuskan kedalam Linear dan Integer
programming. tujuan dari ini adalah untuk mendapatkan nilai yang optimal
dengan memperhatikan keterbatasan sumber daya.
11. MarKov Process
WinQSB dapat menghitung probabilitas proses Markov yang ada. Proses
Markov merupakan proses probabilatas kejadian di masa yang akan datang
yang hanya dipengaruhi kondisi sesaat diwaktu sekarang.
12. Material Requirements Planning
Material Requirements Planning atau MRP merupakan hal yang penting dalam
sistem produksi dan PPIC. MRP merupakan menghitung perencanaan
kebutuhan kapasitas material yang ada di perusahaan yang sudah disesuaikan
dengan jadwal produksi Induk atau JPS. MRP dengan WINQSB ini dapat

II-9
menghitung dan merencanakan periode kedepan termasuk beberapa level
material dari produk yang dibuat.
13. Network Modeling
Pemodelan jaringan dalam riset operasi.Biasanya digunakan untuk
menghitung beberapa masalah yang ada seperti aliran jaringan, permasalahan
transportasi, Kriteria Tujuan, Minimasi biaya, Maksimasi hasil, Permasalahan
Assignment, Penentuan jalur terpendek, Permasalahan aliran maksimal,
Minimal Spanning Tree, Permasalahan Travelling Salesman.
14. Nonlinear Programming
Sama halnya dengan Linear dan integer programming. Tergantung jenis model
matematika. Digunakan untuk menghitung dan mencari nilai optimal.
15. PERT dan CPM
PERT adalah Program Evaluation and Review Technique. Sedangkan CPM
adalah Critical Path Method. Keduanya adalah algoritma yang digunakan
untuk menghitung jalur kritis dan merencanakan alokasi sumber daya dalam
manajemen proyek.
16. Quadratic Programming
Sama halnya dengan Linear dan integer programming. Tergantung jenis model
matematika. Digunakan untuk menghitung dan mencari nilai optimal.
17. Quality Control Chart
Quality Control Chart merupakan tools dari WINQSB untuk memantau dan
menghitung dari cacat yang dihasilkan dari produksi. Tools ini membantu para
Quality Control dalam menentukan dan menghitung jumlah defect yang ada
sehingga proses produksi layak tidak berjalan.
18. Queuing Analysis
Analisis Antrian untuk menghitung dan menganalisis dari suatu antrian yang
ada dengan kedatangan yang mempunyai tipe probabilitas yang ada. Jumlah
beban dari Server yang ada dalam antrian bisa dihitung dan dianalisis sehingga
layak tidak antrian tersebut. Antrian yang dianalisis meliputi untuk single line
single Server, single line Multi server atau bahkan multi line multi server.
19. Queuing System Simulation

II-10
Untuk menentukan sistem antrian yang ada. Empat komponen dalam teori
antrian seperti populasi kedatangan pelanggan dalam jumlah yang berbeda
dapat ditampilkan simulasinya.
Perkiraan atau peramalan tersebut lebih dikenal oleh pelaku ekonomi
sebagai forecasting yang merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menjamin
sebuah tingkat perkiraan agar akurat dan bisa digunakan sebagai dasar
perhitungan sebuah proses bisnis kedepannya, Dalam hal ini tentu Anda
memerlukan sebuah alat ukur yang akurat dan teruji berdasarkan jenis
perkiraan itu sendiri.
Forecasting sangat diperlukan ketika Anda akan menentukan jumlah produk
yang akan hendak diproduksi. Tanpa melakukan proses ini, Anda mungkin
akan kesulitan untuk menentukan berapa jumlah yang tepat. Seperti halnya
jika produksi terlalu banyak, Anda mungkin akan mengalami kerugian akibat
permintaan yang sedikit, sementara jika jumlah produksi terlalu sedikit dan
ternyata permintaan pasar sangat tinggi maka Anda akan kewalahan dalam
memenuhi permintaan pasar. Disaat seperti ini lah forecasting adalah solusi
yang tepat untuk menangani masalah tersebut.
Manfaat yang didapat dari melakukan forecasting adalah untuk
mengalokasikan anggaran agar tepat sasaran dan tidak berlebihan untuk suatu
produk. Selain itu, ada beberapa manfaat lainnya yang bisa Anda dapatkan,
seperti:
a. Memprediksi masa depan bisnis atau usaha Anda
b. Memenuhi kepuasan pelanggan
c. Tetap mengikuti tren
d. Mudahkan saat proses meminjam uang
e. Sebagai tolak ukur dan menjaga kondisi keuangan perusahaan

2.3 Perencanaan Aggregat


Perencanaan agregat (agregate planning) juga dikenal sebagai penjadwalan
agregat adalah suatu pendekatan yang biasanya dilakukan oleh para manajer
operasi untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah
(biasanya antara 3 hingga 12 bulan ke depan). Perencanaan agregat dapat
digunakan dalam

II-11
menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi dengan
menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerja
lembur, tingkat subkontrak dan variabel lain yang dapat dikendalikan.
Keputusan penjadwalan menyangkut perumusan rencana bulanan dan kuartalan
yang mengutamakan masalah mencocokkan produktifitas dengan permintaan
yang fluktuatif. Oleh karenanya perencanaan agregat termasuk dalam rencana
jangka menengah.

2.4 Tujuan Perencaan Aggregat


Pada dasarnya tujuan perencanaan agregat adalah berusaha untuk memperoleh
suatu pemecahan yang optimal dalam biaya atau keuntungan pada periode
perencanaan. Namun bagaimanapun juga, terdapat permasalahan starategis lain
yang mungkin lebih penting daripada biaya rendah. Permasalahan strategis yang
dimaksud itu antara lain mengurangi permasalahan tingkat ketenagakerjaan,
menekan tingkat persediaan, atau memenuhi tingkat pelayanan yang lebih tinggi.
Bagi perusahaan manufaktur, jadwal agregat bertujuan menghubungkan sasaran
strategis perusahan dengan rencana produksi, tetapi untuk perusahaan jasa,
penjadwalan agregat bertujuan menghubungkan sasaran dengan jadwal pekerja.

Ada empat hal yang diperlukan dalam perencanaan agregat antara lain:
a. Keseluruhan unit yang logis untuk mengukur penjualan dan output.
Maksudnya di sini adalah untuk meramalkan agregat yang
b. Prediksi permintaan untuk suatu periode perencanaan jangka menengah yang
layak pada waktu agregat.
c. metode untuk menentukan biaya.
d. model yang mengombinasikan prediksi dan biaya sehingga keputusan
penjadwalan dapat dibuat untuk periode perencanaan.

2.5 Sifat Perencanaan Aggregat


Perencanaan agregat menurut istilah agregat berarti mengkombinasikan
sumber daya yang sesuai ke dalam jangka waktu keseluruhan. Dengan prediksi
permintaan, kapasitas fasilitas, tingkat persediaan, ukuran tenaga kerja, dan input

II-12
yang saling berhubungan, perencana harus memilih tingkat output untuk sebuah
fasilitas selama 3 hingga 12 bulan yang akan datang. Dalam perencanaan agregat,
rencana produksi tidak menguraikan per produk tetapi menyangkut berapa banyak
produk yang akan dihasilkan tanpa mempermasalahkan jenis dan produk tersebut.
Sebagai contoh pada perusahaan pembuat mobil, hanya memperhitungkan berapa
banyak mobil yang akan dibuat, tetapi bukan berapa banyak mobil dua pintu atau
empat pintu atau berapa banyak mobil berwarna merah atau biru.

2.6 Ongkos-ongkos Dalam Perencanaan Aggregat


Berdasarkan keterangan diatas, maka ongkos-ongkos yang terlibat dalam
perencanaan agregat adalah:
a. Hiring Cost (Ongkos Penambahan Tenaga Kerja)
Penambahan tenaga kerja menimbulkan ongkos-ongkos untuk iklan,
proses seleksi dan training. Ongkos training merupakan ongkos yang besar
apabila tenaga kerja yang direkrut adalah tenaga kerja yang belum
berpengalaman.
b. Firing Cost (Ongkos Pemberhentian Tenaga Kerja)
Pemberhentian tenaga kerja biasanya terjadi karena semakin rendahnya
permintaan akan produk yang dihasilkan, sehingga tingkat produksi menurun
dengan drastis. Pemberhentian ini mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan
uang pesangon bagi karyawan yang di-PHK, menurunnya moral kerja dan
produktifitas karyawan yang masih bekerja, dan tekanan yang bersifat sosial.
Kesemua akibat ini dianggap sebagai ongkos pemberhentian tenaga kerja yang
akan ditanggung perusahaan.
c. Overtime Cost and Undertime Cost (Ongkos Lembur Dan Ongkos
Menganggur) Penggunaan waktu lembur bertujuan untuk
meningkatkan output produksi,tetapi konsekwensinya perusahaan harus
mengeluarkan ongkos tambahan lembur yang biasanya 150% dari ongkos kerja
reguler. Disamping ongkos tersebut, adanya lembur akan memperbesar tingkat
absen karyawan karena capek. Kebalikan dari kondisi diatas adalah bila
perusahaan mempunyai kelebihan tenaga kerjadibandingkan dengan jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi. Tenaga kerja berlebih
ini kadang-kadang bisa dialokasikan untuk kegiatan lain yang produktif
meskipun tidak selamanya efektif. Bila tidak dapat
II-13
dilakukan alokasi yang efektif, maka perusahaan dianggap menanggung ongkos
menganggur yang besarnya merupakan perkalian antara jumlah jam kerja yang
tidak terpakai dengan tingkat upah dan tunjangan lainnya.
d. Inventory Cost and Backorder Cost (Ongkos Persediaan Dan Ongkos
Kehabisan Persediaan)
Persediaan mempunyai fungsi mengantisipasi timbulnya kenaikan
permintaan pada saat-saat tertentu. Konsekuensi dari kebijaksanaan persediaan
bagi perusahaan adalah timbulnya ongkos penyimpanan (inventory cost/holding
cost) yang berupa ongkos tertahannya modal, pajak, asuransi, kerusakan bahan,
dan ongkos sewa gudang. Kebalikan dari kondisi diatas, kebijaksanaan tidak
mengadakan persediaan seolah-olah menguntungkan, tetapi sebenarnya dapat
menimbulkan kerugian dalam bentuk ongkos kehabisan persediaan. Ongkos
kehabisan persediaan ini dihitung berdasarkan berapa permintaan yang datang
tetapi tidak dapat dilayani karena barang yang diminta tidak tersedia. Kondisi ini
pada sistem MTO (Make To Order = Memproduksi Berdasarkan Pesanan) akan
mengakibatkan jadwal penyerahan order terlambat, sedangkan pada sistem MTS
(Make To Stock = Memproduksi Untuk Memenuhi Persediaan) akan
mengakibatkan beralihnya pelanggan pada produk lain. Kekecewaan pelanggan
karena tidak tersedianya barang yang diingikan akan diperhitungkan sebagai
kerugian bagi perusahaan, dimana kerugian tersebut akan dikelompokkan sebagai
ongkos kehabisan persediaan. Ongkos kehabisan persediaan ini sama nilainya
dengan ongkos pemesanan kembali bila konsumen masih bersedia menunggu.

e. Subcontract Cost (Ongkos Subkontrak)


Pada saat permintaan melebihi kemampuan kapasitas reguler, biasanya
perusahaan mensubkontrakkan kelebihan permintaan yang tidak bisa ditanganinya
sendiri kepada perusahaan lain. Konsekuensi dari kebijaksanaan ini adalah
timbulnya ongkos subkontrak, dimana biasanya ongkos mensubkontrakkan ini
lebih mahal dibandingkan memproduksi sendiri dan adanya resiko terjadinya
kelambatan penyerahan dari kontraktor

II-14
2.7 Strategi Perencaan Aggregat
Pada umumnya, ada empat jenis strategi yang dapat dipilih dalam
membuat perencanaan agregat. Pemilihan strategi tersebut tergantung dari
kebijaksanaan perusahaan, keterbatasan perusahaan dalam prakteknya, dan
pertimbangan biaya. Keempat jenis strategi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Memproduksi banyak barang pada saat permintaan rendah, dan menyimpan
kelebihannya sampai saat yang dibutuhkan. Alternatif ini akan menghasilkan
tingkat produksi relatif konstan, tetapi mengakibatkan ongkos persediaan yang
tinggi.
b. Merekrut (menambah) tenaga kerja pada saat permintaan tinggi dan
memberhentikannya (mengurangi) pada saat permintaan rendah. Penambahan
tenaga kerja memerlukan biaya rekruitmen dan pelatihan. Biaya konpensasi dan
reorganisasi sering kali harus dikeluarkan jika dilakukan pengurangan tenaga
kerja. Biaya-biaya ini biasanya diikuti oleh biaya tak tampak seperti: kemerosotan
moral kerja dan turn over tenaga kerja yang tinggi. Karena kapasitas fasilitas
produksi adalah tetap, maka penurunan produktivitas mungkin akan terjadi jika
penambahan tenaga kerja tanpa disertai dengan penambahan peralatan produksi
(mesin-mesin).
c. Melemburkan pekerja. Alternatif ini sering dipakai dalam perencanaan agregat,
tetapi ada keterbatasannya dalam menjadwalkan kapasitas mesin dan tenaga kerja
yang ada. Jika permintaan naik, maka kapasitas produksi dapat dinaikkan dengan
melemburkan pekerja. Tetapi penggunaan lembur hanya dapat dilakukan dalam
batas-batas maksimum kerja lembur yang bisa dilakukan perusahaan, misalnya
pemerintah mengatur kerja lembur tidak boleh melebihi 25% dari waktu total
kerja reguler. Kenaikkan kapasitas produksi melebihi aturan tersebut hanya dapat
dilakukan melalui penambahan tenaga kerja. Alternatif lembur akan menyebabkan
biaya tambahan karena biasanya tarif upah lembur adalah 150% dari upah regular.
Jika permintaan turun, maka kapasitas produksi dapat disesuaikan dengan
mengatur pekerja (undertime). Undertime akan mengakibatkan biaya tetap yang
harus dibayar meskipun tenaga menganggur, kecuali manajemen dapat
memberikan kerja tambahan selama mereka menganggur seperti pemeliharaan
mesin dan lain-lain.

II-15
d. Mensubkontrakkkan sebagian pekerjaan pada saat sibuk. Alternatif ini akan
mengakibatkan tambahan ongkos karena subkontrak dan ongkos kekecewaan
konsumen bila terjadi kelambatan penyerahan dari barang yang disubkontakkan.
Masing-masing alternatif tersebut akan mempunyai dampak yang
berpengaruh secara psikologis (moral, produktivitas) maupun non psikologis
(ongkos, efisiensi). Sebagai contoh, perusahaan yang menaikkan tingkat produksi
dengan cara lembur pada saat permintaan tinggi ada kemungkinan akan
mengalami penurunan semangat pekerja pada saat lembur ditiadakan. Biasanya
bagian perencanaan produksi akan membuat strategi perencaan agregat dengan
mengkombinasikan alternatif-alternatif di atas sehingga fluktuasi permintaan
dapat dikendalikan dan biaya total produksi yang direncanakan dapat ditekan
seminim mungkin.

2.8 Metode Perencanaan


Aggregat Metode Trial-Error
Metode trial-error ini merupakan metode yang paling sederhana, tetapi tidak
menghasilkan keputusan yang optimal. Metode ini memerlukan ketelitian dalam
perhitungannya, karena sekali langkah awal salah, maka langkah berikutnya akan
salah.
Metode Transportasi
Perencanaan agregat dapat mengunakan metode transportasi yang merupakan
bagian dari perencanaan produksi programa linier dengan jumlah tenaga kerja
(work force) tetap. Metode ini mengijinkan penggunaan produksi reguler,
overtime, inventori, backorder, dan subkontrak. Hasil perencanaan yang diperoleh
dapat dijamin optimal dengan asumsi optimistik bahwa tingkat produksi (yang
dipengaruhi oleh hiring dan training pekerja) dapat dirubah dengan cepat. Agar
metode ini dapat diaplikasikan, kita harus memformulasikan persoalan
perencanaan agregat sehingga :
a. Kapasitas tersedia (supplay) dinyatakan dalam unit yang sama dengan
kebutuhan (demand).

II-16
b. Total kapasitas untuk horison perencanaan harus sama dengan total peramalan
kebutuhan. Bila tidak sam, kita gunakan variabel bayangan (dummy) sebanyak
jumlah selisih tersebut dengan unit cost = 0.
c. Semua hubungan biaya merupakan hubungan linier.

Metode Programa Dinamis Tanpa Backorder


Programa dinamis dapat diaplikasikan dalam menyelesaikan problem perencanaan
produksi agregat dengan batasan-batasan tertentu. Ada 2 algoritma yang
diperkenalkan, yaitu Algoritma Wagner Within yang digunakan untuk membuat
perencanaan produksi tanpa ada kasus backorder, dan Algoritma Zangwill yang
digunakan untuk membuat perencanaan produksi yang melibatkan kasus
backorder.
Metode Programa Dinamis
Dengan Backorder Pada bagian sebelumnya, algoritma Wagner –Within terlihat
dapat dialokasikan pada kondisi dimana kurva biaya yang berbeda dari periode ke
periode tanpa mempunyai sifat peningkatan biaya marginal.

II-17
BAB III
PENGOLAHAN DATA
3.1 Flowchart

Mulai

Identifikasi Masalah

Studi Literatur

- Jumlah pekerja : 89 orang


- Kapasitas kebutuhan yang dapat diproduksi
dipenuhi per unit : 5 jam
- Biaya upah pekerja per jam:$8
- Biaya pemberhentian karyawan :$500
- Biaya perekrutan karyawan :$ 180
- Biaya lembur :$9
- Biaya inventory :$7
- Biaya subkontrak :$ 20
- Inventory awal : 600
- Waktu kerja per hari : 7 jam
- Waktu produksi : 60 menit
- Forecast demand (dari modul 1) selama 6
periode
- Biaya waktu menganggur :$ 1
- Biaya backorder: $ 7

Pengumpulan
Data

Analisis dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

III-18
Penjelasan singkat mengenai flowchart diatas,setelah dimulai maka
dilanjutkan dengan mengidentifikasi masalah yang didalamnya terdapat beberapa
permasalahan mengenai praktikum kali ini, selanjutnya adalah studi literature
dimana dijelaskan beberapa indeks atau keterangan yang diperoleh dari data
permasalahan tersebut. Pengumpulan data dilakukan sebelum dilakukannya
analisis. Kemudian dilakukan analisis terhadap data yang sudah terkumpul dalam
praktikum kali ini menggunakan software WinQSB. Lalu membahas terhadap apa
yang sudah di analisis. Setelah itu, terdapat kesimpulan dan saran dari apa yang
sudah dibahas sebelumnya.

3.2 Pengumpulan Data

PT. RRL MOTOR CORPS memerlukan strategi agar dapat memenuhi


permintaan pasar dan sesuai dengan kapasitas yang ada, menggunakan sumber
daya sebijaksana mungkin dengan pengeluaran biaya serendah mungkin.
Sehingga memenuhi kepuasan pelanggan, kepuasan karyawan, pesaing dan
mutu produk yang dihasilkan, mengurangi permasalahan tingkat
ketenagakerjaan, menekan tingkat persediaan, atau memenuhi tingkat
pelayanan yang lebih tinggi. Dengan asumsi sebagai berikut:

- Jumlah pekerja : 89 orang - Biaya Subkontrak : $20


- Kapasitas kebutuhan produksi yang dapat - Inventori awal : 600 unit
dipenuhi per unit : 5 jam - Waktu kerja/hari : 7 jam
- Biaya upah pekerja per jam : $8 - Waktu produksi : 60 menit
- Biaya pemberhentian pegawai : $500 - Forecast demand (dari modul 1)
- Biaya perekrutan pegawai : $180 selama 6 periode
- Biaya Lembur : $9 - Biaya waktu mengangur :$1
- Biaya inventory : $7 - Biaya backorder : $7

Tabel 3.2.1 asumsi permasalahan

III-19
3.3 Pengolahan Data
Ada beberapa tahapan dalam melakukan pengolahan data diantaranya :
1. Buka program WinQSB, kemudian pilih Aggeragate Planning

gambar 3.3.1 program WinQSB

2. Klik File > New Problem

Gambar 3.3.2 Tampilan Untuk Membuat Problem Specitification

III-20
- Kolom Problem Type pilih General Liniear Programing Model, beri silang pada
Overtime, Hire/Dismissal, Subcontracting, dan Backorder untuk memunculkan
variabel-variabel tersebut sebagai pendukung penyelesaian masalah.

- Number of Planning Periode atau periode yang akan direncanakan adalah 6


periode.
- Untuk kolom Capacity Requirement per Product/Service diisi 6, artinya setiap
produk membutuhkan 6 pekerja.
- Intial Number of Planning Resource atau jumlah sumber daya yang
direncanakan (jumlah pegawai) yaitu 89 orang.
- Klik OK

3. Isi tabel Planning Information sesuai asumsi yang telah ditentukan sesuai
masing-masing kelompok.

Gambar 3.3.3 Tampilan Planning Information

III-21
- Forecast demand diperoleh dari hasil peramalan di modul 1 selama 6
periode
- Initial Number of Employee adalah jumlah pegawai yang dimiliki
perusahaan SASUKE
- Regular Time Capacity in Hour/Employee adalah jumlah waktu kerja
setiap pekerja
- Regular Time Cost/Hour adalah upah pegawai per jam
- Overtime Capasity in Hour/Employee adalah jumlah waktu lembur setiap
pekerja
- Overtime Cost/Hour adalah biaya lembur/jam

- Hiring Cost/Employee adalah biaya perkrutan pegawai baru

- Dismissal cost/Employee adalah biaya pemecatan pegawai

- Initial Inventori adalah jumlah persediaan awal

- Safety Stock adalah persediaan tambahan untuk antisipasi kekurangan


persediaan (jumlah safety stock diasumsikan)
- Unit Inventory Holding Cost adalah biaya persediaan

- Unit Subcontracting cost adalah biaya subkontrak (maklun)

- Unit Backorder Cost adalah biaya pemesanan kembali (backorder


dilakukan apabila permintaan tidak dapat dipenuhi)
- Capacity Requirement in Hour/Unit adalah jumlah pegawai untuk
menyelesaikan satu unit produk
Jika sudah terisi, klik Solve and Analyze > Solve The Problem

4. Hasil penyelesaian masalah perencanaan agregat.

III-22
Gambar 3.3.4 Hasil Penyelesaian Masalah Agregat

5. Untuk mengetahui jadwal produksi, klik Result > Show Production Schedule

Gambar 3.3.5 Hasil Penjadwalan Produksi.

III-23
6. Selain itu, dapat diketahui analisis biaya dari perencanaan ageregat ini. ntuk
mengetahuinya, klik Result > Show Cost Analysis

Gambar 3.3.6 Analisis Biaya Dari Perencanaan Ageregat.

7. Tampilkan dalam bentuk grafik dengan klik Result > Show Graphic Analysis

Gambar 3.3.7 Tampilan Show Graphic Analysis.

III-24
Pilih kategori Quantity Items kemudian klik semua variabel agar dapat
ditampilkan dan dihubungkan dengan variabel yang lain, kemudian Klik
OK

8. Hasil analisis grafik untuk semua variabel.

Gambar 3.3.8 Hasil Grafik.

9. Adapun grafik yang memperlihatkan perbandingan biaya setiap variabelnya.


Tahapannya seperti langkah ke-7 namun kategori yang dipilih adalah Cost
Items dan pilih semua kategori, kemudian OK

III-25
Gambar 3.3.9 Tampilan Kategori Grafik Analis.

10. Hasil perbandingan biaya setiap variabel

Gambar 3.3.10 Hasil Perbandingan Biaya

III-26
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data

Dalam proses praktikum kali ini adalah tentang perencanaan


agregat,dimana perencanaan ini adalah untuk menghitung penjadwalan produksi
pada PT.RRL dimana PT RRL memerlukan strategi agar dapat memenuhi
permintaan pasar dan sesuai dengan kapasitas yang ada, menggunakan sumber
daya sebijaksana mungkin dengan pengeluaran biaya serendah mungkin.
Sehingga memenuhi kepuasan pelanggan, kepuasan karyawan, pesaing dan mutu
produk yang dihasilkan, mengurangi permasalahan tingkat ketenagakerjaan,
menekan tingkat persediaan, atau memenuhi tingkat pelayanan yang lebih tinggi.
Setelah melakukan beberapa proses rangkaian pengerjaan atau perhitungan
dengan menggunakan sofware WinQSB,diperoleh hasil penjadwalan agregat
seperti gambar berikut :

Gambar 4.1.1 Hasil Penjadwalan Agregat

Dapat dilihat dari hasil penjadwalan agregat ini tidak terdapat overtime production
Pada semua periode,hal ini karena demand disetiap periodenya sudah mampu

IV-27
memenuhi total produksi sehingga tidak diperlukan overtime agar target produksi
tercapai. Karena semua demand disetiap periode selalu bertambah maka
dibutuhkan subkontrakdi periode 1-6,. Selain itu pada periode 5 dan 6 terjadi
ending backorder, hal ini terjadi karena permintaan pada proses sebelumnya tidak
dapat terpenuhi,sehingga pada periode 5 dan 6 terjadi ending backorder dan pada
periode 5 dan 6 tidak terjadi proses produksi karena periode sebelumnya masih
belum terpenuhi,sehingga tidak ada barang yang masuk pada periode tersebut.
Tidak terdapat terdapat hiring atau perekrutan karyawan karena karyawan yang
ada masih cukup berfungsi untuk membantu proses berjalannya produksi.

Selain itu dapat dilihat analisis biaya dari perencanaan agregat sebagai berikut :

Gambar 4.1.2 Analisis Biaya Dari Perencanaan Ageregat.

IV-28
Dari hasil analisis biaya dapat dilihat bahwa reguler time yang diperoleh adalah
0$ karena persediaan safety stock yang mencukupi dengan under time yang diperoleh
adalah $70.784.06 ,overtime yang diperoleh sebesar $0. Selain itu subcontracting cost
pada periode 4 adalah sebesar
$1.354.660 dengan biaya persediaan dari periode 1-6 sebesar $273.000,dan biaya
pemesanan kembali sebesar $417.689.06. Karena pada periode terjadi penambahan orang
maka muncul lah biaya sebesar $1.724.000

Selain itu dapat dilihat dalam bentuk grafik perencaan agregat untuk permasalahan
agregat ini, hasil grafik dapat dilihat seperti pada gambar berikut :

Gambar 4.1.3 Hasil Grafik.

IV-29
Gambar 4.1.4 Hasil Perbandingan Biaya

Dari hasil grafiik tersebut dapat dilihat bahwa pada setiap periode total production dan
production requrement selalu memiliki tinggi yang sejajar. Dalam grafik juga dapat
dilihat bahwa subcontracting terdapat pada periode 1-4, sedangkan pada periode 5 dan 6
tidak terjadi proses produksi sehingga muncul ending backorder dengan posisi kebawah.

Begitu pula dengan hasil grafik perbandingan biaya cara pembacaannya masih sama
seperti pada hasil grafik agregat namun yang membedakan adalah dengan bentuk nomial
dolar.

4.2 Pembahasan

Dalam praktikum kali ini dapat dilihat bahwa setiap perusahaan haruslah
membuat perencanaan terlebih dahulu sebelum melakukan produksi, karena
perencanaan agregat ini sangat membantu dalam mengetahui seberapa lancar
proses produksi yang akan dilakukan, serta berapa biaya yang diperlukan serta
berapa jumlah karyawan yang akan diterjunkan untuk menjalankan produksi.

IV-30
Dalam permasalahan ini dari ke 6 periode terdapat 4 periode yang terdapat
subcontracting yaitu 67.773 hal ini dikarenakan pada periode sebelumnya
demand tidak terpenuhi oleh total production ,dikarenakan Ending inventory
yang sedikit.

IV-31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum dan pembahasan diatas, maka terdapat


beberapa kesimpulan diantaranya :
1. Dalam praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan
perencaan agregrat hal yang harus dipersiapkan adalah hasil permalan
terlebih dahulu,selain itu juga data-data yang diperlukan serta metode apa
yang diperlukan.
2. Dalam meminimasi biaya dalam sebuah pesencaan agregat dapat dibuat
sedemikian rupa dengan mempertimbangkan beberapa hal seperti dengan
menggunakan subcontractor yang dapat membuat biaya meningkat.
3. Software WinQSB dapat digunakan dalam proses Perencanaan Aggrerat
untuk meminimasi biaya akhir pada periode perencanaan pengendalian
tenaga kerja dan pengendalian persediaan.
4. Dapat menghitung proses penjadwalan produksi PT. RRL Motor Corps
yang memerlukan strategi agar dapat memenuhi permintaan pasar dengan
pengeluaran biaya serendah mungkin.
5. Sebagai masukan perencanaan sumber daya sehingga perencanaan sumber
daya dikembangkan untuk mendukung perencanaan produksi,dimana
ketika akan memproduksi sesuatu dapat menghitung biaya apa saja yang
dikeluarkan,jumlahnya berapa,serta nantinya akan menguntungkan atau
merugikan perusahaan atau tidak.

V-32
5.2 Saran
Setelah melakukan Perencanaan Aggrerat (Aggrerat Planning), diharapkan
dapat memberikan gambaran jelas mengenai suatu penjadwalan proses produksi
suatu perusahaan dengan racangan biaya yang serendah mungkin. Proses
Perencanaan Aggrerat ini alangkah lebih baik dilakukan oleh setiap perusahaan
terutama perusahaan manufaktur, rumah sakit, akademi serta, pernerbit buku.
Lalu, Perencanaa Aggrerat ini juga diharapkan dapat mengatur persediaan produk
jadi untuk mencapai target dan membuat penyesuaian.

V-33
DAFTAR PUSTAKA

Ma’arif, Mohamad Syamsul dan Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Operasi.


Jakarta. Penerbit: Grasindo
Suarman. (2010). PERENCANAAN INDUSTRI III. Perencanaan Aggrerat.
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS HASSANUDIN.

Sukendar, I., & Kristomi, R. (2008). Metoda Agregat Planning Heuristik Sebagai
Perencanaan dan Pengendalian Jumlah Produksi Untuk Minimasi Biaya.
In Prosiding Seminar Nasional Teknoin.

Tim Laboratorium Ergonomi. 2019. Modul 2. Aggererat Planning.


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI BANDUNG.

34
LAMPIRAN

- Jumlah pekerja : 89 orang - Biaya Subkontrak : $20


- Kapasitas kebutuhan produksi yang dapat - Inventori awal : 600 unit
dipenuhi per unit : 5 jam - Waktu kerja/hari : 7 jam
- Biaya upah pekerja per jam : $8 - Waktu produksi : 60 menit
- Biaya pemberhentian pegawai : $500 - Forecast demand (dari modul 1)
- Biaya perekrutan pegawai : $180 selama 6 periode
- Biaya Lembur : $9 - Biaya waktu mengangur :$1
- Biaya inventory : $7 - Biaya backorder : $7

35
36

Anda mungkin juga menyukai