Anda di halaman 1dari 34

MODUL II

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI II

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK (ANALISIS KEMAMPUAN


PROSES)

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 8

ADERENALDI 201972003
JOICE FARLIN LAISILA 201972005
SANGRIAN HITIMALA 201972029
NELIA CHRISTY FORINTI 201972033

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2022
LEMBAR PENGESAHAN

MODUL II
PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI II

“Pengendalian Kualitas Statistik (Analisis Kemampuan Proses”

Disusun Oleh
KELOMPOK 8

ADERENALDI 201972003
JOICE FARLIN LAISILA 201972005
SANGRIAN HITIMALA 201972029
NELIA CHRISTY FORINTI 201972033

Disetujui Oleh
DOSEN MATA KULIAH

Richard de Fretes, S.T.,M.T.


NIP. 19810718 200812 1 003

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat dan kemurahan-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Modul II Praktikum Perancangan Teknik Industri II
dengan judul ”Pengendalian Kualitas Statistik (Analisis Kemampuan Proses)”
ini dengan baik tanpa kurang satu apapun. Adapun tujuan dari penyusunan
laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Perancangan
Teknik Industri II.
Dalam proses penyusunan laporan ini, kami mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, baik berupa bantuan material maupun ide dan gagasan. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam proses penyusunan laporan
ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Kami
sebagai penulis membuka kesempatan yang sebesar-besarnya kepada siapapun
yang berkesempatan membaca laporan ini untuk memberikan saran dan kritik
yang bersifat membangun guna penyempurnaan laporan ini. Kami berharap
semoga ini dapat bemanfaat bagi pembaca.

Ambon, 02 November 2022

Kelompok VIII

ii
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Tujuan Praktikum .................................................................................... 2
1.3. Manfaat Praktikum .................................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 3
2.1. Pengertian Pengendalian Kualitas ............................................................ 3
2.2. Konsep Pengendalian Kualitas ................................................................ 5
2.3.Sistem Pengendalian Kualitas ................................................................... 7
2.4. Fungsi dan Keunggulan Pengendalian Kualitas ....................................... 8
2.5. Tujuan Penerapan Pengendalian Kualitas ................................................ 8
2.6. Peta Kendali ............................................................................................ 9
2.7. Indeks Kapabilitas Proses ........................................................................ 10
BAB III KEGIATAN PRAKTIKUM .......................................................... 11
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum ................................................................. 11
3.2. Alat dan Bahan Praktikum ....................................................................... 11
3.3. Profil Singkat Meubel Sejahtera .............................................................. 11
3.4. Alur Kegiatan Praktikum ......................................................................... 12
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................. 11
4.1. Cacat Produk ........................................................................................... 13
4.2. Data Ukuran Meja Sekolah ...................................................................... 14
4.3. Control Chart .......................................................................................... 15
4.4. Process Capability .................................................................................. 17
4.5. Perhitungan Manual Cp dan Cpk ............................................................. 20
4.6. Analisis Data ........................................................................................... 22

iii
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 24
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 24
5.2. Saran ....................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... vii
LAMPIRAN ................................................................................................. viii

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Jenis Cacat .................................................................................... 13


Tabel 4.2. Data Ukuran Meja Sekolah ............................................................ 14

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Meubel Sejahtera ........................................ 11


Gambar 3.2. Diagram Alira Kegiatan Praktikum ............................................ 12
Gambar 4.1. Pareto Chart Jenis Cacat ........................................................... 13
Gambar 4.2. Xbar-R Chart Untuk Data Panjang ............................................. 15
Gambar 4.3. Xbar-R Chart Untuk Data Lebar ................................................ 16
Gambar 4.4. Xbar-R Chart Untuk Data Tinggi ............................................... 17
Gambar 4.5. Process Capability Untuk Data Panjang ..................................... 18
Gambar 4.6. Process Capability Untuk Data Lebar ........................................ 19
Gambar 4.7. Process Capability Untuk Data Tinggi ....................................... 20

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pengendalian kualitas statistik (Statistick Quality Control) yang disingkat
SPC, adalah bagian visual yang memberikan gamabaran proses yang sedang
berjalan, untuk memngetahui apakah proses berada didalam batas-batas yang telah
ditetapkan sebelumnya atau tidak. Dapat juga dikatakan bahwa pengendalian
kualitas statistik merupakan ilmu yang mempelajari tentang teknik/ metode
pengendalian kualitas berdasarkan prinsip/konsep statistik pengendalian kualitas
statistik adalah alat yang sangat berguna dalam membuat produk sesuai spesifikasi
sejak dari awal proses hingga akhir proses. Dalam banyak proses produksi, akan
selalu ada ganguan yang dapat timbul secara tidak terduga. Apabila gangguan
tidak terduga dari proses ini relatif kecil biasanya dipandang sebagai gangguan
yang masih dapat diterima atau masih dalam batas toleransi. Apabila gangguan
proses ini relatif besar atau secara kumulatif cukup besar dikatakan tingkat
gangguan yang tidak dapat diterima.
Pengendalian kualitas mulai banyak diterapkan oleh berbagai perusahaan di
dunia, tidak terkecuali di Indonesia . Dengan mengimplementasikan pengendalian
kualitas, perusahaan akan mendapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah
dimana perusahanan dapat melakukan peningkatan kualiatas produk atau jasa,
meningkatkan produktivitas dengan menguragi produk yang cacat, mengantisipasi
ketidaksesuaian dalam proses produksi sehingga produk yang dihasiilkan tetap
sesuai dengan standar dan spesifikasi yang telah di tentukan oleh peruahaan,
menghilangkan biaya yang tidak perlu pada saat proses produksi , serta
memperoleh kenaikan profilt. Menurut Kolter dan Amstrong,(2001: 354) kualitas
produk merupakan senjata strategis yang potensial untuk mengalahkan pesaing.
Terlepas dari itu dalam Industri kerajinan, kualitas dan ketahanan (Material)
juga merupakan faktor penting dalam menjual kursi dan jenis produk lainnya dari
meubel tersebut. Salah satu material yang sering adalah kayu samama. Meubel
Sejahtera merupakan salah satu industri yang memproduksi meja sekolah dan
Furniture di Ambon. Pengendalian kualitas yang dilakukan Meubel Sejahtera saat

1
ini adalah hanya memisahkan produk baik dan cacat, sehingga sulit meningkatkan
dan memantau kualitas produk. Untuk meminimalkan kecacatan yang terjadi
dalam proses produksi, Meubel Sejahtera memiliki toleransi kecacatan setiap
jenis-jenis produk per hari.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada praktikum ini adalahh sebagai berikut :
1. Bagaiman menggunakan Peta Kendali Variabel untuk analisis kualitas
produk?
2. Bagaimana dapat mengukur kemampuan proses dengan menggunakan Cp,
Cpk, Cpm?

1.3. Tujuan
Tujuan pada praktikum ini dalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui menggunakan Peta Kerja Variabel untuk analisis
kualitas produk .
2. Untuk mengetahui cara mengukur kemampuan proses dengan
menggunakan Cp, Cpk, Cpm.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Pengendalian Kualitas


Pengertian atau definisi kualitas mempunyai cakupan yang sangat luas, relatif
berbeda- beda dan berubah – ubah. Sehinga defenisi dari kualitas memiliki banyak
kriteria dan sangat bergantung pada konteksnya terutama jika dilihat sisi penilaian
akhir konsumen dan definisi yang diberikan oleh berbagai ahli serta dari sudut
pandang produsen sebagai pihak yang menciptakan kualitas.
Konsumen dan produsen itu berbeda dan akan merasakan kualitas secara
berbeda pula sesuai dengan standar kualitas yang dimiliki masing-masing.Begitu
pula para ahli dalam memberikan defenisi dari kualitas juga akan berbeda satu
sama lain karena mereka membentuknya dalam dimensi yang berbeda. Oleh
karena itu, defenisi kualitas dapat diartikan dari dua perspektif .Yaitu dari sisi
konsumen dan dari sisi produsen, namun pada dasarnya konsep dari kualitas
sering dianggap sebagai kesesuaian, keseluruhan ciri- ciri atau karakteristik suatu
produk yang diharapkan oleh perusahaaan
Josep Juran mempunyai suatu pendapat bahwa : Quality is finess for use yang
bila diterjemahan secara bebas berarti kualitas (produk) berkaitan dengan enaknya
barang tersebut digunakan.Kualitas yang baik menurut produser adalah apabila
produk yang dihasilkan oleh perusahaan telah sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan oleh perusahaan.
Sedangkan kualitas yang jelek adalah apabila produk yang dihasilkan tidak
sesuai dengan spesifikasi standar yang telah ditentukan serta menghasilkan produk
rusak. Namun demikian perusahaan dalam menentukan spesifikasi produk juga
harus memperhatikan keinginan darkonsumen, sebab tanpa memperhatikan itu
produk yang dihasilkan oleh perusahaan tidak akan dapat beraing dengan
perusahaan lain yang lebih memperhatikan kebutuhan konsumen.
Kualitas yang baik menurut sudut pandang konsumen adalah jika produk
yang dibeli tersebut sesuai dengan keinginan. Memiliki sifat yang sesuai dengan
kebutuhan dan setara dengan pengorbnan yang dikeluarkan oleh konsumen.
Apabila kualitas produk tersebut tidak dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan

3
konsumen, maka mereka akan menganggapnya sebagai produk yang berkualitas
jelek.
Kualitas produk merupakan segala sesuatu yang diinginkan dan dikehendaki
pelanggan. Oleh karena itu, produk atau jasa yang dihasilkan harus terjangkau
harga dan kualitasnya bagus, sehingga pelanggan puas dan tetap loyal terhadap
produk atau jasa yang dihasilkan, tanpa mengurangi nilai profit perusahaan.
Berdasarkan hal tersebut, maka produk atau jasa yang dihasilkan harus selalu
dikendalikan sehingga selalu sesuai dengan permintaan pelanggan.
Mutu atau kualitas adalah semua ciri-ciri dan karakteristik produk atau jasa
yang turut membantu pencapaian (permuasan) kebutuhan pelanggan kebutuhan
disini mencakup harga yang ekonomis, keamanan, ketersediaan,kemudahan
perawatan, dapat dipercaya, dan mudah digunakan kegunaannya.
Menurut Croby kualitas atau mutu berarti kesesuaian terhadap persyaratan-
persyaratan.Persyaratan-persyaratan perlu didefinisikan secara jelas sehingga
semua orang tau apa yang diharapkan .Menurut Ahyani, secara umum mutu atau
kualitas adalah jumlah dari sifat-sifat produk, seperti daya tahan, kenyamanan
pemakaian, daya guna dan lain sebagainya.Mutu atau kualitas selalu diidentikkan
dan dihubungkan dengan kegunaan khusus, seperti panjang lebar,warna, berat dan
karakter produk lainnya.
Berapa ahli memberi defenisi yang berbeda mengenai mutu diantaranya :
1. Philip B. Crosby
Mutu atau kualitas berarti kesesuaian terhadap persyaratan.Pendekatan
yang dilakukan merupakan proses top-down
2. W.Edward Deming
Mutu atau kualitas berarti pemecahan masalah untuk mencapai
penyempurnaan terus- menerus. Pendekatan Deming merupakan Bottom-
Up.
3. Joseph M. Juran
Mutu atau kualitas berarti kesesuaian dengan penggunaan. Pendckatan
Juran adalah orientasi pada pemenuhan harapan pelanggan.
4. K. Ishikawa

4
Mutu atau kualitas berarti kepuasan pelanggan. Dengan demikian, setiap
bagian proses dalam organisasi memiliki pelanggan. Kepuasan pclanggan
intemal akan menycbabkan kepuasan pelanggan organisasi.
5. Mutu menurut ISO
ISO 9000:2000 yang mengatur definisi dan kosakata mendefinisikan mutu
sebagai: "derajat/tingkat karakteristik yang melekat pada produk
yangmencukupi persyaratan/keinginan".

2.2. Konsep Pengendalian Kualitas


Pengendalian mutu atau kualitas adalah suatu sistem kendali yang efektif
untuk mengkordinasikan usaha-usahu penjagaan kualitas, dan perbaikan mutu dari
kelompok-kelompok dalam organisasi produksi, sehingga diperoleh suatu
produksi yang sangat ckonomis serta dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Beberapa alasan mengapa pengendalian kualitas harus diterapkan
adalah sebagai berikut:
1. Agar produk yang dihasilkan scsuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan sebelumnya, sehingga dapat memuaskan konsumen di dalam
memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
2. Kesalahan-kesalahan yang mungkin terjali dapat dihindarkan sehingga
akan menghemat pemakaian hahan baku, dan sumber daya lainnya, serta
produk-produk yang cacat atau rusak dapat dikurangi.
Ada beberapa konsep pengendalian mutu atau kualitas yang sering diterapkan
antara lain:
1. Market-In (Customer Oriented Action). Konsep "market-in" dapat
dijabarkan sehagai berikut:
a. Perilaku yang berorientasi pada “empati" (anda tempatkan diri anda di
tempatnya).
b. Sediakan produk atau jasa yang sekiranya dapat diterima konsumen dan
layak bagi konsumen.
c. Konsumen bukan Tuhan, tetapi raja atau ratu.
2. Quality First (Customer Full Satisfaction). Konsep ini dijabarkan sebagai
berikut:

5
Mutu jasa atau produk merupakan prioritas tertinggi dalam
manajemen bisnis memiliki dominasi lebih tinggi daripada peningkatan
penjualan, pengurangan biaya, peningkatan produktivitas, dan perolehan
pasar.
Mutu merupakan perpaduan bukan hanya dari mutu jasa atau produk
namun juga harga, biaya, waktu, keselamatan, modal pekerja dan output
setiap karyawan dalam pekerjaan rutin.
3. Vital-Few (Oriented Action-Brain, Time & Fond Constrain). Konsep ini
dijabarkan sebagai berikut:
Manusia hanya memiliki satu otak dan tidak ada ruang otak yang
tersedia untuk lebih dari satu konsentrasi pada saat yang sama, terkecuali
genius. Identifikasi dan pisahkan apa isu atau item yang cukup pantas
untuk mendapat perhatian pada saat kini dengan keterbatasan akan kerja
pikiran, waktu, dan dana yang ada.
4. Fact & Data Appereciation (Scientific Approach). Konsep ini dijabarkan
sebagai berikut:
Kegagalan atau kesalahan mungkin saja terjadi, maka dari itu harus
dilakukan pengawasan yang tepat dengan membuat indikator kegagalan
apa yang terjadi. Jika terjadi kegagalan, periksa bukti (kegagalan, cacat,
klaim atau keluhan), kemudian ambil tindakan dengan sadar data yang ada.
5. Process Control (Prevention Plan & Implementation).
Pengendalian proses berarti jika setiap pekerja pada setiap tingkatan
dari setiap organisasi melakukan pekerjaan dengan benar pada pertama
kali dan setiap saat sesuai dengan spesifikasi Standard Operational
Procedure (SOP). gambar spesifikasi dan proses standar dengan
metodologi “sel checking atau self controlling".
6. Dispersion Control
Dewasa ini pengendalian mutu tidak memiliki arti bila bila tidak
mengendalikan penyebaran yang terjadi pada beberapa kasus seperti
manusia, mesin, material, metode dan lingkungan.
7. Next Down-Stream Shop are Customer

6
Konsumen adalah raja atau ratu. Namun demikian terkecuali orang-
orang sales atau marketing, banyak karyawan tidak memiliki kontak secara
langsung dengan konsumen di mana konsep ini menjadi ngak tidak
mungkin untuk dimengerti dan diikuti oleh orang-orang di “in-process".
8. Upper Stream Control
Bagian pemasaran disituasikan pada mutu produk atau jasa, namun
demikian tanggung jawab itu tidak hanya dipikul oleh mereka, tetapi juga
oleh bagian desain dan perencanaan.
9. Recurrent Preventive Action (Repetive Failure is Shame)
Pada proses berikut ini ndalah alir yang harus diikuti oleh setiap
karyawan di mana pada saat ditemukan sesuatu yang salah pada tahapan
pemeriksaan.
10. Respect Employees as Human Being (Employees are Precious Asset)
Untuk menangani dan memperlakukan karyawan sebagai manusia
dewasa maka perlakuan manajemen puncak.
11. Top Management Commitment (Employees Full Participation)
Manajemen puncak perlu mengumumkan secara pasti mengapa
Pengendalian Mutu Terpadu (Total Quality Control) adalah sebuah
keharusan yang perlu dilaksanakan.

2.3. Sistem Pengendalian Kualitas


Sistem pengendalian mutu adalah struktur kerja operasi pada seluruh
perusahaan atau pabrik yang disepakati, di dokumentasi dalam prosedur-prosedur
teknis manajerial yang terpadu dan efektif, untuk membimbing tindakan-tindakan
yang terkoordinasi dari tenaga kerja, mesin, dan informasi perusahaan, serta
pabrik melalui cara yang terbaik dan paling praktis untuk menjamin kepuasan
pelanggan akan mutu dan biaya mutu yang ekonomis.
Secara umum, sistem pengendalian adalah susunan komponen-komponen
fisik yang dirakit sedemikian rupa sehingga mampu mengatir sistemnya sendiri
atau sistem diluarnya. Sistem kontrol adalah proses mengatur atau pengendalian
terhadap satu atau beberapa besaran ( variabel, parameter ) sehingga berada pada

7
suatu harga range tertentu. Istilah lain sitem kontrol atau teknik kendali adalah
teknik pengaturan, sistem pengendalian, atau sistem pengontrolan.
Secara umum ada empat aspek yang berkaitan dengan sistem pengendalian
yaitu masukan, keluaran, sistem, dan proses. Masukan ( input ) adalah rangsangan
dari luar yang diterapkan ke sebuah sistem kendali untuk memperoleh tanggapan
tertentu dari sistem pengaturan. Keluaran ( output ) adalah tanggapan sebenarnya
yang didapatkan dari suatu sistem kendali. Tanggapan ini bisa sama dengan
masukan atau mungkin juga tidak sama dengan tanggapan pada masukannya.
Tim pengendali mutu adalah sebuah tim yang digunakan untuk
mengendalikan mutu. Tim pengendali mutu beranggotakan karyawan yang
melakukan pekerjaan dalam bidang pekerjaan sejenis. Misalnya, bagian
pemesinan, pelayanan jalan tol, bagian pembuat produk, dan lain-lain.

2.4. Fungsi dan Keunggulan Pengendalian Kualitas


Secara umum fungsi dari penerapan pengendalian kualitas pada perusahaan
adalah sebagai berikut:

1. Penerapan pentradisian pengendalian kualitas di lingkungan


perusahaanakan ikut mempercepat sosialisasi budaya produksi kompetitif
melalui praktek nyata dalam kehidupan perusahaan sehari-hari, sehingga
hasilnya akan jauh lebih efektif daripada sistem ceramah teori.
2. Apabila pemasyarakatan pengendalian mutu dapat diterapkan semakin
meluas, hal ini akan berdampak positif bagi kemajuan dan pertumbuhan
perusahaan terutama oleh faktor pendorong knowledge-based.

2.5. Tujuan Penerapan Pengendalian Kualitas


Pengendalian kualitas ditujukan untuk mendayagunakan seluruh aset yang
dimiliki perusahaan instansi terutama sumber daya manusianya secara lebih baik.
guna meningkatkan mutu dalam arti luas. Tujuan penerapan pengendalian mutu,
antara lain untuk:
1. Peningkatan mutu dan peningkatan nilai tambah
2. Peningkatan produktivitas sekaligus penurunan biaya

8
3. Peningkatan kemampuan penyelesaian pekerjaan sesuai target
4. Peningkatan moral kerja dengan mengubah tingkah laku
5. Peningkatan hubungan yang setara antara atasan dan bawahan
6. Peningkatan ketrampilan dan keselamatan kerja
7. Pengembangan tim

2.6. Peta Kendali


Peta kendali atau control chart merupakan alat untuk mengetahui suatu proses
kendali merupakan proses yang stabil, dimana semua titik tidak ada yang keluar
dari batas kontrol serta random dan penyebabnya adalah penyebab umum saja.
Peta kendali yang umum digunakan adalah peta kendali Shewhart yang ditemukan
oleh Dr. Walter Shewhart, yang terdiri dari:
1. Peta kendali variabel
Macam peta kendali variabel adalah: peta 𝑋̅ untuk mengendalikan nilai
mean; dan peta kendali R dan S untuk mengendalikan variabilitas. Di
dalam peta kendali variabel terdapat tiga metode pembuatan peta kendali
berdasarkan pada besarnya pengumpulan data (n) yaitu:
a. Untuk n = 1, menggunakan 𝑋̅ moving range chart.
b. Untuk 2 ≤ n ≤9, menggunakan 𝑋̅ - R chart.
c. Untuk n ≥ 10, menggunakan 𝑋̅ - S chart.
2. Peta kendali atribut
Macam peta kendali atribut: Untuk mengendalikan defectivel produk cacat.
a. p chart,
b. up chart.
Untuk mengendalikan defect jenis kecacatan.
a. c chart
b. u chart
Tingkat kemampuan proses dapat dianalisis dengan indikator-indikator
kemampuan proses yaitu Cp, Cpk, dan Cpm.
Jumlah dan presentase tingkat kecacatan dapat diketahui dengan diagram
pareto, sedangkan faktor-faktor penyebab kecacatan dapat dianalisis
menggunakan cause and effect diagram atau fishbone diagram

9
2.7. Indeks Kapabilitas Proses
Indeks Kapabilitas Proses atau disebut Capability Process Index (Cp) adalah
indeks yang menunjukan kemampuan proses dalam menghasilkan produk/output
yang sesuai dengan spesifikasi. Berikut ini adalah rumus matematik untuk
menghitung Cp :
𝑈𝐶𝐿−𝐿𝐶𝐿
Cp =
6𝜎

Dengan UCL = Upper Control Limit (Batas Kendali Atas)


LCL = Lower Control Limit (Batas Kendali Bawah)
σ = Standar Deviasi

Kriteria penilaian Cp:


 Jika Cp > 1,33, maka kapabilitas proses sangar baik
 Jika 1,00 ≤ Cp ≤ 1,33, maka kapabilitas proses baik
 Jika Cp < 1,00, maka kapabilitas proses rendah.

Sedangkan untuk menghitung indeks kapabilitas proses menggunakan rumus


sebagai berikut:
Cpk = Minimum ( CPU : CPL ), dimana

𝑈𝐶𝐿− 𝑋̅ 𝑋̅−𝐿𝐶𝐿
CPU = dan CPL =
3𝜎 3𝜎

Kriteria penilaian Cpk adalah sebagai berikut:


 Jika Cpk = Cp, maka proses terjadi di tengah.
 Jika Cpk = 1, maka proses menghasilkan produk yang sesuai dengan
spesifikasi.
 Jika Cpk < 1, maka proses menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan
spesifikasi
 Kondisi ideal : Cp > 1,33 dan Cp = Cpk

10
BAB III
KEGIATAN PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum


Kegiatan pengambilan data untuk kegiatan praktikum modul II ini dilakukan
pada hari Senin, tanggal 31 November 2022. Pengambilan data dilakukan di
Meubel Sejahtera, yang berlokasi di Jalan Raya Waiyary, Suli, Kecamatan
Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, samping SD 24 Suli Maluku Tengah.

3.2. Alat dan Bahan Praktikum


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada kegiatan praktikum adalah
pulpen, kertas, meteran, smartphone, dan laptop ( software Minitab ).

3.3. Profil Singkat Meubel Sejahtera


Meubel Sejahtera yang berlokasi di Jalan Raya Waiyary, Suli, Kecamatan
Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, samping SD 24 Suli Maluku Tengah ini
merupakan salah satu usaha pembuatan produk berbahan dasar kayu samama.
Pemilik usaha meubel ini adalah bapak Jhon. Meubel Sejahtera ini dibuat sejak
1997, namun karena konflik pada tahun 1999-2000 usaha meubel ini mengalami
kebakaran. Kemudian meubel ini dibangun kembali dan beroperasi sampai
sekarang. Pekerja pada meubel ini berjumlah 15 orang.
Adapun struktur organisasi dari mebel ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Meubel Sejahtera

11
3.4. Alur Kegiatan Praktikum
Berikut ini adalah alur kegiatan praktikum yang dilakukan oleh kelompok
VIII :
Start

Menentukan Tempat Praktikum

Pengumpulan Data
Wawancara Data ukuran (panjang, lebar, dan tinggi) 30 Observasi
sampel produk meja sekolah

Tujuan Praktikum:
a. Menggunakan peta kendali untuk analisis kualitas
produk
b. Mengukur kemampuan proses menggunakan Cp,
Cpk, dan Cpm

Pengolahan Data:
a. Membuat pareto chart dari data cacat produk
b. Membuat control chart (peta kendali)
c. Menganalisis kapasitas proses
d. Menghitung Cp dan Cpk secara manual

Analisa Data

Kesimpulan dan Saran

End

Gambar 3.2. Diagram Alir Kegiatan Praktikum

12
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Cacat Produk.
Hasil pengamatan terhadap kecacatan pada 30 sampel meja sekolah hasil
produksi Meubel Sejahtera dengan jenis cacat berupa retak, permukaan tidak
halus, cat tidak merata dan meja tidak simetris sebagai berikut:

Tabel 4.1. Jenis Cacat


Jenis Cacat Frekuensi Jumlah
Retak IIIII IIIII IIIII I 16
Permukaan Tidak Halus IIIII IIII 9
Cat Tidak Merata IIIII II 7
Meja Tidak Simetris IIIII IIIII II 12

Adapun pareto chart dari data jenis cacat diatas dapat dilihat pada gambar 4.1
dibawah ini

Pareto Chart of Jenis Cacat


50

100
40
80

30
Percent
Jumlah

60

20
40

10 20

0 0
Jenis Cacat Retak Meja Tdk Simetris Perm. Tdk Halus Cat Tdk Rata
Jumlah 16 12 9 7
Percent 36.4 27.3 20.5 15.9
Cum % 36.4 63.6 84.1 100.0

Gambar 4.1. Pareto Chart Data Jenis Cacat

Melalui pareto chart data jenis cacat diatas dapat dilihat bahwa terdapat 4
jenis kecacatan pada 30 sampel meja sekolah yang diamati yaitu retak, permukaan
tidak halus, cat tidak merata dan meja tidak simetris dengan presentasi masing-
masing berturut-turut 36,4%, 27,3%, 20,5% dan 15,9%

13
4.2. Data Ukuran Meja Sekolah
Berikut ini adalah data ukuran panjang, lebar, dan tinggi 30 produk meja
sekolah hasil produksi Meubel Sejahtera sebagai berikut:

Tabel 4.2. Data Ukuran Meja Sekolah


No. Panjang (Cm) Lebar (Cm) Tinggi (Cm)
1. 65 55 75
2. 63 54 73
3. 64 52 74
4. 62 53 75
5. 65 56 73
6. 61 52 72
7. 65 55 77
8. 67 52 75
9. 66 54 72
10. 63 53 74
11. 65 55 77
12. 61 56 75
13. 63 53 74
14. 65 57 77
15. 66 52 72
16. 62 53 75
17. 65 56 75
18. 63 54 73
19. 61 53 77
20. 64 55 75
21. 62 52 76
22. 63 51 74
23. 65 53 76
24. 67 55 77
25. 68 54 73
26. 65 57 75
27. 63 56 76
28. 64 53 74
29 67 52 72
30. 66 55 73
Rata-Rata 64,2 53,93 74,53

Data diatas diperoleh dengan melakukan pengukuran terhadap panjang, lebar


dan tinggi 30 produk meja sekolah hasil produksi Meubel Sejahtera yang

14
digunakan sebagai sampel. Hasil pengukuran diatas akan diolah menggunakan
software (Minitab) untuk dijadikan pertimbangan pengendalian kualitas produk
meja sekolah pada Meubel Sejahtera. Adapun pengolahan data dimaksud diantara
melalui Control Chart, Histogram Cp-Cpk, serta pengukuran Cp-Cpk secara
manual.

4.3. Control Chart


Jenis control chart yang digunakan adalah control chart variabel dikarenakan
data yang diolah merupakan data berupa variabel berupa ukuran panjang, lebar,
dan tinggi meja sekolah. Berikut adalah control chart dari 30 sampel ukuran
kursi:
Untuk control chart variabel terdiri dari peta 𝑋̅ untuk mengendalikan nilai
mean; dan peta kendali R atau S untuk mengendalikan variabilitas. Pada
praktikum ini jenis control chart variabel yang akan digunakan adalah 𝑋̅-R Chart
untuk masing-masing data panjang, lebar dan tinggi sebagai berikut:

Xbar-R chart untuk data panjang

Xbar-R Chart of Panjang


68 U C L=68.177

66
Sample M ean

_
_
64 X=64.2

62

60 LC L=60.223
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Sample

U C L=6.910
6.0
Sample Range

4.5

3.0
_
R=2.115
1.5

0.0 LC L=0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Sample

Gambar 4.2. Xbar-R Chart Untuk Data Panjang


Pada gambar 4.1. diatas diketahui bahwa pada data panjang meja sekolah
setiap ukuran subgroupnya yaitu 2 berada pada batas kendali statistik dapat dilihat

15
bahwa sampel mean pada data panjang memiliki data yang tidak melebih batas
atas (UCL) maupun batas bawah (LCL). Batas atas yang ditunjukan dengan UCL
(Upper Control Limit) memiliki nilai 68,18 sedangkan untuk batas bawah atau
LCL (Lower Control Limit) memiliki nilai 60,22 dengan nilai rata-rata (𝑋̅ ) berada
di antara dua nilai tersebut yaitu 64,2. Sedangkan untuk nilai range yaitu 2,12
dengan batas atasnya 6,91 dan batas bawahnya 0.

Xbar-R chart untuk data Lebar

Xbar-R Chart of Lebar


58
U C L=57.585

56
Sample M ean

_
_
54 X=53.933

52

50 LC L=50.281
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Sample

U C L=6.345
6.0
Sample Range

4.5

3.0
_
R=1.942
1.5

0.0 LC L=0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Sample

Gambar 4.3. Xbar-R Chart Untuk Data Lebar

Pada gambar 4.2 yaitu gambat Xbar-R Chart Untuk Data Lebar diatas
diketahui bahwa pada data lebar meja sekolah setiap ukuran subgroupnya yaitu 2
berada pada batas kendali statistik dapat dilihat bahwa sampel mean pada data
lebar memiliki data yang tidak melebih batas atas (UCL) maupun batas bawah
(LCL). Batas atas yang ditunjukan dengan UCL (Upper Control Limit) memiliki
nilai 57,59 sedangkan untuk batas bawah atau LCL (Lower Control Limit)
memiliki nilai 50,28 dengan nilai rata-rata (𝑋̅ ) berada di antara dua nilai tersebut
yaitu 53,93. Sedangkan untuk range memiliki nilai 1,94 dengan batas atasnya 6,35
dan batas bawahnya adalah 0.

16
Xbar-R chart untuk data Tinggi

Xbar-R Chart of Tinggi


78.0
U C L=77.532

76.5
Sample M ean

75.0 _
_
X=74.533

73.5

72.0
LC L=71.534
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Sample

U C L=5.211
4.8
Sample Range

3.6

2.4
_
R=1.595
1.2

0.0 LC L=0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Sample

Gambar 4.4. Xbar-R Chart Untuk Data Tinggi

Pada gambar diatas diketahui bahwa pada data tinggi meja sekolah setiap
ukuran subgroupnya 2 berada pada batas kendali statistik dapat dilihat bahwa
sampel mean pada data lebar memiliki data yang tidak melebih batas atas (UCL)
maupun batas bawah (LCL). Batas atas yang ditunjukan dengan UCL (Upper
Control Limit) memiliki nilai 77,53 sedangkan untuk batas bawah atau LCL
(Lower Control Limit) memiliki nilai 71,53 dengan nilai rata-rata (𝑋̅ ) berada di
antara dua nilai tersebut yaitu 74,53. Sedangkan untuk range memiliki nilai 1,60
dengan batas atasnya 5,21 dan batas bawahnya adalah 0.

4.4. Process Capability


Process Capability dilakukan untuk menunjukan proses mampu
menghasilkan sesuai dengan spesifikasi produk yang ditetapkan oleh pihak
pemilik.
Adapun pengolahan data untuk memperoleh process capability berdasarkan
data panjang, lebar, dan tinggi meja sekolah dari 30 sampel hasil produksi Meubel
Sejahtera adalah sebagai berikut

17
Process Capability untuk data Panjang
Sebelum melakukan pengolahan, perlu diketahui bahwa tolerasi Meubel
sejahtera untuk ukuran panjang untuk batas bawah adalah 61 dan batas atas 68.
Berikut ini adalah grafik process capability dari data panjang sebagai berikut:

Process Capability of Panjang (Cm)

LSL USL
P rocess Data Within
LS L 61 Ov erall
Target *
USL 68 P otential (Within) C apability
S ample M ean 64.2 Cp 0.62
S ample N 30 C P L 0.57
S tDev (Within) 1.87488 C P U 0.68
S tDev (O v erall) 1.91905 C pk 0.57
O v erall C apability
Pp 0.61
PPL 0.56
PPU 0.66
P pk 0.56
C pm *

60 62 64 66 68
O bserv ed P erformance E xp. Within P erformance E xp. O v erall P erformance
P P M < LS L 0.00 P P M < LS L 43931.45 P P M < LS L 47708.46
P P M > U S L 0.00 P P M > U S L 21341.36 P P M > U S L 23843.63
P P M Total 0.00 P P M Total 65272.81 P P M Total 71552.09

Gambar 4.5. Process Capability Untuk Data Panjang

Dari grafik process capability pada gambar 4.4. diatas diketahui bahwa untuk
data panjang memiliki nilai Cp dibawah 1 yaitu 0,62 yang berarti bahwa ukuran
panjang meja sekolah tidak capable dan masih perlu adanya perbaikan pada tahap
pembuatan meja sekolah untuk ukuran panjang. Standar deviasi memiliki nilai
1,92 yang akan digunakan untuk perhitungan Cpk. Nilai Cpk yang diperoleh dari
grafik diatas yaitu 0,57 yang jika berpatokan pada ketentuan 1 ≤ Cpk < 1,33,
dapat dikatakan bahwa ukuran panjang memiliki spesifikasi yang kurang baik.
Sehingga diperlukan adanya perbaikan dan penanggulangan ulang pada tahap
pembuatan meja sekolah pada ukuran panjang meja.

Process Capability untuk data Lebar


Sebelum melakukan pengolahan, perlu diketahui bahwa tolerasi Meubel
sejahtera untuk ukuran lebar terkait batas bawah adalah 51 dan batas atas 57.
Berikut ini adalah grafik process capability dari data lebar sebagai berikut:

18
Process Capability of Lebar (Cm)

LSL USL
P rocess Data Within
LS L 51 Ov erall
Target *
USL 57 P otential (Within) C apability
S ample M ean 53.9333 Cp 0.58
S ample N 30 C P L 0.57
S tDev (Within) 1.72156 C P U 0.59
S tDev (O v erall) 1.65952 C pk 0.57
O v erall C apability
Pp 0.60
PPL 0.59
PPU 0.62
P pk 0.59
C pm *

50 52 54 56 58
O bserv ed P erformance E xp. Within P erformance E xp. O v erall P erformance
P P M < LS L 0.00 P P M < LS L 44201.42 P P M < LS L 38566.06
P P M > U S L 0.00 P P M > U S L 37429.05 P P M > U S L 32307.07
P P M Total 0.00 P P M Total 81630.47 P P M Total 70873.14

Gambar 4.6. Process Capability Untuk Data Lebar

Dari grafik process capability untuk data lebar meja sekolah pada gambar 4.5.
diatas diketahui bahwa untuk data lebar memiliki nilai Cp berada dibawah 1 yaitu
adalah 0,58 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ukuran panjang meja
sekolah tidak capable dan masih ada yang harus diperbaiki pada tahap pembuat
meja sekolah berkaitan dengan lebar meja. Nilai standar deviasi diperoleh 1,66
yang digunakan untuk perhitungan Cpk. Untuk nilai Cpk data lebar meja sekolah
yaitu 0,57. Dengan berpatokan pada ketentuan 1 ≤ Cpk < 1,33, dapat dikatakan
bahwa ukuran panjang memiliki spesifikasi yang kurang baik. Sehingga
diperlukan adanya perbaikan dan penanggulangan ulang pada tahap pembuatan
meja sekolah pada ukuran lebar meja.

Process Capability untuk data Tinggi


Sebelum melakukan pengolahan, perlu diketahui bahwa tolerasi Meubel
sejahtera untuk ukuran tinggi meliputi batas bawah adalah 72 dan batas atas 77.
Berikut ini adalah grafik process capability dari data lebar sebagai berikut:

19
Process Capability of Tinggi (Cm)

LSL USL
P rocess Data Within
LS L 72 Ov erall
Target *
USL 77 P otential (Within) C apability
S ample M ean 74.5333 Cp 0.59
S ample N 30 C P L 0.60
S tDev (Within) 1.41379 C P U 0.58
S tDev (O v erall) 1.6344 C pk 0.58
O v erall C apability
Pp 0.51
PPL 0.52
PPU 0.50
P pk 0.50
C pm *

71 72 73 74 75 76 77 78
O bserv ed P erformance E xp. Within P erformance E xp. O v erall P erformance
P P M < LS L 0.00 P P M < LS L 36577.04 P P M < LS L 60569.81
P P M > U S L 0.00 P P M > U S L 40517.35 PPM > USL 65621.52
P P M Total 0.00 P P M Total 77094.39 P P M Total 126191.33

Gambar 4.7. Process Capability Untuk Data Tinggi

Dari grafik process capability untuk data tinggi meja sekolah diatas diketahui
bahwa untuk data tinggi meja sekolah memiliki nilai Cp di bawah angka 1 yaitu
0,59 sehingga dapat disimpukan bahwa ukuran panjang meja sekolah tidak
capable dan masih perlu adanya perbaikan pada tahap pembuatan meja sekolah
terkait ukuran tinggi meja. Nilai standar deviasi diperoleh 1,63 Untuk nilai Cpk
data lebar meja sekolah yaitu 0,58. Dengan berpatokan pada ketentuan 1 ≤ Cpk <
1,33, dapat dikatakan bahwa ukuran tinggi memiliki spesifikasi yang kurang baik.
Sehingga diperlukan adanya perbaikan dan penanggulangan ulang pada tahap
pembuatan meja sekolah pada ukuran tinggi meja.

4.5. Perhitungan Manual Cp dan Cpk


Perhitungan Cp dan Cpk secara manual dilakukan terhadap data panjang,
lebar dan tinggi meja sekolah menggunakan rumus yang telah ditetapkan yang
hasilnya sebagai berikut:

Perhitungan Cp dan Cpk untuk data Panjang


Diketahui : USL = 68 𝑋̅ = 64,2
LSL = 61 σ = 1,92

20
Ditanya : a. Cp b. Cpk
Penyelesaian :
𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿 68−61 7
a. Cp = = = = 0,61
6𝜎 6 (1,92) 11,52
𝑈𝑆𝐿−𝑋̅ 𝑋̅−𝐿𝑆𝐿
b. Cpk = Min [ , ]
3𝜎 3𝜎
68 − 64,2 64,2−61
= Min [ , ]
3(1,92) 3(1,92)
3,8 3,2
= Min [ , ]
5,76 5,76

= Min [ 0,66 , 0,56 ]


= 0,56

Jadi diperoleh nilai Cp dan Cpk untuk data panjang melalui perhitungan
manual yaitu Cp dengan nilai 0,62 dan Cpk dengan nilai 0,56

Perhitungan Cp dan Cpk untuk data Lebar


Diketahui : USL = 57 𝑋̅ = 53,93
LSL = 51 σ = 1,66

Ditanya : a. Cp b. Cpk
Penyelesaian :
𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿 57−51 6
a. Cp = = = = 0,60
6𝜎 6 (1,66) 9,96
𝑈𝑆𝐿−𝑋̅ 𝑋̅−𝐿𝑆𝐿
b. Cpk = Min [ , ]
3𝜎 3𝜎
57 − 53,93 53,93−51
= Min [ , ]
3(1,66) 3(1,66)
3,07 2,93
= Min [ , ]
4,98 4,98
= Min [ 0,62 , 0,59 ]
= 0,59

21
Jadi diperoleh nilai Cp dan Cpk untuk data panjang melalui perhitungan
manual yaitu Cp dengan nilai 0,60 dan Cpk dengan nilai 0,59

Perhitungan Cp dan Cpk untuk data Tinggi


Diketahui : USL = 77 𝑋̅ = 74,53
LSL = 72 σ = 1,63

Ditanya : a. Cp b. Cpk
Penyelesaian :
𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿 77−72 5
a. Cp = = = = 0,51
6𝜎 6 (1,63) 9,78
𝑈𝑆𝐿−𝑋̅ 𝑋̅−𝐿𝑆𝐿
b. Cpk = Min [ , ]
3𝜎 3𝜎
77 − 74,53 74,53−72
= Min [ , ]
3(1,63) 3(1,63)
2,47 2,53
= Min [ , ]
4,89 4,89
= Min [ 0,51 , 0,52 ]
= 0,51

Jadi diperoleh nilai Cp dan Cpk untuk data panjang melalui perhitungan
manual yaitu Cp dan Cpknya sama dengan nilai 0,51.

4.6. Analisis Data


Pengamatan terhadap 30 sampel meja sekolah hasil produksi Meubel
Sejahtera diperoleh 4 jenis kecacatan yaitu retak dengan jumlah 16, permuakaan
tidak halus dengan jumlah 9, cat tidak merata dengan jumlah 7, dan meja tidak
simetris dengan jumlah 12. Melalui pengolahan data dengan software Minitab
diperoleh pareto chart jenis cacat dengan presentasi kecacatan jenis retak sebesar
36,4%, meja tidak simetris sebesar 27,3%, permukaan tidak halus sebesar 20,5%
dan cat tidak rata sebesar 15,9%
Untuk pengolahan peta control dengan Xbar-R Chart dari data panjang, lebar
dan tinggi 30 sampel meja sekolah dapat dilihat bahwa seluruh grafik untuk ketiga
data diatas berada pada batas kontrol.

22
Selain itu berdasarkan hasil pengolahan dengan grafik process capability
menunjukan bahwa Meubel Sejahtera harus melakukan perbaikan dalam
pengukuran panjang, lebar dan tinggi meja sekolah sebelum memproduksi agar
pengendalian kualitas yang diperoleh adalah hasil yang sebaik-baiknya. Nilai Cp,
Cpk, dan Cpm berada dibawah angka 1 yang berarti bahwa kapabilitas produksi
Meubel Sejahtera rendah.
Perhitungan Cp dan Cpk secara manual menggunakan rumus menunjukan
hasil yang sedikit berbeda dengan nilai Cp dan Cpk dari process capability chart.
Untuk data panjang pada process capability chart menunjukan hasil Cp sebesar
0,62 dan Cpk sebesar 0,57 sedangkan dengan perhitungan manual diperoleh nilai
Cp sebesar 0,60 dan 0,59. Untuk data lebar pada process capability chart
menunjukan hasil Cp sebesar 0,58 dan Cpk sebesar 0,57 sedangkan dengan
perhitungan manual diperoleh nilai Cp sebesar 0,60 dan 0,59. Dan untuk data
tinggi pada process capability chart menunjukan hasil Cp sebesar 0,59 dan Cpk
sebesar 0,58 sedangkan dengan perhitungan manual diperoleh nilai Cp dan Cpk
sama yaitu 0,51.

23
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan perhitungan pengendalian kualitas statistik, maka
diperoleh pengetahuan bahwa produk kursi yang ada di Meubel Sejahtera masih
berada dalam batas pengendalian statistik. Batas pengendalian ini merupakan area
yang masih dapat diterima atau masih dalam batas toleransi.
Kemudian dilakukan analisis kapabilitas kualitas, dengan menghitung Cp,
Cpk, dan Cpm. Indeks Kapabilitas Proses atau disebut capability Process Index
(Cp) adalah indeks yang menunjukkan kemampuan proses dalam menghasilkan
produk/ output yang sesuai dengan spesifikasi. Kriteria penilaian Cp: Jika Cp >
1.33, maka kapabilitas proses sangat baik, Jika 1,00≤ Cp ≤ 1,33, maka kapabilitas
proses baik, Jika Cp < 1,00, maka kapabilitas proses rendah.

5.2. Saran
Sebaiknya Meubel Sejahtera melakukan pengukuran yang lebih teliti agar
mengurangi pemborosan material

24
DAFTAR PUSTAKA

https://carabineri.wordpress.com/2010/03/25/process-capability-kemampuan-
proses-six-sigma-quality-process-control/ (diakses pada Senin, 31 Oktober
2022, pukul 16.32)
https://caribineri.files.wordpress.com/2010/02/tabel-vi-e2809cfactors-for-
contructing-variables-control-charte2809d.jpg (diakses pada Senin, 31
Oktober 2022, pukul 16.49)
https://statistik-ku.blogspot.co.id/2009/06/capability-process.html ( diakses pada
Senin, 31 Oktober 2022, pukul 16.58)
https://analisisproseskapabilitas.weebly.com/ ( diakses pada Senin, 31 Oktober
2022, pukul 17.18)

vii
LAMPIRAN

Produk Meja Sekolah

Lampiran pengambilan sampel


No. Panjang (Cm) Lebar (Cm) Tinggi (Cm)
1. 65 55 75
2. 63 54 73
3. 64 52 74
4. 62 53 75
5. 65 56 73
6. 61 52 72
7. 65 55 77
8. 67 52 75
9. 66 54 72
10. 63 53 74

viii
11. 65 55 77
12. 61 56 75
13. 63 53 74
14. 65 57 77
15. 66 52 72
16. 62 53 75
17. 65 56 75
18. 63 54 73
19. 61 53 77
20. 64 55 75
21. 62 52 76
22. 63 51 74
23. 65 53 76
24. 67 55 77
25. 68 54 73
26. 65 57 75
27. 63 56 76
28. 64 53 74
29 67 52 72
30. 66 55 73
Rata-Rata 64,2 53,93 74,53

ix

Anda mungkin juga menyukai