Anda di halaman 1dari 9

TUGAS E-BUSINESS

DI SUSUN OLEH:

Nama : Sangrian Hitimala


Nim : 201972029
Minat : Rantai Pasok
1. Review Teknologi Pada Industry 4.0 And Internet Of Things

Revolusi Industri 4.0 merupakan fenomena yang mengkolaborasikan teknologi siber dan
teknologi otomatisasi. Revolusi Industri 4.0 dikenal juga dengan istilah “cyber physical
system”. Konsep penerapannya berpusat pada otomatisasi. Dibantu teknologi informasi
dalam proses pengaplikasiannya, keterlibatan tenaga manusia dalam prosesnya dapat
berkurang. Dengan demikian, efektivitas dan efisiensi pada suatu lingkungan kerja dengan
sendirinya bertambah. Dalam dunia industri, hal ini berdampak signifikan pada kualitas kerja
dan biaya produksi. Namun sesungguhnya, tidak hanya industri, seluruh lapisan masyarakat
juga bisa mendapatkan manfaat umum dari sistem ini.

Dalam Revolusi Industri 4.0, setidaknya ada lima teknologi yang menjadi pilar utama dalam
mengembangkan sebuah industri siap digital, yaitu: Internet of Things, Big Data, Artificial
Intelligence, Cloud Computing dan Additive Manufacturing.

1. Internet of Things (IoT)


IoT merupakan sistem yang menggunakan perangkat komputasi, mekanis, dan mesin
digital dalam satu keterhubungan (interrelated connection)
untuk menjalankan fungsinya melalui komunikasi data pada jaringan internet tanpa
memerlukan interaksi antarmanusia atau interaksi manusia dan
komputer. Sistem IoT mengintegrasikan empat komponen, yaitu: perangkat sensor,
konektivitas, pemrosesan data, dan antarmuka pengguna.
Contoh aplikasi IoT di Indonesia: Gowes (IoT untuk bike sharing), eFishery (IoT
pemberi pakan ikan otomatis), Qlue
(IoT untuk smart city), dan Hara (IoT untuk pangan dan pertanian).

2. Big Data
Big Data adalah istilah yang menggambarkan volume besar data, baik terstruktur
maupun tidak terstruktur. Namun bukan jumlah data yang penting,
melainkan apa yang dilakukan organisasi terhadap data. Big Data dapat dianalisis
untuk pengambilan keputusan maupun strategi bisnis yang lebih baik. Penyedia
Layanan Big Data Indonesia, antara lain:
a. Sonar Platform;
b. Paques Platform;
c. Warung Data;
d. Dattabot.

3. Artificial Intelligence (AI)


AI merupakan sebuah teknologi komputer atau mesin yang memiliki kecerdasan
layaknya manusia dan bisa diatur sesuai keinginan manusia. AI
bekerja dengan mempelajari data yang diterima secara berkesinambungan. Semakin
banyak data yang diterima dan dianalisis, semakin baik pula AI dalam membuat
prediksi. Aplikasi chatbot dan pengenalan wajah (face recognition) merupakan salah
satu contoh penerapan AI.
4. Cloud Computing
Komputasi awan (cloud computing) adalah teknologi yang menjadikan internet
sebagai pusat pengelolaan data dan aplikasi, dimana pengguna
komputer diberikan hak akses (login) menggunakan cloud untuk dapat
mengkonfigurasi peladen (server) melalui internet. Contohnya, hosting
situs web berbentuk peladen virtual. Ada tiga jenis model layanan dari komputasi
awan, yaitu:
• Cloud Software as a Service (SaaS),
layanan untuk menggunakan aplikasi yang telah disediakan oleh
infrastruktur awan;
• Cloud Platform as a Service (PaaS),
layanan untuk menggunakan platform yang telah disediakan, sehingga pengembang
hanya fokus pada pengembangan aplikasi;
• Infrastructure as a Service (IaaS),
layanan untuk menggunakan infrastruktur yang telah disediakan, dimana konsumen
dapat memproses, menyimpanan, berjaringan, dan
memakai sumber daya komputasi lain yang diperlukan oleh aplikasi. Produk-produk
cloud computing di Indonesia:
a. K-Cloud;
b. CloudKilat;
c. Dewaweb;
d. IDCloudHost;
e. FreeCloud.

5. Addictive Manufacturing
Additive manufacturing merupakan terobosan baru di industri manufaktur dengan
memanfaatkan mesin pencetak 3D atau sering dikenal dengan istilah 3D printing.
Gambar desain digital yang telah dibuat diwujudkan menjadi benda nyata dengan
ukuran dan bentuk yang sama dengan desain sebenarnya atau dengan skala tertentu.
Teknologi additive manufacturing mampu memproduksi lebih banyak desain dan
memproduksi barang yang tidak bisa dibuat dengan teknologi manufaktur tradisional.

2. Review Implementasi RFID and Sensor Pada E-business di Indonesia

Radio Frequency Identification—yang selanjutnya akan disingkat RFID—


merupakansebuahteknologiidentifikasi yang fleksibel, mudah digunakan,
dansangatcocokuntukoperasiotomatis. RFID tersedia dalamalat yang
hanyadapatdibacasaja (read only) ataudapatdibacadanditulisulang(read/write), serta
tidakmemerlukankontaklangsungdengan unit yang akan dibaca, serta mampu
menyediakantingkatintegritas data yang tinggi, sertasulituntukdipalsukan, sehingga
RFID dapatmenyediakantingkatkeamanan yang tinggi (Orlovsky, 2005).
Menurut United States Government Accountability Office(2005), RFID
merupakan teknologi pencatatan data yang dapat digunakan secara elektronik untuk
mengidentifikasi, melacak dan menyimpan informasi yang terdapat dalam tag RFID.Selain
itu, keunggulan RFID dibandingkan dengan teknologi serupa yang telah lebih dahulu
dikenal public yaitubarcode adalah,RFID tidak memerlukan sinar merah sebagai media.
Selain itu, ratusan tag RFID dapat diidentifikasi secara bersamaan dalam waktu yang
singkat.Salah satu perusahaan terkemuka yang sudah menerapkan teknologi RFID adalah
Wall-Mart.Wall-Martmemanfaatkan RFID untuk memantau jalannya system
pergudangan.Sehinggapegawai Wall-Mart tidak perlu mengecek sendiri ke gudang untuk
mengetahui apakah terjadi out of stock atautidak, karenasistem yang
akanmelakukannya.Masalahshelf replenishment pun dapatdiatasi, sehinggaretailer
dapatfocus untukmengatasimasalahout of stock lainnya, sepertistore forecasting, store
ordering,dan lain sebagainya. Selainitu, denganadanyaRFID, kinerjatoko pun
menjadilebihefisien, karena pekerja tidak perlu mengecek rak kosong dan dapat
menggunakan lebih banyak waktu untuk melayani pembeli.BerbedadenganWall-Martyang
memanfaatkan RFID untuk mengoptimalkan berjalannya system pergudangan mereka,PT
Akebono Brake Astra Indonesia, perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang
produksi komponen-komponen rem kendaraan roda dua dan empat, memanfaatkan RFID
dalam melakukan data capture atau perekaman data, guna memudahkan pemantauan alur
jalannya kegiatan produksi.Konsepnya adalah dengan memasang RFID tag pada kartukan
ban yang digunakan selama proses produksi berlangsung. Sehingga, ketika RFID tag
pada kartu diterdeteksi oleh sensor dariantena RFID yang ada, maka dengan seketika
seluruh informasi proses yang telah dilewat I produk tersebut masuk kedalam data
baseperusahaan. Tentu saja implementasi tersebut mampu mengheat lebih banyak waktu
dibandingkan sewaktu perusahaan masih menggunakan cara manual untuk melakukan
pencatatan data.Perusahaan-perusahaan di atas merupakan contoh dari jenis
perusahaan yang membutuhkan tingkat keamanan yang tinggi selama proses produksi
berlangsung. Tingkat keamanan yang tinggi ini diperlukan, mengingat produk yang
dihasilkan terdiri atas ratusankomponen yang apabila salah satu komponen saja tidak
terpasang dengan tepat, atau bahkan tidak terpasang, akan menyebabkan produk
yang dihasilkan NG dan tidak sesuai standar. Dapat dibayangkan apabila sebuah
komponen rem seperti yang dibuat oleh PT Akebono Brake Astra Indonesia beredar
dipasaran dalam kondisi NG. tentu akan sangat membahayakan keselamatan jika dipasang
pada kendaraan konsumen. Beberapa contoh implementasi di atas menunjukkan
pentingnya implementasi dari teknologi RFID, maka penelitian tugas akhir ini akan
membahas upaya perancangan alur prosesdata capturekegiatan assemblingyang
berdasarkan pada sistem riil industri manufaktur, kemudian dimodelkan menjadi skala
laboratorium dengan tujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas dari penerapan
teknologi tersebut.
3. Review Potensi Penerapan Blockchain Pada e-business Di Indonesia

Penerapan blockchain di Indonesia dan dunia


Bank Central Asia (BCA) mengklaim saat ini sudah menggunakan teknologi
blockchain untuk aktivitas operasional di internal perusahaan. Visi dari penerapannya
ialah untuk mempercepat transaksi pembayaran, mengurangi kompleksitas transaksi
di back-office. Selain itu juga ada POS Indonesia, perseroan ini mengembangkan
sebuah sistem bernama “Digiro.in”, yakni penerapan blockchain untuk layanan
multicurrency atau lebih tepatnya ialah untuk evolusi layanan giro yang menjadi salah
satu model bisnis yang diterapkan POS Indonesia.
Ada juga Digital Artha Media Corporation (DAM Corp), sebuah perusahaan
fintech-enabler beroperasi di Indonesia yang mencoba mengembangkan solusi white
labelblockchain untuk membantu perusahaan di bidang finansial. Solusi yang
ditawarkan diklaim mampu membantu perusahaan dalam melakukan transisi dari
model bisnis tersentralisasi menjadi terdesentralisasi. Sebuah startup asal Singapura
juga baru mengumumkan kehadirannya di Indonesia. Bernama Veiris, startup tersebut
mengusung teknologi visual komputer berbasis blockchain guna membantu korporasi
menyelesaikan proses Know Your Customer untuk meningkatkan engagement dengan
para mitra.

Infografik penerapan blockchain di Indonesia / DailySocial


Di luar negeri, blockchain juga sudah mulai terealisasi. Misalnya di Kanada,
Royal Bank of Canada (RBC) sudah mengembangkan sebuah sistem berbasis
Distributed Ledger Technology (DLT) yang diberi nama Hyperledger. Penerapannya
sudah diaplikasikan untuk membantu transaksi dengan cabang bank di wilayah
Amerika Serikat dan Kanada. Menariknya, Hyperledger didesain secara terbuka,
melalui mekanisme tertentu institusi perbankan bisa terhubung ke dalamnya. Di
Singapura, Bank Oversea-Chinese Banking Corporation (OCBC) menerapkan
blockchain untuk membantu memuluskan transaksi antar kantor Cabang di Singapura
dan Malaysia. Dengan suksesi tersebut, diklaim membuat proses transaksi hanya
memakan waktu maksimal 5 menit.
Pendapat para pakar soal implementasi blockchain
Dalam sebuah kesempatan diskusi di sesi #SelasaStartup yang
diselenggarakan DailySocial, salah satu pemateri Country Blockchain Leader IBM
Indonesia, Juliandri Jenie, menerangkan lebih lanjut seputar implementasi blockchain
di beberapa bidang. Di awal presentasinya ia menunjukkan tentang ambisi Spotify
membawa blockchain di industri musik digital. Pada bulan April 2017 lalu, Spotify
mengakuisisi sebuah startup blockchain bernama Mediachain Labs. Tujuannya
Spotify ingin menghadirkan sebuah mekanisme perhitungan dan pembayaran royalti
yang lebih adil untuk pencipta musik. Keunggulan blockchain yang ingin
dikembangkan ialah untuk melacak melacak siapa pencipta lagunya, judul lagu yang
sudah diciptakan, dan sebagainya, sehingga royalti dapat didistribusikan dengan lebih
tepat juga.
Untuk di Indonesia Janie menjelaskan ada beberapa bidang yang dapat
dioptimalkan dengan blockchain, salah satunya di bidang supply-chain. Menjelaskan
soal aplikasinya, ia menuturkan:
“Blockchain akan sangat terasa manfaatnya untuk perusahaan supply chain.
Keuntungan yang bisa mereka rasakan adalah peningkatan visibilitas informasi
logistik dan dokumentasi di seluruh rantai pemasok. Keuntungan lainnya termasuk
mengurangi biaya dan risiko melalui otomasi, pelacakan yang dapat diukur dan aman
terhadap risiko fisik dan kejadian dalam rantai pasokan, serta memungkinkan
terciptanya model bisnis baru.”
Menjelang akhir tahun lalu, DailySocial turut hadir dalam konferensi
blockchain internasional di Bali. Di sana beberapa ahli menyampaikan ide dan
penemuannya soal pemanfaatan blockchain di tingkat lanjut. Salah satu praktisi
blockchain yang hadir adalah Chief Scientist CyberMiles Michael Yuan. Dalam
presentasinya ia menjelaskan bagaimana bisnis e-commerce dapat terbantu dengan
teknologi blockchain, misalnya untuk menghadirkan efisiensi dalam manajemen
identitas, termasuk membantu mewujudkan sistem pelacakan dan keaslian produk,
karena semua data bisa disimpan di dalam blockchain dan disinkronisasikan ke semua
jaringan. Solusi seperti itu dinilai bisa merevolusi kembali bisnis dan teknologi e-
commerce. Menurut Matej Michalko, CEO Decent, di konferensi yang sama,
blockchain dinilai dapat menjadi solusi dari masalah menaun yang menghantui
industri konten, yakni pembajakan. Dengan sistem blockhain, para kreator dengan
mudah menjual dan mendistribusikan konten ke para penikmat konten secara
langsung dengan mekanisme yang disebut dengan “data exchange”. Bayangkan jika
sebuah konten dapat didistribusikan dengan enkripsi dan identitas yang unik untuk
setiap penikmatnya. Ketika terjadi distribusi di luar ketentuan, pelacakannya akan
lebih mudah atau bahkan menjadi mustahil lantaran sistem enkripsi yang diterapkan.
Bank Indonesia sebagai regulator
Sebagai langkah preventif, Indonesia perlu segera menyusun kebijakan baku
soal blockchain. Perkembangannya tidak terlihat, namun jika melihat tren teknologi
yang ada sebelumnya yang memiliki perkembangan sangat cepat, Bank Indonesia
menjadi komponen kunci di sini.
Pertama, dalam kaitannya dengan perlindungan konsumen, perlu diciptakan solusi
pengaduan, penanganan, atau transparansi dalam setiap proses bisnis yang
diterapkan.Infografik payung regulasi yang perlu disiapkan untuk blockchain di
Indonesia / DailySocial Bank Indonesia juga perlu menjadi trigger terjadinya
kolaborasi lintas otoritas, termasuk membangun kemitraan dengan pihak internasional
mengingat cakupan blockchain tidak terbatas di suatu negara. Untuk mencegah
dampak negatif dalam penyelenggaraan sistem pembayaran, perlu adanya ketetapan
untuk menjamin kesetaraan di sistem pembayaran yang diaplikasikan. Yang terakhir,
sekaligus paling esensial, Bank Indonesia perlu menjadi penentu skala prioritas.
Teknologi boleh saja maju dengan tetap mempertimbangkan perkembangan,
stabilitas, dan integritas ekonomi negara.
Antusiasme blockchain di Indonesia sebagai sinergi tahap awal
Menyusul perkembangan blockchain yang ada di dunia dan di Indonesia,
enam perusahaan blockchain lokal (Blocktech Indonesia, Blockchain Zoo, IndoDAX,
Indonesian Blockchain Network, Luno, dan Pundi X) mendirikan Asosiasi
Blockchain Indonesia.Diketuai CEO IndoDAX Oscar Darmawan, asosiasi tersebut
membawa sejumlah visi. Salah satunya ialah untuk mendorong kolaborasi antara
pemangku kebijakan dengan pelaku usaha yang akan menggunakan blockchain dan
cryptocurrency sebagai landasan teknologi. Sebagai langkah awal, asosiasi juga telah
menjadi bagian Kamar Dagang Indonesia (KADIN) untuk bersama-sama
merumuskan program penyelarasan perkembangan blockchain dengan regulasi di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai