Disusun Oleh :
ALVIAN BUDI SANTOSO 41616320019
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia kesehatan,
kesempatan, dan semangat yang tinggi sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan Laporan Pengendalian dan penjaminan kualitas ini.
Tak lupa secara khusus peyusun laporan menyampaikan terima kasih kepada
:
1) Ibu Hayu Kartika ST, MM selaku dosen mata kuliah Pengendalian dan
penjaminan kualitas yang telah memberikan materi dan bimbingan
dalam mengampu mata kuliah;
2) Teman-teman di Kelas Teknik Industri, yang telah memberikan
dukungan, informasi dan motivasi selama pelajaran ataupun praktikum;
dan
3) Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu yang telah
memberikan saran dalam penyusunan laporan ini.
Laporan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik serta
saran yang membangun masih kami harapkan untuk penyempurnaan Laporan akhir
ini. Sebagai manusia biasa kami merasa memiliki banyak kesalahan, oleh karena
itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya untuk kelancaran penyelesaian laporan
ini.
Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Akhirnya penulis mengharapkan bantuan koreksi dan bahan masukan dari para
pakar untuk menyempurnakan laporan praktikum ini.
ii
DAFTAR ISI
2.3 Statistical Process Control (SPC) ................. Error! Bookmark not defined.
Saran .................................................................................................................. 40
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pengurutan Data (perhitungan deviasi) .... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2. Perhitungan Pareto ................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. Data Berat Badan Mahasiswa .................. Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. Data Tinggi Badan Mahasiswa ................ Error! Bookmark not defined.
Tabel 5. Gulungan Kertas ...................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 6. Ketebalan Kayu ........................................ Error! Bookmark not defined.
Tabel 7. Tabel Cacat Produk .................................. Error! Bookmark not defined.
Tabel 8 Tabel Cacat Tiang ..................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 9 Tabel Diameter Besi.................................. Error! Bookmark not defined.
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR GRAFIK
vii
BAB I
Pendahuluan
Perkembangan dunia usaha yang terjadi pada saat ini bukan hanya
berorientasi kepada seberapa tinggi tingkat produktifitas dari usaha tersebut
melainkan lebih fokus kepada kualitas dari produk yang dihasilkan. Kualitas
adalah karakteristik yang melekat pada suatu produk. Produk yang berkualitas
akan mampu memberikan kepuasan terhadap pelanggan. Untuk itu pihak
produsen harus bisa memenuhinya agar bisa mengikuti persaingan yang ada.
Kualitas menjadi sangat penting dalam memilih produk disamping factor harga
yang bersaing. Perbaikan dan peningkatan kualitas produk dilakukan dengan
harapan tercapainya tingkat cacat produk mendekati zero defect. Perbaikan
kualitas dan perbaikan proses terhadap sistem produksi secara menyeluruh
harus dilakukan jika perusahaan ingin menghasilkan produk yang berkualitas
baik.
1
Dalam tugas praktikum ini penyusun akan membahas tentang bagaimana
alur diagram pada suatu proes dapat terlaksana. Selain itu, penyusun juga akan
membuat suatu histogram sesuai arahan yang telah di berikan pembimbing.
1.3 Tujuan
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Seven tools adalah 7 alat yang digunakan untuk mendukung pengendalian kualitas.
Pada dasarnya seven tools digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi
dalam proses produksi. Dalam industri manufaktur, seven tools sebenarnya tidak hanya
digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kualitas saja. Masalah lain seperti
losstime atau waktu proses yang hilang karena sesuatu hal dalam proses produksi juga
bisa diselesaikan dengan seven tools. Seven tools merupakan alat yang didesain cukup
sederhana agar mudah dipahami oleh setiap orang membacanya.
Penggunaan seven tools tidak harus digunakan secara berurutan. Sebab, kita bisa
memakai alat – alat tersebut sesuai dengan kebutuhan penelitian kita. Dalam
penyelesaian suatu masalah dengan menggunakan seven tools, kita perlu metodologi
untuk mempermudah tahapan dalam menyelesaikan masalah. Sebab, seven tools tidak
bisa berdiri sendiri. Perlu adanya metodologi untuk mengelola pengunaan peralatan
tersebut. Secara umum seven tools biasanya digunakan bersamaan dengan metode PDCA
(Plan, Do, Check, Action) DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) atau
biasa di sebut six sigma.Berikut ini beberapa penjelasan mengenai seventools :
1. Checksheet
Gambar di bawah ini menunjukkan contoh check sheet yang digunakan untuk
mengumpulkan data cacat per jam.
3
Gambar 1. Contoh Check Sheet
Scartter Diagram
2. Scatter Diagram
Scatter diagram atau diagram tebar adalah salah satu alat dari QC Seven
Tools (7alat pengendalian kualitas) yang berfungsi untuk melakukan pengujian
terhadap seberapa kuatnya hubungan antara 2 variabel serta menentukan jenis
hubungan dari dua variable tersebut apakah berhubungan positif, negative, atau
tidak ada hubungan sama sekali. Bentuk dari Scatter Diagram adalah gambaran
grafis yang terdiri dari sekumpulan titik-titik (point) dari nilai sepasang variabel
(Variabel X dan Variabel Y).
Scatter diagram sering disebut juga dengan Scatter Chart, Scatter plot,
scattergram, dan Scatter graph.
3. Fishbone Diagram
Fishbone diagram (diagram tulang ikan) sering disebut juga diagram Ishikawa
atau cause–and–effect diagram (diagram sebab-akibat). Fishbone diagram adalah alat
untuk mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau masalah, dan
menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah akan dipecah
menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin,
prosedur, kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang
perlu diuraikan melalui sesi brainstorming.
Pareto chart (bagan pareto) adalah bagan yang berisikan diagram batang
(bars graph) dan diagram garis (line graph); diagram batang memperlihatkan
klasifikasi dan nilai data, sedangkan diagram garis mewakili total data kumulatif.
Klasifikasi data diurutkan dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga
terendah. Ranking tertinggi merupakan masalah prioritas atau masalah yang
terpenting untuk segera diselesaikan, sedangkan ranking terendah merupakan
masalah yang tidak harus segera diselesaikan.
Prinsip pareto chart sesuai dengan hukum Pareto yang menyatakan bahwa
sebuah grup selalu memiliki persentase terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki
dampak terbesar (80%). Pareto chart mengidentifikasi 20% penyebab masalah vital
untuk mewujudkan 80% improvement secara keseluruhan. Gambar di bawah ini
menunjukkan contoh pareto chart.
5. Flow Charts
“Draw a flowchart for whatever you do. Until you do, you do not know what
you are doing,
you just have a job” — Dr. W. Edwards Deming.
Flow charts (bagan arus) adalah alat bantu untuk memvisualisasikan proses
suatu penyelesaian tugas secara tahap-demi-tahap untuk tujuan analisis, diskusi,
6
komunikasi, serta dapat membantu kita untuk menemukan wilayah-wilayah perbaikan
dalam proses.
Gambar di bawah ini menunjukkan contoh flow chart. Untuk mengetahui arti
simbol-simbol flowchart dan cara penggunaannya, silahkan buka posting yang
berjudul: Standar Simbol-Simbol Flowchart dan Penggunaannya.
6. Histogram
Histogram adalah alat seperti diagram batang (bars graph) yang digunakan
untuk menunjukkan distribusi frekuensi. Sebuah distribusi frekuensi menunjukkan
seberapa sering setiap nilai yang berbeda dalam satu set data terjadi. Data dalam
histogram dibagi-bagi ke dalam kelas-kelas, nilai pengamatan dari tiap kelas
ditunjukkan pada sumbu X.
7
Gambar 6. Contoh Histogram
7. Control Chart
Control chart atau peta kendali adalah peta yang digunakan untuk
mempelajari bagaimana proses perubahan dari waktu ke waktu. Data di-plot dalam
urutan waktu. Control chart selalu terdiri dari tiga garis horisontal, yaitu:
Garis pusat (center line), garis yang menunjukkan nilai tengah (mean) atau nilai
rata-rata dari karakteristik kualitas yang di-plot-kan pada peta kendali.
Upper control limit (UCL), garis di atas garis pusat yang menunjukkan batas
kendali atas.
Lower control limit (LCL), garis di bawah garis pusat yang menunjukkan batas
kendali bawah.
8
Gambar 7. Contoh Control Charts
9
Control limit/garis kontrol adalah garis batas yang menggambarkan
kemampuan berdasarkan pengalaman dan kemampuan teknik. Limit spesifikasi
adalah batas-batas spesifikasi yang ditentukan oleh konsumen (dalam/luar) atau
target yang harus dipernuhi. Walaupun proses menunjukkan keadaan terkontrol (di
dalam garis kontrol) harus diperhatikan juga apakah proses sesuai dengan limit
spesifikasi. Manfaat digunakannya garis control dalam SPC adalah untuk
mengidentifikasi gejala penyimpangan suatu proses.
Garis kontrol dalam control chart merupakan alat yang efektif untuk mendeteksi
penyebab khusus dari suatu variasi. Jika terdapat poin-poin yang berada di luar garis
control, maka akan diindikasikan bahwa proses berada di luar control dan tindakan
koreksi harus dilakukan.
10
a. Variable Control Chart (Peta Kendali Variabel)
Variable Control Chart atau Peta Kendali Variabel ini digunakan untuk mengendalikan
proses dengan Data Variabel seperti Panjang Kaki Komponen, Suhu Solder, Tegangan
Power Supply, Dimensi Komponen dan Data-data variabel lainnya. Jenis-jenis Control
Chart ini diantaranya adalah Xbar – R Chart, Xbar – s Chart dan I – MR Chart.
Komponen penting yang terdapat dalam sebuah Control Chart adalah Batas-batas
kendali (Control Limit) yang terdiri dari Upper Control Limit (UCL), Central Limit
(CL), dan Lower Control Limit (LCL).
1. Xbar – R Chart
Xbar – R Chart adalah Peta kendali untuk mengendalikan proses berdasarkan Rata-
rata (Xbar) dan Range (R). Xbar – R Chart digunakan apabila ukuran sampel yang
dikumpulkan berjumlah lebih dari 2 dan kurang dari atau sama dengan 5 (2 < n ≤
5) pada setiap set sampel data, Jumlah set sampel yang ideal adalah 20 – 25 set
sampel
2. Xbar – s Chart
Xbar – s Chart adalah Peta kendali untuk mengendalikan proses berdasarkan Rata-
rata (X-bar) dan Standar Deviasi (s). Xbar-s Chart digunakan apabila ukuran
sampel yang dikumpulkan berjumlah lebih dari 5 (n > 5) pada setiap set sampel
data, Jumlah set sample yang ideal adalah 20 – 25 set sampel.
I-MR Chart digunakan apabila data sampel yang dikumpulkan hanya berjumlah 1
unit. Chart jenis ini sering digunakan jika sampel yang diperiksa tersebut harus
dimusnahkan (tidak dapat dipakai kedua kalinya) atau pada produk yang berharga
tinggi.
Attribute Control Chart atau Peta Kendali Atribut ini digunakan untuk
mengendalikan proses dengan menggunakan Data Atribut seperti Jumlah unit yang
11
Gagal Produksi (Reject), Jumlah ketidakhadiran karyawan, Jumlah Komponen yang
defective dan lain sebagainya. Pada dasarnya, Data Atribut adalah Data yang hanya
memiliki 2 nilai atau pilihan seperti OK atau NG, Hadir atau Absen, dan Komponen
Baik atau Komponen Defective. Jenis-jenis Control Chart ini diantaranya adalah np-
Chart, p-Chart, c-Chart dan u-Chart.
1. np-Chart
np-Chart adalah Control Chart (Peta kendali) yang berfungsi untuk mengukur
jumlah defective (kegagalan/cacat) pada produksi. np-Chart digunakan apabila
jumlah sampel (sample size) yang dikumpulkan adalah konstan atau tetap. Ukuran
sampel (sample size) sebaiknya berjumlah lebih dari 30 (n>30) dan harus konstan
(tetap) dari waktu ke waktu sedangkan Jumlah Set sampel yang ideal adalah sekitar
20 – 25 set sampel.
2. p-Chart
np-Chart adalah salah Jenis Control Chart (Peta Kendali) yang berfungsi untuk
mengukur proporsi defective (kegagalan/cacat) pada produksi. Sebagai contoh, jika
ada 10 unit yang cacat dari 100 unit yang di inspeksi, maka proporsi produk cacat
adalah 10/100=0,10. p-Chart digunakan apabila jumlah sampel (sample size) yang
dikumpulkan adalah tidak konstan atau tidak tetap. Ukuran sampel (sample size)
sebaiknya lebih dari 30 (n>30) dan Jumlah Set sampel yang ideal adalah sekitar 20
– 25 set sampel.
3. c-Chart
c-Chart adalah jenis Control Chart (Peta Kendali) yang berfungsi untuk mengukur
banyaknya jumlah defect atau ketidaksesuaian yang terdapat dalam unit yang
diproduksi. c-Chart digunakan apabila jumlah kesempatan yang defect adalah
konstan atau tetap.
12
4. u-Chart
Sama seperti c-Chart, u-Chart digunakan untuk mengukur banyaknya jumlah defect
atau ketidaksesuaian dalam unit yang diproduksi. Penggunaan u-Chart apabila
jumlah kesempatan yang defect adalah non-konstan atau tidak tetap.
13
BAB III Pengumpulan dan Pengolahan Tugas
Rekening berarti suatu rekening dalam rupiah atau mata uang asing yang dibuka
dan ditatausahakan oleh Bank. Setiap nasabah yang ingin membuka rekening akan
diberikan formulir pembukaan rekening. Formulir pembukaan rekening itu sendiri
adalah formulir yang diisi dan ditandatangani nasabah untuk tujuan pembukaan
rekening. Pada umumnya persyaratan pembukaan rekening adalah sebagai berikut
:
Setelah kita mempersiapkan persyaratan yang secara umum nantinya akan diminta
oleh pegawai bank untuk administrasi pendaftaran nasabah baru kita mendatangi
bank yang akan kita buat tabungan barunya.
Jika anda datang pertama kali ke bank tersebut, tanyalah kepada satpam atau
petugas lainnyayang bisa ditanyai tentang maksud k edatangan anda, yaitu
membuat rekening tabungan baru. Petugas yang ada akan membantu anda ke
tempat pembuatan rekening baru.
Pada saat anda membuat rekening baru biasanya anda akan dimintai ktp asli anda
dan anda diwajibkan mengisi berbagai beberapa lembar formulir yang cukup
melelahkan. Selanjutnya anda akan diminta tanda tangan didepan petugas bank.
Usahakan jangan berbeda sekali dengan yang ada di kartu identitas anda, karena
anda bisa dicurigai melakukan tindakan kriminal. Jika agak berbeda biasanya anda
akan diminta tanda tangan lagi sampai mirip.
14
Setelah semua urusan administratif selesai, maka anda nanti akan mendapatkan
buku tabungan dan diharuskan menyetor uang seturan awal secara tunai di kasir
bank. Beberapa bank akan mungkin membebani anda dengan biaya lain seperti
biaya materai.
Beberapa bank bisa membuat kartu atm di hari itu juga, namun ada juga yang
mengharuskan anda menunggu beberapa hari kerja untuk menunggu kartu atm
anda selesai di proses. Kelebihan yang beberapa hari proses adalah pada kartu atm
anda bisa terpampang nama anda pada kartu tersebut. Jika bank tersebut bisa
membuat kartu atm di hari yang sama, uruslah. Tetapi jika harus ditunggu beberapa
hari kerja, anda sebaiknya menunggu sesuai anjuran dan datang kembali di lain
waktu.
Ketika kartu ATM dari bank anda terima sebaiknya anda periksa dan dicoba
dahulu agar tidak usah bolak-balik jika ada masalah. Segera ganti pin pada kartu
atm anda dari pin default awal yang diberikan bank secara tertulis dan rahasia.
Ganti dengan pin yang mudah anda ingat tetapi sulit ditebak orang lain. Setelah
semua selesai anda kini sudah memiliki rekening bank baru yang siap anda
gunakan untuk berbagai keperluan anda
1. Diagram Konteks
Diagram ini adalah diagram level tertinggi dari DFD yang menggambarkan
hubungan sistem dengan lingkungan luarnya secara keseluruhan.
- Diagram 1 Level 2
Diagram ini merupakan dekomposisi dari diagram rinci
- Diagram 1 Level 3
Diagram ini merupakan dekomposisi dari diagram rinci
Pada tugas sebelumnya, dapat dibuat gambaran Data Flow Diagram pada
sebuah system informasi mengenai proses – proses yang ada yaitu :
1. Pembukaan Rekening
2. Penyetoran Uang ( Menabung )
3. Penarikan Uang
4. Pembuatan Laporan
Penyelesaian:
Dalam penyelesaian, kami menggunakan komponen DFD menurut Yourdan dan DeMarco
1. Diagram Konteks
16
Diagram konteks pada layanan nasabah berikut adalah nasabah sebagai pihak eksternal
dan teller, CS, Direktur Bank sebagai pihak internal yang sedang berjalan :
2. Diagram Rinci
Pada DFD Rinci proses setoran ini terdapat empat proses utama yaitu pembukaan
rekening, penyetoran uang (menabung), penarikan uang, dan pembuatan laporan
dijelaskan pada gambar diagram dibawah ini :
17
Gambar : Diagram Rinci
- Diagram 1 Level 1
Pada DFD ini proses pembukaan rekening ini terdapat tiga proses utama yaitu validasi
data nasabah, input data nasabah, dan laporan dijelaskan pada gambar diagram
dibawah ini :
18
Gambar : Diagram 1 level 1
- Diagram 1 Level 2
Pada DFD ini proses setoran ini terdapat dua proses utama yaitu entri jumlah setoran,
dan laporan penyimpanan dijelaskan pada gambar diagram dibawah ini :
- Diagram 1 Level 3
Pada DFD ini proses penarikan ini terdapat dua proses utama yaitu pengambilan jumlah
uang, dan laporan dijelaskan pada gambar diagram dibawah ini :
19
Gambar Diagram 1 level 3
Deskripsi Proses ini berfungsi untuk mengisi data nasabah baru atau
pembukaan rekening baru
20
3 Nama Penarikan uang
Deskripsi Proses ini untuk penarikan uang secara tunai atau nontunai
Output Uang, bukti slip penarikan dan laporan saldo tabungan nasabah
4 Nama Laporan
48-52 3
55-61 4
62-68 12
69-75 7
76-82 3
21
83-85 1
TOTAL 30
TOTAL 30 1,962
x=1962/30
x= 65,4
22
14
HISTOGRAM BERAT BADAN 30
12
MAHASISWA
10
FREKUENSI
8
6
4
2
0
48-52 55-61 BERAT
62-68BADAN
69-75
(KG) 76-82 83-85
23
TOTAL 30 5,054
x= 5054 = 168.47
30
6
FREKUENSI
0
160-162 163-165 166-168 169-171 172-175 176-180
TINGGI BADAN (CM)
24
3.2 Praktikum 2
1. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan kertas berlapis film,
melakukan pengamatan terhadap suatu gulungan kertas dan mengukurnya untuk
mengetahui distribusi ketebalan. Pengukuran dilakukan selama 1 bulan (30 HARI)
dan setiap harinya diukur sekali diperoleh data sebagai berikut :
25
0,0
4
2,04 2,073 1 2,073 2,173 1,97 0,038 0,12 0
0,0
5
2,06 2,073 2 2,073 2,173 1,97 0,038 0,12 0
0,0
6
2,1 2,073 4 2,073 2,173 1,97 0,038 0,12 0
0,0
7
2,08 2,073 2 2,073 2,173 1,97 0,038 0,12 0
0,0
8
2,13 2,073 5 2,073 2,173 1,97 0,038 0,12 0
0,0
9
2,06 2,073 7 2,073 2,173 1,97 0,038 0,12 0
0,0
10
2,05 2,073 1 2,073 2,173 1,97 0,038 0,12 0
0,0
11
2,12 2,073 7 2,073 2,173 1,97 0,038 0,12 0
0,0
12
2,1 2,073 2 2,073 2,173 1,97 0,038 0,12 0
0,0
13
2,05 2,073 5 2,073 2,173 1,97 0,038 0,12 0
0,0
14
2,06 2,073 1 2,073 2,173 1,97 0,038 0,12 0
0,0
15
2,09 2,073 3 2,073 2,173 1,97 0,038 0,12 0
0,0
16
2,04 2,073 5 2,073 2,173 1,97 0,038 0,12 0
17 2,04 2,073 0 2,073 2,173 1,97 0,038 0,12 0
0,0
18
2,01 2,073 3 2,073 2,173 1,97 0,038 0,12 0
0,0
19
2,1 2,073 9 2,073 2,173 1,97 0,038 0,12 0
0,0
20
2,06 2,073 4 2,073 2,173 1,97 0,038 0,12 0
26
0,0
21
2,07 2,073 1 2,073 2,173 1,97 0,038 0,12 0
0,0
22
2,08 2,073 1 2,073 2,173 1,97 0,038 0,12 0
0,0
23
2,09 2,073 1 2,073 2,173 1,97 0,038 0,12 0
0,0
24
2,1 2,073 1 2,073 2,173 1,97 0,038 0,12 0
0,0
25
2,01 2,073 9 2,073 2,173 1,97 0,038 0,12 0
0,0
26
2,1 2,073 9 2,073 2,173 1,97 0,038 0,12 0
0,0
27
2,05 2,073 5 2,073 2,173 1,97 0,038 0,12 0
0,0
28
2,12 2,073 7 2,073 2,173 1,97 0,038 0,12 0
0,0
29
2,05 2,073 7 2,073 2,173 1,97 0,038 0,12 0
0,0
30
2,07 2,073 2 2,073 2,173 1,97 0,038 0,12 0
27
Gambar 3.2.1 Peta kendali X dan MR
a. Tentukan peta kendali apa yang tepat untuk data diatas?
Peta pengendali yang tepat untuk data diatas adalah peta kendali X dan MR,
karena ukuran sampel data diatas hanya 1 (n=1) dan data individual sebanyak
39 set contoh.
b. Hitung CL, UCL dan LCL
Tentukan central line untuk peta kendalu X dan MR
62,2
=
30
= 2,073
Peta kendali X
=2,073 + (2.66*0,038)
= 2,173
28
= 2,073 – (2,66*0.038)
=1.97
Peta kendali MR
UCL = 3,276*0,038
=0,12
LCL = 0*0,038
=0
c. Buat peta kendalinya dan apakah terkendali atau tidak, jika tidak lakukan revisinya
Sesuai grafik peta kendali X dan MR bahwa data tersebut terkendali, karena tidak
ada data yang melewati UCL dan LCL
2. Sebuah besi silinder 30 cm dibubut untuk menghasilkan tiang penyangga jug hanger
yang berdiameter lebih kecil dengan mengggunakan mesin bubut modern.Setelah
selesai dibubut diperoleh data diameter yang diukur menggunakan micrometer dari
10 sampel dengan pengukuran sebanyak 5 kali
LCL
CL UCL LCL CL UCL
Nomor Hasil Observasi Ketebalan kayu (R-
x r (X-bar (X-Bar (X-Bar (R-bar (R-Bar
sampel (cm) Chart) Chart) Chart) Chart) Chart)
Bar
Chart)
1 31 30,25 32 29,2 30,2 30,53 2,8 29,721 31,27 28,17 2,68 5,67 0
2 28 30,1 31 30,1 29 29,64 3 29,721 31,27 28,17 2,68 5,67 0
3 28 31 30,15 30,3 30,45 29,98 3 29,721 31,27 28,17 2,68 5,67 0
4 29 30,2 29 30 28 29,24 2,2 29,721 31,27 28,17 2,68 5,67 0
5 30,25 28 29 28,5 30,1 29,17 2,25 29,721 31,27 28,17 2,68 5,67 0
6 28,55 32 28 28,75 28 29,06 4 29,721 31,27 28,17 2,68 5,67 0
7 28,75 30,2 29,55 30,15 30,4 29,81 1,65 29,721 31,27 28,17 2,68 5,67 0
8 29 29 30,45 30,05 29,25 29,55 1,45 29,721 31,27 28,17 2,68 5,67 0
9 32 30,15 32 30,4 28,55 30,62 3,45 29,721 31,27 28,17 2,68 5,67 0
10 30,15 31 28,75 28 30,15 29,61 3 29,721 31,27 28,17 2,68 5,67 0
Tabel 3.2.2 Diameter Besi
29
Gambar 3.2.2 Peta kendali X dan R
a. Tentukan peta kendali apa yang tepat untuk data diatas?
Peta pengendali yang tepat untuk data diatas adalah peta kendali X dan R
b. Hitung CL, UCL dan LCL
= 29,701
=2,68
Batas kendali R bar
= 2,68*2,114
=5,67
= 2,68*0
30
=0
Batas kendali x bar
= 29,72 + (0.577*2,68)
= 31,27
= 29,72 – (0.577*2,68)
=28,17
c. Buat peta kendalinya dan apakah terkendali atau tidak, jika tidak lakukan revisinya
Sesuai grafik peta kendali X dan R bahwa data tersebut terkendali, karena tidak ada
data yang melewati UCL dan LCL
31
13 4 2,433 7,113 -2,246
14 2 2,433 7,113 -2,246
15 2 2,433 7,113 -2,246
16 1 2,433 7,113 -2,246
17 3 2,433 7,113 -2,246
18 3 2,433 7,113 -2,246
19 0 2,433 7,113 -2,246
20 5 2,433 7,113 -2,246
21 2 2,433 7,113 -2,246
22 2 2,433 7,113 -2,246
23 3 2,433 7,113 -2,246
24 3 2,433 7,113 -2,246
25 4 2,433 7,113 -2,246
26 2 2,433 7,113 -2,246
27 1 2,433 7,113 -2,246
28 1 2,433 7,113 -2,246
29 2 2,433 7,113 -2,246
30 2 2,433 7,113 -2,246
32
3.2.3 Peta kendali C
a. Tentukan peta kendali apa yang tepat untuk data diatas?
Peta pengendali yang tepat untuk data diatas adalah peta kendali C, karena peta
kendali C merupakan peta dengan ukuran jumlah kecacatan dalam suatu produk
juga menentukan kualitas dari produk tersebut. Peta kendali C digunakan untuk
memantau jumlah cacat yang timbul dari produk yang dihasilkan bukan jumlah
produk yang cacat
b. Hitung CL, UCL dan LCL
= 73/30
=2,433
=2,433+3√2,433
=7,113
=2,433-3√2,433
=7,113
c. Buat peta kendalinya dan apakah terkendali atau tidak, jika tidak lakukan
revisinya
33
Sesuai grafik peta kendali X dan R bahwa data tersebut terkendali, karena tidak
ada data yang melewati UCL dan LCL
4. Sebuah pengamatan dilakukan oleh divisi QC. Ditemukan banyaknya produk cacat
pada proses pembubutan pada tiang penyangga. Kemudian dicatat banyaknya tiang
penyangga yang tidak memenuhi persyaratan yang diinginkan adalah seperti pada
table. Pengamatan dilakukan selama 20 hari.
34
Gambar 3.2.4 Peta kendali P
=49/979
=0,05
c. Buat peta kendalinya dan apakah terkendali atau tidak, jika tidak lakukan revisinya
Sesuai grafik peta kendali X dan R bahwa data tersebut terkendali, karena tidak ada
data yang melewati UCL dan LCL
35
3.3 Tugas Praktikum Modul 3
1. Carilah nilai indeks kemampuan proses dari data peta X dan R tugas praktikum pada
P2 ditetapkan batas spesifikasi sebesar 30 + 1mm, apakah proses tersebut capable ?
2. Hitung berapa besar proporsi kesalahan pada soal no 1 diatas ?
3. Dari modul sebelumnya didapatkan hasil rata-rata proporsi cacat untuk peta kendali P,
hitunglah nilai Cp dan Cpk ?
Jawab :
1. Mencari indeks kemampuan proses (cpk) dari data pengukuran diameter besi pada tabel
modul 2. Kemudian ditetapkan batas spesifikasi sebesar 30+ 1mm.
36
2. Proporsi kesalahan pada no.1
27 28 29 30 31 32
O bserv ed P erformance E xp. Within P erformance E xp. O v erall P erformance
% < LS L 26,00 % < LS L 27,15 % < LS L 26,81
% > USL 8,00 % > U S L 12,98 % > U S L 12,58
% Total 34,00 % Total 40,12 % Total 39,39
Berdasarkan hasil analisis dengan minitab yaitu 26,81% kesalahan berada di bawah LSL
dan 12,58% kesalahan berada di atas USL. Sedangkan hasil dari perhitungan menggunakan
tabel distribusi normal yaitu:
𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑎𝑡𝑎𝑠 − 𝑋̅
𝑍𝐴 =
𝜎
31 − 29,701
𝑍𝐴 =
1,13548
𝑍𝐴 = 1,14
𝑋̅ − 𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ
𝑍𝐵 =
𝜎
29,701 − 29
𝑍𝐵 =
1,13548
𝑍𝐵 = 0,62
37
Dari tabel distribusi normal dapat diketahui bahwa 0,2676 atau 26,76% berada
di bawah LSL, dan 0,1271 atau 12,71% kesalahan berada di atas USL.
3. Berikut adalah hasil perhitungan Cp dan Cpk dari tabel modul 2 tentang peta
kendali p
% Defective
P r opor tion
0,10
10
_
0,05 P =0,0501
0,00 LC L=0 0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 40 50 60
Sample Sample Size
Tests performed w ith unequal sample sizes
10 % Defectiv e: 5,01
% Defective
8 U pper C I: 6,56
Target: 0,00 2,4
6 P P M Def: 50051
Low er C I: 37254 1,2
4 U pper C I: 65633
P rocess Z: 1,6444 0,0
5 10 15 20 Low er C I: 1,5091 0 4 8 12 16
Sample U pper C I: 1,7835
%𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛
𝑎 =1−
100 × 2
𝑎 = 0,99973
38
Nilai Z yang menghasilkan area kurva a yaitu 3,46
𝑇𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑍
𝐶𝑝 =
3
3,46
𝐶𝑝 = = 1,15
3
𝑎 = 0,99952
𝑇𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑍
𝐶𝑝 =
3
3,30
𝐶𝑝 = = 1,10
3
Nilai Cp 1,15 dan Cpk 1,10, hal ini berarti proses dianggap capable karena
menunjukkan nilai >1.
39
BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
1.Praktikum 1
Dari hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan 30 mahasiswa Universitas
Mercubuana mayoritas mahasiswa mempunyai berat badan di atas 65,4 kg dan
tinggi di atas 168,7 cm.
2.Praktikum 2
Dari hasil perhitungan di ke 4 soal tidak ditemukan data yang bersada di luar UCL
maupun LCL jadi tidak diperlukan revisi.
3.Praktikum 3
Proporsi kesalahan dari mesin bubut dari 10 sampel dan 5x kali pengecekan tiap
sampel adalah 3,46
Dari nilai CPK yang didapatkan yaitu 1,10 menandakan proses belum capable.
perlu dilakukan tindakan perbaikan agar diameter besi tidak berada di luar range.
Saran
Perlu dilakukan tindakan perbaikan agar diameter besi tidak berada di luar range.
40
DAFTAR PUSTAKA
Kartika ,Hayu. ST.MM, dan Novera Elisa Triana. ST.MM, 2019. Pengendalian dan
Penjaminan Kualitas.Jakarta: Universitas Mercubuana
41