Anda di halaman 1dari 15

TUGAS 4

MENGULAS ARTIKEL ILMIAH DARI JURNAL

(Pertemuan 5 dan 6)

CPMK 3:
Mahasiswa mampu menjelaskan dengan contoh sistematika dan formulasi bahasa Indonesia yang digunakan dalam KTI (artikel
jurnal ilmiah) dengan memperhatikan prinsip kaidah gramatika, PUEBI, dan KBBI.

Indikator ketercapaian:
1.1 Ketepatan mengidentifikasi sistematika KTI (contoh artikel jurnal ilmiah/disiapkan dosen)

1.2 Ketepatan mengidentifikasi gaya penulisan KTI (contoh artikel jurnal ilmiah/disiapkan dosen)

1.3 Keaktifan kerja kelompok.

Panduan mengerjakan tugas:


1. Tugas kelompok.
2. Mengulas berarti mempelajari, menyelidiki, menginterpretasi, memberikan penjelasan atau komentar terhadap objek yang
akan diulas, baik tentang kekurangan maupun kelebihan isi artikel, analisis, logika nalarnya, dan bahasanya.
3. Pilihlah satu artikel ilmiah dari jurnal (disediakan dosen), kemudian ulaslah bagaimana sistematika dan pemakaian bahasanya.
4. Ulasan menggunakan lembar kerja berikut ini.
LEMBAR KERJA MENGULAS ARTIKEL ILMIAH DARI JURNAL

IDENTITAS KELOMPOK

Kelas : Bahasa Indonesia 14

Kelompok : Kelompok 6

IDENTITAS ARTIKEL

Nama penulis artikel : 1. Najmi Hayati

2. Atmazaki

3. Abdurrahman

Judul artikel :Hubungan Keterampilan Membaca Kritis Dengan Keterampilan Menulis


Artikel Populer Berdasarkan Gaya Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 5
Padang

Tautan (link) artikel : (tidak perlu diisi)

KOMPONEN INDIKATOR PENILAIAN ULASAN/KOMENTAR


ARTIKEL
(kelemahan atau kelebihan isi, logika/penalaran, dan
bahasanya)
JUDUL · Judul artikel mencerminkan masalah penelitian Contoh:
menarik karena aktual, terkini/baru, original,dan
Pilihan kata dalam judul tidak mencerminkan masalah/tujuan
bermanfaat bagi pembesaran bodi ilmu, teori,
penelitian. Judul terlalu panjang. Sebaiknya diringkas
konsep atau bagi kehidupan nyata. menjadi “………….”. Terdapat kesalahan ejaan pada bagian
kata depan dan kata asing.
· Judul artikel ringkas, jelas, logis, mudah diingat,
berkesan, dan relevan dengan isi artikel. Judul dalam artikel sudah mencerminkan tujuan yang ingin
diteliti tetapi dalam penggunaan bahasa yang digunakan
memang terjadi repetisi bahasa yang membuat Judul terlalu
panjang dalam penulisannya. Seharusnya dipersingkat agar
· Judul artikel ilmiah tidak seperti judul proposal, penulisan judul tidak terlalu panjang.
misal, “pengaruh x & y pada z”.

· Judul artikel mengungkapkan substansi isi/masalah


secara eksplisit, tidak seperti judul proposal
penelitian.

· Kata-kata dalam judul tepat/ mengandung


unsur-unsur utama/variabel yang diteliti/dibahas,
sekaligus dapat memancing minat/hasrat ingin tahu
pembaca

· Ejaan/penulisan huruf & kata dalam judul benar.

· Kata-kata dalam judul artikel berkisar 5 sd 12 kata.

NAMA PENULIS · Ditulis tanpa gelar akademik agar tdk berkesan Penulisan nama sudah sangat baik dan memenuhi indikator
senior-yunior; penilaian.
· penulis lebih dari 2 orang, hanya penulis utama saja,
disertai dkk; ada juga yang semuanya ditulis,
tergantung konvensi jurnalnya.

· paparan singkat dan padat ttg ide-ide penting yang Kata kunci pada abstrak terdapat 3 kata yang terdiri dari :
ada dalam artikel;
ABSTRAK & 1. critical reading ability
KATA KUCI · bukan komentar atau pengantar penulisnya. 2. ,popular-article writing skill
3. learning style
· Memberikan informasi kepada pembaca/koleganya
Pada abstrak yang terdapat pada jurnal ini tidak
tentang: (a) masalah penelitian, (b) metode
mencamtumkan sumber kutipan yang mana sesuai
penelitian, dan (c) hasil penelitian beserta dengan aturan yang berlaku.
implikasinya.
Terdapat paparan mengenai ide-ide yang
· Bahasanya lugas, tidak basa-basi disampaikan oleh penulis perihal permasalahan yang
terjadi pada siswa kelas XI di SMAN 5 Padang
· Abstrak tidak mencantumkan sumber kutipan.
Kekurangan :
· Panjangnya antara 50 sd 100 kata dan ditulis dalam
satu paragraf. ● Kekurangan yang ada pada abstrak ini
dimana abstrak menggunakan bahasa
· Ditulis untuk memotivasi orang agar tertarik inggris,memang diperbolehkan.Akan tetapi
terlihat tidak menarik atau susah untk
membacanya.
dimengerti pembaca kalangan usia lanjut
seperti para orang tua dan lain-lain.
· KATA KUNCI: kata pokok yang
● Terdapat 262 kata yang mana melebihi
menggambarkan/mewakili masalah atau ide-ide, aturan yang seharusnya hanya terdapat
atau konsep-konsep yang dibahas dalam artikel. 50-100 kata.

· Kata kunci sekitar 3 sd 5 kata/frase. Kelebihan abstrak kali ini terdapat bahasa yang
singkat,padat dan jelas ,tidak basa-basi
PENDAHULUAN · Maksimal 15 % dari jumlah halaman artikel Kelebihan :
(LATAR
BELAKANG DAN ● aturan-aturan yang berlaku dalam pendahuluan
· Adakah di pendahuluan (paparan pembuka)
TUJUAN) sebuah jurnal sangatlah lengkap.
yang memuat gambaran umum tentang ● Runtutan yang dibutuhkan dalam sebuah jurnal
masalah yang akan diteliti (jika artikel dari sangatlah jelas.Seperti bagian paparan pembuka,isi
laporan penelitian). Dengan kata lain, adakah dan penutup yang semestinya ada dalam
paparan kesenjangan/gap antara kondisi pendahuluan sebuah jurnal.
● Terdapat suatu permasalahan di bagian isi yaitu
nyata dengan kondisi ideal serta dampak
permasalahan yang dialami oleh siswa kelas XI
yang ditimbukan oleh kesenjangan tsb? SMAN 5 Padang dalam hal memiliki pengetahuan
yang sedikit tentang berbagai ilmu karena kurangnya
· Adakah di pendahuluan (bagian isi) yang minat siswa dalam membaca yang dikarenakan
memuat fakta, fenomena, data-data dan berbagai faktor.
● Pendahuluan yang terdapat pada jurnal sangatlah
pendapat ahli berkenaan dengan pentingnya
menarik,sehingga kita dapat memahami masalah
masalah dan efek negatifnya jika tetap yang terjadi pada siswa kelas XI SMAN 5 Padang
dibiarkan tanpa diteliti/dikaji? Fenomena dan mencari solusi untuk menyelesaikan masalah
sebagai bagian dasar permasalahan. Data tersebut.
untuk memperkuat statement suatu
permasalahan
Kekurangan :
· Adakah di pendahuluan, (bagian penutup) yang
memuat alternatif penyelesaian masalah yang ● Terdapat lebih dari 15 % dari jumlah artikel(kuang
diharapkan/ ditawarkan? lebih 2,5 halaman).
● Terdapat spasi atau jarak antar kalimat yang terlalu
jauh sehingga membuat pembaca sedikit kesusahan.
· Pendahuluan merupakan paparan
awal/pembuka, dan pembacanya ingin
mengetahui substansi isi artikel sehingga
pendahuluan hendaknya MENARIK; yakinkan
pembaca bahwa masalah yang diteliti menarik
dan penting untuk dikaji dan dicari solusinya.
Bahasa yang digunakan cukup singkat,padat dan
jelas .Tetapi terdapat suatu kalimat yang kontradiktif
· Dengan demikian, pendahuluan bisa menjadi pada saat membahas tentang gaya belajar.Menurut
jurnal tersebut bahwa Gaya belajar merupakan cara
penentu apakah pembaca akan membaca
seseorang dalam menentukan bagaimana dirinya
bagian-bagian lanjutannya atau tidak. menyerap informasi, mengatur, mengolah informasi
dalam proses belajar dengan menerima, berpikir,
· Penyajian bagian-bagian pendahuluan secara memecahkan masalah yang dikombinasikan sesuai
naratif atau format esai, sedikit yang dengan kondisi lingkungan sekitarnya tetapi guru
menggunakan format enomeratif, seperti dipaksa mengerti akan gaya belajar dari
muridnya.Seharusnya Gaya belajar itu merupakan
sub-subbab 1.1 dll. Jadi tidak ada pemisahan
cara kita untuk memahami sebuah pelajaran,dan guru
(fisik) dari satu subbagian ke subbagian yang hanya memberikan pembelajaran untuk di amalkan
lain. Pemisahan dilakukan hanya dengan oleh seorang muridnya.
pergantian paragraf.

· INTINYA: Pendahuluan dalam artikel ilmiah


berisi (a) permasalahan penelitian, (b)
wawasan dan rencana pemecahan masalah,
(c) tujuan penelitian, (d) rangkuman kajian
teoretik yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti. Kadang-kadang juga dimuat harapan
akan hasil dan manfaat penelitian.

· Paparan tentang tujuan, dibuat semenarik dan


serasional mungkin dalam bentuk narasi;
hindari paparan berbentuk point per point.
TINJAUAN · Ada paparan beberapa laporan/hasil penelitian Pada artikel tidak terdapat bab tinjauan pustaka atau studi
PUSTAKA/STUDI sebelumnya yang relevan dengan topik atau literatur. Sebaiknya, artikel ilmiah memuat bab tinjauan
LITERATUR persoalan yang diteleti/dikaji/ditulis pustaka atau studi literatur untuk memaparkan hasil
penelitian sebelumnya yang relevan dengan topik yang
ditulis pada artikel. Tinjauan pustaka juga bertujuan
· Mengidentifikasi sejauh mana kontribusi yang
menunjukkan apakah penelitian ini baru, mendukung
diberikan oleh penelitian sebelumnya dan
penelitian sebelumnya, atau menguji penelitian sebelumnya.
mengidentifikasi kontribusi penelitian ini. Tidak adanya bab tinjauan pustaka membuat penulis tidak
memiliki rujukan untuk alr analisis dalam bab pembahasan.
· Tinjauan pustaka/studi literatur bertujuan
menunjukkan posisi penelitian penulis di antara
penelitian-penelitian lain di seluruh dunia, apakah
merupakan penelitian baru, mendukung hasil
penelitian sebelumnya, atau menguji penelitian
sebelumnya.

· Selain itu, tinjauan pustaka/studi literatur juga


menjadi rujukan bagi alur analisis dalam bab
pembahasan.

· Alur penyajiannya harus saling terkait antarparagraf.


Artinya, bernarasi, memiliki alur (flow), dibangun
berdasarkan konsep yang logis (jika artikel hasil
pemikian ilmiah penulisnya) atau berdasarkan hasil
penelitian terdahulu (jika hasil penelitian); tidak ada
paparan dalam bagian per bagian karena akan
seperti diktat atau buku, bukan artikel.
METODE: Memberikan informasi tentang Informasi yang disajikan dalam bagian ini sudah lengkap.
Namun terdapat ketidaksesuaian metode penelitian untuk
1. Konteks · pendekatan penelitian (mis. Kualitatif atau membuktikan salah satu rumusan masalah, yaitu kurang
kuantitatif) perhatiannya guru kelas XI SMA Negeri 5 Padang terhadap
2. Data dan perbedaan gaya belajar yang dimiliki setiap siswa dalam
prosedur data menyampaikan materi pelajaran. Kemudian, bagian metode
· rancangan atau desain penelitian
kurang dari 15% jumlah halam artikel atau 1,65 dari 11
analisis
lembar.
· Sasaran penelitian (populasi dan sampel)
3.Pengolahan data
Terdapat kalimat yang tidak koheren, yaitu “Jadi, sebelum
· teknik pengumpulan dan analisis data penelitian dilakukan, validitas tes, reliabitas tes, daya
pembeda dan indeks kesukaran terhadap instrumen
· memberikan gambaran mengenai jenis data dan penelitian.“ Sehingga membingungkan pembaca.
sumber data.

· Alur penyajian metode haruslah logis, lengkap, dan


dalam format esai dan sedikit mungkin
menggunakan format enomeratif.

· Pastikan bahwa terdapat “benang merah” antara


tujuan, metode, dan hasil data.

· Metode penelitian berpijak pada masalah dan tujuan


penelitian. Jadi, metode penelitian wajib sesuai
dengan rumusan masalah, tujuan penelitian serta
data yang akan dianalisis.

· Penjelasan metode penelitian dalam artikel hindari


hanya kopi-paste-edit dari laporan penelitian.

· Sekitar 15 % dari jumlah halaman artikel


HASIL/TEMUAN · Berisi paparan hasil penelitian, tepatnya hasil Hasil penelitian yang dipaparkan tepat berisi hasil analisis
analisis data. data. Hasil analisis tersebut sudah mengacu dan menjawab
1. Jawaban pertanyaan penelitian, dimana hasil yang dipaparkan
terhadap · Yang dipaparkan hasil bersih. Bagaimana uji menyajikan data numerik atau persentase dari tiap-tiap
pertanyaan hubungan. Alur penyajian sudah tersaji dengan baik dan saling
hipotesis/statistiknya tidak boleh disajikan.
berkaitan. Namun, pemaparan yang disajikan hanya dalam
penelitian
bentuk teks. Sebaiknya, hasil analisis data dapat disajikan
· Jika memungkinkan, hasil analisis data sajikan
dalam bentuk tabel atau grafik agar data tersebut lebih mudah
2. Tampilan data dalam bentuk tabel dan grafik (atau bentuk/format untuk dilihat pembaca dan lebih menarik secara visual. Pada
komunikasi yang lain), contoh, gambar. bagian hasil ditemukan beberapa kesalahan dalam penulisan,
seperti penggunaan huruf miring yang kurang tepat pada kata
· mengacu pada pertanyaan penelitian pertama, kedua, ketiga, dan keempat.

· Alur penyajiannya harus saling terkait


antarparagraf/format esai, didukung dengan sumber
referensi yang aktual.

· Jika penyajian hasil agak panjang maka dapat


dibagi dalam beberapa subbagian.

· Jika dengan tabel atau grafik sudah jelas makna dan


maksudnya maka tidak perlu ada penjelasan ulang
dalam bentuk teks.

· Sekitar 20 % dari jumlah halaman artikel


PEMBAHASAN · Pembahasan merupakan bagian terpenting dari Pembahasan yang disampaikan sudah sangat baik dalam
artikel ilmiah. hal teknis seperti data data yang dipaparkan dan saling
terhubung antara data dan kesimpulan yang diambil.
· Minimal 40 % dari jumlah halaman artikel Keluasan atau kerincinan pembahasan juga sangat baik
lewat penggunaan dimensi praktis yang relevan dan
hubungan hasil dari pembahasan dengan teori sebelumnya.
· Penulisnya menjawab pertanyaan-pertanyan
Tetapi dalam penulisan masih ditemukan spasi yang terlalu
penelitian dan menunjukkan bagaimana
lebar.
temuan-temuan itu diperoleh, menginterpretasikan
temuan, mengaitkan temuan penelitian dengan
struktur pengetahuan yang telah mapan, dan
memunculkan “teori-teori” atau modifikasi teori yang
telah ada.

· Secara teknis pembahasan mengaitkan temuan


dengan teori yang dipakai dan penelitian lain
dengan mempertimbangkan apakah temuan
penelitian itu mendukung, mengembangkan,
berkontradiksi dengan temuan sebelumnya;
membuat rekomendasi untuk penelitian selanjutnya
pada bidang yang sama.

· Keluasan, kerincian, dan kedalaman pembahasan


memang relatif. Diingat, sekurang-kurangnya
peneliti/penulis wajib menunjukkan (1) perbedaan
temuannya dengan temuan peneliti/penelitian
sebelumnya, (2) persamaan, atau letak
persinggungan temuannya dengan temuan atau
teori sebelumnya, (3) posisi temuannya dengan
teori yang sudah mapan saat ini, dan (4) implikasi
temuannya terhadap kebijakan atau dimensi praktis
yang relevan dengan kehidupan nyata sehari-hari.

· Hindari menulis pembahasan (1) mengutip kembali


hasil penelitian, dan ditambah dengan sedikit
komentar penelitinya, (2) langsung mengutip
pandangan ahli, membahasnya panjang lebar tetapi
tidak jelas kaitannya dengan temuan, (3) mengutip
kembali hasil penelitian dan disandingkan dengan
dengan pendapat ahli, lalu buru-buru disimpulkan,
(4) pembahasan yangtanpa rujukan sama sekali
sehingga berisi komentar peneliti.

· Yang dianjurkan dalam mengembangkan bagian


pembahasan adalah (1) awali pembahasan (setiap
tujuan penelitian) dengan satu kalimat padat yang
berisi saripati hasil penelitian, (2) aspek-aspek
temuan dibedah dikaitkan dengan teori, pandangan
ahli, dan penelitian sebelumnya, (3) bagian
pembahasan disertai kutipan/rujukan yang relevan,
mutakhir, dan dari sumber primer/jurnal.
KESIMPULAN · Kesimpulan bukan hasil (result) atau ringkasan Kesimpulan hanya mengulang hasil penelitian dan
(summary), atau pembahasan (discussion) yang pembahasan. Lalu, bahasa yang digunakan kurang abstrak,
diulang kembali. Untuk menuju simpulan memang hanya berpaku pada data hasil penelitian sehingga tidak ada
pengembangan pokok pikiran.
berawal dari hasil, kemudian dibahas, barulah
sampai pada simpulan.
Bagian kesimpulan sudah baik karena berhubungan
dengan kesimpulan. Namun, tidak ada pengembangan teori
· Simpulan itu tiga tingkat di atas hasil. Simpulan baru. Selain itu, saran kedua tidak berdasar pada temuan
dirumuskan setelah hasil dibahas/melalui penelitian, karena tidak ada hasil penelitian sebagai data
pembahasan. pendukung.

· Jadi, simpulan lebih “abstrak dan substantif” bila


dibandingkan dengan hasil.

· Simpulan dan saran harus nyambung terus; mulai


dari pembahasan, hasil, metode penelitian, kajian
pustaka sampai dengan masalah/tujuan, dan latar
belakang penelitian.

· Simpulan harus “abstrak”. Artinya, setiap rumusan


simpulan mengandung aspek substantif yang
merupakan pernyataan ilmiah untuk “embrio teori”.

PERNYATAAN YANG SERUPA:

· Kesimpulan harus memberi penekanan/penegasan


penulis mengenai hasil penelitian dan pembahasan.

· Berdasar keduanya, dikembangkan pokok-pokok


pikiran (baru) yang merupakan esensi dari temuan
penelitian.
· Kesimpulan membahas implikasi praktis untuk
kepentingan profesional dan pedagogik sebagai
hasil pemikiran dari temuan penelitian.

· Saran hendaknya berdasar pada temuan penelitian

· Saran dapat mengacu pada tindakan praktis,


penelitian lanjutan, dan pengembangan teori baru.

RUJUKAN/REFE · Merujuk sangat terkait dengan kejujuran dan Refrensi yang digunakan sudah baik dan dapat
RENSI tanggung jawab dipertanggungjawabkan tetapi dalam perujukan refrensi
masih terdapat adanya salah penulisan seperti kesalahan
· Rujukan banyak ditemukan dalam pendahuluan, penulisan tahun terbit, dan banyak dari refrensi yang dirujuk
menggunakan refrensi lama.
pembahasan, kajian pustaka/teori

· Hanya sumber yang dirujuk/dikutip yang didaftar


dalam daftar rujukan

· Mrujuk dan menulis daftar rujukan yang tidak cermat


menjadi beresiko plagiasi

· Yang dirujuk, yang primerkah (jurnal


bereputasikah?)

· Yang dirujuk, yang terkini atau mutahirkah (5 tahun


terakhirkah?)

· Yang dirujuk, yang relevankah dengan


permasalahan yang diteliti?

· Menulis daftar rujukan, beberapa versi dpt diikuti


(sesuai gaya selingkung), misalnya yang berlaku di
publikasi internasional adalah MLA, APA, Harvard.
Yang penting juga konsistensi.

BAHASA DALAM · Nada ragam ilmiah bersifat formal/resmi, (bukan Bahasa yang digunakan menggunakan kalimat baku
ARTIKEL ILMIAH rileks-keseharian) & objektif/bukan subjektif,
Terdapat bahasa asing yang dilengkapi dengan tulisan miring
· Bentuk wacana ragam bahasa ilmiah ,akan tetapi terdapat beberapa penggunaan bahasa asing
dengan spasi atau jarak yang terlalu lebar.
eksposisi/memaparkan, menerangkan; bukan
persuasi, argumentasi, narasi dan deskripsi,
Ejaan yang digunakan pada jurnal kali ini sudah tepat.

· Ragam bahasa ilmiah menghindari ungkapan atau


pernyataan yang ekstrim, subjektif, emosional,
mubazir; mengomunikasikan pikiran, rasionalitas,
bukan tentang perasaan/emosi atau dengan gaya
emosional.

· Ragam bahasa ilmiah bersifat moderat/jalan tengah;


padu atau kompak dalam hubungan bahasa, ada
kesatuan dalam sajian isi/gagasan, ada kelogisan
dalam mengait-hubungkan antaride.

· Ragam bahasa ilmiah konsisten dalam penggunaan


istilah teknis, tanda baca, kata ganti dll.

· Ragam bahasa ilmiah menggunakan sudat pandang


orang ketiga pasif karena menekankan pada
persoalan daripada pelaku/penelitinya.

· EJAAN: Apakah ada kesalahan penulisan huruf dan


penulisan kata.
ANTI PLAGIASI · Sumber rujukan pada setiap kutipan ditulis sesuai Dalam artikel yang diulas, penulisan sumber rujukan sudah
gaya selingkung jurnal. seusai dengan gaya selingkung jurnal. Cara mengutip,
menyusun sumber kutipan, dan daftar pustakanya sudah
· Jumlah sumber kutipan dalam teks sama dengan sesuai dengan gaya selingkung. Namun, jumlah sumber
kutipan dalam teks tidak sama dengan jumlah daftar rujukan.
jumlah pustaka dalam daftar pustaka.
Ada dua rujukan yang tidak dikutip dalam teks. Seharusnya,
ide atau pernyataan yang dijadikan rujukan dapat
· Cara mengutip, menyusun sumber kutipan dan
dicantumkan dalam teks dengan cara mengutip. Kutipan ini
daftar pustaka benar sesuai gaya selingkung dari diperlukan agar tidak terjadi plagiasi.
jurnalnya.

· Gaya selingkung dapat kita mengerti dengan


membaca “author guidelines” yang biasa tercantum
di masing-masing jurnal. .

Anda mungkin juga menyukai