Anda di halaman 1dari 10

Penelitian Kimia Air pada Daerah Bekasi Timur dan Cibitung Bekasi

Tengku Arfan Aziz


Fakultas Teknik Industri, Universitas Mercu Buana, Bekasi - Indonesia
Email : arfanaziz60@yahoo.co.id

A. Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui air didaerah Bekasi kabupaten dan Bekasi Kota
masih layak dikonsumsi. Agar kita dapat mengetahui apakah air yang kita konsumsi di daerah
bekasi kabupaten dan Bekasi Kota dan sekitarnya tercemar atau tidak. Untuk metode yang
kami gunakan dengan 3 cara yaitu analisa fisik, analisa kimia, analisa bakteriologis. Beberapa
hasil yang kami peroleh dengan 3 metode diatas seperti Analisa fisik, analisa ini dengan
mengukur derajat bau, kekeruhan dan warna. Hasil yang diperoleh ialah air tidak berbau, tidak
keruh dan tidak berwarna. Analisa Kimia, Analisa ini menggunakan setengah gelas sample air
dicampur dengan air teh dengan volume yang sama. Dan hasilnya cemerlang dan warna teh
jadi agak muda yang menandakan air layak konsumsi. Analisa Bakteriologis, Sample Air
dimasukan kedalam sebuah gelas lalu ditutup dan di biarkan selama 5 hari lalu di amati
hasilnya air tetap jernih walau disimpan berhari-hari, dari hasil analisa yang kami lakukan
maka dapat disimpulkan bahwa air di daerah Bekasi kabupaten dan Bekasi Kota masih layak
untuk di konsumsi.

Keyword : Kandungan Air, Kondisi Air, Kegunaan Air, Pengaruh Lingkungan.

B. Pendahuluan

Berdasarkan fungsi perairan tersebut, maka informasi tentang analisa fisik, analisa kimia,
analisa bakteriologis perlu dikemukakan untuk digunakan sebagai indikator kualitas perairan
serta bahan pembanding dalam kegiatan pemantauan perkembangan perairan, perkembangan
teknologi yang sangan berkembang pada saat ini yang kurang terkendali telah menimbulkan
dampak negative terhadap lingkungan perairan yang di komsumsi pada setiap harinya pada
penduduk daerah Bekasi Kabupaten dan Bekasi Kota.
Dalam suatu pemukiman atau lingkungan , sangat penting untuk dipelajari kondisi kualitas
suatu perairan untuk dijadikan sumber perairan keseharian dan indikasi kelayakan suatu
perairan untuk kebutuhan penduduk dan kebutuhan perusahaan. Masalah yang selalu timbul
dalam konsumsi atu kebutuhan perusahaan adalah pencemaran lingkungan
Meskipun aspek fisik – kimia ini pernah diteliti, namun para pakar dan pengelola perairan
selalu menganjurkan bahwa penelitian pencemaran perairan perlu dilaksanakan secara
berkesinambungan mengingat setiap waktu dapat saja terjadi perubahan lingkungan.
Jenis air yang diambil adalah jenis air Ledeng dan air Cucian, arti dari

1. Air Ledeng yaitu Air yang diproduksi merupakan proses penjernihan dan penyehatan
sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air. Sumber
air ini diusahan oleh PAM, PDAM, atau BPAM, baik dikelola pemerintah maupun
swasta.

2. Air Cucian yaitu bisa juga di sebut juga dengan air limbah yaitu air yang tidak bersih atau
mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia dan hewan
,lazimnya muncul akibat hasil perbuatan manusia ( termasuk industrilisasi ), sisa air yang
dibuang berasal dari rumah tangga, indutri, maupun tempat umum lainnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan data
kualitas air khususnya analisa fisik, analisa kimia, analisa bakteriologis agar dapat diketahui
sejauh mana daya dukung kualitas air untuk kegiatan keseharian dan kegiatan perusahaan di
Bekasi Kabupaten dan Bekasi Kota dengan mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 82
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencamaran Air. Tujuan
Penelitian adalah untuk menganalisis penelitian analisa fisik, analisa kimia, analisa
bakteriologis pada lokasi Bekasi Kabupaten dan Bekasi Kota.
C. Bahan, Metode, Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada lokasi pemukiman warga dan perusahaan di Bekasi
Kabupaten dan Bekasi Kota Penelitian dilakukan pada bulan September sampai November
2017. Untuk dapat mengetahui kualitas atau kelayakan air di daerah bekasi kami menggunakan
3 metode analisa yaitu :
1. Analisa Fisik
2. Analisa Kimiawi
3. Analisa Bakteriologis

C.1 Alat dan Bahan

- Gelas Ukur
- Air Ledeng
- Air Cucian / Limbah

C.2 Cara / Metode

- Analisa Fisik ( Lebih Spesifik seperti menggunakan campuran zat kimia saat
penelitian )

Derajat Bau, kekeruhan dan warna sebelumnya kita amati terlebih dahulu. Analisa
ini dilakukan melalui metode pengenceran dengan media pengencernya adalah air
bersih. Jika kita campur dan diaduk dengan rasio 1:1 lalu hasilnya tidak berbau, keruh
dan berwarna ini bias dikategorikan sebagai air berderajat bau, kekeruhan dan warna
rendah. Namun, bila mana setelah perbandingannya 1:3 baru hasilnya tak berbau,
keruh dan berwarna ini artinya air tersebut mempunyai tingkat sedang. Jika
pencampurannya sudah berlipat- lipat baru hasilnya tidak berbau, keruh maupun
berwarna ini sebagai indikasi drajatnya tinggi, dan air tersebut tidak layak untuk air
bersih. Dan apabila di masak timbul putih-putih dan setelah di dingin kan dalam dasar
panic berkerak, maka bisa jadi kadar kalsium ( zat kapur ) terlalu tinggi.

- Analisa Kimiawi

Setengah gelas sample air dicampur dengan air teh dengan volume yang sama.
Kemudian di diamkan dalam kondisi terbuka selama beberapa jam, lalu di amati dan
dilihat. Apabila ada perubahan warna yang mencolok, berlendir dan terdapat lapisan
minyak, ini mengisyaratkan bahwa air tersebut mengandung logam berat berkadar
tinggi. Apabila warnanya hitam, ungu, biru tua maka air yang semacam itu tidak boleh
langsung dikonsumsi sebagai air bersih dan air minum. Namun bila ternyata air sample
ditambah dengan air teh tetap jernih, cemerlang atau warna the nya menjadi agak muda
itu menandakan bahwa air layak digunakan.

- Analisa Bakteriologis

Sample air di masukan kedalam sebuah gelas lalu di tutup dan di biarkan selama 5
hari. Setelah 5 hari di lihat dan di amati, apabila terdapat perubahan warna atau
perubahan gumpalan putih, hitam dan hijau. Untuk indikasi seperti itu menunjukan
bahwa banyaknya koloni bakteri. Maka air itu tidak layak di kategorikan air bersih.
Air yang baik akan tetap jernih sekalipun disimpan berhari-hari Selama tidak
terkontaminasi zat lain.

D. Dampak dan manfaat


D.1 Dampak dari efek Air Cucian dan Air Ledeng
 Dampak dari efek air Cucian

Menumbulkan gangguan lingkungan dan kesehatan menjadi transmisi atau media


kesehatan menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit terutama
kolera, typus abdominaks, disentri baciler, menjadi berkembang biaknya
mikroorganisme pathogen, menjadi tempat – tempat berkembang biaknya nyamuk
atau tempat hidup larva nyamuk, menurunkan kualitas badan air dan sebagainya.

 Dampak dampak efek air Ledeng


Proses ini tidak secara penuh membuatair tersebut menjadi benar – benar bersih.
Masih ada kemungkinan akan adanya hal –hal lain yang dapat masih berada di air
tersebut. Berikut hal – hal yang dapatada di dalam air ledeng yaitu Bakteri, Timbal
dan Tembaga, berbagai kimia berbahaya, By Product, Kaporit.
D.2 Manfaat dari Air Limbah dan Air Ledeng

 Manfaat Air Cucian

Dapat mengetahui apa yang terkandung didalam air cucian di Bekasi Kabupaten dan
Bekasi Kota, dan baik dikonsumsi atau tidak.

 Manfaat dari air Ledeng


Agar memberikan manfaat yang lebih banyak untuk pengembangan layanan air bersih
atau minum.

E. Teknik pengambilan sempel

Pengambilan sempel diambil pada daerah Bekasi kabupaten dan Bekasi Kota, pada dua
titik yaitu pada lingkungan penduduk dan satu lagi diambil pada lingkungan perusahaan
dengan dalam jangka waktu seminggu sekali, jadi dalam 3 bulan yaitu 14 minggu jadi ada 14
sempel air dengan jenis air ledeng dan air cucian. Pengambilan sempel diambil secara rutin,
jadi Pengambilan sempel dengan penggunakan gelas ukur dengan ukuran 2 mil, dengan jenis
air ledeng dan air cucian.

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan membuat tabulasi grafik dan tabel
kemudian dibandingkan dengan baku mutu air berdasarkan mengukur derajat bau, kekeruhan
dan warna.

F. Hasil Metode Penelitian pada Suhu Air


a. Table Hasil Metode Penelitian pada Suhu Air

Suhu Air (°C)

NO WILAYAH JENIS AIR


Air Ledeng
Week 1 Week 2 Week 3 Week 4 Week 5 Week 6 Week 7 Week 8
1 Bekasi Timur
30.07 30.43 29.53 29.47 31.76 31.89 31.50 31.47
Air Cucian
Week 1 Week 2 Week 3 Week 4 Week 5 Week 6 Week 7 Week 8
29.94 30.27 30.63 30.19 29.88 30.58 29.86

Air Ledeng
Week 1 Week 2 Week 3 Week 4 Week 5 Week 6 Week 7 Week 8
31.24 30.74 30.14 29.25 29.33 29.84 30.74 29.54

2 Bantar Gebang
Air Cucian
Week 1 Week 2 Week 3 Week 4 Week 5 Week 6 Week 7 Week 8
31.18 30.88 30.29 30.75 30.54 31.30 30.63

Gambar.1 Table Hasil Metode Penelitian Pada Suhu Air

b. Diagram dari table hasil Penelitian Metode Pada Suhu Air


Diagram Bekasi Timur

1. Air Ledeng 1. Air Cucian


34.00 31.00
32.00 30.50
30.00
30.00 29.50
28.00 29.00
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 2. Diagram hasil penelitian metode pada suhu air pada Bekasi Timur

Bahwa penelitian metode pada suhu air di Bekasi Timur dengan jenis air Ledeng pada Bekasi
Timur setip minggu naik kadar suhu pada jenis Ledeng sedangkan dengan jenis air Cucian setiap
minggunya tidak teratur dalam jangka waktu seminggu kadar suhu pada jenis air cucian tersebut
turun naik.
Diagram Bantar Gebang

2. Air Ledeng 2. Air Cucian


32.00 32.00
31.00
30.00
30.00
28.00 29.00
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 3. Diagram hasil penelitian metode padasuh air di Bantar Gebang

Berdasarkan metode penelitian yang telah dilakukan pada daerah Bantar Gebang dengan Jenis air
Ledeng dalam jangka waktu 3 minggu akan berubah – ubah yang terkandung suhu pada air Ledeng,
sedangkan kandungan suhu pada jenis air cucian dalam jangka 1 minggu akan berubah kandungan
suhu yang terdapat didalam air cucian.

c. Hasil Table Metode Penelitian dengan Kandungan zat berat pada Air
TDS
Area
Air Ledeng Tds Bekasi
w1 w2 w3 w4 w5 w6 w7 w8
200
150
Bekasi 141 55 70 96 72 88 152 96
100
50 Bekasi
0
w1 w2 w3 w4 w5 w6 w7 w8
Air Ledeng

Gambar 4. Hasil pengukuran kandungan unsur padat yang terkandung pada air

di daerah Bekasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kandungan yang dapat dalam jenis air Ledeng di
daerah Bekasi sangat tidak beraturan setip minggunya berubah – ubah tetapi jelas adaunsur
kenaikan sedikit demi sedikit pada jenis air Ledeng ini mengandung zat berat, seperti alumunium
, besi, perak, seng, mangan dan garam.
TDS
Tds Bekasi
Air Cucian
area 300
w2 w3 w4 w5 w6 w7 w8 200
Bekasi 77 85 241 245 241 246 241 100
Bekasi
0
w2 w3 w4 w5 w6 w7 w8
Air Cucian

Gambar 4. Hasil pengukuran kandungan unsur padat yang terkandung dengan jenis air Cucian
di daerah Bekasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kandungan zat berat dengan jenis air cucian setiap
minggunya terus meningkat maka dengan hasil yang terlah didapat hasilnya positif air tidak bersih
atau mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia jika terus terus
,terus menerut dikonsumsi lazimnya muncul akibat hasil perbuatan manusia ( termasuk
industrilisasi ), sisa air yang dibuang berasal dari rumah tangga, indutri, maupun tempat umum
lainnya. Kandungan yang terdapat didalam dengan jenis air cucian ini seperti alumunium , besi,
perak, seng, mangan dan garam.

TDS
area Air Ledeng
w1 w2 w3 w4 w5 w6 w7 w8
cikarang 137 84 137 63 188 188 141 147
Tds cikarang
200

150

100
cikarang
50

0
w1 w2 w3 w4 w5 w6 w7 w8
Air Ledeng

Gambar 5. Hasil pengukuran kandungan unsur padat yang terkandung pada air
di daerah Cikarang

Bahwa dengan penilitian yang telah dilakukan dengan kandungan zat berat pada daerah Cikarang
terus me ingkat setiap minnggunya karena dekat dengan kawan industry, maka kandungan yang
terdapat pada jenis air Ledeng banyak mengandung zat beat.

TDS ( Total Dissolved Solids ) yaitu jumlah atau kandungan unsur padat yang terlarut dalam air
diantaranya seperti alumunium , besi, perak, seng, mangan dan garam. TDS Meter adalah
mengukur ambang air layak konsumsi.

Kesimpulan
Bahwa Berdasarkan fungsi perairan tersebut, maka informasi tentang analisa fisik, analisa kimia,
analisa bakteriologis, yang diukur dengan tujuan baku mutu air berdasarkan mengukur derajat suhu
padaairdan mengukur kandungan pada air tersebut. Maka Kandungan suhu pada air di daerah
Bekasi Kabupaten dan Bekasi Kota dengan suhu dengan temperature suhu yang berbeda beda
setiap minnggunya, Sedangkan kandungan yang terdapat di air pada daerah Bekasi cikaranag
setiap minggunya terus meningkat kadar kandungan TDS ( Total Dissolved Solids ) karna
keberadaan air di perusahaan kawasan industry.
Daftar Pustaka

Anonimaus, 1994. Pengujian Kualitas Air Sumber dan Limbah Cair. Standart Air Nasional
Indonesia.

Mahida, U.N., 1982. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. CV.
Rajawali. Jakarta. 543 hal.

Soeroto, B., Lumingas, L.J.L., Pratasik, B, Tilaar, F., Boneka, F.B., Tamanampo, J.F.W.S.,
Poluan, B., 1999. Biota Danau dan Sungai Tondano. Tinjauan Tentang Kualitas
Perairan. Laporan Penelitian Kerja Sama Dinas PU Provinsi Sulut dan FPIK
UNSRAT Manado.

Soeroto B., 1999. Penyusunan Rencana Operasional Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano.
Program Pemulihan dan Pelestarian Sumber Daya Alam Hutan/Vegetasi, Tanah dan
Air.

Sastrawijaya, A.T., 1991. Pencemaran Lingkungan. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta. 247 hal.

Anda mungkin juga menyukai