RENCANA
STRATEGIS
DEPUTI BIDANG
PRODUKSI DAN
PEMASARAN
2020-2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Rencana
Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2020- 2024 telah
selesai. Rancangan Rencana Strategis (Renstra) Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran ini disusun dalam
rangka memenuhi amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional yang mewajibkan Kementerian dan lembaga termasuk unit organisasi
dibawahnya menyusun rencana pembangunan jangka menengah di bidangnya masing-masing dengan
mengacu dan berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Dalam rangka menjalankan amanat
Presiden serta untuk pencapaian kinerja yang lebih optimal dan fokus dalam pengembangan Koperasi dan
UMKM telah ditetapkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 5 Tahun 2020
tentang Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2020-2024. Untuk
itu, maka dipandang perlu adanya perencanaan strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran.
Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah ini mencakup tentang upaya pengembangan Koperasi dan UMKM yang dijabarkan dalam
bentuk program/kegiatan, indikator, target, kerangka regulasi sampai dengan kerangka pendanaannya
sebagai dasar dalam penyelenggaraan pembangunan di bidang Koperasi dan UMKM Tahun 2020-2024
dan digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan bagi seluruh stakeholders baik Pusat
maupun Daerah dan dukungan lintas Kementerian/Lembaga maupun pelaku dan Gerakan Koperasi dan
UMKM dalam upaya mendukung pengembangan Koperasi dan UMKM.
Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Tahun 2020-2024 merupakan dasar dan pedoman
bagi Unit Eselon II dan seluruh staf di lingkungan Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran, dan sebagai
acuan dalam menyusun (1) Rencana Kerja Pemerintah (RKP); (2) Rencana Anggaran dan Biaya (RAB); (5)
Laporan Tahunan; dan (6) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP); Renstra ini perlu
dipahami dan dimanfaatkan oleh seluruh jajaran di Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran serta para
pemangku kepentingan dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program dan
kegiatan terkait dengan tugas dan fungsi Kedeputian Bidang Produksi dan Pemasaran secara sinergis dan
berkesinambungan.
Terima Kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan Renstra ini, semoga
Rencana Strategis ini dapat memudahkan kegiatan Kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM dalam
mendorong percepatan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan khususnya di bidang
Produksi dan Pemasaran Koperasi dan UMKM.
Semoga kita semua mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Amin.
i
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1
1.1. KONDISI UMUM ............................................................................................................................ 1
1.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN .................................................................................................... 7
BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN KINERJA ..................................................................................... 12
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN................. 15
3.1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ................................................................................................ 15
3.2. KERANGKA REGULASI.................................................................................................................. 18
3.3. KERANGKA KELEMBAGAAN ........................................................................................................ 20
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN............................................................................. 22
4.1. TARGET KINERJA ......................................................................................................................... 22
4.2. KERANGKA PENDANAAN............................................................................................................. 24
BAB V PENUTUP .......................................................................................................................................... 30
ii
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
BAB I PENDAHULUAN
Di dalam Renstra Kementerian Koperasi dan UKM 2020-2024, Pengembangan Koperasi dan UMKM
diarahkan untuk memperkuat ketahanan ekonomi dalam rangka mendukung pertumbuhan yang
berkualitas dan pelaksanaan arah kebijakan peningkatan nilai tambah ekonomi diterjemahkan ke dalam
sasaran utama peningkatan nilai tambah, daya saing, investasi, ekspor, substitusi impor dan perluasan
lapangan kerja melalui penguatan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan
Kewirausahaan.
1
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
upaya untuk mengoptimalkan peranan teknologi digital dalam meningkatkan daya saing bangsa dan
sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Strategi pengarustamaan
transformasi digital terdiri dari aspek pemantapan ekosistem (supply), pemanfaatan (demand) dan
pengelolaan big data; (b) Pengarustamaan Gender (PUG) yang merupakan strategi untuk
mengintegrasikan perspektif gender kedalam pembangunan mulai dari penyusunan kebijakan,
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan serta pemantauan dan evaluasi untuk mewujudkan kesetaraan
gender, sehingga mampu menciptakan pembangunan yang lebih adil dan merata bagi seluruh penduduk
Indonesia. Untuk itu, transformasi digital dan perspektif gender menjadi salah satu isu strategis dalam
mengintegrasikan program dan kegiatan kedepan di Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran.
Tantangan yang dihadapi kedepan adalah pemulihan ekonomi baik di tengah kondisi dan pasca
kondisi yang terdampak Pendemic Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) sejak awal tahun 2020
yang memberikan implikasi sangat signifikan terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Triwulan I Tahun 2020 mengalami perlambatan, sehingga tumbuh
hanya mencapai berkisar 2,97%. Terbatasnya kegiatan produksi dan aktivitas ekonomi, diakibatkan oleh
terhambatnya pasokan barang baik antar daerah, antar pulau dan antar negara lain untuk keperluan
produksi serta pembatasan aktivitas ekonomi guna pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (Covid-
19). Kondisi ini juga berpengaruh pada berkurangnya permintaan tenaga kerja, tertahannya pendapatan
dan konsumsi masyarakat, sehingga mengurangi permintaan produk Koperasi dan UMKM. Melemahnya
prospek pertumbuhan ekonomi mengakibatkan terjadinya penyesuaian keadaan masyarakat berupa
penundaan pengeluaran (konsumsi) terutama kunjungan ke tempat wisata dan umum (fasilitas layanan
publik). Selain itu, kondisi yang belum membaik menurunkan minat investor untuk melakukan investasi di
Indonesia, seiring dengan melemahnya permintaan global atas produk dalam negeri dan terbatasnya
permintaan.
1.1.1. Pencapaian Target Kinerja Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2015-2019
Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran terbentuk Program strategis Deputi Bidang Produksi dan
Pemasaran periode 2015-2019 yang diarahkan untuk meningkatkan daya saing KUMKM melalui
pengembangan nilai tambah dan perluasan jangkauan pemasaran produk barang dan jasa. Dalam
rangka melaksanakan arah kebijakan pokok tersebut, Deputi Bidang Produksi memiliki serangkaian
program strategis pencapaian peningkatan penghidupan berkelanjutan berbasis usaha mikro dan
peningkatan daya saing UMKM dan koperasi.
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut, Deputi Bidang Produksi menjalankan
serangkaian program strategis yaitu peningkatan daya saing UMKM dan koperasi, peningkatan
penghidupan berkelanjutan (P2B) berbasis usaha mikro, serta program dukungan manajemen dan
pelaksanaan tugas teknis. Sebagai pelaksanaan kegiatan, dalam mendukung peningkatan daya
saing KUMKM diwujudkan melalui program/kegiatan : (a) Penguatan Koperasi dan UMKM yang
menghasilkan produk ramah lingkungan, (b) perluasan dan peningkatan akses pemasaran; dan (c)
Peningkatan standarisasi mutu dan sertifikasi produk. Sedangkan program peningkatan
penghidupan berkelanjutan (P2B) berbasis usaha mikro diturunkan melalui program/kegiatan : (a)
Penguatan sistem bisnis di bidang pertanian dan perkebunan; perikanan dan peternakan; serta
industri dan jasa (b) Peningkatan saranan dan prasarana pemasaran bagi Usaha Mikro.
2
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
Program Dukungan Program Peningkatan
Program Peningkatan
Manajemen dan Penghidupan
Daya Saing UMKM dan
Pelaksanaan Tugas Berkelanjutan (P2B)
Koperasi
Teknis Lainnya Berbasis Usaha Mikro
Gambar 1.1. Program / Kegiatan pada Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2016-2019
Pelaksanaan program dan kegiatan di Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran mencakup
keseimbangan antara pemihakan dan pembangunan kemandirian koperasi dan UMKM, serta
bersifat inklusif yang memperhatikan akses dan kesempatan yang sama antar kelompok
pendapatan, antar gender, antar wilayah, dan keberpihakan kepada kelompok/golongan yang
kurang mampu.
Pembentukan Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran, yang menggabungkan dua deputi fungsional
sebelumnya, merupakan upaya terobosan yang diharapkan dapat lebih memfokuskan pembinaan
komponen fungsi produksi dan fungsi pemasaran dari Koperasi dan UMKM dalam satu kerangka
pemikiran dan pengembangan usaha yang digunakan untuk membangun Koperasi maupun UMKM
dari hulu ke hilir. Struktur Eselon II Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran saat ini adalah:
a) Sekretaris Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran
b) Asisten Deputi Pertanian dan Perkebunan
c) Asisten Deputi Perikanan dan Peternakan
d) Asisten Deputi Industri dan Jasa
e) Asisten Deputi Standarisasi
f) Asisten Deputi Pemasaran
3
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
Pencapaian Target Indikator Kinerja Utama Deputi BIdang Produksi dan Pemasaran Tahun 2016-2019
4
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
NO. SASARAN NO. INDIKATOR KINERJA 2016 2017 2018 2019
STRATEGIS
TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Prosentase peningkatan 7.5 % 8.69% 2% 19.98%
volume usaha KUMKM
yang terstandardisasi dan
tersertifikasi
Persentase pertumbuhan 5% 20.72% 5% 12.32%
ekspor koperasi yang (KUMKM)
terfasilitasi
Persentase pertumbuhan 5% 26.96%
ekspor UMKM yang
terfasilitasi
Persentase koperasi yang 50% 57%
meningkat volume
usahanya melalui
kemitraan
Persentase UMKM yang 50% 63%
meningkat volume
usahanya melalui
kemitraan
2 Terwujudnya Indeks akuntabilitas A B A A
Deputi Bidang kinerja Deputi Bidang
Produksi dan Produksi dan Pemasaran
Pemasaran
yang efektif,
efisien, bersih,
akuntabel dan
berkinerja
tinggi
Indeks kepuasan Puas Puas
pelayanan publik Deputi
5
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
NO. SASARAN NO. INDIKATOR KINERJA 2016 2017 2018 2019
STRATEGIS
TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Bidang Produksi dan
Pemasaran
Indeks reformasi birokrasi 80 80.19
Deputi Bidang Produksi
dan Pemasaran
Persentase pengelolaan 90% 99.98%
keuangan yang bebas dari
temuan material
6
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
1.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN
Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (KUMKM) serta Kewirausahaan, merupakan tiga
bidang yang memiliki peran fundamental untuk mewujudkan agenda pembangunan pemerintah tersebut.
Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional melalui
penguataan kewirausahaan dan KUMKM. Pelaku-pelaku usaha skala mikro, kecil dan menengah,
menempati bagian terbesar dari seluruh aktivitas ekonomi rakyat Indonesia. Indonesia juga akan
mengalami bonus demografi hingga tahun 2035, dimana hingga tahun 2030 jumlah penduduk usia
produktif diperkirakan diatas 60% dan 27% di antaranya adalah penduduk muda dengan rentang usia 16-
30 tahun. Penduduk muda Indonesia tersebut berpotensi menjadi wirausaha dan tenaga kerja yang
memiliki talenta kreatif dan mampu menggerakkan dinamika ekonomi, sosial dan budaya baik di
perkotaan maupun perdesaan. Peluang tersebut ditunjang pula dengan masih banyaknya wilayah dan
kawasan yang memiliki potensi sumberdaya yang besar namun belum dikembangkan secara optimal.
Disamping menghadapai era persaingan bebas yang semakin ketat di level regional dan global,
perekonomian nasional juga dihadapkan pada persoalan melemahnya pertumbuhan dan melebarnya
kesenjangan pendapatan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi selama ini ternyata juga memberikan
dampak pelebaran kesenjangan rakyat, sehingga diperlukan kebijakan dan upaya untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta manfaatnya dapat dinikmati rakyat secara lebih merata, adil dan
inklusif (equitable, just and inclusive growth), sehingga dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan,
serta meningkatkan kesempatan berusaha bagi rakyat. Langkah strategis yang perlu dilakukan adalah
mengintegrasikan dan memperkuat pengembangan KUMKM serta kewirausahaan dalam arus utama
pembangunan. Penguatan KUMKM dan Kewirausahaan memerlukan iklim dan ekosistem yang
komprehensif, kondusif, partisipatif, dan inklusif sehingga diperlukan ruang atau kawasan yang menjadi
pusat aktivitas dan interaksi bagi stakeholders sehingga mampu lebih mengefisienkan proses penciptaan
nilai tambah produk.
(i) pelaku-pelaku usaha skala mikro, kecil dan menengah dan koperasi menempati bagian
terbesar dari seluruh aktivitas ekonomi rakyat Indonesia mulai dari petani, nelayan, peternak,
petambang, pengrajin, pedagang, dan penyedia berbagai jasa bagi rakyat yang meliputi sektor-
sektor primer, sekunder dan tersier ;
(ii) jumlah UMKM sebanyak 64,2 juta, atau 99,99 % terhadap jumlah total usaha yang ada di
Indonesia;
(iii) tenaga kerja yang diserap UMKM mencapai 116,97 juta (97%);
(iv) (iv) kontribusi UMKM terhadap PDB dan ekspor cukup signifikan, yaitu sekitar 61,07 %
terhadap PDB dan 14,37 % terhadap total ekspor non-migas.
Di samping itu, permasalahan yang dihadapi koperasi dan UMKM diantaranya keterbatasan: (1)
kapasitas kewirausahaan, manajemen dan teknis; (2) akses ke pembiayaan; dan (3) kapasitas inovasi,
adopsi teknologi dan penerapan standar. Aturan dan kebijakan yang ada saat ini juga belum cukup efektif
untuk memberikan kemudahan, kepastian dan perlindungan usaha bagi UMKM dan koperasi. Koperasi
juga masih menghadapi kendala terkait kapasitas pengurus dan anggota koperasi dalam mengelola dan
mengembangkan koperasi sesuai jatidiri, dan kebutuhan untuk menciptakan kesejahteraan bersama.
7
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
Sektor-sektor strategis yang menjadi lingkup pemberdayaan KUMKM pada Deputi Bidang Produksi dan
Pemasaran juga memiliki sejumlah potensi dan juga permasalahan yang dihadapi diantaranya diuraikan
sebagai berikut :
Usaha sektor pertanian merupakan usaha yang prospektif terutama untuk mendukung program
swasembada pangan. Pertanian masih menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat khususnya bagi
masyarakat di desa atau pinggiran kota. Produk-produk dari pertanian merupakan produk-produk yang
dapat menopang kehidupan masyarakat banyak. Potensi usaha pertanian dan perkebunan bagi UMKM
adalah ketika terjadi kepastian dalam pembelian hasil produk pertanian dan perkebunan apabila terjadi
kenaikan harga, kenaikan harga tersebut dapat dinikmati sampai level petani.
Kontribusi sector pertanian terhadap PDB nasional sekitar 13,6 persen, PDB tertinggi kedua untuk sektor
non migas setelah sektor industri pengolahan yaitu sebesar 20,8 persen, dimana lebih dari separuhnya
juga merupakan industri pengolahan yang berbasis pertanian. Sektor pertanian juga menjadi penyerap
tenaga kerja terbesar yaitu sekitar 35 persen dari total tenaga kerja nasional.
KUMKM di sektor pertanian dan perkebunan perlu didorong dalam pemanfaatan teknologi dan digital
agar mampu menghasilkan produk pangan lokal yang berkualitas dan mempunyai daya saing yang kuat.
Sektor UMKM pertanian saat ini sudah memasuki era pertanian pintar berbasis internet of things (IOT)
menyongsong pertanian 4.0, memanfaatkan teknologi digital sehingga budi daya semakin efektif.
Indonesia merupakan salah satu Negara konsumen daging terbesar di dunia. Namun, Indonesia terbilang
belum mampu mandiri dalam pemenuhan swasembada daging di dalam negeri. Pasokan daging yang
tidak dapat memenuhi permintaan konsumen mengakibatkan harga daging yang cenderung meningkat
dari tahun ke tahun. Industri peternakan yang merupakan industri hulu dari produksi daging berpotensi
untuk terus berkembang seiring dengan program pemerintah dalam rangka swasembada pangan.
Pelaku UMKM/UPH peternakan didorong agar dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas produk
peternakan yang dimilikinya untuk bersaing di pasar Internasional. Namun, kendala produksi perikanan
dan peternakan nasional saat ini belum dapat memenuhi standar kualitas dan kuantitas kebutuhan dalam
negeri. Perlu terobosan untuk meningkatkan peran sektor perikanan dan peternakan. Salah satunya
melalui pengembangan usaha pengolahan hasil perikanan dan peternakan menjadi produk-produk olahan
yang berkualitas dan berdaya saing dengan melihat potensi wilayah dan peluang pasar masing-masing.
Selama ini, pengembangan usaha produk olahan hasil perikanan dan peternakan masih belum banyak
dilakukan oleh koperasi dan UKM. Produk-produk hasil perikanan dan peternakan seperti ikan, daging,
susu, dan telur dipasarkan secara langsung tanpa proses pengolahan lebih lanjut, yang tentunya memiliki
kelemahan dalam ketahanan produk yang terbatas dan mudah rusak.
8
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
Persaingan global saat ini menuntut kualitas produk yang berdaya saing tinggi dan bernilai kompetitif.
Tidak cukup mengandalkan pemanfaatan modal, produk juga butuh sentuhan teknologi, kreativitas, dan
inovasi untuk menciptakan nilai tambah. Sehingga produk punya ciri khas sebagai kekuatan untuk
bersaing dengan produk serupa dari negara lain.
Terlebih, berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) berakibat makin banyak produk negara ASEAN
masuk ke pasar Indonesia. Dampaknya, terjadi persaingan dalam pemasaran produk dalam negeri
khususnya pada nilai jual produk hasil perikanan dan peternakan di pasaran.
Tantangan yang dihadapi juga dapat menjadi peluang bagi Koperasi dan UKM dalam memperluas jaringan
pemasaran produk olahan hasil perikanan dan peternakannya, yaitu dengan memroduksi produk-produk
olahan hasil perikanan dan peternakan dengan kualitas, kuantitas dan harga jual yang dapat bersaing
kompetitornya.
Upaya-upaya berupa peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang diarahkan pada peningkatan
kualitas dan mutu produk, disamping juga pemanfaatan teknologi tepat yang secara mudah dapat
diaplikasikan oleh Koperasi dan UKM sehingga proses produksi dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Selain itu, aspek keamanan pangan dan mutu produk merupakan komponen penting dalam pemasaran
produk olahan hasil perikanan dan peternakan yang sebagian besar berupa produk makanan. Dalam hal
ini, Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran telah memfasilitasi Koperasi dan UKM dalam pengurusan
merek, sertifikat halal dan HACCP.
Koperasi dan UKM diharapkan cermat dalam memanfaatkan segmen pasar untuk pengembangan usaha.
Adanya pergeseran perilaku masyarakat yang membutuhkan makanan yang praktis dan siap saji, namun
terjamin kebersihan, kesehatan, dan kehalalannya, menjadi segmen pasar yang prospektif bagi produk
olahan hasil perikanan dan peternakan.
Sektor Industri
Sektor industri pengolahan merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan
industri pengolahan ini diperkirakan akan tetap signifikan karena ditopang oleh pasar dalam negeri yang
besar dan potensial. Pelaku industri pengolahan nasional akan bisa memproduksi barang-barang bernilai
tambah tinggi yang berdaya saing jauh lebih banyak dan diminati konsumen di dalam negeri maupun
luar negeri.
Pelaku usaha baik Koperasi maupun UMKM harus mampu memahami rantai nilai bisnis sektor industri
pengolahan dimulai dari adanya input supply yang diproses menjadi produksi bahan baku setengah jadi
lalu finishing serta diperdagangkan dalam distribusi hasil yang pada akhirnya untuk industri konsumsi.
Dari 19,9% kontribusi industri terhadap PDB, industri pengolahan mampu menyumbangkan 10,59%.
Kemudian dari sisi penyerapan tenaga kerja, sektor industri pengolahan, termasuk di dalamnya industri
rumah tangga dapat berkontribusi sebesar 6,41%. Dengan demikian, industri pengolahan tetap mampu
tumbuh secara signifikan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dari bisnis industri pengolahan antara
lain lokasi usaha, perizinan, asosiasi pelaku usaha industri, fasilitas pengolahan limbah, standarisasi
produk, sifat produksi yang customized atau tidak, status kepemilikan lokasi usaha, teknologi dan
peralatan yang digunakan, sumber daya manusia yang berpotensi, orientasi usaha dan kompetitor.
9
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
Sektor Jasa dan Pariwisata
Periode RPJMN 2020-2024, pemerintah ingin menaikkan PDB melalui transformasi sektor jasa yang
sepanjang 2015-2018 menyumbang 5,7 persen menjadi 9,8 persen pada 2024. Cara yang ditempuh adalah
dengan membuat sektor jasa memiliki nilai tambah.
Sektor jasa salah satu alternatif usaha yang masih layak untuk dibidik bagi pewirausaha pemula. Dalam
skala mikro, bisnis ini tidak terlampau membutuhkan modal yang besar, bahkan untuk beberapa usaha
tidak membutuhkan modal sama sekali. Namun, keterampilan dan kemampuan yang bersifat hard skill
maupun soft skill tetap dibutuhkan. Bila bisnis terus tumbuh dan akhirnya masuk ke dalam usaha skala
menengah, maka invetasi yang harus dipersiapkan pun semakin besar dan jaringan yang harus
dikembangkan juga mesti semakin luas. Biaya investasi akan diarahkan untuk membuka kantor untuk
agen-agen baru di wilayah-wilayah tertentu dan pembelian alat transportasi.
Usaha di bidang jasa semakin berkembang dewasa ini seiring dengan perkembangan gaya hidup dan
inovasi dalam bisnis. Kebutuhan hidup manusia yang mengarah kepada kebutuhan yang praktis dan serba
cepat, membuat bisnis usaha jasa semakin berkembang dan inovatif. Misalnya kebutuhan untuk
mendapatkan informasi dengan cepat membuat bisnis penyedia layanan internet semakin tumbuh.
Kebutuhan untuk pengiriman barang yang cepat dan praktis, membuat bisnis jasa pengiriman barang
semakin berkembang pesat, dan jenis perusahaan jasa yang cukup berkembang pesat saat ini yaitu bisnis
jasa transportasi yang dikombinasikan dengan layanan internet seperti Go-OJek, Grab Taxi, Uber Taxi, dan
lain-lain. Karakteristik usaha jasa secara garis besar dibagi dua, yaitu usaha jasa untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi dan usaha jasa untuk memenuhi kebutuhan usaha.
Di samping itu, sektor Pariwisata dan UMKM memiliki hubungan yang saling menguntungkan, sehingga
sektor UMKM dapat digunakan sebagai wadah guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat di sekitar objek wisata. Bentuk komitmen pemerintah untuk menggerakkan pariwisata adalah
dengan memberdayakan masyarakat lokal melalui peningkatan UMKM dengan sasaran masyarakat
sekitar. Upaya pemerintah adalah dengan menerapkan program fasilitasi pengembangan UMKM melalui
pelatihan manajemen dan kewirausahaan, dan pelatihan keterampilan. Hal tersebut merupakan upaya
untuk melibatkan UMKM membuka peluang terhadap peningkatan pendapatan dan tata kelola
pariwisata.
Aspek nilai tambah pada produk dan jasa menjadi suatu keniscayaan dalam peningkatan daya saing
KUMKM. Perluasan akses pemasaran dalam jangkauan global tidak terlepas dari standarisasi dan
sertifikasi mutu produk KUMKM yang dihasilkan. Untuk kontribusi ekspor saat ini baru 14,17%, hal ini
menjadi tantangan pemerintah untuk menyusun formulasi dan kebijakan yang tepat dan efektif untuk
terus mendongkrak nilai ekspor UKM kedepan, meski PDB Negara mampu siap 60%.
Kontribusi UMKM terhadap rantai produk global dibandingkan dengan produk-produk ASEAN, hanya
6,3%. Hal ini dikarenakan asih belum banyak produk yang berstandarisasi. Pemerintah mendorong UKM
Indonesia menghasilkan produk yang unik, spesifik dan terstandardisasi. Ini menjadi selling point dalam
menjual produk-produk UKM itu sendiri, terutama produk makanan dan minuman harus memastikan diri
salah satunya termasuk kategori produk halal.
10
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran mengambil perhatian penuh memberikan fasilitasi sertifikasi dan
standardisasi untuk mendorong hak cipta, hak merek, dan standarisasi lainnya untuk dimanfaatkan oleh
KUKM, sehingga diharapkan produk KUKM bisa masuk dikancah global.
Salah satu kendala bagi KUMKM dalam mendapatkan fasilitasi standarisasi dan sertifikasi diantaranya
memerlukan waktu panjang dan biaya besar seperti HAKI, proses produksi untuk memunculkan produk
baru membutuhkan waktu, biaya, dan investasi yang besar pula. KUMKM seringkali abai untuk mengurus
HAKI karena kendala-kendala tersebut. Namun, dengan para pelaku UMKM didorong untuk
memanfaatkan fasilitas standarisasi dan sertifikasi produk agar mampu naik kelas dan dapat bersaing
secara global.
Disamping itu, UMKM didorong untuk menyadari pentingnya market intelligence (intelijen pasar) agar
bisa memproduksi sesuai kebutuhan dan selera pasar. Market Intelligence juga menjadi sarana untuk
mendapatkan informasi yang berhubungan dengan rencana dan strategi pemasaran sekaligus mengenali
kompetitor.
11
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN KINERJA
1) VISI
Visi Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran turut sejalan dengan Visi Kementerian Koperasi dan
UKM yaitu dalam 5 (lima) tahun kedepan diarahkan untuk mendukung Presiden dalam mewujudkan
misinya yaitu: “Koperasi dan UMKM yang Maju, Berdaulat dan Mandiri untuk Mendukung Presiden
Mewujudkan Misi Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri dan Berdaya Saing”. Maju bermakna Koperasi
Generasi Baru yang Maju dan Modern. Berdaulat dan Mandiri bermakna UMKM yang Mampu Bersaing di
Pasar Domestik dan Global.
2) MISI
Misi Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran juga sejalan dalam mendukung Misi Kementerian
Koperasi dan UKM Tahun 2020-2024 yang merupakan penjabaran dari Pokok Visi tersebut di atas, yaitu:
1. Maju yaitu dengan Misi, Mewujudkan Koperasi Generasi Baru yang Maju dan Modern.
2. Berdaulat dan Mandiri dengan Misi, Mewujudkan UMKM yang Mampu Bersaing di Pasar
Domestik dan Global.
3) TUJUAN
Dalam rangka mewujudkan visi dari Pengembangan Koperasi dan UMKM yang telah ditetapkan,
maka Tujuan Pengembangan Koperasi dan UMKM Pada Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Tahun
2020-2024 diarahkan untuk :
1. Terwujudnya UMKM yang Mampu Bersaing di Pasar Domestik dan Global, dengan hasil:
a. Integrasi UMKM dalam Global Value Chains (GVC);
b. UMKM Naik Kelas (Scalling Up);
2. Terwujudnya Kementerian Koperasi dan UKM yang Profesional dan Berkinerja Tinggi, dengan
indikator hasil:
a. Indeks Reformasi Birokrasi Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran;
b. Nilai Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran.
4) NILAI
Organisasi yang baik memerlukan penerapan nilai-nilai yang baik pula, terutama agar dapat
menjabarkan misinya sehingga tercapai visi yang diharapkan. Nilai-nilai yang disepakati untuk diterapkan
dalam Kementerian Koperasi dan UKM dan antara lain:
1. Integritas berarti mengutamakan perilaku terpuji, disiplin dan penuh pengabdian. Integritas juga
diartikan sebagai mutu, sifat atau keadaan yang menunjukan kesatuan utuh sehingga memiliki
potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran.
2. Kerja keras berarti mengerjakan secara sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah dan tidak akan
berhenti sebelum target kerja tercapai dan selalu mengutamakan atau memperhatikan kepuasan
hasil pada setiap kegiatan yang telah dilakukan.
12
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
3. Profesional berarti menyelesaikan tugas dengan baik, tuntas dan mengutamakan kompetensi
(keahlian) dalam bidang pembangunan Koperasi dan UMKM.
4. Akuntabel adalah dapat mempertanggungjawabkan tugas dengan baik dari segi proses maupun
hasil.
5. Inovatif berarti usaha dengan mendayagunakan pemikiran dan kemampuan dalam menghasilkan
sesuatu kreasi/karya baru yang diharapkan dapat mendorong percepatan pembangunan Koperasi
dan UMKM.
6. Peduli berarti memiliki perhatian terhadap kondisi dan permasalahan negara dan bangsa,
terutama dalam hal birokrasi dan aparatur.
7. Pelayanan prima berarti upaya dan langkah yang dilakukan instansi untuk melayani masyarakat
dan stakeholders dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat memberikan kepuasan kepada
pelanggan dan memenuhi kebutuhan serta keinginan masyarakat dan stakeholder atas pelayanan
kepada publik.
5) SASARAN STRATEGIS
Sasaran strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran sejalan dengan Pengembangan Koperasi
dan UMKM Kementerian Koperasi dan UKM yang merupakan merupakan kondisi yang perlu dicapai
sebagai suatu outcome dan impact dari program yang dilaksanakan. Lebih lanjut, tujuan, sasaran dan
indikator kinerja tersebut diuraikan dalam tabel sebagai berikut:
Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi
dan UKM 2020-2024
Dalam rangka pencapaian sasaran strategis, operasionalisasi pencapaian Sasaran Strategis di Deputi
Bidang Produksi dan Pemasaran diterjemahkan dari pencapaian Sasaran Strategis Kementerian Koperasi
dan UKM digambarkan sebagai berikut:
Sasaran Strategis Unit Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran didasarkan pada analisis manfaat dan
perspektif customers, dan internal process.
13
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
SS-1 “Terwujudnya UMKM yang mampu bersaing di pasar Domestik dan Global”
Selanjutnya, dari Sasaran Strategis tersebut disusun indikator kinerja utama Deputi Bidang Produksi dan
Pemasaran sebagai berikut:
Indikator kinerja Deputi BIdnag Produksi dan Pemasaran diterjemahkan dari indicator strategis
Kementerian Koperasid an UKM dimana Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM) dinilai
memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Peranan UMKM ini berkontribusi dalam
perluasan kesempatan kerja dan penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB),
serta kontribusinya dalam ekspor dan penciptaan modal tetap/investasi.
14
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
Pelaksanaan strategi tersebut mencakup pengembangan kapasitas usaha dan kualitas produk,
penguatan kapasitas kelembagaan dan perluasan kemitraan usaha. Selain itu, pengembangan kapasitas
kewirausahaan dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) juga didukung melalui penyediaan insentif
fiskal yang berorientasi ekspor. Strategi peningkatan pembiayaan bagi wirausaha dilaksanakan melalui
penyediaan skema pembiayaan bagi wirausaha dan UMKM, termasuk modal awal usaha, serta
pendampingan mengakses kredit/ pembiayaan. Pelaksanaan strategi ketiga mencakup peningkatan
kapasitas pengurus dan manajer koperasi, pendampingan kelompok untuk berkoperasi, pengembangan
jangkauan dan cakupan usaha koperasi, serta pengembangan inovasi koperasi.
Arah Kebijakan Dan Strategi Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Tahun 2020-
2024 Mengacu pada arah kebijakan dan strategi nasional di bidang Koperasi dan UMKM Tahun 2020-2024
serta sasaran prioritas Program Kerja Presiden Tahun 2020-2024, maka Arah Kebijakan Pengembangan
Koperasi dan UMKM yang akan dijalankan oleh Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2020-2024 terbagi
ke dalam 3 (tiga) kebijakan, yaitu:
1. Modernisasi Koperasi dan Penciptaan UMKM Naik Kelas (Scalling Up)
Meningkatkan kapasitas, jangkauan, dan inovasi koperasi serta meningkatkan penciptaan peluang
usaha dan start-up
3. Reformasi Tata Kelola Pengembangan Koperasi dan UKM yang Berorientasi Layanan Prima
(Kebijakan Lintas Bidang).
Ketiga arah Kebijakan Kementerian Koperasi dan UKM tersebut akan dilaksanakan secara terarah
dengan fokus Pengembangan Koperasi dan UMKM Tahun 2020-2024 yaitu:
1) Prioritas pengembangan Koperasi dan UMKM pada sektor riil (produksi) yang berorientasi ekspor
dan substitusi impor;
2) Pengembangan Koperasi dan UMKM dilakukan dengan pendekatan komunitas, kelompok atau
klaster berdasarkan sentra produksi;
15
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
3) Pengembangan dilakukan secara lintas sektoral dan mengedepankan kemitraan;
4) Pengembangan UMKM dilakukan secara variatif sesuai dengan karakteristik dan level UMKM;
5) Modernisasi dan inovasi teknologi;
Berdasarkan lima (5) strategi pengembangan Koperasi dan UMKM tersebut, akan diimplementasikan
melalui empat (4) agenda perubahan, yaitu:
Kementerian Koperasi dan UKM dalam upaya mengembangkan Koperasi dan UMKM telah
mengintegrasikan berdasarkan kebijakan dan program melalui:
6 STRATEGI
PENGEMBANGAN KUMKM
Berdasarkan pilar-pilar tersebut dan untuk merespon perubahan lingkungan eksternal global
terdapat 3 (tiga) isu strategis yang harus diselesaikan dalam kurun waktu 2020-2024 meliputi:
Peningkatan Ekspor, Penguatan Substitusi Impor dan UMKM dan Koperasi masuk dalam rantai pasok
global (Global Value Chain). Untuk mengimplementasikan tujuan utama tersebut, maka diturunkan ke
dalam 6 (enam) strategi yaitu: 1) Perluasan Akses Pasar; 2) Meningkatkan Daya Saing; 3) Pengembangan
Kewirausahaan; 4) Akselerasi Pembiayaan dan Investasi; 5) Kemudahan dan Kesempatan Berusaha; dan
6) Koordinasi Lintas Sektor.
Kementerian Koperasi dan UKM dalam arah kebijakan dan strateginya telah merancang 7 (tujuh)
komoditas/klaster unggulan untuk menjadi prioritas dalam mendukung program dan kegiatan, dimana 7
(tujuh) komoditas unggulan prioritas tersebut merupakan komoditas yang menjadi bidang usaha Koperasi
dan UMKM dibawah kebijakan dan pembianaan Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran yang meliputi: 1)
Pariwisata; 2) Home Décor; 3) Kuliner; 4) Fashion; 5) Ekonomi Kreatif; 6) Perikanan/Peternakan; dan 7)
Pertanian/Perkebunan.
16
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Reorientasi Sasaran Kegiatan Prioritas
Di tengah pandemi Covid-19 yang berdampak sejak Maret 2020, kondisi tersebut telah berubah sehingga
diperlukan penyesuaian kembali terhadap sasaran kegiatan prioritas. Berdasarkan data Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian Tahun 2020, bahwa komoditas selama pandemi Covid-19 dapat
diklasifikasikan kedalam 2 kategori, yaitu: Potential Winners dan Potential Loosers.
Sektor yang dikategorikan kedalam Potential Winners, antara lain: Tekstil dan Produk Tekstil, Kimia,
Farmasi dan Alat Kesehatan, Makanan dan Minuman, Elektronik, Jasa Telekomunikasi, Jasa Logistik.
Sedangkan Sektor yang dikategorikan kedalam Potential Losers, antara lain: Pariwisata, Konstruksi,
Transportasi Darat, Laut, Udara, Pertambangan, Keuangan dan Otomotif. Lebih lanjut, produk yang
diproyeksikan akan tumbuh signifikan di masa pandemik Covid-19, yaitu pangan dan kebutuhan dasar
(Basic Needs) lainnya, seperti: kebutuhan dasar manusia ataupun Green Business yang ramah lingkungan
dan produk non-pangan yaitu: Usaha Berorientasi Industri Kreatif Berbasis Informasi dan Teknologi (IT),
Jasa, Tekstil, Produk Tekstil dan Elektronik, Kesehatan antara lain: Alat Pelindung Diri (APD) Non Medis,
Alat Kesehatan Risiko Rendah dan Bidang Aplikasi dan Games (e-sport). Secara ringkas sektor UMKM yang
masuk kategori potensial tersebut ditunjukkan pada gambar sebagai berikut:
Sebagai upaya dan langkah untuk merancang arah program/kegiatan prioritas Kementerian Koperasi dan
UKM, maka hal-hal tersebut di atas menjadi salah satu dasar pertimbangan menentukan kegiatan
kedepan sekaligus mendukung rencana reaktivasi dan pemulihan usaha Koperasi dan UMKM. Untuk itu,
rancangan kegiatan prioritas Kementerian Koperasi dan UKM khususnya Di Deputi Bidang Produksi dan
Pemasaran diuraikan kedalam beberapa model, meliputi:
1. Pengembangan Kemitraan Koperasi dan UMKM di bidang makanan dan minuman (kuliner);
2. Pengembangan Kemitraan Koperasi dan UMKM bidang ekonomi kreatif, jasa dan alat Kesehatan
(APD);
17
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
3. Pengembangan Kemitraan Koperasi dan UMKM di bidang pertanian;
4. Pengembangan Kemitraan Koperasi dan UMKM di bidang perikanan;
5. Pengembangan Kemitraan Koperasi dan UMKM di bidang tekstil dan produk tekstil, terutama
dibidang mode/produk tekstil fashion;
6. Pengembangan Kemitraan Koperasi dan UMKM di bidang pariwisata terutama wisata berbasis
wisata alam;
18
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
No Arah Kerangka Urgensi Pembentukan Unit Unit Target
Regulasi dan/atau Berdasarkan Evaluasi Penanggungjawab Terkait/Institusi Penyelesaian
Kebutuhan Regulasi Regulasi Exsisting,
Kajian dan Penelitian
1 RUU tentang Cipta Dalam rangka Kementerian Koperasi Kemenko Pertengahan
Kerja memberikan dan UKM Perekonomian, 2020 (sebelum
kemudahan, Kementerian pandemi)
pemberdayaan dan
Hukum dan
perlindungan kepada
HAM,
UMKM (Penguatan
terhadap UU 25/1992 Kementerian
dan UU 20/2008) Koperasi dan
UKM
2 RPP tentang Sebagai amanat RUU Kementerian Koperasi Kemenko 3 bulan setelah
Pengembangan dan Cipta Kerja, muatan dan UKM Perekonomian, RUU disahkan
Perlindungan UMKM substansi mengatur Kementerian
mengenai air
Hukum dan
penguatan terhadap:
HAM,
data tunggal UMKM,
Pengelolaan Terpadu Kementerian
Klaster UMKM, Koperasi dan
Kemitraan, Kemudahan UKM dan 18 K/L
Perizinan, Akses Kredit terkait
UMKM, redefinisi
kriteria UMKM, DAK
UMKM (Penguatan
terhadap PP 17/2013)
3 RPP tentang Sebagai amanat RUU Kementerian Koperasi Kemenko 3 bulan setelah
Perkoperasian Cipta Kerja, muatan dan UKM Perekonomian, RUU disahkan
substansi mengatur hal- Kementerian
hal baru yang belum
Hukum dan
diatur pada UU
HAM,
sebelumnya (UU
25/1992) maupun Kementerian
peraturan pelaksananya Koperasi dan
yaitu pendirian koperasi UKM
primer oleh 3 (tiga)
orang, buku daftar
anggota elektronik,
rapat anggota melalui
sistem keterwakilan,
koperasi syariah
(penguatan terhadap
PP 4/1994, PP 9/1994
4 RPerPres tentang Sebagai upaya Kementerian Koperasi Kemenko Desember
Pengembangan mensinergikan dan dan UKM Perekonomian, 2020
UMKM merekoordinasi Kementerian
pembinaan UMKM oleh
Hukum dan
18 sektor terkait,
HAM,
khususnya dalam
rangka pembiayaan Kementerian
UMKM, rencana aksi Koperasi dan
yang berisi program dan UKM dan 18 K/L
kegiatan Kementerian/ terkait
Lembaga
5 RUU tentang Sebagai tindak lanjut Kementerian Koperasi Kementerian Status
Perkoperasian putusan MK Nomor: dan UKM Hukum dan kumulatif
28/PUU-XI/2013 yang HAM, terbuka dan
19
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
No Arah Kerangka Urgensi Pembentukan Unit Unit Target
Regulasi dan/atau Berdasarkan Evaluasi Penanggungjawab Terkait/Institusi Penyelesaian
Kebutuhan Regulasi Regulasi Exsisting,
Kajian dan Penelitian
membatalkan UU 17 Kementerian carry over dari
tahun 2012 tentang Koperasi dan prolegnas
Perkoperasian dan UKM, 2015-2019
memberlakukan
Kementerian
sementara UU 25/1992
Keuangan
6 RPerPres tentang Sebagai dampak - Kementerian -
Pencabutan Perpres terbitnya PP 24/2018 Koperasi dan
98/2014 tentang tentang OSS, seluruh UKM,
perizinan Usaha perizinan termasuk izin
Kementerian
Mikro dan Kecil usaha mikro dan kecil
Dalam Negeri,
diatur melalui PP
tersebut. Dalam hal ini Kementerian
Perpres 98/2014 Hukum dan HAM
bertentangan dengan
PP 24/2018
Sumber: Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM 2020-2024
Langkah strategis Kementerian Koperasi dan UKM dalam melakukan Restrukturisasi Organisasi
dan Tata Kelola dalam Rancangan Perpres ditetapkan untuk mewujudkan organisasi yang tepat fungsi,
tepat proses, dan tepat ukuran. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah fundamental dalam menyikapi
bahwa organisasi selalu bersifat dinamis dan tidak sekedar membentuk struktur, tetapi lebih dari itu
mengelola proses dalam struktur tersebut sehingga dapat diketahui berapa banyak struktur yang
diperlukan. Transformasi yang dilakukan diharapkan dapat memberi nilai tambah pada organisasi dalam
pencapaian target yang telah ditetapkan dengan lebih efektif dan efisien, sehingga struktur yang lebih
ramping namun memiliki fungsi yang besar baik bagi Kementerian Koperasi dan UKM, lintas K/L,
pemerintah daerah, masyarakat dan stakeholder.
Rencana perubahan Struktur pada Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran diarahkan sekaligus
bertannggung jawab dalam penyusunan rancangan program Deputi Bidang Usaha Kecil dan Menengah.
Deputi Bidang Usaha Kecil dan Menengah, yang mempunyai fungsi:
1) Perumusan kebijakan di bidang peningkatan peluang pasar dan ekspor usaha kecil dan menengah,
peningkatan mutu dan kapasitas produk usaha kecil dan menengah, pengembangan distribusi dan
logistik usaha kecil dan menengah, perluasan jaringan kemitraan usaha kecil dan menengah serta
pengembangan pembiayaan bagi usaha kecil dan menengah baik secara konvensional dan/atau
syariah;
2) Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan peluang pasar dan
ekspor usaha kecil dan menengah, peningkatan mutu dan kapasitas produk usaha kecil dan
menengah, pengembangan distribusi dan logistik usaha kecil dan menengah, perluasan jaringan
kemitraan usaha kecil dan menengah serta pengembangan pembiayaan usaha kecil dan
menengah;
20
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
3) Pemantauan, evaluasi, analisis dan pelaporan di bidang peningkatan peluang pasar dan ekspor
usaha kecil dan menengah, peningkatan mutu dan kapasitas produk usaha kecil dan menengah,
pengembangan Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2020 - 2024 69
distribusi dan logistik usaha kecil dan menengah, perluasan jaringan kemitraan usaha kecil dan
menengah serta pengembangan pembiayaan usaha kecil dan menengah baik secara konvensional
dan/atau syariah;
4) Pelaksanaan administrasi deputi bidang penguatan usaha kecil dan menengah; dan
5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri.
21
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
Matriks target kinerja Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran dan Deputi Bidang UKM untuk
pencapaian tujuan dan sasaran strategis selama lima tahun ke depan adalah sebagai berikut :
Pertumbuhan
tenaga kerja 0.25% 0.25% 0.25% 0.25% 0.25%
UKM
Jumlah UKM
5 12 19
naik kelas 20 UKM 24 UKM
UKM UKM UKM
22
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
Tahun Dasar Penetapan Target
2020 Salah satu sasaran Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) diarahkan untuk
menyelamatkan UMKM dari dampak Covid-19.
2021 1) Salah satu arah pembiayaan anggaran pemerintah adalah untuk meningkatkan
pembiayaan KUMKM; 2) Salah satu program pembiayaan investasi pada neraca
keuangan 2021 adalah untuk penguatan kelembagaan UKM; 3) Salah satu program
PEN adalah untuk Rp 48,8 Trilium untuk pembiayaan UMKM, 4) Subsidi 2021
diarahkan untuk mendukung UMKM; 4) Program prioritas transfer ke daerah dan
dana desa (TKDD) salah satunya dialokasikan untuk pengembangan UKM.
2022 Berdasarkan Perppu 1/2020, defisit APBN masih akan diatas 3% sehingga program
PEN yang disasar untuk memulihkan UKM dari dampak Covid-19 masih akan
berlangsung hingga tahun 2022.
2023-2024 Tahun ke-3 dengan struktur baru berharap kedeputian sudah well-established
sehingga target pada kedua tahun ini akan lebih tinggi sedikit dibanding tahun2
sebelum2nya.
23
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
Produksi dan
Pemasaran
Indeks Kepuasan >80
Masyarakat
terhadap Layanan
Publik dalam
Pengembangan
Koperasi dan UMKM
Terwujudnya Meningkatnya Nilai Sistem A Menpan-RB
Pengelolaan Akuntabilitas Akuntabilitas Kinerja
Kinerja dan Kinerja dan Pemerintah (SAKIP)
Anggaran yang Anggaran Deputi Bidang
Akuntabel Deputi Bidang Produksi dan
Produksi dan Pemasaran
Pemasaran
24
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
Nasional, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Kementerian PPN/Bappenas, Badan
Pusat Statistik, Komisi Pengawasan Persaingan Usaha, dll.
4) Pengembangan kerja sama pendanaan dengan Pemerintah Daerah dan dunia usaha juga
dilakukan untuk meningkatkan dukungan bagi perbaikan daya saing KUMKM juga akan
melibatkan Gerakan Koperasi termasuk Dekopin. Keberhasilan pencapaian target-target yang
ditetapkan telah dilengkapi dengan target indikator kinerja dan selanjutnya dalam mencapai
target-target tersebut diperlukan biaya (anggaran/dana) untuk merealisasikannya. Untuk itu,
sumber dana yang diperlukan dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan dan
realisasinya tergantung sepenuhnya dari APBN.
Secara terinci, kerangka pendanaan untuk mendukung pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan
di bidang Koperasi, UMKM dan Kewirausahaan pada tahun 2020, 2021-2024 dapat dilihat pada Tabel
berikut:
25
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
Program Peningkatan Meningkatnya Koperasi dan
Penghidupan Berkelanjutan UMKM yang Berbasis Usaha
Berbasis Usaha Mikro Mikro
Penguatan Sistem Bisnis 10 KUKM 2,065,600,000
Koperasi/Sentra Usaha Mikro di
Sektor Pertanian dan
Perkebunan
Penguatan Sistem Bisnis 8 KUKM 2,143,200,000
Koperasi/Sentra Usaha Mikro di
Sektor Perikanan dan
Peternakan
Penguatan Sistem Bisnis 10 KUKM 3,462,512,000
Koperasi Sentra Usaha Mikro di
Sektor Industri dan Jasa
Peningkatan Sarana dan 6,547,036,000
Prasarana Pemasaran Bagi
Usaha Mikro
26
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
Kerangka Pendanaan 2021-2024 (Deputi Bidang Usaha Kecil dan Menengah)
Sasaran Program
(Outcome)/Sasaran
Program/ Kegiatan Target Alokasi (dalam juta rupiah)
Kegiatan
(Output)/Indikator
2021 2022 2023 2024 2021 2022 2023 2024
Program Kewirausahaan,
UMKM dan Koperasi
27
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
Sasaran Program
(Outcome)/Sasaran
Program/ Kegiatan Target Alokasi (dalam juta rupiah)
Kegiatan
(Output)/Indikator
2021 2022 2023 2024 2021 2022 2023 2024
Terciptanya Penguatan 500 UKM 550 UKM 633 UKM 740 UKM
Sarana dan Prasarana
serta peningkatan
manajemen dan jasa
Sektor Jasa
Pengembangan Bisnis Jumlah Pengembangan 17.318 19.050 21.908 25.632
UKM Produk Bisnis UKM Produk
28
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
Sasaran Program
(Outcome)/Sasaran
Program/ Kegiatan Target Alokasi (dalam juta rupiah)
Kegiatan
(Output)/Indikator
2021 2022 2023 2024 2021 2022 2023 2024
Terciptanya Perluasan 430 UKM 473 UKM 544 UKM 636 UKM
dan Pembentukan
Jaringan Pemasaran
Dalam Negeri, Luar
Negeri dan Lembaga
Pemasaran
29
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024
BAB V PENUTUP
Rencana Strategis (Renstra) Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Tahun 2020 dan Deputi
Bidang UKM Tahun 2021-2024 merupakan dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun, yang
disusun selaras dengan RPJMN Tahun 2020-2024 dan Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM
2020-20204, dengan memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang diperkirakan akan
berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas pokok, fungsi, dan kewenangan Deputi Bidang
UKM. Dokumen Renstra Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran tahun 2020-2024 telah memuat visi, misi,
tujuan, sasaran strategis dan target kinerja yang diharapkan dapat dicapai dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun, beserta arah kebijakan dan strategi yang dijabarkan ke dalam program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai rencana yang telah ditetapkan.
Rencana program dan kegiatan tahun 2020-2024 tersebut disusun dengan memperhatikan
kondisi kelembagaan dan sumber daya yang dimiliki setiap unit organisasi di lingkungan Deputi Bidang
Produksi dan Pemasaran, dengan harapan dapat mendukung secara optimal terhadap upaya pencapaian
rencana yang telah ditetapkan. Keberhasilan pelaksanaan Renstra periode 2020-2024 sangat ditentukan
oleh kesiapan kelembagaan, ketatalaksanaan, SDM dan sumber pendanaannya serta komitmen semua
pimpinan dan staf Deputi Bidang Produksi dan Pemasarn. Oleh karena itu, untuk menjamin keberhasilan
pelaksanaan Renstra periode 2020-2024, akan dilakukan evaluasi secara periodik setiap akhir tahun
anggaran dan apabila diperlukan dapat dilakukan perubahan. Dengan tersusunnya Renstra Deputi Bidang
Produksi dan Pemasaran Tahun 2020-2024, diharapkan menjadi acuan bagi pelaksanaan tugas dan fungsi
pada setiap unit kerja di lingkungan Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran, sehingga dapat
memaksimalkan perannya dalam upaya koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian kebijakan di bidang
produksi dan pemasaran maupun bidang Usaha Kecil dan Menengah apabila telah terjadi restrukturisasi
organisasi.
ttd
30
Rencana Strategis Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran 2020-2024