Anda di halaman 1dari 6

Peran Pemerintah dalam Pembangunan Daerah

Entrepreneur
Dengan perannya sebagai entrepreneur, pemerintah
daerah bertanggungjawab dalam menjalankan suatu
usaha bisnis. Pemerintah daerah dapat mengembangkan
suatu usaha sendiri, misalnya melalui pembentukan
BUMD. Aset-aset pemerintah daerah juga harus dapat
dikelola dengan lebih baik sehingga secara ekonomis
menguntungkan.
Koordinator
Pemerintah daerah dapat bertindak sebagai koordinator dalam menetapkan kebijakan atau mengusulkan
strategi-strategi bagi pembangunan di daerahnya. Perluasan dari peranan ini dalam pembangunan
ekonomi dapat melibatkan kelompok-kelompok dalam masyarakat dalam proses pengumpulan dan
pengevaluasian informasi ekonomi, misalnya tingkat kesempatan kerja, angkatan kerja, pengangguran,
dan sebagainya.
Dalam perannya sebagai koordinator, pemerintah daerah dapat juga melibatkan: lembaga-lembaga
pemerintah lainnya, dunia usaha, dan masyarakat dalam penyusunan sasaran-sararan ekonomi, rencana-
rencana, dan strategi-strategi. Pendekatan ini sangat potensial dalam menjaga konsistensi pembangunan
daerah dengan nasional (pusat) dan menjamin bahwa perekonomian daerah akan mendapatkan manfaat
yang maksimum daripadanya.
Fasilitator
Pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan di daerahnya melalui adanya perbaikan
lingkungan attitudinal di daerahnya. Hal ini akan mempercepat proses pembangunan dan prosedur
perencanaan serta pengaturan penetapan daerah (zoning) yang lebih baik.
Stimulator
Pemerintah daerah dapat menstimulasi penciptaan dan pengembangan usaha melalui tindakan-tindakan
khusus yang akan mempengaruhi perusahaan-perusahaan untuk masuk ke daerah tersebut dan menjaga
agar perusahaan-perusahaan yang telah ada tetap berada di daerah tersebut. Stimulasi ini dapat
dilakukan dengan cara antara lain: pembuatan brosur brosur, pembangunan kawasan industri,
pembuatan outlets untuk produk-produk industri kecil, serta membantu industri-industri kecil
melakukan pameran.
Percepatan pembangunan daerah tertinggal menjadi bagian dari perwujudan tujuan nasional yang
tertuang dalam Alinea Keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2O2O-2O24 yang
tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2O2O tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2O2O-2O24 disusun berlandaskan pada Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2OOO-2O25, Visi Indonesia 2045, dan Visi Misi Presiden 2O2O-
2O24.
Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2Ol4 tentang Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal menjelaskan bahwa daerah tertinggal adalah daerah kabupaten yang wilayah serta
masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional. Suatu
daerah ditetapkan sebagai daerah tertinggal berdasarkan kriteria: (a) perekonomian masyarakat; (b)
sumber daya manusia; (c) sarana-prasarana; (d) kemampuan keuangan daerah; (e) aksesibilitas; dan (f)
karakteristik daerah serta dapat dipertimbangkan karakteristik daerah tertentu.

Sebagai bentuk pengembangan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan afirmatif untuk


mempercepat pembangunan daerah tertinggal maka perlu disusun Strategi Nasional Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal (STRANAS-PPDT). Peraturan Presiden Republik Indonesia
(Perpres) Nomor 105 Tahun 2021 tentang Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal Tahun 2020-2024
“Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal yang selanjutnya disingkat Stranas-
PPDT adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah tertinggal untuk periode lima tahun yang
merupakan penjabaran dari rencana pembangunan jangka menengah nasional,” didefinisikan pada Pasal
1 ayat (1).
Stranas PPDT yang ditetapkan dalam rangka percepatan pembangunan daerah tertinggal secara nasional
ini memuat: (1) isu, kebijakan, dan sasaran PPDT; (2) strategi PPDT; (3) program-kegiatan strategis
PPDT; dan (4) strategi pembinaan daerah tertinggal terentaskan.
“Penyusunan Stranas-PPDT Tahun 2020-2024 dimaksudkan untuk mendorong upaya percepatan
pembangunan daerah tertinggal menjadi daerah tertinggal entas, secara khusus, terencana, sistematis,
dan berkelanjutan,” tujuan STRANAS-PPDT Tahun 2O2O-2O24 adalah:
1. mempercepat pengurangan kesenjangan antardaerah dalam menjamin terwujudnya pemerataan dan
keadilan pembangunan nasional;
2. mempercepat terpenuhinya kebutuhan dasar serta sarana-prasarana dasar daerah tertinggal;
3. meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi antara pusat dan daerah dalam perencanaan,
pendanaan dan pembiayaan, pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi;
4. menjamin terselenggaranya operasionalisasi kebijakan percepatan pembangunan daerah tertinggal
sebagai berikut:
a. memberikan pedoman tentang upaya-upaya strategis dan afirmasi yang perlu dilakukan oleh
kementerian, lembaga, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten serta pemangku
kepentingan lain dalam menyusun program dan kegiatan percepatan pembangunan daerah tertinggal
yang berorientasi pada hasil (outcome) dan dampak (impact) bukan hanya keluaran kegiatan (outputl
dengan capaian yang terukur;
b. memberikan acuan bagi pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten dalam
menyrusun STRADA-PPDT Provinsi dan STRADA-PPDT Kabupaten;
c. memberikan acuan bagi pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten dalam
menyusun Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (RAD-PPDT) provinsi
dan kabupaten.
Pembangunan Daerah Tertinggal dalam Struktur RPJMN Tahun 2O2O-2O24

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2O2O tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun
2O2O-2O24 terdapat 62 (enam puluh dua) kabupaten yang ditetapkan sebagai daerah tertinggal tahun
2O2O-2O24. Adapun sebaran daerah tertinggal tahun 2O2O-2O24 adalah 7 (tujuh) kabupaten di
wilayah Sumatera, 14 (empat belas) kabupaten di wilayah Nusa Tenggara, 3 (tiga) kabupaten di wilayah
Sulawesi, 8 (delapan) kabupaten di wilayah Maluku, dan 30 (tiga puluh) kabupaten di wilayah Papua
Strategi dan Kolaborasi Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Tahun 2O2O-2O24

Kawasan Ekonomi Khusus


Pembangunan ekonomi daerah melalui pembentukan kawasan ekonomi khusus (KEK) bisa menjadi
sebuah alternatif strategi. KEK adalah kawasan dengan batas tertentu yang tercangkup dalam daerah
atau wilayah untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK
dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan groekonomi (memiliki SDA
yang berlimpah) dan geostrategi (misalnya lokasi yang letaknya strategis seperti Batam) dan berfungsi
untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan lain yang memiliki nilai ekonomi
tinggi dan daya saing internasional. Pada dasarnya KEK dibentuk untuk membuat lingkungan kondusif
bagi kegiatan-kegiatan investasi, ekspor, dan perdagangan guna mendorong laju pertumbuhan ekonomi
serta sebagai katalis reformasi ekonomi.
Istilah KEK dapat mencakup: (i) kawasan perdagangan bebas (KPB), (ii) kawasan pemrosesan ekspor
(KPE), (iii) kawasan ekonomi bebas (KEB), (v) taman industri/ kawasan industri (KI), (v) pelabuhan
bebas, (vi) kawasan logistik berikat (KLB), dan (vii) kawasan perusahaan urban.
Peta Sebaran KEK

Agenda Pembangunan Nasional 2020-2024


1. Agenda pertama, adalah memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas.
agenda ini menitikberatkan pada peningkatan daya dukung dan kualitas sumber daya ekonomi
berkelanjutan serta meningkatkan nilai tambah, lapangan kerja, ekspor, dan daya saing ekonomi.
2. Agenda kedua adalah mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan. Dia menyebut
agenda ini dititikberatkan pada pemenuhan pelayanan dasar dan peningkatan ekonomi wilayah.
3. Agenda ketiga adalah meningkatkan SDM berkualitas dan berdaya saing, yang dititikberatkan pada
pemenuhan layanan dasar. Misalnya saja pemerataan layanan pendidikan berkualitas dan
meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta. "Ini
memperkuat pelaksanaan perlindungan sosial, meningkatkan kualitas anak, perempuan, dan
pemuda, mengentaskan kemiskinan, meningkatkan produktivitas dan daya saing SDM, serta
mengendalikan pertumbuhan penduduk,"
4. Agenda keempat adalah Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan. "Hal ini dititikberatkan
pada peningkatan karakter dan budi pekerti yang baik, membangun etos kerja.
5. Agenda kelima, adalah memperkuat infrastruktur dalam mendukung pengembangan ekonomi dan
pelayanan sasar.
6. Agenda keenam adalah membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan
perubahan iklim.
7. Agenda ketujuh adalah memperkuat stabilitas polhukhankam dan transformasi pelayanan publik.

Anda mungkin juga menyukai