Anda di halaman 1dari 34

KATA PENGANTAR

Mengawali kata pengantar “DOKUMEN PROFIL KAWASAN


KECAMATAN PRAYA TIMUR DALAM ANGKA 2021” ini kami
panjatkan Puji syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
atas kehendakNya jualah publikasi ini dapat diterbitkan.

Publikasi ini memuat berbagai jenis data yang bersumber dari


Kabupaten, Kecamatan dan Desa, disamping sumber dari data primer
yang diolah oleh BPS Kabupaten Lombok Tengah.
Bagian terbesar dari data yang tersaji merupakan data pokok,
karenanya untuk analisa lebih mendalam diperlukan seperangkat data
penunjang yang lebih rinci. Dengan segala kelemahan dan kekurangan
diharapkan dokumen ini dapat memberi manfaat optimal untuk berbagai
keperluan.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu proses
pembuatan hingga tersusunnya Dokumen ini kami haturkan penghargaan
dan terima kasih. Semoga partisifasi dan kerjasama yang baik ini terus
berlanjut dimasa mendatang.

Semoyang, 22 Juli 2021

Pengurus BKAD
KECAMATAN PRAYA
TIMUR
Ketua

SAHRUN AMIN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


A. Gambaran Umum PISEW
Berbagai upaya untuk mengatasi masalah kesenjangan antar wilayah, kemiskinan, dan
pengangguran, telah dilaksanakan oleh Pemerintah melalui berbagai kebijakan dan kegiatan
nasional.
Kementerian Pekerjaan Umum (Direktorat Jenderal Cipta Karya) sejak tahun
1970-an telah melakukan program pembangunan perdesaan melalui beberapa pendekatan
yang bertujuan untuk meningkatkan mutu rumah/perumahan serta prasarana dan sarana di
kawasan perdesaan. Dalam pelaksanaan telah dikembangkan pendekatan Tribina (bina
manusia, bina lingkungan, dan bina usaha), dan mulai dilaksanakan metode “melatih sambil
mengerjakan” yang sekarang dikenal dengan “pemberdayaan masyarakat”.
Dalam rangka pengembangan ekonomi lokal dan perdesaan melalui pembangunan
infrastruktur di kawasan transmigrasi, program Kota Terpadu Mandiri (KTM) dilaksanakan
bersama Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun 2010.
Pada tahun 2007 Pemerintah melaksanakan kebijakan terpadu sebagai upaya
percepatan penanggulangan kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja melalui
pemberdayaan masyarakat dalam “Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri”. PNPM-Mandiri dilaksanakan melalui beberapa program yang dikelola oleh
beberapa kementerian dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat serta pembangunan
infrastruktur dengan pola padat karya.
Pelaksanaan PNPM-Mandiri dikoordinasi oleh Kemenko Kesra, dimana seluruh
kecamatan di Indonesia mendapat dana dalam bentuk Bantuan Langsung
Masyarakat (BLM). Dalam kegiatan PNPM-Mandiri, Kementerian Pekerjaan Umum
melaksanakan beberapa program, yaitu:
1) PNPM-Mandiri Perkotaan;
2) PNPM-Mandiri Rural Infrastructure Support (RIS);
3) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP); serta
4) PNPM-Mandiri Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PNPM-
PISEW), dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum bersama Bappenas dan
Kementerian Dalam Negeri. Dalam pelaksanaannya, Kementerian Pekerjaan
Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya bertindak sebagai lembaga pelaksana
(executing agency) dibawah koordinasi Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Bappenas. Kementerian Dalam Negeri membantu pelaksanaan program
terutama dalam bidang sosialisasi, diseminasi, publikasi, kampanye program, dan
pelatihan (penguatan kelembagaan). Selain bekerja sama dengan dua lembaga
tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum juga berkoordinasi dengan kementerian
terkait (pertanian, kelautan dan perikanan, pendidikan, serta kesehatan).
Berdasarkan pengalaman dalam pembangunan kawasan perdesaan, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memandang perlu untuk meningkatkan
dan mengembangkan infrastruktur yang mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan
permukiman di kecamatan, serta meningkatkan kualitas permukiman perdesaan seluas
78.384 ha. Pengembangan ekonomi lokal memiliki posisi strategis dalam RPJMN tahun
2015-2019, sekaligus tertuang dalam Nawacita Presiden Republik Indonesia:
Ke-3: Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka kesatuan.
Ke-6: Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, sehingga
bangsa Indonesia dapat maju dan bangkit bersama bangsa- bangsa Asia
Ke-7: Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
Beberapa sasaran Nawacita pun tertuang dalam rencana pembangunan berbagai
infrastruktur, seperti transportasi, sanitasi, kesehatan, peningkatan dan pemasaran hasil
produksi lainnya.

B. Konsep Program PISEW 2021


Konsep program Pisew tahun 2021 sangat berbeda jauh dengan program PISEW tahun
sebelumnya. Konsep yang sekarang skalanya lebih diperluas bukan di wilayah desa tapi di
wilayah Kecamatan dengan melihat potensi unggulan di wilayah yang menjadi wilayah
sasaran program. Di wilayah Kabupaten Lombok Tengah terdapat banyak potensi unggulan
yang bisa dikembangkan, akan tetapi sarana dan prasarana yang mendukung untuk
peningkatan kegiatan ekonomi tersebut masih banyak yang belum memadai dan belum
sempat terjangkau oleh pemerintah daerah, sehingga dengan adanya program PISEW ini
diharapkan dapat memberikan dampak yang positif bagi perkembangan ekonomi sosial
masyarakat dengan memperhatikan perencanaan pembangunan daerah. Kebijakan dalam
pengembangan kawasan kecamatan kegiatan di antaranya meliputi:
1) Pengembangan potensi lokal (pertanian, peternakan dan perikanan, industri,
dan pariwisata);
2) Penyediaan infrastruktur wilayah;
3) Penguatan kemampuan kelembagaan daerah dan penguatan kemampuan
masyarakat/pelaku usaha; serta
4) Fasilitasi peningkatan kemampuan usaha.
Strategi Program PISEW adalah mengembangkan ekonomi lokal untuk menciptakan
lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan mengurangi kemiskinan,
meliputi:
1) Sinkronisasi antara kebijakan umum dan program pembangunan daerah;
2) Penetapan dan pengembangan potensi lokal kawasan;
3) Penguatan kapasitas Pemerintah Daerah;
4) Penguatan jaringan antar pelaku pembangunan; serta
5) Perencanaan pembangunan wilayah yang terintegrasi.

C. Tujuan
Tujuan Program PISEW adalah meningkatkan pengembangan sosial ekonomi wilayah
berbasis pada potensi sumberdaya lokal untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah
melalui pembangunan infrastruktur wilayah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial
masyarakat.

D. Sasaran
Sasaran kegiatan Program PISEW meliputi:
1) Terbangun infrastruktur dasar skala wilayah kecamatan, yang dapat berupa :
a. Infrastruktur perhubungan/transportasi;
b. Infrastruktur pendukung produksi pertanian, peternakan dan perikanan,
industri, dan pariwisata;
c. Infrastruktur pendukung pemasaran hasil pertanian, peternakan dan
perikanan, industri; serta
d. Air minum dan sanitasi;
2) Peningkatan kapasitas daerah dalam pembangunan sosial dan ekonomi lokal
antara lain komoditas unggulan serta potensi lokalnya;
3) Tersedia fasilitator masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan;
4) Peningkatan kemampuan dan partisipasi masyarakat dalam proses
perencanaan dan pembangunan;
5) Pendayagunaan tenaga kerja lokal dalam pembangunan.
E. Penerima Manfaat
Penerima manfaat kegiatan ini adalah :
1) Masyarakat usaha kecil, terutama pengusaha komoditas unggulan;
2) Masyarakat pekerja dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur ;
3) Masyarakat umum pengguna infrastruktur yang terbangun; dan
4) Pemerintah kabupaten dan kecamatan terkait.

I.2 Lokasi sasaran Fisew 2021

PISEW merupakan program yang dilaksanakan untuk mendukung kebijakan


Pemerintah dalam meningkatkan dan mengembangkan infrastruktur yang mendorong
pertumbuhan ekonomi kawasan permukiman di kecamatan, serta meningkatkan kualitas
permukiman perdesaan seluas 78.384 ha. Pengembangan ekonomi lokal memiliki posisi
strategis dalam RPJMN tahun 2019-2024. Serta terbuka bagi semua kegiatan untuk
pengembangan kawasan.
Pelaksanaan PISEW yang bersumber dari dana APBN Tahun Anggaran 2021 dimulai
sejak awal bulan Mei, ini merupakan tindak lanjut dari Surat Keputusan tentang penetapan nama
dan jumlah kecamatan sasaran. Proponsi Nusa Tenggara Barat mendapatkan lokasi sasaran
PISEW yang berada di 4 (Empat) Kabupaten antara lain : Kabupaten Lombok Barat, Lombok
Tengah , Lombok Timur dan Lombok Utara. Di Kabupaten Lombok Tengah sendiri berlokasi
di 12 (Dua belas) Kecamatan yaitu Kecamatan Praya Barat, Praya Barat Daya, PrayaTimur,
Janapria, Kopang, Praya, Pujut, Praya Tengah, Jonggat, Pringgarata, Batukliang, Batukliang
Utara.

I.3 Lokasi sasaran Fisew 2021 Kabupaten Lombok Tengah


A. Letak dan Luas Wilayah
Kabupaten Lombok Tengah adalah salah satu daerah Tingkat II di Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Ibu kota daerah Lombok Tengah adalah Paraya. Kabupaten Lombok
Tengah terletak pada posisi 82o7’ – 08o30’, lintang selatan dan 116o’-10’-116 o 30’
Bujur Timur.
Populasi Kabupaten Lombok Tengah sebanyak 947,488 jiwa dengan luas wilayah
1208.39 km2 dengan batas-batas sebagai berikut:
 Sebelah Selatan : Samudra Indonesia
 Sebeleh Barat dan Utara : Kabupaten Lombok Barat
 Sebelah Timur dan Utara : Kabupaten Lombok Timur

Topografi wilayah Lombok Tengah yang membujur dari utara ke selatan tersebut
mempunyai letak dan ketinggian yang bervariasi mulai dari nol (0) hingga 1000 meter
dari permukaan laut. Secara garis besar topografi masih mirip dengan kabupaten lain
di pulau Lombok. Jenis-jenis tanah yang ada di kawasan Lombok Tengah adalah :
 Aluvial : 2.414 Ha
 Regusol kelabu : 26.416 Ha
 Kompleks gromusol kelabu tua : 6.494 Ha
 Gromusol kelabu : 30.771 Ha
 Regusol coklat : 8.225 Ha
 Brown forest soil : 9.150 Ha
 Kompleks Mediteran coklat : 38.372 Ha

B. Topografi Wilayah
Kabupaten Lombok Tengah terdiri dari 12 Kecamatan seperti dapat terlihat pada
tabel di bawah ini :

Tabel 1.1. Kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah


Jumlah Penduduk
No Kecamatan Luas Wilayah (KM2)
(Jiwa)
1 Praya Barat 152.75 76,624
2 Praya Barat Daya 124.97 56,272
3 Pujut 233.55 106,393
4 Praya Timur 82.57 68,258
5 Janapria 69.05 77,762
6 Kopang 61.66 81,521
7 Praya 61.26 115,340
8 Praya Tengah 65.92 66,186
9 Jonggat 71.55 96,182
10 Pringgarata 52.78 71,842
11 Batukliang 50.37 77,398
12 Batukliang Utara 181.96 53,030
Jumlah 1208.39 947,488
Sumber : BPS Kabupaten Lombok Tengah 2020
BAB II
GAMBARAN UMUM KECAMATAN

2.1 Administratif Kecamatan .


Kabupaten Lombok Tengah terdiri dari 12 ( Dua Belas) kecamatan yaitu : Kecamatan
Praya Barat, Praya Barat Daya, PrayaTimur, Janapria, Kopang, Praya, Pujut, Praya Tengah,
Jonggat, Pringgarata, Batukliang dan Kevamatan Batukliang Utara.
Gambar 2.1 Peta Infrastruktur Kecamatan Praya Timur Lombok Tengah

Tabel 2.1. Luas Wilayah Kec.Praya Timur dirinci Per Desa Pada Akhir Th. 2020
No. Desa Luas wilayah (ha)
1 Kidang 875

2 Bilelando 540

3 Semoyang 966

4 Ganti 1.288

5 Beleka 680

6 Sengkerang 660

7 Landah 590

8 Marong 798
9 Mujur 985

10 Sukaraja 875

TOTAL 8.257

2.2 Kewilayahan / Geografi Kecamatan.


Salah satu wilayah sasaran PISEW Tahun 2021 di Kabupaten Lombok Tengah
berada di : Kecamatan Praya Timur, Kecamatan Praya Timur merupakan
Kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah dengan luas sekitar 8.257 ha atau
menempati sekitar 6,83 persen dari luas wilayah Kabupaten Lombok Tengah
Secara geografis kecamatan Praya Timur berada dibagian timur Kabupaten Lombok
Tengah dan berbatasan dengan Kabupaten Lombok Timur.
Sebagian besar Kecamatan Praya Timur berbasis pada sektor pertanian dan
industri Kerajinan. Sehingga sesuai dari tujuan dan sasaran dari program PISEW,
Kecamatan Praya Timur sangat tepat menjadi wilayah kawasan sasaran program.
Sedangkan jarak tempuh desa-desa ke ibu kota kecamatan relatif dekat karena hanya
berkisar antara 0 hingga 7 km dan dengan ditingkatkan pengembangan sosial
ekonomi masyarakat di Kecamatan Praya Timur akan mendorong juga
perkembangan maupun pertumbuhan sosial ekonomi di wilayah kabupaten secara
keseluruhan.
Secara geografis batas-batas Kecamatan Pujut adalah sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Kecamatan Janapria;
 Sebelah Timur : Kabupaten Lombok Timur
 Sebelah Selatan : Laut Samudra Indonesia;
 Sebelah Barat : Kecamatan Praya Tengah

Gambar 2.2. Persentase Luas Wilayah Kec. Praya Timur


Dirinci Per Desa Pada Akhir 2020
2.3 Topografi Kecamatan.
Yang dimaksud dengan kemiringan tanah adalah beda tinggi dari dua tempat
yang berbeda, yang dinyatakan dalam persen artinya perbedaan tinggi dari dua tempat
yang berbeda dalam jarak 100 m.
Secara keseluruhan wilayah Kecamatan Praya Timur mempunyai kemiringan
wilayah yang tidak terlalu signifikan yaitu dari batas desa paling selatan yaitu Desa
Bilando dengan ketinggian terendah sebasar 540 meter dari permukaan air laut akan
mengalami kenaikan pada possisi batas desa yang paling utara yaitu Desa Sularaja
dengan posisi ketinggian sebesar 310 meter, artinya selisih beda tinggi wilayah daratan
Kecamatan Pujut dari arah selatan ke utara sebesar 230 meter.

2.4. Tata Guna Lahan


Secara Pemetaan potensi dan sumberdaya alam yang di miliki oleh masing
masing desa di Kecamatan Praya Timur dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel 2.4.1 Luas wilayah berdasarkan peruntukan untuk pemukiman
Lahan pemukiman
No. Desa
( ha)
1 Kidang 219

2 Bilelando 135

3 Semoyang 267

4 Ganti 368

5 Beleka 219

6 Sengkerang 191

7 Landah 161

8 Marong 200

9 Mujur 321

10 Sukaraja 219

TOTAL LUAS 2.299


Tabel 2.4.2. Luas wilayah berdasarkan peruntukan untuk lahan sawah
No. Desa Lahan sawah ( ha)
1 Kidang 613

2 Bilelando 378

3 Semoyang 693

4 Ganti 869

5 Beleka 448

6 Sengkerang 462

7 Landah 413

8 Marong 559

9 Mujur 640

10 Sukaraja 613

TOTAL LUAS 5.687

Tabel 2.4.3 Luas wilayah berdasarkan peruntukan untuk lahan kebun


Lahan kebun
No. Desa
( ha)
1 Kidang 38

2 Bilelando 24

3 Semoyang 5

4 Ganti 48

5 Beleka 12

6 Sengkerang 5

7 Landah 9
8 Marong 31

9 Mujur 19

10 Sukaraja 37

TOTAL LUAS 228


Tabel 2.4.4 Luas wilayah berdasarkan peruntukan untuk lahan lainnya ( lahan
yang belum diusahakan)
Lahan yang belum diusahakan
No. Desa
( ha)
1 Kidang 6

2 Bilelando 3

3 Semoyang 1

4 Ganti 3

5 Beleka 1

6 Sengkerang 2

7 Landah 7

8 Marong 9

9 Mujur
5
10 Sukaraja
7
TOTAL LUAS 43

2.5 Kependudukan/Demografi
Penduduk Kecamatan Praya Timur pada tahun 2020 tercatat sebanyak 70.531
terdiri Penduduk laki-laki 33.558 Jiwa dan Penduduk perempuan 36.973 Jiwa. Lebih
lanjut perbandingan penduduk Laki dengan penduduk perempuan dapat menghasilkan
angka sex rasio yang memiliki besaran 92 yang berarti bahwa setiap 100 orang penduduk
Perempuan terdapat 9 orang penduduk laki-laki.
Dilihat jumlah penduduk masing-masing desa, maka dari 16 desa yang ada di
Kecamatan Pujut, desa sengkol merupakan desa yang paling banyak jumlah
penduduknya yakni mencapai 10,66 persen dari jumlah penduduk kecamatan, sedangkan
desa-desa lainnya mencpai persentase dibawah 10 persen.
Bila jumlah penduduk dibandingkan dengan luas wilayah dapat diperoleh angka
kepadatan penduduk. Untuk tahun 2020 angka kepadatan penduduk di Kecatan pujut
tercatat 440 jiwa untuk setiap satu km2 kepadatan antar desa yang satu dengan desa yang
lainterlihat sangat variatif dimana desa bangket parak merupakan desa yang paling jarang
yakni memiliki kepadatan hanya sebesar 149 jiwa per km2, sebaliknya desa ketara
memiliki kepadatan diatas 1.204 jiwa untuk satu km2.
Disisi lain angka ketergantungan dikecamtan pujut masih tergolong relatif tinggi
karena untuk setiap 100 orang penduduk produktif menanggung sebanyak 56 orang
penduduk tidak produktif yakni penduduk berusia 0-14 tahun dan usia 65 tahun keatas.
Sumber penghasilan penduduk cukup variatif dan tidak hanya tergantung pada
sektor pertanian saja tetapi juga sektor-sektor lain. Diantaranya adalah sektor non
pertanian, seperti perdagangan dan industri, sektor pemerintahan dan menurut keahlian
tertentu. Tetapi sektor pertanian masih merupakan mata pencaharian yang dominan.

Tabel 2.5.1 Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin


No. Desa Laki-laki Perempuan
1 Kidang 3.087 3.344
2 Bilelando 1.472 1.590
3 Semoyang 4.057 4.245
4 Ganti 5.930 6.969
5 Beleka 3.868 4.454
6 Sengkerang 3.533 3.961
7 Landah 2.416 2.588
8 Marong 3.037 3.080
9 Mujur 3.932 4.399
10 Sukaraja 2.226 2.343

TOTAL 33.259 36.792


70.531

Tabel 2.5.2 Jumlah penduduk berdasarkan kepadatan ( jiwa/km2)


Kepadatan
No. Desa
( jiwa/km2)
1 Kidang 734,97
2 Bilelando 567,04

3 Semoyang 859,42

4 Ganti 1.001,48

5 Beleka 1.223,82

6 Sengkerang 1.135,45

7 Landah 848,14

8 Marong 766,54

9 Mujur 845,79

10 Sukaraja 522,17

Rata- rata 850,48

2.6 Sosial Ekonomi


2.6.1 Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan karena
menyangkut sumber daya manusia yang dimiliki suatu daerah. Pendidikan juga dapat
dijadikan sebagai salah satu indikator dari majunya suatu pembangunan. Di Kecamatan
Praya Timur terdapat 29 buah taman kanak-kanak, 67 SD sederajat, 38 SLTP sederajat,
dan 21 SMU sederajat., sedangkan untuk tenaga pengajar sebagian besar merupakan
guru swasta/ honorer sekolah.

Tabel 2.6.1 Jumlah Sarana Pendidikan dari TK s/d SMU di Kec.Praya Timur Th.
2020
No. Desa TK SD SLTP SMU
1 Kidang 2 5 2 1

2 Bilelando 2 4 1 -

3 Semoyang 4 11 7 2

4 Ganti 5 11 6 2

5 Beleka 2 5 3 2

6 Sengkerang 3 8 4 4

7 Landah 2 5 2 -
8 Marong 3 5 2 -

9 Mujur 4 6 6 5

10 Sukaraja 2 7 5 5

TOTAL 27 29 67 38

2.6.2 Kesehatan
Masalah sosial lain yang cukup penting untuk dicermati adalah masalah kesehatan.
Fasilitas kesehatan, sarana penunjang, serta tenaga kesehatan yang ada harus terus
dibenahi atau bila perlu ditambah seiring dengan pertambahan jumlah penduduk.
Jumlah fasilitas di bidang kesehatan tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya yakni, 2
buah puskesmas 3 Pustu, 169 buah posyandu, dan 5 buah tempat praktek dokter/bidan.
Tabel 2.6.2 Jumlah sarana kesehatan per tahun 2020

No. Desa Posyandu Pustu Puskesmas Praktek Dokter

1 Kidang 20 1 - 1
2 Bilelando 7 - - -
3 Semoyang 19 1 - -
4 Ganti 25 - 1 1
5 Beleka 25 - - -
6 Sengkerang 16 1 - -
7 Landah 9 - - -
8 Marong 18 - - -
9 Mujur 21 - 1 3
10 Sukaraja 9 - - -
TOTAL 169 3 2 5

2.6.3 Perdagangan rata-rata perkapita


Dalam menggambarkan perkembangan perekonomian suatu daerah diperlukan
ukuran yang mampu menjelaskan seberapa besar nilai tambah yang dihasilkan oleh
proses pembangunan suatu wilayah sekaligus indikator kualitas/kemampuan daya beli
masyarakat. Secara agregat perkembangan perekonomian bisa dilihat dari
pertumbuhan ekonomi wilayah yang mampu memberikan gambaran sejauh mana nilai
tambah yang dihasilkan oleh pembangunan dapat meningkatkan ataupun menurunkan
kemampuan ekonomi masyarakat dalam bentuk kemampuan daya belinya.
Salah satu indikator ekonomi makro untuk menggambarkan kondisi perekonomian
suatu wilayah adalah data statistik PDRB dan turunannya meliputi volume total PDRB,
pertumbuhan sektoral, pertumbuhan ekonomi maupun PDRB per kapita. Indikator ini
berkaitan dengan kinerja ekonomi sektor riil. Sementara pemantauan terhadap sektor
moneter dapat dilihat dari sejumlah indikator perbankan seperti suku bunga kredit
perbankan dan lain-lain.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah ukuran kemampuan
perekonomian/ekonomi daerah menghasilkan nilai tambah dari adanya aktifitas
kegiatan ekonomi diseluruh sektor selama waktu satu tahun. Selama kurun waktu 5
(lima) tahun terakhir memiliki trend pergerakan positif dengan capaian rata-rata sebesar
12,6%.

Peranan sektor dalam pembentukan PDRB berbeda-beda menurut kapasitas dan skala
kegiatan ekonomi pada sektor-sektor yang bersangkutan. Pemberdayaan sumber daya
dan tingkat pemanfaatan membuat kemampuan menciptakan nilai tambah pada sektor-
sektor ekonomi tersebut tidak sama. Dengan demikian share sektor dalam perekonomian
bersifat lebih permanen, namun dapat berubah sedemikian rupa melalui pendekatan
pengembangan yang berhasil.

2.6.4 Struktur Ekonomi


Secara umum kondisi perekonomian di Kecamatan Praya Timur di topang oleh
beberapa mata pencaharian warga masyarakat dan dapat teridentifikasi kedalam
beberapa bidang mata pencaharian seperti : petani, buruh tani, PNS/TNI/Polri,
karyawan Swasta, pedagang, wirausaha, pensiunan, TKI/TKW, buruh
bangunan/tukang, peternak.

Perekonomian secara keseluruhan di wilayah Kecamatan Praya Timu rata – rata


sedang mengalami pertumbuhan yang pesat, hal ini dibuktikan dengan banyaknya
industri – industri yang berkembang di wilayah itu mulai dari industri berskala
menegah, industri kecil dan industri rumah tangga. Dari adanya geliat industri tersebut
akan banyak menyerap tenaga kerja dan dapat meningkatkan pendapatan, mengurangi
angka pengangguran serta dapat miningkatkan perekonomian masyarakat.
2.7 Kondisi Permukiman dan perumahan
Kondisi rata – rata peruntukan lahan untuk tempat tinggal merata di semua
wilayah Kecamatan Praya Timur, wilayah yang Padat dan perumahan permanen
berada di Desa Mujr dan desa Ganti, hal ini di sebabkan karena selain jaraknya dekat
dengan ibukota pemerintahan juga merupakan pusat kegiatan perekonomian terutama
di bidang perdagangan. Dan yang paling sedikit jumlah perumahan permanen adalah
Desa Bilelando dan sebagian besar wilayahnya merupakan lahan pertanian dan
perkebunan. Kondisi perumahan rata-rata cukup baik dan layak untuk di huni oleh
masyarakat meskipun masih ada beberapa bangunan sederhana yang kondisinya
masih kurang layak untuk ditempati .

2.8 Kondisi Infrastuktur


2.8.1 Prasarana Transportasi
Jalan merupakan sarana utama yang digunakan sebagai operasional kendaraan
bermotor serta penghubung antar wilayah. Pada Tahun 2020 panjang jalan di
Kecamatan Praya Timur tercatat sebesar 187 km yang terdiri dari jalan aspal
sepanjang 34 km, jalan tanah 121 km, dan jalan batu diperkeras 32 km.
Jalan Lingkungan adalah jalan penghubung antara wilayah dalam satu dusun. Lebar
rata- rata jalan lingkungan antara 2 meter sampai 3 meter. Jalan lingkungan terdiri dari
jalan tanah (setapak) dan jalan dengan kontruksi rabat beton. Kondisi rata – rata jalan
lingkungan untuk di Kecamatan Praya Timur rata – rata sudah dalam kondisi baik.
Hal ini karena anggaran dari Pemerintah Daerah dalam hal ini ADD sebagian besar
dipergunakan untuk memperbaiki sarana dan prasarana lingkungan terutama jalan
lingkungan yang rusak. Dengan demikian hampir semua wilayah terkoneksi dengan
jalan lingkungan.

2.8.2 Sarana Air Minum dan Sanitasi


Air minum merupakan sumber pokok kebutuhan masyarakat untuk
melangsungkan kehidupan. Rata – rata kebutuhan orang mengkonsumsi air minum
perhari 8 gelas/hari atau sekitar 1,6 – 2 liter perhari tergantung kondisi suhu
lingkungan sekitar.
Sebagian besar masyarakat di Kecamatan Praya Timur sebagian besar berasal dari air
sumur bor serta sebagian dari PDAM.
2.8.3 Sarana penunjang Produksi Pertanian
Drainase merupakan saluran yang dibuat untuk mengalirkan baik air yang
berasal dari rumah tangga maupun air hujan. Drainase ini sangat penting untuk
menjaga agar lingkungan tidak mengalami banjir ataupun menjaga agar air jangan
sampai menggenangi jalan sehingga jalan menjadi rusak. Dengan adanya drainase
yang baik di pemukiman maka akan menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat
dari pencemaran lingkungan. Persyaratan sistem drainase lingkungan harus
direncanakan secara tepat dan seefesien mungkin sehingga menjadi satu kesatuan
yang saling terintegrasi satu sama lainnya. Untuk wilayah Kecamatan Ptaya Timur
sebagian besar di setiap lingkungan pemukiman sudah dibangun drainase
lingkungannya, sehingga baik air buangan rumah tangga maupun air hujan dapat di
arahkan dengan baik ke saluran pembuang yaitu saluran – saluran drainase yang ada
di kiri dan kanan jalan yang selanjutnya di arahkan ke aliran sungai terdekat. Saluran
drainase yang dibuat masyarakat umumnya sederhana bisa terbuat dari buis beton
dengan diameter 30 Cm, saluran drainase dari pasangan batu bata ataupun dengan
pipa PVC diameter 4”. Untuk wilayah pemukiman baru belum terdapat saluran
drainase karena lokasi pemukiman yang satu dengan yang lainnya masih jarang dan
berjauhan, untuk situasi ini masyarakat biasanya membuat drainase sendiri yang
pembuangannya di arahkan ke sumur resapan. Kondisi infrastruktur drainase di
Kecamatan Praya Timur belum terlalu maksimal, masih ada terdapat beberapa saluran
drainase yang mengalami kerusakan sehingga air buangan sering mengalir ke jalan
lingkungan ataupun tergenang yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit,
bau yang menyengat dan banyak lalat yang membawa penyakit terutama dysentri.

2.8.4 Sarana Pendukung Pemasaran


Pasar adalah sangat penting dalam upaya meningkatkan ekonomi masyarakat
dimana saat ini pasan dikecamtan Praya Timur sudah sangat oftimal karena sistim
yang dilakukan oleh pemerintah adalah pesar mingguan sehingga setiap desa
mendapatkan satu hari pasaran sehinga perekomian di Kecamatan Praya timur sudah
Efektif.
BAB III
GAMBARAN UMUM KAWASAN

2.1 GAMBARAN UMUM LOKASI KAWASAN


2.1.1 Geografis
Salah satu wilayah sasaran PISEW Tahun 2021 di Kabupaten Lombok Tengah
berada di : Kecamatan Praya Timur. Kecamatan Praya Timur merupakan
Kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah dengan luas wilayah paling luas
diantara 12 Kecamatan yang ada yaitu sekitar 8.257 ha atau menempati sekitar 6,83
persen dari luas wilayah Kabupaten Lombok Tengah . Secara geografis kecamatan
Pujut berada dibagian timur Kabupaten Lombok Tengah dan berbatasan dengan
Kabupaten Lombok Timur.
Sebagian besar Kecamatan Praya Timur berbasis pada sektor pertanian dan
industri Kerajinan. Sehingga sesuai dari tujuan dan sasaran dari program PISEW,
Kecamatan Praya Timur sangat tepat menjadi wilayah kawasan sasaran program.
Sedangkan jarak tempuh desa-desa ke ibu kota kecamatan relatif dekat karena hanya
berkisar antara 0 hingga 7 km dan dengan ditingkatkan pengembangan sosial
ekonomi masyarakat di Kecamatan Praya Timur akan mendorong juga
perkembangan maupun pertumbuhan sosial ekonomi di wilayah kabupaten secara
keseluruhan.
Secara geografis batas-batas Kecamatan Pujut adalah sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Kecamatan Janapria;
 Sebelah Timur : Kabupaten Lombok Timur
 Sebelah Selatan : Laut Samudra Indonesia;
 Sebelah Barat : Kecamatan Praya Tengah;

Gambar 2.1 Peta Infrastruktur Kecamatan Pujut Lombok Tengah
BAB IV
POTENSI DAN MASALAH KAWASAN PISEW

4.1. POTENSI
Kecamatan Praya Timur memiliki Potensi sumber daya alam yang sangat melimpah
baik itu di bidang Pertanian, Perternakan, dan lain sebagainya. Masing – masing
wilayah Praya Timur juga memiliki potensi yang melimpah yang diharapkan mampu
meningkatkan pengembangan ekonomi dan sosial wilayah yang menjadi bagian dari
sasaran Program PISEW.
4.1.1. Pertanian
Struktur tanah, sumber mata air, curah hujan dan faktor-faktor lingkungan lainnya
di wilayah Kecamatan Praya Timur merupakan beberapa hal yang menjadi faktor
pendukung bagi kegiatan disektor pertanian. Letak geografis wilayah Kecamatan
Praya Timur dengan wilayah yang datar, menyebabkan sering terjadi kekeringan,
namun dimusim kemarau tersebut petani dapat menanam tembakau karena
tembau tidak memerlukan air yang banyak dan kualitasnya cukup baik. Kondisi
ini menyebabkan produksi pertanian khususnya komoditi padi dan palawija relatif
stabil.
Selain itu, ketersediaan berbagai sarana dan prasarana pendukung seperti saluran
irigasi yang cukup memadai turut memberi andil bagi keberhasilan di sektor
pertanian.
Pada tahun 2020 di Kecamatan Praya Timur terdapat seluas 5.687 ha lahan
sawah dengan irigasi teknis. Di masa yang akan datang sarana dan prasarana
pendukung semacam ini perlu untuk ditingkatkan guna lebih memajukan sektor
pertanian.
Tabel 4.1 Potensi pertanian berdasarkan hasil survey
No Uraian Potensi Lokasi (Desa) Status/Keterangan
Kondisi saluran irigasi dan
1 Pertanian Sawah Semoyang ketersediaan air Kurang
baik
Kondisi saluran irigasi dan
2 Pertanian Sawah Ganti ketersediaan air Kurang
baik
4.1.2. Sumber Daya Alam
Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara
Barat yang terletak di perbatasan Kabupaten Lombok Tengah dengan Lombok
Timur, memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat besar yaitu berupa
tanah yang subur untuk pertanian. Masyarakat Praya Timur merupakan
masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai petani, pekebun, dan juga
sebagai peternak, sedangkan sisanya bekerja sebagai pegawai negeri sipil baik
menjadi tenaga pengajar, tenaga kesehatan, dan pegawai pemerintahan.
Tabel 4.2 Pemanfaatan Sumber Daya Alam berdasarkan hasil survey
Lokasi
No Uraian Potensi (Desa) Status/Keterangan
Cukup baik namun masih
Lahan kosong, sawah,
1 Semoyang belum di manfaat secara
perkebunan, perikanan.
maksimal
Cukup baik namun masih
Lahan kosong, sawah,
2 Ganti belum di manfaat secara
perkebunan
maksimal

4.1.3. Infrastruktur
Pembangunan Infrastruktur di Kecamatan Praya Timur secara umum masih
tergolong baik namun pengembangannya tidak terlalu merata mengingat jarak
dan lokasi masing –masing desa dan potensi desa masing – masing tidak sama
sehingga perlu adanya pemerataan pengembangan infrastruktur pada daerah
cakupan Kecamatan Praya Timur guna menunjang sektor infrastruktur pertanian,
sarana air bersih masyarakat, infrastruktur penunjang pariwisata dan lain
sebagainya yang merupakaan komoditi unggulan Kecamatan Praya Timur.
Dengan adanya program PISEW ini di harapkan dapat membantu menyelesaiakan
beberapa persoalan sarana penunjang Infrastruktur dan meningkatkan sosial
ekonomi masyarakat setempat.
4.2 PERMASALAHAN
4.2.1 Infrastuktur Dasar
A. Jalan
Pada Kecamatan Praya Timur, pengembangan infrastruktur berjalan dengan baik
namun untuk lokasi jalan desa dan usaha tani masih sangat perlu perhatian
khusus, mengingat pengembangan infrastruktur hanya terjadi pemerataan pada
lokasi – lokasi yang sebagian besar menghubungkan jalan antar desa yang ada
dalam alur anggaran Pemerintah Kabupaten (Jalan Kabupaten) yang sebagian
besar tidak menjamah ketingkat desa yang menghubungkan secara langsung desa-
desa yang berdekatan (Jalan Desa).
Hal ini sangat disayangkan padahal pemanfaatan akses jalan desa sangat
diharapkan untuk lebih menunjang sektor pertanian dan perkebunan, bukan hanya
jalan kabupaten saja. Sehingga diharapkan Program PISEW ini dapat membantu
pengembangan infrastruktur pada wilayah setempat untuk lebih bermanfaat
meningkatkan ekonomi dan sosial wilayah sasaran PISEW.
B. Jalan Usaha Tani
Jalan menuju Lokasi lahan Pertanian , perkebunan masyarakat banyak yang rusak
namun perhatian pemerintah desa, kabupaten dan provinsi untuk memperbaiaki
guna kelancaran transportasi di bidang pertanian masih di anggab kurang dan
lamban sehingga biaya produksi dari penanaman, perawatan dan panen cukup
tinggi. Hal ini dapat menjadi permasalahan yang cukup pelik bagi petani daerah
setempat dan diharapkan dalam Program Pengembangan Infrastruktur Ekonomi
Wilayah (PISEW) ini dapat membantu permasalahan dasar ini.

Tabel 4.2.1 Permasalahan Kondisi Infrastruktur Dasar Lokasi Sasaran


PISEW
Lokasi
No Uraian Masalah (Desa) Status/Keterangan
1 Lapen, Pembangunan Talud Semoyang Belum terbangun
Jalan dan Rabat beton
penghubung dua desa
Lapen, Pembangunan Talud
2 Jalan dan Rabat beton Ganti Belum terbangun
penghubung dua desa

4.2.2. Sarana dan Prasarana Sosial ekonomi


Dari hasil survey Kecamatan yang dilakukan oleh Forum Antar Desa dan Pokja
Kecamatan yang difasilitasi oleh Fasilitator Masyarakat antara lain :

Tabel 4.2.2 Permasalahan Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi

 Puskesmas Belum Ada

 Posyandu Sudah Ada , Kondisi Baik

 Postu Sudah Ada , Kondisi Baik

 Polindes Sudah Ada , Kondisi Baik


Semoyang
 Praktek Dokter Belum Ada

 Kelompok Tani Ada

 Pasar Desa Ada


 Lumbung dan Tempat Sudah Ada , Kondisi Kurang
Jemur Baik

 Puskesmas Ada

 Posyandu Sudah Ada , Kondisi Baik

 Postu Ganti Sudah Ada , Kondisi Baik

 Praktek Dokter Ada

 Kelompok Tani Ada


 Pasar Desa Sudah Ada , Kondisi Baik
 Lumbung dan Tempat Sudah Ada , Kondisi Kurang
Jemur Baik

4.2.3. Kelembagaan social ekonomi


Keberadaan kelemnagaan sosial ekonomi wilayah setelah dikaji oleh Forum
Antar Desa dan Pokja Kecamatan yang difasilitasi oleh Fasilitator Masyarakat
pada kawasan sasaran PISEW antara lain :
Tabel 4.2.3 Kondisi kelembagaan sosial ekonomi wilayah
No Uraian Masalah Lokasi(Desa) Status/Keterangan
1 Kantor Desa Ada
2 Balai Desa Tidak Ada
3 LPMD Ada
Semoyang
5 PKK Ada
6 LPMD Ada
7 Karang Taruna Ada

No Uraian Masalah Lokasi(Desa) Status/Keterangan


1 Kantor Desa Ada
2 Balai Desa Tidak Ada
3 LPMD Ada
Ganto
5 PKK Ada
6 LPMD Ada
7 Karang Taruna Ada
BAB V
RENCANA PENANGANAN KAWASAN PISEW

5.1. Abalisa Program - Program yang telah direncanakan


Berdasarkan hasil Deliniasi kawasan yang telah di lakukan oleh Fasilitator Masyarakat
Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat adalah
sebagai berikut:
Gambar 5.1 Peta Deliniasi Kawasan Sasaran PISEW

Proses identifikasi ini dilaksanakan beberapa kali di kantor kecamatan, dalam kegiatan
ini bersama Camat, Staf Kecamatan, Tenaga Ahli Kabupaten, serta Kepala Desa terkait.
Selanjutnya menjelaskan secara garis besar perihal program PISEW. Dalam proses
identifikasi juga dilakukan diskusi dan tanya jawab mengenai program PISEW.
Permasalahan yang dihadapi dalam pendampingan di Kecamatan Praya Timur
menjelaskan perbedaan antara program PISEW dengan program pemberdayaan yang
pernah masuk dalam lingkup Kecamatan Praya Timur dimana paham aparat setempat
mengenai program PISEW sama dengan program yang lain dan paham untuk
penentuan Pusat maupun Penyangga Kawasan.
Kajian dan Inventarisasi Program PISEW dimulai dengan pengumpulan dokumen–
dokumen rekapitulasi usulan kegiatan hasil Musrembang dan RPJM Des dengan
menfokuskan pada kegiatan infrastruktur dasar yang dapat dilakasanakan melalui
Program PISEW.
Tabel 5.1 Hasil analisa program-program dan pemanfaatan Lokasi, Manfaat dan
Kelompok Pengguna
No Aspek Ada/Ya Tidak Keterangan
Ada
1 Lokasi
a.Ketersediaan lahan √
b.Ketersediaan akses √
c. Akses mudah √
2 Manfaat
a.Mendukung kegiatan ekonomi √
b.Menghubungkan akses antar √
desa
c.Mendukung kegiatan sosial √
3 Kelompok Pengguna
a.Pelaku ekonomi √
b.Skala pengguna besar √
c.Lintas desa √

Adapun hasil Kajian dan Inventarisasi Program di tingkat Desa Sasaran baik
Pusat maupun Penyangga Kawasan serta Kajian ditingkat Kecamatan dilakukan secara
bersama–sama antara Fasilitator Masyarakat, Pokja Kecamatan dan Forum Kecamatan
untuk mempermudah kegiatan selanjutnya yakni Musyawarah Kecamatan I, agar pada
musyawarah tersebut tidak banyak timbul selisih paham serta lebih terarah.
Dibentuknya Musyawarah Kecamatan I (Sinkronisasi Hasil Kajian dan Inventarisasi)
beranggotakan Fasilitator Masyarakat, Pokja Kecamatan dan Forum Kecamatan yang
telah dibentuk untuk mendapatkan usulan program yang merupakan irisan program
Kecamatan dan Desa hasil Kajian dan Inventarisasi yang berada dalam Kawasan
Sasaran PISEW dengan memperhatikan hasil kajian terhadap dokumen RTRW, RPJM
dan RPI2JM kabupaten sehingga musyawarah lebih terarah dan terpadu.

5.2. Analisa Terhadap Hasil survey Kawasan


Dari hasil Musyawarah Kecamatan I yakni Sinkronisasi Hasil Kajian dan Inventarisasi
program ditingkat Desa dan Kecamatan kemudian dilanjutkan dengan Survey Kawasan
PISEW pada lokasi yang telah ditetapkan sebagai sasaran kawasan. Dalam
pelaksanaannya, survey kawasan ditempuh dengan melihat langsung rencana lokasi
usulan – usulan hasil sinkronisasi dengan melakukan pemetaan serta pengumpulan data
dan informasi mengenai kondisi kawasan yakni kondisi pelayanan, pemanfaatan dan
permasalahan yang akan ditempuh jika usulan–usulan tersebut direalisasikan sebagai
perencanaan infrastruktur terbangun program PISEW.
Tabel 5.2 Analisa hasil Survey Kawasan
Uraian Masalah Kebutuhan
No. Desa Kawasan Kegiatan
Penangan
Lapen,
Lapen, Pembangunan Lapen,
Pembangunan Talud Jalan Pembangunan
1 Talud Jalan dan Semoyang √ dan Rabat Talud Jalan dan
Rabat beton beton Rabat beton
penghubung dua penghubung penghubung dua
desa dua desa desa
Lapen,
Lapen, Pembangunan Lapen,
Pembangunan Talud Jalan Pembangunan
2 Talud Jalan dan Ganti √ dan Rabat Talud Jalan dan
Rabat beton beton Rabat beton
penghubung dua penghubung penghubung dua
desa dua desa desa

Hasil Pelaksanaan Survey Kawasan ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
pada musyawarah kecamatan selanjutnya serta wadah interaksi masyarakat sebagai
pemilik kegiatan selain sebagai salah satu bentuk transparansi perencanaan dan
pengelolaan kegiatan.

5.3. Jenis-jenis Infrastuktur yang akan dibangun.


Setelah melalui Survey Kawasan yang dilakukan Forum Kecamatan, dibentuk
Musyawarah Kecamatan I untuk menentukan Infrastruktur yang akan dibangun.
Musyawarah Kecamatan I mendiskusikan hasil survey dengan yang sebelumnya
menggunakan Analisa Jaringan Keterkaitan, yaitu untuk melihat keterkaitan dari Aspek
Lokasi (L), Manfaat (M), dan Kelompok Pengguna (K) sehingga menghasilkan daftar
usulan kegiatan infrastruktur kecamatan melalui sinkronisasi antar usulan kegiatan
infrastruktur hasil pengecekan dilapangan.
Adapun permasalahan yang akan timbul dari pelaksanaan program PISEW akan
ditampung dan dicari solusi agar tidak terjadi permasalahan pada saat pelaksanaan
pekerjaan sebelum penentuan Infrastruktur yang akan dibangun. Setelah adanya solusi
yang diambil yang memungkinkan tidak adanya kendala serta hasil dari Survey
Kawasan telah sesuai dengan Program PISEW maka akan ditetapkan kesimpulan dari
Hasil Musyawarah Kecamatan I. Hasil kegiatan ini adalah penetapan prioritas kegiatan
infrastruktur kawasan yang akan dilaksanakan dengan dana kegiatan Program PISEW.

Tabel 5.3 Jenis-jenis infrastruktur yang akan dibangun


Kelompok
No Jenis Infrastruktur Lokasi Manfaat
Pengguna
1 Lapen, Warga Desa Semua
Pembangunan Talud Semoyang– Desa kelompok
Desa
Jalan dan Rabat Ganti dan sekitarnya masyarakat
Semoyang
beton penghubung
dua desa
Lapen, Warga Desa Semua
Pembangunan Talud Semoyang– Desa kelompok
Desa
2 Jalan dan Rabat Ganti dan sekitarnya masyarakat
Ganti
beton penghubung
dua desa

5.4. Proritas Infrastuktur yang akan dibangun.


Setelah melakukan Musyawarah Kecamatan I dengan hasil menemukan jenis
infrastruktur terbangun pada lokasi sasaran PISEW kemudian dilakukannnya persiapan
untuk merancang atau menyusun Dokumen Rencana Program PISEW dengan diawali
Pra DED & RAB Program PISEW. Pada tahanpan Pra DED dan RAB dilaksanakan
oleh Fasilitator Masyarakat dan Pokja Kecamatan dibantu Tenaga Ahli Kabupaten serta
diawasi bersama Forum Kecamatan, adapun hal–hal yang perlu dipertimbangkan dalam
kegiatan infrastruktur yang telah ditetapkan yakni hal–hal baik yang menyangkut teknis
pelaksanaan konstruksi, maupun dampak lingkungan yang mungkin timbul akibat
pembanguna infrastruktur terbangun tersebut.
Setelah Pra DED dan RAB selesai dilaksanakan, didapatkan Dokumen Rencana
Program PISEW yang merupakan gambaran rencana pengembangan kawasan yang
mencakup beberapa hal antara lain :
- Gambaran Umum Kecamatan
- Identifikasi dan penentuan kawasan PISEW
- Potensi dan Masalah Kawasan PISEW
- Analisis Penanganan Kawasan PISEW
Dari hasil Penyusunan Dokumen Rencana Program Pengembangan Infrastruktur Sosial
Ekonomi Wilayah, termasuk Dokumen Pra DED dan RAB yang merupakan dasar
perencanaan teksin serta perkiraan biaya pebangunan. Dapat dilakukan Musyawah
Kecamatan I dengan tema membahas hasil penetapan dari Anggaran Biaya untuk
membangun Infrastruktur yang sebelumnya telah disepakati.
Dari hasil Musyawarah Kecamatan I yakni Sinkronisasi Hasil Kajian dan Inventarisasi
program ditingkat Desa dan Kecamatan kemudian dilanjutkan Musyawarah Kecamatan
I untuk menentukan Infrastruktur Terbangun dari hasil Survey Kawasan PISEW dan
diakhiri dengan musyawarah terakhir dalam perencanaan program PISEW yaitu
Musyawarah Kecamatan I untuk sosialisasi hasil penetapan prioritas infrastruktur
terbangun antaralain:

Tabel 5.4 Prioritas Infrastruktur Yang Akan Dibangun


No Jenis Infrastruktur Lokasi Nilai Keterangan
1 Lapen, Pembangunan Talud
Jalan dan Rabat beton Desa Semoyang 1
penghubung dua desa
Lapen, Pembangunan Talud
2 Jalan dan Rabat beton Desa Ganti 1
penghubung dua desa

Dalam pelaksanaannya, Musyawarah Kecamatan I ditempuh dengan melihat langsung


rencana lokasi usulan–usulan hasil sinkronisasi dengan melakukan pemetaan serta
pengumpulan data dan informasi mengenai kondisi kawasan yakni kondisi pelayanan,
manfaat dan permasalahan yang akan ditempuh. Jika usulan–usulan tersebut
direalisasikan sebagai perencanaan infrastruktur terbangun program PISEW.
Pelaksaan kegiatan ini adalah Pokja Kecamatan dibantu Fasilitaor Masyarakat dengan
nara sumber Tim Pelaksana Kabupaten dan Tenaga Ahli Kabupaten. Dalam
Musyawarah Kecamatan I ini dijelaskan hasil dari DED dan RAB untuk mendanai
usulan dari musyawarah sebelumnya serta hasil cakupan yang dapat ditempuh dengan
anggaran dana yang disediakan agar dalam pelaksaannya Forum Kecamatan dapat
memantau dan menjadi dasar dalam pengawasan pelaksaan pekerjaan yang disepakati.
Sehingga dari hasil semua kajian dan survey lokasi, didapatkan Infrastruktur Prioritas
yang akan dibangun dalam pelaksanaan Program PISEW yang nantinya akan
dilaksanakan dan diawasi bersama.
BAB VI
PENUTUP

6.1. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan antara lain:
1. Pusat Kawasan PISEW di Kecamatan Praya Timur adalah Desa Semoyang sebagai
desa pusat kawasan dengan Desa Ganti sebagai desa penyangga kawasan.,
2. Potensi Desa sasaran Kawasan PISEW di Kecamatan Praya Timur adalah
Pertanian.,
3. Prioritas Infrastruktur yang akan dibangun di Kawasan PISEW Kecamatan Praya
Timur adalah Pembangunan Pembangunan Lapen,Talud Jalan dan perkerasan Jalan
Penghubung yang digunakan sebagai sarana prasarana pengembangan sosial
ekonomi Desa Semoyang, Desa Ganti dan sekitarnya
.
6.2. SARAN
Untuk pembangunan Infrastruktur di Kawasan PISEW Kecamatan Praya Timur
diharapkan dibangun sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dan disepakati
bersama oleh pihak-pihak yang berwenang, serta diawasi bersama-sama dalam
perencanaan dan pelaksanaannya.
KATA PENGANTAR

Mengawali kata pengantar “DOKUMEN PROFIL KAWASAN


KECAMATAN PRAYA TIMUR DALAM ANGKA 2021” ini kami
panjatkan Puji syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
atas kehendakNya jualah publikasi ini dapat diterbitkan.

Publikasi ini memuat berbagai jenis data yang bersumber dari


Kabupaten, Kecamatan dan Desa, disamping sumber dari data primer
yang diolah oleh BPS Kabupaten Lombok Tengah.
Bagian terbesar dari data yang tersaji merupakan data pokok,
karenanya untuk analisa lebih mendalam diperlukan seperangkat data
penunjang yang lebih rinci. Dengan segala kelemahan dan kekurangan
diharapkan dokumen ini dapat memberi manfaat optimal untuk berbagai
keperluan.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu proses
pembuatan hingga tersusunnya Dokumen ini kami haturkan penghargaan
dan terima kasih. Semoga partisifasi dan kerjasama yang baik ini terus
berlanjut dimasa mendatang.

Semoyang, 22 Juli 2021

Pengurus BKAD
KECAMATAN PRAYA
TIMUR
Ketua

SAHRUN AMIN

Anda mungkin juga menyukai