KABUPATEN SEMARANG
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja Praktik (TKP 171P)
Laporan ini merupakan hasil kerjasama antara Program Studi Diploma III Perencanaan
Wilayah dan Kota dengan Instansi Pemerintah Desa Kalongan Kecamatan Ungaran
Timur Kabupaten Semarang
Disusun Oleh :
Azmi Farida 21040116060008
Marlita Riali 21040116060021
Eka Endah Puspita Wati 21040116060037
Adam Virgiawan 21040116060044
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK
Penyusunan Profil Desa Sebagai Dasar Penyusunan RPJM Desa dan RKP Desa Kalongan
Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang
Laporan ini merupakan hasil kerjasama antara Program Studi Diploma III Perencanaan
Wilayah dan Kota dengan Instansi Pemerintah Desa Kalongan Kecamatan Ungaran
Timur Kabupaten Semarang
Disusun Oleh :
Azmi Farida 21040116060008
Marlita Riali 21040116060021
Eka Endah Puspita Wati 21040116060037
Adam Virgiawan 21040116060044
ii
STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA KALONGAN
Kepala Desa
Kalongan
Sekertaris Desa
Sekertaris Desa
Kepala Dusun
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah AWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Profil Wilayah Desa Kalongan Kecamatan
Ungaran Timur. Laporan ini dibuat dalam rangka pemenuhan Mata Kuliah Kerja Praktik,
sekaligus memperdalam semua mata kuliah di Program Studi Perencanaan Wilayah dan
Kota.
Sajian data dalam Profil Desa Kalongan ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor
6 tahun 2014 tentang Desa, dalam hal penyajian informasi secara terbuka dan
sistematis tentang gambaran umum potensi serta perkembangan Desa Kalongan. Secara
khusus data Profil Desa adalah kumpulan data tentang potensi dan perkembangan desa,
yang diperlukan untuk perbandingan atau referensi dan sebagai data acuan dalam
penyusunan program kegiatan pembangunan desa serta kebijakan Pemerintah Desa,
Kami menyadari, dalam laporan ini masih memiliki kesalahan dan kekurangan.
Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang kami
miliki. Namun demikian, banyak pula pihak yang telah membantu kami dengan
menyediakan dokumen atau sumber informasi dan memberikan masukan pemikiran.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan
kesempurnaan laporan ini di waktu mendatang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi kami pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
iv
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 2. 38 Peta Jaringan Jalan Desa Kalongan Tahun 2018 .................................................................. 77
Gambar 2. 39 Objek Wisata Desa Kalongan........................................................................................................ 83
Gambar 2. 40 Syukuran Menyambut Gerhana Bulan & Tradisi Jenang Sinoman ............................... 88
Gambar 3. 1 Gardu Pandang Desa Kalongan ........................................................................................................ 92
DAFTAR BAGAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1 1
potensi dalam sektor pertanian, perkebunan, perikanan, serta pariwisata. Namun, dari
berbagai potensi tersebut Desa Kalongan juga memiliki beberapa masalah yang terkait
dengan isu perencanaan dan pembangunan wilayah. Maka dari itu, sinergisitas antara
permasalahan, potensi dan solusi dari semua elemen di dalamnya sangat diperlukan.
Pembuatan profil desa yang disusun berdasarkan berbagai aspek yang ada dalam Desa
Kalongan ini harapannya dapat menjadi acuan dalam bertindak dan pengambilan
kebijakan pembangunan desa sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Iindonesia nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa, serta dapat
membantu pemerintah desa dalam penyusunan perencanaan pembangunan desa yang
sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan kondisi eksisting yang ada
pada suatu desa.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk menyusun Profil Wilayah Desa
Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang sehingga dapat memberikan
manfaat dalam membantu proses pengembangan pembangunan di Desa Kalongan
sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia nomor 114 Tahun
2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa.
1.3 Sasaran
Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam pembuatan laporan ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengidentifikasi kondisi fisik meliputi litologi, topografi, klimatologi, rawan
bencana, hingga tata guna lahan di Desa Kalongan;
2. Mengidentifikasi kondisi non fisik meliputi kependudukan (jenis kelamin,
kelompok umur, jumlah KK, kepadatan penduduk hingga menurut mata
pencaharian), sosial budaya (kelembagaan dan kebiasaan/adat) hingga
ekonomi (UMKM) Desa Kalongan;
3. Mengidentifikasi sarana (pendidikan, kesehatan, peribadatan, pemerintah
dan pelayanan umum dan perdagangan) dan prasarana (jaringan jalan,
jaringan energi, jaringan telekomunikasi, jaringan air bersih, persampahan,
sanitasi dan drainase) penunjang kegiatan masyarakat di Kalongan;
2
4. Menganalisis data primer melalui observasi hingga wawancara maupun
sekunder seperti telaah dokumen dan pemetaan Desa Kalongan
menggunakan metode-metode perencanaan;
5. Menganalisis potensi dan masalah yang mempengaruhi perencanaan di Desa
Kalongan.
3
Sumber : Bappeda Kabupaten Semarang, 2011-2031
Gambar 1. 1 Peta Administrasi Desa Kalongan
4
1.4.2 Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi merupakan pembahasan tentang bagaimana proses
perencanaan, dari identifikasi wilayah studi hingga pengumpulan data-data. Adapun
substansi atau materi pembahasannya adalah sebagi berikut:
a. Aspek Fisik
Aspek fisik ini membahas kondisi wilayah studi, seperti kondisi
topografi, klimatologi, litologi, penggunaan lahan, rawan bencana di wilayah
studi mikro. Dari pembahasan aspek fisik wilayah mikro dapat diketahui
potensi serta permasalahan fisik di Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran
Timur.
b. Aspek-Aspek Non Fisik
Aspek–aspek non fisik yang akan dibahas pada wilayah studi adalah
sebagai berikut:
1. Kependudukan atau Demografi
Data yang ada dalam perhitungan tersebut yang dibutuhkan adalah data
jumlah penduduk, struktur penduduk, komposisi penduduk, dan
dinamika penduduk. Informasi yang akan didapatkan adalah terkait
gambaran kependudukan di Desa Kalongan.
2. Sosial Budaya
Data pada pembahasan aspek ini yaitu data keberadaan organisasi atau
lembaga, kebiasaan (adat) di Desa Kalongan serta membahas kondisi
organisasi serta lembaga-lembaga yang mendukung perkembangan
pembangunan desa.
3. Kegiatan Ekonomi
Data yang diperlukan pada pembahasan aspek ini meliputi data-data
UMKM Desa dan Pendapatan Masyarakat. Informasi yang dapat diketahui
adalah bagaimana tingkat pertumbuhan ekonomi Desa Kalongan.
4. Sarana dan Prasarana
Data yang dibutuhkan pada pembahasan aspek sarana dan prasarana
adalah data jumlah sarana–prasarana yang terdapat di Desa Kalongan.
Informasi yang didapatkan adalah terkait dengan bagaiamana peyedian
sarana dan prasarana dalam lingkup Desa Kalongan.
5
1.5 Metode Penyusunan
Pengumpulan data dilakukan untuk memenuhi kebutuhan data yang diperlukan
untuk pengenalan karakteristik dan potensi wilayah studi, identifikasi permasalahan
yang terjadi. Pada dasarnya pengumpulan data yang harus dipersiapkan secara
maksimal agar tujuan dapat terjadi. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara,
yaitu dengan pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder.
6
b. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik mengumpulkan informasi dengan memberi
daftar pertanyaan dan dijawab oleh responden. Teknik yang akan digunakan
dalam pengambilan sampel kuesioner ini adalah rumus solvin, dan
didapatkan jumlah responden sebanyak 220 kepala keluarga di Desa
Kalongan. Metode pengambilan kuesioner digunakan dengan sistem per
jumlah kk, form kuesioner telah dipersiapkan sebelum melakukan survei.
Form kuesioner tersebut meliputi data dasar keluarga seperti usia,
pendapatan, pengeluaran, pekerjaan, pendidikan terakhir, dll.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan
dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan
sumber-sumber informasi khusus dari karangan/ tulisan, wasiat, buku,
undang-undang, dan sebagainya. Dalam melakukan dokumentasi tentunya
membutuhkan alat bantu berupa kamera, dan memotret kondisi lapangan
yang dirasa perlu untuk bukti dan alat bantu dalam menganalisis dan
mengidentifikasi kondisi wilayah studi. Selain itu dalam tabel observasi,
dokumentasi diperlukan sebagai alat bukti berupa gambar yang sesuai
dengan kondisi di lapangan.
7
Tabel I. 1 Kebutuhan Data
Teknik Data
Bentuk Tahun Sumber
No. Aspek Variabel Data Nama Data Unit Data Jenis Data Pengumpulan yang
Data Data Data
Data Didapat
Sebaran
Topografi Desa Sekunder Peta 2018 BAPPEDA Telaah Peta v
ketinggian
Sebaran
Desa Sekunder Peta 2018 BAPPEDA Telaah Peta v
kelerengan
Kelerengan
Jenis kelerengan Desa Sekunder Peta 2018 BAPPEDA Telaah Peta v
Sebaran jenis
Litologi Desa Sekunder Peta 2018 BAPPEDA Telaah Peta v
tanah
Sebaran curah
Klimatologi Desa Sekunder Peta 2018 BAPPEDA Telaah Peta v
hujan
1 Fisik Alam Daerah aliran
Hidrologi Desa Sekunder Peta 2018 BAPPEDA Telaah Peta -
sungai
Sebaran bencana
Desa Sekunder Peta 2018 BAPPEDA Telaah Peta v
alam
Wawancara &
Jenis bencana Kantor
Desa Sekunder Teks 2018 Telaah v
alam Desa
Rawan Bencana Dokumen
Intensitas Kantor
Desa Primer Teks 2018 Wawancara -
bencana alam Desa
Tingkat rawan
Desa Sekunder Peta 2018 BAPPEDA Telaah Peta -
bencana
Citra dan
Luas penggunaan Primer dan Telaah Peta dan
Desa Peta 2018 survei v
lahan sekunder Observasi
lapangan
Citra dan
Penggunaan Jenis penggunaan Primer dan Telaah Peta dan
2 Tata Guna Lahan Desa Peta 2018 survei v
Lahan lahan sekunder Observasi
lapangan
Citra dan
Sebaran Primer dan Telaah Peta dan
Desa Peta 2018 survei v
penggunan lahan sekunder Observasi
lapangan
8
8
Teknik Data
Bentuk Tahun Sumber
No. Aspek Variabel Data Nama Data Unit Data Jenis Data Pengumpulan yang
Data Data Data
Data Didapat
3 Kantor Telaah
Jumlah Penduduk Desa Sekunder Tabel 2018 v
Desa Dokumen
BPS dan
Telaah
Jumlah KK Desa Sekunder Tabel 2018 Kantor v
Dokumen
Desa
BPS dan
Jumlah Penduduk Telaah
Desa Sekunder Tabel 2018 Kantor v
Menurut Agama Dokumen
Desa
9
9
Teknik Data
Bentuk Tahun Sumber
No. Aspek Variabel Data Nama Data Unit Data Jenis Data Pengumpulan yang
Data Data Data
Data Didapat
5 Ekonomi Perekonomian Aset Ekonomi Desa Sekunder Teks 2018 Kantor Telaah
-
Rumah tangga Desa Dokumen
Hasil Desa Primer & Sekunder Teks 2018 Survei Wawancara &
Produktivitas Lapangan Telaah
v
Pertanian & Kantor Dokumen
Desa
Frekuensi panen Desa Primer Teks 2018 Survei Wawancara
v
lapangan
Pengelolaan Desa Primer Teks 2018 Survei Wawancara
v
Pertanian lapangan
Distribusi hasil Desa Primer Teks 2018 Survei Wawancara
v
pertanian lapangan
Data bantuan Desa Primer Teks 2018 Survei Wawancara
v
pemerintah lapangan
Permasalahan Desa Primer Teks 2018 Survei Wawancara
pengelolaan & lapangan
pemasaran hasil v
pertanian
Hasil Desa Primer & Sekunder Teks 2018 Survei Wawancara &
Produktivitas lapangan Telaah v
Perkebunan Dokumen
Frekuensi panen Desa Primer Teks 2018 Survei Wawancara
-
lapangan
Pengelolaan Desa Primer Teks 2018 Survei Wawancara
-
Perkebunan lapangan
Distribusi hasil Desa Primer Teks 2018 Survei Wawancara
v
perkebunan lapangan
Data bantuan Desa Primer Teks 2018 Survei Wawancara
-
pemerintah lapangan
10
10
Teknik Data
Bentuk Tahun Sumber
No. Aspek Variabel Data Nama Data Unit Data Jenis Data Pengumpulan yang
Data Data Data
Data Didapat
Permasalahan Desa Primer Teks 2018 Survei Wawancara
pengelolaan & lapangan
pemasaran hasil -
perkebunan
Hasil Desa Primer & Sekunder Teks 2018 Survei Wawancara &
Produktivitas Lapangan Telaah
v
Perikanan & Kantor Dokumen
Desa
Jenis ikan yang Desa Primer Teks 2018 Survei Wawancara
v
dikelola lapangan
Modal pembuatan Desa Primer Teks 2018 Survei Wawancara
kolam lapangan v
11
11
Teknik Data
Bentuk Tahun Sumber
No. Aspek Variabel Data Nama Data Unit Data Jenis Data Pengumpulan yang
Data Data Data
Data Didapat
data limbah ikan Desa Primer Teks 2018 Survei Wawancara
-
lapangan
Harga Jual Desa Primer Teks 2018 Survei Wawancara
v
lapangan
Distribusi Desa Primer Teks 2018 Survei Wawancara
perikanan & biaya lapangan v
distribusi
6 Sarana Pendidikan Jumlah sarana Desa Sekunder Tabel 2018 BPS dan Telaah
pendidikan Kantor Dokumen v
Desa
Kondisi sarana Desa Primer Teks 2018 Survei Observasi
pendidikan dan Lapangan v
gambar
Lokasi sarana Desa Primer Peta 2018 Survei Telaah peta dan
v
pendidikan Lapangan Observasi
Kesehatan Jumlah sarana Desa Sekunder Tabel 2018 BPS dan Telaah
kesehatan Kantor Dokumen v
Desa
Kondisi sarana Desa Primer Teks 2018 Survei Observasi
kesehatan dan Lapangan v
gambar
Lokasi sarana Desa Primer Peta 2018 Survei Telaah peta dan
v
kesehatan Lapangan Observasi
Peribadatan Jumlah sarana Desa Sekunder Tabel 2018 BPS dan Telaah
peribadatan Kantor Dokumen v
Desa
Kondisi sarana Desa Primer Teks 2018 Survei Observasi
peribadatan dan Lapangan v
gambar
Lokasi sarana Desa Primer Peta 2018 Survei Telaah peta dan
v
peribadatan Lapangan Observasi
Pemerintahan Jumlah sarana Desa Sekunder Tabel 2018 BPS dan Telaah
v
pemerintahan Kantor Dokumen
12
12
Teknik Data
Bentuk Tahun Sumber
No. Aspek Variabel Data Nama Data Unit Data Jenis Data Pengumpulan yang
Data Data Data
Data Didapat
Desa
Hiburan dan Jumlah sarana Desa Sekunder Tabel 2018 BPS dan Telaah
Pariwisata Hiburan dan Kantor Dokumen -
Pariwisata Desa
Kondisi sarana Desa Primer Teks 2018 Survei Observasi
hiburan dan dan Lapangan v
pariwisata gambar
13
13
Teknik Data
Bentuk Tahun Sumber
No. Aspek Variabel Data Nama Data Unit Data Jenis Data Pengumpulan yang
Data Data Data
Data Didapat
Lokasi sarana Desa Primer Peta 2018 Survei Telaah peta dan
hiburan dan Lapangan Observasi v
pariwisata
Transportasi Jumlah sarana Desa Sekunder Tabel 2018 BPS dan Telaah
transportasi Kantor Dokumen -
Desa
Kondisi sarana Desa Primer Teks 2018 Survei Observasi
transportasi dan Lapangan v
gambar
Lokasi sarana Desa Primer Peta 2018 Survei Telaah peta dan
v
transportasi Lapangan Observasi
Persampahan Jumlah sarana Desa Sekunder Tabel 2018 BPS dan Telaah
persampahan Kantor Dokumen v
Desa
Kondisi sarana Desa Primer Teks 2018 Survei Observasi
persampahan dan Lapangan v
gambar
Lokasi sarana Desa Primer Peta 2018 Survei Telaah peta dan
v
persampahan Lapangan Observasi
7 Prasarana Telekomunikasi Jenis Desa Sekunder Teks 2018 BPS dan Telaah
telekomunikasi Kantor Dokumen v
Desa
Jumlah Desa Sekunder Tabel 2018 BPS dan Telaah
telekomunikasi Kantor Dokumen v
Desa
Lokasi Desa Primer Peta 2018 Survei Telaah Peta dan
v
telekomunikasi Lapangan Observasi
Transportasi Jenis jalan Desa Sekunder Teks 2018 BPS dan Telaah
Kantor Dokumen v
Desa
Kondisi jalan Desa Primer Teks 2018 Survei Observasi
dan Lapangan v
gambar
14
14
Teknik Data
Bentuk Tahun Sumber
No. Aspek Variabel Data Nama Data Unit Data Jenis Data Pengumpulan yang
Data Data Data
Data Didapat
Permasalahan Desa Sekunder & Primer Gambar 2018 Survei Telaah
jalan Lapangan Dokumen & v
Observasi
Jenis transportasi Desa Primer dan Teks 2018 BPS dan Telaah Teks
sekunder Kantor dan Observasi -
Desa
Drainase Jenis drainase Desa Primer Teks 2018 Survei Observasi
dan Lapangan v
gambar
Kondisi drainase Desa Primer Teks 2018 Survei Observasi
dan Lapangan v
gambar
Permasalahan Desa Primer Teks 2018 Survei Observasi
drainase dan Lapangan v
gambar
Sanitasi Kondisi sanitasi Desa Primer Teks 2018 Survei Observasi
dan Lapangan v
gambar
Permasalahan Desa Primer Teks 2018 Survei Observasi
sanitasi dan Lapangan v
gambar
Energi Sebaran sumber Desa Primer Teks 2018 Survei Observasi
v
listrik Lapangan
Air Bersih Sumber air bersih Desa Primer Teks 2018 Survei Observasi
v
Lapangan
Kondisi air bersih Desa Primer Teks 2018 Survei Observasi
dan Lapangan v
gambar
Sumber : Hasil Observasi Kelompok Kerja Praktik, 2018
15
15
1.6 Kerangka Pikir
16
16
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam Profil Desa Kalongan terdiri dari lima bab yang
terdiri dari pendahuluan, profil wilayah, analisis isu dan perencanaan wilayah, potensi
masalah, dan penutup. Sistematika penulisan dari laporan ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan mencakup latar belakang profil desa, tujuan dan sasaran, ruang lingkup
wilayah dan materi, definisi, metode penyusunan, kerangka pikir hingga sistematika
pembahasan terbentuknya Profil Desa Kalongan.
BAB IV PENUTUP
Bab yang terakhir adalah penutup yang berisikan kesimpulan dan rekomendasi dari
proses perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya.
17
BAB II
PROFIL DESA KALONGAN
18
suatu organisasi mampu menghasilkan produk dan jasa berkualitas yang memenuhi
kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggannya, Drucker (2000:87). Berikut
merupakan visi dan misi Desa Kalongan :
2.2.1 Visi
Visi adalah suatu persyaratan yang merupakan ungkapan atau artikulasi dari
nilai, cita-cita, arah dan tujuan organisasi yang realistis, memberikan kekuatan,
semangat, dan komitmen, serta memiliki daya tarik yang dapat dipercaya sebagai
pemandu dalam pelaksanaan aktifitas dan pencapaian tujuan organisasi. Adapun
rumusan visi Desa Kalongan yaitu “Membangun Desa Kalongan Yang Inovatif, Mandiri,
Tertib dan Sejahtera.”
2.2.2 Misi
Misi merupakan sesuatu yangdiemban atau dilaksanakan oleh pemerintah Desa
Kalongan untuk mencapai Visi yang telah ditetapkan agar tujuan terlaksana dan berhasil
dengan baik sesuai yang diharapkan. Untuk memberikan arah bagi penyelenggara
pemerintahan dan pembangunan dalam mencapai visi yang telah ditetapkan, maka
dirumuskan Misi sebagai berikut :
1. Mewujudkan masyarakat Desa Kalongan yang berkehidupan sejahtera dengan
membangun Bumdes sebagai poros pembangunan;
2. Mewujudkan terpenuhnya kebutuhan dasar masyarakat dengan memantapkan
pembangunan infrastruktur dasar;
3. Mengembangkan ekonomi serta meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
dalam rangka mengisi pembangunan yang berkeadilan social, religius dan
berwawasan lingkungan.
19
Desa Kalongan dengan luas wilayah sebesar 8,68 Km2 (22,85% dari totol luas
Kecamatan Ungaran Timur). Sesuai dengan RTRW bahwa Desa Kalongan berperan ke
dalam Sub Wilayah Pengembangan (SWP-1) dengan rencana pengembangan sistem
jaringan prasarana yaitu rencana jalan kolektor primer dan rencana pengembangan jalur
evakuasi bencana yaitu jalur evakuasi bencana tanah longsor. Selain itu Desa Kalongan
juga memiliki pusat pelayanan pemerintahan meliputi Kantor Kecamatan Ungaran
Timur, Kanyor Polisi, Dinas Kehutanan, dan KUA.
2.4 Letak Geografis
Desa Kalongan merupakan desa di Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten
Semarang. Secara geografis Desa kalongan berada pada ketinggian 339M dari
permukaan laut. Batas administrasi Desa Kalongan, yaitu:
- Sebelah Utara : Desa Mluweh dan Kelurahan Susukan
- Sebelah Selatan : Kecamatan Bergas
- Sebelah Timur : Desa Kawengan dan Kecamatan Bergas
- Sebelah Barat : Kelurahan Kalirejo dan Desa Leyangan
Desa Kalongan terdiri dari 12 dusun, 17 RW, dan 86 RT. Desa Kalongan memiliki
luas wilayah 868,3 ha. Berikut ini adalah nama dusun di Desa Kalongan.
Tabel II. 1 Nama Dusun dan Luas Dusun di Desa Kalongan
Dusun RW Luas (Ha)
Dampu RW 1 68.09
Kajangan RW 2 75.4
Bandungan RW 3 75
Sipete RW 4 54.8
Sigude RW 5 25.6
Bulu RW 6 222.53
Mendiro RW 7 145.66
RW 8
Kalongan RW 16 57.9
RW 17
RW 9
Glepung 61.3
RW 12
Tompo Gunung RW 13 65.7
RW 14
Rejowinangun RW 15 63.8
RW 11
Ngaliyan RW 10 55.7
Total 868.3
Sumber : Hasil Analisis Kelompok, 2018
20
2.5 Karakteristik Fisik Wilayah
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2011 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang, yang dimaksud dengan analisis fisik
alam adalah analisis yang dilakukan untuk memberikan gambaran kerangka fisik,
pembangunan wilayah, serta batasan dan potensi alam bagian wilayah perencanaan
dengan mengenali karakteristik sumber daya alam. Analisis fisik alam juga bertujuan
untuk mengidentifikasi kemampuan dan kesesuaian lahan dalam pengembangan
wilayah agar dapat dilakukan secara optimal dengan tetap memperhatikan
keseimbangan ekosistem serta meminimalisir resiko bencana.
2.5.1 Kelerengan
Kemiringan lereng adalah sudut yang dibentuk oleh perbedaan tinggi permukaan
lahan (relief), yaitu antara bidang datar tanah dengan bidang horizontal dan pada
umumnya dihitung dalam persen (%). Kelerengan dapat mempengaruhi analisis
kemampuan lahan dengan penentuan fungsi lahan yang memiliki kriteria datar, landai,
agak curam, curam, dan sangat curam.
Desa Kalongan terletak di sebelah selatan Kota Semarang. Bila dilihat peta
kelerengan yang ditunjukkan oleh gambar 2.1 berdasarkan kelas lerengnya Desa
Kalongan memiliki tiga kelas lereng yaitu kelerengan datar yaitu 0-8%, kelerengan
landai 8-15%, dan kelerengan agak curam 15-25%. Kondisi kelerengan seperti ini
mempengaruhi jenis penggunaan lahan pada wilayah tersebut. Di Desa Kalongan kondisi
lereng 0-8% dimanfaatkan sebagai kawasan budidaya, seperti pertanian, perkebunan,
dan permukiman. Sedangkan kelerengan 8-15% digunakan sebagai semak belukar, dan
tegalan, serta sedikit yang digunakan sebagai permukiman, untuk kelerengan 15-25%
penggunaan lahan di Desa Kalongan didominasi oleh kebun dan semak belukar.
2.5.2 Curah Hujan
Klimatologi atau curah hujan didefinisikan sebagai ilmu yang memberi gambaran
dan penjelasan sifat iklim/cuaca. Ilmu ini mencoba menuliskan atau menguraikan dan
menerangkan hakikat iklim, distribusinya terhadap ruang, serta variasinya terhadap
waktu, hubungan dengan berbagai unsur lain dari lingkungan alam dan aktivitasnya
manusia (Tukidi, 2007). Keadaan cuaca suatu wilayah berpengaruh penting terhadap
keadaan tanah pada wilayah tersebut. Misalnya jika musim hujan maka tanah akan lebih
mudah longsor serta biasa mengakibatkan rusaknya fasilitas sarana prasarana,
pertanian gagal panen dan masih banyak lagi. Faktor intensitas hujan juga
21
mempengaruhi analisis kemampuan lahan untuk penetapan fungsi lahan suatu kawasan
berdasarkan intensitas hujan yang dihitung dalam satuan mm/hari.
Berdasarkan gambar 2.2 peta curah hujan, Desa Kalongan memiliki 2 jenis curah
hujan yaitu 2.000-2.500 mm/tahun dan 2.500-3.000 mm/tahun. Berdasarkan letak
geografisnya, Desa Kalongan bagian utara memiliki curah hujan yang tinggi yaitu 2500-
3000 mm/tahun seluas 188 Ha. Sedangkan pada bagian selatan, Desa Kalongan memiliki
tingkat curah hujan rendah 2.000-2.500 mm/tahun sebesar 675 Ha. Curah hujan seperti
ini dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pengairan dalam sektor pertanian maupun
perkebunan. Selain itu, juga dapat digunakan sebagai cadangan air ketika musim
kemarau.
22
Sumber : Bappeda Kabupaten Semarang, 2011-2031
Gambar 2. 1 Peta Kelerengan Desa Kalongan
23
Sumber : Bappeda Kabupaten Semarang, 2011-2031
24
Sumber : Bappeda Kabupaten Semarang, 2011-2031
25
2.5.4 Rawan Bencana
Bencana merupakan peristiwa yang dapat disebabkan oleh faktor alam maupun
manusia. Menurut UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, rawan
bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis,
geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk
jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai
kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya
tertentu. Wilayah rawan bencana dapat memperlambat pembanguan suatu wilayah.
Oleh karena itu jika sudah diketahui wilayah rawan bencana dimana saja maka akan
lebih mudah untuk mengatasinya dan menghindarinya serta dapat memberikan
penanganan yang lebih tepat agar tidak berpengaruh besar dalam pembangunan.
Berikut ini adalah tabel rawan bencana Desa Kalongan berdasarkan hasil analisis kerja
praktik Desa Kalongan tahun 2017.
Tabel II. 2 Rawan Bencana di Desa Kalongan Tahun 2017
Dapat dilihat dari tabel II.2 bahwa terdapat tiga jenis rawan bencana yang terjadi
di Desa Kalongan yaitu tanah longsor, banjir, dan angin ribut. Berdasarkan hasil
wawancara Kepala Desa Kalongan, terdapat bencana longsor yang terjadi di Desa
Kalongan. Bencana longsor tersebut berada pada tanah gerak yang cukup aktif, karena
jika curah hujan tinggi maka kemungkinan besar akan terjadi longsor. Berdasarkan
persebaran tanah longsor, terdapat di Dusun Dampu, Dusun Ngaliyan. Sedangkan untuk
daerah yang mengalami banjir berdasarkan Monografi Desa Kalongan, 2018 diketahui
bahwa persebaran dusun yang mengalami banjir terdapat di Dusun Sipete, dan Dusun
Kalongan. Untuk bencana angin ribut berdasarkan monografi Desa Kalongan tahun 2018
diketahui bahwa tersebar di Dusun Tompo Gunung.
26
Sumber : Bappeda Kabupaten Semarang, 2011-2031
27
2.5.5 Penggunaan Lahan
Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, kawasan adalah
wilayah yang memiliki fungsi utama lindung dan budidaya. Dalam penggunaan lahan
harus sesuai dengan fungsi kawasan tersebut. Aspek penggunaan lahan sangat penting
dalam perencanaan tata ruang wilayah. Berdasarkan Undang-Undang No 41 Tahun
2009 Lahan merupakan bagian daratan dari permukaan bumi sebagai suatu lingkungan
fisik yang meliputi tanah beserta segenap faktor yang mempengaruhi penggunaannya
seperti iklim, relief, aspek geologi, dan hidrologi yng terbentuk secara alami maupun
akibat pengaruh manusia. Lahan merupakan wadah dari aktivitas yang memiliki nilai
ekonomi. Sedangkan Panggunaan lahan yaitu bentang lahan yang memiliki fungsi
tertentu dengan batas kepemilikan atau pengelolaan lahan. Berikut ini adalah table
penggunaan lahan di Desa Kalongan;
Tabel II. 3 Penggunaan Lahan Desa Kalongan
Jenis Penggunaan
Luas (Ha) Persentase (%)
Lahan
Belukar/Semak 84.1 9.7
Kebun 486.3 56.0
Permukiman 127.7 14.7
Sawah 97.3 11.2
Tegalan 73.2 8.4
Jumlah 868.6 100
Sumber : Monografi Desa Kalongan, 2017
Tabel persentase luas tata guna lahan Desa Kalongan menunjukkan bahwa luas
penggunaan lahan paling besar adalah kebun dengan persentase sebesar 56 %.
Kemudian dilanjutkan dengan penggunaan lahan permukiman sebesar 14,7 %, lahan
sawah sebesar 11,2 %, dan lahan belukar/semak sebesar 9,7 %. Sedangkan untuk luas
lahan paling kecil adalah penggunaan lahan tegalan yaitu sebesar 8.4 %.
Dapat dilihat di gambar 2.5 peta penggunaan lahan menunjukkan bahwa Desa
Kalongan memiliki jenis penggunaan lahan yaitu belukar/semak, kebun, permukiman,
sawah tadah hujan, dan tegalan. Namun kebun paling mendominasi penggunaan lahan
yang ada di desa tersebut, karena hampir setiap dusun memilikinya. Terdapat
penggunaan lahan sawah tadah hujan yang berada di Dusun Ngaliyan, Dusun Glepung,
Dusun Kalongan, Dusun Mendiro, Dusun Sipete, Dusun Rejowinangun, dan Dusun Sigude.
Sedangkan semak belukar dan tegal hanya terdapat sedikit di beberapa wilayah Desa
Kalongan.
28
Sumber : Bappeda Kabupaten Semarang, 2011-2031
29
2.6 Analisis Kondisi Fisik
Analisis kondisi fisik yang akan dibahas pada bab ini meliputi jenis tanah, curah
hujan, kelerengan, dan rawan bencana. Desa Kalongan memiliki relief yang cukup
beragam, terdapat beberapa yang memiliki dataran tinggi dan dataran rendah. Desa
Kalongan memiliki wilayah yang berada di kelerengan 15-25% yang dimanfaatkan
sebagai perkebunan, namun terdapat juga beberapa permukiman. Dengan jenis
kelerengan yang berbeda itulah dapat memberikan potensi dan masalah di Desa
Kalongan. Selain kelerengan, jenis tanah di Desa Kalongan berupa tanah latosol dan
mediteran, kedua jenis tanah ini memiliki kriteria yang berbeda namun masih dapat
digunakan sebagai pendukung kegiatan pertanian dan perkebunan yang telah ada di
Desa Kalongan, walaupun tanah latosol merupakan jenis tanah yang tidak terlalu subur
karena mengandung zat besi dan alumunium namun tanah ini masih dapat digunakan.
Curah hujan di Desa Kalonganpun memiliki jenis yang berbeda yaitu 2.500-3.000
mm/tahun dan 2.000-2.500 mm/tahun yang dapat mendukung kegiatan pertanian dan
perkebunan. Namun jika dilihat dari rawan bencana, terdapat beberapa wilayah yang
memiliki rawan bencana banjir dan longsor, dan hal inilah jika tidak diperbaiki akan
mengganggu kegiatan yang ada.
Tabel II. 4 Potensi dan Permasalahan Kondisi Fisik Desa Kalongan Tahun 2018
Potensi Permasalahan
Pertanian padi Banjir
Perkebunan karet (milik
Longsor
perhutani)
Sumber : Hasil Analisis Kelompok Kerja Praktik , 2018
30
sehingga hasil pertanian yang diproduksi cukup besar. Jenis tanaman dari sektor
pertanian yaitu tanaman padi, jagung, dan ubi kayu. Tanaman padi menjadi hasil
produktivitas pertanian yang paling banyak dengan jumlah 366.4 ton dari 608.1
ton total produktivitas pertanian.
B. Perkebunan
Perkebunan menjadi sektor yang cukup penting dalam menyokong
perekonomian di Desa Kalongan. Kondisi fisik yang mendukung adanya
perkebunan seharusnya mampu memberikan hasil produktivitas yang tinggi dab
berkualitas. Namun pada beberapa wilayah di Desa Kalongan masih terdapat
lahan-lahan perkebunan yang tidak terurus dengan baik sehingga mempengaruhi
hasil produksi perkebunan. Selain beberapa jenis perkebunan di Desa Kalongan
yang mendominasi perkebunan di Desa Kalongan yaitu Kebun Karet, namun
kebun ini bukan miliki masyarakat Desa Kalongan melainkan milik Dinas
Perhutani.
C. Pariwisata
Jenis pariwisata di Desa Kalongan masih memanfaatkan alam, kondisi fisik
terutama jenis kelerengan yang beragam ternyata dapat memberikan beberapa
potensi pariwisata salah satunya dengan memanfaatkan tebing-tebing, selain itu
juga jenis tanah yang sedemikian rupa mampu mendukung tanaman cemara
untuk hidup di Desa Kalongan dan saat ini dimanfaatkan sebagai salah satu
wisata di Desa Kalongan.
31
Sumber : Hasil Observasi Kelompok, 2018
Gambar 2. 7 Wisata Cemara Sewu Desa Kalongan
32
2.7 Analisis Penggunaan Lahan
Desa Kalongan memiliki penggunaan lahan yang sangat beragam. Namun tidak
semua penggunaan lahan yang ada di desa ini sudah sesuai dengan peruntukkannya
yang termuat dalam RTRW Kabupaten Semarang terkait dengan fungsi kawasan. Untuk
itu perlu dilakukan analisis fungsi kawasan, analisis kemampuan lahan dan analisis
kesesuaian lahan. Untuk melakukan analisis-analisis tersebut maka diperlukan data
dasar berupa nilai skor dari tiga aspek kondisi fisik yaitu kelerengan, curah hujan, dan
jenis tanah. Berikut ini merupakan tabel nilai skor dari masing-masing aspek
berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 837/KPTS/UM/11/1980 dan No. :
683/KPTS/UM/8/1981.
Tabel II. 5 Klasifikasi Kemiringan Lereng
Ketentuan klasifikasi dan skor dari aspek kelerengan, curah hujan dan jenis tanah
digunakan untuk analisis fungsi kawasan. Kemudian jika sudah didapatkan fungsi
33
kawasan maka langkah selanjutnya yaitu menganalisis kemampuan lahan dan
kesesuaian lahan.
2.7.1 Analisis Fungsi Kawasan
Fungsi kawasan yaitu pengklasifikasian lahan berdasarkan karakteristik fisiknya,
antara lain curah hujan, jenis tanah, dan kelerengan. Ketiga variabel tersebut masing-
masing memiliki skor sesuai dengan tingkat karakteristiknya. Berdasarkan hasil analisis
fungsi kawasan di Desa Kalongan terdiri dari kawasan lindung, kawasan budidaya dan
kawasan penyangga.
Desa Kalongan termasuk dalam kawasan budidaya berupa kawasan
permukiman, kawasan budidaya tanaman tahunan, dan kawasan penyangga. Kawasan
budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi untuk dibudidayakan atas dasar
kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
Desa Kalongan ditetapkan sebagai kawasan budidaya karena miliki kawasan peruntukan
hutan rakyat, kawasan peruntukan pertanian, dan kawasan budidaya tanaman tahunan.
Dan sebagai kawasan penyangga yaitu hutan produksi. Berikut ini peta fungsi kawasan
di Desa Kalongan, dapat dilihat pada gambar 2.9 peta fungsi kawasan. Adapun langkah
untuk melakukan analisis fungsi kawasan adalah sebagai berikut.
Peta
Kelerengan
34
2.7.2 Analisis Kemampuan Lahan dan Kesesuaian Lahan
1. Analsis Kemampuan Lahan
Analisis kemampuan lahan digunakan untuk mengetahui pemanfaatan
ruang yang tepat berdasarkan kemampuan lahan yang dikategorikan dalam
bentuk kelas dan subkelas. Metode analisis ini bertujuan untuk mengetahui lahan
mana yang sesuai untuk pertanian, lahan yang seharusnya dilindungi, dan lahan
yang dapat digunakan untuk pemanfaatan lainnya. Pengklasifikasian kelas
kemampuan lahan mempertimbangkan beberapa faktor penghambat yang
bersifat permanen (sulit diubah), seperti tekstur tanah, lereng permukaan,
drainase, kedalaman efektif tanah, tingkat erosi, batuan diatas tanah, dan
ancaman banjir atau genangan air yang tetap. Berikut ini merupakan tabel kelas
kemampuan lahan berdasarkan faktor penghambat.
Tabel II. 8 Klasifikasi Kelas Kemampuan Lahan
35
lain: topografi hampir datar - datar, ancaman erosi kecil, kedalaman efektif dalam,
drainase baik, mudah diolah, kapasitas menahan air baik, subur, tidak terancam
banjir. Sedangkan Kelas IV hambatan dan ancaman kerusakan tanah lebih besar
dari kelas III, dan pilihan tanaman juga terbatas, perlu pengelolaan hati-hati
untuk tanaman semusim, tindakan konservasi lebih sulit diterapkan. Peta
kemampuan lahan dapat dilihat pada gambar 2.10 peta kemampuan lahan.
Berikut ini merupakan langkah-langkah analisis kemampuan laha
Peta
Kelerengan
SKORING &
OVERLAY
Peta Curah
Hujan
Identifikasi
Peta Jenis Peta Kemampuan
& deliniasi
Tanah Lahan
kelas lahan
Peta
Genangan/Ra
wan Bencana
Banjir
Peta Fungsi
Kawasan
OVERLAY Peta Tentatif
Kesesuaian Lahan
Peta Lahan
Terbangun
Sesuai Tidak Sesuai
Peta Rawan
Bencana
Peta Kesesuaian
Lahan
37
Sumber : Hasil Analisis Kelompok Kerja Praktik, 2018
Gambar 2. 9 Peta Fungsi Kawasan Lahan Desa Kalongan Tahun 2018
38
Sumber : Hasil Analisis Kelompok Kerja Praktik, 2018
Gambar 2. 10 Peta Kemampuan Lahan Desa Kalongan Tahun 2018
39
Sumber : Hasil Analisis Kelompok Kerja Praktik, 2018
40
2.8 Demografi
Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendri
berasal dari bahasa Yunani yaitu “Demos” yang berarti rakyat atau penduduk dan
“Grafein” yang berarti menggambar atau menulis. Oleh karena itu, demografi dapat
diartikan sebagai tulisan atau gambaran tentang penduduk. Aspek demografi yang
dibahas pada laporan ini meliputi komposisi penduduk, dinamika penduduk, kepadatan
penduduk dan laju pertumbuhan penduduk.
41
Jumlah Penduduk
Dusun RW Jumlah
Laki-Laki Perempuan
RW 12 141 148 289
Tompo Gunung RW 13 393 400 793
RW 14 148 153 301
Rejowinangun RW 15 122 119 241
RW 11 318 291 609
Ngaliyan RW 10 483 546 1.029
Total 6.027 6.072 12.099
Sumber : Monografi Desa Kalongan, 2018
600
500
400
300
200
100
0
RW RW RW RW RW RW RW RW RW RW RW RW RW RW RW RW RW
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Laki-Laki 388 783 514 208 127 525 496 795 515 483 318 141 393 148 122 63. 8.
Perempuan 392 802 546 190 129 541 514 733 496 546 291 148 400 153 119 54 18
42
wilayah/negara. Berikut merupakan rumus untuk menghitung sex rasio Desa
Kalongan Tahun 2018.
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒆𝒏𝒅𝒖𝒅𝒖𝒌 𝑳𝒂𝒌𝒊−𝑳𝒂𝒌𝒊 𝟔.𝟎𝟐𝟕
Sex Ratio = × 𝟏𝟎𝟎 = × 𝟏𝟎𝟎
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒆𝒏𝒅𝒖𝒅𝒖𝒌 𝑷𝒆𝒓𝒆𝒎𝒑𝒖𝒂𝒏 𝟔.𝟎𝟕𝟐
43
Dilihat dari tabel jumlah penduduk menurut kelompok umur di Desa
Kalongan tahun 2018, jumlah penduduk paling tinggi di Desa Kalongan terdapat
pada kelompok umur 35-39 dengan jumlah total sebanyak 1.116 jiwa. Sedangkan
jumlah penduduk paling sedikit berada di kelompok umur 70-74 dengan jumlah
penduduk sebanyak 156 jiwa. Jumlah penduduk usia produktif lebih tinggi
dibandingkan dengan usia non produktif di Desa Kalongan.
Grafik piramida penduduk menggambarkan struktur penduduk
berdasarkan jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin.
Karakteristik kependudukan di Desa Kalongan dapat dilihat dari piramida
penduduk yang telah dibuat. Piramida penduduk digunakan untuk membantu
menentukan perencanaan pembangunan suatu desa dengan memperhatikan
umur serta jenis kelamin penduduk, sehingga nantinya pembangunan dapat
dilakukan sesuai dengan kebutuhan seperti kebutuhan sarana pendidikan,
kesehatan serta pelayanan umum. Piramida penduduk dapat dimanafaatakan
untuk mengetahui potensi tenaga kerja serta dapat menentukan kebutuhan
lapangan pekerjaan yang harus disediakan.Berikut merupakan bentuk piramida
penduduk di Desa Kalongan.
>75
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14 Laki-Laki
5-9
Perempuan
0-4
0
15 0
10 50 00 50 100 15 0
44
penduduk usia tua. Jumlah penduduk usia produktif tinggi atau yang lebih dikenal
dengan bonus demografi dapat berpengaruh positif terhadap perkembangan Desa
Kalongan apabila di manfaatkan dengan baik seperti adanya pelatihan maupun
pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat memiliki skill serta kemampuan
yang nantinya dapat memunculkan inovasi baru bagi perkembangan Desa
Kalongan.
Angka ketergantungan merupakan suatu angka yang menunjukkan besar
beban tanggungan kelompok usia produktif atas penduduk usia nonproduktif.
Angka ketergantungan berfungsi untuk mengetahui kondisi ekonomi yang ada
disuatu wilayah. Semakin tinggi angka ketergantungan maka semakin tinggi juga
beban penduduk. Berikut merupakan tabel usia produktif dan non produktif Desa
Kalongan tahun 2018.
Tabel II. 11 Usia Produktif dan Non Produktif Desa Kalongan Tahun 2018
45
dengan agama lainnya maka ketersediaan sarana peribadatan bagi umat muslim
lebih banyak. Seperti pembangunan masjid dan mushola di Desa Kalongan.
Kemudian jumlah penduduk yang beragama Kristen dengan jumlah 335 jiwa, lalu
penduduk beragama katholik dengan jumlah penduduk 126 jiwa. Berikut tabel
jumlah penduduk menurut agama di Desa Kalongan tahun 2018.
Tabel II. 12 Jumlah Penduduk Menurut Agama Desa Kalongan Tahun 2018 (Jiwa)
46
Tabel II. 13 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Desa Kalongan Tahun 2018 (Jiwa)
SD/Sederajat
SD/Sederajat
Diploma I/II
Diploma III/
Blm Tamat
IV/Strata I
Akademi/
Sederajat
Sederajat
Strata III
Diploma
JUMLAH
Strata II
Sekolah
S. Muda
Tidak/
Belum
Dusun
Tamat
SLTA/
SLTP/
RW
Dampu RW 1 198 48 167 135 203 2 6 21 780
Kajangan RW 2 364 106 328 261 416 7 30 71 2 1.585
Bandungan RW 3 253 85 240 186 263 2 16 13 2 1.060
Sipete RW 4 88 21 138 72 75 4 398
Sigude RW 5 62 23 68 50 48 1 2 2 256
Bulu RW 6 264 76 268 227 192 2 9 26 2 1.066
Mendiro RW 7 229 65 283 177 210 2 12 31 1 1.010
RW 8 382 102 414 290 297 1 13 29 1.528
Kalongan RW 16 32 5 4 4 34 1 8 27 2 117
RW 17 8 2 2 2 7 2 1 2 26
RW 9 219 88 353 201 134 2 2 10 2 1.011
Glepung
RW 12 53 16 32 35 124 11 17 1 289
Tompo Gunung RW 13 231 48 260 154 95 1 3 1 793
RW 14 81 18 6 16 92 2 27 56 2 1 301
Rejowinangun RW 15 66 15 7 9 87 16 39 2 241
RW 11 154 34 179 115 115 1 1 8 2 609
Ngaliyan RW 10 319 48 340 167 125 2 5 22 1 1.029
47
konsumsi (Mulyadi, 1993). Jumlah penduduk menurut mata pencarian dapat
digunakan untuk melihat aktifitas atau kegiatan perekonomian yang dominan
disuatu daerah. Berdasarkan tabel jumlah penduduk menurut mata pencaharian
Desa Kalongan terdapat beberapa jenis pekerjaan antara lain karyawan swasta,
buruh, petani, PNS dan lain-lain. Mata pencaharian yang mendominasi di Desa
Kalongan yaitu mata pencaharian karyawan swasta dengan jumlah penduduk
2.468 jiwa. Namun dari beberapa jenis mata pencaharian jumlah penduduk yang
belum/tidak bekerja adalah sebesar 2.604 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel jumlah penduduk menurut mata pencarian Desa Kalongan tahun 2018.
Tabel II. 14 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan Desa Kalongan Tahun 2018 (Jiwa)
48
NO PEKERJAAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
31 PERANGKAT DESA 6 0 6
32 WIRASWASTA 934 641 1.575
33 LAINNYA 0 1 1
JUMLAH 6.027 6.072 12.099
Sumber : Monografi Desa Kalongan, 2018
Dilihat dalam tabel II.14 bahwa selain menjadi karyawan swasta, penduduk
di Desa Kalongan juga banyak menjadi buruh harian lepas. Dengan jumlah
penduduk 12.099 jiwa seperempat penduduk menjadi wiraswasta. Hal ini dapat
diidentifikasikan dengan wilayah sekitar, dimana Desa Kalongan berbatasan
langsung dengan Kecamatan Bergas yang disana terdapat beberapa
industri/pabrik, sehingga penduduk Desa Kalongan banyak yang menjadi
karyawan swasta di pabrik tersebut. Dalam sumberdaya alam Desa Kalongan
tidak terlalu memanfaatkannya sebagai sumber mata pencaharian penduduk
karena sumberdaya yang ada hanyalah berupa tanah untuk pertanian, sedangkan
pertanianpun tidak dapat menjamin dapat memenuhi kebutuhan hidup penduduk
Desa Kalongan.
2.8.2 Dinamika Penduduk
Menurut Bitar dalam gurupendidikan.co.id, dinamika penduduk ialah
suatu perubahan keadaan penduduk. Perubahan-perubahan tersebut dipengaruhi oleh
beberapa hal. Dinamika atau perubahan lebih cenderung pada suatu perkembangan
jumlah penduduk suatu negara atau wilayah tersebut. Jumlah penduduk tersebut
bisa diketahui melalui sensus, registrasi dan survei penduduk. Dinamika penduduk
terbagi menjadi tiga macam yaitu fertilitas, mortalitas, dan migrasi.
1. Fertilitas
Fertilitas adalah salah satu istilah yang digunakan di dalam bidang
demografi untuk menggambarkan jumlah anak-anak yang benar-benar dilahirkan
hidup. Atau dengan kata lain fertilitas adalah suatu ukuran yang diterapkan untuk
mengukur hasil reproduksi dari wanita yang diperoleh dari data statistika
kelahiran anak. Menurut Adioetomo & Samosir, 2011:73, fertilitas (kelahiran)
merupakan salah satu komponen pertumbuhan penduduk yang bersifat
menambah jumlah penduduk.
49
Tabel II. 15 Jumlah Kelahiran di Desa Kalongan Periode Januari-Agustus 2018
Kelahiran
Bulan
Laki-Laki Perempuan
Januari 10 4
Februari 7 5
Maret 6 5
April 6 5
Mei 6 5
Juni 5 3
Juli 5 3
Agustus 5 3
Total 50 33
Sumber : Monografi Desa Kalongan, 2018
50
40
30 Kelahiran
20
10
0
Laki-Laki Perempuan
2. Mortalitas
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi perubahan penduduk. Komponen ini bukan saja berpengaruh bagi
pemerintah secara keseluruhan melainkan perlu juga bagi pihak swasta, terutama
50
yang berkecimpung dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Perlunya data ini
dapat menunjang proyeksi penduduk guna perencanaan pembangunan. Menurut
Adioetomo & Samosir, 2011:100, mortalitas diartikan sebagai kematian yang
terjadi pada anggota penduduk. Sedangkan menurut LDFEUI, 1981 dalam
Adioetomo & Samosir, 2011:101, bahwa mati adalah peristiwa menghilangnya
tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang dapat terjadi setiap saat setelah
kelahiran hidup.
5
4
4
3
3
2
2
1
1
0
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
Laki-Laki Perempuan
51
Tabel II. 16 Jumlah Mutasi Penduduk Desa Kalongan Periode Januari-Agustus 2018
52
Berdasarkan tabel kepadatan penduduk, dapat dilihat bahwa dari tahun 2014
sampai tahun 2018 kepadatan penduduk di Desa Kalongan mengalami kenaikan, hal ini
dapat terjadi karena angka kelahiran dan migrasi masuk yang relative bertambah.
Dengan jumlah total luas lahan 8.68 km2 dan pertambahan penduduk yang terus
meningkat maka kepadatan pendudukpun akan terus meningkat. Jika kepadatan
penduduk Desa Kalongan dikaitkan dengan standar SNI No 03-1733-2004 yang
menyatakan bahwa klasifikasi kepadatan <150 jiwa/ha dapat dikategorikan kepadatan
rendah, dapat dikatakan bahwa kepadatan penduduk di Desa Kalongan masuk dalam
kategori sangat rendah karena 1.393 jiwa/km2 sama dengan 13,93 km/ha.
1.600
1.400
1.200
1.000
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000
2014 2015 2016 2017 2018
53
Laju Pertumbuhan Penduduk Desa Kalongan Tahun 2015-
2018
0.30
0.25
0.20
0.15
0.10
0.05
0.00
2015 2016 2017 2018
Laju Pertumbuhan 0.001 0.178 0.183 0.277
54
program aktivitas masyarakat. Sarana yang dibutuhkan untuk pelayanan masyarakat
sepeti sarana pendidikan, kesehatan, pemerintahan, peribadatan, perdagangan dan jasa,
ruang terbuka hijau dan olah raga. Berikut adalah penjelasannya :
1. Sarana Pendidikan
Menurut UU Sisdiknas, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan susasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Sarana pendidikan sangat di butuhkan pada suatu wilayah. Keberadaan
sarana pendidikan ini dapat meningkatkan pendidikan masyarakat. Sarana
pendidikan yang terdapat pada Desa Kalongan terbagi atas tingkatan TK, SD, SMP.
Berdasarkan tabel II.18 jumlah sarana pendidikan di Desa Kalongan bahwa
seluruh sarana pendidikan formal TK, SD, SMP yang ada di Desa Kalongan
memiliki kondisi bangunan yang baik dan terawat. Akan tetapi sarana pendidikan
formal TK Ananda 1 yang ada di jalan gatotkaca no.141 kondisi bangunan baik
dan terawat namun letaknya berada diantara bangunan balai desa dan SDN 2
Kalongan sehingga untuk akses masuk terhalang aktivitas yang ada dibalai desa.
Karena lokasi TK tersebut diujung jalan dan jauh dari jalan raya sehingga anak-
anak yang belajar bebas dari kebisingan. Berdasarkan Gambar 2.20 Peta
persebaran Sarana Pendidikan dapat disimpulkan bahwa persebaran sarana
pendidikan di Desa Kalongan telah mencukupi kebutuhan penduduk akan sarana
pendidikan.
Tabel II. 19 Jumlah Sarana Pendidikan di Desa Kalongan Tahun 2018
55
Jenis Dokumentasi Jenis Dokumentasi
TK SMP
SD SD
Pondok
MTS
Pesantren
56
Sumber : Bappeda Kabupaten Semarang, 2011-2031
57
Persebaran sarana pendidikan di Desa Kalongan terdapat 7 unit Taman
Kanak-kanak (TK) yang tersebar di Dusun Kajangan, Kalongan dan Dusun
Mendiro. Sekolah Dasar di Desa Kalongan sebanyak 5 unit di Dusun
Rejowinangun, Kajangan, Kalongan, Glepung dan Dusun Mendiro. Sarana
pensisikan lainnya yaitu 2 unit SMP di Dusun Kalongan dan Dusun Mendiro.
Berdasarkan standar kebutuhan sarana pendidikan TK adalah tiap 1.250 jiwa
sekurang- kurangnya terdapat 1 unit Taman Kanak-Kanak, satu unit bangunan SD
untuk jumlah penduduk minimal 1.600 jiwa, satu bangunan SLTP untuk
sekurang-kurangnya 4.800 jiwa. Jika dilihat keseluruhan satu Desa dengan
standariasi kebutuhan sarana pendidikan, terlihat kebutuhan sarana
pendidikan untuk ketersediaan TK, SD dan SMP masih kurang.
2. Sarana Kesehatan
Dalam UU No. 23 Tahun 1992, pengertian sarana kesehatan adalah tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang berfungsi
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sehingga memiliki peran
sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat
sekaligus untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Sarana kesehatan
sangat berperan penting dalam memenuhi pelayanan kesehatan di suatu wilayah.
Sarana kesehatan memiliki peranan yang sangat penting untuk pemenuhan
kebutuhan sekelompok masyarakat maupun individu. Sarana kesehatan yang
terdapat pada Desa Kalongan terbagi atas puskesmas, balai pengobatan, apotik
dan polindes dan bidan. UPTD Puskesmas Kalongan biasanya menjadi pilihan
warga untuk mengecek kesehatannya, sedangkan untuk polindes biasanya
digunakan untuk pengecakkan kesehatan balita. Sementara itu bidan selain
tempat untuk bersalin tetapi juga menjadi pilihan warga untuk berobat dan
pengecekkan kesehatan.
Persebaran sarana kesehatan di Desa Kalongan hampir mereta, dimana
lokasi sarana tersebut dapat dijangkau oleh warga setempat. Meskipun disetiap
dusun tidak semuanya memiliki sarana kesehatan, namun lokasi sarana
kesehatan yang ada dapat dijangkau oleh warga yang tinggal didusun sebelahnya.
Untuk lebih jelasnya persebaran sarana kesehatan dapat dilihat pada gambar
2.21 peta persebaran sarana kesehatan.
58
Tabel II. 21 Jumlah Sarana Kesehatan Desa Kalongan
Desa Sarana Kesehatan (unit)
Balai
Puskesmas Polindes Bidan Apotek
Kalongan Pengobatan
1 1 1 2 1
Sumber : Kecamatan Ungaran Timur Dalam Angka, 2017
Jenis Dokumentasi Jenis Dokumentasi
Puskesmas Bidan
Tabel II. 22 Perhitungan Kebutuhan Sarana Kesehatan Desa Kalongan Tahun 2018
(Jiwa)
59
Sumber : Bappeda Kabupaten Semarang, 2011-2031
60
3. Sarana Pemerintahan dan Pelayanan
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 07 Tahun 2006 tentang
Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintah Daerah, Standarisasi sarana
dan prasarana kerja pemerintahan daerah adalah pembakuan ruang kantor,
perlengkapan kantor, rumah dinas dan kendaraan dinas. Sarana kerja adalah
fasilitas yang secara langsung berfungsi sebagai penunjang proses
penyelenggaraan pemerintah daerah dalam mencapai sasaran yang ditetapkan,
antara lain yaitu ruangan kantor, perlengkapan kerja dan kendaraan dinas.
Sarana pemerintahan dan pelayanan umum ini berfungsi mengurus masalah
kenegaraan dan kesejahteraan rakyat dan negara. Pemerintahan sebagai
sekumpulan orang-orang yang mengelola kewenangan-kewenangan,
melaksanakan kepemimpinan dan koordinasi pemerintahan serta pembangunan
masyarakat dari lembaga-lembaga dimana mereka ditempatkan. Standarisasi
dalam pembangunan sarana pemerintahan dan pelayanan umum meliputi Kantor
Kecamatan melayani 120.000 jiwa dan lokasinya dapat dijangkau kendaraan
umum, Kantor desa melayani 30.000 jiwa, Kantor Polisi dapat dijangkau
menggunakan kendaraan dari lingkungan luar dan lokasinya dapat digabung
dengan kelompok bangunan pada tapak yang sama dan Kaantor Urusan Agama
melayani 120.000 jiwa dan lokasinya harus strategis untuk memudahakan dicari
dan dijangkau oleh pengunjung dari luar kawasan.
Sarana pemerintah dan pelayanan umum yang terdapat pada Desa
Kalongan terbagi atas Kantor Kecamatan, Balai Desa, Dinas Kehutanan dan Kantor
Polisi. Letak bangunan kantor Kecamatan yang satu lokasi dengan kantor polisi
yang berada di jalan raya Desa Kalongan dengan kondisi terawat. Kondisi
bangunan sarana pemerintahan dan pelayanan umum baik dan terawat. Berikut
merupakan gambar sarana pemerintahan dan pelayanan umum di Desa Kalongan.
Persebaran sarana pemerintahan meliputi Kantor Desa di Dusun Kajangan, Dinas
Kehutanan dan Kantor Polisi dan Kantor Kecamatan yang terletak di Dusun
Glepung, Kantor Urusan Agama berlokasi di Dusun Kalonga. Dapat dilihat pada
gambar 2.24 peta persebaran sarana pemrintahan Desa Kalongan
61
Tabel II. 23 Jumlah Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum Desa Kalongan Tahun 2018
(c) Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (d) KUA Kecamatan Ungaran Timur
Sumber : Hasil Observasi Kelompok, 2018
Gambar 2. 22 Sarana Pemerintahan & Pelayanan Desa Kalongan Tahun 2018
62
Sumber : Bappeda Kabupaten Semarang, 2011-2031
Gambar 2. 23 Peta Persebaran Sarana Pemerintahan Desa Kalongan Tahun 2018
63
4. Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan menurut SNI 03-1733-2004 merupakan sarana
kehidupan untuk mengisi kebutuhan rohani yang perlu disediakan di lingkungan
perumahan yang direncanakan selain sesuai peraturan yang ditetapkan, juga
sesuai dengan keputusan masyarakat yang bersangkutan.
Sarana peribadatan ada di suatu wilayah memiliki tujuan untuk melengkapi
kebutuhan rohani seseorang. Selain itu, untuk menyediakan tempat untuk
beribadah bagi sekelompok masyarakat. Sarana peribadatan yang terdapat pada
Desa Kalongan terbagi atas Masjid, Mushola, dan Gereja. Jadi masyarakat di Desa
Kalongan hanya menganut 2 keyakinan yaitu Islam dan Kristen. Berikut adalah
gambar sarana peribadatan di Desa Kalongan. Peta terlampir pada gambar 2.27.
Tabel II. 24 Jumlah Sarana Peribadatan Desa Kalongan Tahun 2018
Desa Sarana Peribadatan (unit)
Masjid Mushola Gereja
Kalongan
15 25 2
Sumber : Kecamatan Ungaran Timur Dalam Angka, 2017
Jenis Dokumentasi Jenis Dokumentasi
Masjid Gereja
65
Sumber : Bappeda Kabupaten Semarang, 2011-2031
Gambar 2. 26 Peta Persebaran Sarana Peribadatan Desa Kalongan Tahun 2018
66
Sumber : Bappeda Kabupaten Semarang, 2011-2031
Gambar 2. 27 Peta Persebaran Sarana Perdagangan dan Jasa Desa Kalongan Tahun 2018
67
6. Sarana RTH dan Olahraga
Menurut Mendagri No. 4 Tahun 1988, yang menyatakan “Ruang Terbuka
Hijau adalah total area atau kawasan yang tertutupi hijau tanaman dalam satu
satuan luas tertentu baik yang tumbuh secara alami maupun yang dibudidayakan.
Sarana ruang terbuka hijau yang terdapat di Desa Kalongan terdiri dari RTH
aktif dan pasif. RTH aktif berupa lapangan olahraga dan makam. Bisa dilihat
gambar sebagai berikut sarana RTH dan olahraga Desa Kalongan. Persebaran
sarana RTH Desa Kalongan terdapat lapangan sepakbola di Dusun Glepung, 3 unit
lapangan bola volly di Dusun Tompo Gunung dan Dusun Kalongan. Sarana lainnya
yaitu terdapat 5 lokasi makam yaitu Dusun Tompo Gunung, Dusun Bandungan
dan Dusun Mendiro. Dapat dilihat pada gambar 2.30 peta persebaran sarana RTH
Desa Kalongan.
Tabel II. 26 Jumlah Sarana RTH dan Olahraga Desa Kalongan Tahun 2018
Desa Sarana RTH dan Olahraga (unit)
Lapangan Lapangan Bola Lapangan
Makam
Kalongan Sepakbola volly Bulutangkis
1 3 2 5
Sumber : Kecamatan Ungaran Timur Dalam Angka, 2017
68
Sumber : Bappeda Kabupaten Semarang, 2011-2031
69
2.9.2 Prasarana
Prasarana merupakan sistem fisik yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi. Jaringan prasarana yang terdapat di
Desa Kalongan meliputi sistem jaringan jalan, jaringan energi listrik, jaringan
telekomunikasi, jaringan, persampahan, jaringan air bersih, jaringan sanitasi dan
jaringan drainase.
1. Jaringan Telekomunikasi
Menurut UU No.36 tahun 1999 Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian
perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam
bertelekomunikasi. Pendukung alat berkomunikasi yaitu BTS (Base Transceiver
Station) yang berfungsi untuk memfasilitasi komunikasi nirkabel antara piranti
komunikasi dan jaringan operator. Desa Kalongan memiliki 2 BTS, lokasinya yaitu
di Dusun Kalongan dan Dusun Rejowinangun. Kondisi dari kedua BTS tersebut
yakni baik dan terawat. Alat komunikasi yang digunakan oleh hampir seluruh
masyarakat Desa Kalongan yaitu telepon seluler dan kondisi sinyal untuk masing-
masing provider dapat terbilang cukup baik. Peta persebaran BTS dapat dilihat
pada gambar 2.37.
70
dan kondisi energi listrik. Sumber energi listrik yang digunakan oleh masyarakat
Desa Kalongan bersumber dari PLN, dengan voltase atau daya listrik yang
berbeda-beda disetiap rumah. Kondisi energi listrik di Desa Kalongan sudah
cukup baik, seluruh desa sudah teraliri listrik namun terkadang terjadi
pemadaman akibat perbaikan alat pendistribusian listrik. Hal ini dibuktikan
dengan adanya tiang listrik disetiap dusunnya. Tegangan listrik yang digunakan
oleh masyarakat Desa Kalongan rata-rata adalah 450 watt dan 900 watt, hanya
beberapa rumah saja yang sudah menggunakan 1300 watt. Desa Kalongan juga
memiliki jaringan SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) untuk
menyalurkan energi listrik dari pusat-pusat pembangkit yang jaraknya jauh
menuju pusat-pusat beban sehingga energi listrik bisa disalurkan dengan efisien.
3. Jaringan Jalan
Menurut UU RI No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan, Jalan adalah prasarana
transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapan-nya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan
tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori,
dan jalan kabel. Jalan sesuai dengan peruntukannya terdiri atas jalan umum dan
jalan khusus.Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan ke dalam jalan
arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan. Sedangkan menurut
statusnya, jalan dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan
kabupaten, jalan kota, dan jalan desa.
Jalan yang terdapat di Desa Kalongan yaitu jalan lokal dan lingkungan
dengan pengerasan aspal. Kondisi jalan di Desa Kalongan sudah cukup baik.
Beberapa jalan yang rusak sudah dilakukan perbaikan dengan melakukan
71
pengaspalan kembali. Selain aspal, terdapat pengerasan lain yaitu menggunakan
paving block. Jalan dengan pengerasan paving block ini terdapat di Perumahan
Bukit Pring Kurung di Dusun Glepung. Satu jalur jalan dibagi menjadi dua lajur
dengan menggunakan marka jalan. Untuk mengetahui jaringan jalan Desa
Kalongan dapat dilihat pada gambar 2.38 Peta jaringan jalan Desa Kalongan.
74
7. Jaringan Persampahan
Menurut UU RI No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, sampah
adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk
padat. Pengelolaan sampah di Desa Kalongan ada yang menggunakan bak sampah
di depan rumah dan diambil setiap 3 hari sekali menggunakan gerobak sampah.
Untuk sistem sampah yang diambil secara rutin ini dipungut biaya sebesar Rp.
15.000 perbulan. Ada juga masyarakat yang membuang sampah dipekarangan
rumahnya lalu dibakar.
Untuk memenuhi kebutuhan prasarana persampahan, Desa Kalongan
membangun tempat pembuangan sampah sementara. TPS atau tempat
pembuangan sampah sementara adalah tempat yang digunakan untuk
menampung sampah sampah dari masyarakat sementara untuk selanjutnya
diteruskan ke tempat pembuangan sampah akhir atau TPA. TPS yang terletak di
Dusun Mendiro ini di bangun pada bulan Oktober tahun 2018. Dan baru bisa
digunakan serah terima pembangunan TPS.
75
Sumber : Bappeda Kabupaten Semarang, 2011-2031
76
Sumber : Bappeda Kabupaten Semarang, 2011-2031
77
2.10 Perekonomian
Ekonomi merupakan aspek penting dalam suatu wilayah. Dengan adanya
perekonomian maka akan berpengaruh terhadap perkembangan suatu wilayah tersebut.
Perekonomian yang berkembang dengan baik akan mendukung kesejahteraan
masyarakat setempat. Perekonomian yang akan dibahas di Desa Kalongan antara lain
yaitu Kegiatan Perekonomian, APBDesa dan Pendapatan dan Pengeluaran Masyarakat.
2.10.1 Aktivitas Ekonomi
Perekonomian penduduk merupakan kegiatan ekonomi masyarakat untuk
meningkat perekonomian rumah tangga serta perekonomian wilayah tersebut. Berikut
merupakan gambaran mengenai kegiatan perekonomian di Desa Kalongan terdiri dari
pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, dan pariwisata.
A. Pertanian
Pertanian merupakan kegiatan pemanfaatan sumber daya alam yang
dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau
sumber energi serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Berikut ini hasil
produktivitas pertanian di Desa Kalonga.
Tabel II. 27 Hasil Produktivitas Berdasarkan Jenis Tanaman Desa Kalongan Tahun 2017
78
Tabel hasil produksi pertanian menunjukkan bahwa setiap dusun yang ada
di Desa Kalongan memiliki jumlah produksi panen yang berbeda. Jumlah produksi
pertanian paling banyak terdapat di Dusun Kalongan, dengan jumlah yaitu 119
ton dan menyumbang 19,6% hasil pertanian. Sedangkan dusun yang memiliki
hasil pertanian paling sedikit yaitu Dusun Rejowinangun yaitu sebesar 1,6 ton
atau sekitar 0,3%. Poduksi tanaman padi paling menonjol apabila dibandingkan
dengan tanaman yang lain, yaitu berjumlah 366,4 ton dan menyumbang 60,3%
hasil pertanian di Desa Kalongan. Hasil pertanian selanjutnya yaitu ubi kayu
sebesar 183,2 ton atau 30,1% dan produksi tanaman jagung sebesar 58,5 ton dan
menyumbang 9,6%.
B. Perkebunan
Perkebunan merupakan segala bentuk kegiatan yang mengusahakan
tanaman tertentu pada tanah atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang
sesuai, termasuk mengolah dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
permodalan dan manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pekebun dan
masyarakat. Desa Kalongan memiliki potensi dibidang pertanian maupun
perkebunan, dimana Desa Kalongan memiliki luas lahan yang didominasi oleh
lahan sawah. Perkebunan yang ada di Desa Kalongan terbagi menjadi 4 jenis yaitu
kelapa, kopi, kapuk, dan kakao. Berikut ini merupakan rincian hasil perkebunan
Desa Kalongan:
Tabel II. 28 Hasil Produktivitas Perkebunan Desa Kalongan Tahun 2017
79
Hasil Produksi Panen (ton)
No Dusun RW Jumlah (ton)
Kelapa Kopi Kapuk Kakao
RW 15
RW 11
12 Ngaliyan RW 10 3.75 1.2 3 0 7.95
Total 52.65 10.4 5.25 0.7 69
Sumber: Monografi Desa Kalongan, 2018
Tabel hasil perkebunan menunjukkan bahwa setiap dusun yang ada di Desa
Kalongan memiliki jumlah produksi panen yang berbeda. Jumlah paling banyak
terdapat di Dusun Kalongan dan Dusun Tompo Gunung, dengan jumlah yang
sama yaitu 10,75 ton dan menyumbang 15,6% hasil perkebunan. Dilanjutkan
Dusun Kajangan yang menyumbangkan 8,6 ton hasil perkebunan atau sekitar
12,5%. Poduksi tanaman kelapa paling menonjol apabila dibandingkan dengan
tanaman yang lain, yaitu berjumlah 52,65 ton dan menyumbang 76,3% hasil
pertanian di Desa Kalongan. Hasil perkebunan selanjutnya yaitu kopi sebesar 10,4
ton atau 15,1% dan produksi tanaman kapuk sebesar 5,25 ton dan menyumbang
7,6%. Sedangkan produksi perkebunan paling sedikit adalah kakao yaitu sebesar
0,7 ton atau 1%.
C. Peternakan
Peternakan merupakan kegiatan mengembangbiakkan dan
membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil. Kegiatan
peternakan di Desa Kalongan terbagi menjadi tiga jenis yaitu ayam, kambing, dan
sapi. Kegiatan peternakan sapi di Desa Kalongan dipelihara oleh masing-masing
rumah warga begitupun dengan ternak ayam dan kambing, jadi hanya beberapa
warga saja yang memiliki peternakan sapi, ayam dan kambing. Berikut ini
merupakan jumlah ternak di Desa Kalongan.
Tabel II. 29 Jumlah Ternak di Desa Kalongan Tahun 2017
Jenis Ternak
No Dusun RW Jumlah
Ayam Kambing Sapi
1 Dampu RW 1 476 84 30 590
2 Kajangan RW 2 868 75 25 968
3 Bandungan RW 3 568 60 17 645
4 Sipete RW 4 244 125 27 396
5 Sigude RW 5 144 140 23 307
6 Bulu RW 6 614 65 21 700
7 Mendiro RW 7 604 67 16 687
8 Kalongan RW 8 964 78 20 1.062
80
Jenis Ternak
No Dusun RW Jumlah
Ayam Kambing Sapi
RW 16
RW 17
RW 9
9 Glepung 780 161 47 988
RW 12
10 Topogunung RW 13 674 80 30 784
RW 14
11 Rejowinangun RW 15 320 45 15 380
RW 11
12 Ngaliyan RW 10 506 10 0 516
Total 6.762 990 271 8.023
Sumber: Monografi Desa Kalongan, 2018
Tabel hasil ternak menunjukkan bahwa setiap dusun yang ada di Desa
Kalongan memiliki jumlah ternak yang berbeda. Jumlah hewan ternak paling
banyak terdapat di Dusun Kalongan, dengan jumlah yaitu 1.062 ekor dan
menyumbang 13% hasil ternak. Hewan ternak yang paling menonjol bila
dibandingkan dengan ternak yang lain yaitu ayam dengan jumlah 6.762 ekor atau
84,3%. Hasil hewan ternak kambing berjumlah 990 ekor dan menyumbang12,3%
hasil peternakan di Desa Kalongan. Hasil ternak selanjutnya yaitu sapi sebesar
271 ekor atau 3,4%.
D. Perikanan
Kegiatan ekonomi perikanan merupakan kegiatan yang berhubungan
dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai
dari proses pra produksi, pengolahan dan sampai dengan pemasaran. Desa
Kalongan sebagian kecil masyarakatnya melakukan budidaya perikanan. Kolam
perikanan ada yang terdapat disekitar lahan sawah dan ada yang terdapat
disekitar rumah. Jenis ikan yang dikembangbiakkan yaitu jenis ikan air tawar,
diantaranya yaitu ikan nila dan lele. Berikut merupakan hasil observasi kegiatan
perikanan di Desa Kalongan tahun 2017
Tabel II. 30 Jumlah Hasil Perikanan Desa Kalongan Tahun 2017
Hasil Panen (Kg)
No Dusun RW Jumlah
Lele Nila
1 Dampu RW 1 10 0 10
2 Kajangan RW 2 650 37.5 687.5
3 Bandungan RW 3 225 12.5 237.5
4 Sipete RW 4 50 0 50
5 Sigude RW 5 200 25 225
81
Hasil Panen (Kg)
No Dusun RW Jumlah
Lele Nila
6 Bulu RW 6 30 0 30
7 Mendiro RW 7 105 0 105
RW 8
8 Kalongan RW 16 700 0 700
RW 17
RW 9
9 Glepung 200 0 200
RW 12
10 Topogunung RW 13 180 0 180
RW 14
11 Rejowinangun RW 15 0 0 0
RW 11
12 Ngaliyan RW 10 7.5 0 7.5
Total 2.357,5 75 2.432,5
Sumber: Monografi Desa Kalongan, 2018
Tabel hasil perikanan menunjukkan bahwa setiap dusun yang ada di Desa
Kalongan memiliki jumlah produksi ikan yang berbeda. Jumlah paling banyak
terdapat di Dusun Kalongan, dengan jumlah 700 kg dan menyumbang 28,8% hasil
perikanan. Walaupun begitu, Desa Kalongan tidak terlihat memiliki banyak kolam
ikan, namun ternyata banyak masyarakat yang memelihara ikan di sawah. Dusun
Kajagan menjadi dusun kedua yang menghasilkan ikan yaitu sebeasr 687,5 kg.
Produksi ikan lele yaitu sebesar 2357,5 kg dan menyumbang 96,9% hasil
perikanan. Sedangkan produksi ikan nila sebesar 75 kg atau 3,1%. Produksi ikan
lele lebih banyak jika dibandingkan dengan ikan nila, hal ini dikarenakan ikan lele
lebih mudah dikembangkan dan bisa bertahan hidup walaupun dengan
lingkungan/air yang kurang baik, oleh karena itu banyak masyarakat yang
membudidayakannya.
E. Pariwisata
Selain sektor yang disebutkan diatas, sektor pariwisata juga sebagai
pendorong perekonomian untuk Desa Kalongan. Sektor Pariwisata ini merupakan
rancangan baru sebagai pengembangan potensi Desa Kalongan, sehingga masih
beberapa wisata yang mengalami perkembangan dari segi sarana dan prasarana.
Adapun beberapa wisata yang cukup baik dalam pengembangan sarananya yaitu
Curug Gending Asmoro di Dusun Tompo Gunung, Cemara Sewu dan Curug Tdejo
Asmoro di Dusun Dampu,
82
Sumber : Hasil Observasi Kelompok, 2018
Gambar 2. 39 Objek Wisata Desa Kalongan
2.10.2 APBDes
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana
operasional tahunan dari program pemerintahan dan pembangunan desa yang
dijabarkan dan diterjemahkan dalam angka-angka rupiah, yang mengandung perkiraan
target, pendapatan dan perkiraan batas tertinggi belanja desa. Penjelasan mengenai
rincian Aggaran Pendapatan dan Belanja Desa Kalongan tahun 2018 adalah sebagai
berikut:
Tabel II. 31 APBDes Desa Kalongan Tahun 2018
83
A. Belanja Pemerintahan
Belanja atau pengeluaran di bidang pemerintahan meliputi beberapa hal
antara lain adalah biaya operasional kantor dan biaya kebutuhan pemerintah
lainnya. Berikut ini adalah rincian pengeluaran atau belanja aspek pemerintahan.
Tabel II. 32 Rincian Belanja Desa Aspek Pemerintahan Tahun 2018
84
Alokasi dana desa digunakan untuk pemberdayaan desa sebesar Rp
192.650.000. Kegiatan yang dilakukan dalam pemberdayaan tersebut meliputi
pelatihan aparatur pemerintah desa, pelestarian lingkungan, pembangunan
kesehatan masyarakat desa, rumah tidak layak huni dan kader pemberdayaan
masyarakat desa.
C. Belanja Pembinaan
Tabel II. 34 Belanja Desa Aspek Pembinaan Desa Kalongan Tahun 2018
85
Pembangunan Belanja (Rp)
11 Paving Ngaliyan 40.000.000
12 Sumur Bor Sigude 77.500.000
13 Drainase Mendiro 30.000.000
14 Drainase Kalongan 20.000.000
15 Jembatan Glepung 15.000.000
16 Talud Dampu 25.000.000
17 Bronjong Glepung 30.000.000
18 Talud Tompogunung 45.000.000
19 Talud Bulu 15.000.000
20 Talud Rejowinangun 30.000.000
21 Kampung Tematik Kajangan 10.000.000
22 Lorong Gardeng Kalongan 10.000.000
23 Gardu Pandang 58.600.000
24 Curug Gending Asmoro 15.500.000
25 TK Ananda 2 76.600.000
26 Pemeliharaan Gedung Kantor 4.923.000
27 Lapangan Voli Bandungan 5.000.000
Penguatan BUMDES (Launching Desa
28 13.825.300
Wisata)
29 Rubuha 7.400.000
30 Beton Dampu 200.000.000
31 Beton Kalongan 100.000.000
32 Benton Mendiro Sipete 50.000.000
33 Drainase Glepung 50.000.000
34 Jembatan Sipete 50.000.000
35 Jembatan Penghubung RW 3 dan RW 4 100.000.000
36 RTLH Ngatemin 10.000.000
TOTAL 1.449.348.300
Sumber : APBDes Desa Kalongan, 2018
86
rata pendapatan dan pengeluaran Desa Kalongan dapat diketahui bahwa setiap dusun
memiliki rata-rata pendapatan masyarakat yang berbeda. Hal tersebut dapat diakibatkan
karena berbagai faktor seperti mata pencaharian dan gaya hidup dari masyarakat
tersebut. Rata-rata pendapatan masyarakat di Desa Kalongan yaitu sekitar Rp 2.000.000.
Hal ini tidak lain karena masyarakat Desa Kalongan banyak yang bekerja sebagai
karyawan ataupun buruh pabrik, dimana rata-rata pendapatan mereka sesuai UMR
Kabupaten Semarang yaitu sekitar Rp 2.300.000 s.d Rp 2.458.333. Dari tabel pendapatan
masyarakay dapat dilihat bahwa terdapat beberapa dusun yang memiliki pendapatan
dibawah UMR Kabupaten Semarang, namun banyak juga dusun yang memiliki
pendapatan diatas UMR Kabupaten Semarang, hal ini didukung karena banyaknya
masyarakat yang bekerja sebagai karyawan ataupun buruh pabrik di Kecamatan Bergas.
Tabel II. 36 Pendapatan Masyarakat Desa Kalongan
Dusun RW Pendapatan
Dampu RW 1 Rp 2.000.000-Rp 2.500.000
Kajangan RW 2 Rp 2.000.000-Rp 3.000.000
Bandungan RW 3 Rp 1.500.000-Rp 2.500.000
Sipete RW 4 Rp 1.500.000-Rp 2.000.000
Sigude RW 5 Rp 1.500.000-Rp 2.000.000
Bulu RW 6 Rp 2.000.000-Rp 3.000.000
Mendiro RW 7 Rp 2.000.000-Rp 3.000.000
RW 8
Kalongan RW 16 Rp 2.000.000-Rp 3.000.000
RW 17
RW 9
Glepung Rp 1.500.000-Rp 2.500.000
RW 12
Tompo Gunung RW 13 Rp 1.500.000-Rp 2.500.000
RW 14
Rejowinangun RW 15 Rp 1.500.000-Rp 2.500.000
RW 11
Ngaliyan RW 10 Rp 1.500.000-Rp 2.500.000
Rata-Rata Rp 2.458.333
Sumber : Hasil Observasi Kelompok , 2018
87
wilayah tersebut. Hal tersebut berhubungan dengan interaksi sosial antar masyarakat,
dari interaksi tersebut akan menimbulkan suatu kebiasaan yang melekat oleh
masyarakat sehingga kerap di kenal sebagai kebudayaan. Kebudayaan tersebut dijadikan
sebagai ciri khas atas daerah itu sendiri. Namun ciri khas dari masing-masing wilayah
pun berbeda-beda bentuknya. Tradisi tersebut akan membentuk suatu budaya yang bisa
dilakukan sebagai kegiatan rutinitas.
2.11.1 Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan
dari alat ucap manusia. Mayoritas masyarakat Desa Kalongan beretnik Jawa sehingga
bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Jawa dan juga Bahasa Indonesia.
2.11.2 Tradisi
Tradisi atau kebiasaan adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan
menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara,
kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Desa kalongan terdapat 12 dhusun yang
memiliki tradisi yang beragam. Tradisi yang kerab dilakukan tiap dusun yaitu tradisi
sedekah dusun, tolak bala, jenang sinoman dan peringatan bulan-bulan tertentu seperti
(syuro, rejeb dan malam 17 agustus dan sebagainya).
88
Tabel II. 37 Organisasi Masyarakat Desa Kalongan
1. Karang Taruna
Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan
sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang
atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat
terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan terutama bergerak dibidang
usaha kesejahteraan sosial. Kegiatan karang taruna yang ada di Desa Kalongan
yaitu mendaur ulang sampah menjadi kreasi pernak-pernik, menjadi panitia
perlombaan 17 Agustusan, serta turut serta membantu gotong royong atau kerja
bakti yang dilakukan oleh lingkungan sekitar.
2. PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga)
Kegiatan yang dilakukan oleh PKK yaitu melakukan pelatihan atau
pembinaan, penyuluhan dan lomba-lomba untuk merealisasikan program kerja
yang dimiliki oleh PKK itu sendiri. PKK selalu mengadakan rapat rutin satu bulan
sekali untuk mambahas program kerja yang akan dilakukan dengan harapan
kegiatan tersebut dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.
3. TPQ
Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA/TPQ) adalah lembaga atau kelompok
masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan nonformal jenis keagamaan
Islam yang bertujuan untuk memberikan pengajaran membaca Al Qur’an sejak
usia dini, serta memahami dasar-dasar dinul Islam pada anak usia taman kanak-
kanak, sekolah dasar dan atau madrasah ibtidaiyah (SD/MI) atau bahkan yang
lebih tinggi. Kegiatan TPQ yang ada di Desa Kalongan yaitu mengaji setiap sore
hari. Biasanya dilakukan dari pukul empat hingga 5 sore. Dalam kegiatan mengaji
ini biasanya disertai dengan hafalan surat-surat dan praktek sholat.
89
BAB III
POTENSI DAN PERMASALAHAN WILAYAH
3.1 Potensi
Potensi dapat diartikan sebagai kemampuan, keunggulan , kekuatan maupun
daya yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan dan apabila dikembangkan
akan memberikan sebuah manfaat. Sehingga dapat diketahui potensi desa merupakan
kemampuan yang dimiliki oleh suatu desa yang memungkinkan untuk dikembangkan,
yang nantinya apabila berhasil dikembangkan akan memberikan manfaat untuk
masyarakat. Potensi dibagi menjadi dua yaitu potensi fisik maupun potensi non fisik.
Potensi fisik adalah segala potensi yang berkaitan dengan sumber daya alam yang ada
disuatu desa seperti tanah, air, lahan pertanian, peternakan, cuaca maupun iklim.
Sedangkan potensi non fisik adalah segala potensi yang berkaitan dengan masyarakat
desa dan tata perilakunya seperti lembaga desa, aparatur desa, adat istiadat dan budaya.
Potensi yang dimiliki oleh satu wilayah yang satu dengan wilayah lainnya tentu
berbeda. Sehingga proses identifikasi potensi yang dimiliki suatu desa sangatlah penting
dilakukan, hal ini dikarenakan potensi dapat meningkatkan perkembangan desa, apabila
mengetahui potensi dan kemudian dimanfaatakan secara optimal maka perkembangan
desapun akan menjadi optimal. Desa Kalongan memiliki potensi yang cukup besar, baik
dari potensi fisik maupun non fisik. Berikut ini merupakan tabel potensi dan masalah di
Desa Kalongan.
Tabel II. 38 Potensi dan Masalah Desa Kalongan
90
Aspek Potensi Masalah
Kemampuan lahan di Desa Kalongan
termasuk dalam kelas I yang resiko -
terhadap konservasi lahannya sedikit
Berpotensi terkena banjir, dan longsor,
Rawan Bencana -
dan angin ribut
Tingkat pendidikan penduduk di Desa
Jumlah penduduk usia produktif lebih Kalongan masih tergolong rendah
Demografi/Kepend
tinggi dibandingkan dengan usia non karena rata-rata pendidikan yang
udukan
produktif ditempuh penduduk Desa Kalongan
merupakan tamatan SD sederajat
Terdapat pusat-pusat pelayanan
Sarana terutama sarana pemerintahan yang -
terletak di Desa Kalongan
Aksesibilitas di Desa Kalongan terus Kurang terawatnya drainase sehingga
dilakukan perbaikan guna menunjang drainase yang sudah ada tidak berfungsi
kegiatan masyarakat dengan baik
Prasarana Dibangunnya tempat pembuangan Kebiasaan masyarakat yang membuang
sampah sementara di Desa Kalongan sampah ke sungai, pinggir jalan dan
sehingga nantinya dapat digunakan hutan, serta dilereng-lereng yang cukup
dengan baik oleh masyarakat curam
Pendistribusian mudah dilakukan Tidak mau membuat sebuah inovasi
karena letak Desa Kalongan yang baru dalam sektor pertanian sehingga
Sektor Pertanian & produk yang dihasilkan bersifat
cukup dekat dengan pusat-pusat kota,
Sektor Perkebunan monoton
seperti pasar Ungaran dan Kota
Semarang Kurang memperhatikan kualitas produk
Pengembangan Desa Wisata yang
Sektror Pariwisata -
berbasis Ekowisata
Sumber : Hasil Analisis Kelompok, 2018
Berdasarkan hasil analisis dari beberapa aspek fisik dan non fisik di Desa
Kalongan didapatkan beberapa potensi antara lain usia produktif tinggi, pengembangan
desa wisata, aksesibilitas yang mudah terutama untuk menuju pusat kota, adanya pusat
pelayanan pemerintahan tingkat kecamatan, sektor pertanian dan sektor perkebunan.
Berikut ini merupakan penjelasan mengenai potensi yang dimiliki Desa Kalongan.
A. Usia Produktif Tinggi
Berdasarkan hasil analisis kependudukan didapatkan bahwa usia produktif
di Desa Kalongan tergolong tinggi, dengan jumlah penduduk 8.449 jiwa yang
termasuk dalam usia produktif. Penduduk usia produktif di desa tersebut
memiliki potensi untuk bisa mengembangkan desa menjadi lebih maju baik dari
segi ekonomi maupun sosial karena jumlah tenaga kerja yang besar. Jika
penduduk usia produktif terus dikembangkan hard skill dan soft skill maka
penduduk usia produktif tersebut mampu mengembangkan kemampuannya,
sehingga dapat mendukung perekonomian desa.
91
B. Pengembangan Desa Wisata
Berdasarkan hasil wawancara Kepala Desa Kalongan diketahui bahwa pada
tahun 2018 Desa Kalongan menuju sebagai Desa Wisata, hal ini dapat dilihat
dengan terus dilakukan pengembangan potensi-potensi fisik dan non fisik seperti
tanaman-tanaman yang dapat menjadi daya tarik pengunjung, selain itu juga
membangun sarana dan prasarana penunjang di objek wisata. Pariwisata yang
dikembangkan di Desa Kalongan merupakan jenis pariwisata yang
memanfaatakan alam dan ketersediaan sumber air. Jenis pariwisata yang
terdapat di Desa Kalongan yaitu wisata air terjun yang dilengkapi dengan spot-
spot untuk foto yang sering disebut wisata Curug Gending Asmoro selain wisata
air terjun wisata alam yang memanfaatkan tumbuhan juga ada di Desa Kalongan
seperti Wisata Cemara Sewu dan wisata Alaska yang memanfaatkan pohon pinus
dan pohon karet sebagai objek wista utama dan juga spot-spot foto sebagai
sarana dan prasarana penunjang dari objek wisata tersebut . Pariwisata di Desa
Kalongan menjadi daya tarik bagi pengunjung desa, bahkan kecamatan sekitar,
hal ini dikarenakan paket wisata yang ditawarkan sangat menarik. Pengunjung
yang datang biasanya masyarakat sekitar hanya untuk berenang dan menikmati
pemandangan alam yang ada. Selain kedua objek wisata tersebut, saat ini
pemerintah desa sedang berupaya melekukan pembangunan wisata gardu
pandang yang memiliki jenis wisata pemandangan alam, pemerintah berencana
menyelesaikan pembangunan wisata gardu pandang tersebut pada tahun 2019
sehingga wisata tersebut dapat digunakan. Berikut ini merupakan gambar gardu
pandang di Desa Kalongan.
92
C. Aksesibilitas yang Mudah Menuju Pusat Kota
Aksesibilitas di Desa Kalongan tergolong mudah dan sangat strategis karena
Desa Kalongan merupakan desa yang dilewati oleh jalan lokal. Jalan lokal tersebut
merupakan jalan yang menghubungkan antar desa yang berbatasan dengan Desa
Kalongan. Berdasarkan hasil observasi tahun 2018 jalan di Desa Kalongan
kondisinya cukup baik, hal ini karena pada tahun 2018 pembangunan jalan di
Desa Kalongan terus dilakukan terutama akses menuju wisata yang telah
direncanakan, namun tidak hanya jalan menuju wisata perbaikan jalan juga
dilakukan dijalan yang memang membutuhkan perbaikan.
D. Pusat Pelayanan Pemerintahan
Pusat pelayanan pemerintahan di Desa Kalongan menjadi pusat pelayanan
pemerintahan tingkat kecamatan karena terdapat beberapa sarana yang melayani
skala kecamatan seperti Kantor Kecamatan Ungaran Timur, Kantor Polsek
Kecamatan Ungaran Timur, KUA, dan puskesmas. Adanya sarana yang melayani
skala kecamatan ini dapat didukung karena letak Desa Kalongan yang cukup
strategis dan juga didukung oleh aksesibilitas yang mudah dijangkau oleh
masyarakat di Kecamatan Ungaran Timur. Dengan adanya beberapa sarana
tersebut dapat dijadikan sebagai potensi Desa Kalongan karena akan
menumbuhkan aktivitas-aktivitas penunjang seperti perdagangan dan jasa,
semakin berkembangnya aktivitas perdagangan dan jasa tersebut maka dapat
membantu pemasukan atau pendapatan masyarakat di Desa Kalongan.
E. Sektor Pertanian dan Perkebunan
Sektor pertanian dan perkebunan menjadi salah satu potensi Desa
Kalongan, hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan lahan Desa Kalongan yang
didominasi lahan pertanian dan perkebunan, seluas 97.3 Ha lahan pertanian dan
lahan perkebunan seluas 486.3 Ha dari luas lahan total 863,3 Ha. Potensi sektor
pertanian dan perkebunan dipengaruhi sumber daya alam yang terdapat di Desa
Kalongan sangat mendukung untuk kegiatan sektor pertanian dan perkebunan
tersebut. Sumber daya alam yang mendukung lahan pertanian dan perkebunan di
Desa Kalongan diantaranya yaitu ketersediaan air yang cukup, jenis tanah yang
subur, dan curah hujan yang cukup tinggi. Curah hujan di Desa Kalonganyaitu
2000-2500 mm/tahun yang tergolong cukup tinggi sehingga mendukung sistem
perairan pertanian. Selain didukung dengan curah hujan yang cukup tinggi,
93
pertanian dan perkebunan Desa Kalongan didukung juga oleh jenis tanah yang
ada. Jenis tanah di Desa Kalongan yaitu latosol merah kuning dan medeterania,
dimana tanah latosol merah kuning memiliki karakteristik mineral yang tinggi
dan memiliki sifat lapisan atas gembur, memiliki permeabilitas sangat tinggi dan
memiliki derajat ketahanan struktur yang sedangkan tanah latosol merah kuning
memiliki karakteristik gembur, memiliki kandungan unsur hara dari rendah
sampai sedang, memiliki daya menahan air cukup baik dan tahan erosi. Sumber
daya alam yang mendukung untuk kegiatan pertanian, berpengaruh terhadap
produktivitas pertanian.
3.2 Masalah
Selain memiliki potensi yang dapat dikembangkan untuk mendukung
perkembangan desa, Desa Kalongan juga memiliki beberapa permasalahan yang dapat
menjadi kendala bagi perkembangan desa diantaranya yaitu:
A. Pemanfaatan Drainase yang Kurang Optimal
Berdasarkan hasil observasi kelompok kerja praktik tahun 2018 didapatkan
bahwa masalah utama di Desa Kalongan yaitu pemanfaatan drainase yang kurang
optimal. Drainase di Desa Kalongan termasuk kedalam drainase primer dan
sekunder dengan jenis terbuka. Dengan jenis drainase terbuka membuat kondisi
drainase tersebut buruk karena banyaknya sampah yang berada didalam
drainase sehingga saluran drainase pun tidak berfungsi secara optimal. Oleh
karena itu pemerintah desa perlu memberikan penegtahun tentang pentingnya
menjaga sarana dan prasaran umum terutama drainase di Desa Kalongan karena
jika drainase tidak berfungsi dengan baik akan memberikan dampak buruk bagi
penduduk Desa Kalongan seperti memicu terjadinya banjir yang dapat merugikan
masyarakat Desa Kalongan.
B. Kebiasaan Membuang Sampah Sembarangan
Kebiasaan membuang sampah pada tempatnya harus menjadi perhatian
dalam penanaman pada masyarakat yang terus beregenarasi agar mencintai
kebersihan lingkungannya dan terlepas dari masalah - masalah yang disebabkan
oleh sampah seperti banjir, penyakit gangguan pencernaan yang disebabkan oleh
kuman dan berbagai macam penyakit kulit. Berdasarkan hasil wawancara Kepala
Desa Kalongan didapatkan bahwa penyebab dari banyaknya sampah yang berada
di sungai dan pinggir-pinggir jalan disebabkan oleh kebiasaan masyarakat yang
94
membuang sampah sembarangan padahal tong-tong sampah sudah disediakan
dan juga pada Bulan Oktober 2018 sudah dibangun TPS di Dusun Mendiro
sebagai salah satu tempat penampungan sampah di Desa Kalongan.
C. Tanah Longsor
Bencana tanah longsor merupakan sebuah permasalahan yang masih sering
terjadi di beberapa dusun di Desa Kalongan. Bencana tanah longsor ini
disebabkan karena faktor alam. Faktor alam tersebut dikarenakan kondisi
beberapa dusun di Desa Kalongan berada di kelerengan yang cukup curam serta
intensitas curah hujan yang tinggi. Kondisi lahan yang banyak berbukit juga
mempercepat terjadinya longsor. Longsor ini terjadi di Dusun Ngaliyan, Dusun
Dampu, Dusun Tompo Gunung, dan Dusun Glepung. Permasalahan tanah longsor
ini perlu penanggulangan lebih lanjut agar dapat diminimalisir serta tidak
merugikan masyarakat.
D. Kualitas Sumber Daya Manusia Rendah
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kemampuan atau
keterampilan yang dimiliki manusia. Kualitas SDM dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan yang dimiliki oleh setiap manusia. Semakin tinggi tingkat pendidikan
individu atau manusia maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya
manusianya, sebaliknya apabila tingkat pendidikan lebih rendah maka kualitas
sumber daya manusianya juga rendah.
Berdasarkan hasil analisis kependudukan dan wawancara Kepala Desa
Kalongan didapatkan bahwa kualitas sumber daya manusia di Desa Kalongan
rendah, hal inipun dilihat dari rata-rata jumlah penduduk yang merupakan tidak
atau belum sekolah sampai dengan jumlah penduduk tingkat SLTP/sederajat
dengan total 8.993 jiwa yang berarti terdapat 74 % jumlah penduduk Desa
Kalongan memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Kualitas suatu penduduk
dapat berdampak pada pengembangan desa yang ada karena untuk
mengembangkan desa perlu adanya pemikiran-pemikiran yang dapat
membangun. Sedangkan di Desa Kalongan untuk melakukan suatu perubahan
untuk memajukan desa kearah yang lebih modern masih sulit dilakukan karena
pola pikir masyarakat yang masih kurang.
95
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adanya penyusunan Profil Desa Kalongan untuk menunjukkan tingkat
pembangunan desa yang secara berjenjang dan untuk mengetahui perkembangan Desa
Kalongan. Informasi yang didapat dari penyusunan Profil Desa dapat digunakan untuk
menyusun perencanaan program-program pembangunan Desa, membedakan jenis
program yang dibutuhkan sesuai tipologi dan masalah, serta mengembangkan
masyarakat sesuai potensi sosial dan fisik yang dimiliki desa. Rekomendasi untuk
pengembangan Desa Kalongan yaitu dengan mengembangakan Desa Kalongan menjadi
Desa Ekowisata, Mengadakan program nyata untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat mengenai pelestarian lingkungan dan perlu adanya suatu bimbingan dan
pelatihan yang otimal untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Desa
Kalongan.
Data Profil Desa perlu diperbaharui dilakukan dengan komitmen yang tinggi dari
perangkat Desa untuk menata kembali struktur pendataan, teknik pengumpulan dan
pengolahan serta analisis dan publikasi data Profil Desa. Data dan informasi masalah dan
potensi dapat diperoleh melalui Profil Desa atau website Profil Desa. Perlu dilaksanakan
upaya dalam memperbarui Profil Desa yaitu perlu dilakukan pelatiahan lanjutan dan
bimbingan teknis terhadap perangkat Desa dari Pemerintah Provinsi dan Kabupaten
unuk memaksimalkan pengumpulan dan pengolahan data untuk profil desa. Selain itu
melakukan kerjasama dengan Dinas Perhubungan dan Informasi Komunikasi untuk
melakukan publikasi data profil desa melalui website.
4.2 Rekomendasi
Rekomendasi merupakan suatu tindakan lanjutan yang harus dilaksanakan yang
didapatkan dari hasil analisis berupa masukan bagi instansi terkait yang dapat dijadikan
sebagai acuan dalam menanggulangi permasalahan yang ada di Desa Kalongan.
Rekomendasi dan saran tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Melakukan program pemberdayaan potensi pada sektor pertanian dan perkebunan
yaitu dengan kegiatan memberikan pelatihan budidaya pada pertanian dan
perkebunan.
2. Desa Kalongan memiliki banyak potensi terutama pada sektor pariwisata yang
meliputi wisata Curug Gending Asmoro, Cemara Sewu, Curug Tejo Asmoro dan juga
96
Hutan Karet Alaska sehingga perlu adanya bimbingan yang optimal dan
berkelanjutan untuk mengembangakan menjadi sebuah Desa Wisata.
3. Desa perlu memberikan program nyata yang memberikan teladan kepada
masyarakat Desa Kalongan agar dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
tidak membuang sampah sembarangan dan melakuakan kerja bakti sebagai upaya
peningkatan kesehatan masyarakat Desa Kalongan..
4. Desa perlu memberikan program peningkatan kemampuan dan profesionalisme
aparat pemerintah desa yaitu Kepala Desa dan Perangkat Desa, serta Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) dengan kegiatan yaitu:
- pelatihan atau bimbingan teknis tentang pengelolaan kekayaan desa,
penyusunan perencanaan pembangunan desa, pembentukan Badan Usaha Milik
Desa, kearsipan, administrasi dan keuangan desa, serta komputer, atau sesuai
kebutuhan.
- Kerjasama dengan Dinas Pemerintahan untuk mempermudah dalam pengelolaan
maupun publikasi Desa. Misalnya kerjasama dengan Dinas Perhubungan dan
Informasi Komunikasi untuk melakukan publikasi Profil Desa melalui website
resmi.
5. Desa harus mendorong generasi muda untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi baik pendidikan formal ataupun pendidikan khusus. Dengan
memberikan bantuan keuangan untuk masyarakat yang tidak mampu.
6. Menanggulangi masalah tanah longsor yang terjadi di Desa Kalongan maka perlu
dilakukan pembuatan gabion atau bronjong. Gabion atau bronjong yaitu kotakan
yang terbuat dari anyaman kawat baja berlapis seng yang pada penggunaannya diisi
batu-batu untuk mencegah erosi yang dipasang pada tebing-tebing, tepi-tepi sungai.
97
DAFTAR PUSTAKA
Adioetomo, Sri Moertiningsih., & Samosir, Omas Bulan. 2011. Dasar-Dasar Demografi.
Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Salemba Empat,
Jakarta.
Alistigna. 2015. ”Pengertian dan manfaat Topografi”. Dalam https://budisma.net.
Jakarta: Sains Teknologi Anonim.2014.”Pengertian Hukum Kesehatan Menurut
Para Ahli.” Dalam https://www.tesishukum.com.Diunduh pada tanggal 29 Juli
2018 Jam 20.34.
Anonim. 2016. “Pengertian Gapoktan” dalam https://www.sampulpertanian.com.
Diunduh pada tanggal 29 Juli. 2018.
Badan Standarisasi Nasional.2004. SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional.
Bakornas PB. 2007. Pedoman Penanggulangan Banjir Tahun 2007-2008. Jakarta.
Bitar.2016.”Pengertian dan Dampak Dinamika Penduduk Beserta Faktor yang
Mempengaruhinya Lengkap”. Dalam https://www.gurupendidikan.co.id. Diunduh
pada hari Selasa, 29 Juli 2018.
Budianto. 2015. “Pengertian Kelembagaan” dalam https://www.pengertianilmu.com.
Diunduh pada tanggal 29 Juli 2018.
BPS Kabupaten Semarang. 2014. Kecamatan Ungaran Timur Dalam Angka tahun 2014.
Diunduh pada tanggal 25 Juni 2018.
BPS Kabupaten Semarang. 2015. Kecamatan Ungaran Timur Dalam Angka tahun 2015.
Diunduh pada tanggal 25 Juni 2018.
BPS Kabupaten Semarang. 2016. Kecamatan Ungaran Timur Dalam Angka tahun 2016.
Diunduh pada tanggal 25 Juni 2018.
BPS Kabupaten Semarang. 2017. Kecamatan Ungaran Timur Dalam Angka tahun 2017.
Diunduh pada tanggal 25 Juni 2018.
Data Monografi Desa Kalongan Tahun 2017.
Data Monografi Desa Kalongan Tahun 2018.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2009. Undang-Undang Kesehatan tentang
Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Keuangan Daerah . Jakarta: Salemba Empat.
Hidayati, Wahyu dan Harjanto, Budi. 2003. Konsep Dasar Penilaian Properti. BPFE.
98
Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No.76/KPTS/Db/1999 tanggal 20 Desember
1999 Tentang Trotoar.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia nomor 27 Tahun 2007 tentang
Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Iindonesia nomor 114 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan Desa.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 07 Tahun 2006 Tentang Standarisasi Sarana dan
Prasarana Kerja Pemerintah Daerah. Jakarta : Menteri Dalam Negeri.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan
dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Replublik Indonesia No 12/PRT/M/2014 tentang
Penyenggaraan Sistem Drainase Perkotaan.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 12 Tahun 2009 Peraturan Pemerintah Nomor
101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 41 6/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-
syarat pengawasan kualitas air.
Peraturan Menteri Negera Lingkungan Hidup No 17 Tahun 2009 Tentang Pedoman
Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang Wilayah.
Rayes, M dan Lutfi. 2006. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. : Yogyakarta. 298.
Republik Indonesia. 2007. UU No.24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
Diunduh tanggal 18 Juni 2018, dari www.dpr.go.id.
Republik Indonesia. 2007. UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Diunduh
tanggal 18 Juni 2018, dari www.dpr.go.id.
Republik Indonesia. 1999. UU No.36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi. Diunduh
tanggal 18 Juni 2018, dari www.dpr.go.id.
Santoso, Hari. 2013. “Teori Dasar, Pengertian, Manfaat, dan Sejarah Penemuan Listrik”
dalam https://www.elangsakti.com. Diunduh pada tanggal 26 Februari. 2018.
Setiawan, Budi. 2015. “Pengertian Limbah”. Dalam https://ilmulingkungan.com Jakarta:
Ilmu Lingkungan.
SNI-03-1733-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan perumahan di
Perkotaan.
Surat Keputusan Menteri Pertanian No 837/KPTS/UM/11/1980 Tentang Kriteria Dan
Tata Cara Penentapan Hutan Lindung.
99
Tukidi. 2007. Meteorologi dan Klimatologi. Semarang: Jurusan Geografi FIS UNNES.
Ulwan, M Nashihun. 2014.”Proyeksi Penduduk.” Dalam https://www.portal-
statistik.com. Diunduh pada tanggal, 4 Agustus 2018.
Undang-Undang No. 6 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.
Undang-Undang No .6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara.
Undang-Undang No. 6 tahun 2014 Tentang Desa.
Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengolahan Sampah.
Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana.
Undang-Undang No. 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan.
Undang-Undang No. 36 Tahun 1999 Tentang Jaringan Telekomunikasi.
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan.
Undang-Undang No. 110 Tahun 2016 Tentang Badan Permusyawaratan Desa.
Wahyu. 2015. “Definisi Stratigrafi” dalam https://www.scribd.com. Diunduh pada
tanggal 4 Agustus 2018.
100